Senin, 30 Maret 2015

Pemerintah Beraksi Soal Kabar 24 WNI yang Tertangkap di Yaman



Pemerintah Beraksi Soal Kabar 24 WNI yang Tertangkap di Yaman  
Mahasiswa asal Indonesia mengatakan kelompok Houthi ini sangat berbahaya, mereka berkeliaran di jalan-jalan, beberapa memakai pakaian sipil dan bersenjata. (REUTERS/Khaled Abdullah)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah mengaku tak bakal diam saja dengan beredarnya kabar soal 24 warga Indonesia di Yaman. Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Purdijatno, saat ini persoalan itu tengah didalami dan dicari konfirmasinya oleh Kedutaan Besar Ri di Sanaa.

“Laporannya sudah masuk, masih diproses di KBRI Yaman, nanti dilakukan pendalaman oleh KBRI,” kata Tedjo kepada wartawan di Jakarta. kemarin.

Saat ditanya siapakah jati diri para warga Indonesia yang ditangkap di negara yang saat ini sedang mengalami kondisi darurat itu, Tedjo mengatakan mereka adalah para warga Indonesia yang sedang emnuntut ilmu dan bekerja di Yaman. Saat ini, Pihak TNI, tambahnya,sudah menyiapkan pesawat untuk memulangkan seluruh warga Indonesia di sana.

Namun, lanjutnya, semua langkah itu masih tergantung sikap dan permintaan dari para warga Indonesia yang ada di Yaman. “Semua diproses di KBRI, semuanya dipulangkan tegantung permintaannya seperti apa,” katanya.

Kabar Penangkapan WNI

Sebelumnya diberitakan, Puluhan WNI diduga telah ditangkap oleh pasukan pemberontak Houthi yang menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang mahasiswa Indonesia di Sanaa.

Muhammad Kholil, mahasiswa Andalus University, Sanaa, kepada CNN Indonesia Sabtu (28/3) mengatakan bahwa Houthi mengepung dan menggeledah masjid dengan mengerahkan 10 kendaraan penuh senjata beberapa waktu lalu. Warga asing di dalamnya langsung ditangkap.

Di antaranya adalah 24 WNI yang ditangkap di tiga masjid; enam orang dari masjid Sunnah di Sawan, 17 orang di masjid Al Fath, Syumailah, dan seorang dari masjid As Syarqoin. Seorang di antaranya, kata Kholil, adalah wanita yang sedang hamil tua.

"Saya berharap KBRI bergerak cepat untuk membebaskan WNI yang ditangkap Houthi. Saya berharap ada usaha yang intensif, karena ada salah satu keluarga ikhwan yang istrinya hamil tua sedang suaminya tidak tahu ada di mana," ujar Kholil.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, mengakui memang muncul berita soal penangkapan WNI, namun KBRI di Sanaa masih berusaha mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

"Kami belum bisa memastikan sampai mendapat konfirmasi yang jelas. Saat ini sedang dicek oleh KBRI, namun pergerakan masih sangat sulit karena situasi perang di Sanaa," ujar Lalu pada CNN Indonesia.

Santri yang Terusir

Menurut Kholil, para WNI itu diduga ditangkap karena tidak memiliki izin tinggal. Dia melanjutkan, para WNI yang ditangkap itu adalah para santri asal Darrul Hadits, Dammaj, yang terusir dari pesantren karena agresi Houthi dan tidak diberikan izin tinggal di Sanaa oleh kelompok Syiah itu.

"Kelompok WNI dari Dammaj mendapatkan tekanan dari Houthi. Mereka tidak diberi izin tinggal, dicekal dan ditangkap. Beberapa terpaksa tinggal di masjid setelah keluar dari Dammaj," lanjut Kholil dalam percakapan sebelumnya.

Darrul Hadits di Dammaj menjadi medan perang pada tahun 2013 lalu saat kelompok Syiah Houthi menyerang pesantren tersebut. Beberapa WNI tewas dalam serangan Houthi saat itu. Untuk menghindari Houthi, Darrul Hadits memindahkan praktik belajar dan mengajar mereka ke Sanaa.


Credit  CNN Indonesia

Puluhan WNI Diduga Ditangkap Militan Houthi di Yaman



Puluhan WNI Diduga Ditangkap Militan Houthi di Yaman  
Sebanyak 24 WNI ditangkap dalam penggeledahan kelompok bersenjata Houthi ke tiga masjid. Seorang di antara WNI adalah wanita yang sedang hamil tua. (Reuters/Khaled Abdullah)
 
 
Sanaa, CB -- Puluhan WNI diduga telah ditangkap oleh pasukan pemberontak Houthi yang menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Hal ini disampaikan oleh seorang mahasiswa Indonesia di Sanaa.

Muhammad Kholil, mahasiswa Andalus University, Sanaa, kepada CNN Indonesia Sabtu (28/3) mengatakan bahwa Houthi mengepung dan menggeledah masjid dengan mengerahkan 10 kendaraan penuh senjata beberapa waktu lalu. Warga asing di dalamnya langsung ditangkap.

Di antaranya adalah 24 WNI yang ditangkap di tiga masjid; enam orang dari masjid Sunnah di Sawan, 17 orang di masjid Al Fath, Syumailah, dan seorang dari masjid As Syarqoin. Seorang di antaranya, kata Kholil, adalah wanita yang sedang hamil tua.

"Saya berharap KBRI bergerak cepat untuk membebaskan WNI yang ditangkap Houthi. Saya berharap ada usaha yang intensif, karena ada salah satu keluarga ikhwan yang istrinya hamil tua sedang suaminya tidak tahu ada di mana," ujar Kholil.


Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, mengakui memang muncul berita soal penangkapan WNI, namun KBRI di Sanaa masih berusaha mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

"Kami belum bisa memastikan sampai mendapat konfirmasi yang jelas. Saat ini sedang dicek oleh KBRI, namun pergerakan masih sangat sulit karena situasi perang di Sanaa," ujar Lalu pada CNN Indonesia.

Santri yang terusir

Menurut Kholil, para WNI itu diduga ditangkap karena tidak memiliki izin tinggal. Dia melanjutkan, para WNI yang ditangkap itu adalah para santri asal Darrul Hadits, Dammaj, yang terusir dari pesantren karena agresi Houthi dan tidak diberikan izin tinggal di Sanaa oleh kelompok Syiah itu.

"Kelompok WNI dari Dammaj mendapatkan tekanan dari Houthi. Mereka tidak diberi izin tinggal, dicekal dan ditangkap. Beberapa terpaksa tinggal di masjid setelah keluar dari Dammaj," lanjut Kholil dalam percakapan sebelumnya.

Darrul Hadits di Dammaj menjadi medan perang pada tahun 2013 lalu saat kelompok Syiah Houthi menyerang pesantren tersebut. Beberapa WNI tewas dalam serangan Houthi saat itu. Untuk menghindari Houthi, Darrul Hadits memindahkan praktik belajar dan mengajar mereka ke Sanaa.
Credit  CNN Indonesia

Jejak ayah kandung Lee Kuan Yew di Semarang



Jejak leluhur Lee Kuan Yew di Semarang perlu ditelusuri lebh jauh oleh ahli sejarah



CB - Tak banyak yang mengetahui, kakek nenek serta ayah mendiang pendiri Singapura, Lee Kuan Yew adalah orang Semarang, yang lalu merantau dan bermukim di Singapura.
Maka sepertinya bukan kebetulan bahwa tempat lahir Lee Kuan Yew di Singapura pada 16 September 1923, adalah Jalan Kampung Jawa: di Kampong Java Road.
Sayang tak banyak jejak ayah dan kakek nenakn Lee Kuan Yew di Semarang yang bisa dilacak.
Lee Kuan Yew dimakamkan Minggu (29/03), dengan upacara kebesaran yang dihadiri berbagai pemimpin dunia, termasuk presiden Joko Widodo.
Menurut penuturan Lee Kuan Yew dalam memoirnya: “The Singapore Story, Memoirs of Lee Kuan Yew,” ayah dan ibunya menikah dalam usia dini.
Saat itu ayahnya Lee Chin Koon berusia 20 tahun dan ibunya Chua Jum Neo, berusia 16 tahun.
Perkawinan keduanya diatur orang tua sejak setahun sebelumnya.
Kakek dan nenek Lee Kuan Yew, memiliki akar Jawa lebih kuat lagi.


Lee Kuan Yew bersama anak-anak saat mengunjungi sebuah proyek, tahun 1965


Tahun 1899, Lee Hoon Leong (26) bertemu gadis bernama Ko Lien Nio (16) yang dijumpai dan dinikahi di Semarang, Jawa Tengah. Dari hasil pernikahan ini, lahirlah Lee Chin Koon (pada tahun 1903,) ayah dari Lee Kwan Yew.
Suami isteri Lee Hoon Leong dan Ko Lien Nio kemudian pindah ke Singapura, membawa Lee Chin Koon yang masih bayi.
Tapi sayangnya jejak leluhurnya tak pernah dikupas dengan jelas. Bahkan dari sejumlah buku tentang Semarang, seperti di buku “Kota Semarang dalam Kenangan” yang menceriakan tentang sejarah Kota Semarang dari abad ke- 8 M hingga menjelang akhir tahun 1945, tidak menjelaskan mengenai keberadaan leluhur Lee Kuan Yew di Semarang.
Terlepas dari itu, Jongkie Tio, penulis buku itu mengatakan jejak leluhur Lee Kuan Yew diduga berada di kawasan Jalan Pemuda Semarang.

Apotik Noe-Ma

“Ini cerita yang berkembang dari mulut ke mulut. Bahwa Apotik “Noe-ma” yang berada di jalan Pemuda Semarang itu dulunya bekas rumah ayah dan kakek-nenek Lee Kuan Yew,” jelasnya.
Jongkie tidak menyangsikan informasi itu namun juga tak bisa membenarkannya, karena tak memiliki cukup data.
“Kepastiannya saya tidak tahu. Sulit menelusuri dari Semarang karena tidak ada manuskrip yang menjelaskan persisnya di mana. Sampai saat ini belum ada yang menelusuri jejaknya. Mungkin saja karena memang belum ada ketertarikan.”
Jalan Pemuda masuk dalam kawasan segitiga emas Semarang yang di jaman kolonial bernama Jalan Bod Jong ("Pemuda" dalam bahasa Belanda), dijadikan sentra bisnis dan pemerintahan.



Bekas apotik Noe Ma di Semarang yang disebut-sebut dulunya adalah rumah keluarga ayah dan nenek-kakek Lee Kuan Yew

Jalan ini membujur sepanjang 2,7 kilometer dari Jembatan Berok (kawasan Kota Lama Semarang) hingga kawasan Tugu Muda.
Di sepanjang jalan ini terdapat banyak bangunan bersejarah seperti Gedung Keuangan Negara, Kantor Pos Indonesia, Gedung Bank Jateng, Gedung Bekas Hotel Dibya Puri, Toko Oen, Gedung swalayan bahan bangunan.
Apotik Noe-ma yang disebutkan Jongkie Tio, sayangnya sudah tidak berbekas. Bangunan putih berpagar besi warna hijau dengan nomor 57A itu tertutup rapat.
Dan lebih dari itu, sudah tak menunjukkan kaitan dengan masa lalu, karena bangunannya tergolong baru, bukan lagi bangunan tua.
"Dulu memang itu bangunan apotik Noe Ma,” jelas Bambang (64), warga sekitar.
“Tapi sejak tahun 90an bangunan itu dipugar dan diubah jadi bangunan yang digunakan sebagai pabrik bihun."

Berubah bentuk

Tentang Lee Chin Koon, ayah Lee Kuan Yew? Bambang menggeleng. Ia tak pernah mendengar atau mengetahui keberadaan warga Tionghoa bermarga Lee yang pernah tinggal di sekitar kawasan ini.
“Keluarga Tek Kiong sejak masa kolonial tinggal di rumah yang megah dan besar yang berada di belakang apotik Noe Ma. Majikan saya sepertinya yang paling lama tinggal di sini.”
Yang dia tahu, warga Etnis Cina tertua di sekitar itu adalah Tek Kiong yang dikenal dengan nama Soetikno Wijaya merupakan salah satu orang kaya terpandang di Semarang.
“Beliau itu kawan dekat mantan Presiden Soeharto, namun sudah meninggal sejak tahun 1990an. Sekarang tinggal istrinya, yang kebetulan sedang berada di luar kota.”




Nenek dan kakek Lee Kuan Yew membawa ayah Lee Kuan Yew dari Semarang waktu masih bayi.


Seorang warga Cina Semarang, Sarjono (74) juga mengaku tak sempat mengenal leluhur Lee Kuan yew. Mungkin karena mereka sudah meninggalkan Semarang sejak lebih dari seabad.
Adapun bangunan yang diyakini dulunya adalah tempat tinggal orang tua Lee Kuan Yew, Sarjono mengatakan, dulunya adalah bangunan tua yang khas.
“Itu dulunya bangunan kuno kembar dengan arsitektur melengkung di bagian kanan kiri. Bagus sekali. Yang kiri untuk jual tabung pemadam kuno dan sebelahnya Apotik Noe Ma. Sekarang sudah berubah wujud, “ jelas Sarjono.
Pemilik beberapa bangunan asli masa lalu yang belum berubah kepemilikan, seperti Toko alat tulis Nam Bie, Toko Phoenix yang berjejer dengan bekas apotik Noe-ma juga tak mengetahui keberadaan marga Lee yang konon pernah menempati salah satu bangunan di kawasan tersebut.
“Apalagi ini ada projek pembangunan apartemen 22 lantai. Hampir semua bangunan digusur dan dirobohkan. Yang tersisa hanya beberapa saja,” imbuh Sarjono
Padahal Jalan Pemuda atau dulunya jalan Bod Jong, sudah dijadikan sebagai kawasan cagar budaya di Kota Semarang, sejak tahun 1992 yang mencakup 101 bangunan.
Nyatanya banyak bangunan cagar budaya di kawasan ini nyaris tak berbekas, ditelan pembangunan dan perubahan zaman yang tak mengindahkan sejarah dan pelestarian.
Jejak Lee Chin Koon dan Chua Jum Neo, orang tua Lee Kuan Yew salah satu tokoh dunia yang sangat terkenal --dengan segala kontroversinya, sangat susah dikenali di Semarang.
Lebih-lebih lagi jejak kakek dan nenek Lee Kuan Yew: Lee Hoon Leong dan Ko Lien Nio.
Semarang memang tercatat dalam memoir Lee Kuan Yew dan arsip-arsip, sebagai kota leluhurnya. Namun sayangnya tak lebih dari itu, sehingga tak bisa menjadi aset kota Semarang, misalnya.


Credit  BBC








Indonesia-Tiongkok sepakat tingkatkan nilai perdagangan hingga 2020


Jakarta (CB) - Pemerintah Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan hingga mencapai 150 miliar dolar AS pada tahun 2020.

"Target perdagangan bilateral senilai 150 miliar dolar AS per tahun, tahun 2020 targetnya mesti tercapai," kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu malam.

Peningkatan kerja sama ekonomi antara lain berupa investasi, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan produk merupakan hal-hal yang dibahas dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi di Jepang dan Tiongkok selama pekan lalu.

Menurut Presiden, investasi di bidang power plan, transmisi, serta kereta api cepat segera dimulai dalam tahun ini.

"Ini juga yang saya sampaikan. Saya minta hal yang konkret dan nyata, bukan sekedar MoU," katanya.

Menurut Presiden, kesepakatan itu saat ini masih dalam proses persetujuan bersama tentang nilai tukar mata uang.

Terkait dengan kebijakan bebas visa ke Indonesia bagi warga Tiongkok, maka Indonesia mendorong agar jumlah wisatawan Tiongkok ke Indonesia juga bisa meningkat hingga 10 juta wisatawan per tahun.

Dalam pembicaraan dengan pemerintah Tiongkok dan para pengusaha, kata Presiden, juga disepakati untuk membuka penerbangan langsung dari tujuh kota di Tiongkok ke Indonesia. Indonesia pun meminta diberikan kesempatan penerbangan Garuda Indonesia dan maskapai lain dari Indonesia ke kota-kota di Tiongkok.

"Itu hal-hal konkret yang dibicarakan dan kita berharap langsung bisa segera direalisasi," katanya.

Menurut Presiden, pada pekan depan akan datang tim-tim yang akan menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan itu, baik dari Jepang maupun Tiongkok.

Presiden didampingi Ibu Negara Iriana tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pukul 18.45 WIB setelah sebelumnya bertolak dari Singapura.

Selama sepekan lalu, Presiden melakukan kunjungan kerja ke Jepang dan Tiongkok. Menjelang akhir kunjungan, Presiden kemudian menyempatkan diri untuk menghadiri upacara penghormatan terakhir bagi mendiang Lee Kuan Yew di Singapura.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri serta sejumlah pejabat lainnya, termasuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Punama, hadir di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta untuk menyambut kedatangan Presiden dan rombongan.



Credit  ANTARA News

Presiden Jokowi bawa pulang komitmen 71 miliar dolar



Presiden Jokowi bawa pulang komitmen 71 miliar dolar
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Komitmen itu terdiri dari komitmen dengan pengusaha di Jepang dan komitmen dengan pengusaha di Tiongkok,"
Jakarta (CB) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa pulang komitmen senilai sekitar 71,440 miliar dolar AS dari perjalanan kunjungan kenegaraannya ke Jepang dan Tiongkok pada 22-28 Maret 2015.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Jakarta, Sabtu malam, setelah mendarat mengakhiri kunjungan kenegaraan bersama Presiden mengatakan Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang dan Tiongkok diperkirakan mampu mendorong terjadinya komitmen bisnis hingga mencapai 71,440 miliar dolar AS yang terdiri dari berbagai macam rencana proyek dan investasi.

"Komitmen itu terdiri dari komitmen dengan pengusaha di Jepang dan komitmen dengan pengusaha di Tiongkok," katanya.

Ia mengatakan, di Jepang misalnya komitmen kerja sama business to business yang bisa dihimpun mencapai 5,6 miliar dolar AS.

"Toyota misalnya sudah berkomitmen untuk memperluas investasi 1,6 miliar dolar AS, ditambah Suzuki sebesar 1 miliar dolar AS, dan kerja sama business to business lain antara pengusaha Indonesia dan Jepang mencapai 3 miliar dolar AS," katanya.

Dalam kunjungannya di Jepang, Presiden Jokowi menghadiri forum kerja sama bisnis yang dihadiri oleh 1.200 pengusaha dari Jepang.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menawarkan prospek investasi yang bisa digarap investor Jepang di Indonesia sekaligus insentif yang akan diberikan termasuk kemudahan perizinan dan insentif pajak yang menarik bagi investor yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ekspor.

Sementara di Tiongkok, berhasil dihimpun komitmen kerja sama 68,1 miliar dolar AS ditambah dengan komitmen dalam mata uang yuan sebesar 2,1 miliar RMB atau setara 340 juta dolar AS.

Dengan begitu total komitmen yang dibawa pulang dari Tiongkok mencapai 68,440 miliar dolar AS.

Jadi kunjungan kenegaraan Presiden, kata Franky, mampu menarik terjadinya komitmen hingga mencapai 71,450 miliar dolar AS.

Pada kesempatan itu presiden di hadapan 450 pengusaha Tiongkok memaparkan rencana kerjanya selama lima tahun ke depan setelah sebelumnya bertemu dengan PM Li Keqiang dan sehari sebelumnya dengan Presiden Xi Jinping.

Komitmen dan proyek kerja sama itu sebagian besar di bidang infrastruktur, perikanan, dan lain-lain.

Namun, ia mengingatkan soal investment rate kedua negara itu yang harus juga diperhitungkan.

Rekam jejak Tiongkok selama ini hanya 1:10 sedangkan Jepang 1:6,5 yang artinya untuk di Tiongkok dari 10 komitmen hanya 1 yang terealisasi sementara dari Jepang lebih tinggi yakni dari 10 komitmen sebanyak 6,5 terealisasi.

Namun, Franky menekankan pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan angka investment rate melalui berbagai kebijakan di antaranya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan insentif pajak.

Credit  ANTARA News

TNI tarik personel di Nisam Aceh Utara



TNI tarik personel di Nisam Aceh Utara
Menjaga Kawasan Nisam Antara Personel TNI menjaga ketat jalur masuk dan keluar kecamatan dikawasan pedalaman Nisam Antara, Aceh Utara, Provinsi Aceh. Rabu (26/3/15). Penjagaan ketat dan melakukan pemeriksaan identitas warga sipil itu dilakukan untuk antisifasi keluarnya kelompok sipil bersenjata dari pedalaman Nisam Antara yang telah menewaskan dua Intel TNI Kodim 0103 Sertu Indra Irawan dan Serda Hendrianto, Senin (23/3/15) lalu. (ANTARA FOTO/Rahmad) 
 
 
Banda Aceh (CB) - Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda (Kapendam) Letkol Inf Machfud menyatakan anggota TNI yang diturunkan ke Nisam, Aceh Utara setelah penembakan dua anggota Kodim 0103 Aceh Utara, untuk membantu aparat kepolisian sudah ditarik kembali.

"Personel TNI yang diturunkan ke kawasan Nisam, Aceh Utara tersebut untuk membantu kepolisian dalam memburu pelaku penembakan dua anggota Kodim 0103," katanya kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu.

Ia menjelaskan personel yang dilibatkan dalam membantu aparat kepolisian dalam pengejaran pelaku penembakan tersebut sudah ditarik dari Nisam, Kabupaten Aceh Utara.

Ia mengatakan sejak awal pihaknya menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian agar bisa secepatnya mengungkap motif dan pelaku dari kejadian tersebut.

"Sampai sejauh ini belum ada indikasi dan motif atau siapa pelaku dibalik kejadian ini, tapi ini adalah kriminal sehingga tentunya ini domain kepolisian yang melaksanakan tugas tersebut," katanya.

Pihaknya berharap Polisi dapat mengungkap motif dan pelaku dari kejadian penembakan dua personel TNI itu.

Sebelumnya diberitakan, dua anggota Kodim 0103, yakni Serda Indra dan Sertu Hendrianto ditemukan tewas di Dusun Batee Pila, Kecamatan Nisam Antara, Selasa (24/3) pagi, setelah dinyatakan hilang diculik oleh sekelompok tak dikenal, pada Senin (23/3) sore.

Credit  ANTARA News

Keluarga dan sahabat antar Olga ke peristirahatan terakhir


Keluarga dan sahabat antar Olga ke peristirahatan terakhir
Olga Syahputra meninggal dunia pada usia 32 tahun di Singapura pada Jumat (27/3) sore waktu setempat. (ANTARA)
 
 
Jakarta (CB) - Keluarga, sahabat dan para penggemar menghadiri pemakaman jenazah pemandu acara dan komedian Olga Syahputra di Tempat Pemakaman Umum Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu siang.

Di antara ratusan pelayat yang menghadiri pemakaman Olga, ada para selebriti seperti Luna Maya, Bunga Citra Lestari, Julia Perez, Regina Indonesian Idol, Soimah, Tara Budiman, dan Jaja Mihardja.

Ustad Zaki Muhammad mewakili keluarga meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kesalahan Olga selama hidup.

"Kepada seluruh masyarakat Indonesia, kami atas nama keluarga memohon maaf lahir batin kalau selama ini Olga sering kepeleset lidahnya," katanya.

"Mohon tutup dalam-dalam kesalahan Olga. Ungkapkan hal-hal yang baik-baik saja," tambah dia.

Sebelum pemakaman, sempat terjadi aksi saling dorong di antara para pelayat yang ingin melihat jenazah Olga untuk terakhir kalinya.

Jenazah Olga tiba di rumah duka sekitar pukul 09.50 pagi dari Singapura, tempat dia menjalani perawatan karena menderita meningitis.


Credit  ANTARA News

Jumat, 27 Maret 2015

Situasi Yaman Memburuk, Operasi KBRI Sanaa Dibatasi


Pasukan Yaman berjaga di areal kedutaan asing (Foto: AFP)
Pasukan Yaman berjaga di areal kedutaan asing (Foto: AFP)
CB, Jakarta: Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinan terhadap situasi di Yaman yang semakin memburuk sejak Kamis dini hari (26/3/2015).
 
"Pemerintah Indonesia meminta agar semua pihak menahan diri dari melakukan tindak kekerasan dan memperhatikan keselamatan warga sipil yang ada di Yaman, baik itu warga setempat maupun warga asing," pernyataan pihak Kementerian Luar Negeri, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Jumat (27/3/2015).
 
Kemlu menambahkan, saat ini jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar  4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan. Sebanyak 2.686 orang adalah mahasiswa dan 1.488 orang buruh migran. 
 
"Berdasarkan keterangan KBRI Sanaa, konsentrasi WNI berada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih kondusif," lanjut pernyataan itu.
 
Sejak Februari 2015, Pemerintah Indonesia telah melakukan proses evakuasi bagi WNI secara suka rela untuk kembali ke Indonesia. Hingga kini dari 175 total WNI yang mendaftar telah dievakuasi ke Indonesia sebanyak 141 orang. WNI di Yaman diminta untuk mendaftarkan diri agar dapat segera dievakuasi dari Yaman.
 
"KBRI Sanaa saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memfasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI. KBRI juga telah menyiapkan rencana kontingensi gawat darurat bila situasi memaksa," imbuh pihak Kemlu.
 
Pemerintah Indonesia akan terus memantau dan mengevalusasi perkembangan kondisi di Yaman setiap saat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat. Sekaligus meminta seluruh WNI yang berada di Yaman untuk selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik.
 
Pemerintah juga meminta agar WNI yang akan melakukan perjalanan ke wilayah tersebut agar menundanya hingga situasi lebih kondusif.
 
KBRI Sanaa di Yaman tetap memberikan pelayanan bagi seluruh WNI di Yaman, layanan hotline dapat diakses 24 jam dengan nomor: +967 738 115 555.



Credit  Metrotvnews.com


Presiden Filipina Serukan Perjanjian Damai dengan Bangsamoro


Presiden Filipina Serukan Perjanjian Damai dengan Bangsamoro  
"Saya tidak mengejar perdamaian hanya untuk menambah warisan saya," ujar Aquino. (Reuters/Erik De Castro)
 
Jakarta, CB -- Presiden Filipina Benigno Aquino mendesak anggota parlemen untuk melanjutkan pembicaraan rancangan undang-undang terkait wilayah otonomi Muslim di wilayah selatan, dalam upaya untuk mengakhiri konflik selama 45 tahun yang telah menewaskan 120 ribu orang.

Kongres menangguhkan pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar Bangsamoro yang akan memberikan otonomi bagi minoritas Moro setelah insiden yang menewaskan 44 polisi dalam bentrokan dengan pemberontak Muslim pada 25 Januari.

"Jika RUU kurang, dapat diatasi dengan mendorong melalui perdebatan atasnya," kata Aquino dalam pidato di televisi nasional.

"Saya tidak mengejar perdamaian hanya untuk menambah warisan saya. Apa yang kita kejar adalah perdamaian sejati yang benar-benar membahas akar permasalahan yang menyebabkan kekerasan,” kata dia.

Aquino telah menyerukan pertemuan perdamaian nasional yang terdiri dari tokoh masyarakat termasuk Uskup Agung Katolik di Manila, seorang pensiunan hakim, dan seorang pengusaha untuk "membedah hukum yang diusulkan dengan cara yang tenang dan wajar".

Tahun lalu, Manila berjanji untuk memungkinkan kelompok gerilyawan Muslim terbesar di negara itu, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), masa transisi satu tahun untuk memerintah wilayah Bangsamoro sebelum pemilihan pada Mei 2016. Namun tawaran itu tak lagi berlaku karena UU soal wilayah otonomi belum juga mendapat persetujuan.

Pemimpin MILF Ebrahim Murad dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan ini mengatakan bahwa kelompok pemberontak tidak akan menerima UU baru yang tidak mencantumkan apa yang sudah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. Malaysia bertindak sebagai perantara proses perdamaian.



Credit  CNN Indonesia

Jabhat al-Nusra, Panji Perang Ridwan di Suriah



Jabhat al-Nusra, Panji Perang Ridwan di Suriah  
Hingga Januari 2014 memperkirakan pasukan Front al-Nusra berjumlah sekitar 7.00 hingga 8.000 anggota, terdiri dari warga Suriah dan gerilyawan asing. (Reuters/Hosam Katan)
 
 
Jakarta, CB -- Jabhat al-Nusra menjadi panji terakhir ketika putra Abu Jibriel, Ridwan Abdul Hayie yang meregang nyawa dalam pertemuran di Kota Idlib, Suriah, Kmais (26/3). Abu Jibriel merupakan tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), yang pernah diduga terlibat beberapa peristiwa terorisme.

Kelompok militan Jabhat al-Nusra, atau lebih dikenal dengan nama Front Nusra, merupakan salah satu faksi yang memberontak dari pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.  Dibentuk sejak 23 Januari 2012, kelompok yang disebut sebagai salah satu pemberontak kuat dalam Perang Sipil Suriah telah diakui secara resmi sebagai afiliasi al-Qaeda di Suriah dan Libanon.

Berbaiat setia kepada pemimpin Al-Qaidah, Ayman al-Zawahri, Front Nusra masuk dalam daftar organisasi teroris yang ditetapkan oleh PBB dan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Rusia.

Kelompok ini merupakan salah satu grup yang pertama kali menggunakan teknik penyerangan lewat bom bunuh diri atau bom mobil di daerah perkotaan, dengan menargetkan pasukan militer Assad. 

Awal penyerangan Front Nusra tercatat melalui bom mobil di Damaskus dan Aleppo yang menewaskan puluhan orang pada 2011 silam.

Namun, Front Nusra cenderung lebih toleran dalam berurusan dengan warga sipil, dibanding ISIS yang juga berakar dari al-Qaidah, yang kemudian menyimpang dan berusaha membentuk Negara Islam di Irak dan Suriah.

Data yang dihimpun oleh Reuters hingga Januari 2014 memperkirakan pasukan Front al-Nusra berjumlah sekitar 7.000 hingga 8.000 anggota, terdiri dari warga Suriah dan gerilyawan asing. 
 
Banyak anggota Front Nusra berasal dari kelompok jihad, termasuk Islamic Front, yang telah berkontribusi dalam sejumlah peperangan sipil di Suriah.

Front Nusra yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Golani,telah menyerukan gencatan senjata dengan ISIS dan sejumlah kelompok pemberontak lainnya, dengan tujuan meminimalisir jatuhnya korbandan memperlambat pertempura. Namun, langkah tersebut dinilai tidak efektif.

Setelah ISIS mendeklarasikan diri pada tahun lalu, banyak anggota Front Nusra yang menyebrang ke ISIS.

Sejak awal tahun 2015, terdapat laporan bahwa banyak anggota Front Nusra tengah mempertimbangakan untuk meninggalkan al-Qaidah, menanggalkan nama Front Nusra dan bergabung dengan kelompok pemberontak lainnya yang lebih kecil, seperti Jaish al-Muhajirin wal-Ansar.

Terdapat kemungkinan langkah ini dilakukan agar mereka dapat membentuk organisasi baru yang akan menerima dana dari negara-negara Teluk. 

Namun, dalam pernyataan resmi yang dirilis Maret 2015, Front Nusra menegaskan kesetiaan mereka kepada al-Qaidah dan membantah rencana untuk melepaskan diri dari kelompok tersebut.

Pada Kamis (5/3), sedikitnya 13 pemimpin senior Front Nusra terbunuh dalam serangan udara di Hobait, provinsi Idlib, Suriah. Salah satu petinggi Front Nusra yang tewas adalah Abu Hammam al Shami, tokoh penting kelompok ini.

Menurut video al-Nusra tahun 2014, al Shami bergabung di kelompok itu setelah beberapa tahun latihan di Afghanistan dan Irak. Dalam video tersebut, al Shami muncul mengabarkan kegagalan upaya damai dan mediasi antara al Nusra dengan ISIS yang bertikai.

Serangan tersebut merupakan bagian dari misi Suriah menghancurkan wilayah yang diyakini tempat berkumpul militan al-Nusra.

Pada Selasa (24/3) lalu, lebih dari 1.500 orang militan dari al-Nusra dan kelompok lainnya bersama melakukan serangan ke Kota Idlib, Suriah. Akibat serangan tersebut, 23 warga sipil dilaporkan tewas.

Sejak 2012, Front Nusra kerap melakukan serangan untuk mengambil alih beberapa wilayah di Provinsi Idlib. Namun, hingga kini pemerintah masih memegang kuasa atas ibu kota Idlib.

Pertempuran al-Nusra di Idlib ikut memakan korban dari Indonesia. Salah satu putra Abu Jibril, Ridwan Abdul Hayie tewas dalam pertempuran melawan militer Assad di kota tersebut, pada Kamis (25/3).

Situs Arrahmah.com bercerita banyak soal keberadaan Ridwan di Suriah. Putra keenam Abu Jibriel ini lahir pada 16 Juni 1993, dan pernah mengenyam pendidikan di Pesantren Tahfidzul Qur’an Isykarima Karangpandan, Solo.

Bersama sembilan orang temannya, Ridwan pergi ke Suriah pada Juli 2014 lalu sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin.

Kabar tewasnya Ridwan ini sudah dibenarkan oleh keluarga. "Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah saat merebut kota Idlib, Suriah," kata kakak Ridwan, Muhammad Jibriel Abdul Rahman dalam akun Faceboknya.


Credit  CNN Indonesia

Putra Abu Jibriel Dikabarkan Tewas di Suriah



Putra Abu Jibriel Dikabarkan Tewas di Suriah  
Ilustrasi pertempuran sengit di Suriah. (REUTERS/Thaier Al-Sudani) 
 
 
Jakarta, CB -- Anak Abu Jibril, Ridwan Abdul Hayie dikabarkan tewas saat berperang di Suriah. Ridwan tewas diterjang peluru dari tank pasukan Suriah saat bertempur Kota Idlib, Suriah.

Tewasnya anak keenam Abu Jibril ini dinyatakan oleh putra sulung Jibril, Muhammad Jibril Abdul Rahman dalam laman Facebooknya. "Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah," kata Jibril dalam statusnya.

Ridwan menurutnya tewas saat merebut kota Idlib, Suriah dari pasukan Syiah Nushairiyah. Keluarga menurutnya tidak terlalu meratapi kepergian Ridwan.

"Ummi dan Abah adalah orang yang paling bahagia saat ini, karena beliau telah mempersembahkan salah satu dari anaknya untuk Allah. Semoga Allah memberikan Al Firdaus untuk kita semua," ujarnya.

Sementara itu pengamat terorisme Al Chaidar juga membenarkan bahwa Ridwan, putra Abu Jibril, telah tewas di Idlib, Suriah dalamlaman Facebooknya.

Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.

Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.


Credit   CNN Indonesia

Gempur Yaman, Apa Mau Saudi?


Gempur Yaman, Apa Mau Saudi?  
Pendukung Houthi di Sanaa memprotes serangan udara yang dilakukan Saudi dan negara aliansi Arab. (Reuters/Khaled Abdullah)
 
 
Jakarta, CB -- Arab Saudi bersama negara sekutunya menggempur Yaman dengan serangan udara besar-besaran sejak Rabu (25/3) malam, untuk memukul mundur pemberontak Syiah al-Houthi yang sudah mendekati benteng terakhir Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Serangan ke Yaman tak hanya menunjukkan aspirasi Arab Saudi untuk menjaga stabilitas keamanan dalam negeri karena berbatasan langsung dengan Yaman, namun juga sekaligus untuk mempertahankan kepentingan mereka di kawasan Teluk.


Serangan ini adalah gambaran terakhir dari kontes perebutan kekuasaan dengan Iran, negara Muslim Syiah yang juga mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dan berperan dalam konflik Irak. Tehran, tampaknya makin meningkatkan cengkraman di negara-negara Arab, mulai dari Irak hingga Lebanon, dan Suriah hingga Yaman.

Di Irak, puluhan ribu milisi Syiah bergabung dengan militer pemerintah Irak untuk merebut kota Tikrit dari tangan militan ISIS. Pasukan gabungan yang juga terdiri dari kepala-kepala suku Sunni Irak itu memiliki penasehat militer dari Tehran. Iran juga ikut mempersenjatai mereka dengan peralatan perang.

Meski AS sebelumnya meremehkan lingkup hubungan antara Iran dan pemberontak Syiah al-Houthi, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat,  Adel al-Jubeir mengatakan bahwa anggota Garda Revolusi Iran dan Hizbullah yang juga didukung Iran merupakan penasehat Houthi di lapangan.


Seorang pejabat AS mengatakan bahwa operasi Riyadh merupakan “respon panik” atas cepatnya situasi memburuk di Yaman yang ditakutkan Saudi akan merembet ke perbatasan mereka.

Dikutip dari Reuters, pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan bahwa koalisi negara Teluk Arab bergerak terlalu cepat sehingga keefektifannya diragukan.

Gedung Putih mengatakan tidak akan bergabung langsung dengan operasi militer di Yaman tersebut, namun sudah membentuk sel untuk melakukan koordinasi militer dan dukungan intelijen AS.

Kecaman dari Iran

Menyusul serangan udara dari negara koalisi Teluk kepada al-Houthi di Yaman, Iran memberikan komentar keras.

Menurut Kepala Komite Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Iran, Alaeddin Boroujerdi, serangan tersebut justru akan menjadi bumerang bagi Arab Saudi.

"Asap dari api perang ini akan menusuk menyerang mata Saudi, memaksa mereka untuk segera menghentikan perang ini," ujar Boroujerdi seperti dikutip Sputnik, Kamis (26/3).

Menurut Boroujerdi, perang di Yaman akan meluas ke wilayah negara tetangga lain. Boroujerdi menekankan bahwa Saudi bertanggung jawab jika hal itu terjadi.

Dengan pecahnya perang ini, Boroujerdi menganggap Saudi tidak peduli dengan masalah agama yang sedang menganga di tengah umat Muslim.

"(Saudi) tidak peduli dengan masalah-masalah di dunia Muslim," katanya.

Boroujerdi beranggapan bahwa Amerika Serikat memegang peran penting dalam kemelut ini.

"Washington memiliki peran yang dimainkan dalam situasi ini. Negara-negara Arab tidak dapat beraksi tanpa izin dari Amerika Serikat," ucapnya.

Guna menghindari pecahnya perang yang lebih besar, Boroujerdi berseru kepada koalisi serangan udara Arab Saudi untuk segera menghentikan operasi militer mereka di Yaman. Menurut Boroujerdi, politik internal dan perselisihan etnis dan suku di Yaman hanya dapat diselesaikan dengan pendekatan diplomatik.
 
Warga menonton mobil milik pemberontak Houthi yang terkena serangan udara di Aden. (Reuters/Khaled Abdullah)

Informasi rinci di tahap akhir

Mnurut AS, Arab Saudi dilaporkan menyimpan beberapa rincian soal aksi militer mereka di Yaman dari Washington sampai saat-saat terakhir.

Meskipun Saudi berbicara dengan para pejabat tinggi AS soal serangan udara untuk mendukung pemerintahan Presiden Hadi yang diperangi oleh al-Houthi, pejabat AS mengakui terdapat gap terkait informasi yang mereka punya soal serangan, termasuk tujuan Saudi untuk melakukan serangan itu.

Jenderal Lloyd Austin, kepada Komando Sentral militer AS, mengatakan pada Senat AS pada Kamis (26/3) bahwa ia berbicara dengan kepala pertahanan Arab Saudi “tepat sebelum mereka melancarkan serangan.”

Ia menambahkan bahwa ia tidak bisa memperkirakan kemungkinan keberhasilan serangan itu karena tidak tahu apa "maksud dan tujuannya secara spesifik.”

Adel al-Jubeir mengatakan bahwa Riyadh berkonsultasi erat dengan Washington soal Yaman—tapi akhirnya memutuskan mereka harus bertindak cepat karena pemberontak Houthi bergerak menuju benteng terakhir Hadi di selatan kota Aden.

“Yang dikhawatirkan adalah, jika Aden jatuh, maka apa yang Anda lakukan?" kata Jubeir pada Kamis. “Yang jadi perhatian adalah bahwa situasinya sangat mengerikan Anda harus bergerak.”

Negara-negara sekutu Arab Saudi bergabung dalam koalisi ini, kecuali Oman. Mereka adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Kuwait, Yordania, Mesir, dan Moroko. Sementara Turki dan Pakistan mengatakan mereka kemungkinan akan ikut ambil bagian dalam serangan ke Houthi.


Credit CNN Indonesia

Rusia Peringatkan NATO untuk Tinggalkan Eropa Timur


Rusia Peringatkan NATO untuk Tinggalkan Eropa Timur
Prajurit AS dalam laihan perang di Polandia (Foto : Reuters)


MOSKOW  (CB) – Pemerintah Rusia menuduh NATO telah memanfaatkan krisis Ukraina sebagai alasan membangun kekuatan militer di kawasan Eropa Timur. Tindakan NATO ini, menurut mereka, memperlihatkan bahwa NATO adalah sebuah blok anti-Rusia.
“NATO mengembangkan pasukan reaksi cepat dan meningkatkan infrastruktur di dekat perbatasan kami. Kami akan melakukan usaha yang melanggar keseimbangan nuklir dan pembuatan segmen pertahanan antimisil Eropa dan Asia Pasifik akan dipercepat,” demikian kata Presiden Rusia Vladimir Putin di hadapan dewan penasihat Biro Keamanan Rusia (FSB), Kamis 26 Maret 2015.
Pernyataan Putin ini diperkuat Menteri Luar Negeri Rusia Alekasandr Lukashevich yang mengingatkan kepada semua pihak bahwa Rusia mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan membalas ancaman nuklir.
“Sudah saatnya Amerika Serikat (AS) menghentikan upayanya yang sepihak dan destruktif di bidang pertahanan misil. Barulah setelah itu mereka tidak perlu lagi khawatir mengenai akibat yang akan terjadi,” kata Lukashevich, seperti dilaporkan Russia Today, Jumat (27/3/2015).
Menlu Rusia ini menambahkan, tindakan AS dan NATO yang meningkatkan kekuatan serta infrastruktur militer di Eropa Timur hanya akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Ketegangan itu, menurut Lukashenko, tidak akan berakibat baik.



Credit  Okezone



Ini Jet-jet Tempur Canggih Saudi Penggempur Yaman


Ini Jet jet Tempur Canggih Saudi Penggempur Yaman
Saudi mengerahkan banyak pesawat jet tempur untuk melakukan agresi militer di Yaman. Foto: Reuters.
 
 
RIYADH  (CB) - Arab Saudi pada Kamis kemarin secara resmi mengerahkan sejumlah pesawat jet tempur untuk membombardir milisi Houthi di Yaman. Setidaknya ada tiga pesawat jet tempur canggih yang diandalkan Saudi dalam agresi militer yang diberi nama “Operation Decisive Storm” itu.

Menurut Al Arabiya, Jumat (27/3/2015), tiga jet tempur utama yang diandalkan Saudi dalam menggempur Yaman adalah pesawat jet tempur Thyphoon Eropa, pesawat jet tempur F-15 buatan Amerika Serikat (AS) dan pesawat jet tempur Tornado buatan Inggris.

Pesawat jet tempur F-15 mulai diperkenalkan pada tahun 1988 dalam operasi  militer di sebagian besar wilayah di Timur Tengah, termasuk Irak. Pesawat ini juga jadi andalan ketika agresi militer terjadi di Afghanistan dan Libya.

Angkatan Udara Arab Saudi memiliki armada pesawat jet tempur F-15 terbesar setelah AS dan Jepang. Hal ini wajar, karena sejak 2014 Saudi tercatat sebagai importir senjata terbesar di dunia.

Pada tahun 2009, Angkatan Udara Arab Saudi juga menggunakan pesawat jet tempur F-15 dan pesawat jet Tornado saat membom kelompok Houthi di Yaman utara.

Sedangkan pesawat jet tempur Typhoon diperkenalkan tahun 2011, ketika Inggris dan Italia melakukan agresi di Libya untuk menggulingkan diktator Muammar Qaddafi. Pada bulan Februari tahun ini, Saudi juga menggunakan pesawat jet tempur Typhoon untuk menyerang kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) di Suriah.

Sementara itu, pesawat jet Tornado pernah digunakan Angkatan Udara Arab Saudi tahun 1989 saat Perang Teluk antara Irak dan Kuwait. Saudi kala itu ikut dalam koalisi yang menyerang rezim Saddam Hussein di Irak. Kelompok peneliti IHS Jane, bulan ini telah merilis data, di mana Kerajaan Arab Saudi menjadi pemain utama di antara negara-negara monarki Teluk, dengan menjadi importir senjata terbesar di dunia.


Credit  SINDOnews