Foto: jet tempur KFX/IFX (Achmad Dwi Afriyadi-detikFinance)
Jakarta - Korea Selatan menggandeng Indonesia untuk mengembangkan jet tempur.
Pesawat yang dikembangkan bersama itu kemudian diberi nama Korean
Fighter Experimental/Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.
"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kepala Program KFX/IFX dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah mengatakan, alasan Korea menggandeng Indonesia karena Indonesia bakal berkembang menjadi negara besar. Sebab itu, pengembangan jet tempur diperlukan.
"Kalau mereka sampaikan, pertama Indonesia itu menurut mereka di tahun 2040 menjadi negara besar, dan mereka melihat potensi itu," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Kemudian, Heri mengatakan, Korea mengajak Indonesia karena Indonesia
memiliki pengalaman mengembangkan pesawat. Meski, pesawat yang
dikembangkan Indonesia bukan jet tempur. Menurutnya, Indonesia akan
melakukan penyesuaian mengembangkan pesawat petarung ini.
"Kedua,
mereka melihat Indonesia punya kemampuan mengembangkan pesawat,
walaupun bukan pesawat tempur. Jadi pada waktu kita mengembangkan
pesawat mereka evaluasi, posisi kita ada di mana. Kalau mereka konsisten
mengembangkan pesawat tempur, kalau kita transport. Jadi ada gap, gap
suatu faktor itu yang akan di-improve. Hanya beda sekitar 3 tahun, beda
pengalaman dengan mereka untuk fighter," jelasnya.
Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.
"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.
Alasan lain, kata Heri ialah pasar Indonesia yang besar. Nantinya, dia juga bilang, Indonesia dan Korea mencari pasar lain untuk menjual pesawat tempur ini.
"Mereka melihat itu, kita punya kapabilitas itu, kita punya resources juga manufacturing, dan seterusnya, dan market. Karena ini akan jadi captive market, Indonesia sudah pasti membeli pesawat ini, dan Korea membeli pesawat ini. Dan sekarang mencari joint marketing untuk negara di luar negara Indonesia dan Korea," tutupnya.
Credit finance.detik.com