Kamis, 28 Juni 2018

Pesawat Bomber B-52 AS Bakal Dipasangi 'Ibu dari Semua Bom'

Pesawat Bomber B-52 AS Bakal Dipasangi Ibu dari Semua Bom
Pesawat pembom B-52 Stratofortress Amerika Serikat. Foto/US Air Force/REUTERS

WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) memodifikasi pesawat pembom (bomber) berat B-52 Stratofortress untuk membawa Massive Ordnance Air Blast (MOAB). MOAB lebih dikenal sebagai "ibu dari semua bom".

Bom non-nuklir paling kuat di gudang senjata AS itu memiliki nama resmi GBU-43/B MOAB. Senjata ini pernah jadi pemberitaan media internasional saat dijatuhkan di kamp teroris yang dikelola ISIS atau Daesh di wilayah Afghanistan pada 13 April 2017 lalu.

Angkatan Udara AS sedang mencari informasi mengenai sumber yang mungkin memiliki keahlian, kemampuan dan pengalaman untuk memenuhi persyaratan kualifikasi guna mengirim MOAB dengan pesawat B-52. Modifikasi itu tidak mudah, mengingat pesawat pembom itu merupakan salah satu peralatan militer tertua yang masih digunakan Pentagon.

Rencana AS itu muncul dalam dokumen Request For Information (RFI) tertanggal 21 Juni 2018.

Ketika "ibu dari semua bom" AS itu dijatuhkan pada tahun 2017, awak pesawat hanya melepaskan bom besar tersebut dari dudukannya di dalam pesawat kargo C-130. Selanjutnya, mereka membiarkan gravitasi dan pemandu satelit Global Positioning System melakukan sisa pekerjaan.

Menurut dokumen RFI, pesawat B-52 Stratofortress memiliki "keterbatasan" ketika digunakan untuk membawa senjata berat di bawah sayapnya. Untuk membawa amunisi yang lebih berat dari 5.000 pound, pesawat itu memerlukan modifikasi.

B-52 biasanya membawa sebagian besar senjata mereka di teluk senjata internal (internal weapons bay). Namun, panjang pintu hanya 28 kaki, sedangkan panjang MOAB mencapai 30 kaki.

"Ketika (tiang senjata eksternal saat ini) diperkenalkan, tidak ada persyaratan dan tidak ada orang yang memperkirakan perlunya membawa senjata yang lebih berat dari 5.000 pound," bunyi dokumen RFI, yang dilansir Sputnik, Rabu (27/6/2018).

"Tiang senjata eksternal baru perlu membawa banyak senjata di kelas 5.000 hingga 20.000 pound," lanjut dokumen dari pengadaan alat militer tersebut.

MOAB sejatinya memiliki pesaing, yakni senjata non-nuklir Rusia yang dijuluki "bapak dari semua bom" atau FOAB. Bom termobarik Moskow ini memiliki kekuatan sebesar 88.000 pon TNT, kira-kira empat kali dari kemampuan merusak MOAB.

Sekadar diketahui, B-52 juga bisa membawa senjata nuklir, yang ironisnya, jauh lebih kecil daripada berat MOAB. Meski demikian, kekuatan senjata nuklir ribuan kali lebih kuat dari MOAB. 




Credit  sindonews.com





AS Siapkan Sanksi pada Turki jika Nekat Beli S-400 Rusia



AS Siapkan Sanksi pada Turki jika Nekat Beli S-400 Rusia
Jenis sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia yang hendak dibeli Turki. Foto/REUTERS

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengancam akan memperkenalkan sanksi terhadap Turki jika nekat membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Washington merasa sulit memulihkan hubungan dengan Ankara jika pemerintah Presiden Tayyip Erdogan membeli sistem rudal canggih Moskow tersebut.

Ancaman itu disampaikan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia, Wess Mitchell, pada Selasa waktu Washington.

"Kami menegaskan bahwa (jika) Turki membeli S-400 akan ada konsekuensinya. Kami akan memperkenalkan sanksi dalam Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA)," kata Mitchell kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.

Senat AS telah mengesahkan rancangan undang-undang yang mengamanatkan pemerintah Donald Trump untuk memblokir pasokan pesawat jet tempur siluman F-35 ke Turki dengan alasan masalah keamanan nasional karena Ankara memutuskan untuk membeli S-400 Rusia.

RUU yang disahkan itu belum berkekuatan hukum tetap, sehingga produsen F-35; Lockheed Martin, menyerahkan dua jet tempur itu kepada perwakilan militer Turki di AS untuk latihan. Meski sudah diserahkan, kedua jet tempur itu akan ditahan Washington.

"Kami percaya bahwa kami memiliki otoritas hukum yang ada yang akan memungkinkan kami menahan transfer dalam keadaan tertentu, termasuk masalah keamanan nasional," kata Mitchell, seperti dikutip Sputnik, Rabu (27/6/2018).

Pada bulan April lalu, eksportir senjata negara Rusia, Rosoboronexport, mengatakan bahwa Moskow telah mulai memproduksi sistem rudal pertahanan S-400 untuk Turki.

Menurut Mitchell, Turki merupakan mitra yang teguh dalam upaya memerangi ISIS atau Daesh serta jadi komponen kekuatan yang dibutuhkan dalam mengimbangi Iran. "Kami berharap dapat bekerja sama dengan Presiden terpilih Erdogan mengenai tantangan-tantangan ini, juga memperjelas bahwa isu-isu dalam hubungan bilateral kita perlu diselesaikan," ujarnya.

Selain menentang pembelian S-400 Rusia, AS juga menuntut pemerintah Erdogan untuk membebaskan pastor Amerika, Andrew Craig Brunson. Pastor itu ditahan atas tuduhan spionase dan terlibat terorisme karena membantu kelompok Kurdi PKK dan Gülenist Terror Group (FETÖ).

"Kami juga mendorong Presiden Erdogan untuk segera menerapkan janji terbarunya untuk mecabut keadaan darurat Turki yang sedang berlangsung," kata Mitchell.

Seperti diberitakan sebelumnya, Erdogan dan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) menang pemilu presiden dan parlemen yang digelar hari Minggu. Dalam pemilu presiden, Erdogan meraih 52,6 persen suara.

Salah satu janji kampanye Erdogan adalah mencabut keadaan darurat yang diberlakukan setelah upaya kudeta 15 Juli 2016 gagal. Erdogan menuduh FETÖ dan pemimpinnya; Fethullah Gülen, ulama Turki yang tinggal di AS sebagai dalang dari upaya kudeta. Namun Gulen telah membantah tuduhan itu dan curiga upaya kudeta adalah rekayasa kubu Erdogan. 





Credit  sindonews.com




Korut Dilaporkan Masih Lakukan Pembangunan di Situs Nuklir


Korut Dilaporkan Masih Lakukan Pembangunan di Situs Nuklir
Ilustrasi. (Reuters/Thomas Peter)



Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan masih melakukan aktivitas pembangunan di sebuah fasilitas penelitian nuklirnya meski pemimpin tertinggi, Kim Jong-un, telah berkomitmen melucuti senjata penghancur massalnya itu.

Berdasarkan citra satelit baru-baru ini, kelompok pemantau Korut, 38 North, memaparkan ada sejumlah aktivitas yang terjadi di fasilitas nuklir terbesar di Korut di Yongbyon Utara.

"Dari pantauan citra satelit komersial sejak 21 Juni mengindikasikan bahwa ada perbaikan infrastruktur di Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon yang berjalan cukup pesat," bunyi pernyataan 38 North melalui situs resminya, Rabu (27/6).


Menurut kelompok berbasis di AS ini, Korut masih melanjutkan "operasi" di pabrik pengayaan uranium dan mendirikan beberapa instalasi baru di lokasi tersebut, termasuk membangun kantor insinyur teknik dan jalan menuju ke sebuah reaktor nuklir.

Meski begitu, 38 North menegaskan aktivitas-aktivitas ini "tidak boleh dikaitkan dengan janji Korut untuk melucuti senjata nuklirnya."

"Peneliti nuklir diperkirakan akan tetap melanjutkan kegiatannya seperti biasa sampai perintah tertentu dikeluarkan oleh Pyongyang," bunyi pernyataan 38 North.

Kim Jong-un berkomitmen menuju denuklirisasi sepenuhnya saat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura, 12 Juni lalu.

Meski begitu, banyak pihak menganggap pertemuan bersejarah Trump-Kim gagal menentukan definisi dan langkah konkret yang harus dilakukan Korut menuju perlucutan nuklir.

Trump mengklaim proses denuklirisasi akan berlangsung cepat dan bahkan sedang terjadi. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga mendorong diskusi lanjutan untuk memulai proses perlucutan nuklir.



Meski Korut tak pernah secara resmi menyatakan sepakat melucuti senjata nuklir sepenuhnya, negara tersebut telah menghentikan uji coba rudal hingga menghancurkan situs uji coba nuklirnya yang tertua, yakni Punggye-ri.

Pyongyang juga belakangan dikabarkan menyetop propaganda anti-AS yang selama ini dijulukinya sebagai "musuh imperialis."




Credit  cnnindonesia.com






Soal Klaim LCS, China Tolak 'Berdamai' dengan AS


Soal Klaim LCS, China Tolak Berdamai dengan AS
Presiden China Xi Jinping dan Menteri Pertahanan AS Jiim Mattis. Foto/Istimewa


BEIJING - Presiden China Xi Jinping mengatakan Beijing tidak akan membuat konsesi atas kepentingan utamanya. Hal itu dikatakan Jinping kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis.

Meski begitu, Jinping menyerukan hubungan yang lebih kuat antara militer kedua negara.

“Sikap kami tegas dan jelas dalam hal kedaulatan dan integritas teritorial China, bahwa kami tidak akan kehilangan satu inci pun dari tanah yang kami warisi dari nenek moyang kami, sementara kami tidak akan mengambil satu sen pun dari milik orang lain,” kata Xi kepada Mattis di Aula Besar Rakyat di Beijing seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis (28/6/2018).

Mattis mengunjungi China di tengah kritik tajam AS terhadap militerisasi pulau-pulau buatan di Laut China Selatan (LCS) dan ketegangan atas Taiwan. Kedua negara juga terlibat perselisihan perdagangan.

China mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, dan telah mulai memarjinalkan pos-pos di perairan yang dipersengketakan, yang dianggap AS sebagai upaya untuk mengendalikan rute perdagangan tersibuk di dunia. Akibatnya, angkatan laut AS telah melakukan operasi navigasi untuk menantang China.

Sementara itu, Beijing marah dengan peningkatan keterlibatan militer AS baru-baru ini dan janji-janji untuk mempersenjatai Taiwan, yang dianggap sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk dipersatukan kembali dengan kekuatan jika diperlukan.

Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional, yang baru-baru ini disahkan oleh Senat AS, mendorong militer AS untuk berpartisipasi dalam latihan dengan militer Taiwan. Pentagon juga dilaporkan mempertimbangkan mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan dan meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan.

Jinping, yang juga ketua Komisi Militer Pusat, mengatakan ia berharap militer China dan AS dapat meningkatkan komunikasi dan saling percaya, untuk memperdalam kerja sama dan mengelola risiko, dan membuat hubungan militer dengan militer menjadi stabilisator dalam hubungan bilateral.

"Memperkuat pertukaran antar-militer di semua tingkat akan membantu menurunkan skeptisisme dan mencegah kesalahpahaman, salah menilai atau insiden," katanya.

Komentar itu muncul setelah Pentagon membatalkan undangan untuk China ke latihan militer internasional yang dipimpin Amerika, Rim of the Pacific.

Mattis mengatakan AS memberi peringkat tinggi bagi hubungan militer dengan militer dengan militer China-AS dan AS ingin mengelola perbedaan dan risiko, menghindari konflik dan membuat hubungan antar-militer menjadi faktor konstruktif dalam hubungan bilateral.

"Ini adalah saat yang penting dalam sejarah China dan Amerika Serikat, saat kami menjalin hubungan kami," kata Mattis.

Mattis sebelumnya mengatakan AS akan bersaing dengan penuh semangat dengan China di LCS, menuduh Beijing melakukan militerisasi di wilayah yang disengketakan dengan cara "intimidasi dan paksaan". 


Jinping mengatakan kepada Mattis bahwa China akan tetap pada jalur pembangunan damai tanpa mencari ekspansi dan penjajahan, atau menyebabkan kekacauan di dunia.

Sebelumnya pada hari Rabu, Mattis bertemu dengan mitranya dari Cina Wei Fenghe dan memiliki "dialog yang disebutnya sangat terbuka dan jujur.

Wei mengatakan militer China akan secara tegas membela kedaulatan nasional, keamanan dan minat pembangunan.

Kedua menteri pertahanan juga membahas topik termasuk Taiwan, LCS dan denuklirisasi semenanjung Korea.

Ini adalah perjalanan pertama seorang kepala pertahanan AS ke China sejak 2014. Selanjutnya Mattis akan menuju ke Korea Selatan (Korsel).





Credit  sindonews.com






Cegah Intervensi China, Australia Segera Sahkan UU Baru

Cegah Intervensi China, Australia Segera Sahkan UU Baru
PM Australia Malcolm Turnbull menyinggung pengaruh China di negaranya. (AFP Photo/Peter Parks)


Jakarta, CB -- Australia diperkirakan akan meloloskan undang-undang baru pada Rabu (27/6), dalam rangka mencegah intervensi asing. Langkah ini kemungkinan besar semakin memperparah ketegangan dengan China.

Meniru peraturan serupa di Amerika Serikat, Australia akan mewajibkan para pelobi asing untuk mendaftarkan diri, dan membuat mereka sah untuk didakwa jika dianggap ikut campur urusan dalam negeri.


Perdana Menteri Malcolm Turnbull tahun lalu menyebut langkah ini didorong oleh "laporan mengganggu soal pengaruh China."

China telah menampik tudingan ikut campur dalam urusan Australia, tapi kekhawatiran soal donasi politik dari negara tersebut dan hubungan antara para anggota parlemen dann pengusaha Tirai Bambu semakin menguat di Negeri Kangguru.



"Akhirnya ini persoalan apakah China disebut langsung ketika undang-undang diloloskan. China tidak akan mau lagi-lagi dituding," kata James Larenceson, wakil direktur Institut Hubungan Australia-China di University of Technology Sydney.

Paket legislasi sebelum sampai ke Senat termasuk UU Skema Transparansi Perngaruh Asing, yang mewajibkan pendaftaran pelobi pemerintah asing.

Sementara itu sebuah amandemen memperluas potensi pidana untuk mendakwa para agen yang dianggap ikut campur urusan negara.

Setelah diloloskan oleh kamar bawah parlemen, paket itu diperkirakan akan lolos di Senat, di mana pihak oposisi telah menyatakan dukungan.

UU lain yang tengah digodok, yang melarang donasi politik asing, masih belum dibahas di kamar bawah.

Perseteruan diplomatik antara Australia dan China telah memengaruhi sebagian dari perdagangan dua arah yang bernilai $125 juta.




Credit  cnnindonesia.com









Israel Resmi Cabut Larangan Berkunjung Bagi Warga Indonesia


Massa dari Komite Solidaritas Palestina - Yaman melakukan aksi peringatan hari Al-Quds Internasional di depan Kedutaan Besar AS, Jakarta, Jumat, 8 Juni 2018. Aksi bela Palestina semakin marak dilakukan menyusul klaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS pada akhir 2017. TEMPO/Amston Probel
Massa dari Komite Solidaritas Palestina - Yaman melakukan aksi peringatan hari Al-Quds Internasional di depan Kedutaan Besar AS, Jakarta, Jumat, 8 Juni 2018. Aksi bela Palestina semakin marak dilakukan menyusul klaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS pada akhir 2017. TEMPO/Amston Probel

CB, Jakarta - Israel resmi membatalkan larangan berkunjung bagi pemegang paspor Indonesia. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pembatalan dilakukan setelah dilakukan kontak antara pemerintah Israel dan saluran internasional.

Selain membatalkan larangan berkunjung bagi pemegang paspor Indonesia, Israel juga mencabut pembatasan kunjungan oleh warga Israel ke Indonesia.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Emmanuel Nahshon mentweet pada Rabu pagi, 27 Juni 2018: "Setelah kontak diam-diam antara kedua negara melalui saluran internasional, pembatasan visa pada wisatawan Indonesia ke Israel dicabut, bersamaan dengan pencabutan pembatasan oleh Indonesia terhadap wisatawan Israel. Kabar baik."

Israel melarang pemegang paspor Indonesia memasuki negara itu pada 9 Juni lalu sebagai tanggapan atas keputusan Indonesia untuk menolak visa 53 warga negara Israel. Langkah ini diambil Indonesia sebagai protes atas penggunaan kekuatan bersenjata Israel terhadap para pengunjuk rasa Palestina di Jalur Gaza yang mengakibatkan 135 orang demonstran tak bersenjata tewas dan melukai lebih dari 13.000 orang lainnya.
Pembatalan larangan kunjungan bagi pemegang paspor Indonesia juga karena protes dari pelaku usaha tur dan travel Israel yang mengklaim merugi jika larangan itu diberlakukan. 




Credit tempo.co




192 Personel Militer terkait Kudeta



Turki Tahan 192 Personel Militer terkait Kudeta
Ilustrasi penangkapan pendukung Fethullah Gulen oleh aparat Turki. (Olcay Duzgun/Dogan News Agency/via Reuters)


Jakarta, CB -- Pihak berwenang Turki memerintahkan penahanan 192 personel militer dalam operasi mengincar pendukung ulama Fethullah Gulen yang dituding mengotaki upaya kudeta 2016 dan kini mengasing di Amerika Serikat.

Kantor kejaksaan, dikutip Reuters pada Rabu (27/6), menyatakan seorang mantan brigadir jenderal dan 30 pilot termasuk di antara 99 anggota angkatan udara yang diancam dakwaan jaksa Ankara dan tersebar di 20 provinsi lain.


Kejaksaan juga menyatakan para tahanan diduga berhubungan dengan jaringan Gulen dan berkomunikasi secara rutin melalui telepon umum, metode yang diyakini digunakan para pendukung kelompok itu.

Dalam serangkaian operasi terpisah, pihak berwenang memerintahkan penahanan 93 personel angkatan darat, laut dan penjaga pantai, kata kantor berita Anadolu.



Aparat rutin menggelar operasi sapu bersih terhadap orang-orang yang diduga mendukung Gulen sejak upaya kudeta Juli 2016. Gulen, yang mengasing di Pennsylvania sejak 1999, menampik terlibat dalam peristiwa yang menewaskan 250 orang itu.

Pada Selasa, pihak berwenang memerintahkan penahaan 132 orang dari seluruh penjuru negeri.

Secara keseluruhan, Turki telah menahan sekitar 160 ribu orang dan memecat ratusan ribu pegawai lainnya usai upaya kudeta, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di antaranya, 50 ribu orang telah resmi didakwa dan dipenjara selama proses sidang.

Sekutu-sekutu Barat mengkritik Turki atas skala operasi itu.

Pengkritik Presiden Tayyip Erdogan menudingnya menggunakan kudeta sebagai alasan untuk memberangus penentang. Turki menyatakan langkah itu diperlukan untuk memerangi ancaman keamanan nasional.

Erdogan mendapatkan lima tahun masa jabatan tambahan dalam pemilu pada Minggu kemarin. Dia juga mendapatkan banyak kewenangan baru di bawah reformasi kosntitusi yang mulai berlaku usai pemilihan.




Credit  cnnindonesia.com








PBB: Pasukan Keamanan Kongo Lakukan Kejahatan Kemanusiaan


Demonstrasi di Kinshasa, Republik Kongo.
Demonstrasi di Kinshasa, Republik Kongo.
Foto: AP Photo/John Bompengo

Mereka diduga melakukan kekejaman, seperti mutilasi dan pemerkosaan.



CB, JENEWA -- Pasukan keamanan Kongo serta milisi dengan sengaja membunuh warga sipil, termasuk anak-anak. Mereka juga melakukan kejahatan kemanusiaan dan memicu terjadinya perang. Hal itu disampaikan para penyelidik hak asasi manusia PBB, Selasa (26/7).


"Setelah penyelidikan di wilayah Kasai Republik Demokratik Kongo, Tim Ahli Internasional yang ditunjuk Dewan Hak Asasi Manusia mengatakan mereka percaya sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan keamanan, milisi Kamuina Nsapu dan Milisi Bana Mura sejak 2016 merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang," kata penyelidik PBB dalam sebuah pernyataan dilansir di Anadolu.

Dia mengatakan pasukan keamanan Kongo, milisi Kamuina Nsapu, dan milisi Bana Mura dengan sengaja membunuh warga sipil, termasuk anak-anak. Mereka diduga melakukan kekejaman, seperti mutilasi, pemerkosaan dan bentuk lain dari kekerasan seksual, penyiksaan, dan pemusnahan," ujarnya.


Milisi Kamuina Nsapu juga merekrut anak-anak, anak perempuan dan anak laki-laki sehingga para ahli mengatakan serangan itu dilakukan terhadap warga sipil dari beberapa kelompok etnis secara umum dan sistematis yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Menurut ahli PBB, beberapa pelanggaran yang dilakukan bisa juga menjadi penganiayaan berdasarkan etnis. Kejahatan dan kehancuran terus terjadi dua tahun setelah konflik dimulai mengakibatkan perpindahan orang, dan perbudakan perempuan.


Menurut PBB, krisis Kasai telah menyebabkan pemindahan internal sekitar 1,4 juta orang yang tetap dalam situasi yang sangat genting, 35 ribu orang lainnya telah melarikan diri ke Angola, sekitar 3,2 juta orang terus mengalami ketidakamanan pangan, dan tingkat kekurangan gizi, terutama untuk anak-anak sangat tinggi.






Credit  republika.co.id




Lebih dari 200 Orang Tewas Akibat Kekerasan di Nigeria



Peta Nigeria
Peta Nigeria
Foto: Aljazeera

Kekerasan komunal di Nigeria sedang meningkat



CB, JOS -- Lebih dari 200 orang tewas dalam peristiwa kekerasan yang terjadi di negara bagian Plateau, Nigeria pada pekan lalu. Otoritas negara bagian setempat mengatakan, jumlah tersebut meningkat drastis dari jumlah sebelumnya sebanyak 86 korban.

"Serangan itu sangat mengganggu karena meninggalkan bekas luka dari 200 orang yang ditinggalkan," kata Gubernur negara bagian Plateu Simon Lalong dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari.

Menurut Lalong, kekerasan yang terjadi pekan lalu itu menjadi peristiwa paling berdarah tahun ini dalam kerusuhan komunal yang kerap terjadi di negara tersebut. Dia mengatakan, kekerasan komunal di Nigeria juga tengah meningkat.

Lalong melanjutkan, serangan seperti yang terjadi pada akhir pekan lalu itu secara luas dikaitkan dengan siklus konflik yang telah berlangsung puluhan tahun antara petani dan penggembala semi-nomaden. Dia mengatakan, penyebab konflik sebagian disebabkan oleh persaingan untuk lahan subur.

Konflik tersebut telah menjadi masalah menyangkut lintas etnis dan agama. Lalong mengatkaan, Kekerasan kerap dilakukan oleh penggembala dari kelompok etnis Fulani, yang sebagian besar adalah Muslim dan petani Kristen dari suku lain.

Kekerasan di berbagai negara bagian yang berada di kawasan Middle Belt Nigeria kini telah menewaskan lebih banyak orang tahun ini daripada gerilyawan di timur laut Nigeria. Masalah keamanan nasional telah menjadi isu utama bagi presiden Buhari yang ingin melanjutkan kekuasaanya di Nigeria melalui pemilu pada Februari nanti.



Credit  republika.co.id






PBB Tuding Koalisi Saudi Dalang Kematian Anak-Anak Yaman


Anak-anak di Yaman menderita gizi buruk dan kelaparan karena blokade yang dilakukan koalisi Arab Saudi.
Anak-anak di Yaman menderita gizi buruk dan kelaparan karena blokade yang dilakukan koalisi Arab Saudi.
Foto: Ali Ashwal/Save the Children

Dari 552 orang tewas di Yaman, 370 di antaranya adalah anak-anak



CB, JAKARTA -- Sebuah koalisi pimpinan Saudi bertanggung jawab atas lebih dari setengah kematian anak-anak dan yang terluka di Yaman pada perang tahun lalu. Itu diungkapkan oleh sekretariat PBB pada laman Aljazirah Rabu (27/6).


Laporan tahunan itu menyoroti anak-anak yang menjadi korban di seluruh dunia, menemukan bahwa total 1.316 anak tewas dan cacat di negara termiskin di Arab pada 2017. Arab Saudi, bersama dengan beberapa negara Arab lainnya, meluncurkan kampanye militer pada tahun 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang bertujuan untuk menggulingkan kemajuan yang dibuat oleh pemberontak Houthi setelah mereka menyerbu banyak negara pada tahun 2014.


Sebagian besar negara telah menarik pasukannya dari koalisi dukungan AS, dengan hanya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan serangan di Yaman. Laporan PBB disusun oleh staf Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dan diserahkan ke Dewan Keamanan pada Senin malam.


Ini memverifikasi bahwa dari 552 anak-anak yang tewas (398 anak laki-laki, 154 perempuan), mayoritas dikaitkan dengan koalisi, yang juga disalahkan atas 300 cedera anak-anak. Kaum Houthi bertanggung jawab atas 83 anak yang tewas dan 241 orang terluka; kelompok Perlawanan Populer yang pro-pemerintah untuk 41 korban; pasukan internasional lainnya berjuang untuk pemerintah Yaman untuk 19 korban; Alqaidah di Jazirah Arab (AQAP) untuk 10 korban; dan Angkatan Bersenjata Yaman, di antara pihak-pihak lain, untuk empat korban.


"Lima puluh satu persen dari total 1.316 korban jiwa disebabkan oleh serangan udara," kata laporan itu.


Laporan itu juga menuduh Houthi maupun koalisi Saudi telah merekrut tentara anak berusia 11 tahun. Sebagian besar anak-anak berusia antara 15 dan 17 tahun, dan hampir dua pertiga dari mereka (534) bertempur di jajaran kelompok milisi Houthi.


Prajurit anak biasanya digunakan untuk mengawasi pos-pos pemeriksaan dan gedung-gedung pemerintah, patroli, atau untuk mengambil makanan dan air dan membawa peralatan ke posisi militer. Jumlah mereka yang berperang untuk berbagai pihak adalah 76.


Selain Yaman, laporan itu juga mengatakan bahwa jumlah kasus rekrutmen dan penggunaan anak-anak yang terverifikasi di Somalia (2.127), Sudan Selatan (1.221), Republik Arab Suriah (961) bertahan pada tingkat yang mengkhawatirkan. Di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah, perekrutan tentara anak meningkat empat kali lipat menjadi 299 dibandingkan tahun 2016, dengan 196 anak laki-laki dan 103 anak perempuan, yang paling muda berusia delapan tahun.





Credit  republika.co.id




Qatar: Krisis Teluk hancurkan kestabilan regional


Qatar: Krisis Teluk hancurkan kestabilan regional
Wakil Tetap Qatar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Alya Ahmed bin Saif Ath-Thani. (un.org)




Doha (CB) - Qatar kembali menyatakan bahwa krisis yang berkecamuk di kawasan Teluk, yang dipaksakan atas Doha oleh sejumlah negara tetangganya, merupakan kebijakan tak bertanggung-jawab dan menghancurkan kestabilan regional, demikian laporan Kantor Berita Qatar (QNA).

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Wakil Tetap Qatar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Alya Ahmed bin Saif Ath-Thani sebelum menghadiri pertemuan resmi Dewan Keamanan (DK) PBB, Selasa (26/6).

Utusan Qatar tersebut mengatakan pemblokiran negara tidak memperhitungkan pemeliharaan sistem Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)., bahkan berlanjutnya krisis saat ini akan mengancam keamanan dan kestabilan Wilayah Timur Tengah.

Wanita diplomat itu menegaskan bahwa Qatar menyampaikan kembali seruannya bagi dialog antara semua pihak guna menyelesaikan pertikaian di kawasan Teluk, dan memuji upaya penengahan yang dipelopori oleh Kuwait.

Ia juga memperingatkan mengenai bahaya dari penggunaan dunia maya untuk mengancam keamanan dan kedaulatan negara, yang menjadi salah satu ancaman utama yang mengakibatkan meletusnya krisis di kawasan Teluk.

Pada 5 Juni 2017, empat negara di Wilayah Teluk, yakni Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar, karena menuduh Qatar mendukung terorisme dan merusak kestabilan wilayah.

Namun, pihak Doha telah membantah tuduhan tersebut, dan menyebutnya "tidak dapat dibenarkan" dan "tanpa dasar", demikian laporan kantor berita Xinhua China.



Credit  antaranews.com






Militer Suriah capai prestasi penting dalam pertempuran di Suriah selatan


Militer Suriah capai prestasi penting dalam pertempuran di Suriah selatan
Dokumentasi tentara Suriah. (REUTERS/Omar Sanadiki)



Damaskus, Suriah (CB) - Militer Suriah membuat kemajuan penting dalam pertempuran melawan gerilyawan di Provinsi Daraa, di Suriah Selatan, Selasa (26/6).

Militer merebut Daerah Al-Lajat di pinggir timur-laut Daraa, dan Kota Kecil Busr Al-Harir di pinggir timur, kata media setempat.

Merebut Busr Al-Harir telah memungkinkan militer Suriah menghubungkan daerah yang dikuasainya di Daraa Timur dengan daerah di pinggir barat Provinsi Sweida, yang berdekatan.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia mengatakan kemenangan itu terjadi setelah "ratusan serangan udara Rusia" ditujukan ke daerah yang dikuasai gerilyawan di Daraa.

Sejak awal operasi militer di bagian selatan pekan lalu, militer Suriah telah memusatkan perhatian pada perebutan kembali Daerah Busr Al-Harir karena kepentingan logistiknya.

Kota kecil tersebut terletak di tengah antara daerah yang dikuasai pemerintah di Provinsi Sweida --yang berdampingan-- dan daerah yang dikuasai pemerintah di Daraa.

Merebut Busr Al-Harir juga memungkinkan militer mengepung beberapa daerah di pinggir timur-laut Daraa, terutama setelah juga merebut Al-Lajat.

Pendekatan ini disebut "taktik menggigit", yang digunakan militer untuk memutus daerah yang dikuasai gerilyawan untuk mengucilkan mereka satu-sama-lain untuk memudahkan penyerbuan terhadap mereka dalam tahap selanjutnya.

Sementara itu, kantor berita resmi Suriah, SANA, menyatakan militer mulai menyediakan tameng tembakan buat personel Angkatan Bersenjata yang bergerak maju di sektor tenggara Daraa.

Ditambahkannya, pasukan tersebut berjuang untuk memutus jalur pasokan gerilyawan antara Daraa dan perbatasan Jordania.

Gerilyawan Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, di Daraa menghalangi upaya perujukan antara pasukan pemerintah dan kelompok gerilyawan lain dengan melancarkan serangan bunuh diri terhadap pos militer Suriah di Daraa, kata SANA.

Pertempuran di Suriah Selatan juga meliputi daerah di pinggir Provinsi Sweida, dan Provinsi Quneitra di dekat Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel.

Militer Suriah telah mempersiapkan operasi untuk membebaskan Daraa, Sweida, dan Quneitra di Suriah Selatan, setelah sepenuhnya mengamankan Ibu Kota Suriah, Damaskus, dan pinggirnya selama beberapa bulan belakangan.

Namun situasinya rumit, sebab banyak daerah di Suriah Selatan seperti Provinsi Daraa, di dekat Jordania dan Dataran Tinggi Golan, termasuk di dalam zona penurunan ketegangan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang didukung masyarakat internasional.






Credit  antaranews.com






Palestina kutuk serangan oleh pemukim Yahudi

Palestina kutuk serangan oleh pemukim Yahudi
Siswa putri mengikuti kelas di sebuah tenda di lokasi sekolah mereka setelah pasukan Israel menghancurkan bangunan yang biasa digunakan untuk kelas, di selatan Hebron, wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, Selasa (10/4/2018). (REUTERS/Mussa Qawasma)




Ramallah (CB) - Kementerian Luar Negeri Palestina pada Selasa (26/6) mengutuk serangan oleh pemukim Yahudi terhadap orang Palestina dan tempat suci mereka, serta menilai Pemerintah Israel bertanggung-jawab atas serangan itu.

Saat ini Pemerintah Israel melihat kesempatan untuk melakukan rencana perluasan kolonial, termasuk penuntasan Judaisasi atas Jerusalem, perluasan permukiman, serta makin menghapuskan kehadiran Palestina dari wilayah pendudukan, demikian pernyataan Kemenlu Palestina, layaknya dikutip kantor berita Xinhua China.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah bentrokan pada malam hari antara orang Palestina dan pasukan Israel tepat setelah pemukim memasuki Kota Nablus di Tepi Barat Sungai Jordan dan melakukan upacara di Makam Nabi Yusuf AS, tempat yang dipandang suci oleh kedua pihak.

Beberapa sumber medis mengatakan lebih dari 35 orang Palestina, termasuk seorang wartawati dan seorang anak kecil, cedera oleh tentara Israel yang menembakkan peluru berlapis karet dan peluru aktif, gas air mata serta granat kejut untuk membubarkan orang Palestina.

Pemukim Yahudi juga menyerang warga sipil Palestina dan kendaraan mereka di Desa Burqa.

Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Amerika Serikat mendukung Israel, dan membiarkan pemukim Yahudi melancarkan provokasi dan kekerasan terhadap orang Palestina dan tempat suci mereka".

Palestina juga menyeru ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) agar "mempercepat pelaksanaan mekanisme hukum internasional dan prosedur untuk mengaktifkan sistem perlindungan internasional sebelum terlalu terlambat".



Credit  antaranews.com

Perkuat Militer, Israel Terima Lagi 3 Jet Tempur Siluman F-35 AS


Perkuat Militer, Israel Terima Lagi 3 Jet Tempur Siluman F-35 AS
Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Israel menerima lagi tiga jet tempur canggih tersebut. Foto/REUTERS


TEL AVIV - Israel menerima lagi tiga jet tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin. Ketiga jet tempur generasi kelima Amerika Serikat (AS) ini diperoleh saat pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tengah memperkuat militernya.

Sebelumnya, sekutu utama Washington itu sudah menerima sembilan unit F-35. Dengan demikian, negara yang masih berkonflik dengan Palestina ini memiliki 12 unit jet tempur yang jadi kebanggan NATO tersebut.

Selusin jet tempur canggih itu akan membentuk Skuadron Golden Eagle milik Angkatan Udara Israel (IAF).

"Jet baru akan mulai mengambil bagian dalam kegiatan operasional IAF dalam waktu singkat," kata IAF dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Express, Selasa (26/6/2018).

Bulan lalu, komandan IAF Amikam Norkin mengungkapkan jet tempur F-35 telah digunakan untuk serangan udara pada dua kesempatan sejauh ini.

"Angkatan Udara Israel telah dua kali melakukan serangan dengan F-35, pada dua front yang berbeda," ujarnya. "Saya pikir kami adalah yang pertama menyerang dengan F-35 di Timur Tengah, saya tidak yakin tentang area lain."

Militer Israel kemudian mengklaim bahwa mereka sebagai pengguna pertama jet F-35 untuk operasional di dunia, tidak hanya di Timur Tengah.

Norkin tidak menyebutkan kapan kedua serangan itu terjadi, tetapi dia mengatakan bahwa pesawat canggih itu tidak melakukan serangan selama pemboman Israel terhadap target Iran di Suriah pada 10 Mei lalu.

Jet tempur F-35 generasi kelima telah dicap sebagai "game-changer" oleh militer Israel, tidak hanya karena kemampuan stealth dan ofensifnya, tetapi juga karena kemampuannya untuk menghubungkan sistemnya dengan pesawat lain dan menciptakan pembagian jaringan informasi.

IAF telah mengonfirmasi akan membeli setidaknya 50 jet tempur F-35 dari kontraktor pertahanan AS, Lockheed Martin. Namun, tidak jelas apakah negara itu akan mendapatkan sebanyak itu.

Meski demikian, pembelian pesawat canggih itu mendapat kritik karena harganya terlalu mahal. Masing-masing sekitar USD100 juta.

Komite Luar Negeri dan Pertahanan Knesset (Parlemen) pernah merilis laporan yang menyerukan Angkatan Bersenjata Israel untuk melakukan "analisis alternatif" yang mungkin menawarkan opsi baru untuk IAF, yang tidak termasuk membeli lebih dari 50 jet F-35.

"Dengan semua keterbatasan yang ada, kita tidak dapat mengabaikan kebutuhan untuk secara teliti menilai wajah masa depan, terutama yang berkaitan dengan platform tempur udara, yang sangat mahal, kritis dan tunduk pada teknologi yang berubah dengan cepat," bunyi laporan tersebut. 





Credit  sindonews.com




Tembakkan 12 Roket ke Israel, Militan Palestina: Bom Dibalas Bom


Tembakkan 12 Roket ke Israel, Militan Palestina: Bom Dibalas Bom
Serangan beberapa roket dari Gaza dengan target wilayah Israel. Foto/Times of Israel/Ist


GAZA - Kelompok militan Palestina, termasuk faksi dari Hamas dan Jihad Islam, mengaku bertanggung jawab atas tembakan 12 roket ke wilayah Israel pada Selasa malam. Dari 12 roket yang ditembakkan, tiga di antaranya dihalau oleh sistem anti-rudal Iron Dome.

"Semua pemboman akan dibalas dengan pemboman; kami tidak akan menerima serangan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang berkelanjutan," kata kelompok militan itu dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan Rabu (27/6/2018) sore.

IDF mengonfirmasi sebanyak 12 roket ditembakkan ke Israel dari Gaza. Tiga di antaranya dihalau sistem Iron Dome, sedangkan sisanya tidak dijelaskan posisi pendaratannya. IDF juga tidak merinci dampak serangan belasan roket tersebut.

Menurut IDF, militer telah menargetkan dua basis Hamas di Gaza dengan dua pesawat jet tempur dan tank. Salah satu pesawat menyerang mobil di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza yang dituduh dikemudikan operator penerbangan layang-layang api yang membakar lahan petani di Israel selatan.

Selanjutnya, IDF menembaki orang-orang Palestina yang sedang mengungsi di Jalur Gaza utara. Satu orang terluka dan telah dievakuasi ke fasilitas medis.

"Pada saat yang sama, organisasi teror Hamas melakukan serangan balistik terhadap Israel. Organisasi itu akan menerima konsekuensi atas aksi terorisme dan ketidakstabilan," bunyi pernyataan IDF, yang dilansir Haaretz, Kamis (28/6/2018).

Pekan lalu, sekitar 45 roket ditembakkan dari Gaza ke Israel malam hari yang dibalas serangan militer Israel dengan target wilayah kantong Hamas yang dianggap sebagai lokasi penerbangan layang-layang api dan balon ledak. Senjata sederhana itu telah menyebabkan kebakaran ribuan hektare lahan pertanian dan cagar alam di Israel selatan.





Credit  sindonews.com




Israel Kembali Bentrok dengan Hamas di Gaza


Israel Kembali Bentrok dengan Hamas di Gaza
Ilustrasi pesawat Israel. (AFP Photo/Jack Guez)


Jakarta, CB -- Pesawat dan tank Israel menyerang sebuah kendaraan milik Hamas, faksi Palestina yang menguasai Jalur Gaza, sementara kelompok bersenjata tersebut meluncurkan sejumlah roket ke wilayah Israel.

Penduduk lokal di kamp pengungsi Nusseirat di pusat Jalur Gaza mengatakan tak ada korban jatuh saat mobil meledak. Gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan kebakaran yang disebut sebagai kendaraan incaran Israel tersebut.


Pernyataan militer Israel menyebut mobil itu milik seorang anggota kelompok bersenjata "yang banyak terlibat dalam pembakaran dan penerbangan bom balon dari Gaza ke Israel." Dua pos pengawasan Hamas juga jadi terkena dampak serangan.

Dalam beberapa pekan terakhir, warga Palestina mengirimkan layangan dan balon terbang membawa batu bara atau kain terbakar melintasi perbatasan Gaza untuk membakar peternakan dan hutan. Alat peledak pun dikirim menggunakan taktik yang sama.



Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum di Gaza menyatakan serangan Israel terhadap mobil itu "pantas direspons cepat" dengan tembakan roket dan menunjukkan faksi-faksi bersenjata siap "mempertahankan masyarakat dan melindungi kepentingannya."

Sistem pertahanan Kubah Besi Israel diluncurkan ke arah tiga dari 13 roket yang ditembakkan, kata seorang juru bicara militer.

Tak ada korban yang jatuh maupun kerusakan yang terjadi di Israel, setelah sirene serangan udara dibunyikan di permukiman sekitar Jalur Gaza jelang fajar.

Peningkatan ketegangan di Jalur Gaza dan sumpah kedua pihak untuk saling membalas serangan berpotensi memperluas konflik.

Israel menuding Hamas mendorong kekerasan untuk mengalihkan opini domestik dari kekurangan energi dan masalah perekonomian.

Israel mempertahankan blokade laut terhadap Gaza dan pembatasan pergerakan orang maupun barang di perbatasan darat. Mesir juga lebih banyak menutup perbatasannya denga Gaza, dengan alasan keamanan.




Credit  cnnindonesia.com




Myanmar Pecat Jenderal yang Pimpin Operasi Terhadap Rohingya




Myanmar Pecat Jenderal yang Pimpin Operasi Terhadap Rohingya
Myanmar memecat jenderal yang memimpin operasi terhadap Rohingya. Foto/Istimewa



NAYPYIDAW - Myanmar memecat seorang jenderal yang diduga telam memimpin operasi brutal terhadap Muslim Rohingya tahun lalu. Pemecatan ini dilakukan di bawah tekanan dari Kanada dan Uni Eropa (UE).

Militer Myanmar mengumumkan telah memecat Mayor Jenderal Maung Maung Soe. Meski begitu, militer Myanmar memecat Soe bukan untuk alasan operasi terhadap Muslim Rohingya namun atas kelalaian.

"Soe menunjukkan kelemahan dalam menghadapi serangan militan terhadap pos-pos polisi di negara bagian Rakhine barat pada tahun 2016 dan 2017," demikian pernyataan dari kantor komando dinas layanan pertahanan, Min Aung Hlaing, seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (26/6/2018).

Menurut pernyataan dari kantor panglima tertinggi Myanmar, Maung Maung Soe gagal menanggapi serangan teroris yang diluncurkan pada Oktober 2016 dan Agustus 2017 oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). ARSA adalah kelompok militan yang pertama kali muncul dua tahun lalu yang berjuang atas nama kaum Rohingya yang terpinggirkan.

Pernyataan itu mencatat bahwa militer tidak menemukan kesalahan apa pun terhadap jenderal itu ketika ia melakukan tugas-tugas normalnya. Tetapi selama serangan itu ia menunjukkan kekurangan dalam merespon tepat waktu terhadap peringatan dini penggunaan kekerasan dan tindakan tanpa hukum oleh ARSA.

Meski begitu, pengumuman ini disambut negatif oleh kelompok hak asasi manusia. Mereka menginginkan sanksi ditambah dengan tindakan oleh Mahkamah Pidana Internasional untuk mengakhiri impunitas jangka panjang bagi militer Myanmar. Pengadilan pekan lalu memberi Myanmar waktu hingga 27 Juli untuk menanggapi permintaan penuntutan bahwa mereka mempertimbangkan untuk mendengarkan kasus dugaan deportasi Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh.

"Pengunduran diri ini - disengaja atau dipaksakan - tidak mewakili pertanggungjawaban nyata atas kekejaman yang dilakukan oleh tentara dan pasukan keamanan yang diperintahkan, dalam hal ini, oleh Maung Maung Soe atau Aung Kyaw Zaw," kata Richard Weir, peneliti Myanmar untuk Human Rights Watch.

"Selain itu, belum ada pengakuan bahwa orang-orang ini bertanggung jawab atas kekejaman yang dilakukan oleh pasukan di bawah mereka, dengan tindakan kelalaian atau perintah langsung," sambung Weir.

“Para korban kekejaman ini layak mendapatkan jawaban dan mereka berhak mendapatkan beberapa ukuran keadilan. Mereka layak meminta orang-orang ini bertanggung jawab, bukan pensiun yang enak,” tukasnya.

Keputusan itu datang tak lama setelah UE dan Kanada mengumumkan sanksi terhadap Maung Maung Soe dan enam perwira militer serta perwira polisi di Myanmar. Kanada dan UE membekukan aset dan memberlakukan larang bepergian kepada ketujuh perwira tersebut yang terdiri dari lima jenderal militer, seorang jenderal perbatasan, dan seorang komanda polisi.

Kanada sebelumnya memberi sanksi kepada Maung Maung Soe pada bulan Februari di bawah tindakan yang berbeda. Pernyataan militer Myanmar tidak menyebutkan sanksi.

“Kanada dan komunitas internasional tidak dapat diam. Ini adalah pembersihan etnis. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland.

Militer Myanmar telah mempertahankan bahwa apa yang mereka sebut sebagai "operasi pembebasan" sebagai respons yang sah terhadap serangan Agustus lalu. Pernyataan ini sebagian besar telah dianut oleh pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dan sejumlah besar orang Myanmar. 

Etnis Rohingya sangat diremehkan di Myanmar, di mana mereka dipandang sebagai imigran gelap. Kampanye ini mendukung popularitas militer, yang mundur dari pemerintahan langsung negara itu pada tahun 2011.



Credit  sindonews.com






Kisah Kejamnya Tentara Myanmar Membantai Etnis Rohingya


Foto-foto yang diunggah oleh Letnan Kyi Nyan Lynn dari Divisi Infantri ke-33 di Facebook.[Facebook via Reuters]
Foto-foto yang diunggah oleh Letnan Kyi Nyan Lynn dari Divisi Infantri ke-33 di Facebook.[Facebook via Reuters]

CB, Jakarta - Pada awal Agustus tahun lalu, militer Myanmar mengerahkan operasi penumpasan pemberontak Rohingya, yang mereka klaim bersembunyi di permukiman sipil negara bagian Rakhine. Seorang letnan muda bernama Kyi Nyan Lynn ikut ke Negara Bagian Rakhine, bersama ratusan tentara Myanmar lainnya untuk kampanye militer yang akan mengusir ratusan ribu Muslim Rohingya dari rumah mereka dan membakarnya sampai habis.
Letnan Kyi Nyan Lynn adalah tentara dari Divisi Infanteri Ringan ke-33. Kyi Nyan Lynn adalah bagian dari apa yang disebut pengamat militer Barat sebagai ujung tombak Myanmar bersama ratusan tentara yang bertempur terbagi dua divisi infanteri ringan ke-33 dan ke-99. Dua divis ini terkenal karena kampanye kontra-pemberontakannya yang brutal terhadap etnis Rohingya.

Ketika militan Rohingya melancarkan serangan ke seluruh Rakhine Utara pada Agustus tahun lalu, divisi ke-33 dan ke-99 mengusir 700.000 Rohingya ke Bangladesh. PBB mengatakan divisi ini telah melakukan genosida, sementara Amerika Serikat menyebut aksi mereka sebagai pembersihan etnis. Namun Myanmar membantah tuduhan tersebut.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, panglima tertinggi militer Myanmar, berjabat tangan dengan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi, Aung San Suu Kyi, pada Desember 2015.[REUTERS/Soe Zeya Tun]
Banyak yang menyebut tentara Myanmar melakukan pembunuhan massal dan membakar desa-desa Rohingya. Tapi investigasi Reuters, seperti dikutip pada 27 Juni 2018, memaparkan lebih spesifik peran divisi infanteri ringan ke-33 dan ke-99 Myanmar, bagaimana mereka melakukan serangan brutal di seluruh Negara Bagian Rakhine utara atas perintah langsung Jenderal Senior Min Aung Hlaing, sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar.

Divisi ke-33 dan ke-99 datang ke desa-desa Rohingya untuk mengumumkan maksud kedatangan mereka kepada penduduk Rohingya yang cemas dan takut. Pertemuan-pertemuan dengan penduduk Rohingya diadakan di tempat-tempat seperti sekolah dan kantor polisi, untuk menyampaikan pesan serupa.

Sai Sitt Thway Aung dari Divisi Infanteri ke-99 mengunggah foto berseragam di Facebook.[Facebook via Reuters]
Para perwira mengatakan mereka telah datang untuk "membersihkan" daerah itu dan menumpas teroris dan penjahat. Mereka menuduh penduduk Rohingya menyembunyikan teroris dan mengancam akan membakar desa-desa dan menembak siapa saja yang mereka anggap mencurigakan.
Sai Sitt Thway Aung, seorang prajurit divisi ke-99, mengunggah status di Facebook-nya saat dia berada di kota Meiktila, Myanmar tengah.

"Tolong kirim kami secepatnya ke Rakhine di mana para teroris berada. Utang darah orang-orang yang akan saya kumpulkan dengan penuh hasrat," tulis Sai Sitt Thway Aung di Facebook pada 27 Agustus.
Pada 1 September, sekelompok tentara divisi ke-33 menangkap 10 pria dan pemuda Rohingya di Inn Din. Keesokan harinya, dengan bantuan penduduk desa Rakhine, mereka menembak dan memukuli tahanan sampai mati, lalu membuang mayat mereka di kuburan massal.
Dua wartawan Reuters ditangkap pada Desember setelah polisi mengetahui bahwa mereka telah melaporkan pembantaian di Inn Din. Bulan berikutnya, militer mengakui tentaranya telah terlibat pembunuhan itu, dan mengatakan tujuh tentara telah dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Militer tidak mengungkap nama, pangkat atau divisi mereka. Namun dua wartawan Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, tetap berada di balik jeruji besi, dituduh melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi Negara Myanmar dan terancam hukuman 14 tahun penjara.

Pemandangan salah satu desa Rohingya yang terbakar di Negara Bagian Rakhine. Beberapa tentara dari ke-33 dan ke-99 melakukan pembakaran secara rutin dan sistematis, ungkap polisi kepada Reuters.[REUTERS/Soe Zeya Tun]
Pada 30 Agustus di Maungdaw utara, tentara juga merusak desa Min Gyi, atau yang disebut Tula Toli, menurut kesaksian salah satu pengungsi Rohingya yang kini berada di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh. Pengamat Human Rights Watch mengatakan pembantaian terjadi di Tula Toli. Tentara menembak penduduk yang melarikan diri dan mengumpulkan ratusan lainnya, kata Human Rights Watch dalam sebuah laporan. Para prajurit kemudian secara sistematis membunuh orang-orang selama beberapa jam. Sebelum membunuh dan memperkosa banyak perempuan dan anak-anak Rohingya.
Seorang perempuan Rohingya bernama Begum mengatakan tentara membawanya ke sebuah rumah di Tula Toli bersama 11 perempuan dewasa dan gadis lain, termasuk adik perempuannya. Dia mengatakan enam tentara dengan lencana divisi ke-99 mendorongnya ke sebuah ruangan yang penuh dengan mayat. Kemudian salah satu tentara menggorok leher adiknya.

"Aku tidak tahan melihatnya jadi aku memalingkan wajahku," katanya sambil terisak-isak dan gemetar ketika dia berbicara.
Begum mengatakan dia ditendang dan dipukuli sampai pingsan. Ketika dia sadar, hari sudah gelap. Punggung dan kakinya terbakar dan kepalanya sakit. Sekitar 10 wanita lainnya terbaring terbakar dan tidak sadarkan diri saat dia merangkak keluar.
Pada 5 September kampanye militer Myanmar di Rakhine secara resmi berakhir. Aung San Suu Kyi menyampaikan ini dalam pidato dua minggu kemudian. Namun serangan-serangan pembakaran di desa-desa Rohingya berlanjut selama berminggu-minggu, seperti yang diperlihatkan gambar-gambar satelit.
Polisi yang ikut dalam pembakaran menceritakan bagaimana tentara membakar desa Rohingya. Setiap operasi melibatkan lima hingga tujuh polisi dan sedikitnya 20 tentara. Polisi mengepung rumah-rumah Rohingya sementara tentara menyisir kemudian membakar rumah beratap daun dan berdinding bambu.

Divisi yang memimpin operasi pembersihan disambut sebagai pahlawan di Myanmar tengah. Foto yang diunggah di Facebook memperlihatkan Sai Sitt Thway Aung dan tentara ke-99 lainnya saat kembali ke pangkalan militer di Meiktila pada Desember.[Facebook via Reuters]
Militer membantah membakar rumah-rumah di Rakhine dan mengatakan kaum militan Rohingya yang membakar rumah penduduk. Namun petugas polisi menceritakan bagaimana divisi ke-33 dan ke-99 melakukan pembakaran secara rutin dan sistematis.

Pada Desember, kelompok bantuan internasional, Médecins Sans Frontières, memperkirakan bahwa setidaknya 6.700 orang Rohingya tewas dalam bulan pertama penumpasan. Pada November, 13 anggota pasukan keamanan tewas dalam konflik, dan dilaporkan 376 militan ARSA tewas antara 25 Agustus dan 5 September, ketika penumpasan secara resmi berakhir.






Credit  tempo.co








10 Negara Paling Tidak Aman Bagi Perempuan, Ada Amerika Serikat


Seorang pendemo wanita melakukan aksi teatrikal di bawah kain hitam saat pertunjukan jalanan di Pristina, Kosovo, 6 Oktober 2017. Aksi ini untuk melawan pelecehan seksual di Kosovo. AFP/Armend NIMANI
Seorang pendemo wanita melakukan aksi teatrikal di bawah kain hitam saat pertunjukan jalanan di Pristina, Kosovo, 6 Oktober 2017. Aksi ini untuk melawan pelecehan seksual di Kosovo. AFP/Armend NIMANI

TEMPO.CO, Jakarta - India dinobatkan sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan dalam survei ahli global yang dirilis pada Selasa, 26 Juni 2018 dengan Amerika Serikat berada di peringkat 10.
India tidak sendirian, survei yang digelar Thomson Reuters Foundation terhadap 550 ahli tentang isu-isu perempuan, menempatkan Afghanistan dan Suriah di urutan kedua dan ketiga, dengan Somalia dan Arab Saudi diurutan berikutnya.

Survei itu hampir mengulang jajak pendapat serupa pada 2011 yang memberi peringkat negara paling berbahaya bagi wanita seperti Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Pakistan, India, dan Somalia.
Tapi sekarang Amerika Serikat termasuk dalam daftar dan menjadi satu-satunya negara Barat dalam daftar ini. CNN melansir ini terkait dengan munculnya gerakan @MeToo, yang ramai muncul di AS sejak tahun lalu terkait berbagai tindakan pelecehan seksual yang dialami perempuan AS dari mulai warga biasa hingga aktris Hollywood.

Laporan itu menanyakan lima dari 193 negara anggota PBB yang dianggap paling berbahaya bagi perempuan dan yang terburuk untuk perawatan kesehatan, sumber daya ekonomi, praktik tradisional, pelecehan seksual dan non-seksual, dan perdagangan manusia.

Petugas kepolisian menahan artis Nicolle Rochelle, yang pernah hadir di beberapa episode "The Cosby Show," saat melakukan aksi telanjang dada ketika Bill Cosby tiba untuk sidang kasus pelecehan seksualnya di Gedung Pengadilan Montgomery, 9 April 2018. REUTERS/Jessica Kourkounis
Berikut adalah daftar peringkat 10 negara yang paling berbahaya bagi wanita berdasarkan survei, yang digelar antara 26 Maret dan 4 Mei 2018, seperti dilansir Sydney Morning Herald dan Reuters pada 26 Juni 2018:
1. India
Tingkat kekerasan terhadap perempuan masih tinggi setelah lebih dari lima tahun pasca peristiwa perkosaan dan pembunuhan seorang pelajar di sebuah bus di Delhi. Peristiwa ini memicu kemarahan nasional dan janji pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
India digolongkan sebagai negara paling berbahaya pada tiga isu - risiko yang dihadapi perempuan dari kekerasan dan pelecehan seksual, dari praktik budaya dan tradisional, dan dari perdagangan manusia termasuk kerja paksa, perbudakan seks dan perbudakan domestik.
2. Afghanistan
Para ahli mengatakan perempuan menghadapi masalah yang mengerikan hampir 17 tahun setelah penggulingan Taliban. Peringkat sebagai negara paling berbahaya bagi perempuan di tiga bidang - kekerasan non-seksual, akses ke perawatan kesehatan, dan akses ke sumber daya ekonomi.
3. Suriah
Setelah tujuh tahun hidup dalam kondisi perang, Suriah merupakan salah satu negara paling berbahaya kedua bagi perempuan dalam hal akses terhadap perawatan kesehatan dan kekerasan non-seksual, yang mencakup kekerasan terkait konflik serta pelecehan dalam rumah tangga.
4. Somalia
Keempat setelah terperosok dalam konflik sejak 1991. Peringkat sebagai negara paling berbahaya ketiga bagi perempuan dalam hal akses ke layanan kesehatan dan menempatkan mereka pada risiko budaya dan praktik tradisional yang berbahaya. Dinamakan sebagai negara terburuk kelima dalam hal perempuan memiliki akses ke sumber daya ekonomi.
5. Arab Saudi
Secara keseluruhan berada di posisi kelima, tetapi kerajaan konservatif ini dinobatkan sebagai negara paling berbahaya kedua bagi perempuan dalam hal akses ekonomi dan diskriminasi, termasuk di tempat kerja dan dalam hal hak kepemilikan. Saudi berada di peringkat kelima dalam hal risiko yang dihadapi perempuan dari praktik budaya dan agama.
6. Pakistan
Keenam paling berbahaya dan keempat terburuk dalam sumber daya ekonomi dan diskriminasi serta risiko yang dihadapi perempuan dari praktik budaya, agama dan tradisional, termasuk apa yang disebut pembunuhan demi kehormatan. Pakistan menduduki peringkat kelima pada kekerasan non-seksual, termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
7. Republik Demokratik Kongo
Terdaftar berada di peringkat ketujuh dengan PBB memperingatkan jutaan orang menghadapi kondisi kehidupan yang mengerikan setelah bertahun-tahun mengalami pertumpahan darah dan pelanggaran hukum. Peringkat sebagai negara paling berbahaya kedua bagi perempuan untuk kekerasan seksual.

Ekspresi Mattie Larson, salah satu korban saat memberikan kesaksian dalam persidangan kasus pelecehan seksual berkedok perawatan medis dengna terdakwa Larry Nassar, mantan tim doktor Amerika Serikat, di Lansing, Michigan, AS, 23 Januari 2018. Nassar telah mengaku bersalah atas tujuh tuduhan tindak pidana seksual di Ingham County di Michigan. REUTERS/Brendan McDermid
8. Yaman
Kedelapan setelah peringkat buruk pada akses ke perawatan kesehatan, sumber daya ekonomi, risiko dari praktik budaya dan tradisional, dan kekerasan non-seksual. Yaman masih berada di tengah krisis kemanusiaan paling mendesak di dunia dengan 22 juta orang membutuhkan bantuan penting karena saat ini sedang terjadi perang besar antara kelompok Houthi melawan pemerintah yang didukung Arab Saudi.
9. Nigeria
Kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia menuduh militer negara itu melakukan penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan terhadap warga sipil selama sembilan tahun melawan milisi Boko Haram. Nigeria dinobatkan sebagai negara paling berbahaya keempat bersama dengan Rusia ketika menyangkut perdagangan manusia. Tercantum di urutan keenam terburuk pada risiko yang dihadapi perempuan dari praktik tradisional.
10. Amerika Serikat
Satu-satunya negara Barat dalam daftar ini dan berada di peringkat 10 teratas dan ketiga bersama dengan Suriah untuk risiko yang dihadapi perempuan dalam hal kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, paksaan ke dalam seks dan kurangnya akses ke pengadilan dalam kasus perkosaan.
Survei ini dilakukan setelah kampanye #MeToo menjadi viral pada 2017 dengan ribuan wanita menggunakan gerakan media sosial untuk berbagi cerita tentang pelecehan seksual yang mereka alami. Sejumlah tokoh publik perempuan muncul ke permukaan.





Credit  tempo.co








Mogok Kerja Buruh Tolak Bantuan IMF Lumpuhkan Ibukota Argentina


Aksi mogok kerja buruh di Argentina, Senin, 25 Juni 2016 melumpuhkan aktivitas ibukota.
Aksi mogok kerja buruh di Argentina, Senin, 25 Juni 2016 melumpuhkan aktivitas ibukota.

CB, Jakarta - Aksi mogok kerja buruh dari serikat pekerja terbesar Argentina, Confederacion General de Trabajo atau Konfederasi Buruh Umum pada Senin, 25 Juni 2018 di Buenos Aires, ibukota Argentina telah melumpuhkan sektor transportasi publik, penerbangan, pelabuhan, bank dan kantor pemerintahan setempat.
Menurut Menteri Transportasi Argentina yang dikutip dari Al Jazeera, aksi mogok ini telah mengakibatkan pembatalan sekitar 600 penerbangan dan membuat sekitar 71.000 penumpang batal berangkat.

Pemogokan juga berpengaruh pada penjualan makanan, pusat pengisian bahan bakar, sekolah, bank, dan pelabuhan. Banyak jalan raya tak dapat digunakan di sekitar Buenos Aires.
Perwakilan dari CGT mengatakan aksi mogok dilakukan sebagai reaksi dari tindakan Presiden Mauricio Macri yang menyetujui kesepakatan bantuan sebesar US$ 50 miliar dengan International Monetary Fund atau IMF untuk membantu nilai tukar peso, mata uang Argentina, yang semakin merosot.
Selain itu, banyak juga yang mengkritik pemerintahan Macri karena mengejar kebijakan penghematan yang secara tidak proporsional sehingga berdampak pada para kelas pekerja. Contohnya dalam kebijakan yang membatasi kenaikan upah pada 15 persen, sementara inflasi sudah mencapai 26 persen.

Menurut laporan dari media Amerika Latin yang berbasis di Venezuela, Telesur, aksi mogok kerja diikuti sekitar tiga juta anggota serikat buruh CGT, para anggota serikat buruh CTA (Central de Trabajadores de la Argentina) yang ikut bergabung, dan gerakan sosial lainnya.
Sebelumnya, serikat pekerja Argentina telah membuat aksi mogok kerja sebanyak dua kali, yaitu pada April dan Desember 2017. Terlepas dari dua aksi itu, presiden Mauricio Macri yang terpilih pada Desember 2015 dinilai tetap meneruskan kebijakan yang dianggap merugikan bagi kelas pekerja.
"Kita tidak bisa berharap banyak dari pemerintahan ini. Mereka telah membawa kita pada situasi ekstrem kelaparan" ujar satu pemimpin buruh, Hugo Moyano pada Radio 10 Argentina, menyalahkan pemerintahnya telah menyerah pada IMF.

Pemogokan itu juga didukung oleh beberapa pemimpin Gereja Katolik di Argentina, yang meminta pemerintah untuk tidak memotong anggaran dana yang diperuntukkan kepada orang miskin.
Mauricio Macri yang menjabat sebagai presiden Argentina sejak Desember 2015 mengatakan, aksi mogok kerja buruh tidak berkontribusi apapun bagi kemajuan perekonomian. "Belum pernah ada pemerintahan (Argentina) dalam beberapa dekade ini yang menunjukkan begitu peduli pada pekerjaan dan pekerja dan untuk menciptakan kesempatan baru," ujar sang Presiden sebagaimana ditulis oleh harian Clarin yang dikutip Al Jazeera.





Credit  tempo.co