F 35 (gettyimages)
Jakarta (CB) - Setelah melalui proses pembuatan dan
uji coba yang cukup lama, pesawat jet F 35 Joint Strike Fighter akhirnya
mulai dioperasikan oleh militer Amerika Serikat. Pesawat tempur yang
katanya tercanggih dan paling mahal ini mulai digunakan oleh Marinir AS.
F-35
memiliki kemampuan super lengkap. Mulai kemampuan siluman nan canggih,
kecepatan supersonik, lincah, serta mampu mengacak radar. Ia dibekali
kemampuan berbagi data dengan pesawat lain. Helm sang pilot bisa melihat
seluas 360 derajat.
Jenderal Joseph Dunford, komandan Marine
Corps, menyatakan pihaknya setuju kalau satu skuadron yang terdiri dari
10 unit F 35 telah siap dipakai. Artinya, skuadron yang bermarkas di
Yuma, Arizona itu bisa dioperasikan ke seluruh dunia jika diperlukan.
"Pesawat
ini mampu melakukan dukungan udara jarak dekat, serangan ofensif dan
defensif, pencegatan di udara dan sebagainya," kata Joseph yang dikutip
detikINET dari Washington Times, Senin (3/8/2015).
F
35 telah dikembangkan Lockheed Martin hampir 14 tahun lamanya, banyak
mengalami penundaan dan diiringi berbagai kontroversi termasuk masalah
teknis. Bahkan Mei lalu, mesin sebuah unit F 35 sempat terbakar saat
lepas landas.
Bagaimanapun, F 35 adalah jet tempur masa depan AS.
Departemen Pertahanan AS, Pentagon, berencana membeli sampai 2.400 jet F
35 dengan nilai sekitar USD 400 miliar.
Versi yang siap
dioperasikan adalah F 35B yang merupakan varian paling canggih. Harganya
sekitar USD 134 juta per unit. Kemampuannya yang paling menonjol adalah
mampu lepas landas dan mendarat di landasan pendek atau bahkan secara
vertikal seperti helikopter.
Ongkos pembuatan F 35 telah menggelembung dua kali lipat dari estimasi
awal yang membuat proyek ini menuai kritik. Bahkan meskipun kini sudah
mulai dioperasikan, kritik tetap berdatangan.
Terutama kemampuan
pertempuran udara F 35 yang dinilai belum maksimal dibandingkan jet
lain. Dalam simulasi melawan pesawat F 16, F 35 masih dinilai kewalahan,
tidak menampakkan kemampuannya yang dikatakan tercanggih.
Kemampuan
tempurnya juga masih terbatas. Pasalnya, sistem persenjataan F 35 belum
akan benar-benar siap sampai 2017 sehingga membatasi kemampuannya.
Marinir
AS menyatakan F35 B memang akan beroperasi tanpa beberapa fitur kunci,
termasuk sensor yang memungkinkannya berkomunikasi dengan pesawat lain.
Helm untuk pilot yang akan meningkatkan pandangan kala malam juga belum
sepenuhnya siap.
Masalah lain terletak pada software pesawat itu yang belum di-
update untuk melakukan semua fungsi serangan. Masalah software ini mungkin baru selesai pada tahun 2019.
Tapi
pihak Marinir menyatakan F 35 dalam kondisinya saat ini tetap sebuah
peningkatan signifikan dari pesawat jet yang ada sekarang. "Saya sangat
yakin bisa mengirimkannya ke seluruh bagian dunia," kata Letjen Jon
Davis dari Marinir AS.
F 35B masih bisa membawa misil dan bom
meskipun jumlahnya terbatas karena seperti disebutkan, persenjataan yang
dikhususkan untuk jet ini belum siap. Di pihak lain, Angkatan Udara AS
diharapkan sudah bisa mengoperasikan F 35 mulai tahun depan.
Credit
Detiknews