Credit republika.co.id
Senin, 12 November 2018
PM Lee Isyaratkan Pemilu Singapura Digelar Lebih Dini
PM Singpaura Lee Hsien Long adalah putera tertua pemimpin pendiri Singapura Lee Kuan Yew. (REUTERS/Jonathan Ernst)
"Ini mungkin akan menjadi konferensi partai yang terakhir sebelum pemilu tahun depan," ujar Lee dalam konvensi PAP, Minggu (11/11) seperti dikutip dari Reuters.
"CEC (Komite Eksekutif Sentral) yang baru akan memimpin partai menuju jangkauan akhir, bersiap meningkatkan rekor di hadapan para pemilih," sambung Lee.
Partai Aksi Rakyat (PAP), yang dipimpin Lee, menguasai politik Singapura selama lebih lima dasawarsa sejak kemerdekaan republik itu, meraih kemenangan dalam semua pemilihan umum dengan suara mayoritas dan tidak menghadapi tantangan nyata terhadap kekuasaannya.
Tetapi, partai itu berusaha mengatasi tanda ketakpuasan pemilih dengan janji mengurangi kesenjangan kekayaan dan memperbaiki pergerakan masyarakat, sementara bergerak dengan peralihan kepemimpinan untuk mencari pengganti Lee pada tahun-tahun mendatang.
Konvensi tahunan itu memilih Komite Eksekutif Sentral (CEC) yang baru pada MInggu (11/11), membawa para menteri kabinet yang berusia muda ke posisi tinggi, yang disebut para pemimpin 4G, dari sana pengganti Lee akan dipilih.
Tujuh anggota partai senior yang telah memimpin partai itu dan pemerintah, termasuk dua wakil perdana menteri yang saat ini berada di jabatan mereka, pensiun dari komite tersebut.
Lee, putera tertua pemimpin pendiri Singapura Lee Kuan Yew, telah menjelaskan ia siap mundur dalam beberapa tahun ke depan, tetapi belum ada pengganti yang dipilih dari kelompok menteri yang berusia lebih muda yang bertugas menyeleksi seorang pemimpin dari posisi-posisi mereka.
"PAP harus menang dalam pemilihan akan datang dengan meyakinkan," kata Lee kepada peserta konvensi.
"Kita mengambil pendekatan pragmatik dan sentralistik dalam politik kita dan dalam kebijakan-kebijakan kita. Dan kita membuat arah jelas yang didukung orang-orang Singapura dalam jumlah besar yang ingin melihat stabilitas dan kemajuan berlanjut pada masa-masa mendatang." Kinerja terburuk PAP dalam pemilihan umum terjadi pada 2011 ketika 40 persen pemilih menentangnya sebagian sebagai protes atas layanan umum.
Credit cnnindonesia.com
200 Pasukan Khusus Jerman Rencanakan Pembunuhan Politikus
CB, Jakarta - Dua ratus pasukan khusus Jerman yang membentuk faksi neo Nazi berencana untuk membunuh para politikus Jerman dan imigran.
Mereka dilaporkan bersekongkol untuk membuat kekacauan dengan sandi operasi "Day X" ketika berencana untuk membunuh pemimpin Partai Hijau Claudia Roth, menteri luar negeri Heiko Mass dan mantan presiden Joachim Gauck, seperti dilaporkan dari Dailymail.co.uk, 11 November 2018.
Tetapi pihak berwenang berhasil mengungkap kelompok yang memisahkan diri dari unit KSK Bundeswehr sebelum pasukan kematian mereka dapat melakukan pembunuhan.
Caludia Roth, Ketua umu Partai Hijau Jerman [Spiegel]
200 pasukan itu juga berencana menargetkan para pemimpin kelompok suaka yang mereka tuding atas perkosaan, teror dan kerusuhan sosial, dalam laporan media Jerman, Focus.
Keanggotaan organisasi mereka tumbuh ketika Kanselir Angela Merkel memperbolehkan satu juta pengungsi masuk Jerman pada 2015.
"Banyak interogasi menceritakan gambaran kekuatan konspirasi yang tidak seharusnya menghindari kemungkinan dari pembunuhan lawan-lawan politik," kata laporan tersebut.
Heiko Maas, Menteri Luar Negeri Jerman. [Photo/Mohamad Torokman/Reuters]
Komplotan ini akan melepaskan operasi Day X ketika hukum dan ketertiban hancur sebagai momen yang mereka anggap sudah dekat.
Polisi awalnya mengira plot itu hanya fantasi dari minuman keras, tetapi kemudian para interogator mendapatkan fakta dari mantan jenderal Angkatan Udara Jerman.
Para komplotan adalah anggota kelompok yang disebut Uniter, yang didirikan pada 1996 untuk mengurus tentara veteran yang telah melakukan pertempuran di Afganistan dan Afrika. Uniter membantah mengetahui rencana komplotan tersebut.
Otoritas Jerman juga telah memeriksa kamp pelatihan di perbatasan Austria dan Swiss untuk menyisir senjata, amunisi, makanan dan bensin yang diduga digunakan pasukan khusus neo Nazi tersebut melancarkan operasi Day X.
Mereka dilaporkan bersekongkol untuk membuat kekacauan dengan sandi operasi "Day X" ketika berencana untuk membunuh pemimpin Partai Hijau Claudia Roth, menteri luar negeri Heiko Mass dan mantan presiden Joachim Gauck, seperti dilaporkan dari Dailymail.co.uk, 11 November 2018.
Tetapi pihak berwenang berhasil mengungkap kelompok yang memisahkan diri dari unit KSK Bundeswehr sebelum pasukan kematian mereka dapat melakukan pembunuhan.
Caludia Roth, Ketua umu Partai Hijau Jerman [Spiegel]
200 pasukan itu juga berencana menargetkan para pemimpin kelompok suaka yang mereka tuding atas perkosaan, teror dan kerusuhan sosial, dalam laporan media Jerman, Focus.
Keanggotaan organisasi mereka tumbuh ketika Kanselir Angela Merkel memperbolehkan satu juta pengungsi masuk Jerman pada 2015.
"Banyak interogasi menceritakan gambaran kekuatan konspirasi yang tidak seharusnya menghindari kemungkinan dari pembunuhan lawan-lawan politik," kata laporan tersebut.
Heiko Maas, Menteri Luar Negeri Jerman. [Photo/Mohamad Torokman/Reuters]
Komplotan ini akan melepaskan operasi Day X ketika hukum dan ketertiban hancur sebagai momen yang mereka anggap sudah dekat.
Polisi awalnya mengira plot itu hanya fantasi dari minuman keras, tetapi kemudian para interogator mendapatkan fakta dari mantan jenderal Angkatan Udara Jerman.
Para komplotan adalah anggota kelompok yang disebut Uniter, yang didirikan pada 1996 untuk mengurus tentara veteran yang telah melakukan pertempuran di Afganistan dan Afrika. Uniter membantah mengetahui rencana komplotan tersebut.
Otoritas Jerman juga telah memeriksa kamp pelatihan di perbatasan Austria dan Swiss untuk menyisir senjata, amunisi, makanan dan bensin yang diduga digunakan pasukan khusus neo Nazi tersebut melancarkan operasi Day X.
Credit tempo.co
Lavrov-Menlu Austria Bahas Kasus Mata-mata Rusia
MOSKOW
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri
Austria, Karin Kneissl dilaporkan telah melakukan komunikasi melalui
telepon. Keduanya membahas kasus dugaan mata-mata untuk Rusia yang
dilakukan oleh seorang mantan kolonel militer negara itu.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuturkan, dalam pembicaraan itu Lavrov mengungkapkan rasa tidak senangnya mengenai sikap Wina yang memilih untuk menyampaikan hal ini kepada publik, sebelum mengkonfirmasinya kepada Moskow.
"Pihak Rusia menekankan ketidakmampuan praktik meningkatkan tuduhan publik yang tidak terbukti yang bertentangan dengan norma-norma komunikasi internasional. Telah dicatat bahwa setiap kekhawatiran bersama yang mungkin harus didiskusikan melalui saluran dialog yang mapan dan atas dasar fakta," kata Kemlu Rusia, seperti dilansir Tass pada Minggu (11/11).
Menurut Kemlu Rusia, keduanya juga membahas situasi dalam hubungan Rusia-Austria, yang timbul sehubungan dengan pernyataan otoritas Austria tentang perwira Wina yang bekerja sebagai mata-mata Moskow.
Pada gilirannya, lanju Kemlu Rusia, Kneissl menyatakan harapan bahwa kasus spionase tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral antar negara.
"Kneissl juga menjelaskan motif Wina dalam membuat keputusan tertentu, dan menyatakan harapan bahwa langkah-langkah itu tidak akan mempengaruhi pengembangan kerjasama bilateral lebih lanjut," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Austria, Alexander Van der Bellen memerintahkan penyelidikan terkait kasus dugaan mata-mata ini. Ia pun menyerukan untuk tidak mendramatisasi hubungan dengan Rusia di tengah skandal tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuturkan, dalam pembicaraan itu Lavrov mengungkapkan rasa tidak senangnya mengenai sikap Wina yang memilih untuk menyampaikan hal ini kepada publik, sebelum mengkonfirmasinya kepada Moskow.
"Pihak Rusia menekankan ketidakmampuan praktik meningkatkan tuduhan publik yang tidak terbukti yang bertentangan dengan norma-norma komunikasi internasional. Telah dicatat bahwa setiap kekhawatiran bersama yang mungkin harus didiskusikan melalui saluran dialog yang mapan dan atas dasar fakta," kata Kemlu Rusia, seperti dilansir Tass pada Minggu (11/11).
Menurut Kemlu Rusia, keduanya juga membahas situasi dalam hubungan Rusia-Austria, yang timbul sehubungan dengan pernyataan otoritas Austria tentang perwira Wina yang bekerja sebagai mata-mata Moskow.
Pada gilirannya, lanju Kemlu Rusia, Kneissl menyatakan harapan bahwa kasus spionase tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral antar negara.
"Kneissl juga menjelaskan motif Wina dalam membuat keputusan tertentu, dan menyatakan harapan bahwa langkah-langkah itu tidak akan mempengaruhi pengembangan kerjasama bilateral lebih lanjut," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Austria, Alexander Van der Bellen memerintahkan penyelidikan terkait kasus dugaan mata-mata ini. Ia pun menyerukan untuk tidak mendramatisasi hubungan dengan Rusia di tengah skandal tersebut.
Dia
lalu mengatakan akan lebih baik jika kegiatan yang diduga dilakukan
oleh pensiunan militer itu diungkapkan oleh dinas intelijen Austria.
Namun dalam kasus seperti ini, kerja sama dengan dinas intelijen negara
sekutu sangat penting.
"Tanpa syarat, akan lebih baik jika kita dapat mengungkap ini asalkan ada sesuatu yang serius untuk diungkap. Namun, itu karena kerja sama dari dinas intelijen Austria bahwa kami menerima informasi ini," kata Van der Bellen sambil menambahkan bahwa Austria menyediakan informasi mengenai terduga mata-mata bagi negara ketiga.
"Tanpa syarat, akan lebih baik jika kita dapat mengungkap ini asalkan ada sesuatu yang serius untuk diungkap. Namun, itu karena kerja sama dari dinas intelijen Austria bahwa kami menerima informasi ini," kata Van der Bellen sambil menambahkan bahwa Austria menyediakan informasi mengenai terduga mata-mata bagi negara ketiga.
Credit sindonews.com
Presiden Austria Perintahkan Penyelidikan Kasus Mata-mata Rusia
WINA
- Presiden Austria memerintahkan penyelidikan terkait kasus dugaan
mata-mata untuk Rusia yang dilakukan oleh seorang mantan kolonel militer
negara itu. Ia pun menyerukan untuk tidak mendramatisasi hubungan
dengan Rusia di tengah skandal tersebut.
"Penipuan ini (dugaan kasus spionase) harus diselidiki terlebih dahulu. Mari kita lihat apakah itu mengandung sesuatu yang lain dari apa yang disebut cerita palsu, dalam hal ini kita akan mengambil tindakan yang sesuai," ujar Presiden Austria Alexander Van der Bellen ketika ditanya bagaimana hubungan akan berkembang antara Austria dan Rusia di belakang kasus ini.
"Sekarang, kita perlu menyelidiki apakah benar, jika dakwaan itu benar, dan jenis informasi apa yang dapat diakses oleh petugas itu - baik yang terkait dengan urusan nasional Austria atau beberapa pembicaraan lain, misalnya dengan NATO. Ini harus diklarifikasi. Pada saat ini, saya tidak dapat melihat alasan untuk mendramatisasi ini," imbuhnya seperti dikutip dari TASS, Minggu (11/11/2018).
Menurut Presiden Austria, akan lebih baik jika kegiatan yang diduga dilakukan oleh pensiunan militer itu diungkapkan oleh dinas intelijen Austria. Namun dalam kasus seperti ini, kerja sama dengan dinas intelijen negara sekutu sangat penting.
"Tanpa syarat, akan lebih baik jika kita dapat mengungkap ini asalkan ada sesuatu yang serius untuk diungkap. Namun, itu karena kerja sama dari dinas intelijen Austria bahwa kami menerima informasi ini," kata Van der Bellen sambil menambahkan bahwa Austria menyediakan informasi mengenai terduga mata-mata bagi negara ketiga.
Pada 11 November, Paris akan menyelenggarakan peringatan yang menandai Gencatan Senjata yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, yang ditandatangani 100 tahun lalu. Selain itu, Paris Peace Forum akan dibuka di kemudian hari. Acara ini akan dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Austria Alexander Van der Bellen di antara para pemimpin dunia lainnya.
Terkait dengan hal itu, Van der Bellen menyatakan tidak ada agenda pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela kegiatan tersebut guna membahas masalah ini.
"Tidak. Pada saat ketika beberapa lusin kepala negara dan pemerintah berada di Paris, kami tidak dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan bilateral," jelas Van der Bellen yang disiarkan oleh stasiun radio Austria O-1.
Pada hari Jumat, otoritas Austria mengatakan bahwa lembaga penegak hukum negara itu sedang melakukan penyelidikan atas kasus seorang pensiunan kolonel Austria berusia 70 yang dicurigai bekerja untuk intelijen Rusia sejak 1990-an. Ia diduga telah memberikan Moskow informasi tentang angkatan udara Austria, sistem artileri, pejabat tinggi dan krisis migran. Jika pria itu dinyatakan bersalah, dia mungkin akan menghadapi hukuman penjara hingga sepuluh tahun.
Menteri Luar Negeri Austria, Karin Kneissl, Sabtu kemarin mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan koleganya dari Rusia Sergei Lavrov. Hasilnya, Austria mengharapkan Rusia akan bekerja sama penuh atas kasus ini.
"Penipuan ini (dugaan kasus spionase) harus diselidiki terlebih dahulu. Mari kita lihat apakah itu mengandung sesuatu yang lain dari apa yang disebut cerita palsu, dalam hal ini kita akan mengambil tindakan yang sesuai," ujar Presiden Austria Alexander Van der Bellen ketika ditanya bagaimana hubungan akan berkembang antara Austria dan Rusia di belakang kasus ini.
"Sekarang, kita perlu menyelidiki apakah benar, jika dakwaan itu benar, dan jenis informasi apa yang dapat diakses oleh petugas itu - baik yang terkait dengan urusan nasional Austria atau beberapa pembicaraan lain, misalnya dengan NATO. Ini harus diklarifikasi. Pada saat ini, saya tidak dapat melihat alasan untuk mendramatisasi ini," imbuhnya seperti dikutip dari TASS, Minggu (11/11/2018).
Menurut Presiden Austria, akan lebih baik jika kegiatan yang diduga dilakukan oleh pensiunan militer itu diungkapkan oleh dinas intelijen Austria. Namun dalam kasus seperti ini, kerja sama dengan dinas intelijen negara sekutu sangat penting.
"Tanpa syarat, akan lebih baik jika kita dapat mengungkap ini asalkan ada sesuatu yang serius untuk diungkap. Namun, itu karena kerja sama dari dinas intelijen Austria bahwa kami menerima informasi ini," kata Van der Bellen sambil menambahkan bahwa Austria menyediakan informasi mengenai terduga mata-mata bagi negara ketiga.
Pada 11 November, Paris akan menyelenggarakan peringatan yang menandai Gencatan Senjata yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, yang ditandatangani 100 tahun lalu. Selain itu, Paris Peace Forum akan dibuka di kemudian hari. Acara ini akan dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Austria Alexander Van der Bellen di antara para pemimpin dunia lainnya.
Terkait dengan hal itu, Van der Bellen menyatakan tidak ada agenda pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela kegiatan tersebut guna membahas masalah ini.
"Tidak. Pada saat ketika beberapa lusin kepala negara dan pemerintah berada di Paris, kami tidak dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan bilateral," jelas Van der Bellen yang disiarkan oleh stasiun radio Austria O-1.
Pada hari Jumat, otoritas Austria mengatakan bahwa lembaga penegak hukum negara itu sedang melakukan penyelidikan atas kasus seorang pensiunan kolonel Austria berusia 70 yang dicurigai bekerja untuk intelijen Rusia sejak 1990-an. Ia diduga telah memberikan Moskow informasi tentang angkatan udara Austria, sistem artileri, pejabat tinggi dan krisis migran. Jika pria itu dinyatakan bersalah, dia mungkin akan menghadapi hukuman penjara hingga sepuluh tahun.
Menteri Luar Negeri Austria, Karin Kneissl, Sabtu kemarin mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan koleganya dari Rusia Sergei Lavrov. Hasilnya, Austria mengharapkan Rusia akan bekerja sama penuh atas kasus ini.
Menurut
Kneissl, ia menolak tuduhan Rusia bahwa Austria melakukan diplomasi
megafon dan mengatakan langkah-langkah pemerintah Austria didasarkan
pada fakta-fakta yang jelas.
"Spionase adalah gangguan yang tidak dapat diterima dalam urusan domestik Austria," dia memperingatkan.
Sementara itu, setelah pembicaraan para menteri, Kementerian Luar Negeri Rusia menunjukkan bahwa Rusia menggarisbawahi tidak dapat diterimanya praktik, yang bertentangan dengan norma-norma komunikasi internasional, membuat tuduhan bebas-bukti publik.
Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa Kneissl mengklarifikasi motif di balik keputusan Wina dalam kasus ini dan juga menyatakan harapan bahwa langkah-langkah itu tidak akan mempengaruhi perkembangan kerja sama bilateral di masa depan.
"Spionase adalah gangguan yang tidak dapat diterima dalam urusan domestik Austria," dia memperingatkan.
Sementara itu, setelah pembicaraan para menteri, Kementerian Luar Negeri Rusia menunjukkan bahwa Rusia menggarisbawahi tidak dapat diterimanya praktik, yang bertentangan dengan norma-norma komunikasi internasional, membuat tuduhan bebas-bukti publik.
Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa Kneissl mengklarifikasi motif di balik keputusan Wina dalam kasus ini dan juga menyatakan harapan bahwa langkah-langkah itu tidak akan mempengaruhi perkembangan kerja sama bilateral di masa depan.
Credit sindonews.com
20 Tahun Jadi Mata-mata Rusia, Eks Kolonel Austria Diciduk
WINA
- Mantan kolonel Austria ditangkap oleh pihak berwenang karena diduga
telah menjadi mata-mata untuk Rusia selama 20 tahun. Begitu laporan yang
diturunkan media Austria Kronen Zeitung mengutip jaksa kepala Salzburg
Robert Holzleitner
Namun media itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kemajuan penyelidikan.
Sementara media Austria lainnya, Die Presse, melaporkan bahwa tersangka dalam skandal spionase itu telah mengaku melakukan kejahatan.
Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl menyatakan harapan bahwa Moskow akan bekerja sama dengan Wina dalam kasus spionase, lapor kantor berita APA Austria, mengutip pernyataan menteri.
"Kami mengharapkan kerja sama komprehensif dari pihak Rusia dalam penyelidikan (ke dalam kasus mantan kolonel)," katanya seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (11/11/2018).
Setelah pengumuman bahwa kolonel Austria berusia 70 tahun yang dicurigai menjadi mata-mata untuk Rusia, Moskow memprotes Wina karena menggunakan "diplomasi megafon" alih-alih menggunakan saluran komunikasi diplomatik tradisional untuk menyelesaikan masalah bilateral.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia "tidak dapat diterima" dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Austria, Karin Kneissl. Lavrov kemudian mengatakan bahwa duta besar Austria akan dipanggil mengingat tuduhan baru-baru ini.
Wina mengumumkan pada 9 November bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas tuduhan bahwa seorang pensiunan kolonel telah menjadi mata-mata untuk Rusia selama sekitar 20 tahun, sejak tahun 1990-an. Austria juga membatalkan kunjungan mendatang Menteri Luar Negeri Karin Kneissl ke Moskow terkait skandal itu.
Namun media itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kemajuan penyelidikan.
Sementara media Austria lainnya, Die Presse, melaporkan bahwa tersangka dalam skandal spionase itu telah mengaku melakukan kejahatan.
Menteri Luar Negeri Austria Karin Kneissl menyatakan harapan bahwa Moskow akan bekerja sama dengan Wina dalam kasus spionase, lapor kantor berita APA Austria, mengutip pernyataan menteri.
"Kami mengharapkan kerja sama komprehensif dari pihak Rusia dalam penyelidikan (ke dalam kasus mantan kolonel)," katanya seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (11/11/2018).
Setelah pengumuman bahwa kolonel Austria berusia 70 tahun yang dicurigai menjadi mata-mata untuk Rusia, Moskow memprotes Wina karena menggunakan "diplomasi megafon" alih-alih menggunakan saluran komunikasi diplomatik tradisional untuk menyelesaikan masalah bilateral.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia "tidak dapat diterima" dalam percakapan telepon dengan mitranya dari Austria, Karin Kneissl. Lavrov kemudian mengatakan bahwa duta besar Austria akan dipanggil mengingat tuduhan baru-baru ini.
Wina mengumumkan pada 9 November bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas tuduhan bahwa seorang pensiunan kolonel telah menjadi mata-mata untuk Rusia selama sekitar 20 tahun, sejak tahun 1990-an. Austria juga membatalkan kunjungan mendatang Menteri Luar Negeri Karin Kneissl ke Moskow terkait skandal itu.
Credit sindonews.com
Di Depan Trump, Presiden Macron Sebut Nasionalisme Pengkhianatan
CB, Paris – Presiden Prancis, Emmanuel Macron,
berbicara mengenai bahaya semangat nasionalisme, yang menjadi pemicu
Perang Dunia I. Dia melihat semangat ini kembali muncul belakangan ini.
“Patriotisme merupakan kebalikan dari nasionalisme. Nasionalisme merupakan pengkhianatan atas patriotisme,” kata Macron pada pidato peringatan Perang Dunia I, yang berakhir seratus tahun lalu, di Monumen Kemenangan atau Arc de Triomphe, Paris, pada Ahad, 11 November 2018.
Pernyataan Macron ini seperti ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ikut menghadiri upacara ini dan duduk dibarisan terdepan.
Trump dikenal dengan agenda nasionalisnya “America First”, yang dipromosikan sejak masa kampanye Presiden 2016 hingga saat ini. Reuters melansir ekspresi Trump membatu saat Macron mengkritik semangat nasionalisme itu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berpidato selama sekitar 20 menit pada peringatan 100 tahun Armistice Day atau berakhirnya Perang Dunia I di Paris pada 11 November 2018. Skynews
Macron melanjutkan,”Saat kita mengatakan kepentingan-kepentingan kita lebih utama, dan kepentingan orang lain tidak penting, kita menghapus hal mendasar yang menjadi pegangan paling penting bagi sebuah bangsa, yang memberinya kehidupan dan membuatnya hebat, yaitu nilai-nilai moralnya.”
Peringatan ini digelar untuk memberikan penghargaan kepada para pahlawan yang tewas dalam Perang Dunia I, yang berlangsung pada 1914 – 1918. Kesepakatan gencatan senjata terjadi tepat pada pukul 11 pagi pada 11 November 1918, yang membuat kawasan Eropa menjadi sunyi dari suara letusan senjata dan bom.
Macron menjelaskan pelajaran dari Perang Besar adalah tidak boleh ada kebencian antar-bangsa ataupun melupakan peristiwa di masa lalu. Dia menyebut ada jutaan perempuan menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim piatu akibat konflik perang ini. Sekitar 10 juta tentara tewas dalam perang empat tahun itu.
“Ini merupakan kewajiban utama kita untuk memikirkan masa depan dan mempertimbangkan apa yang menjadi hal-hal peting,” kata dia.
Acara yang berlangsung sekitar 90 menit ini juga diisi dengan pembacaan surat-surat testimoni dari para tentara asal Jerman, Prancis, dan Inggris mengenai perang yang mereka jalani. Ada juga penampilan dari Yo-Yo Ma yang bermain cello, dan Maurice Ravel’s Bolero.
Pada sore hari, Trump mengunjungi pemakaman tentara AS yang tewas pada PD I. Dia berbicara dengan sejumlah veteran. Trump sempat melewatkan upacara ini pada Sabtu, 10 November 2018.
“Merupakan tugas kita untuk mempertahankan peradaban yang kita bela,” kata Trump pada pidato singkatnya. “Kita memperbarui kewajiban untuk mengingat para pahlawan yang gugur, yang beristirahat untuk selamanya,” kata dia.
“Patriotisme merupakan kebalikan dari nasionalisme. Nasionalisme merupakan pengkhianatan atas patriotisme,” kata Macron pada pidato peringatan Perang Dunia I, yang berakhir seratus tahun lalu, di Monumen Kemenangan atau Arc de Triomphe, Paris, pada Ahad, 11 November 2018.
Pernyataan Macron ini seperti ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ikut menghadiri upacara ini dan duduk dibarisan terdepan.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berpidato selama sekitar 20 menit pada peringatan 100 tahun Armistice Day atau berakhirnya Perang Dunia I di Paris pada 11 November 2018. Skynews
Macron melanjutkan,”Saat kita mengatakan kepentingan-kepentingan kita lebih utama, dan kepentingan orang lain tidak penting, kita menghapus hal mendasar yang menjadi pegangan paling penting bagi sebuah bangsa, yang memberinya kehidupan dan membuatnya hebat, yaitu nilai-nilai moralnya.”
Peringatan ini digelar untuk memberikan penghargaan kepada para pahlawan yang tewas dalam Perang Dunia I, yang berlangsung pada 1914 – 1918. Kesepakatan gencatan senjata terjadi tepat pada pukul 11 pagi pada 11 November 1918, yang membuat kawasan Eropa menjadi sunyi dari suara letusan senjata dan bom.
Macron menjelaskan pelajaran dari Perang Besar adalah tidak boleh ada kebencian antar-bangsa ataupun melupakan peristiwa di masa lalu. Dia menyebut ada jutaan perempuan menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim piatu akibat konflik perang ini. Sekitar 10 juta tentara tewas dalam perang empat tahun itu.
“Ini merupakan kewajiban utama kita untuk memikirkan masa depan dan mempertimbangkan apa yang menjadi hal-hal peting,” kata dia.
Acara yang berlangsung sekitar 90 menit ini juga diisi dengan pembacaan surat-surat testimoni dari para tentara asal Jerman, Prancis, dan Inggris mengenai perang yang mereka jalani. Ada juga penampilan dari Yo-Yo Ma yang bermain cello, dan Maurice Ravel’s Bolero.
Pada sore hari, Trump mengunjungi pemakaman tentara AS yang tewas pada PD I. Dia berbicara dengan sejumlah veteran. Trump sempat melewatkan upacara ini pada Sabtu, 10 November 2018.
“Merupakan tugas kita untuk mempertahankan peradaban yang kita bela,” kata Trump pada pidato singkatnya. “Kita memperbarui kewajiban untuk mengingat para pahlawan yang gugur, yang beristirahat untuk selamanya,” kata dia.
Credit tempo.c
Peringatan Perang Dunia I, Presiden Macron Minta Bangun Harapan
CB, Paris – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memimpin upacara peringatan Perang Dunia I, yang berakhir seratus tahun lalu, pada Ahad, 11 November 2018 di ibu kota Paris.
Acara
tahunan yang disebut Armistice Day ini diikuti sekitar 70 tokoh dari
berbagai negara termasuk Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, PM
Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia
Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Mari kita bangun harapan dibandingkan bermain dengan rasa takut terhadap satu sama lain,” kata Macron dalam pidatonya yang berlangsung selama sekitar 20 menit di dekat sebuah kuburan prajurit tidak dikenal.
Tanggal
11 November ini diperingati sebagai momen ketika seluruh kawasan Eropa
menjadi sunyi dari bunyi letusan senjata, yang mewarnai PD I yang
berlangsung sekitar tiga tahun. Sekitar 10 juta tentara dan
Dipimpin Macron, para pemimpin global berjalan dari Istana Champs Elysses menuju Tugu Kemenangan atau Arc de Triomphe, yang menjadi lokasi acara. Trump dan Putin tiba agak belakangan dalam rombongan bermotor.
“Jejak
dari perang ini tidak akan pernah terhapuskan. Baik itu di Prancis,
atau di Eropa atau di Timur Tengah atau di seluruh dunia,” kata Macron
melanjutkan.
Macron menambahkan,”Mari kita mengingat ini. Mari kita tidak melupakan. Karena memori akan pengorbanan mereka membuat kita layak untuk mengenang mereka yang bertempur dan tewas agar kita bisa menjadi bebas. Mari kita mengingat ini.”
Macron juga meminta semua yang hadir dan warga dunia untuk tidak meninggalkan prinsip, idea dan semangat patriotisme dari para pahlawan, yang telah tewas bertempur.
Acara ini juga diisi dengan pembacaan testimoni para tentara pada 11 November 1918 saat gencatan senjata disepakati. Isi pesan itu adalah peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya dari semangat nasionalisme berlebihan.
PDI I ini meletus pada 1914 ketika seorang remaja Serbia Bosnia membunuh Archduke Franz Ferdinand, yang menjadi pewaris tahta kerajaan Austria – Hungaria. Ini memantik terjadinya konflik yang kemudian digambarkan sebagai perang dari segala perang. Presiden Macron meminta semua pihak mengenang jasa para pahlawan.
“Mari kita bangun harapan dibandingkan bermain dengan rasa takut terhadap satu sama lain,” kata Macron dalam pidatonya yang berlangsung selama sekitar 20 menit di dekat sebuah kuburan prajurit tidak dikenal.
Dipimpin Macron, para pemimpin global berjalan dari Istana Champs Elysses menuju Tugu Kemenangan atau Arc de Triomphe, yang menjadi lokasi acara. Trump dan Putin tiba agak belakangan dalam rombongan bermotor.
Macron menambahkan,”Mari kita mengingat ini. Mari kita tidak melupakan. Karena memori akan pengorbanan mereka membuat kita layak untuk mengenang mereka yang bertempur dan tewas agar kita bisa menjadi bebas. Mari kita mengingat ini.”
Macron juga meminta semua yang hadir dan warga dunia untuk tidak meninggalkan prinsip, idea dan semangat patriotisme dari para pahlawan, yang telah tewas bertempur.
Acara ini juga diisi dengan pembacaan testimoni para tentara pada 11 November 1918 saat gencatan senjata disepakati. Isi pesan itu adalah peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya dari semangat nasionalisme berlebihan.
PDI I ini meletus pada 1914 ketika seorang remaja Serbia Bosnia membunuh Archduke Franz Ferdinand, yang menjadi pewaris tahta kerajaan Austria – Hungaria. Ini memantik terjadinya konflik yang kemudian digambarkan sebagai perang dari segala perang. Presiden Macron meminta semua pihak mengenang jasa para pahlawan.
Credit tempo.co
Trump dan Macron Sepakat Komitmen Pertahanan Eropa
CB, Jakarta - Presiden AS Donald Trump dan
Presiden Prancis Emmanuel Macron dari menyetujui perlunya lebih banyak
anggaran untuk pertahanan Eropa demi komitmen NATO, setelah kicauan
Trump di Twitter yang menyebut usulan Tentara Eropa Macron "sangat
menghina".
Keduanya bertemu di Istana Elysee sehari sebelum peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia Pertama, seperti dilaporkan Reuters, 11 November 2018.
"Kami menginginkan Eropa yang kuat, sangat penting bagi kami, dan cara apa pun yang dapat kami lakukan yang terbaik dan lebih efisien akan menjadi sesuatu yang kami berdua inginkan," kata Trump.
"Kami ingin membantu Eropa tetapi harus adil. Saat ini pembagian beban sebagian besar terjadi di Amerika Serikat."
Tank dan kendaraan lapis baja Angkatan Darat Prancis tiba di pangkalan militer TAHA, di Estonia, 29 Maret 2019. Penempatan pasukan NATO untuk menanggapi situasi keamanan kawasan yang berubah. AFP/Raigo Pajula
Sementara Macron mengatakan bahwa dia ingin Eropa untuk menanggung bagian yang lebih besar dari biaya pertahanan dalam NATO, salah satu pokok yang ia ucapkan berulang kali sejak menjabat, di samping ambisinya Eropa untuk memiliki kemampuan militernya sendiri.
"Itu sebabnya saya yakin proposal saya untuk pertahanan Eropa benar-benar konsisten dengan itu," kata Macron.
Sebelumnya Macron mengatakan Eropa perlu untuk melindungi dirinya sendiri dari Cina, Rusia dan bahkan Amerika Serikat. Kemudian dalam wawancara dia berbicara tentang perlunya pembentukan tentara Eropa.
"Dihadapkan oleh Rusia, yang ada di perbatasan kita dan yang telah menunjukkan bahwa itu dapat mengancam ... kita harus memiliki Eropa yang dapat mempertahankan dirinya dengan lebih baik, tanpa bergantung sepenuhnya pada Amerika Serikat," kata Macron.
Donald Trump yang telah mendesak sekutu NATO untuk mengeluarkan anggaran lebih untuk pertahanan dan meminta tidak bergantung pada Amerika Serikat, mengeluhkan pernyataan Macron di Twitter.
"Sangat menghina, tapi mungkin Eropa pertama-tama harus membayar bagian yang adil dari NATO, yang sangat disubsidi AS," kata Trump di Twitter.
Sebelumnya Donald Trump dalam KTT NATO di Brussel pada 11 Juli, menyerang anggota NATO yang tidak berkomitmen untuk mengeluarkan anggaran pertahanan. Dilansir dari France24, Trump menuduh negara-negara NATO gagal memenuhi target anggaran 2 persen dari pendapatan untuk pertahanan. NATO memperkirakan hanya 15 dari 29 anggota yang memenuhi target anggaran pertahanan pada 2024.
Donald Trump juga mengeluhkan bahwa AS mengeluarkan uang untuk menutup 90 persen anggaran NATO di Eropa, meskipun faktanya hanya 67 persen dari pengeluaran total NATO.
Keduanya bertemu di Istana Elysee sehari sebelum peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia Pertama, seperti dilaporkan Reuters, 11 November 2018.
"Kami menginginkan Eropa yang kuat, sangat penting bagi kami, dan cara apa pun yang dapat kami lakukan yang terbaik dan lebih efisien akan menjadi sesuatu yang kami berdua inginkan," kata Trump.
"Kami ingin membantu Eropa tetapi harus adil. Saat ini pembagian beban sebagian besar terjadi di Amerika Serikat."
Tank dan kendaraan lapis baja Angkatan Darat Prancis tiba di pangkalan militer TAHA, di Estonia, 29 Maret 2019. Penempatan pasukan NATO untuk menanggapi situasi keamanan kawasan yang berubah. AFP/Raigo Pajula
Sementara Macron mengatakan bahwa dia ingin Eropa untuk menanggung bagian yang lebih besar dari biaya pertahanan dalam NATO, salah satu pokok yang ia ucapkan berulang kali sejak menjabat, di samping ambisinya Eropa untuk memiliki kemampuan militernya sendiri.
"Itu sebabnya saya yakin proposal saya untuk pertahanan Eropa benar-benar konsisten dengan itu," kata Macron.
Sebelumnya Macron mengatakan Eropa perlu untuk melindungi dirinya sendiri dari Cina, Rusia dan bahkan Amerika Serikat. Kemudian dalam wawancara dia berbicara tentang perlunya pembentukan tentara Eropa.
"Dihadapkan oleh Rusia, yang ada di perbatasan kita dan yang telah menunjukkan bahwa itu dapat mengancam ... kita harus memiliki Eropa yang dapat mempertahankan dirinya dengan lebih baik, tanpa bergantung sepenuhnya pada Amerika Serikat," kata Macron.
President Macron of France has just suggested that Europe build its own military in order to protect itself from the U.S., China and Russia. Very insulting, but perhaps Europe should first pay its fair share of NATO, which the U.S. subsidizes greatly!— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 9, 2018
Donald Trump yang telah mendesak sekutu NATO untuk mengeluarkan anggaran lebih untuk pertahanan dan meminta tidak bergantung pada Amerika Serikat, mengeluhkan pernyataan Macron di Twitter.
"Sangat menghina, tapi mungkin Eropa pertama-tama harus membayar bagian yang adil dari NATO, yang sangat disubsidi AS," kata Trump di Twitter.
Sebelumnya Donald Trump dalam KTT NATO di Brussel pada 11 Juli, menyerang anggota NATO yang tidak berkomitmen untuk mengeluarkan anggaran pertahanan. Dilansir dari France24, Trump menuduh negara-negara NATO gagal memenuhi target anggaran 2 persen dari pendapatan untuk pertahanan. NATO memperkirakan hanya 15 dari 29 anggota yang memenuhi target anggaran pertahanan pada 2024.
Donald Trump juga mengeluhkan bahwa AS mengeluarkan uang untuk menutup 90 persen anggaran NATO di Eropa, meskipun faktanya hanya 67 persen dari pengeluaran total NATO.
Credit tempo.co
Meski Dikecam Trump, Prancis Lanjutkan Seruan Pembentukan Tentara Erop
PARIS
- Presiden Prancis, Emanuel Macron menyatakan, Paris akan tetap
melanjutkan seruannya untuk pembentukan Tentara Eropa, meski adanya
kecaman dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Macron menyatakan, sangat tidak baik untuk terus bergantung pada AS, khususnya bila berurusan dengan masalah keamanan. Macron menyebut, Tentara Eropa dibutuhkan untuk membela diri terhadap Rusia dan bahkan AS.
"Tidak adil hanya bergantung pada AS untuk masalah keamanan Eropa," kata Macron dalam sebuah pernyataan kepada awak media jelang bertemu Trump di Paris, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (11/11).
Sebelumnya, Trump mengecam ide Prancis untuk membentuk sebuah pasukan gabungan Eropa. Melalui akun Twitternya, Trump sebut ide yang disampaikan Macron itu adalah sebuah penghinaan. Dia lalu menyebut, Eropa sebaiknya meningkatkan kontribusinya terhadap NATO, sebelum memutuskan membuat tentara gabungan.
Macron menyatakan, sangat tidak baik untuk terus bergantung pada AS, khususnya bila berurusan dengan masalah keamanan. Macron menyebut, Tentara Eropa dibutuhkan untuk membela diri terhadap Rusia dan bahkan AS.
"Tidak adil hanya bergantung pada AS untuk masalah keamanan Eropa," kata Macron dalam sebuah pernyataan kepada awak media jelang bertemu Trump di Paris, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (11/11).
Sebelumnya, Trump mengecam ide Prancis untuk membentuk sebuah pasukan gabungan Eropa. Melalui akun Twitternya, Trump sebut ide yang disampaikan Macron itu adalah sebuah penghinaan. Dia lalu menyebut, Eropa sebaiknya meningkatkan kontribusinya terhadap NATO, sebelum memutuskan membuat tentara gabungan.
"Presiden
Macron dari Pprancis baru saja menyarankan agar Eropa membangun
militernya sendiri untuk melindungi dirinya dari AS, China dan Rusia.
Sangat menghina, tapi mungkin Eropa pertama-tama harus membayar bagian
yang adil dari NATO, yang sangat disubsidi oleh AS!" kicau Trump
Credit sindonews.com
Trump Kecam Ide Prancis Bentuk Tentara Eropa
WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengecam ide Prancis
untuk membentuk sebuah pasukan gabungan Eropa. Presiden Prancis, Emanuel
Macron menyebut Tentara Eropa dibutuhkan untuk membela diri terhadap
Rusia dan bahkan AS.Melalui akun Twitternya, Trump sebut ide yang
disampaikan Macron itu adalah sebuah penghinaan. Dia lalu menyebut,
Eropa sebaiknya meningkatkan kontribusinya terhadap NATO, sebelum
memutuskan membuat tentara gabungan."Presiden Macron dari Pprancis baru
saja menyarankan agar Eropa membangun militernya sendiri untuk
melindungi dirinya dari AS, China dan Rusia. Sangat menghina, tapi
mungkin Eropa pertama-tama harus membayar bagian yang adil dari NATO,
yang sangat disubsidi oleh AS!" kicau Trump, seperti dilansir Anadolu
Agency pada Minggu (11/11).Pernyataan Macron mengenai pembentukan
tentara Eropa sendiri disampaikan saat melakukan wawancara dengan media
Prancis pada pekan lalu.Macron mengatakan, Eropa perlu mengurangi
ketergantungannya pada kekuatan Amerika, paling tidak setelah Trump
mengumumkan ia menarik diri dari perjanjian nuklir era Perang
Dingin. "Kami harus melindungi diri kami sendiri dengan menghormati
China, Rusia dan bahkan AS. Ketika saya melihat Presiden Trump
mengumumkan bahwa dia keluar dari perjanjian perlucutan senjata nuklir
yang dibentuk setelah krisis rudal euro tahun 1980-an yang melanda
Eropa, yang menjadi korban utama? Eropa dan keamanannya,"
terangnya."Kami tidak akan melindungi orang Eropa kecuali kami
memutuskan untuk memiliki tentara Eropa sejati," sambung pemimpin
Prancis tersebut.
Credit sindonews.com
Pemimpin Negara Peringati Seabad Perang Dunia I
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjabat
tangan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam acara peringatan 1 abad
berakhirnya Perang Dunia I. (Foto: ludovic MARIN / AFP)
Sekitar 70 pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, akan menandai 100 tahun usia gencatan senjata 1918 (Armistice 1918).
Di Paris, peringatan terkonsentrasi di area Tomb of the Unknown Soldier yang berada di bawah monumen Arc de Triomphe. Imbauan tentang bahaya nasionalisme dalam era modern dikemukakan.
"Hari ini bukan hanya tentang mengingat, tetapi juga seharusnya juga tentang panggilan untuk beraksi," kata Kanselir Jerman Angela Markel, pada Sabtu (10/11), setelah mengunjungi lokasi penandatanganan perjanjian gencatan senjata 1918 yang dilakukan di kawasan utara Prancis.
Pertemuan para petinggi dunia ini dirancang oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dia mengangkat pentingnya institusi internasional membantu menyelesaikan konflik, mencegah perang, dan menyebarkan kemakmuran.
"Kami mau membuat peringatan ini waktu untuk refleksi saat ini, bukan hanya masa lalu, jadi mereka punya sesuatu yang berarti buat kita hari ini," ujar Macron pada awal pekan ini.
Meski terlihat rukun saat peringatan di Arc de Triomphe, ada ketegangan yang tersembunyi. Sebelumnya Trump yang tiba di Prancis pada Jumat mengkritik Marcos karena dirasa telah 'menghina'.
Trump merasa tersinggung pada ucapan Macron dalam sesi wawancara belakangan ini yang mengatakan diperlukannya tentara Eropa serta mendaftarkan AS, Rusia, dan China sebagai ancaman keamanan nasional.
Sekitar 70 negara terlibat dalam Perang Dunia I. Semuanya tergabung dalam enam kerajaan dan kekuatan kolonial, yaitu Austria-Hungaria, British, Prancis, Jerman, Rusia, dan kekaisaran Ottoman.
Sekitar 10 juta tentara menjadi korban selama perang yang berlangsung 1914 hingga 1918. Korban luka-luka diperkirakan dua kali jumlah itu dan antara 5 - 10 juta penduduk diestimasikan menjadi korban.
Credit cnnindonesia.com
Pemerintah Suriah Protes ke PBB atas Serangan Udara AS
ilustrasi serangan udara. (AFP PHOTO / ARIS MESSINIS)
Mengutip dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Suriah telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Dewan Keamanan soal tindakan yang terjadi di Hajin, kawasan timur Deir al-Zor.
Dalam serangan di kawasan timur Deir al-Zor pada Jumat (9/11) lalu sekitar 26 warga sipil turut jadi korban tewas.
Sementara itu lembaga pemantau HAM, SOHR, mengatakan jumlah korban sipil yang tewas 26 orang itu termasuk 14 di antaranya anak-anak. Mereka jadi korban dalam dua gelombang serangan udara koalisi pimpinan AS.
Mereka adalah anggota sipil yang menjadi bagian dari IS di Hajin. Sehari sebelumnya, mengutip dari AFP, Kepala SOHR Rami Abdel Rahman mengatakan sebuah desa lain dekat kota Al-Shafaa pun ada tujuh warga sipil yang menjadi korban serangan udara.
Baik Hajin maupun Al-Shaafa diyakini sebagai kantong terakhir pertahanan ISIS di provinsi Deir al-Zor, yang juga berbatasan dengan Irak.
Berdasarkan data SOHR, sejak ISIS mencoba mengambil alih Suriah dan tetangganya, Irak, pada 2014 orang setidaknya sudah lebih dari 1.100 warga sipil tewas karena serangan koalisi. Konflik di Suriah itu sendiri tercatat telah menewaskan lebih dari 360 ribu jiwa baik dari warga sipil maupun pejuang sejak 2011 silam.
Credit cnnindonesia.com
Korban Tewas Bom Mobil di Mogadishu Meningkat Jadi 52
MOGADISHU
- Jumlah korban tewas dari ledakan bom mobil di Ibu Kota Somalia,
Mogadishu, pada Jumat lalu telah meningkat menjadi 52. Angka itu menurut
catatan penerimaan dari lima rumah sakit.
Para pejabat keamanan Somalia yang menanggapi serangan itu mengatakan empat militan memasuki hotel dan pergi ke atap, menembaki orang-orang di bawah. Mereka mengatakan pasukan keamanan akhirnya membunuh para penyerang dan menyelamatkan puluhan orang dari kamar hotel.
Kelompok militan al-Shabab, yang telah melancarkan pemberontakan selama lebih dari 10 tahun, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ledakan, yang terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menargetkan Hotel Sahafi Mogadishu dan sekitarnya. Hotel ini dekat markas besar Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Somalia (CID).
Para pejabat keamanan Somalia yang menanggapi serangan itu mengatakan empat militan memasuki hotel dan pergi ke atap, menembaki orang-orang di bawah. Mereka mengatakan pasukan keamanan akhirnya membunuh para penyerang dan menyelamatkan puluhan orang dari kamar hotel.
Kelompok militan al-Shabab, yang telah melancarkan pemberontakan selama lebih dari 10 tahun, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ledakan, yang terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menargetkan Hotel Sahafi Mogadishu dan sekitarnya. Hotel ini dekat markas besar Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Somalia (CID).
Dokter
dan administrator dari lima rumah sakit di kota merawat korban tembakan
dan ledakan selain dari menempatkan jumlah korban tewas di angka 52,
juga mengatakan 106 lainnya terluka.
Direktur rumah sakit Madinah, Dokter Mohamed Yusuf, mengatakan kepada pihaknya telah menerima 63 korban ledakan. Rumah sakit Madinah adalah fasilitas perawatan darurat terbesar di kota itu.
“Kami menerima 63 korban. Tiga puluh dua orang terluka, tetapi tiga di antaranya meninggal di rumah sakit dan 31 lainnya sudah meninggal dan kami memindahkan mereka ke kamar mayat,” ujarnya seperti dikutip dari VOA, Minggu (11/11/2018).
Yusuf mengatakan pasien yang terluka akibat tembakan dan ledakan telah menempati hampir 100 persen dari tempat tidur Medina. Meskipun baru-baru ini jumlahnya telah turun secara dramatis karena penurunan jumlah ledakan dan jangka waktu yang lebih lama antara beberapa pemboman yang lebih besar.
Direktur rumah sakit Madinah, Dokter Mohamed Yusuf, mengatakan kepada pihaknya telah menerima 63 korban ledakan. Rumah sakit Madinah adalah fasilitas perawatan darurat terbesar di kota itu.
“Kami menerima 63 korban. Tiga puluh dua orang terluka, tetapi tiga di antaranya meninggal di rumah sakit dan 31 lainnya sudah meninggal dan kami memindahkan mereka ke kamar mayat,” ujarnya seperti dikutip dari VOA, Minggu (11/11/2018).
Yusuf mengatakan pasien yang terluka akibat tembakan dan ledakan telah menempati hampir 100 persen dari tempat tidur Medina. Meskipun baru-baru ini jumlahnya telah turun secara dramatis karena penurunan jumlah ledakan dan jangka waktu yang lebih lama antara beberapa pemboman yang lebih besar.
"Jumlah
yang diterima untuk orang-orang yang terluka baru-baru ini tidak biasa,
tetapi kami selalu ingat bahwa kami berada di Mogadishu dan hal-hal
(seperti ini) dapat terjadi kapan saja," kata Yusuf.
Seorang saksi yang berada di dalam hotel pada saat serangan itu terjadi mengatakan dengan syarat anonimitas bahwa bagian depan gedung hancur akibat ledakan.
Mantan anggota parlemen Somalia, Abdi Barre Jibril mengatakan, wanita dan anak-anak termasuk di antara korban. "Dua wanita dan seorang anak berusia delapan tahun termasuk di antara yang mati," katanya kepada VOA.
Seorang saksi yang berada di dalam hotel pada saat serangan itu terjadi mengatakan dengan syarat anonimitas bahwa bagian depan gedung hancur akibat ledakan.
Mantan anggota parlemen Somalia, Abdi Barre Jibril mengatakan, wanita dan anak-anak termasuk di antara korban. "Dua wanita dan seorang anak berusia delapan tahun termasuk di antara yang mati," katanya kepada VOA.
Credit sindonews.com
Tiga Bom Mobil Guncang Mogadishu, Tewaskan 22 Orang
MOGADISHU
- Dua bom mobil bunuh diri meledak di dekat hotel Sahafi di Ibu Kota
Somalia, Mogadishu, Jumat waktu setempat. Sedikitnya 22 orang tewas
akibat serangan tersebut.
Para penjaga hotel dan petugas Departemen Investigasi Kriminal Somalia (CID) melepaskan tembakan setelah ledakan terjadi. Sekitar 20 menit kemudian, ledakan ketiga dari sebuah bom yang ditempatkan di sebuah kendaraan tuk-tuk beroda tiga di dekat hotel menghantam jalan yang sibuk.
"Empat militan yang berusaha memasuki hotel ditembak mati oleh polisi dan penjaga hotel," kata kapten polisi Mohamed Ahmed seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/11/2018).
“Dua militan lainnya adalah pembom mobil bunuh diri yang diledakkan oleh bom mobil mereka. Mobil ketiga diledakkan dari jarak jauh. Jadi total 28 orang tewas, termasuk enam militan," terangnya.
Seorang saksi, Mohamed Abdiqani mengatakan, pemilik hotel Abdifatah Abdirashid termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan. Abdirashid mengambil alih hotel Sahafi dari ayahnya setelah tewas dalam serangan militan pada 2015 lalu.
“Para militan yang memasuki kompleks hotel dihujani tembakan oleh penjaga hotel. Abdifatah Abdirashid, pemilik hotel, dan tiga pengawalnya meninggal,” kata Abdiqani.
Seorang fotografer Reuters di tempat kejadian melihat 20 mayat warga sipil dan minibus yang terbakar, sepeda motor dan mobil.
Kelompok militan Islam al Shabaab, yang terkait dengan al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap hotel yang berada di dekat markas besar CID itu.
Para penjaga hotel dan petugas Departemen Investigasi Kriminal Somalia (CID) melepaskan tembakan setelah ledakan terjadi. Sekitar 20 menit kemudian, ledakan ketiga dari sebuah bom yang ditempatkan di sebuah kendaraan tuk-tuk beroda tiga di dekat hotel menghantam jalan yang sibuk.
"Empat militan yang berusaha memasuki hotel ditembak mati oleh polisi dan penjaga hotel," kata kapten polisi Mohamed Ahmed seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/11/2018).
“Dua militan lainnya adalah pembom mobil bunuh diri yang diledakkan oleh bom mobil mereka. Mobil ketiga diledakkan dari jarak jauh. Jadi total 28 orang tewas, termasuk enam militan," terangnya.
Seorang saksi, Mohamed Abdiqani mengatakan, pemilik hotel Abdifatah Abdirashid termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan. Abdirashid mengambil alih hotel Sahafi dari ayahnya setelah tewas dalam serangan militan pada 2015 lalu.
“Para militan yang memasuki kompleks hotel dihujani tembakan oleh penjaga hotel. Abdifatah Abdirashid, pemilik hotel, dan tiga pengawalnya meninggal,” kata Abdiqani.
Seorang fotografer Reuters di tempat kejadian melihat 20 mayat warga sipil dan minibus yang terbakar, sepeda motor dan mobil.
Kelompok militan Islam al Shabaab, yang terkait dengan al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap hotel yang berada di dekat markas besar CID itu.
Abdiasisi
Abu Musab, juru bicara al Shabaab untuk operasi militer, mengatakan
kelompok itu memilih serangan terhadap Hotel Sahafi karena hubungannya
dengan pemerintah yang ingin digulingkan oleh kelompok Islam.
“Kami menargetkannya karena berfungsi sebagai basis pemerintah. Pejabat pemerintah dan pasukan keamanan selalu ada di hotel,” katanya kepada Reuters.
Somalia telah dilanda oleh kekerasan dan pelanggaran hukum sejak diktator Mohamed Siad Barre digulingkan pada awal 1990-an.
“Kami menargetkannya karena berfungsi sebagai basis pemerintah. Pejabat pemerintah dan pasukan keamanan selalu ada di hotel,” katanya kepada Reuters.
Somalia telah dilanda oleh kekerasan dan pelanggaran hukum sejak diktator Mohamed Siad Barre digulingkan pada awal 1990-an.
Credit sindonews.com
Erdogan: Kami Bagikan Rekaman Pembunuhan Khashoggi kepada AS dan Saudi
ANKARA
- Presiden Turki, Tayyip Erdogan menyatakan, Ankara telah berbagi
rekaman yang terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi dengan Arab
Saudi, Amerika Serikat (AS), Jerman, Prancis, dan Inggris.
"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya kepada Saudi, ke AS, Jerman, Prancis dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," ucap Erdogan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (11/11).
Dia kemudian mengatakan, 15 anggota regu pembunuh "pasti tahu" siapa yang membunuh Khashoggi. Regu pembunuh itu tiba di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober bertepatan dengan kedatangan Khashoggi.
"18 orang ini atau tepatnya 15 orang, pasti tahu pelaku dan mereka tahu di mana mayat itu dibawa. Apa informasi ini? Saya selalu mengatakan sejak awal, 15 orang yang datang ke sini (Turki), dengan plus tiga, 18 orang sekarang ditangkap (di Saudi)," ucapnya.
Sementara itu, Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi mengeluarkan pernyataan memilukan tentang nasib jasad wartawan pengkritik rezim Arab Saudi tersebut. Dia merasa ngeri dengan dugaan bahwa jasad tunangannya itu dilarutkan dengan bahan kimia setelah dimutilasi.
Khashoggi, wartawan Arab Saudi dan kolumnis Washington Post yang kritis terhadap pemerintah Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Dia mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya.
"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya kepada Saudi, ke AS, Jerman, Prancis dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," ucap Erdogan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (11/11).
Dia kemudian mengatakan, 15 anggota regu pembunuh "pasti tahu" siapa yang membunuh Khashoggi. Regu pembunuh itu tiba di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober bertepatan dengan kedatangan Khashoggi.
"18 orang ini atau tepatnya 15 orang, pasti tahu pelaku dan mereka tahu di mana mayat itu dibawa. Apa informasi ini? Saya selalu mengatakan sejak awal, 15 orang yang datang ke sini (Turki), dengan plus tiga, 18 orang sekarang ditangkap (di Saudi)," ucapnya.
Sementara itu, Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi mengeluarkan pernyataan memilukan tentang nasib jasad wartawan pengkritik rezim Arab Saudi tersebut. Dia merasa ngeri dengan dugaan bahwa jasad tunangannya itu dilarutkan dengan bahan kimia setelah dimutilasi.
Khashoggi, wartawan Arab Saudi dan kolumnis Washington Post yang kritis terhadap pemerintah Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Dia mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya.
Saudi
awalnya membantah Khashoggi tewas di konsulat dan mengklaim wartawan
itu meninggalkan konsulat dalam keadaan sehat pada hari yang sama saat
dia masuk. Namun, berselang beberapa hari Riyadh mengakui Khashoggi
tewas dalam perkelahian dengan sejumlah orang di konsulat.
Akhir bulan lalu, seorang jaksa Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi terbunuh dalam serangan terencana.
Akhir bulan lalu, seorang jaksa Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi terbunuh dalam serangan terencana.
Credit sindonews.com
Jumat, 09 November 2018
Ini Kecanggihan Jet Tempur RI-Korea
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Pesawat Korean Fighter
Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX) yang dikembangkan
Indonesia dan Korea Selatan memiliki kemampuan khusus. Kemampuan khusus
itu salah satunya ialah perusak sistem elektronik musuh atau disebut
jammer electronic.
"Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jam secara elektronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya," kata Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Heri menerangkan, pesawat yang dikembangkan ini masuk kategori semi siluman. Sebab, secara bentuk sudah mengadopsi sistem itu, di mana pesawat itu sulit dilacak oleh radar.
"Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jam secara elektronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya," kata Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Heri menerangkan, pesawat yang dikembangkan ini masuk kategori semi siluman. Sebab, secara bentuk sudah mengadopsi sistem itu, di mana pesawat itu sulit dilacak oleh radar.
Namun, karena letak senjatanya di luar membuatnya masih terbaca radar.
"Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya," terangnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan, pesawat supersonik ini dilengkapi sistem radar yang bisa menangkap pergerakan lawan dari segala penjuru. Sistem itu juga bisa menangkap pergerakan sejumlah lawan.
"Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya," terangnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan, pesawat supersonik ini dilengkapi sistem radar yang bisa menangkap pergerakan lawan dari segala penjuru. Sistem itu juga bisa menangkap pergerakan sejumlah lawan.
"Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting system yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan," ungkapnya.
Credit finance.detik.com
Jet Tempur RI-Korsel Bentuknya Mirip F-22 Raptor Punya AS
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel)
sedang mengembangkan jet tempur bersama dengan nama Korean Fighter
Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Pesawat yang
dikembangkan itu wujudnya mirip dengan pesawat tempur siluman Amerika
Serikat (AS) F-22 Raptor serta F-35.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah saat diwawancarai detikFinance, Rabu (7/11/2018).
"(Kaya) F-22 dan F-35," kata dia.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah saat diwawancarai detikFinance, Rabu (7/11/2018).
"(Kaya) F-22 dan F-35," kata dia.
Bukan
tanpa sebab, hal itu dikarenakan Korea Selatan sebagai inisiator telah
membeli pesawat F-35. Dari pembelian itu, Korea Selatan sekaligus
mendapatkan teknologinya.
"Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya," jelasnya.
Teknologi ini kemudian menyesuaikan dengan bentuk pesawat yang akan dikembangkan. Heri mengatakan, sebenarnya ada dua opsi bentuk pesawat yakni tipe AS atau Eropa. Namun, sekali lagi karena mengadopsi teknologi AS maka yang dipilih ialah tipe AS.
"Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya," jelasnya.
Teknologi ini kemudian menyesuaikan dengan bentuk pesawat yang akan dikembangkan. Heri mengatakan, sebenarnya ada dua opsi bentuk pesawat yakni tipe AS atau Eropa. Namun, sekali lagi karena mengadopsi teknologi AS maka yang dipilih ialah tipe AS.
"Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di-device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini (Amerika). Dan ini twin engine," paparnya.
"Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F-16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22," jelasnya.
credit finance.detik.com
Butuh 10 Tahun Kembangkan Jet Tempur RI-Korsel
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan tengah
mengembangkan pesawat tempur bersama dengan nama Korean Fighter
Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Pengembangan
pesawat ini membutuhkan waktu 10 tahun yang dimulai dari 2016 lalu.
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah menerangkan, keikutsertaan Indonesia mengembangkan pesawat ini ditandai dengan pernyataan minat atau letter of intent (LoI) yang diteken pada 2009. LoI itu kemudian ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman pada tahun 2010.
"Asal mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter of intent) yang ditandatangani 2009, di hadapan Presiden. Kemudian ada MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden," katanya kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah menerangkan, keikutsertaan Indonesia mengembangkan pesawat ini ditandai dengan pernyataan minat atau letter of intent (LoI) yang diteken pada 2009. LoI itu kemudian ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman pada tahun 2010.
"Asal mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter of intent) yang ditandatangani 2009, di hadapan Presiden. Kemudian ada MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden," katanya kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Dia melanjutkan, pengembangan KFX/IFX meliputi tiga tahap. Pertama,
pengembangan teknologi dan itu sudah terlaksana pada tahun 2011-2012.
"Targetnya
itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari
abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang
memenuhi abstract ini. Itu 2011-2012," jelasnya.
Kedua, pengembangan purwarupa atau prototype. Pengembangan ini sempat tertunda dan baru berjalan 2016 lalu.
"Habis itu ada tahap namanya EMD, engineering manufakturing development. Ini prototyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasibility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026, itu sertifikasi," paparnya.
Lanjutnya, selama 2 tahun dari 2016 hingga 2018 pemantapan desain. Setelah itu, pada tahun depan memulai pembentukan prototype.
"Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, supplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi," ujarnya.
Indonesia dan Korea akan membuat 8 pesawat purwarupa. 6 pesawat di antara bisa diterbangkan, dan 2 pesawat tidak terbang. Dua pesawat sengaja tidak diterbangkan karena hanya untuk uji struktur.
Kedua, pengembangan purwarupa atau prototype. Pengembangan ini sempat tertunda dan baru berjalan 2016 lalu.
"Habis itu ada tahap namanya EMD, engineering manufakturing development. Ini prototyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasibility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026, itu sertifikasi," paparnya.
Lanjutnya, selama 2 tahun dari 2016 hingga 2018 pemantapan desain. Setelah itu, pada tahun depan memulai pembentukan prototype.
"Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, supplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi," ujarnya.
Indonesia dan Korea akan membuat 8 pesawat purwarupa. 6 pesawat di antara bisa diterbangkan, dan 2 pesawat tidak terbang. Dua pesawat sengaja tidak diterbangkan karena hanya untuk uji struktur.
Purwarupa
pertama di targetkan rampung tahun 2021. Kemudian secara bertahap
menyusul purwarupa-purwarupa lainnya. Terakhir, Heri mengatakan, pada
tahun 2026 ditargetkan pesawat purwarupa itu mendapat sertifikasi
sebelumnya diproduksi massal.
"Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi," ujarnya.
Pada pengembangan ini investasi yang dibutuhkan 8,7 triliun Korea won. Porsi Indonesia dalam pengembangan ini sekitar 20%.
"Kalau nggak salah 8,7 triliun Korea won. Hanya pengembangan," ujarnya.
"Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi," ujarnya.
Pada pengembangan ini investasi yang dibutuhkan 8,7 triliun Korea won. Porsi Indonesia dalam pengembangan ini sekitar 20%.
"Kalau nggak salah 8,7 triliun Korea won. Hanya pengembangan," ujarnya.
Credit finance.detik.com
Alasan Korsel Ajak RI Buat Jet Tempur Bareng
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Korea Selatan menggandeng Indonesia untuk mengembangkan jet tempur.
Pesawat yang dikembangkan bersama itu kemudian diberi nama Korean
Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.
"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.
"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kemudian, Heri mengatakan, Korea mengajak Indonesia karena Indonesia
memiliki pengalaman mengembangkan pesawat. Meski, pesawat yang
dikembangkan Indonesia bukan jet tempur. Menurutnya, Indonesia akan
melakukan penyesuaian mengembangkan pesawat petarung ini.
"Kedua,
mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat,
walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan
pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten
mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap
suatu faktor itu yang akan di-improve. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda
pengalaman dengan mereka untuk fighter," jelasnya.
Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.
"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.
Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.
"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.
Credit finance.detik.com
Apa Kabar Proyek Jet Tempur Buatan RI-Korea Selatan?
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Sebuah stan dalam pameran Indo Defence 2018
Expo & Forum di JIExpo Kemayoran menyita perhatian pengunjung.
Sebab, stan yang diisi oleh perusahaan pelat merah PT Dirgantara
Indonesia (PTDI) itu memasang miniatur jet tempur.
Sekilas, pesawat itu mirip pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor. Kemiripan itu terlihat dari bentuk sayap tengah dan sayap kecil di bagian belakangnya. Bedanya, dalam miniatur yang terpasang roket di bagian bawah sayap.
Jet tempur yang dipajang itu bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Jet tempur itu merupakan pesawat yang tengah dikembangkan oleh Indonesia bersama dengan Korea Selatan.
Proyek KFX/IFX diiniasi pihak Korea Selatan. Indonesia menyatakan minat untuk ikut serta pada tahun 2009 yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.
Di sela-sela kesibukannya mengurus pameran, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah bercerita mengenai seluk-beluk proyek jet tempur ini. Dia juga berbicara mengenai kecanggihan pesawat.
Berikut petikan wawancara Heri Yansyah dengan detikFinance pada 7 November 2018 lalu:
Sekilas, pesawat itu mirip pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor. Kemiripan itu terlihat dari bentuk sayap tengah dan sayap kecil di bagian belakangnya. Bedanya, dalam miniatur yang terpasang roket di bagian bawah sayap.
Jet tempur yang dipajang itu bernama Korean Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX). Jet tempur itu merupakan pesawat yang tengah dikembangkan oleh Indonesia bersama dengan Korea Selatan.
Proyek KFX/IFX diiniasi pihak Korea Selatan. Indonesia menyatakan minat untuk ikut serta pada tahun 2009 yang ditandai dengan penandatangan letter of intent (LoI). Kemudian, LoI ini berlanjut dengan kesepakatan pengembangan bersama.
Di sela-sela kesibukannya mengurus pameran, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah bercerita mengenai seluk-beluk proyek jet tempur ini. Dia juga berbicara mengenai kecanggihan pesawat.
Berikut petikan wawancara Heri Yansyah dengan detikFinance pada 7 November 2018 lalu:
1
Awal Pengembangan
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Bisa dicerikan awal mula pengembangan KFX/IFX?Asal
mulanya ada kerja sama, yang jelas program pemerintah, ada LoI (letter
of intent) yang ditandatangani 2009, dihadapan Presiden. Kemudian ada
MoU 2010 di tandatangani dua Menteri Pertahanan di hadapan Presiden.
Jadi tahapan KFX dibagi 3 tahap, pertama itu pengembangan teknologi, itu sudah dilaksanakan 2011-2012. Targetnya itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang memenuhi opsreq (operational requirements) ini. Itu 2011-2012.
Habis itu ada tahap namanya EMD engineering manufacturing development. Ini protoyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasbility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026 itu sertifikasi.
Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, suplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi.
Prototype yang pertama itu 2021. Ada 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang. Yang tidak terbang ini dipakai uji starting, struktur. Yang 6 ini dipakai untuk sertifikasi, uji aerodinamik, struktur, systemnya, avioniknya, fligth controlnya, semuanya. Tapi yang 2 itu uji kekuatan struktur.
Tahun 2026 itu pengembangan saja?
Prototype pertama sudah dibuat, nanti ada first flight, kemudian kedua beda berapa bulan, ketiga, dan seterusnya ada first flight setiap prototype ini. Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi, walaupun 2024 kita sudah keluar namanya initial production approval, ada bagian-bagian mendapat persetujuan diproduksi.
Alasan Korea Selatan menggandeng Indonesia?
Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu. Kedua, mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat, walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap suatu faktor itu yang akan diimprove. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda pengalaman dengan mereka untuk fighter.
Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufakturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea.
Berapa pesawat yang akan diproduksi?
Jadi kalau produksi sesuai MoU, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Itu di MoU, 168 pesawat. Itu produksi kalau pengembangan 6 prototype yang dapat sertifikasi. Kalau produksi, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Nanti tinggal kita cari market yang di luar dua negara.
Jadi tahapan KFX dibagi 3 tahap, pertama itu pengembangan teknologi, itu sudah dilaksanakan 2011-2012. Targetnya itu mengidentifikasi semua requirement kedua negara, abstract. Dari abstract itu kita bangun, kemudian kita kembangkan konsep teknologi yang memenuhi opsreq (operational requirements) ini. Itu 2011-2012.
Habis itu ada tahap namanya EMD engineering manufacturing development. Ini protoyping development, jadi ini 10 tahun. Ada vakum di Korea karena harus ada feasbility study. Sehingga baru dijalankan 2016 kemarin. Jadi 10 tahun 2016 sampai 2026 itu sertifikasi.
Nah di 2 tahun pertama 2016 sampai 2018 itu namanya primary design, dari hasil konsep tadi didetilkan, kontak vendor, suplier, kita freeze konfigurasi pertengahan tahun 2018. Sekarang masuk tahap detil. Detil analisa dan seterusnya, 2019 besok itu sudah masuk tahap produksi. Dari gambar-gambar itu kita produksi.
Prototype yang pertama itu 2021. Ada 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang. Yang tidak terbang ini dipakai uji starting, struktur. Yang 6 ini dipakai untuk sertifikasi, uji aerodinamik, struktur, systemnya, avioniknya, fligth controlnya, semuanya. Tapi yang 2 itu uji kekuatan struktur.
Tahun 2026 itu pengembangan saja?
Prototype pertama sudah dibuat, nanti ada first flight, kemudian kedua beda berapa bulan, ketiga, dan seterusnya ada first flight setiap prototype ini. Nah, kemudian masuk ke proses sertifikasi targetnya 2026 selesai. Kemudian setelah itu masuk tahap produksi massal. Dalam 10 tahun ini hanya pengembangan doang. Habis itu 2026 ke atas masuk produksi, walaupun 2024 kita sudah keluar namanya initial production approval, ada bagian-bagian mendapat persetujuan diproduksi.
Alasan Korea Selatan menggandeng Indonesia?
Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu. Kedua, mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat, walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap suatu faktor itu yang akan diimprove. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda pengalaman dengan mereka untuk fighter.
Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufakturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea.
Berapa pesawat yang akan diproduksi?
Jadi kalau produksi sesuai MoU, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Itu di MoU, 168 pesawat. Itu produksi kalau pengembangan 6 prototype yang dapat sertifikasi. Kalau produksi, kita 48 pesawat, Korea 120 pesawat. Nanti tinggal kita cari market yang di luar dua negara.
2
Investasi
Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Pengembangan itu berapa investasinya?
Kalau nggak salah 8,7 triliun korea won. Hanya pengembangan.
Kalau sampai produksi berapa?
Nanti itu kan kalau produksi pesawat, kita jual kan ada harga pesawat, nanti itu ada perhitungan lagi. Tapi beda perhitungan development cost yang lebih mahal, dibandingkan harga pesawat untuk produksi. Kalau produksi kan sudah sertifikasi, tinggal produksi. Tapi kalau ini banyak literasi makanya 10 tahun menghasilkan 6 pesawat terbang dan 2 pesawat non terbang. Prosesnya panjang dan itu sangat ketat.
2026 baru produksi, berapa harganya?
Baru produksi massal dan harganya beda, nanti ada perjanjian lagi. Perjanjian itu bertahap, dari tahap teknologi development 2011-2012, EMD 2016-2026, nanti tahap produksi ada perjanjian lagi.
Desain pesawat siapa yang bikin?
Kita dengan Korea, artinya tim engineering KAI Korea Aerospace Industries. Kedua negara, karena banyak teknologi Amerika. Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya. Walaupun ada beberapa teknologi yang sekarang belum dapat approval dari pemerintah Amerika tapi itu adalah proses. Kita ada 129 teknologi item pesawat, kita dapat 120, dan 9 teknologi belum dapat, tapi itu proses. Salah satu alasannya, karena kita belum punya security data sistem, di level government. Itu makanya proses karena dikhawatirkan kalau teknologi ini bocor.
Sepintas kaya F-22 Raptor?
(Kaya) F-22 dan F-35.
Kenapa seperti itu?
Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini. Dan ini twin engine.
Ada alasan lain?
Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F 16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22.
Ini termasuk tipe siluman?
Sekarang kita sebut semi stealth, tidak total siluman tapi semi, karena di tengah air to air beyond vessel itu semi konfirmal tertanam separuh, tapi di sini masih ada weapon kan. Dari sisi bentuk mengacu konfigurasi stealth, tapi senjata masih diluar makanya kita sebut semi. Tapi perencanaan ke depan fully stealth, kalau stealth kaya F-22, weaponnya di dalam pesawat. Tapi itu panjang.
Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya. Senjata tertanam separuh itu mengurangi radar protection istilahnya.
Kemampuan khusus KFX/IFX apa?
Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting sytem yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan. Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jamm secara electronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya. Dan semi stealthnya.
Produksi KFX/IFX di mana?
Indonesia dan Korea, kan nanti ada komponen, setiap produksi Indonesia pasti ada komponen dibuat dari Korea, dengan komposisi share. Kalau 80:20 ya mereka 80 komponen, tapi produksi di Korea ada komponen di Indonesia. Pada waktu produksi di Indonesia, selain pembuatan komponen dari kita, diintegrasikan komponen dari Korea.
Jadi tiap-tiap negara produksi?
Iya, jadi contohnya untuk 48 pesawat TNI AU itu akan diproduksi di sini, tapi tetap komponan ada dari Korea sesuai share 80:20. Dan sebetulnya Korea KAI juga menjanjikan, mereka tahu labor rate rendah dari mereka. Kalau kita punya quality yang bagus, kalau pernjanjian 80:20 mereka menyampaikan nggak harus 80:20, 50:50 bisa, 60% pun bisa asal itu dipenuhi. Kenapa, karena lebih menguntungkan di sini.
20% itu apa yang Indonesia produksi?
Kan kita ingin sayapnya kita buat di sini, ekor kita buatnya di sini. Selebihnya mungkin dari mereka, kan itu ada hitung-hitungan komponen.
Mesinnya dari mana?
Mesinnya dari GE (General Electric). Kan ada 3 pabrikan yang distudi ada GE, PwC, ada EuroJet. Sekarang sudah ditentuin dari GE. GE F 414.
Kecepatan supersonik?
Iya supersonik.
Kalau nggak salah 8,7 triliun korea won. Hanya pengembangan.
Kalau sampai produksi berapa?
Nanti itu kan kalau produksi pesawat, kita jual kan ada harga pesawat, nanti itu ada perhitungan lagi. Tapi beda perhitungan development cost yang lebih mahal, dibandingkan harga pesawat untuk produksi. Kalau produksi kan sudah sertifikasi, tinggal produksi. Tapi kalau ini banyak literasi makanya 10 tahun menghasilkan 6 pesawat terbang dan 2 pesawat non terbang. Prosesnya panjang dan itu sangat ketat.
2026 baru produksi, berapa harganya?
Baru produksi massal dan harganya beda, nanti ada perjanjian lagi. Perjanjian itu bertahap, dari tahap teknologi development 2011-2012, EMD 2016-2026, nanti tahap produksi ada perjanjian lagi.
Desain pesawat siapa yang bikin?
Kita dengan Korea, artinya tim engineering KAI Korea Aerospace Industries. Kedua negara, karena banyak teknologi Amerika. Korea sebenarnya gini, Korea banyak dapat bantuan dari Lockheed Martin, karena Korea membeli F-35, dari F-35 dapat offset teknologi dari Lockheed Martin. Kita dompleng sebenarnya. Kita tidak membeli apa-apa dari Amerika, tapi dapat teknologinya. Walaupun ada beberapa teknologi yang sekarang belum dapat approval dari pemerintah Amerika tapi itu adalah proses. Kita ada 129 teknologi item pesawat, kita dapat 120, dan 9 teknologi belum dapat, tapi itu proses. Salah satu alasannya, karena kita belum punya security data sistem, di level government. Itu makanya proses karena dikhawatirkan kalau teknologi ini bocor.
Sepintas kaya F-22 Raptor?
(Kaya) F-22 dan F-35.
Kenapa seperti itu?
Karena memang yang mengembangkan Korea, Korea waktu di device ada 2 pesawat, satu American type ada sayap ada ekor. Kedua European type, sayap dengan canon di depan, Euro fighter kan beda. Setelah melalui evaluasi, apalagi menggunakan teknologi Amerika, mereka pilih tipe ini. Dan ini twin engine.
Ada alasan lain?
Kalau menurut saya karena Korea arahnya ke Amerika, itu teknologi Amerika. Makanya dia memutuskan mendekati pesawat-pesawat model Amerika. Dan karena medium class di atasnya F 16, kapabilitas di atas F-16, tapi masih secara teknologi di bawahnya F-35, F-22.
Ini termasuk tipe siluman?
Sekarang kita sebut semi stealth, tidak total siluman tapi semi, karena di tengah air to air beyond vessel itu semi konfirmal tertanam separuh, tapi di sini masih ada weapon kan. Dari sisi bentuk mengacu konfigurasi stealth, tapi senjata masih diluar makanya kita sebut semi. Tapi perencanaan ke depan fully stealth, kalau stealth kaya F-22, weaponnya di dalam pesawat. Tapi itu panjang.
Kami sebut semi stealth karena sudah mengikuti siluman walaupun tidak penuh. Karena senjata masih bisa terdeteksi, tapi engine kita design tidak terbaca dari radar depan lawan. Tapi senjata masih kebaca masih, ada panasnya. Senjata tertanam separuh itu mengurangi radar protection istilahnya.
Kemampuan khusus KFX/IFX apa?
Kemampuan khususnya dia memang multirule medium, dia menggunakan advance avionik artinya menggunakan radar yang menangkap lawan target di atas dan di bawah. Juga dilengkapi optical targeting sytem yang sebagai mata bisa menangkap beberapa lawan. Dia juga dilengkapi electronic jammer, bisa nge-jamm secara electronik, pernah dengar kan perang elektronik, elektronik lawan bisa kita jam sehingga tidak berfungsi. Merusak sistem elektronik mereka. Ini salah satu keunggulannya. Dan semi stealthnya.
Produksi KFX/IFX di mana?
Indonesia dan Korea, kan nanti ada komponen, setiap produksi Indonesia pasti ada komponen dibuat dari Korea, dengan komposisi share. Kalau 80:20 ya mereka 80 komponen, tapi produksi di Korea ada komponen di Indonesia. Pada waktu produksi di Indonesia, selain pembuatan komponen dari kita, diintegrasikan komponen dari Korea.
Jadi tiap-tiap negara produksi?
Iya, jadi contohnya untuk 48 pesawat TNI AU itu akan diproduksi di sini, tapi tetap komponan ada dari Korea sesuai share 80:20. Dan sebetulnya Korea KAI juga menjanjikan, mereka tahu labor rate rendah dari mereka. Kalau kita punya quality yang bagus, kalau pernjanjian 80:20 mereka menyampaikan nggak harus 80:20, 50:50 bisa, 60% pun bisa asal itu dipenuhi. Kenapa, karena lebih menguntungkan di sini.
20% itu apa yang Indonesia produksi?
Kan kita ingin sayapnya kita buat di sini, ekor kita buatnya di sini. Selebihnya mungkin dari mereka, kan itu ada hitung-hitungan komponen.
Mesinnya dari mana?
Mesinnya dari GE (General Electric). Kan ada 3 pabrikan yang distudi ada GE, PwC, ada EuroJet. Sekarang sudah ditentuin dari GE. GE F 414.
Kecepatan supersonik?
Iya supersonik.
Credit finance.detik.com
AS Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III
VANDENBERG
- Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) berhasil meluncurkan rudal
balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III dari Vandenberg Air Force Base
di California. Misil yang membawa hulu ledak nuklir palsu itu menuju
target yang dirahasiakan di Samudra Pasifik.
Peluncuran ICBM ini bagian dari uji operasional terbaru Angkatan Udara AS.
Rudal balistik Minuteman III diluncurkan dari silo bawah tanah di Vandenberg Air Force Base pada pukul 11.01 siang pada hari Selasa, 6 November lalu. Meski merahasiakan lokasi target, Angkatan Udara AS mengklaim penempatan ICBM tersebut dilakukan untuk menentukan akurasi dan keandalan sistem.
"Uji peluncuran menyediakan data berharga bagi Komando Strategis AS dan Angkatan Udara AS," kata Komando Serangan Global Angkatan Udara dalam sebuah rilis yang dikutip surat kabar Lompoc Record, Jumat (9/11/2018).
"Peluncuran uji yang andal terjadi ketika uji coba rudal diluncurkan, menyelesaikan jalur penerbangannya dalam koridor keselamatan yang ditentukan, fungsi peralatan dengan benar, data sensor dikumpulkan, dan dampak kendaraan re-entry di mana ditargetkan," lanjut pernyatan komando tersebut.
"Meskipun kendaraan re-entry mencapai target yang dituju, tes dan data analisis tidak dapat dirilis ke publik," imbuh rilis itu, yang menekankan bahwa tes tidak terkait dengan peristiwa dunia nyata, yakni ketegangan militer antara Rusia dan AS.
Awal tahun ini, pada tanggal 31 Juli, Angkatan Udara AS dipaksa untuk menghentikan peluncuran tes ICBM Minuteman III yang tidak berhulu ledak karena anomali dalam penerbangan yang tidak terduga. Tes pada tanggal itu dinyatakan gagal.
Menurut situs web Air Force Technology, peluncuran pertama tahun 2018 dari ICBM Minuteman III mulai berlangsung di pangkalan Vandenberg pada bulan April. Angkatan udara melakukan sekitar empat tes di pangkalan setiap tahun.
Peluncuran ICBM ini bagian dari uji operasional terbaru Angkatan Udara AS.
Rudal balistik Minuteman III diluncurkan dari silo bawah tanah di Vandenberg Air Force Base pada pukul 11.01 siang pada hari Selasa, 6 November lalu. Meski merahasiakan lokasi target, Angkatan Udara AS mengklaim penempatan ICBM tersebut dilakukan untuk menentukan akurasi dan keandalan sistem.
"Uji peluncuran menyediakan data berharga bagi Komando Strategis AS dan Angkatan Udara AS," kata Komando Serangan Global Angkatan Udara dalam sebuah rilis yang dikutip surat kabar Lompoc Record, Jumat (9/11/2018).
"Peluncuran uji yang andal terjadi ketika uji coba rudal diluncurkan, menyelesaikan jalur penerbangannya dalam koridor keselamatan yang ditentukan, fungsi peralatan dengan benar, data sensor dikumpulkan, dan dampak kendaraan re-entry di mana ditargetkan," lanjut pernyatan komando tersebut.
"Meskipun kendaraan re-entry mencapai target yang dituju, tes dan data analisis tidak dapat dirilis ke publik," imbuh rilis itu, yang menekankan bahwa tes tidak terkait dengan peristiwa dunia nyata, yakni ketegangan militer antara Rusia dan AS.
Awal tahun ini, pada tanggal 31 Juli, Angkatan Udara AS dipaksa untuk menghentikan peluncuran tes ICBM Minuteman III yang tidak berhulu ledak karena anomali dalam penerbangan yang tidak terduga. Tes pada tanggal itu dinyatakan gagal.
Menurut situs web Air Force Technology, peluncuran pertama tahun 2018 dari ICBM Minuteman III mulai berlangsung di pangkalan Vandenberg pada bulan April. Angkatan udara melakukan sekitar empat tes di pangkalan setiap tahun.
Credit sindonews.com
Makeover Rp21,5 Triliun, Kapal Induk Nuklir Prancis Melaut Lagi
PARIS
- Mengenakan seragam khaki dan helm, seorang pilot melompat ke pesawat
jet tempur Rafale di bawah tatapan penuh perhatian Menteri Pertahanan
Prancis Florence Parly. Jet tempur itu hendak beraksi dari dek kapal
induk Charles de Gaulle yang bersiap untuk aktivitas pertamanya dalam 18
bulan.
Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir Eropa. Kapal ini memiliki panjang 260 meter (850 kaki) dan membawa 1.700 personel.
Kapal raksasa dengan tonase yang sama dengan empat Menara Eiffel itu akan dikerahkan pada awal Februari di Samudra Hindia.
Charles de Gaulle baru saja menjalani makeover untuk menambah usia kelaikan operasi. Biaya makeover yang dihabiskan mencapai 1,3 miliar euro (Rp21,5 triliun), yang sebagian besar difokuskan pada fasilitas modernisasi untuk pendaratan dan pemanduan pesawat.
Peremajaan kapal induk Charles de Gaulle dilakukan setelah menjalani operasi intens antara 2015-2016 dalam perang melawan militan Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Presiden Emmanuel Macron akan bermalam di kapal itu minggu depan karena akan meningkatkan tahap pelatihan pra-penyebaran kapal lima minggu.
Charles de Gaulle adalah satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir Eropa. Kapal ini memiliki panjang 260 meter (850 kaki) dan membawa 1.700 personel.
Kapal raksasa dengan tonase yang sama dengan empat Menara Eiffel itu akan dikerahkan pada awal Februari di Samudra Hindia.
Charles de Gaulle baru saja menjalani makeover untuk menambah usia kelaikan operasi. Biaya makeover yang dihabiskan mencapai 1,3 miliar euro (Rp21,5 triliun), yang sebagian besar difokuskan pada fasilitas modernisasi untuk pendaratan dan pemanduan pesawat.
Peremajaan kapal induk Charles de Gaulle dilakukan setelah menjalani operasi intens antara 2015-2016 dalam perang melawan militan Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Presiden Emmanuel Macron akan bermalam di kapal itu minggu depan karena akan meningkatkan tahap pelatihan pra-penyebaran kapal lima minggu.
"Dihadapkan
dengan perubahan besar dalam panorama strategis angkatan laut, termasuk
tujuan ekspansionis Beijing di Laut China Selatan, Perancis menganggap
kapal induk nilai taktis dan politik tak tertandingi," kata Laksamana
Christophe Prazuck, Kepala Staf Angkatan laut Prancis, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/11/2018).
Credit sindonews.com
SAAB jelaskan berbagai sistem pertahanan untuk Indonesia
Jakarta (CB) - Perusahaan penyedia sistem pertahanan dari
Swedia, SAAB, hadir di Indo Defence & Expo Forum 2018, di Jakarta,
pada 7-10 November ini. Mereka mengusung berbagai sistem pertahanan yang
ditawarkan kepada Indonesia ataupun yang sudah diadopsi di sini.
“SAAB mendukung misi Indonesia untuk memodernkan angkatan bersenjatanya dan memajukan industri berteknologi tinggi dalam negeri. Dengan diperkenalkannya UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan, Indonesia sedang menuju kemandirian kapabilitas pertahanan dan SAAB menaati segala kewajiban tentang ini,” kata Kepala Perwakilan SAAB di Indonesia, Anders Dahl, di Jakarta, Rabu.
Di antara sistem pertahanan yang mereka bawa, adalah sistem peringatan dini, intelijen, dan komando Erieye berbasis pesawat propeler SAAB 2000, pesawat tempur multiperan Gripen serie, dan sistem pertahanan titik Very Short Range Air Defence RBS 70 NG.
Indonesia sejak 1992 sudah mengadopsi sistem pertahanan titik artileri ringan RBS 70, yang diakuisisi dalam paket pengadaan senjata pada masa itu. Setelah puluhan tahun, sistem ini perlu diremajakan dan dipercanggih.
Dalam uji coba di Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu, sistem RBS 70 ini tetap dapat berfungsi secara sempurna.
“Bayangkan, setelah puluhan tahun dan masih berfungsi baik,” kata Dahl.
Tentang Gripen, yang dinamakan dalam nomenklatur resminya, JAS39 Gripen, Kepala Komunikasi SAAB Asia Pasifik, Robert Hewson, menyatakan, “Pesawat tempur ini dirancang pada dasawarsa ’90-an dan didedikasikan untuk mampu mengatasi pesawat tempur Uni Soviet pada masa itu, yaitu MiG dan Sukhoi, bahkan Sukhoi Su-27 Flanker.”
Ia mengatakan, pernah bertemu dengan pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia yang pertama kali berjumpa dengan Sukhoi Su-27 Flanker Angkatan Udara Uni Soviet pada saat itu, di atas Laut Baltik.
“Ia adalah pilot pertama negara-negara Barat yang melihat secara langsung Sukhoi Su-27 di udara; sementara negara lain blok Barat hanya menjumpai mereka melalui foto-foto satelit,” kata dia.
JAS39 Gripen merupakan salah satu pesawat tempur bermesin tunggal yang masuk dalam daftar alternatif pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron 14 TNI AU. Program pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II ini masuk dalam program pengadaan sistem kesenjataan pada fase Kekuatan Esensial Minimum II, yang berakhir pada 2019 ini.
Hewson menyatakan, Swedia merupakan negara yang berbatasan langsung di utara dengan Rusia, terutama di Laut Baltik. Di situlah "theater utama" di mana pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia sering bersua dengan koleganya dari Angkatan Udara Swedia.
“Mereka memiliki kekuatan udara dalam jumlah besar, berkekuatan besar, dan disegani. Swedia menghadapi itu dengan mengandalkan kekuatan yang berbeda, sistem informasi tempur dan komando yang berjejaring, DataLink 16, dan handal pada keadaan minimum sekalipun,” kata dia.
Di antara kondisi minimum yang dia maksud adalah kemampuan JAS39 Gripen untuk mendarat dan lepas landas di jalan raya dengan tanpa persiapan apapun untuk pengoperasian pesawat tempur. Untuk bisa lepas landas dan mendarat dalam konfigurasi tempur-lengkap persenjataan, JAS39 Gripen hanya memerlukan "landasan" di jalan raya sepanjang kurang dari 700 meter saja.
Sedangkan Erieye SAAB 2000 merupakan sistem peringatan dini di udara dan komando-kendali yang mampu menyapu apapun di udara, darat, dan laut hingga jarak 450 mil laut. Untuk bentangan Indonesia yang memiliki panjang hingga 5.000 kilometer, cukup dilayani oleh dua atau tiga Erieye SAAB 2000 di udara.
Sistem radar Erieye ini dikembangkan dan dibuat di pusat penelitian dan pengembangan radar SAAB di Gotheborg, di mana sistem radar dan peringatan dini darat-laut, Giraffe, Sea Girrafe, dan Giraffe 1-X, juga dibangun.
“SAAB mendukung misi Indonesia untuk memodernkan angkatan bersenjatanya dan memajukan industri berteknologi tinggi dalam negeri. Dengan diperkenalkannya UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan, Indonesia sedang menuju kemandirian kapabilitas pertahanan dan SAAB menaati segala kewajiban tentang ini,” kata Kepala Perwakilan SAAB di Indonesia, Anders Dahl, di Jakarta, Rabu.
Di antara sistem pertahanan yang mereka bawa, adalah sistem peringatan dini, intelijen, dan komando Erieye berbasis pesawat propeler SAAB 2000, pesawat tempur multiperan Gripen serie, dan sistem pertahanan titik Very Short Range Air Defence RBS 70 NG.
Indonesia sejak 1992 sudah mengadopsi sistem pertahanan titik artileri ringan RBS 70, yang diakuisisi dalam paket pengadaan senjata pada masa itu. Setelah puluhan tahun, sistem ini perlu diremajakan dan dipercanggih.
Dalam uji coba di Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu, sistem RBS 70 ini tetap dapat berfungsi secara sempurna.
“Bayangkan, setelah puluhan tahun dan masih berfungsi baik,” kata Dahl.
Tentang Gripen, yang dinamakan dalam nomenklatur resminya, JAS39 Gripen, Kepala Komunikasi SAAB Asia Pasifik, Robert Hewson, menyatakan, “Pesawat tempur ini dirancang pada dasawarsa ’90-an dan didedikasikan untuk mampu mengatasi pesawat tempur Uni Soviet pada masa itu, yaitu MiG dan Sukhoi, bahkan Sukhoi Su-27 Flanker.”
Ia mengatakan, pernah bertemu dengan pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia yang pertama kali berjumpa dengan Sukhoi Su-27 Flanker Angkatan Udara Uni Soviet pada saat itu, di atas Laut Baltik.
“Ia adalah pilot pertama negara-negara Barat yang melihat secara langsung Sukhoi Su-27 di udara; sementara negara lain blok Barat hanya menjumpai mereka melalui foto-foto satelit,” kata dia.
JAS39 Gripen merupakan salah satu pesawat tempur bermesin tunggal yang masuk dalam daftar alternatif pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron 14 TNI AU. Program pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II ini masuk dalam program pengadaan sistem kesenjataan pada fase Kekuatan Esensial Minimum II, yang berakhir pada 2019 ini.
Hewson menyatakan, Swedia merupakan negara yang berbatasan langsung di utara dengan Rusia, terutama di Laut Baltik. Di situlah "theater utama" di mana pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Swedia sering bersua dengan koleganya dari Angkatan Udara Swedia.
“Mereka memiliki kekuatan udara dalam jumlah besar, berkekuatan besar, dan disegani. Swedia menghadapi itu dengan mengandalkan kekuatan yang berbeda, sistem informasi tempur dan komando yang berjejaring, DataLink 16, dan handal pada keadaan minimum sekalipun,” kata dia.
Di antara kondisi minimum yang dia maksud adalah kemampuan JAS39 Gripen untuk mendarat dan lepas landas di jalan raya dengan tanpa persiapan apapun untuk pengoperasian pesawat tempur. Untuk bisa lepas landas dan mendarat dalam konfigurasi tempur-lengkap persenjataan, JAS39 Gripen hanya memerlukan "landasan" di jalan raya sepanjang kurang dari 700 meter saja.
Sedangkan Erieye SAAB 2000 merupakan sistem peringatan dini di udara dan komando-kendali yang mampu menyapu apapun di udara, darat, dan laut hingga jarak 450 mil laut. Untuk bentangan Indonesia yang memiliki panjang hingga 5.000 kilometer, cukup dilayani oleh dua atau tiga Erieye SAAB 2000 di udara.
Sistem radar Erieye ini dikembangkan dan dibuat di pusat penelitian dan pengembangan radar SAAB di Gotheborg, di mana sistem radar dan peringatan dini darat-laut, Giraffe, Sea Girrafe, dan Giraffe 1-X, juga dibangun.
Credit antaranews.com
Langganan:
Postingan (Atom)