Selasa, 17 Maret 2015

TNI AL Selamatkan 3 Peneliti Australia di Perairan Bintan


 
Tribunnews KRI Pattimura.

JAKARTA, CB - Tiga orang peneliti kelautan Australia diselamatkan Angkatan Laut Indonesia setelah kapal mereka karam di wilayah perairan utara Indonesia. Ketiga peneliti kelautan Australia yang diselamatkan itu disebut bernama Emre Turak (56), Gerald Robert Allen (72) dan Lyndon Devantier (56).
Mereka adalah bagian dari sebuah tim beranggotakan 11 peneliti internasional dan sembilan orang kru yang sedang dalam perjalanan menuju Kepulauan Riau untuk meneliti karang laut di bagian utara Pulau Bintan dengan menggunakan kapal sewaan KM Nurah.
Kapal itu meninggalkan Pelabuhan Batam akhir pekan lalu untuk melakukan ekspedisi selama 12 hari. Setelah beberapa jam berlayar, kapal itu dilaporkan dihantam ombak setinggi tiga meter yang membuat air laut membanjiri kapal.
Seluruh penumpang langsung menggunakan pelampung sementara awak kapal memberitahu penjaga pantai Indonesia dan memberitahukan koordinat GPS mereka.
Mereka kemudian berhasil diselamatkan kapal patroli milik Angkatan Laut Indonesia, KRI Pattimura, satu jam setelah permintaan tolong di perairan Tanjung Tondang dekat Pulau Bintan dan mereka langsung dibawa kembali ke Batam.
Sejumlah foto yang diambil AL Indonesia kemudian dipublikasikan sejumlah media di Indonesia memperlihatkan beberapa orang peneliti Australia dan Amerika berselimut dan duduk mengelilingi sebuah meja.
Belum diperoleh kabar apakah perjalanan ekspedisi itu akan tetap dilanjutkan atau tidak setelah sebagian besar peralatan riset yang mereka perlukan hilang setelah KM Nurah yang mereka gunakan tenggelam.


Credit  KOMPAS.com

Militer Filipina Tangkap Seorang Pimpinan Kelompok Militan


TED ALJIBE / AFP Mohammad Ali Tambako, seorang pemimpin kelompok militan Islam di Filipina selatan, dikawal ketat aparat keamanan setibanya di sebuah pangkalan udara di Manila.

MANILA, CB - Militer Filipina berhasil menangkap seorang pemimpin kelompok militan kecil yang terlibat dalam melindungi salah satu teroris yang paling diinginkan AS. Demikian penjelasan militer Filipina, Senin (16/3/2015).

Mohammad Ali Tambako ditangkap bersama lima orang anak buahnya saat sedang berkendara menggunakan sepeda motor di jalan raya tak jauh dari sebuah kota besar di wilayah selatan Filipina, Minggu (15/3/2015) malam.

Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Gregorio Catapang penangkapan Tambako merupakan bagian dari sebuah ofensif yang dilakukan militer terhadap kelompok-kelompok militan kecil di Filipina selatan.

Kelompok-kelompok kecil ini menentang rencana perdamaian yang dilakukan kelompok pemberontak Muslim terbesar Filipina dengan pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan yang sudah terjadi berpuluh tahun.

"Tambako adalah pemimpin Gerakan Keadilan untuk Islam (JIM) yang hanya memiliki 70 anggota tapi memainkan peran penting dalam sejumlah serangan maut belakangan termasuk pembantaian 44 polisi," kata Catapang.

Catapang menambahkan, Tambako juga melindungi Abdul Basit Usman, pembuat bom asal Filipina yang kepalanya dihargai jutaan dolar oleh pemerintah Amerika Serikat.

"Tambako dikabarkan melindungi pembuat bom Basit Usman dan lima orang teroris asing. Dengan ditangkapnya Tambako saya harap Usman dan kelima teroris lainnya segera tertangkap," tambah Catapang.

Catapang menjelaskan, Tambako tertangkap di General Santos, kota pesisir yang sebenarnya tak dikenal sebagai wilayah kelompok militan Islam Filipina.

Pada 25 Januari lalu, pasukan khusus kepolisian Filipina melakukan penggrebekan untuk menangkap atau membunuh Abdul Basit Usman dan buronan AS lainnya, warga Malaysia Zulkifli bin Hir.

Dalam penggrebekan itu, Zulkifli dikabarkan tewas namun Usman berhasil meloloskan diri. Sementara itu, pemberontak menewaskan 44 orang polisi setelah menjebak mereka di sebuah ladang jagung.

Catapang mengatakan, Tambako berada di antara kelompok pemberontak yang bertempur melawan pasukan komando polisi tersebut.



Credit  KOMPAS.com

Rusia mulai unjuk kekuatan militer di wilayahnya


Moskow (CB) - Lebih dari 45.000 prajurit Rusia serta pesawat-pesawat tempur dan kapal selam mulai melakukan latihan militer di banyak wilayah negara itu pada Senin, dalam salah satu unjuk kekuatan terbesar Kremlin sejak hubungannya dengan Barat mengalami kemunduran.

Presiden Vladimir Putin memerintahkan Armada Utara Angkatan Laut untuk siaga tempur dalam latihan militer di Utara Artik Rusia yang tampaknya bertujuan mengecilkan latihan militer di negara tetangganya, Norwegia, anggota NATO.

"Tantangan-tantangan dan ancaman-ancaman baru pada keamanan militer memerlukan angkatan bersenjata untuk meningkatkan kapabilitas militer mereka. Perhatian khusus harus diberikan pada formasi-formasi strategis yang baru dibentuk di utara," kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, yang dikutip kantor berita RIA.

Shoigu mengatakan perintah itu datang dari Putin, yang berjanji akan mengeluarkan dana lebih 21 triliun rubel (340 miliar dolar AS) pada akhir dekade untuk meningkatkan kapabilitas pasukan tempur Rusia.

Putin muncul di depan umum pertama kali sejak 5 Maret pada Senin. Dia tak terlihat dan menimbulkan spekulasi tentang kekuasaan dan juga kesehatannya. Ia bertemu dengan Presiden Kyrgistan Almazbek Atambayev di istana Kosntantin di luar St. Petersburg, kota kedua terbesar di Rusia.

Norwegia saat ini sedang mengadakan latihan "Gabungan Viking" yang melibatkan 5.000 prajurit di kawasan Finnmark, yang berbatasan dengan Rusia di kawasan Artik yang kaya sumber daya alam, tempat kedua negara tertarik untuk memberi pengaruh.

Latihan Rusia akan mencakup hampir 40.000 prajurit, 41 kapal perang dan 15 kapal selam, kata RIA.

Ketegangan antara Rusia dan Eropa memburuk tahun lalu, mendorong delapan negara Eropa di utara berjanji untuk meningkatkan kerja sama membalas peningkatan aktivitas militer Moskow.

NATO melancarkan tudingan-tudingan baru pekan lalu bahwa Rusia mempersenjatai para pemberontak di bagian timur Ukraina, tempat lebih 6.000 orang telah terbunuh dalam pertempuran yang berlangsung hampir setahun.

Barat dan Kiev menuduh Rusia memasok senjata dan tentara untuk mendukung separatis pro-Rusia. Moskow membantah pernyataan-pernyataan itu.

NATO menyatakan pihaknya menghitung lebih 100 kali pesawat Rusia dicegat di ruang udara anggota-anggotanya tahun lalu, tiga kali lebih banyak dibandingkan pada 2013. Pencegatan tersebut telah memaksa pesawat-pesawat sipil mengubah rutenya.

Norwegia mengatakan latihan-latihan militernya telah direncanakan sebelum krisis Ukraina, demikian Reuters melaporkan.



Credit  ANTARA News


Putin tepis gosip soal ketidakmunculannya


Putin tepis gorip soal ketidakmunculannya
Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)
"Kita akan bosan kalau tidak ada gosip"
Saint Petersburg (CB) - Presiden Rusia Vladimir Putin, ketika muncul di muka umum pada Senin setelah menghilang dari publik selama 10 hari, menepis gosip berhari-hari soal kesehatan dan keberadaannya.

"Kita akan bosan kalau tidak ada gosip," kata Putin dalam pertemuan dengan Presiden Kirgizstan Almazbek Atambayev di Istana Konstantinov mewah, yang berada tak jauh di luar Saint Petersburg.

Atambayev mengatakan, sang tuan rumah Rusianya itu menyupirinya mengelilingi istana sebelum pertemuan --upaya yang jelas untuk menepis semua spekulasi bahwa Putin sakit.

"Mereka bermimpi," kata Ambayev, tersenyum.

Pertemuan dengan Atambayev dijadwalkan dimulai pada siang namun sejumlah pihak merasa heran bahwa Putin, yang dikenal kerap terlambat, muncul dua jam kemudian.

Putin (62 tahun) terakhir kali terlihat di depan umum adalah pada 5 Maret lalu, yaitu saat berlangsungnya jumpa pers dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi.

Pekan lalu, Putin membatalkan sejumlah jadwal, termasuk rencana kunjungan ke negara Asia Tengah, Kazakhstan, serta penandatanganan perjanjian persekutuan dengan wilayah yang memisahkan diri, Ossetia Selatan.

Ketidakhadirannya yang tidak biasa di depan umum itu membuat dunia Internet ramai dengan gosip-gosip bahwa ia sakit, meninggal, terguling dalam kudeta istana atau baru punya anak lagi.

Juru bicaranya, Dmitry Peskov, terpaksa harus menangkis begitu banyak pertanyaan soal gosip-gosip tersebut, yang disebutnya sebagai "kegilaan bulan Maret."

Peskov pada Senin mengatakan bahwa Putin menyetir membawa tamunya mengelilingi istana selama 15 menit.

"Jadi sekarang semua orang sudah melihat presiden lumpuh ditangkap oleh seorang jenderal yang baru saja kembali dari Swiss, tempat ia baru melahirkan seorang bayi?" tanyanya dengan nada mencemooh.

Ia mengatakan kedua pemimpin tersebut sedang melakukan pertemuan di dekat Saint Petersburg karena puteri Atambayev sedang menimba ilmu di kota itu.

"Kita tidak perlu berbicara tentang hal ini lagi. Semuanya dalam keadaan baik," tambahnya dikutip AFP.


Credit  ANTARA News

Senin, 16 Maret 2015

Diterjang Badai, Vanuatu 'Rata dengan Tanah'


Diterjang Badai, Vanuatu 'Rata dengan Tanah'  
Jumlah korban tewas sejauh ini dilaporkan delapan orang, sementara 30 lainnya terluka. (UNICEF Pacific via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Tim pertolongan pertama yang tiba di Vanuatu pada Minggu (15/3) melaporkan kerusakan parah yang terjadi akibat badai topan dengan angin berkecepatan hingga 250 km yang menerjang wilayah itu sehari sebelumnya.

Reuters melaporkan, jumlah korban tewas sejauh ini dilaporkan delapan orang, sementara 30 lainnya terluka. Namun angka itu belum dipastikan, mengingat badai belum lama terjadi dan pencarian terus dilakukan.

Sementara itu, pihak Kedutaan Besar RI untuk Australia di Canberra, mengatakan bahwa WNI yang berada di Vanuatu dalam kondisi selamat.

“KBRI sudah mendeteksi sembilan WNI yang ada di Vanuatu, dan mereka sudah dikonfirmasi berada dalam kondisi selamat,” ujar Sade Bimantara, juru bicara KBRI di Canberra kepada CNN Indonesia pada Minggu (15/3).

Rata dengan tanah

"Hampir setiap bangunan yang bukan dari semen sudah rata,” kata pejabat di pulau yang memiliki penduduk sekitar 29 ribu, sekitar 200 km selatan ibukota, Port Vila.

Presiden Baldwin Lonsdale, yang kebetulan sedang berada di Jepang untuk menghadiri konferensi soal risiko bendara, menyamakan badai itu dengan monster.

“Sebagian besar rumah di Vila…telah rusak. Orang-orang mencari perlindungan di mana mereka bisa tinggal saat malam,” ujarnya kepada Reuters.


Negara kepulauan Vanuatu terdiri dari 83 pulau, memiliki populasi 260 ribu orang dan berjarak sekitar 2.000 km di timur laur Brisbane, Australia.

Seorang konsultan di Port Vila, Kris Paraskevas, mengatakan situasi di Vanuatu betul-betul bencana.

"Desa-desa tidak berada dalam kondisi baik. Banyak rumah hanya terdiri dari tiang dan rumbia. Tidak ada yang tersisa, orang-orang hanya duduk di reruntuhan," kata Paraskevas.

Australia, Selandia Baru dan Inggris menjanjikan bantuan dalam jumlah besar untuk menolong Vanuatu.

Aurelia Balpe, kepala regional Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan sistem medis Vanuatu tidak memadai untuk menangani bencana tersebut.

"Negara ini sebagian besar bergantung pada pertolongan pertama dan persediaan di klinik mungkin hanya antibiotik dan penghilang rasa sakit."


Credit  CNN Indonesia

Cina Jadi Eksportir Senjata Terbesar Ketiga Dunia


Cina Jadi Eksportir Senjata Terbesar Ketiga Dunia

CB, Beijing - Cina menjadi eksportir senjata terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia. Berdasarkan data yang dirilis lembaga perdamaian Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) itu, Negeri Tirai Bambu itu melampaui Jerman dan Prancis.

Volume perdagangan miliaran dolar senjata dunia naik 16 persen selama periode 2010-2014 dibanding lima tahun sebelumnya. "Angka-angka menunjukkan perusahaan AS memimpin dengan 31 persen dari ekspor global senjata konvensional," demikian laporan SIPRI seperti dikutip Channel News Asia, Senin, 16 Maret 2015.

Rusia berada di urutan kedua dengan 27 persen. Tiga eksportir senjata lainnya jauh di belakang dengan sekitar masing-masing 5 persen. Peringkat Cina hanya sedikit di depan dari peringkat keempat dan kelima: Jerman dan Prancis.

Tiga negara Asia menyumbang lebih dari dua pertiga total ekspor senjata Cina dengan Pakistan membeli 41 persen dari total keseluruhan, diikuti Bangladesh dan Myanmar. Cina juga memiliki 18 negara klien di Afrika selama periode tersebut.

Senjata Rusia banyak dibeli India, importir utama senjata di dunia dengan 70 persen pembelian berasal dari Rusia. AS memiliki klien yang paling beragam. Korea Selatan adalah klien teratas dan menyumbang sembilan persen dari total bisnis senjata AS.

Di antara para pemasok itu, penjualan di Cina mencapai 143 persen dari nilai ekspor lima tahun sebelumnya. Ukraina dan Rusia juga mencatat lonjakan ekspor, sementara ekspor Jerman dan Perancis menurun. Menurut SIPRI, data ini mencerminkan volume pengiriman senjata, bukan nilai finansial dari kesepakatan.

Di antara importir, India berada jauh di depan dengan 15 persen dari total pembelian senjata secara global. Posisi kedua dan ketiga ditempati Arab Saudi dan Cina dengan masing-masing lima persen volume pembeliannya. Meski perdagangan senjata meningkat dalam dekade terakhir, volume tetap sekitar sepertiga di bawah puncak pascaperang sampai pada awal tahun 1980an.

Temuan SIPRI lainnya, impor senjata Afrika melonjak 45 persen pada periode ini. "Aljazair adalah pengimpor senjata terbesar di Afrika, diikuti oleh Maroko, yang impor senjatanya meningkat 11 kali lipat," katanya.

Kamerun dan Nigeria menerima senjata dari beberapa negara untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka untuk senjata dalam melawan kelompok militan Islam Boko Haram.


Credit TEMPO.CO

Lima Negara Asia Jadi Importir Terbesar Senjata


Lima Negara Asia Jadi Importir Terbesar Senjata
Pameran senjata dan alat pertahanan. TEMPO/Prima Mulia

CB, Stockholm - Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis data terbaru soal perdagangan senjata dunia. Dalam siaran pers 16 Maret 2015, SIPRI mencatat bahwa Amerika Serikat masih memimpin sebagai eksportir senjata utama global. Secara keseluruhan, volume transfer internasional senjata konvensional utama naik 16 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014.

Volume ekspor senjata utama AS meningkat 23 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014. Volume ekspor senjata AS secara internasional itu sebesar 31 persen pada periode 2010-2014, lebih besar dibandingkan dengan Rusia yang mencapai 27 persen. Ekspor senjata utama Rusia meningkat 37 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014. Selama periode yang sama, ekspor senjata utama Cina meningkat 143 persen, sehingga negara ini menjadi pemasok terbesar ketiga dalam periode 2010-2014, meski secara signifikan masih di belakang Amerika Serikat dan Rusia.

"Amerika Serikat telah lama melihat ekspor senjata sebagai alat utama dalam kebijakan luar negeri dan keamanannya. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor semakin dibutuhkan untuk membantu industri senjata AS mempertahankan tingkat produksinya saat pengeluaran militer negara itu menurun," kata Dr Aude Fleurant, Direktur Program Senjata dan Pengeluaran Militer SIPRI.

SIPRI juga mencatat perkembangan lain, yaitu meningkatnya impor senjata ke Dewan Kerja Sama Negara Teluk (Gulf Cooperation Council-GCC) sebesar 71 persen pada 2005-2009 dan 2010-2014. Arab Saudi juga tercatat sebagai pengimpor senjata utama terbesar kedua di seluruh dunia pada 2010-2014 karena meningkatkan volume impor senjatanya empat kali lipat dibandingkan dengan periode 2005-2009.

"Terutama dengan senjata dari Amerika Serikat dan Eropa, negara-negara GCC telah mengembangkan dan memodernisasi militer mereka," kata Pieter Wezeman, peneliti senior di Program Senjata dan Pengeluaran Militer SIPRI. "Negara-negara GCC, bersama dengan Mesir, Irak, Israel dan Turki dan beberapa negara di Timur Tengah dijadwalkan untuk menerima pesanan besar senjata lebih lanjut dalam tahun-tahun mendatang."

Di Asia, impor senjata juga tercatat meningkat. Dari sepuluh importir terbesar senjata utama selama periode 2010-2014, lima berada di Asia: India (15 persen), Cina (5 persen), Pakistan (4 persen), Korea Selatan (3 persen) dan Singapura (3 persen).

Kelima negara ini menyumbang 30 persen dari total volume impor senjata di seluruh dunia. India menyumbang 34 persen dari volume impor senjata di Asia, lebih dari tiga kali lipat Cina. Sedangkan impor senjata Cina justru turun 42 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014.

"Dimungkinkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berlanjut dan didorong oleh persepsi ancaman yang tinggi, negara-negara Asia terus memperluas kemampuan militer mereka dengan penekanan pada aset maritim," kata Siemon Wezeman, peneliti SIPRI. "Negara-negara Asia umumnya masih bergantung pada impor senjata utama, yang telah meningkat tajam dan akan tetap tinggi dalam waktu dekat."

Berbeda dengan perkembangan di Asia, impor senjata Eropa turun 36 persen antara 2005-2009 hingga 2010-2014. Menurut analis SIPRI, perkembangan perang di Ukraina dan ancaman Rusia kemungkinan bisa mencegah kecenderungan ini setelah beberapa negara yang berbatasan dengan Rusia meningkatkan impor senjata mereka pada tahun 2014.

Di Afrika, trennya sama dengan Asia. Impor senjata Azerbaijan meningkat 249 persen antara 2005-2009 dan 2010-2014. Impor senjata Afrika meningkat 45 persen pada 2005-2009 dan 2010-2014. Antara 2005-2009 dan 2010-2014 Aljazair menjadi pengimpor senjata terbesar di Afrika, yang diikuti oleh Maroko di posisi berikutnya.

Kamerun dan Nigeria menerima senjata dari beberapa negara untuk melawan Boko Haram. Irak, untuk melawan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), menerima senjata dari berbagai negara seperti Iran, Rusia, dan Amerika Serikat pada tahun 2014.

Perkembangan penting lain yang dicatat SIPRI adalah soal pengiriman dan pesanan untuk sistem pertahanan rudal balistik meningkat secara signifikan pada 2010-2014, terutama di Negara Teluk dan Asia Timur.


Credit  TEMPO.CO

Detik-detik Saat Dua Pesawat Tim Jupiter Bertabrakan


Detik-detik Saat Dua Pesawat Tim Jupiter Bertabrakan
Komandan tim The Jupiters, Letkol Penerbang Feri Yunaldi duduk di kopit pesawatnya sebelum terbang menuju Malaysia dari Lapangan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, 11 maret 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan

CB, Langkawi - Empat pilot anggota Tim Aerobatik Jupiter dari TNI Angkatan Udara yang terlibat dalam tabrakan menjelang pameran Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) I, Minggu, 14 Maret 2015, hanya cedera ringan. Musibah terjadi ketika tim yang beranggotakan enam pesawat jenis KT-1B itu sedang melintasi ruang udara di lokasi pameran.

Dua di antara pesawat itu bergesekan di udara dan terempas ke Bumi pada pukul 14.04 waktu setempat. Detik-detik ketika kedua pesawat tersebut bertabrakan terungkap dari pejabat setempat. Juru bicara pameran, sekaligus Ketua Tim Kesehatan LIMA, Abu Hassan Asaari Abdullah, mengatakan, semua pilot sempat melentingkan diri keluar dari kokpit pesawat sebelum pesawat tersebut terempas ke Bumi.

"Ketika sedang melakukan latihan terjadi senggolan dan geseran antara dua pesawat sebelum terhempas. Alhamdullilah, semua pilot sempat melentingkan diri dari kokpit pesawat dan tidak mengalami cidera serius," kata Abu Hasan di Bandara Internasional Langkawi, Negara Bagian Kedah, Malaysia, Minggu, 14 Maret 2015.

Saat melenting dari kokpit pesawat, pilot ditolak keluar bersama kursi yang mereka duduki selama penerbangan sebelum payung terjun dikembangkan. Menurut Abu Hasan, semua pilot tidak sadarkan diri beberapa saat selepas melayang di udara akibat dari tolakan "anti gravitasi" dengan daya kekuatan 11 hingga 12 G.

Abu Hasan, yang juga Kepala Unit Darurat dan Trauma Rumah Sakit Kuala Lumpur, mengatakan, selepas pemeriksaan dan rawatan susulan setibanya di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Langkawi, keempat pilot diyakini cedera ringan. Namun, pihak rumah sakit akan merawat semua korban terlebih dulu untuk pemeriksaan psikologi. "Mereka mengalami cidera psikologis selain ciderafisik," ucapnya.


Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan lembaganya sedang berkoordinasi dengan pihak Malaysia untuk menentukan keikutsertaan Indonesia dalam pameran Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) I. Sebabnya, mereka kehilangan dua pesawat Jupiter saat tabrakan.

Fuad menceritakan ada dua kemungkinan skenario yang disiapkan untuk keikutsertaan pameran LIMA, yakni tetap ikut pameran dengan formasi enam pesawat atau batal menampilkan aerobatik pesawat Indonesia. "Kami sedang kirim tim ke Malaysia untuk mengatur formasi, apa diubah atau bagaimana," kata Jenderal Fuad saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 Maret 2015.

Menurut Fuad, selama latihan anggota tim tersebut terbiasa dengan formasi delapan pesawat. Dengan armada yang berkurang dua, katanya, TNI tidak ingin menampilkan atrkasi asal-asalan. Meski demikian, para pilot menegaskan kesiapannya mengikuti aerobatik LIMA yang akan digelar pada 17-21 Maret mendatang. "Secara profesional, mereka menyatakan siap untuk lanjut."

Fuad memastikan empat awak selamat dalam kecelakaan ini. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit Langkawi. Berdasarkan keterangan saksi mata, pilot dua pesawat Jupiter mendarat dengan parasut sebelum pesawat jatuh. "Mereka hanya mengalami luka ringan, tapi detailnya saya juga belum meng-update," ujar Fuad, yang mengaku belum mengetahui identitas para pilot.

Tim Jupiter terkenal dengan atraksi berbahayanya. Tim ini kerap memamerkan kemampuannya dalam perayaan ulang tahun TNI. Berbagai atraksinya antara lain: Jupiter Roll, Kite Barrel Roll, Clover Leaf, Arrow Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo To Diamond Loop, Leader Benefit, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan Arrow Head Loop.

Pesawat aerobatik milik Tim Aerobatik Jupiter ada berbagai macam. Pada 1997, yakni saat awal pembentukannya, Tim Jupiter menggunakan pesawat HS Hawk Mk-53 buatan Inggris. Tambahan pesawat Hawk 109 dan F-16 Fighting Falcon menjadi andalan sejak 2001. Ada pun pesawat terbaru KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan dipakai pada 2011.

Berdasarkan laman resmi TNI Angkatan Udara, Tim Jupiter terdiri atas formasi enam pesawat. Jupiter One adalah pimpinan atau leader dalam tim. Saat ini jupiter one dijabat oleh Letnan Kolonel Penerbang Dedy "Leopard" Susanto, Komandan Skadron Pendidikan 102 yang bermarkas di Yogyakarta. Jupiter One diperkuat pesawat KT-1 B Woong Bee dan T-34 Charlie.



Credit  TEMPO.CO

Keberadaan Misterius, Putin Digoyang Isu Kudeta


Keberadaan Misterius Putin Digoyang Isu Kudeta
Lantaran keberadaannya misterius, Presiden Rusia, Vladimir Putin Digoyang isu kudeta. Foto: Reuters.
 
 
MOSKOW  (CB) - Gara-gara keberadaannya misterius selama lebih dari sepekan, Presiden Rusia, Vladimir Putin digoyang isu kudeta. Ketua Komite Islam Rusia, Geydar Dzhemal, mengklaim Putin dikudeta oleh mantan Kepala Dinas Keamanan Nasional, Nikolai Patrushev.

Sudah lebih dari sembilan hari Putin tidak muncul di hadapan publik. Putin sempat diisukan meninggal. Dia juga sempat diisukan menemani pacarnya yang melahirkan bayi. Tapi, kedua isu itu dibantah juru bicara Putin, Dmitry Peskov.

Dzhemal yang mengembuskan isu Putin dikudeta bukan tokoh sembarangan. Dia selama ini dikenal sebagai tokoh loyalis Kremlin. ”Saya berpikir bahwa Putin ‘dinetralkan’ pada saat ini, tapi tentu saja, dia masih hidup,” katanya.

”Dia berada di bawah kendali lembaga yang memegang kekuasaan, menurut pendapat saya, itu kudeta,” ujarnya, seperti dilansir Mirror. ”Informasi saya adalah bahwa Patrushev bertemu pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov di Pyatigorsk pada tanggal 11 Maret dan menggodanya agar (merapat) ke sisinya.”

Sementara itu, media Rusia, Moscow Times, pada Senin (16/3/2015) melansir pemberitaan koran Australia yang melaporkan bahwa Presiden Putin saat ini menderita sakit punggung. Laporan itu menyebut seorang ahli ortopedi Wina telah melakukan perjalanan ke Moskow untuk menolong Putin.

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kali ini tidak mengangkat telepon untuk dimintai konfirmasi terkait dua isu terbaru tentang Putin yang keberadaannya misterius. Kremlin sempat membantah berbagai spekulasi liar tentang kondisi Putin.

Kremlin, pada Jumat pekan lalu menyatakan, bahwa Putin baik-baik saja dan dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Presiden Kirgistan, Almazbek Atambayev di St. Petersburg pada 16 Maret 2015 atau hari ini.



Credit  SINDOnews

11 Negara Siap Kirim Senjata ke Ukraina


11 Negara Siap Kirim Senjata ke Ukraina
Kiev dikabarkan siap menerima suplai senjata, alat-alat militer dan penasihat militer untuk membantu mereka mengalahkan separatis pro-Rusia.. Foto: Reuters
 
KIEV  (CB) - Di tengah gencatan senjata yang sedang berlangsung, pemerintah Ukraina tiba-tiba membuat langkah yang mengejutkan. Kiev dikabarkan siap menerima suplai senjata, alat-alat militer dan penasihat militer untuk membantu mereka mengalahkan separatis pro-Rusia.

Melansir Russia Today pada Minggu (15/3/2015), kepastian akan adanya pengiriman senjata ini disampaikan langsung oleh Presiden Ukraina, Petro Poroshenko dalam sebuah pernyataan di situs kepresidenan Uraina, semalam.

"Kepala negara telah mengkonfirmasi bahwa Ukraina memiliki perjanjian dengan beberapa negara Uni Eropa (UE) mengenai pengiriman senjata, termasuk senjata berat. Dia juga mengatakan bahwa UE telah menghapus embargo pengiriman senjata ke Ukraina," bunyi pernyataan tersebut.

Dengan dicabutnya embargo, maka akan  memungkinkan, bukan hanya negara UE tapi juga Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan banyak senjata dan alat militer kepada Ukraina. Menurut Poroshenko, berdasarkan perjanjian yang dicapai pengiriman senjata akan dilakukan jika pertempuran kembali pecah di Ukraina timur.

"Jika ada babak baru dalam pertempuran di Ukraina, saya menjamin bahwa kita akan menerima senjata dan juga dukungan, berupa sanksi kepada agresor. Kita akan bertindak secara tegas dan teroganisir," imbuhnya.

Sementara itu, Poroshenko juga tidak menutupi fakta bahwa pihaknya melakukan latihan militer intensif pada masa gencatan senjata kali ini. Dalam pandanganya, latihan ini diperlukan jika suatu waktu separatis mulai kembali membuka front pertempuran.


Credit SINDOnews

AS Tutup Kedutaannya di Saudi karena Ancaman Keamanan


 
Reuters Kantor kedutaan AS di Riyadh, Arab Saudi

RIYADH, CB - Kedutaan besar AS di Arab Saudi mengatakan telah menutup pelayanan konsulernya di kerajaan itu selama dua hari karena "kekhawatiran yang meningkat soal keamanan". Penutupan terjadi setelah ada peringatan ancaman terhadap para pekerja minyak asal negara-negara Barat.

Semua layanan di Riyadh dan di kantor konsulat AS di Jeddah dan Dhahran telah dibatalkan untuk pelayanan hari Minggu (15/3/2015) ini dan Senin besok, kata pihak kedutaan dalam pernyataan yang dimuat di situsnya, Sabtu kemarin.

Pihak kedutaan memperingatkan warga AS untuk melakukan tindakan pencegahan ekstra dan bersikap rendah hati saat mereka berada di tempat umum. "Semua warga AS didorong untuk waspada dengan lingkungan sekitar mereka, dan mengambil tindakan pencegahan ekstra saat bepergian di negeri itu," kata pernyataan itu. "Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk hati-hati mempertimbangkan risiko bepergian ke Arab Saudi dan membatasi perjalanan yang tidak penting di dalam negera itu."

Kedutaan AS pada Jumat telah memperingatkan para pekerja minyak asal negara-negara Barat tentang berisiko diserang atau diculik kelompok "teroris". Peringatan tersebut tidak mengidentifikasi sumber ancaman dan mengatakan tidak ada rincian yang tersedia tentang serangan yang direncanakan itu.

Arab Saudi sedang ambil bagian dalam serangan udara pimpinan AS yang dimulai pada September lalu terhadap kelompok teroris Negara Islam di Suriah dan Irak, Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan pembalasan.

Warga Barat di Arab Saudi sudah diserang empat kali sejak Oktober. Peristiwa terbaru adalah bulan lalu ketika kontraktor pertahanan AS, Vinnell Arabia, mengatakan, bahwa dua karyawannya yang asal Amerika ditembak di Provinsi Timur, di mana sebagian besar kekayaan minyak kerajaan itu terkonsentrasi. Polisi Saudi mengatakan bahwa salah seorang dari mereka terluka, tetapi hasil penyelidikan yang dilakukan setelah insiden itu belum diungkapkan.

Oktober lalu, seorang karyawan Vinnell yang lain ditembak mati dan seorang lagi terluka di pompa bensin di Riyadh. Namun pemerintah Saudi mengatakan, insiden tersebut tidak  terkait teroris.

Seorang warga Denmark terluka pada November ketika ia saat sedang berkendara dari tempat kerjanya. Ia ditembak oleh orang dari sebuah mobil yang lain. Pihak berwenang mengatakan, tiga orang Saudi yang ditangkap karena diduga terlibat dalam serangan itu telah bertindak "karena mendukung" kelompok Negara Islam atau ISIS.

Seminggu setelah penembakan orang Denmark itu, seorang warga Kanada ditikam dan terluka saat ia berbelanja di sebuah mal di pantai Teluk Arab.

Credit  KOMPAS.com

Tiongkok tahan hampir 1.000 pembela HAM pada 2014


Tiongkok tahan hampir 1.000 pembela HAM pada 2014
Presiden Tiongkok, Xi Jinping (REUTERS/Kim Kyung-Hoong)
Sejak Xi berkuasa, pihak berwenang melakukan serangan kejam dan tanpa henti terhadap kebebasan mendasar...
Beijing (CB) - Pihak berwenang Tiongkok menahan hampir 1.000 pembela hak asasi manusia pada 2014, kata kelompok advokasi, Senin, dan menuding pemerintahan Presiden Xi Jinping menempatkan Tiongkok dalam "rekor terburuk pelanggaran hak asasi manusia sejak pertengahan 1990-an".

Angka tersebut mendekati jumlah pegiat yang ditahan sepanjang dua tahun sebelumnya, demikian diungkapkan kelompok Pembela Hak Asasi Manusia Tiongkok (CHRD) yang bermarkas di luar negeri dalam laporan tahunannya.

"Sejak Xi berkuasa, pihak berwenang melakukan serangan kejam dan tanpa henti terhadap kebebasan mendasar, untuk semakin mempersempit ruang gerak masyarakat madani, menyasar para pembela HAM yang menjadi pembawa pesan hak asasi manusia," tulis kelompok tersebut, seperti dikutip AFP.

"Dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak 1990-an, setelah tragedi pembantaian Tiananmen, pegiat, pengacara, jurnalis, dan kelompok intelektual liberal dipenjara, dikenai tahanan rumah, dilarang berbicara di depan publik, ataupun dipaksa jadi pelarian di luar negeri," katanya.

Kelompok tersebut mencatat 955 kasus pegiat dan individu-individu yang dinilai merupakan pembela HAM kehilangan kebebasannya pada 2014. Jumlah pegiat yang ditahan selama dua tahun sebelumnya tercatat 1.160 orang.

Laporan itu dirilis tak lama setelah lima penggerak hak perempuan ditahan di Beijing karena merencanakan aksi protes terhadap pelecehan seksual pada Hari Perempuan Dunia.

Amnesti Internasional menyebut penahanan tersebut sebagai tindakan mengerikan, dan Uni Eropa meminta agar mereka dibebaskan.

Sejak memimpin Partai Komunis pada 2012, Xi melakukan kampanye melawan para pengkritik pemerintah dan ratusan orang ditahan atau dipenjarakan.

Tiongkok bersikeras bahwa mereka tetap menjaga hak asasi warganya, termasuk kebebasan untuk berkumpul, berekspresi, beragama dan kebebasan pers.

Namun menurut laporan CHRD itu, "tahun kedua pemerintahan Xi Jinping justru lebih kejam dibandingkan tahun pertama".

Lebih dari 200 pegiat, pengacara, jurnalis dan lainnya ditahan dalam peringatan 25 tahun insiden Tiananmen pada Juni dan gerakan pro-demokrasi Pendudukan Central di Hongkong pada musim gugur.

Disamping itu, lebih banyak pengacara hak asasi manusia yang kemungkinan ditahan atau dituntut pada 2014 "dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak awal 2000-an, ketika pengacara semacam itu pertama kali muncul", kata CHRD.

"Mereka yang menuntut pelaksanaan hak asasi dan menantang sistem yang semakin represif, menghadapi pembalasan pemerintah termasuk dengan menggunakan kekerasan, penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, intimidasi dan berbagai bentuk perlakuan lain," tulis kelompok itu.

Laporan itu menggambarkan Xi telah "memelopori perubahan ideologi kembali ke era Maoist".

Pada Januari, kelomok HAM berbasis di New York, Human Rights Watch mengatakan dalam laporan tahunannya bahwa Partai Komunis yang berkuasa telah "melakukan serangan luar biasa terhadap hak asasi manusia dan para pembelanya dengan tingkat keganasan yang belum pernah dilihat dalam beberapa tahun belakangan".

Laporan itu menambahkan bahwa perkembangan terakhir di Tiongkok "merupakan pertanda mengkhawatirkan karena pemimpin saat ini tampaknya akan tetap berkuasa hingga 2023".


Credit  ANTARA News

Menlu RI-Swiss lakukan pertemuan bilateral


Menlu RI-Swiss lakukan pertemuan bilateral
Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
 
Jakarta (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swiss Didier Burkhalter untuk membahas berbagai isu bilateral antar kedua negara, di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin.

"Ini merupakan kunjungan pertama Menlu Burkhalter ke Jakarta, tetapi bukan kunjungan pertama ke Indonesia. Sepanjang pertemuan kami membahas berbagai isu bilateral antar kedua negara (Indonesia-Swiss)," kata Menlu Retno.

Menurut dia, Indonesia dan Swiss memiliki hubungan yang sangat erat di berbagai bidang kerja sama.

Retno menyebutkan, dalam konteks konsultasi bilateral, kedua negara telah memiliki Komisi Bersama di bidang Ekonomi dan Perdagangan (Joint Comission on the Economic and Trade) yang dibentuk sejak 2009.

Dalam pertemuan bilateral itu, kedua Menlu sepakat untuk membentuk Forum Konsultasi Politik antara Indonesia dan Swiss.

Kedua pihak juga mendiskusikan rencana untuk memulai negosiasi tentang kesepakatan Bantuan Hukum Timbal Balik (agreement on Mutual Legal Assistance/MLA).

"Pada awal April nanti tahap pertama negosiasi kesepakatan kerja sama MLA, dan kami sepakat mendorong agar kesepakatan itu bisa ditandatangani tahun ini," ujar Menlu Retno.

Selain itu, Menlu RI dan Swiss pun sepakat untuk fokus meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, antara lain dalam bidang kerja sama pembangunan.

Pada kesempatan itu, Menlu Retno juga menyampaikan undangan kepada Menlu Swiss untuk hadir sebagai negara pengamat dalam acara Peringatan 60 tahun Konferensi tingkat Tinggi Asia-Afrika.

Senada dengan Retno, Menlu Swiss Didier Burkhalter pun menilai bahwa hubungan bilateral Indonesia-Swiss terjalin dengan baik.

"Saya ingin menyampaikan bahwa hubungan bilateral antara negara kita sangat baik dan dapat lebih diintensifkan di masa depan," kata Burkhalter.

Terkait kerja sama ekonomi, menurut dia, kedua negara telah memiliki program kerja sama pembangunan ekonomi yang kuat.

"Kami akan terus berupaya meningkatkan kerja sama di bidang-bidang yang masih bisa ditingkatkan," ujar Menlu Swiss itu.

Credit ANTARA News

Unjuk rasa menuntut mundur Presiden Brasil

Unjuk rasa di Brasil
 Pengunjuk rasa menuduh Presiden Rousseff mengetahui skandal korupsi di Petrobras.


CB - Unjuk rasa terbesar berlangsung di Sao Paulo dengan jumlah massa diperkirakan mencapai 500.000 orang.
Di ibukota Brasilia, pengunjuk rasa menggelar aksinya di depan Gedung Kongres untuk mendesak agar penuntutan mundur presiden ditempuh.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Brasil dan banyak yang mengenakan kaus berwarna kuning, yang merupakan seragam sepak bola tim nasional negara itu.





Unjuk rasa di Brasil
 Presiden Dilma Rousseff pernah menjabat pimpinan di Petrobras.

Presiden Rousseff didesak untuk mundur karena dianggap mengetahui skandal korupsi yang melanda perusahaan terbesar di Brasil, Petrobras.
Dia merupakan pemimpin perusahaan minyak nasional tersebut ketika skandal penyuapan terjadi.


Unjuk rasa di Brasil
Beberapa pengunjuk rasa secara terbuka minta campur tangan militer.

Namun presiden tidak termasuk dalam belasan politisi yang sedang diperiksa terkait skandal tersebut.
Dan pengunjuk rasa -yang berpendapat korupsi sudah mewabah dalam kehidupan politik di Brasil- mendesak agar semua politisi diselidiki.
Dalam aksinya, beberapa pengunjuk rasa malah secara terbuka meminta agar militer melakukan kudeta untuk membubarkan pemerintahan pimpinan Presiden Rousseff.


Credit BBC Indonesia