Rabu, 02 Mei 2018

IAEA tolak bahas tuduhan Netanyahu terhadap Iran


IAEA tolak bahas tuduhan Netanyahu terhadap Iran

Dokumentasi Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano, bersama Menteri Nuklir Iran, Ali Akbar Salehi. (IRNA)

... bukan tugas IAEA untuk membahas terbuka masalah terkait dengan keterangan semacam itu...



Wina, Austria (CB) - Badan Pengawas Energi Atom PBB (IAEA), Selasa, menolak secara langsung menangani tuduhan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa Iran melanggar kesepakatan nuklir bersejarah dengan kekuatan besar.

Netanyahu, Senin, meningkatkan tekanan pada Amerika Serikat untuk keluar dari kesepakatan pada 2015, dengan menyajikan yang disebut dia sebagai bukti kegiatan rahasia senjata nuklir Iran.

Iran diketahui memiliki rencana persenjataan hingga 2003, yang pengulas dan diplomat katakan Netanyahu tampaknya mendaur ulang tuduhan lama.

"Sejalan dengan aturan IAEA, IAEA menilai semua keterangan terkait perlindungan tersedia untuk itu," kata juru bicara Badan Tenaga Atom Dunia, yang mengawasi kesepakatan tersebut.

"Namun, bukan tugas IAEA untuk membahas terbuka masalah terkait dengan keterangan semacam itu," katanya.

Dalam laporan yang dikeluarkan pada Desember 2015, sesaat sebelum kesepakatan itu berlaku, IAEA menyatakan berbagai kegiatan terkait pengembangan perangkat peledak nuklir yang dilakukan di Iran sebelum akhir 2003 sebagai upaya tergalang.

Kegiatan tersebut berlanjut sesudah 2003, meskipun dalam jumlah lebih sedikit secara tergalang, dan tidak ada tanda sahih apa pun hingga lewat 2009, kata IAEA pada saat itu.

Pernyataan juru bicara itu, Selasa, menegaskan kembali temuan laporan pada 2015 itu.

Berdasarkan atas kesepakatannya pada 2015 dengan kekuatan dunia, Iran menahan pengayaan uraniumnya untuk bahan bakar nuklir guna menghilangkan kekhawatiran akan mengembangkan bahan bom dan Teheran mendapatkan imbalan pengurangan sebagian besar hukuman antarbangsa.

IAEA berulang kali melaporkan Iran mematuhi persyaratan kesepakatan itu.






Credit  antaranews.com




Iran perkaya uranium jika AS ingkar dari kesepakatan nuklir


Iran perkaya uranium jika AS ingkar dari kesepakatan nuklir
Fasilitas pengayaan uranium di Isfahan, Iran. Pengolahan urania di fasilitas ini dicurigai menjadi bagian program rahasia pengembangan senjata nuklir. (wikipedia.org)



Ankara (CB) - Iran memiliki kapabilitas teknik untuk mengayakan uranium ke tingkat lebih tinggi dari pada yang bisa dibuat Iran sebelum kesepakatan nuklir dicapai demi menghentikan program nulir Iran, lapor televisi Iran mengutip kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memberi tenggat waktu sampai 12 Mei kepada negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian nuklir Iran itu untuk mengatasi cacat pada perjanjian itu. Jika tenggat waktu itu dilewati maka AS akan memperpanjang sanksi kepada Iran.

Salehi memperingatkan Trump untuk tidak melakukan hal itu.

"Iran tidak sedang membual. Secara teknis kami sepenuhnya siap memperkaya uranium pada tingkat lebih tinggi ketimbang yang kami produksi sebelum kesepakatan nuklir dicapai. Saya harap Trump menyadarinya dan mematuhi kesepakatan itu," kata Salehi.

Di bawah kesepakatan yang mengantarkan pencabutan sanksi internasional kepada Iran pada 2016, tingkat pengayaan Uranium Iran masih sekitar 3,6 persen.


Iran menghentikan produksi 20 persen Uranium diperkaya dan telah menyerahkan sebagian besar cadangan uraniumnya sebagai bagian dari kesepakatan dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, China dan Rusia.

Uranium dimurnikan sampai 20 persen dari biasanya 5 persen untuk menggerakkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Sedangkan untuk dibuat bom nuklir dibutuhkan pemurnian 80 sampai 90 persen.

Iran sudah menolak kemungkinan menegosiasikan program peluru kendali balistik dan aktivitas nuklirnya sampai 2025 serta peran internasionalnya di Timur Tengah, seperti diminta Trump.

Inggris, Prancis dan Jerman sudah menyatakan dukungan kepada perjanjian itu yang disebut mereka sebagai pilihan terbaik dalam menghentikan program senjata nuklir Iran. Tetapi ketiga negara menyeru Iran untuk membatasi pengaruh regionalnya dan menghentikan program peluru kendalinya, demikian Reuters.






Credit  antaranews.com




Mossad Curi Arsip Bom Nuklir Iran dalam Satu Malam


Mossad Curi Arsip Bom Nuklir Iran dalam Satu Malam
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu presentasi slide dan video yang diklaim sebagai program bom nuklir yang dimiliki Iran. Presentasi dilakukan di Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Senin (30/4/2018). Foto/Russia Today


TEL AVIV - Dokumen arsip program pembuatan bom nuklir Iran yang dibeberkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah hasil kerja Mossad. Mata-mata dari badan intelijen Israel itu menemukan lokasi gedung rahasia gudang yang digunakan untuk menyimpan file senjata nuklir Iran dan mencurinya.

Dalam aksinya, mata-mata Mossad mengambil setengah ton dokumen dan berhasil menyelundupkannya ke Israel. Menurut laporan The New York Times, aksi pencurian dan penyelundupan arsip senjata nuklir itu dilakukan Mossad pada malam yang sama.

Seorang pejabat senior Israel, yang berbicara dalam kondisi anonim karena membahasa misi rahasia, mengatakan kepada media Amerika Serikat (AS) tersebut bahwa aksi mata-mata Israel itu berlangsung pada Januari 2016. Sejak kebobolan, bangunaan itu diawasi.


Pejabat tersebut mengatakan, dokumen yang dicuri mata-mata Mossad otentik. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kata dia, telah diberitahu tentang operasi itu oleh kepala Mossad, Yossi Cohen, pada kunjungan ke Washington.

PM Netanyahu mengatakan bahwa arsip setengah ton dari program senjata nuklir Iran diperoleh oleh Israel dalam "pencapaian intelijen yang hebat". Dia, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/5/2018), mengklaim bahwa file-file berisi bukti yang memberatkan bahwa Iran telah bekerja untuk mengembangkan bom nuklir sebagai bagian dari program yang disebut "Project Amad".


Netanyahu menggambarkan arsip-arsip itu sebelumnya disimpan di sebuah bangunan yang tampak seperti "gudang bobrok" ​​di Distrik Shorabad, selatan Teheran.

"Di sinilah mereka menyimpan arsip atom. Di sini. Beberapa orang Iran tahu di mana letaknya, sangat sedikit, dan juga beberapa orang Israel," ujar Netanyahu.

“Sekarang, dari luar, ini adalah senyawa yang terlihat tak berharga. Kelihatannya seperti gudang yang bobrok. Tapi dari dalam, itu berisi arsip atom rahasia Iran yang dikunci dalam file-file besar," ujar Netanyahu. 







Credit  sindonews.com






Reaksi Dunia soal PM Israel Tunjukkan Slide Bom Nuklir Iran



Reaksi Dunia soal PM Israel Tunjukkan Slide Bom Nuklir Iran
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu presentasi slide dan video yang diklaim sebagai program bom nuklir yang dimiliki Iran. Presentasi dilakukan di Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Senin (30/4/2018). Foto/Russia Today


TEL AVIV - Presentasi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berupa slide dan video yang diklaim sebagai bukti bahwa Iran membuat bom nuklir yang dirahasiakan telah memicu reaksi sejumlah negara. Sebagian ragu, sebagian lagi menyebut dokumen Netanyahu meyakinkan.

Dokumen yang ditunjukkan PM Israel di Tel Aviv kemarin itu diklaim hasil kerja hebat dari intelijen. "Meskipun Iran mengklaim tidak pernah memiliki program senjata nuklir, 100.000 file rahasia membuktikannya," kata Netanyahu.

"Setelah kesepakatan nuklir 2015, Iran terus melestarikan dan memperluas pengetahuan senjata nuklirnya untuk digunakan di masa depan," lanjut dia.

"Setelah menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015, Iran mengintensifkan upaya untuk menyembunyikan file rahasianya," papar Netanyahu, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/5/2018)."Pada 2017, Iran memindahkan file senjata nuklirnya ke lokasi yang sangat rahasia di Teheran."


Beberapa pejabat, terutama dari negara-negara yang meneken kesepakatan nuklir Iran 2015 angkat bicara terkait dokumen yang dibeberkan Netanyahu. Berikut reaksi mereka.

Jerman

Berlin masih percaya dengan kepatuhan Iran untuk mengekang program nuklirnya di bawah kesepakatan bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Terlebih, kesepakatan antara Iran dengan enam kekuatan dunia—Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China—diawasi ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Jelas bahwa komunitas internasional meragukan bahwa Iran melaksanakan program nuklir damai secara eksklusif," kata Steffen Seibert, juru bicara pemerintah Jerman, mengatakan kepada wartawan, mengomentari presentasi PM Israel.

"Karena alasan inilah perjanjian nuklir ditandatangani pada 2015, termasuk penerapan sistem pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyeluruh dan kuat oleh Badan Energi Atom Internasional," ujarnya.

Uni Eropa

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini, sependapat dengan Jerman. Menurutnya, kesepakatan nuklir Iran 2015 diteken karena tidak adanya kepercayaan.

"Kesepakatan itu diberlakukan justru karena tidak ada kepercayaan di antara para pihak, jika tidak, kami tidak perlu kesepakatan nuklir diberlakukan," katanya dalam sebuah pernyataan. 

Menurutnya, IAEA bertanggung jawab untuk memverifikasi kepatuhan Iran atas kesepakatan itu.

"IAEA merupakan satu-satunya organisasi internasional yang tidak memihak yang bertugas memantau komitmen nuklir Iran," katanya. IAEA sebelumnya telah menerbitkan 10 laporan yang menyatakan bahwa Iran telah sepenuhnya memenuhi komitmennya.

Menurutnya, tuduhan Tel Aviv membuat semua pihak harus menunggu penilaian IAEA.

Inggris
Inggris menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah naif tentang Iran dan niat nuklirnya. Tetapi, London menekankan bahwa kerangka yang ada tetap merupakan cara yang sangat penting untuk memverifikasi secara independen bahwa Iran mematuhi kesepakatan dan bahwa program nuklir Iran secara eksklusif damai.

"Itulah sebabnya rezim (Teheran) setuju inspeksi IAEA sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran, salah satu yang paling luas dan kuat dalam sejarah perjanjian nuklir internasional," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan melalui seorang juru bicara.

Prancis
Duta Besar Prancis untuk Amerika Serikat, Gerard Araud, mengatakan bahwa klaim yang dibuat oleh Netanyahu sebenarnya adalah argumen yang sangat meyakinkan.

"Dalam perjanjian kontrol senjata, Anda selalu memperkirakan bahwa pihak lain akan mencoba menipu. Mekanisme pengawasan adalah untuk membuatnya sulit atau idealnya tidak mungkin," katanya dalam serangkaian tweet mengenai masalah ini.

"Sistem pemantauan yang cukup luas dari kesepakatan Iran adalah tepat untuk memeriksa fakta," lanjut dia.

Amerika Serikat (AS)
Presiden AS Donald Trump memberikan tanggapan yang jauh lebih samar atas presentasi PM Israel soal Iran memiliki program pembuatan bom nuklir. "Itu bukan situasi yang dapat diterima," katanya.

"Teheran tidak duduk diam. Apa yang telah kami pelajari benar-benar menunjukkan bahwa saya telah 100 persen benar," ujarnya mengacu pada rencananya untuk membuat AS hengkang dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Jadi kita akan melihat apa yang terjadi," katanya, mengacu pada rencananya tersebut. "Saya tidak memberi tahu Anda apa yang saya lakukan. (Banyak) orang mengira mereka tahu. Dan pada atau sebelum tanggal 12, kami akan membuat keputusan," imbuh Trump.

Iran

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengecam presentasi Netanyahu. Dia menyebutnya seperti waktu yang terkoordinasi, yakni pernyataan intelijen Israel yang dia sebut "bocah menangis serigala" sesaat sebelum 12 Mei ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan menarik diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran.





Credit  sindonews.com





PM Netanyahu Tunjukkan Slide Iran Bikin Bom Nuklir


PM Netanyahu Tunjukkan Slide Iran Bikin Bom Nuklir
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu presentasi slide dan video yang diklaim sebagai program bom nuklir yang dimiliki Iran. Presentasi dilakukan di Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Senin (30/4/2018). Foto/REUTERS/Amir Cohen


TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan slide dan video yang diklaim sebagai bukti bahwa Iran memiliki program pembuatan bom nuklir yang dirahasiakan. Dia menuduh Teheran berbohong tentang program nuklirnya yang membuat kesepakatan tahun 2015 tidak berlaku lagi.

PM Netanyahu menunjukkan dokumen visual di layar lebar dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Senin (30/4/2018). Ada rak buku besar penuh dengan map yang ditunjukkan Netanyahu, yang dia klaim berisi program senjata nuklir Iran.

"Meskipun Iran mengklaim tidak pernah memiliki program senjata nuklir, 100.000 file rahasia membuktikannya," kata Netanyahu, yang dilansir Reuters, Selasa (1/5/2018).

"Setelah kesepakatan nuklir 2015, Iran terus melestarikan dan memperluas pengetahuan senjata nuklirnya untuk digunakan di masa depan," ujarnya.

"Setelah menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015, Iran mengintensifkan upaya untuk menyembunyikan file rahasianya," lanjut PM Israel tersebut. "Pada 2017, Iran memindahkan file senjata nuklirnya ke lokasi yang sangat rahasia di Teheran."
PM Netanyahu Tunjukkan Slide Iran Bikin Bom Nuklir

PM Netanyahu Tunjukkan Slide Iran Bikin Bom Nuklir

PM Netanyahu Tunjukkan Slide Iran Bikin Bom Nuklir
Foto/Twittter@netanyahu

Netanyahu mengatakan bahwa "setengah ton" dokumen dari arsip Iran diperoleh oleh Israel dalam "pencapaian intelijen yang hebat". Dia mengklaim bahwa file-file berisi bukti yang memberatkan bahwa Iran telah bekerja untuk mengembangkan bom nuklir sebagai bagian dari program yang disebut "Project Amad".

Pemimpin negara Yahudi ini telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang temuan intelijen. Dia bermaksud mengirim ahli ke Prancis dan Jerman dalam beberapa hari mendatang untuk berbagi temuan.

Israel telah lama menentang kesepakatan nuklir Iran tahun 2015. Dalam kesepakatan itu, Teheran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo yang telah bertahun-tahun menyengsarakan Iran.

Iran Sebut Konyol

Media-media pemerintah Iran menolak presentasi Netanyahu. Kantor berita Fars, misalnya, menyebut presentasi PM Israel itu sebagai "acara propaganda". Sedangkan kantor berita negara IRNA menggambarkan PM Israel sebagai sosok yang terkenal karena menampilkan hal konyol.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan, presentasi Netanyahu seperti waktu yang terkoordinasi, yakni pernyataan intelijen Israel yang dia sebut "bocah menangis serigala" sesaat sebelum 12 Mei ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan menarik diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran. 

Zarif mengatakan Netanyahu tidak terpengaruh oleh "kegagalan kartun" di Majelis Umum PBB. Komentar itu mengacu pada presentasi PM Israel tersebut pada tahun 2012 yang menggunakan kartun grafik bom nuklir Iran.








Credit  sindonews.com



AS Setuju Jual Banyak Senjata ke Bahrain Senilai Rp12,6 Triliun



AS Setuju Jual Banyak Senjata ke Bahrain Senilai Rp12,6 Triliun
Helikopter tempur AH-1Z, salah satu peralatan tempur Amerika Serikat yang akan dijual ke Bahrain. Foto/Arabian Business


WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan banyak senjata, termasuk 12 helikopter tempur dan lusinan rudal kepada Bahrain. Nilai penjualan senjata ini mencapai USD911,4 juta atau lebih dari Rp12,6 triliun.

Badan Kerja Sama Pertahanan AS (DSCA) dalam situsnya merinci berbagai senjata yang hendak dijual ke Bahrain. Di antaranya, 12 helikopter tempur AH-1Z, 26 mesin, lusinan misil dan roket dari berbagai jenis dan berbagai navigasi, misil planning, serta sistem komunikasi dan peperangan elektronik.

"Penjualan yang diusulkan ini akan berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan sekutu utama non-NATO yang merupakan mitra keamanan penting di kawasan itu," bunyi pernyataan DSCA, seperti dikutip Arabian Business, Senin (30/4/2018).

"Hubungan kami dan Angkatan Udara Kerajaan Bahrain memainkan peran penting dalam pertahanan Bahrain," lanjut DCSA.

Kesepakatan tersebut juga mencakup pelatihan personel dan peralatan, dukungan pemerintah dan kontraktor AS, serta layanan teknis dan logistik.

DSCA dan Departemen Luar Negeri sekarang telah menyampaikan pemberitahuan yang diperlukan kepada Kongres AS untuk diinformasikan kepada para anggotanya tentang rencana penjualan senjata tersebut.

Pada bulan September lalu, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan 19 pesawat tempur F-16V ke Bahrain dalam sebuah kesepakatan senilai USD2,78 miliar.






Credit  sindonews.com





Kekuatan tentara Afghanistan turun tajam, keamanan memburuk


Kekuatan tentara Afghanistan turun tajam, keamanan memburuk
Seorang Tentara Nasional Afganistan berjaga di pos pemeriksaan di Provinsi Logar, Afganistan. Foto diambil pada16 Februari 2016. (CFO/Reuters)

"Mereka terpaksa mengambil cara pengeboman."



Washington (CB) - Jumlah tentara Afghanistan turun 11 persen pada 2017 yang menunjukkan kesulitan pemerintahan Kabul dalam menangani persoalan keamanan, demikian laporan lembaga pemerintahan Amerika Serikat (AS), Selasa.

Lembaga pemantau Afghanistan bentukan Washington (SIGAR) mengatakan bahwa jumlah tentara tergabung dalam pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan (ANDSF) --yang termasuk angkatan darat, laut, udara, dan kepolisian-- mencakup sekira 296.400 personel terhitung pada Januari 2018.

Angka tersebut turun 10,6 persen dibanding bulan yang sama pada 2017.

ASi sudah selama dua dasawarsa terakhir ini berupaya untuk mebangun pasukan keamanan Afghanistan yang mampu melindungi dan mempertahankan wilayahnya secara mandiri.

"Pembangunan kemampuan pasukan Afghanistan adalah prioritas utama bagi Amerika Serikat dan negara-negara sahabat. karena itu sangat mengkhawatirkan menyaksikan kekuatan bersenjata di Afghanistan justru menurun," kata John Sopko, kepala SIGAR, kepada Reuters.

Ribuan tentara tambahan AS sudah dikirim ke Afghanistan untuk melatih pasukan di sana. Sementara itu, mereka juga diberikan wewenang yang lebih luas untuk menggelar serangan udara dengan target kelompok bersenjata penentang pemerintah Kabul.

Di muka umum, para pejabat AS mengaku optimistis terhadap situasi di Afghanistan. Seorang jenderal asal Washington di Afghanistan pada tahun lalu, bahkan mengatakan bahwa negara itu telah "membalik keadaan".

Saat ditanya apa targetnya di Afghanistan pada tahun depan, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan bahwa dia ingin "melihat pasukan Afghanistan yang punya kemampuan lebih, dan tingkat kekerasan yang menurun.

Bahkan, pada awal pekan ini Mattis masih mengatakan bahwa serangkaian serangan yang terjadi belakangan ini sudah diperkirakan dan para gerilyawan sudah semakin terdesak.

"Ini adalah hal normal bagi orang-orang yang tidak bisa memenangi hati rakyat dalam kotak suara. Mereka terpaksa mengambil cara pengeboman," kata Mattis.

Namun, di balik layar, sejumlah sumber intelijen AS mengatakan bahwa sebagian besar tentara Afghanistan sangat tidak terlatih dan tidak mampu mencegah peluasan wilayah Taliban.

Pada Senin kemarin, ledakan ganda di Kabul menewaskan sedikit-dikitnya 26 orang, termasuk sembilan wartawan, yang melaporkan ledakan pertama. Para wartawan itu nampak menjadi sasaran pelaku bom bunuh diri.

Serangan hanya satu pekan setelah 60 orang tewas saat mengantri di tempat pendaftaran pemilihan umum di kota itu menandakan semakin goyah keadaan meski pemerintah berupaya meningkatkan keamanan.

Gelombang serangan itu adalah pengingat buruk mengenai kekuatan Taliban dan cabang ISIS di Afghanistan, meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pasukannya lebih gencar menggelar serangan udara.






Credit  antaranews.com





Serangan di Afganistan Tewaskan 10 Wartawan


Serangan di Afganistan Tewaskan 10 Wartawan
Ilustrasi serangan di Kabul, Afganistan (Reuters)


Jakarta, CB -- Serangkaian serangan di Kabul, Afganistan, telah menewaskan sepuluh wartawan dan 21 orang lainnya. Penembakan dan meledaknya dua bom berturutan dan menewaskan 10 wartawan dan 21 lainnya.

Ledakan pertama terjadi pada 8 pagi waktu setempat di wilayah Shashdarak. Tempat ini dekat dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan kantor pemerintahan Afganistan. Peristiwa itu memancing para wartawan untuk mendekat ke lokasi kejadian.

Bom kedua meledak tak jauh dari lokasi bom pertama terjadi. Bom kedua ini meledak setelah wartawan berkumpul di tempat kejadian. Bom ini merupakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang yang menyamar sebagai kamerawan televisi, seperti disebutkan Juru Bicara Kepolisian Kabul, Hashmat Stanikzai kepada CNN.

Dalam percakapan yang didapat dari layanan perpesanan Telegram, ISIS menyebut bahwa "saudara martir" mereka meledakan rompi bom mereka diantara para murtad dan berhasil menewaskan beberapa diantara mereka dan melukai sejumlah lainnya. Ledakan bom ini menewaskan sembilan wartawan, seorang diantaranya wartawan perempuan dan wartawan AFP (Agence France Presse). Kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS mengaku sebagai yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

"Ini adalah pengeboman yang sangat menghancurkan staf biro kami di Kabul kami yang sangat berani dan seluruh agensi. Shah Marai adalah kolega yang sangat berharga dan telah menghabiskan 15 tahun mendokumentasikan konflik tragis di Afganistan untuk AFP," tulis AFP Global News Director, Michele Leridon.

Marai meninggalkan enam anak, termasuk anak yang baru dilahirkan. Dalam salah satu tulisannya, Marai sempat menyebut bahwa kota Kabul sangat tak aman untuk keluarga muda.

Sementara itu di tempat terpisah, wartawan BBC Afganistan, Ahmad Shah, dilaporkan ditembak mati oleh penembak tak dikenal. Penembakan terjadi di provinsi Khost. Penembakan ini terjadi saat Shah tengah berjalan ke rumahnya, seperti disebutkan Komite Keselamatan Jurnalis. Total wartawan yang menjadi korban dalam serangan ISIS di Afganistan menjadi 10 orang.



Grup ini menamai pembom pertama sebagai Qaqaa al-Kurdi dan pengebom kedua sebagai Khalil al-Qurshi. Namun, ISIS tak memberikan bukti apapun atas klaim tersebut.

Afganistan telah mengalami beberapa serangan dalam beberapa minggu belakangan. Beberapa hari lalu bom mobil meledak dan menewaskan setidaknya enam orang termasuk dua orang tentara Afganistan.

Serangan sebelumnya juga menewaskan 57, orang termasuk lima anak-anak, dan melukai setidaknya 100 orang.




Credit  cnnindonesia.com






Ditemui DK PBB, Panglima Myanmar Bantah Pemerkosaan Rohingya


Ditemui DK PBB, Panglima Myanmar Bantah Pemerkosaan Rohingya
Ditemui DK PBB, Panglima Myanmar Bantah Pemerkosaan Rohingya (REUTERS/Hla Hla Htay)


Jakarta, CB -- Panglima Myanmar menyangkal anggotanya melakukan pemerkosaan dan penganiayaan seksual lainnya saat operasi militer terhadap Rohingya. Pernyataan itu disampaikan Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat bertemu delegasi utusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) di Naypyidaw, Myanmar, Senin (1/5).

PBB menuduh militer Myanmar telah melakukan 'pembersihan etnis', termasuk pemerkosaan dan pembunuhan yang membidik warga Rohingya pasca serangan terhadap beberapa pos keamanan pada Agustus lalu.

Akibat operasi militer tersebut lebih dari 700 ribu etnis Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh, menyelamatkan diri dari desa-desa yang terbakar dan kekerasan yang dilakukan tentara.


"Tatmadaw (tentara) selalu disiplin, dan bertindak terhadap siapa pun yang melanggar hukum," kata Jenderal Min Aung Hlaing kepada delegasi DK PBB, seperti diposting di laman Facebook resminya.

Setelah berkali-kali tidak mendapat akses ke Myanmar, delegasi DK PBB akhirnya melakukan kunjungan pertamanya sejak pekan lalu. Mereka sempat mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh.

Saat dikunjungi delegasi DK PBB, pengungsi Rohingya melaporkan kekerasan seksual yang mereka alami. Tapi Min Augn Hlaing menegaskan bahwa pasukannya tidak memiliki sejarah pelecehan seksual.


"Itu tidak dapat diterima menurut budaya dan agama di negara kami," kata dia sambil menegaskan bahwa siapapun yang bersalah akan dihukum.

Dia menegaskan kembali bahwa Myanmar siap mengambil kembali para pengungsi Rohingya yang kini berada di perbatasan Bangladesh. Namun sejak kesepakatan pemulangan Rohingya diteken, tidak seorang pun pengungsi yang kembali ke kampung halamannya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Sebelumnya, delegasi DK PBB juga bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Dalam pertemuan itu Suu Kyi meminta pemahaman mereka tentang rumitnya konflik yang telah berlangsung lama, serta berjanji untuk memulangkan para pengungsi Rohingya.

Seusai pertemuan dengan para pejabat Myanmar, delegasi DK PBB akan pergi ke negara bagian Rakhine dengan menggunakan helikopter.

Myanmar menyangkal Rohingya sebagai warganya dan menyebut mereka sebagai 'Bengali' atau orang-orang asal Teluk Bengal. Mereka tidak diberi akses ke kesehatan dan pendidikan yang layak. Kekerasan juga menyebabkan dua per tiga dari sekitar 1,5 juta warga Rohingya mengungsi sejak 2012.





Credit  cnnindonesia.com




Abbas: tak ada negara Palestina tanpa Gaza


Abbas: tak ada negara Palestina tanpa Gaza
Presiden Palestina Mahmoud Abbas . (REUTERS/Mohamed Torokman)



Ramallah, Tepi Barat (CB) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang juga ketua komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), pada Senin malam (30/4) mengatakan bahwa tidak akan ada negara Palestina tanpa Gaza.

Abbas menyampaikan pernyataan itu dalam pidato upacara pembukaan Dewan Nasional Palestina (PNC), Parlemen PLO di pengasingan.

Pertemuan tersebut, yang pertama kali diadakan sejak 2009, berlangsung di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, selama empat hari guna membahas hubungan Palestina dengan Israel dan Amerika Serikat, serta kondisi internal Palestina.

Abbas memulai pidatonya dengan mengatakan "tidak akan ada perdamaian tanpa Yerusalem, ibu kota negara Palestina", merujuk pada pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 6 Desember 2017 yang mengakui Yerusalem sebagai adalah ibu kota negara Israel.

Ketua Parlemen Palestina Salim Zanoun membuka sidang pertama dengan melantunkan lagu nasional Palestina dan memuji semangat rakyat Palestina yang tewas dalam konflik dengan Israel.

Menurut siaran kantor berita Xinhua, Zanoun menyatakan Dewan Nasional antara lain mengusulkan penyelenggaraan pemilihan umum anggota parlemen dan Presiden Negara Palestina.

Pada Jumat (27/4), utusan Palestina di PBB mendesak komisi internasional melakukan penyelidikan yang independen dan transparan mengenai konflik baru-baru ini yang berlangsung di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel.

Kerusuhan meletus pada Jumat di dekat perbatasan Israel; menewaskan tiga orang Palestina tewas dan menyebabkan lebih dari 880 orang lagi cedera menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Dalam aksi yang merupakan bagian dari gerakan yang dinamai "Pawai Akbar Kepulangan", yang digelar setiap Jumat dalam enam pekan terakhir, puluhan warga Palestina tewas dan ribuan orang lagi cedera. Penyelenggara protes telah mengatakan demonstrasi tersebut akan berlanjut sampai pertengah Mei.

Para saksi mata mengatakan demonstran Palestina melempar batu ke arah pasukan Israel, dan tentara Israel membalasnya dengan menembakkan gas air mata serta peluru karet dan bahkan peluru aktif.

Utusan PBB mengutuk kekejaman dan kejahatan terhadap warga sipil Palestina, mengatakan perbuatan pasukan Israel mesti dihentikan dan para pelanggar hak asasi manusia harus diseret ke pengadilan.






Credit  antaranews.com




Korsel minta PBB verifikasi penutupan tempat uji nuklir Korut


Korsel minta PBB verifikasi penutupan tempat uji nuklir Korut
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.. (REUTERS/Kim Min Hee)



Seoul (CB) - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantu memastikan rencana Korea Utara (Korut) menutup tempat uji nuklirnya, demikian laporan kantor berita Yonhap, Selasa.

Moon menyampaikan permintaan itu dalam pembicaraan telepon pada Selasa dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.


Beberapa hari menjelang pertemuan puncak bersejarah Moon dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Jumat (27/4), pemerintah di Pyongyang mengutarakan janji menutup tempat uji nuklir Punggye-ri sebagai bagian dari "jaminan keterbukaan" tekad kuat mereka untuk menghentikan semua uji nuklir dan peluru kendali.





Credit  antaranews.com






Alunan angklung gaungkan perdamaian di markas PBB


Alunan angklung gaungkan perdamaian di markas PBB
Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung. (PTRI New York)


Jakarta (CB) - Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung.

Mereka bersama para penari dari Padepokan Jugala Taya memukau tak kurang dari 500 diplomat dari 193 negara dan pejabat tinggi PBB yang memenuhi ruangan ECOSOC di Markas PBB, New York, lewat pagelaran budaya bertajuk "Bamboo for Peace: Enchanting Sounds and Rhythms of Indonesia," keterangan pers dari Perutusan Tetap RI untuk PBB, Selasa.

"Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York dan ratusan diplomat asing terkesima karena langsung dapat belajar dan berpartisipasi dalam orkestra musik tradisional Indonesia," demikian disampaikan oleh Duta Besar Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap (Watap) Indonesia untuk PBB, di New York.

Para seniman angklung dan penari memukau penoton dengan lagu klasik tradisional seperti Blue Danube hingga lagu tradisional Indonesia seperti Bungong Jeumpa dari Aceh hingga Yamko Rambe Yamko dari Papua.

Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung. (PTRI New York)

 Indonesia ingin menunjukkan bahwa seni budaya unik seperti angklung dapat menjadi sarana untuk perdamaian, kestabilan dan pembangunan, kata Triansyah.

"Kita juga tegaskan komitmen Indonesia untuk selalu mengedepankan harmoni dan kemitraan dalam hubungan antar-bangsa," kata dia.

Acara yang diselenggarakan oleh PTRI New York dan didukung oleh KBRI Washington DC dan Kementerian Pariwisata itu juga diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan Dunia.


Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung. (PTRI New York)

  Angklung dipilih bukan hanya karena memiliki filosofi harmoni dan perdamaian namun juga karena alat musik tersebut sejak 2010 telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Pertunjukan seni tari dan angklung tersebut juga menjadi salah satu upaya kampanye Indonesia dalam pencalonannya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020.

Pada bagian akhir pertunjukan, ratusan penonton bergabung dalam orkestra angklung dan bersama-sama memainkan lantunan lagu "We are the World", yang dipopulerkan oleh Michael Jackson, untuk menggaungkan pesan agar negara-negara anggota PBB bersatu dan kompak dalam menciptakan perdamaian dunia.






Credit  antaranews.com


Senin, 30 April 2018

Brahmos Bakal Dijadikan Rudal Hipersonik Berkecepatan Mach 7


Brahmos Bakal Dijadikan Rudal Hipersonik Berkecepatan Mach 7
Beberapa rudal Brahmos yang dikembangkan India dan Rusia. Foto/REUTERS


MUMBAI - Brahmos, salah satu rudal tercepat di dunia yang dikembangkan India dan Rusia, sedangkan dikembangkan menjadi rudal hipersonik yang kecepatannya akan mencapai Mach 7 atau 7 kali kecepatan suara. Pengembangnya optimistis tujuannya akan tercapai dalam satu dekade.

"Kami akan membutuhkan tujuh hingga sepuluh tahun dari sekarang untuk menjadi sistem rudal hipersonik," kata Sudhir Mishra, kepala eksekutif dan direktur pelaksana perusahaan patungan Brahmos Aerospace, mengatakan kepada PTI, yang dikutip Senin (30/4/2018).

Dia mengatakan rudal Brahmos saat ini berkecepatan Mach 2,8 atau 2,8 kali kecepatan suara, dan akan menyentuh Mach 3,5 segera dan Mach 5 dalam tiga tahun ke depan.

Untuk mencapai kecepatan hipersonik, ujar Mishra, mesin peluru kendali itu harus diganti.

Tujuan dikembangkannya Brahmos menjadi rudal hipersonik adalah untuk diandalkan dalam peperangan generasi berikutnya.

Mishra mengatakan lembaga-lembaga India termasuk DRDO (Defence Research and Development Organisation), IIT (Indian Institutes of Technology ) dan Indian Institute of Science sedang mengerjakan teknologi yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Lembaga-lembaga Rusia juga melakukan pekerjaan serupa.

Dia melanjutkan bahwa perusahaan pengembang rudal Brahmos 55 persennya dimiliki oleh DRDO dan sisanya dimiliki Rusia.

Menurut Mishra, mesin, teknologi dan pencari propulsi dari sistem rudal di perusahaan itu dikembangkan oleh Rusia. Sedangkan India mengerjakan sistem kontrol, panduan, perangkat lunak, airframes dan sistem kontrol kebakaran. 






Credit  sindonews.com




AS Akan Bikin Denuklirisasi Korut seperti Libya


AS Akan Bikin Denuklirisasi Korut seperti Libya
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat menyaksikan uji coba rudal Hwasong-12 tahun lalu. Foto/KCNA/REUTERS


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan membuat denuklirisasi Korea Utara (Korut) seperti yang terjadi di Libya pada tahun 2003. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo.

Pompeo mengatakan Korut harus mengambil langkah-langkah yang tidak dapat diubah untuk menghapus program senjata nuklirnya, dalam sebuah kesepakatan yang mirip dengan yang terjadi di Libya.

Selama wawancara dengan ABC News pada hari Minggu, Pompeo, yang diam-diam bertemu dengan Kim Jong-un di Pyongyang sebagai direktur CIA awal bulan ini, mengatakan ada kesempatan nyata untuk kesepakatan denuklirisasi antara Presiden Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ketika mereka bertemu bulan depan.

Dia mengakui bertemu dengan Kim di bawah instruksi yang jelas dari Trump. Pertemuan itu untuk membahas cara guna memverifikasi soal denuklirisasi di semenanjung Korea. Menurutnya, pemerintah AS memiliki "mata yang terbuka lebar" untuk memantaunya.

"Kami menggunakan kata 'irreversible' dengan maksud yang kuat," kata Pompeo. "Kami akan membutuhkan langkah-langkah yang menunjukkan bahwa denuklirisasi akan tercapai," ujarnya, yang dilansir Senin (30/4/2018).

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan dalam sebuah wawancara terpisah dengan Fox News bahwa perjanjian tahun 2003 untuk menghapus program senjata pemusnah massal Libya dapat berfungsi sebagai model untuk negosiasi dengan Korea Utara.

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi setuju untuk membongkar program senjata itu dengan imbalan pencabutan sanksi yang oleh negara-negara Barat. Pada saat itu, pengawas internasional dari AS dan Inggris memverifikasi bahwa Gaddafi menindaklanjuti perjanjian tersebut.

"Kami sangat ingat model Libya dari 2003, 2004. Jelas ada perbedaan. Program Libya jauh lebih kecil, tapi itu pada dasarnya perjanjian yang kami buat," kata Bolton.

Korea Utara berencana untuk menutup situs uji coba senjata nuklirnya pada Mei. Pyongyang juga akan mengundang para ahli Korea Selatan dan AS serta media untuk melihat proses itu.

Undangan itu dikonfirmasi pemerintah Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, menyusul pertemuan antara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Jumat pekan lalu. 





Credit  sindonews.com




AS Tegaskan Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem pada 14 Mei


AS Tegaskan Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem pada 14 Mei
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menegaskan rencana pemindahan kedutaan AS di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei mendatang. (Reuters/Carlos Barria)



Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menegaskan rencana pemindahan kedutaannya di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei mendatang. Pernyataan itu disampaikan Pompeo seusai bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Minggu (29/4).

Menurut Pompeo, relokasi kedutaan AS ke Yerusalem, langkah yang akan dilakukan pada 14 Mei adalah "pengakuan pada realitas Yerusalem seabgai Ibu Kota Israel, dan pusat pemerintahan."

Dunia internasional menyatakan status Yerusalem harus ditentukan berdasarkan perundingan damai antara Palestina dan Israel. Palestina mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya saat merdeka dari Israel nanti. Keputusan Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump pada Desember lalu melanggar kesepakatan dan hukum internasional, serta dikecam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).


Lawatan Pompeo ke Timur Tengah merupakan kunjungan ke luar negeri pertamanya sejak disahkan sebagai Menteri Luar Negeri AS oleh Kongres, menggantikan Rex Tillerson. Tujuan utama lawatan itu tampak sebagai upaya AS menggalang dukungan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran terkait program rudalnya.

Dalam konferensi pers bersama tersebut, Pompeo juga menegaskan keprihatinan AS soal aktivitas Iran yang dianggap menyebabkan kawasan Timur Tengah tidak stabil.

Sebelumnya, saat bertemu dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, Pompeo menyerukan agar negara-negara Teluk bersatu agar kuat melawan Iran.

"Kami tetap sangat prihatin tentang eskalasi berbahaya dari Iran yang mengancam Israel dan kawasan," kata Pompeo dalam konferensi pers bersama Netanyahu di Tel Aviv, Israel seperti dilansir Reuters.

"Menurut saya ancaman terbesar bagi dunia dan kedua negara, seluruh negara adalah militan Islam dengan senjata nuklir, khususnya upaya Iran untuk memperoleh senjata nuklir," kata Pompeo.

Netanyahu, menyebut Pompeo sebagai 'teman sejati Israel' menegaskan kedekatan kedua negara dalam isu Iran. Bertolak belakang dengan kegarangannya saat pemerintah Presiden Barack Obama meneken kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2015, yang disebutnya 'kesalahan bersejarah', Netanyahu menegaskan bahwa Israel bersedia mendukung upaya Presiden Trump memperkuat kesepakatan 2015.

"Iran harus dihentikan. Keinginannay untuk mendapat bom nuklir harus dihentikan. Agresinya harus dihentikan dan kami berkomitmen untuk melakukannya bersama-sama," kata Netanyahu.

Dalam pertemuan dengan Raja Salman di Arab Saudi, Pompeo menegaskan bahwa AS akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2015. Kecuali jika pembicaraan dengan Uni Eropa memastikan Republik Islam itu tidak bakal memiliki nuklir.

Pompeo menyerukan negara-negara Teluk untuk bersatu bahkan menyerukan agar Arab Saudi menghentikan perseteruannya dengan Qatar. "Kami berharap mereka, dengan caranya, menemukan cara menyelesaikan sengketa antar mereka," kata Pompeo.

Arab Saudi bersama Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan baik transportasi maupun perdagangan dengan Qatar sejak Juni lalu, karena menuduh negara itu mendukung terorisme dan Iran. Doha membantah segala tuduhan dan menyatakan tiga negara tetangga Teluk-nya itu campur tangan dalam kedaulatannya. Iran membantah mendukung terorisme atau berusaha mengembangkan nuklir.





Credit  cnnindonesia.com




Israel Tangkap Perempuan Lebanon di Perbatasan


Tentara Israel di dekat perbatasan Israel-Lebanon.
Tentara Israel di dekat perbatasan Israel-Lebanon.
Foto: AP/Ariel Schalit


Lebanon telah membahas isu penangkapan dengan PBB.



CB, JAKARTA -- Tentara Lebanon, Sabtu malam, mengatakan bahwa patroli perbatasan Israel menangkap seorang perempuan Lebanon di daerah Shebaa dan membawanya melintasi perbatasan.


"Pada 28 April pukul 08.30 malam, patroli musuh Israel melakukan penculikan Nohad Dali dari Kota Shebaa dan membawanya ke wilayah Palestina, yang didudukinya," kata pernyataan komando militer Lebanon sebagaimana dikutip kantor berita negara Lebanon, NNA

Shebaa termasuk wilayah sengketa kecil, yang diklaim Israel sebagai bagian dari Dataran Tinggi Golan, yang diduduki sejak direbut dari Suriah pada 1967. Namun, Lebanon mengklaim daerah itu adalah bagian dari wilayahnya.Pasukan penjaga perdamaian PBB bermarkas di perbatasan Lebanon-Israel.


Pertempuran terakhir adalah perang singkat pada 2006 antara Israel dan kelompok Hizbullah dari Lebanon, yang didukung Iran. Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat merujuk pada peran kelompok itu dalam perang sipil Suriah, di mana mereka telah memperoleh lebih banyak pengalaman dan pertempuran bersenjata bersama Presiden Bashar al-Assad sebagai bagian dari aliansi yang didukung Iran.


Lebanon telah membahas isu penangkapan Dali dengan pasukan pemelihara perdamaian PBB, kata pernyataan tentara.Juru bicara militer Israel mengatakan, "Saya tahu tentang laporan itu dan tidak memiliki pernyataan apa pun untuk saat ini."





Credit  republika.co.id




Basis Militer di Dua Wilayah Suriah Diroket Musuh Misterius


Basis Militer di Dua Wilayah Suriah Diroket Musuh Misterius
Basis militer Suriah di Hama dan Aleppo diserang roket oleh musuh misterius pada Minggu (29/4/2018) malam. Foto/SANA


DAMASKUS - Beberapa pangkalan militer di Hama dan Aleppo, Suriah, diserang roket pada Minggu malam. Militer pemerintah Presiden Bashar al-Assad mengatakan serangan terbaru ini merupakan agresi nyata dari musuh.

Kepada stasiun televisi pemerintah, militer Suriah mengatakan serangan roket terjadi pada sekitar pukul 22.30 malam. Namun, pelaku serangan belum disebutkan.

"Suriah sedang menghadapi agresi baru dengan beberapa pangkalan militer di Hama dan Aleppo dihantam dengan roket musuh," kata sumber militer kepada stasiun televisi pemerintah Suriah, yang dilansir Reuters, Senin (30/4/2018).

Sebelumnya, ledakan besar secara berturut-turut terdengar di wilayah provinsi Hama dan pihak berwenang sedang menyelidiki penyebabnya.

Sumber penegak hukum Suriah mengatakan kepada RIA Novosti bahwa depot amunisi milik tentara diserang, yang kemungkinan besar merupakan hasil dari serangan udara.

Sumber itu mengatakan salah satu situs militer yang ditargetkan adalah depot mesiu milik Brigade ke-47 Tentara Suriah. Menurutnya, kebakaran melanda depot tersebut akibat serangan.

Target lainnya yang diserang adalah depot mesiu di timur Aleppo, Suriah utara, yang terletak di antara bandara Al-Malikiayh dan Al-Nayrab. Ada laporan tentang korban jiwa dan cedera akibat serangan, namun laporan tersebut belum bisa dikonfirmasi.

Sky News Arabia mengutip sumber pemberontak Suriah, bahwa lebih dari 40 orang diduga telah terbunuh.

Belum lama ini, pangkalan militer T-4 Suriah diserang rudal oleh dua pesawat jet tempur. New York Times, mengutip sumber militer Israel, melaporkan bahwa pasukan negara Yahudi itulah yang menyerang pangkalan tersebut karena digunakan untuk operasional militer Iran. Tujuh personel militer Teheran dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

Pemerintah maupun militer Israel tidak membantah maupun mengakui serangan di pangkalan militer T-4 Suriah. Sedangkan Teheran bersumpah akan membalasnya. 






Credit  sindonews.com





Palestina Ogah Ikut Kesepakatan Damai Ala Trump


Palestina Ogah Ikut Kesepakatan Damai Ala Trump
PLO menyatakan kembali bahwa Trump telah mengisolasi dirinya dari proses perdamaian dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


RAMALLAH - Palestina tidak akan mengambil bagian dalam kesepakatan damai yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat.

Erekat membuat pernyataannya di radio resmi Voice of Palestine, beberapa jam sebelum kedatangan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Israel.

Pejabat teras PLO itu menyatakan kembali bahwa Trump telah mengisolasi dirinya dari proses perdamaian dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan usahanya untuk menjatuhkan masalah pengungsi Palestina dari meja perundingan.

"Amerika Serikat tidak dapat menjadi mitra atau mediator dalam proses perdamaian kecuali jika perubahan posisi pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel karena tidak ada artinya memiliki negara Palestina tanpa Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," tegas Erekat seperti dikutip dari Xinhua, Senin (30/4/2018).

Media Israel pada Jumat malam melaporkan bahwa Trump mungkin akan menyampaikan kesepakatan damai Timur Tengah setelah peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem pada bulan Mei. Kesepakatan itu mungkin termasuk kompensasi finansial bagi warga Palestina.

Menanggapi hal itu, Erekat mengatakan: "Ini secara moral tidak dapat diterima dan Palestina tidak dijual atau dibeli dengan uang."

Erekat menegaskan posisi Palestina menyerukan perdamaian berdasarkan solusi dua negara yang sejalan dengan resolusi legitimasi internasional.

Ketegangan antara Palestina dan AS telah meningkat sejak Oktober lalu, dan semkain dalam ketika Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Trump bahkan memerintahkan relokasi kedutaan AS di Tel Aviv ke Yerusalem pada 6 Desember 2017.




Credit  sindonews.com






Rusia Siap Mendukung Kerja Sama Antar Korea


Rusia Siap Mendukung Kerja Sama Antar Korea
Presiden Korsel Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un berjalan bersama setelah menanam pohon di desa gencatan senjata Panmunjom. Foto/Istimewa


MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in jika Moskow siap mendukung kerja sama antara Korea seiring keinginan Seoul dan Pyongyag melakukan rekonsiliasi. Hal itu diungkapkan Putin saat berbicara dengan Jae-in lewat saluran telepon.

"Selama percakapan telepon mereka, Moon menginformasikan Putin tentang hasil rinci dari pertemuannya dengan pemimpin puncak Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) Kim Jong-un pada hari Jumat di desa perbatasan Panmunjom," pernyataan Kremlin.

"Putin dan Moon menilai secara positif kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan itu," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Xinhua, Senin (30/4/2018).

Dalam kesempatan itu, Putin mengkonfirmasi kesiapan Rusia untuk mempromosikan pembentukan kerja sama praktis antara Korsel dan Korut, khususnya melalui implementasi proyek infrastruktur dan energi tripartit.

Putin menekankan pentingnya melanjutkan upaya semua pihak yang terlibat menuju penyelesaian politik dan diplomatik masalah Semenanjung Korea menyusul roadmap yang diusulkan oleh China dan Rusia.

Roadmap menunjukkan bahwa Korut menangguhkan uji coba nuklir dan rudalnya serta Amerika Serikat (AS) dan Korsel menghentikan latihan militer tahunan mereka di Semenanjung Korea. Roadmap ini juga mengusulkan pendekatan dual-track yang melibatkan pembentukan mekanisme perdamaian saat mencapai denuklirisasi.

Ketegangan di Semenanjung Korea telah mereda secara dramatis sejak awal 2018, yang mengarah ke pertemuan bersejarah antara Moon Jae-in dan Kim Jong-un pada hari Jumat lalu.

Kedua pemimpin menandatangani deklarasi bersama yang mengkonfirmasi tujuan bersama untuk denuklirisasi menyeluruh Semenanjung. Mereka juga menyetujui pembicaraan multilateral untuk mengubah perjanjian gencatan senjata saat ini antara kedua Korea menjadi perjanjian damai.




Credit  sindonews.com





Korut Ajukan Syarat untuk Serahkan Senjata Nuklirnya


Korut Ajukan Syarat untuk Serahkan Senjata Nuklirnya
Pemimpin Korut Kim Jong-un akan menyerahkan senjata nuklirnya jika AS berjanji tidak menyerang Pyongyang. Foto/Istimewa


SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mengatakan akan menyerahkan senjata nuklirnya jika Amerika Serikat (AS) setuju secara resmi mengakhiri perang Korea. Selain itu, AS juga harus berjanji untuk tidak menyerang Korut.

Hal itu diungkapkan Kim Jong-un kepada Presiden Korsel Moon Jae-in saat keduanya bertemu pada Jumat lalu.

"Saya tahu orang Amerika secara inheren cederung menentang kami, tetapi ketika mereka berbicara dengan kami, mereka akan melihat bahwa saya bukan tipe orang yang akan menembakkan senjata nuklir ke selatan, melintasi Pasifik atau kepada Amerika Serikat," ujar Kim kepada Moon Jae-in yang dituturkan juru bicara pemerintah Korsel Yoon Young-chan.

Yoon juga mengungkapkan secara rinci pembicaraan selama sehari antara Kim Jong-un dan Moon Jae-in. Menurutnya kedua pemimpin Korea itu telah menandatangani sebuah deklarasi bersama yang menyatakan Semenanjung Korea bebas nuklir dan denuklirisasi penuh sebagai tujuan bersama kedua Korea. Tetapi selama pertemuan, beberapa di antaranya disiarkan langsung di seluruh dunia, Kim Jong-un tidak pernah secara terbuka akan melepaskan senjata nuklirnya.

Meski begitu ia memberikan sebuah gagasan yang tidak jelas tentang apa yang diminta oleh negara miskin itu sebagai imbalan untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

"Jika kita sering bertemu dan membangun kepercayaan dengan Amerika Serikat dan jika mengakhiri perang dan non-agresi dijanjikan, mengapa kita hidup dalam kesulitan dengan senjata nuklir?" kata Yoon mengutip pernyataan Jong-un seperti disitir dari New York Times, Minggu (29/4/2018),

Presiden Korsel sendiri sudah memberitahu Trump tentang isi pertemuan, memberi penjelasan kepadanya melalui saluran telepon. Menurut kantor kepresidenan Korsel, Moon Jae-in mengatakan kepada Presiden AS bahwa Kim Jong-un mengatakan ia dan Trump dapat bergaul dengan baik. Trump pun menanggapinya dengan mengatakan bahwa ia menantikan pertemuan mereka.

Selain memberi tahu Trump, Moon Jae-in juga berbicara dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, untuk menyampaikan keinginan Kim Jong-un untuk membuka dialog dengan Tokyo, yang juga merasa terancam oleh senjata nuklir dan pengembangan rudal Korut. 





Credit  sindonews.com