Rabu, 20 Juni 2018

PM Spanyol Ingin Bongkar Makam Diktator Francisco Franco


Bunga menghiasi makam diktator Spanyol Francisco Franco di El Valle de los Caidos (Lembah Jatuh), di San Lorenzo de El Escorial, di luar Madrid, Spanyol, 19 Juni 2018.[REUTERS / Susana Vera]
Bunga menghiasi makam diktator Spanyol Francisco Franco di El Valle de los Caidos (Lembah Jatuh), di San Lorenzo de El Escorial, di luar Madrid, Spanyol, 19 Juni 2018.[REUTERS / Susana Vera]

CB, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengatakan pada Senin 18 Juni, bahwa dia ingin memindahkan sisa jasad diktator Jenderal Francisco Franco dari mausoleum dan mengubah situs itu menjadi monumen untuk rekonsiliasi.
Sanchez mengatakan rencana ini kepada stasiun TV nasional bahwa Spanyol tidak akan memiliki simbol yang memisahkan orang-orang Spanyol dan bahwa dia ingin mengubah Lembah of the Fallen menjadi monumen peringatan tentang perang melawan fasisme. Tercatat ebih dari 33.000 orang tewas dari kedua sisi perang saudara Spanyol 1936-1939 dimakamkan bersama sisa-sisa Franco di makam neoklasik di barat laut Madrid.

Pemimpin sosialis itu mengungkapkan gagasan itu selama wawancara media pertamanya sejak menjabat awal bulan ini, menyusul pemungutan suara parlemen yang menggulingkan pemerintahan konservatif sebelumnya, Mariano Rajoy. Partai Populer, Mariano Rajoy, mengecam Francoisme tetapi telah menentang updaya untuk menggali tulang-tulang diktator.

Wisatawan berjalan di kompleks bekas makam diktator Jenderal Francisco Franco di Valle de los Caidos (Lembah Jatuh), dekat Madrid, Spanyol, 10 Mei 2016 ini.[AP Photo / Francisco Seco]
Kaum konservatif juga mengatakan bahwa orang-orang yang berkampanye untuk menggali kuburan massal tanpa nama di Valley of the Fallen atau di tempat lain di seluruh negeri akan membuka kembali sebuah bab yang menyakitkan dalam sejarah.
"Ini bukan tentang membuka luka, itu tentang menutup mereka," kata Sanchez dalam wawancara hari Senin, seperti dilaporkan Associated Press, 19 Juni 2018.
Dia mengatakan pemerintahannya akan bekerja untuk memenuhi resolusi parlemen dari tahun lalu yang dipanggil untuk menggali sisa-sisa Franco, menyerahkannya kepada keluarga diktator dan mengubah lembah itu menjadi peringatan untuk Perang Saudara Spanyol.
"Keputusan tentang penggalian sisa-sisa Franco cukup jelas," tegas Oscar Puente, seorang anggota senior dari partai sosialis yang dekat dengan Sanchez, seperti dikutip dari Reuters.
Puente mengatakan rencana pemerintah adalah untuk mengubah makam Lembah Mausoleum yang dibiayai negara menjadi tempat pengakuan dan memori semua orang Spanyol. Dengan salib setinggi 150 meter, makam Francisco Franco mempresentasikan lembah megah dari kompleks makam sebagai simbol untuk rekonsiliasi nasional.
Tetapi para kerabat dan aktivis korban perang telah berkampanye menentangnya karena kerja paksa dilakukan saat membangun makam dan karena berada di lokasi yang menonjol, dekat altar basilika, makam diktator yang memerintah Spanyol sampai kematiannya pada 1975. Beberapa kerabat mengajukan tuntutan hukum jika menggali makam mereka yang dikubur tanpa sepengetahuan atau persetujuan keluarga mereka.

Francisco Franco.[Euro Weekly News]
Selain itu, keadaan lapuk dari 33.847 tubuh telah menjadi kendala, terutama setelah penyelidikan independen menemukan bahwa kebocoran air dan kelembapan di kapel dan ruang bawah tanah telah mengubah beberapa ceruk menjadi tumpukan tulang.
Yayasan Francisco Franco Foundation, yang menerima pendanaan negara meskipun ada beberapa desakan untuk mengakhirinya, telah berjanji secara hukum melawan setiap langkah untuk menggali tulang-tulang Franco.

Sebuah petisi terhadap rencana Sanchez yang diunggah ke internet oleh yayasan tersebut yang disebut menodai Valley of the Fallen dan untuk menghormati kematian, telah menerima lebih dari 24.000 tanda tangan dukungan hingga Senin 18 April.

Perang sipil masih membayangi Spanyol hampir delapan dekade setelah berakhirnya perang. Minimnya akuntabilitas untuk perang telah meninggalkan luka yang belum sembuh, dan tekanan telah berkembang untuk mengubah situs itu menjadi peringatan untuk menghormati mereka yang meninggal di kedua sisi.





Credit  tempo.co






New York tuntut pemerintahan Trump atas pemisahan anak imigran dari orang tuanya



New York tuntut pemerintahan Trump atas pemisahan anak imigran dari orang tuanya
Gubernur New York Andrew Cuomo. (ANTARA News/Reuters)




New York (CB - Gubernur New York Andrew Cuomo, lawan politik Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan pada Selasa bahwa negara akan menuntut pemerintahan Trump untuk memisahkan anak-anak imigran dari orang tua mereka ketika ditangkap secara ilegal melintasi perbatasan AS.

Pemisahan dan penahanan anak-anak di perbatasan AS selatan dengan Meksiko telah menyebabkan kegemparan di Amerika Serikat dan kecaman di luar negeri, yang didorong oleh video anak-anak di dalam kandang dan rekaman anak-anak yang meratap untuk bertemu orang tua mereka yang telah disiarkan di jaringan kabel dan diunggah di media sosial.

"Kebijakan Trump Administration untuk menghancurkan keluarga adalah kegagalan moral dan tragedi kemanusiaan," kata Cuomo, seorang Demokrat, dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan gugatan itu.

Cuomo mengatakan bahwa memisahkan orang tua dan anak-anak di perbatasan melanggar hak mereka di bawah Konstitusi AS, preseden Mahkamah Agung AS dan penyelesaian hukum tahun 1997 yang menetapkan standar untuk perlakuan terhadap anak-anak yang ditahan karena alasan imigrasi.


Seorang juru bicara untuk administrasi Trump tidak dapat segera dihubungi untuk mengomentari gugatan New York.

Para pejabat AS membela langkah-langkah itu sebagai cara untuk mengamankan perbatasan dan menghalangi imigran masuk secara ilegal. Trump, seorang Republikan, telah membuat sikap garis keras pada imigran sebagai pusat kepresidenannya.

Jaksa Agung AS Jeff Sessions mengumumkan kebijakan "tidak ada toleransi" pada April bahwa semua imigran yang ditangkap saat melintasi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal harus dituntut secara kriminal di bawah undang-undang pidana negara tersebut.

Kebijakan tersebut telah menyebabkan perpisahan keluarga karena ketika agen perbatasan merujuk para migran yang ditangkap ke pengadilan untuk penuntutan, orang tua ditahan di penjara federal untuk menunggu persidangan oleh hakim sementara anak-anak tetap berada di tahanan patroli perbatasan atau dipindahkan ke fasilitas yang dikelola oleh Kantor Pengungsi, demikian disampaikan sebuah departemen Dinas Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.

Cuomo mengatakan dia akan mengarahkan beberapa lembaga negara untuk memulai tindakan hukum terhadap administrasi Trump atas nama sekitar 70 anak yang ditahan di setidaknya 10 tempat penampungan federal di negara bagian New York. Demikian dilansir Kantor Berita Reuters.





Credit  antaranews.com





2000 Anak Terpisah dari Orang Tua Akibat Kebijakan Imigrasi Trump



Seorang wanita asal Salvador menggendong anaknya sambil beristirahat saat akan melintasi perbatasan ke Amerika Serikat, di Huehuetoca, Meksiko, 1 Juni 2015. Awal tahun ini imigran gelap asal Amerika Tengah yang mencoba melintasi perbatasan ke Amerika Serikat mengalami peningkatan. REUTERS/Edgard Garrido
Seorang wanita asal Salvador menggendong anaknya sambil beristirahat saat akan melintasi perbatasan ke Amerika Serikat, di Huehuetoca, Meksiko, 1 Juni 2015. Awal tahun ini imigran gelap asal Amerika Tengah yang mencoba melintasi perbatasan ke Amerika Serikat mengalami peningkatan. REUTERS/Edgard Garrido

CB, Jakarta - Hampir 2000 anak telah dipisahkan dengan orang tua mereka selama enam periode dari April hingga Mei 2018, sebagai dampak dari kebijakan imigran ilegal yang keras oleh pemerintahan Donald Trump dengan memberlakukan toleransi nol untuk imigran ilegal. 

Menurut juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri urusan pengawasan perbatasan, Sabtu, 16 Juni 2018, ada 1.995 anak terpisah dari 1.940 orang dewasa, seperti dikutip dari Time.com, 16 Juni 2018.
Angka ini merepresentasikan keluarga-keluarga yang terpisah karena masuk Amerika Serikat secara ilegal, pelanggaran aturan imigrasi, kemungkinan tindakan kriminal yang dilakuan orang tua, dan sejumlah kasus di mana aparat tidak dapat memverifikasi hubungan kekeluargaan mereka.
Jaksa Agung Jeff Sessions mengumumkan pada awal Mei lalu bahwa aparatnya akan memisahkan orang tua dengan anak mereka yang tertangkap masuk secara ilegal di perbatasan. Pemisahan itu dilakuan selama orang tua mereka menjalani pemeriksaan.

Seorang pria asal Salvador berlari sambil menggendong anaknya saat mencoba untuk naik kereta api menuju ke perbatasan Amerika Serikat, di Huehuetoca, Meksiko, 1 Juni 2015. Awal tahun ini imigran gelap asal Amerika Tengah yang mencoba melintasi perbatasan ke Amerika Serikat mengalami peningkatan. REUTERS/Edgard Garrido

Saat orang tua mereka ditahan, anak-anak yang tidak dituntut, dipisahkan dan tetap ditempatkan di fasilitas khusus remaja tanpa ada kejelasan proses reunifikasi dengan orang tua mereka.
Sebagai perbandingan, di masa lalu, keluarga yang menghadapi masalah seperti ini akan dikenai proses deportasi sipil, bukan dituntut sebagai kriminal.
Kebijakan imigrasi Trump yang kontroversial telah meledakkan amarah pekan ini. Bahkan tokoh-tokoh agama termasuk uskup gereja Katolik menyebut kebijakan imigrasi yang memisahkan keluarga sebagai tidak bermoral.

Bahkan mantan Ibu negara Laura Bush angkat bicara mengkritik kebijakan imigran gelap Trump. "Kebijakan toleransi nol ini kejam. Ini tidak bermoral. Ini menghancurkan hati saya," kata Laura Bush, istri presiden George W. Bush seperti dikutip dari CNN, 18 Juni 2018.





Credit  tempo.co





Lembaga HAM Desak Prancis - Inggris Tuntut Junta Militer Thailand


PM Thailand, Prayuth Chan-ocha. AP
PM Thailand, Prayuth Chan-ocha. AP

CB, Jakarta - Aktivis Hak Asasi Manusia mendesak Inggris dan Perancis untuk menekan pemerintah Thailand lantaran semakin memburuknya hak asasi manusia di Thailand hingga penyelenggaraan pemilu yang benar-benar adil. Thailand yang dipimpin Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan panglima militer yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta 2014, telah berjanji untuk memulihkan demokrasi tetapi menunda kembali tanggal pemilu beberapa kali dan menolak untuk mentoleransi perbedaan pendapat.
"Perdana Menteri Inggris, Theresa May dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, harus dengan tegas mengungkapkan keprihatinan mendalam mereka tentang memburuknya keadaan hak asasi manusia", tegas Brad Adams, Direktur Human Rights Watch Asia, seperti dilaporkan Reuters, 19 Juni 2018.

"Mereka harus menjelaskan kepada Jenderal Prayuth bahwa tidak akan ada bisnis sampai Thailand mengadakan pemilihan yang bebas dan adil, mendirikan pemerintahan sipil yang demokratis, dan menghormati hak asasi manusia," tambah Brad.
Pemerintah telah menetapkan pemilihan umum pada Februari. Juru bicara pemerintah Thailand, Sansern Kaewkamnerd, mengatakan pihak berwenang sangat menghormati hak.
"Saat ini, Thailand menghormati hak asasi manusia tidak kurang dari negara lain," kata Sansern.
Sekutu Thailand dari negara barat mengkritik kudeta Prayuth tahun 2014, yang terjadi setelah satu dekade kekacauan politik yang telah membawa dua kudeta dan protes jalanan berdarah.

Uni Eropa memutuskan hubungan dengan Thailand setelah kudeta tetapi pada Desember lalu kembali melanjutkan hubungan politik di semua tingkatan. Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar ketiga Thailand setelah Cina dan Jepang. Thailand adalah mitra dagang terbesar ketiga Uni Eropa di ASEAN.

Sekitar 300 aktivis Pro Demokrasi Thailand berunjuk rasa sambil mengenakan topeng Pinocchio dengan wajah PM Prayuth Chan-ocha di Universitas Thammasat, Sabtu, 24 Februari 2018. Reuters
Prayuth akan bertemu May di London pada 20 Juni, sebelum dia menuju ke Prancis dan singgah di markas Airbus di kota Toulouse. Prayuth dan Macron akan meneken perjanjian antara Thai Airways dan Airbus untuk membuka pusat perawatan dan perbaikan pesawat di Bandara sipil-militer U-Tapao, tenggara Bangkok, Thailand.
Thailand juga akan menyelesaikan pembelian satelit observasi senilai US $ 215 juta atau Rp 3.000 triliun dari Airbus, ungkap Wakil Perdana Menteri Thailand, Somkid Jatusripitak. Menurut pemerintah, satelit bermanfaat termasuk untuk pertanian dan keamanan nasional. Namun lembaga hak asasi manusia mendesak Prancis dan Inggris untuk membatalkan perjanjian hingga pemerintah junta militer Thailand mengembalikan demokrasi dan menghargai hak asasi.

Dilansir dari situs resmi Human Right Watch, lembaga hak asasi mendesak Prancis dan Inggris untuk mendesak pemerintahan junta militer agar memenuhi tujuh tuntutan, yakni mengakhiri penggunaan kekuasaan yang kejam dan tidak akuntabel di bawah bagian 44 dan 48 dari konstitusi sementara 2014; Mengakhiri pembatasan pada hak atas kebebasan berekspresi, berserikat, dan berkumpul secara damai; Mencabut larangan kegiatan politik; Membebaskan semua oposisi dan kritikus yang ditahan karena kritik damai terhadap junta; membatalkan tuduhan hasutan dan tuntutan hukum kriminal lainnya yang terkait dengan oposisi damai terhadap kekuasaan militer; Mengalihkan semua kasus sipil dari pengadilan militer ke pengadilan sipil yang memenuhi standar persidangan yang adil; dan memastikan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para pembela hak asasi manusia.

Junta militer telah secara rutin memberlakukan sensor dan memblokir diskusi publik tentang keadaan hak asasi manusia dan demokrasi di Thailand. Ratusan aktivis dan oposisi telah dituntut atas tuduhan kriminal seperti penghasutan, kejahatan yang berkaitan dengan komputer, dan lese majeste untuk. Pertemuan umum yang melibatkan lebih dari lima orang dan kegiatan pro-demokrasi juga dilarang.
Lebih dari 100 aktivis pro-demokrasi baru-baru ini menghadapi tuntutan, beberapa di antaranya juga dikenakan tuduhan mengada-ada, karena menuntut pemerintah harus mengadakan pemilihan yang dijanjikan tanpa penundaan lebih lanjut dan mencabut semua pembatasan pada kebebasan berpendapat.
Jenderal Prayut pada September 2016 mencabut peraturan yang memberdayakan pengadilan militer untuk mengadili warga sipil. Tetapi pencabutan itu tidak tidak efektif dan tidak mempengaruhi 1.800 lebih kasus pengadilan militer yang telah diajukan terhadap warga sipil, yang mayoritas aktivis pro-demokrasi, politisi, pengacara, dan pembela hak asasi manusia Thailand.





Credit  tempo.co




Utusan Trump Bahas Perdamaian Israel-Palestina di Yordania


Utusan Trump Bahas Perdamaian Israel-Palestina di Yordania
Presiden AS Donald Trump mengirim utusan khusunya bertemu Raja Yordania dan membahas banyak hal, termasuk upaya mendamaikan Israel-Palestina. (REUTERS/Jonathan Ernst).


Jakarta, CB-- Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jason Greenblatt dan penasihat Jared Kushner bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman, Selasa (19/6). Pertemuan itu untuk membahas proses perdamaian Palestina-Israel.

Pertemuan itu terjadi kurang dari sehari setelah Raja Yordania menjadi tuan rumah untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kunjungan singkat.

"Mereka membahas peningkatan kerja sama antara Amerika Serikat dan Yordania, isu-isu regional, situasi kemanusiaan di Gaza, dan upaya pemerintahan Trump untuk memfasilitasi perdamaian antara Israel dan Palestina," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan dikutip AFP, Selasa (19/6).



Dalam pembicaraannya dengan Netanyahu pada hari Senin kemarin, Raja Abdullah menekankan perlunya kemajuan pada upaya untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. "(Upaya perdamaian) berdasarkan solusi dua negara".



 Otoritas Palestina mengatakan pada Sabtu lalu bahwa rencana AS untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel 'ditakdirkan' gagal.
Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina telah terhenti sejak 2014.

Keputusan kontroversial Trump pada bulan Desember lalu untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel telah membuat upaya perdamaian kembali menemui jalan buntuk.

Langkah itu memicu kemarahan di seluruh dunia Arab dan mendorong Palestina untuk membekukan semua kontak dengan para pejabat AS.

Palestina menginginkan Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka, tetapi Israel menganggap seluruh kota sebagai ibu kota yang abadi dan tak terpisahkan.



Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur, secara administratif terkait dengan Yordania sebelum diduduki oleh Israel pada tahun 1967.

Israel, yang menandatangani perjanjian damai dengan Yordania pada 1994, mengakui Yordania sebagai penjaga situs suci Muslim kota yang terbagi.





Credit  cnnindonesia.com





Bertemu Netanyahu, Ini Solusi dari Raja Abdullah II


Raja Yordania Abdullah II.
Raja Yordania Abdullah II.
Foto: Times of Israel

Raja Abdullah sebut Yerussalem penting bagi umat Muslim, Kristen, dan Yahudi



CB. AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (18/6) di Amman. Dalam kesempatan tersebut ia menekankan kebutuhannya untuk mencapai kemajuan dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara.


Kantor berita Petra melaporkan bahwa raja mengatakan kepada Netanyahu tentang pentingnya mematuhi resolusi internasional dan Prakarsa Perdamaian Arab untuk mendirikan negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967. "Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata raja Yordania.

Raja Abdullah menekankan dalam pertemuannya dengan Netanyahu, yang meninggalkan Yordania setelah kunjungan singkat, bahwa Yerusalem penting bagi umat Muslim, Kristen dan Yahudi. Ia menegaskan bahwa itu adalah kunci untuk perdamaian di kawasan ini.


"Masalah Yerusalem harus diselesaikan dalam masalah status final atas dasar solusi dua negara karena Yerusalem adalah kunci untuk mencapai perdamaian di kawasan itu," katanya.


Kantor berita tersebut menunjukkan bahwa selama pertemuan, sejumlah masalah bilateral telah dibahas. Pembahasan urusan bilateral itu termasuk proyek Two Seas Canal (Laut Mati), yang akan memiliki efek positif pada Yordania, Tepi Barat dan Israel.


"Disepakati untuk mempelajari pencabutan pembatasan ekspor perdagangan dengan Tepi Barat, yang akan mengarah pada promosi pertukaran perdagangan (ekspor dan impor) dan investasi antara pasar Yordania dan Palestina," ujar kantor berita itu menambahkan.


Petra melaporkan bahwa pertemuan itu dihadiri oleh sejumlah pejabat Yordania. Beberapa pejabat itu di antaranya adalah menteri luar negeri, direktur Intelijen Umum, dan penasihat Raja untuk urusan ekonomi.






Credit  republika.co.id






PBB: Gaza 'di Ambang Perang'


Warga Gaza mengantar jenazah perawat Palestina Razan Najjar (21 tahun) yang ditembak Israel, Sabtu (2/6).
Warga Gaza mengantar jenazah perawat Palestina Razan Najjar (21 tahun) yang ditembak Israel, Sabtu (2/6).
Foto: AP Photo/Khalil Hamra

PBB mengecam pembunuhan anak-anak, wartawan dan petugas medis



CB GAZA -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa peningkatan kekerasan di Jalur Gaza menempatkan wilayah itu ke zona perang. Ia mendesak Israel dan Hamas untuk segera melakukan gencatan seperti 2014 silam, mengingat pasokan bantuan ke Gaza juga mulai menipis.


Kepala PBB dalam sebuah laporan juga menyatakan keterkejutannya Israel sudah terang-terangan dan semakin agresif menyerang warga Palestina di Gaza. Dia mengatakan harusnya Israel mampu menahan diri, kecuali pada saat terakhir. Laporan itu dikirim ke dewan pekan lalu sebelum pertemuan pada hari Selasa tentang konflik Israel-Palestina.

"Pembunuhan anak-anak, serta wartawan yang diidentifikasi secara jelas dan staf medis oleh pasukan keamanan selama demonstrasi sangat tidak dapat diterima," kata Guterres. Mereka harus diizinkan untuk melakukan tugasnya tanpa takut mati atau cedera." Israel belum menanggapi tuduhan itu.


Guterres juga mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa dia dengan tegas mengecam langkah-langkah semua pihak yang telah membawa masyarakat Palestina ke tempat yang berbahaya dan rapuh. Dia juga memperingatkan bahwa tindakan oleh Hamas dan kelompok Palestina lainnya tidak hanya mempertaruhkan nyawa Palestina dan Israel tetapi upaya untuk mengembalikan martabat dan prospek masa depan yang dapat dihuni untuk Palestina di Gaza.


Sejak protes yang berlangsung 30 Maret silam, setidaknya 130 warga Palestina telah tewas dan 13 ribu lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel. Mayoritas orang yang tewas dan terluka tidak bersenjata, menurut pejabat kesehatan Gaza. Dua wartawan Palestina tewas saat meliput aksi protes pada April dan seorang petugas medis berusia 21 tahun ditembak mati pada awal Juni.


Guterres memperbarui seruannya untuk penyelidikan independen atas kematian penembakan di Gaza. Israel, yang mengatakan Hamas telah menggunakan protes sebagai penutup untuk serangan di pagar perbatasan, telah menolak banding dan berpendapat bahwa penggunaan kekuatan dibenarkan untuk mempertahankan perbatasannya.


Para demonstran telah menekan tuntutan untuk hak mereka dikembalikan agar bisa berada di sebuah negara yang tenang dan damai. Sudah hampir 70 tahun mereka hidup terpisah dari keluarga dan di medan perang. Lebih dari 700 ribu orang Palestina diusir atau melarikan diri dalam perang 1948 atas ciptaan Israel. Dua pertiga dari dua juta penduduk Gaza adalah pengungsi internal.


Namun dia mengatakan bahwa hanya dengan mengubah kenyataan di lapangan, dengan mengakui dan mengatasi penderitaan Palestina di Gaza, memastikan bahwa semua pihak mengomentari pemahaman gencatan senjata 2014, dan mendukung upaya yang dipimpin Mesir untuk mengembalikan kontrol pemerintah Palestina yang sah. Serta mengakui Gaza sebagai daerah yang dapat dihuni warga Palestian dengan layak, tanpa perang yang mematikan, dilansir laman Aljazirah. 





Credit  republika.co.id








Rusia Ancam AS Jika Gunakan Senjata Pemunsah Massal di Luar Angkasa


Rusia Ancam AS Jika Gunakan Senjata Pemunsah Massal di Luar Angkasa
Material untuk pembuatan senjata pemusnah massal. Rusia memperingatkan AS untuk tidak menggunakan senjata pemusnah massal di luar angkasa. Foto/Ilustrasi/REUTERS


MOSKOW - Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak menggunakan senjata pemusnah massal (WMDs) di luar angkasa. Moskow bahkan mengancam akan merespons secara darurat jika Washington nekat melakukannya.

Peringatan itu sebagai reaksi atas rencana Washington untuk menciptakan Space Force (Pasukan Luar Angkasa). Senator Rusia Viktor Bondarev mengatakan, rencana AS itu dapat menyebabkan malapetaka.

Menurutnya, Moskow siap untuk merespons dengan keras jika AS melanggar perjanjian luar angkasa dengan menempatkan senjata pemusnah massal ke orbit.

”Militerisasi ruang angkasa adalah jalan menuju menuju bencana,” kata Bondarev yang menjabat sebagai Kepala Komite Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi Rusia, kepada kantor berita RIA.

Komentarnya muncul sehari setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembentukan cabang baru militer AS yang akan ditugaskan untuk mengoperasikan apa yang dia sebut sebagai “langit terlarang”.

Senator itu memperingatkan bahwa Washington berpotensi melanggar kesepakatan internasional yang mengatur demiliterisasi ruang angkasa. Rencana AS, ujar dia, menempatkan keamanan internasional dalam bahaya besar.

”Ada risiko besar bahwa Amerika akan melakukan pelanggaran serius di bidang ini, jika orang memperhitungkan apa yang mereka lakukan di bidang lain,” kata Bondarev, yang dikutip Rabu (20/6/2018).

”Jika AS menarik diri dari perjanjian 1967 yang melarang penyebaran senjata nuklir di ruang angkasa, (langkah seperti itu) akan diikuti oleh respons tangguh, tidak hanya dari negara kita tetapi juga dari negara-negara lain, yang akan ditujukan untuk menjaga keamanan internasional,” ujarnya.

Perjanjian Luar Angkasa 1967 (1967 Outer Space Treaty), di mana AS adalah sebuah penandatangan, melarang penyebaran senjata nuklir serta senjata pemusnah massal (WMDs) lainnya di orbit Bumi. Perjanjian ini juga melarang negara untuk menguji senjata apa pun di luar angkasa, atau membangun pangkalan militer di Bulan dan objek langit lainnya.

Pada hari Senin, Trump dalam pidatonya secara khusus memerintahkan “kehadiran permanen” misi AS di Bulan. Meski dia tidak mengatakan jika militer AS akan terlibat dalam misi itu, namun pemimpin AS tersebut telah menyerukan pembentukan “dominasi” Washington di ruang angkasa dengan alasan  menyangkut masalah keamanan nasional.

AS memiliki sejarah dalam penarikan diri secara sepihak dari perjanjian internasional terkait kegiatan militer. Contoh,  pada tahun 2002, Presiden AS George W. Bush menarik diri dari Anti-Ballistic Missile (ABM) Treaty, yang telah menjadi salah satu pilar utama détente selama hampir 30 tahun.

Belum lama ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh AS secara de-facto meninggalkan Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty , karena Washington mengerahkan sistem sistem pertahanan rudal balistik di Rumania. Sistem itu dapat dengan mudah dikonversi menjadi proyektil jarak menengah untuk menargetkan Rusia. 







Credit  sindonews.com





Bocorkan Intelijen kepada Iran, Eks Menteri Israel Ditangkap


Foto anggota parlemen Israel (Knesset), Dr. Gonen Segev, yang dirilis lembaga pers pemerintah Israel (GPO) pada 18 Juni 2018.[REUTERS/GPO/Handout]
Foto anggota parlemen Israel (Knesset), Dr. Gonen Segev, yang dirilis lembaga pers pemerintah Israel (GPO) pada 18 Juni 2018.[REUTERS/GPO/Handout]

CB, Jakarta - Pemerintah Israel menahan mantan menteri dan anggota parlemen karena dicurigai menjadi mata-mata untuk Iran pada Senin 18 Juni 2018. Shin Bet, badan keamanan Israel, mengatakan Gonen Segev, menteri energi dari 1995 hingga 1996, telah tinggal di Nigeria dan diduga telah direkrut oleh intelijen Iran dan bertugas sebagai agen mata-mata.
Dia ditangkap setelah melakukan perjalanan ke Papua Nugini bulan lalu, ketika ia ditolak masuk otoritas setempat atas permintaan pemerintah Israel, kemudian dibawa ke Israel untuk penyelidikan. Penyidik menemukan bahwa Segev melakukan kontak dengan pejabat di kedutaan Iran di Nigeria pada 2012 dan dia diketahui mengunjungi Iran dua kali untuk pertemuan dengan agen intelijen Iran. Namun belum ada tanggapan resmi dari Iran terkait dakwaan terhadap Segev.

Segev menerima sistem komunikasi terenkripsi dari agen Iran dan memasok Iran dengan informasi terkait sektor energi, situs keamanan di Israel dan pejabat di lembaga politik dan keamanan, ungkap Shin Bet seperti dilaporkan Reuters, 19 Juni 2018. Shin Bet mengatakan Segev, 62 tahun, memberikan informasi pejabat Israel yang terlibat dalam sektor keamanan untuk intelijen Iran. Sementara pengacara Segev mengatakan sebagian besar rincian dari dakwaan adalah rahasia, seperti yang diminta oleh negara.

Gonen Segev di depan gedung parlemen Israel, Knesset, pada 15 Marte 1993.[Times of Israel]
“Bahkan pada tahap awal ini dapat dikatakan bahwa publikasi yang diizinkan masih terlampau sulit diungkap, meskipun dalam dakwaan, yang rincian lengkap tetap rahasia dan disamarkan,” kata pengacara Segev.
"Segev memberikan informasi tentang sektor energi Israel, tentang lokasi keamanan di Israel, dan tentang bangunan dan pejabat di badan diplomatik dan keamanan, dan banyak lagi," kata Shin Bet seperti dilansir Times of Israel.

Segev lahir di Israel pada 1956. Dia adalah seorang kapten di angkatan bersenjata Israel dan melanjutkan studi kedokteran di Universitas Ben Gurion di Negev dan menjadi dokter anak. Dia terpilih di parlemen Israel "Knesset" pada 1992, mewakili partai Tzomet yang kini sudah bubar.

Mantan perdana menteri Israel, Yitzhak Rabin (kanan), berbicara dengan mantan menteri energi, Gonen Segev (kiri), dalam konferensi di Yerusalem.[REUTERS/GPO/Handout]
Kemudian ia bergabung dengan koalisi pemerintahan Yitzhak Rabin pada Januari 1995 dan menjabat menteri Energi dan Infrastruktur hingga Juni 1996. Dia mengundurkan diri setelah kehilangan kursinya pada pemilu 1996.

Segev kemudian menjadi pengusaha, dan ditangkap pada 2004 karena mencoba menyelundupkan 32.000 butir ekstasi dari Belanda ke Israel. Dia juga secara ilegal memperpanjang lisensi diplomatiknya dan melakukan beberapa pelanggaran hukum yang melibatkan penggunaan kartu kredit.
Segev divonis bersalah pada 2005 karena penyelundupan obat bius, pemalsuan, dan penipuan. Dia menerima hukuman penjara lima tahun serta denda US$ 27.500 atau Rp 384 juta. Dia dibebaskan dari penjara pada 2007 setelah sepertiga hukumannya dipotong karena perilaku baik selama di penjara. Setelah pembebasannya, Segev meninggalkan Israel dan bekerja sebagai dokter sekaligus menjadi pengusaha di Nigeria. Negev telah bekerja sebagai dokter untuk staf di kedutaan Israel di Nigeria dan untuk komunitas Yahudi setempat.



Credit  tempo.co







Jenderal UEA Dikabarkan Tewas dalam Pertempuran di Hodeidah



Wakil Kepala Staf Angkatan Darat UEA, Mayjen Eisa Saif al-Mazrouei.[newnewss.net]
Wakil Kepala Staf Angkatan Darat UEA, Mayjen Eisa Saif al-Mazrouei.[newnewss.net]

CB, Jakarta - Media Yaman pro Houthi melaporkan bahwa Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata UEA dikabarkan tewas dalam pertempuran sengit yang terjadi kota pelabuhan penting Hodeidah, di pantai barat Yaman antara milisi Houthi dengan koalisi Arab.
Dilansir dari media Iran, Mehr News Agency, pada 19 Juni 2018, televisi berbahasa Arab yang berbasis di Teheran, Al-Alam, mengutip bahwa Wakil gubernur provinsi Hudaida, Ali Qashar, Senin kemarin mengatakan bahwa dalam pertempuran Sabtu dan Minggu di sepanjang garis pantai barat Hodeidah, 43 pasukan koalisi yang dipimpin UAE tewas, termasuk Wakil kepala staf Angkatan Bersenjata UEA, Mayor Jenderal Eisa Saif al-Mazrouei, dan beberapa pejabat militer UEA lainnya. Namun belum ada tanggapan dari pihak UEA terkait kabar ini.

Surat kabar UEA, Al-Bayan, melaporkan pada 16 Juni bahwa Eisa Saif al-Mazrouei mengunjungi pasukan UEA di front Pantai Barat.

Jenderal Shaikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Pangeran Abu Dhabi dan Panglima Angkatan Bersenjata UEA, bersama Mayor Jenderal Eisa Saif Al Mazrouei.[Khaleej Times]
Menurut pejabat Yaman, jumlah pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dan UEA yang tewas dalam pertempuran Hodeidah telah mencapai 253.
Sementara Farsnews melaporkan pada Minggu 17 Juni, laskar Ansarullah Yaman membantah laporan koalisi Arab yang mengklaim telah merebut Hodeidah dan menambahkan pasukan koalisi Arab mundur di sepanjang garis front.

"Sebuah pertempuran menunggu koalisi Arab yang tidak dapat bertahan. Koalisi Arab tidak akan memenangkan pertempuran di Hodeidah," kata juru bicara Ansarullah, Mohammed Abdulsalam kepada televisi Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon.
Namun pasukan Yaman dukungan koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi dan UEA mengklaim memasuki kompleks bandara di kota pelabuhan Yaman, Hodeidah, Selasa, 19 Juni.
"Dengan partisipasi dan dukungan dari angkatan bersenjata Emirat, pasukan gabungan Yaman memasuki bandara Hodeidah," tulis kantor berita negara UEA, WAM.




Credit  tempo.co





Koalisi Arab Serbu Bandara Hodeidah, 26 Ribu Warga Melarikan Diri



Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]
Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]

CB, Jakarta - Pasukan koalisi Arab mulai menyerbu kompleks bandara di kota pelabuhan utama Yaman, Hodeidah, pada Selasa 19 Juni, setelah pertempuran sengit dengan milisi Houthi dukungan Iran untuk mempertahankan satu-satunya pelabuhan mereka.
Pendudukan bandara akan menjadi target penting bagi koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mengatakan akan merebut kota dalam waktu singkat untuk menghindari halangan bantuan kepada jutaan warga yang menghadapi kelaparan.

"Mereka telah menyerbu bandara," kata sumber militer Yaman anti-Houthi, seperti dilaporkan Reuters, 19 juni 2018.

“Ini pertama kalinya kami mendengar bentrokan dengan sangat jelas. Kami bisa mendengar suara tembakan artileri dan senapan mesin,” ungkap salah satu penduduk Hodeidah, yang menyebut pesawat tempur Koalisi Arab membombardir bandara sejak Selasa pagi. Koalisi Arab melancarkan serangan gencar terhadap Hodeidah sepekan lalu untuk mengubah arah perang yang telah berlangsung lama antara Arab Saudi dan Iran.


Shamaa Qassim Eyssa, 35 tahun memandikan anaknya Abdu Mohammed Ruzaiq, saat berada di tempat tinggalnya di tempat pembuangan sampah di pelabuhan Laut Merah di Hodeidah, Yaman, 16 Januari 2018. Tempat pembuangan sampah menjadi sumber makanan bagi ratusan orang Yaman yang miskin. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
Menteri Negara Urusan Luar Negeri UAE, Anwar Gargash, mengatakan bahwa koalisi mengambil pendekatan terukur untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil, dan membiarkan Houthi mundur ke ibukota Sanaa.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, mengatakan sekitar 5.200 keluarga, atau sekitar 26.000 jiwa, telah melarikan diri dari pertempuran Hodeidah.
"Jumlah itu diperkirakan akan meningkat ketika permusuhan berlanjut," kata Dujarric, seperti dilansir dari VOA.

Serangan terhadap Hodeidah dikecam kelompok kemanusiaan internasional, yang takut pertempuran berlarut-larut dapat menutup pelabuhan kota dan berpotensi membuat jutaan orang kelaparan. Sekitar 70 persen makanan Yaman masuk melalui pelabuhan Hodeidah, termasuk sebagian besar bantuan kemanusiaan dan pasokan bahan bakar. Sekitar dua pertiga dari 27 juta populasi Yaman bergantung pada bantuan dan 8,4 juta orang beresiko kelaparan.





Credit  tempo.co





Pertempuran 2 Hari di Hodeidah, 250 Milisi Houthi Tewas


Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]
Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]

CB, Jakarta - Pasukan Koalisi pimpinan Arab Saudi  melancarkan serangan terbesarnya terhadap milisi Houthi agar meninggalkan Hodeidah, kota pelabuhan utama Yaman. Serangan besar-besaran yang melibatkan pasukan darat dengan bantuan jet tempur dan kapal perang ke pelabuhan Laut Merah tersebut pada Rabu, 13 Juni 2018 menewaskan 250 milisi Houthi yang didukung Iran.

Pesawat-pesawat tempur koalisi dan kapal perang Arab Saudi menggempur benteng di kota yang dikendalikan Houthi untuk mendukung operasi darat oleh pasukan Yaman, Uni Emirat Arab dan Sudan.
Beberapa laporan menyebutkan sedikitnya 4 tentara Uni Emirat Arab tewas dalam serangan itu. Houthi pada saat yang sama mengklaim berhasil menenggelamkan kapal perang koalisi dengan dua rudal. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua aktor utama di pasukan koalisi Arab belum mengomentari klaim tersebut.
Serangan itu menandai pertama kalinya koalisi yang dipimpin Saudi telah mencoba untuk merebut kota besar yang sangat dipertahankan sejak memasuki perang tiga tahun lalu melawan Houthi, yang menguasai ibukota Sana'a dan sebagian besar daerah berpenduduk padat di Yaman.
Care International, salah satu dari beberapa badan bantuan yang masih beroperasi di Hodeidah, mengatakan 30 serangan udara menghantam kota itu dalam waktu setengah jam pada hari Rabu.

“Beberapa warga sipil terperangkap, yang lain dipaksa keluar dari rumah mereka. Kami pikir itu tidak bisa menjadi lebih buruk, tapi sayangnya kami salah, ”kata direktur negara tindakan Care, Jolien Veldwijk, seperti dilansir Guardian pada 14 Juni 2018.
Serangan pertama koalisi pimpinan Arab Saudi di Hodeidah, telah diperingatkan sebelumnya oleh PBB dapat membahayakan nyawa dari sekitar 250.000 warga sipil dan memperburuk kondisi kemanusiaan di Yaman.
Konflik di Yaman telah digambarkan sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia, dengan setidaknya delapan juta orang menderita karena kelaparan, dan satu juta anak-anak terinfeksi kolera.




Credit  tempo.co







Bela Israel, AS Keluar dari Dewan HAM PBB


Bela Israel, AS Keluar dari Dewan HAM PBB
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley. Foto/REUTERS


NEW YORK - Amerika Serikat (AS)  memutuskan keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB sebagai pembelaannya terhadap Israel. Washington menuduh menuduh badan PBB itu munafik bersikap bias terhadap sekutu utamanya.

Keputusan keluarnya AS itu diumumkan Menteri Luar Negeri Michael Richard Pompeo dan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley dalam konferensi pers Selasa sore waktu Amerika Serikat.

”AS secara resmi menarik diri dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB," kata Haley. ”Organisasi munafik dan melayani diri sendiri, yang membuat ejekan terhadap hak asasi manusia,” katanya lagi.

”Partisipasi Amerika adalah kredibilitas terakhir yang dimiliki dewan,” lanjut Haley. ”Itulah tepatnya mengapa kita harus pergi.”

”Dewan Hak Asasi Manusia adalah pembela HAM yang buruk. Lebih buruk dari itu, (badan) ini telah menjadi pelatihan dalam kemunafikan yang tidak tahu malu, ”kata Pompeo, yang mempersoalkan dewan tersebut karena menyampaikan lebih banyak resolusi menentang Israel ketimbang melawan gabungan negara-negara lainnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berterima kasih kepada AS yang dia sebut sebagai ”keputusan berani” karena meninggalkan badan itu. ”Organisasi yang bias, bermusuhan, anti-Israel, yang telah mengkhianati misinya untuk melindungi hak asasi manusia,” kata Netanyahu.

”Keputusan AS untuk meninggalkan badan berprasangka ini adalah pernyataan tegas bahwa sudah cukup," kata Netanyahu. ”Israel menyambut pengumuman Amerika.”

Ucapan terima kasih Netanyahu juga dia sampaikan via Twitter. “Israel berterima kasih kepada Presiden Trump, Menteri Luar Negeri Pompeo dan Duta Besar Haley atas keputusan berani mereka menentang kemunafikan dan kebohongan dari apa yang disebut Dewan Hak Asasi Manusia PBB,” tulis dia via akun @netanyahu, Rabu (20/6/2018).

Sementara itu, Dewan HAM PBB kecewa dengan keputusan Washington.  "Mengecewakan, jika tidak, ini benar-benar mengejutkan, berita. Mengingat keadaan #HumanRights (HAM) di dunia saat ini, AS harus melangkah maju, bukannya mundur,” tulis badan itu via akun Twitter @UNHumanRights mengutip pernyataan Komisaris Tinggi Dewan HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein.

Ini merupakan yang pertama kalinya anggota dewan meninggalkan badan itu secara sukarela. Padahal, AS sudah setengah jalan selama masa tiga tahun di panel dengan 47 anggota tersebut.

Pada hari Senin, Zeid juga mengkritik Washington atas kebijakan ”basa-basi” yang memisahkan anak-anak imigran dari orangtuanya yang melintasi perbatasan secara ilegal dan menahan mereka di pusat-pusat penahanan.

”Saya meminta Amerika Serikat untuk segera mengakhiri praktik pemisahan paksa anak-anak ini,” katanya. 





Credit  sindonews.com




AS Salahkan Israel atas Serangan Terhadap Basis Militer Suriah




AS Salahkan Israel atas Serangan Terhadap Basis Militer Suriah
Amerika Serikat (AS) menyebut serangan terhadap basis militer Suriah dan basis milisi pro-pemerintah Suriah dilakukan oleh Israel. Foto/Istimewa



WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menyebut serangan terhadap basis militer Suriah dan basis milisi pro-pemerintah Suriah dilakukan oleh Israel. Serangan itu terjadi pada akhir pekan lalu di wilayah Albu Kamal.

"Israel, bukan AS, bertanggung jawab atas serangan udara yang menewaskan puluhan orang dekat perbatasan Suriah-Irak," kata seorang sumber militer AS yang berbicara dalam kondisi anonim.

"Pentagon akan segera "keluar" untuk menyatakan secara terbuka bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan itu," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (19/6).

Sebelumnya diwartakan, media pemerintah Suriah menyebut koalisi AS telah melakukan serangan terhadap basis pemerintah Suriah di bagian timur negara itu.

Dalam laporannya, media pemerintah Suriah menuturkan, serangan itu terjadi di daerah al-Harra, yang berada di tenggara Albu Kamal. Namun, mereka tidak memberikan rincian mengenai jumlah korban dalam serangan ini.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh kelompok milisi yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kelompok milisi itu menyatakan koalisi pimpinan AS melakukan serangan itu dengan menggunakan sebuah drone.

Pusat komando koalisi kemudian menyatakan, tidak ada jet tempur koalisi pimpinan yang melakukan operasi militer di wilayah Deir ez-Zor, khususnya di wilayah Albu Kamal.

Bantahan serupa juga disampaikan oleh Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon.  "Itu bukan serangan koalisi AS," kata juru bicara Pentagon, Adrian Rankine-Galloway. 



Credit  sindonews.com








AS Bantah Lakukan Serangan Terhadap Basis Militer Suriah


AS Bantah Lakukan Serangan Terhadap Basis Militer Suriah
Media pemerintah Suriah menuturkan serangan itu terjadi di tenggara Albu Kamal, tanpa memberikan rincian mengenai jumlah korban dalam serangan ini. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) membantah tudingan yang disampaikan oleh media pemerintah Suriah. Media pemerintah Suriah menyebut koalisi AS telah melakukan serangan terhadap basis pemerintah Suriah di bagian timur negara itu.

Dalam laporannya, media pemerintah Suriah menuturkan serangan itu terjadi di daerah al-Harra, yang berada di tenggara Albu Kamal. Namun, mereka tidak memberikan rincian mengenai jumlah korban dalam serangan ini.

"Jet tempur koalisi pimpinan AS telah membom salah satu posisi militer kami di Suriah timur, menewaskan sejumlah orang dan melukai beberapa orang lainnya," bunyi laporan media pemerintah Suriah.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh kelompok milisi yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kelompok milisi itu menyatakan koalisi pimpinan AS melakukan serangan itu dengan menggunakan sebuah drone.

Pusat komando koalisi menyatakan, tidak ada jet tempur koalisi pimpinan yang melakukan operasi militer di wilayah Deir ez-Zor, khususnya di wilayah Albu Kamal sejak kemarin.

"Tidak ada anggota koalisi pimpinan AS yang melakukan serangan di dekat Albu Kamal," kata juru bicara pusat komando koalisi pimpinan AS, Mayor Josh Jacques dalam sebuah pernyataan.

Bantahan serupa juga disampaikan oleh Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon.  "Itu bukan serangan koalisi AS," kata juru bicara Pentagon, Adrian Rankine-Galloway, seperti dilansir Reuters pada Senin (18/6). 




Credit  sindonews.com





Turki: AS Tidak Bisa Halangi Kami Beli S-400 Rusia



Turki: AS Tidak Bisa Halangi Kami Beli S-400 Rusia
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim menyatakan, AS tidak akan bisa menghalangi Turki untuk mendapatkan sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia. Foto/Sputnik



ANKARA - Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim menyatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa menghalangi Turki untuk mendapatkan sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia. Ini adalah respon atas keputusan AS yang menangguhkan penjulan F-35 kepada Turki, karena Anakara ingin membeli S-400.

Kemarin, Senat AS meloloskan sebuah undang-undangan mengenai kebijakan pertahanan untuk 2019 yang berisi klausa yang dapat menghapus Turki dari daftar pemesan F-35 atas pembelian S-400 Rusia oleh Ankara.

"Turki akan mencari alternatif lain setelah adanya keputusan Senat AS untuk menangguhkan partisipasi Ankara dari daftar pemesan jet tempur F-35," kata Yildirim dalam sebuah pernyataan.

"Ankara tidak akan meninggalkan pembelian sistem S-400 Rusia, meskipun keputusan Senat AS untuk memblokir pasokan F-35 ke Turki," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (19/6).

Yildirim kemudian mengatakan, keputusan Senat AS itu memang sangat merugikan Turki. Namun, dia menyebut pihaknya tidak akan merengek kepada Washington dan akan fokus pada mencari altenatif lain.

"Ini adalah perkembangan yang tidak menguntungkan. Tapi, Turki tidak akan membiarkan hal semacam ini tanpa alternatif. Kami menyesalkan tindakan yang diambil oleh Senat AS, mereka bertentangan dengan semangat kemitraan strategis," ungkapnya. 




Credit  sindonews.com







Latihan Militer Korsel-AS Resmi Dihentikan


Tiga kapal induk Amerika Serikat tiba di pantai timur Korea Selatan pada Ahad (12/11) untuk ikut dalam latihan militer bersama di semenanjung Korea.
Tiga kapal induk Amerika Serikat tiba di pantai timur Korea Selatan pada Ahad (12/11) untuk ikut dalam latihan militer bersama di semenanjung Korea.
Foto: South Korea Defense Ministry via AP

Penghentian dilakukan satu pekan setelah Trump bertemu Kim Jong-un.




CB, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) akhirnya resmi menghentikan latihan militer bersama dengan AS. Penghentian dilakukan satu pekan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan menangguhkan latihan tersebut.


Keputusan penangguhan itu diambil Korsel guna menghormati pembicaraan yang sedang berlangsung antara mereka dengan Korea Utara (Korut). "Korsel dan AS membuat keputusan karena kami yakin ini menjadi kontribusi demi mempertahankan hubungan baik dengan Korut," kata juru bicara kementerian Choi Hyun-soo.

Pengumuman itu diantisipasi secara luas setelah pertemuan Trump dengan pemimpin Korut Kim Jong-un pekan lalu. Trump mengatakan setelah KTT di Singapura ia akan menangguhkan latihan tersebut. Jika perundingan senjata nuklir gagal, AS menyiapkan rencana lain bersama Korsel.


Dana White, juru bicara Departemen Pertahanan AS, mengatakan perencanaan untuk latihan musim panas telah berhenti, tetapi tidak ada keputusan yang diambil tentang latihan militer lainnya dengan Korsel. Latihan bersama dengan Jepang dan negara-negara lain di Pasifik akan terus berlanjut.


Choi mengatakan tidak ada yang diputuskan pada latihan lain. Dia tidak mau memberikan jawaban langsung ketika ditanya apakah sudah ada diskusi antara militer sekutu yang menangguhkan latihan sebelum pengumuman mendadak Trump.


"Kami menganggap negosiasi denuklirisasi yang sedang berlangsung dengan Korut sebagai hal yang penting, sehingga selama negosiasi berlanjut, keputusan pemerintah Korsel dan Amerika Serikat akan dipertahankan," katanya.


Menteri Pertahanan Jepang, Hisunori Onodera, menunjukkan pemahaman untuk langkah itu tetapi menekankan perlunya kedua negara melanjutkan latihan bersama mereka. Dia menyebut latihan AS-Korsel sebagai "pilar penting" untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional. Rencana untuk latihan di AS-Jepang tidak berubah, tambahnya.


Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang mengatakan penangguhan latihan AS-Korsel adalah langkah positif dan konstruktif. Selama ketegangan yang diciptakan oleh tes senjata Korut dalam beberapa tahun terakhir, Cina telah menyerukan "suspensi ganda" di mana Korut akan menghentikan uji coba nuklir dan rudalnya sementara Washington dan Seoul akan menghentikan latihan militer mereka untuk menurunkan permusuhan dan mengarah pada pembicaraan.





Credit  republika.co.id






Trump perintahkan dirikan pasukan antariksa


Trump perintahkan dirikan pasukan antariksa
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Kevin Lamarque)



Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin mengatakan, dia memerintahkan pendirian cabang keenam militer untuk mempermudah dominasi Amerika pada bidang antariksa.

"Ini tidak cukup hanya memiliki kehadiran seorang Amerika di ruang angkasa. Kita harus memiliki dominasi Amerika di luar angkasa," kata Trump sebelum pertemuan Dewan Antariksa Nasional.

"Kami akan memiliki Angkatan Udara dan kami akan memiliki `Angkatan Antarika`". Terpisah tetapi setara. Itu akan menjadi sesuatu. Sangat penting," katanya kemudian.

Meski begitu, AS adalah anggota dari Perjanjian Luar Angkasa, yang melarang penempatan senjata pemusnah massal di angkasa dan hanya memungkinkan penggunaan bulan dan benda langit lainnya untuk tujuan damai.

Trump juga menandatangani arahan tentang pengelolaan lalu lintas dan puing-puing di ruang angkasa.

Pengumuman tersebut merupakan langkah terbaru pemerintahannya untuk meningkatkan eksplorasi ruang angkasa AS. AS ingin mengirim penjelajah robot ke bulan paling cepat tahun depan sebagai langkah persiapan untuk mengirim astronot kembali ke sana untuk pertama kalinya sejak 1972, kata seorang pejabat Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Senin.

NASA merencanakan serangkaian misi bulan dimulai tahun depan yang bertujuan mengembangkan kapasitas untuk kembali ke bulan, kata Cheryl Warner, juru bicara Direktorat Eksplorasi Manusia NASA.

NASA akan bekerja dengan perusahaan swasta, yang belum dipilih, dalam misi, kata Warner dalam sebuah wawancara telepon.

Pada Desember, Trump menandatangani arahan yang katanya akan memungkinkan astronot kembali ke bulan dan akhirnya memimpin misi ke Mars. Dia memerintahkan pemerintah bulan lalu untuk meninjau peraturan tentang penerbangan ruang komersial.

Orang Amerika pertama kali mendarat di bulan pada 1969, mencapai tujuan yang ditetapkan mantan Presiden John F. Kennedy pada 1961 dan mengakhiri perlombaan antariksa satu dekade antara Washington dan Moskow.

Sejak itu, upaya AS untuk mengeksplorasi di luar orbit Bumi sebagian besar terfokus pada pesawat antariksa jarak jauh yang tidak memiliki anggota awak manusia, meskipun beberapa presiden Amerika telah berulang kali mengangkat gagasan mengirim penjelajah manusia kembali ke bulan atau lebih jauh.

Presiden George W. Bush pada 2004 mengatakan manusia akan kembali ke bulan pada 2020. Penerusnya, Presiden Barack Obama, mengatakan pada 2016 Amerika Serikat akan mengirim manusia ke Mars pada 2030-an, demikian Reuters.





Credit  antaranews.com





Papua Nugini rusuh, keadaan darurat diberlakukan


Papua Nugini rusuh, keadaan darurat diberlakukan
Bendera Papua Nugini




Sydney (CB) - Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat, membekukan pemerintah provinsi dan mengirim pasukan ke dataran tinggi berbatu untuk memulihkan ketertiban setelah perusuh terus mengamuk dan membakar, kata pemerintah setempat.

iSeperti dikutip dari Reuters, kekerasan sering merusak pedalaman terpencil negara Pasifik kaya sumber daya itu, tempat perselisihan suku dan tanah membebani politik daerah.

Kerumunan bersenjata, yang marah atas kegagalan tentangan pengadilan terhadap pemilihan gubernur, membakar pesawat terbang, menjarah gudang dan membakar gedung di Mendi, ibu kota Provinsi Southern Highlands, minggu ini.

Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat sembilan bulan di provinsi itu dan menghentikan sementara pemerintahnya, kata Perdana Menteri Peter O`Neill pada Jumat.

"Tindakan orang-orang yang sembrono merusak properti di Mendi telah membuat jijik bangsa," kata O`Neill di lamannya.

"Polisi akan menyelidiki setiap penghasut, dan setiap orang yang terlibat dalam kerusuhan," tambahnya.

Thomas Eluh, seorang mantan polisi dan yang bertindak sebagai pengelola di provinsi tersebut, telah diberikan kekuatan darurat konstitusional.

Polisi, termasuk regu mobil, segera dikerahkan, bersama dengan penyelidik kriminal, tambah O`Neill .

Lebih dari 200 tentara Pasukan Pertahanan Papua Nugini akan diterbangkan ke Kota Mount Hagen pada Sabtu sebelum melakukan perjalanan ke Mendi, kata media Loop PNG.

Laporan gerakan pasukan tidak dapat dipastikan secara mandiri.

Penjarah menggeledah gudang pasokan bantuan gempa selama kerusuhan Mendi, kata Barclay Tenza, juru bicara bencana provinsi.

"Mereka mengambil semua bahan makanan," katanya melalui telepon dari Port Moresby.

Banyak warga masih menerima bantuan setelah gempa berkekuatan 7,5 Februari menewaskan 100 orang, menguji keuangan dan kemampuan salah satu negara termiskin di dunia itu.




Credit  antaranews.com





Selasa, 12 Juni 2018

Dokumen: Trump dan Kim Sepakat Denuklirisasi Utuh


Dokumen: Trump dan Kim Sepakat Denuklirisasi Utuh
Foto dokumen yang ditandatangani Trump mengindikasikan AS dan Korut sepakat mengupayakan denuklirisasi utuh. (REUTERS/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Foto dokumen yang yang ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengindikasikan dirinya dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sepakat mengupayakan denuklirisasi utuh.

Hal itu dilaporkan CNN tak lama setelah keduanya menandatangani dokumen, Selasa (12/6). Menurut laporan tersebut, dokumen menunjukkan Kim dan Trump sepakat "bekerja sama menuju denuklirisasi utuh Semenanjung Korea."

Selain itu, dokumen juga mengindikasikan kedua pemimpin negara akan bekerja sama menuju "hubungan baru AS-Korut."


Denuklirisasi adalah isu utama dalam pertemuan yang digelar di Pulau Sentosa, Singapura. Kedua pihak berbeda pendapat soal interpretasi istilah tersebut.

AS menginginkan Korea Utara untuk melucuti penuh senjata nuklirnya. Sementara pihak Korut diyakini tak akan begitu saja menyerahkan hal yang dianggap sebagai jaminan keberlangsung rezim.

Dilaporkan sebelumnya, ketika ditanya apakah Kim Jong-un sepakat denuklirisasi, Trump mengatakan "kami memulai proses itu dengan sangat, sangat cepat. Tentu saja."

Trump dan Kim menandatangani dokumen "komprehensif" usai menjalani serangkaian pertemuan sejak pagi hari. Mereka tak menjelaskan apa isi dari dokumen itu.

"Kami menandatangani dokumen yang sangat penting, dokumen yang sangat komprehensif," kata Trump kepada wartawan, di samping Kim.

Dia mengatakan akan membahasnya panjang lebar dalam konferensi pers dalam waktu dekat dan mengindikasikan akan mempublikasikannya.

Sementara itu, Kim mengatakan terima kasih dan menyebut hari ini sebagai peristiwa bersejarah.

"Kami telah menjalani pertemuan bersejarah dan memutuskan untuk meninggalkan masa lalu, dan kami akan menandatangani dokumen bersejarah," kata Kim melalui penerjemah.

"Dunia akan melihat perubahan besar."




Credit  cnnindonesia.com



Mengintip Isi Perjanjian Trump dan Kim Jong-un

 
Mengintip Isi Perjanjian Trump dan Kim Jong-un
Foto dokumen yang ditandatangani Kim Jong-un dan Donald Trump menunjukkan isi kesepakatan antara kedua pemimpin negara. (Anthony Wallace/Pool via Reuters)


Jakarta, CB -- Foto dokumen yang ditunjukkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump usai menandatangani kesepakatan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberikan bocoran soal poin-poin yang dibahas kedua pemimpin negara.

Pertemuan bersejarah yang digelar di Capella Hotel, Singapura, Selasa (12/6), kini telah selesai. Kim telah meninggalkan lokasi sementara Trump masih tinggal untuk menggelar konferensi pers yang akan segera dimulai.

Kedua pemimpin mengakhiri pertemuan dengan menandatangani sebuah perjanjian yang disebut Trump sebagai "dokumen yang sangat komprehensif."



Meski begitu Trump tak langsung menjelaskan isi kesepakatan setelah menandatanganinya bersama Kim. Dia mengatakan akan memberikan penjelasan kepada awak media terkait perjanjiannya dengan Kim.

Namun, awak media di lokasi sudah bisa melihat isi perjanjian melalui foto yang diambil saat Trump menunjukkan dokumen perjanjian kepada para wartawan.
Foto dokumen yang ditunjukkan Trump menunjukkan isi kesepakatan.
Foto dokumen yang ditunjukkan Trump menunjukkan isi kesepakatan. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Berikut isi lengkap perjanjian Trump-Kim berdasarkan foto tersebut:

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Komisi Urusan Negara Korea Utara Kim Jong-un menggelar pertemuan perdana dan bersejarah pada 12 Juni 2018 di Singapura.

Presiden Trump dan Pemimpin Kim bertukar pendapat secara mendalam, komprehensif, dan tulus, terkait penetapan hubungan baru Amerika Serikat dan Korea Utara, serta membangun rezim perdamaian yang abadi di Semenanjung Korea.
Presiden Trump berkomitmen memberikan jaminan keamanan bagi Korea Utara, sementara Pemimpin Kim menegaskan komitmennya yang tegas dan tak tergoyahkan untuk melucuti senjata nuklir secara utuh di Semenanjung Korea.

Kami yakin bahwa pembentukan hubungan baru AS-Korut akan berkontribusi terhadap perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea, serta dunia, dan mengakui bahwa membangun kepercayaan antara sesama bisa mendorong denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Presiden Trump dan Pemimpin Kim menyatakan pernyataan sebagai berikut:

1. Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen menjalin hubungan baru sesuai dengan keinginan serta kepentingan masyarakat kedua negara untuk perdamaian dan kemakmuran.
2. Amerika Serikat dan Korut berkomitmen bekerja sama menuju denuklirisasi utuh Semenanjung Korea.

3. Menegaskan kembali Deklarasi Panmunjom 27 April 2018, Korut berkomitmen bekerja sama menuju ke arah pelucutan senjata nuklir sepenuhnya di Semenanjung Korea.

4. Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen mengembalikan tahanan dan orang hilang (POW/MIA) yang masih ada, termasuk merepatriasi segera orang-orang tersebut yang telah teridentifikasi.

Menyadari bahwa KTT AS-Korut-yang pertama dan bersejarah-adalah peristiwa penting yang sangat signifikan untuk mengatasi ketegangan permusuhan selama puluhan tahun antara kedua negara, Presiden Trump dan Pemimpin Kim Jong-un berkomitmen menerapkan ketentuan dalam pernyataan bersama ini secara penuh dan cepat.

Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen mengadakan negosiasi lanjutan yang dipimpin oleh Menlu AS Mike Pompeo dan pejabat tingkat tinggi Korut yang setingkat, untuk melaksanakan hasil KTT AS-Korut.

Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Komisi Urusan Negara Korea Utara Kim Jong-un telah berkomitmen untukbekerja sama mengembangan hubungan AS-Korut yang baru demi mendukung perdamaian, kesejahteraan, dan keamanan di Semenanjung Korea.

12 Juni 2018

Pulau Sentosa




Credit  cnnindonesia.com


Pernyataan bersama Donald Trump dan Kim Jong Un


Pernyataan bersama Donald Trump dan Kim Jong Un
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan di Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, pada 12 Juni 2018, dalam pertemuan bersejarah yang menghasilkan kesepakatan denuklirisasi menyeluruh dengan segera di Semenanjung Korea. (Anthony Wallace/Pool via Reuters)



Singapura (CB) - Mengakhiri pertemuan bersejarah mereka di Pulau Sentosa, Singapura, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeluarkan pernyataan bersama menyangkut pertemuan mereka pada 12 Juni 2018 ini.

Berikut pernyataan selengkapnya kedua pemimpin seperti disiarkan Reuters:


Pernyataan Bersama Presiden Donald J. Trump dari Amerika Serikat dan Ketua Kim Jong Un dari Republik Rakyat Demokratik Korea pada Pertemuan Singapura.

Presiden Donald J. Trump dan Ketua Kim Jong Un telah menggelar pertemuan pertama yang bersejarah di Singapura pada 12 Juni 2018.

Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un telah bertukar pendapat secara komprehensif, mendalam dan jujur mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pembentukan hubungan baru AS-DPRK (Korea Utara) dan membangun rezim perdamaian yang kekal dan kuat di Semenanjung Korea.

Presiden Trump telah bertekad untuk memberikan jaminan keamanan kepada DPRK, dan Ketua Kim Jong Un telah menegaskan kembali komitmen tegas dan teguhnya dalam menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Untuk meyakinkan bahwa pembentukan hubungan baru AS-DPRK akan memberikan sumbangan kepada perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan dunia, dan menyadari bahwa pembangunan kesalingpercayaan dapat memajukan denuklirisasi Semenanjung Korea, maka Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un mengeluarkan pernyataan berikut:

1. Amerika Serikat dan DPRK bertekad membangun hubungan baru AS-DPRK sesuai dengan hasrat rakyat kedua negara kepada perdamaian dan kemakmuran.

2. Amerika Serikat dan DPRK akan bersama-sama berusaha menciptakan rezim perdamaian yang langgeng dan kuat di Semenanjung Korea.

3. Menegaskan lagi Deklarasi Panmunjom pada 27 April 2018, DPRK bertekad untuk bekerja ke arah denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.

4. Amerika Serikat dan DPRK bertekad menyelesaikan masalah POW/MIA (tawanan perang), termasuk repatriasi mereka yang sudah teridentifikasi.

Menyadarai bahwa pertemuan AS-DPRK --yang pertama dalam sejarah-- sebagai peristiwa sangat langka dengan signifikansinya yang besar dan demi mengakhiri berpuluh tahun ketegangan dan permusuhan di antara kedua negara dan demi membuka sebuah masa depan yang baru, Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un bertekad untuk mengimplementasikan secara menyeluruh dan segera ketetapan-ketetapan dalam pernyataan bersama ini. Amerika Serikat dan DPRK bertekad untuk menyelenggarakan negosiasi-negosiasi berikutnya yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan pekabat tinggi DPRK yang relevan, dalam tempo sesingkat-singkatnya, untuk mengimplementasikan hasil-hasil pertemuan AS-DPRK.

Presiden Donald J. Trump dari Amerika Serikat dan Ketua Kim Jong Un dari Komisi Hubungan Luar Negeri Republik Rakyat Demokratik Korea telah bertekan untuk bekerja sama bagi penciptaan hubungan baru AS-DPRK dan untuk pemajuan perdamaian, kemakmuran, dan keamanan Semenanjung Korea dan dunia.

12 Juni 2018

Pulau Sentosa

Singapura




Credit  antaranews.com



Trump dan Kim Jong-un Teken Dokumen Bersejarah


Trump dan Kim Jong-un Teken Dokumen Bersejarah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) menandatangani dokumen bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump (kanan). (REUTERS/Jonathan Ernst)



Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menandatangani sebuah dokumen usai menjalani serangkaian pertemuan di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).

Trump tak menjelaskan lebih lanjut apa yang ada pada dokumen itu. Dia mengatakan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam konferensi pers.

Presiden AS hanya mengatakan dokumen itu "sangat komprehensif."

Sementara itu, Kim menyatakan sangat berterima kasih kepada Trump atas pertemuan ini.



"Kami menjalani pertemuan yang sangat bersejarah dan kami akan menandatangani dokumen bersejarah," kata Kim.

"Dunia akan melihat perubahan."

Penandatanganan dilakukan di atas salah satu furnitur antik yang dibuat oleh pengrajin lokal pada 1939. Meja itu pernah digunakan oleh Mahkamah Agung Singapura dan sengaja dipinjam oleh kedutaan besar AS untuk pertemuan Trump dan Kim.
Pertemuan Kim dan Trump menandai pertama kalinya dalam sejarah ada pemimpin dari Korut dan AS yang bertatap muka secara langsung.

Hubungan Korut dan AS sempat memanas sepanjang 2017 lalu, ketika Korut terus melakukan uji coba rudal dan nuklirnya. Kim dan Trump kerap silih melontarkan hinaan hingga ancaman perang.

Di saat yang sama, Korea Selatan dipimpin Presiden Moon Jae-in yang lebih mengedepankan pendekatan lunak terhadap negara tetangganya. Secara resmi, dua Korea masih berstatus musuh perang.

Keinginan Moon disambut perubahan mendadak Kim yang pada pidato akhir tahunnya menyatakan ingin memperbaiki hubungan dengan Korsel. Setelah itu, kedua negara sepakat memulai proses damai dan berdialog dengan pihak AS.





Credit  cnnindonesia.com



Akhiri pertemuan bersejarah, Kim dan Trump teken sebuah dokumen

Akhiri pertemuan bersejarah, Kim dan Trump teken sebuah dokumen
Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani sebuah dokumen "komprehensif" menyusul pertemuan bersejarah untuk denuklirisasi Semenanjung Korea. (Reuters)



Singapura (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani sebuah dokumen menyeluruh menyusul pertemuan bersejarah yang bertujuan menciptakan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa sampai saat ini media massa belum mengetahui isi dokumen tersebut.

Menurut Reuters, sekalipun terobosan yang dibuat pada pertemuan ini hanya awal untuk sebuah proses diplomasi, namun proses ini dapat membawa ke perubahan yang langgeng pada lanskap keamanan Asia Timur Laut seperti saat mantan presiden Amerika Serikat Richard Nixon menunjungi Beijing pada 1972 yang mengantarkan kepada transformasi Tiongkok.


Sebelum menandatangani dokumen yang disebut Trump sebagai "surat komprehensif" itu, Kim menyatakan kedua pemimpin telah mengadakan sebuah pertemuan bersejarah dan "telah memutuskan untuk meninggalkan masa lalu. Dunia akan menyaksikan perubahan besar."

Trump menyatakan proses denuklirisasi akan terjadi amat sangat cepat dan menambahkan bahwa dia telah menciptakan "ikatan khusus" dengan Kim dan hubungan dengan Korea Utara akan sangat berbeda (dibandingkan dengan sebelum ini).

"Ini akan mengantarkan kepada hal yang lebih, lebih dan lebih lagi," kata Trump.





Credit  antaranews.com




Sisi Gelap Pulau Sentosa, Lokasi Pertemuan Trump-Kim Jong-un


Sisi Gelap Pulau Sentosa, Lokasi Pertemuan Trump-Kim Jong-un
Pulau Sentosa, lokasi pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un itu memiliki sisi kelam selama masa Perang Dunia. (Capella Singapore/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Sempat dikabarkan bertemu di pusat kota Singapura, pertemuan Presiden Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un akhirnya diputuskan berlangsung di Pulau Sentosa.

Melalui Twitter, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengumumkan bahwa pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim itu akan digelar di Capella Hotel, Pulau Sentosa.

Sejumlah sumber yang terlibat dalam persiapan acara mengatakan para diplomat AS dan Korut sepakat memilih Pulau Sentosa menjadi lokasi pertemuan puncak Trump dan Kim Jong-un karena relatif terisolir dari keramaian kota.


Pulau Sentosa hanya memiliki satu jembatan yang menghubungkan wilayah itu dengan pulau utama Singapura sehingga bisa mudah dikontrol aparat keamanan.



Pulau di selatan Singapura itu merupakan salah satu destinasi wisata mewah bagi para borjuis yang ingin menghabiskan uang untuk bersenang-senang.

Pulau lokasi pertemuan Trump dan Kim itu dikelilingi pantai-pantai indah, belasan hotel mewah kelas dunia, fasilitas hiburan, dan olahraga mulai dari kasino hingga lapangan golf. Taman hiburan Universal Studio juga berlokasi di pulau ini.
Di wilayah seluas 4 kilometer persegi ini terdapat vila-vila serta perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang terkaya di Singapura, dengan harga rata-rata rumah sekitar US$29 juta atau Rp410 miliar.

Namun, siapa sangka dibalik kemewahannya, Pulau Sentosa dulu memiliki cerita gelap.

Sebelum berubah nama menjadi Sentosa, pulau lokasi pertemuan Trump dan Kim itu dikenal sebagai Pulau Belakang Mati. Saat Perang Dunia II, pulau tersebut menjadi markas militer Inggris dan Australia.



Pasukan Inggris sempat membangun benteng pertahanan besar dilengkapi dengan senjata kaliber besar yang dipasang di berbagai titik di sepanjang pulau itu demi membendung invasi Jepang.

Namun, pasukan sekutu tetap tak sanggup membendung Jepang hingga akhirnya pulau itu direbut oleh pasukan nipon. Setelah menyerahnya sekutu sekitar Februari 1942, pulau tersebut menjadi kamp tawanan pasukan Jepang yang menampung tahanan Australia dan Inggris.

Pulau yang menjadi tempat pertemuan Kim dan Trump itu juga menjadi saksi ketika Jepang membunuh orang-orang China di situ yang dicurigai terlibat dalam gerakan anti-Jepang. Sedikitnya 300 mayat terdampar di pulau tersebut hingga akhirnya dimakamkan oleh tahanan Inggris di sana.

Singkat cerita, pemerintah Singapura mengubah nama pulau itu menjadi Sentosa yang memiliki makna damai serta tenang pada 1972 lalu. Perubahan nama itu dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah membangun pulau yang bakal menjadi sorotan dunia karena menjadi lokasi pertemuan Trump dan Kim itu.


Sejak itu, sedikitnya modal US$420 juta dari kantong swasta dan kantong pemerintah sebesar US$500 juta telah diinvestasikan mengembangkan pulau itu.

Hotel Capella mengalahkan sejumlah lokasi lain seperti Hotel Shang-ri La dan Istana Kepresidenan Singapura, yang sempat digadang-gadang menjadi lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong-un.

Terletak di lahan seluas 30 hektar, Hotel Capella memiliki 112 kamar. Tidak seperti Hotel Shang-ri La di pusat kota, Hotel Capella belum pernah digunakan pertemuan penting atau kenegaraan sebelumnya.

Dikutip The Guardian, hotel bertema kolonial Inggris ini pernah ditinggali selebritas dunia seperti Madonna dan Lady Gaga. Harga per kamar standar di hotel ini pun mencapai sedikitnya 663 dolar Singapura atau setara Rp6 juta per malamnya. Sementara itu, untuk kamar jenis presidential suits, harga bisa dibandrol hingga 10.000 dolar Singapura atau setara Rp104 juta.
Pada akhir Mei lalu, Direktur Komisioner Kesekretariatan Urusan Negara Korut, Kim Chang Son, telah bertemu dengan Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Joe Hagin, di hotel tersebut untuk mempersiapkan logistik dan keamanan pertemuan.

Sejak dinyatakan sebagai lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong-un, pengamanan Hotel Capella semakin diperketat. Akses masuk ke penginapan itu pun semakin terbatas.

Demi memaksimalkan keamanan guna menyukseskan pertemuan Trump dan Kim, otoritas Singapura juga telah membentuk sejumlah zona pengamanan khusus termasuk di Pulau Sentosa.






Credit  cnnindonesia.com





Singapura Kerahkan Polisi Gurkha untuk Pertemuan Kim dan Trump


Pasukan Gurkha berjaga di dekat Hotel Shangri-La di Singapura, 1 Juni 2018. Gurkha berasal dari wilayah pegunungan Gorkha, salah satu dari 75 distrik Nepal modern. Nama itu juga dipakai oleh sebuah kerajaan pada abad ke-18. REUTERS/Edgar Su
Pasukan Gurkha berjaga di dekat Hotel Shangri-La di Singapura, 1 Juni 2018. Gurkha berasal dari wilayah pegunungan Gorkha, salah satu dari 75 distrik Nepal modern. Nama itu juga dipakai oleh sebuah kerajaan pada abad ke-18. REUTERS/Edgar Su

CB, Jakarta - Untuk menjaga keamanan peristiwa diplomatik bersejarah abad ini, Singapura telah meminta bantuan para pejuang Nepal Gurkha yang menakutkan, dengan pisau melengkungnya yang besar, dan sesuai tradisi harus "mencicipi darah" kapan pun mereka ditarik.
Dengan mengenakan baret coklat dan dilengkapi dengan pelindung tubuh dan senapan serbu, polisi elit Gurkha adalah bagian yang mencolok dari pasukan keamanan Singapura yang dikerahkan untuk pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pertemuan penting ini membuat Singapura mesti menyiapkan keamanan yang lebih. Trump dan Kim telah membawa personil keamanan pribadi mereka sendiri dan limusin berat berlapis baja. Pengawal Kim Jong Un terlihat berjalan dalam formasi bersama Mercedesnya.

Pasukan Gurkha berjaga di pos pemeriksaan Hotel Shangri-La di Singapura, 1 Juni 2018. Guna ikut mengamankan pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un, Singapura mengutus pasukan Gurkha untuk berjaga di sejumlah titik. REUTERS/Edgar Su
Dipilih di antara pria muda dari Nepal yang miskin, Gurkha telah menjadi bagian dari kepolisian Singapura sejak 1949. Dilaporkan sekitar 1.800 perwira Gurkha di Singapura, dan mereka hadir secara teratur di acara-acara keamanan tinggi. Pada hari Senin, mereka terlihat berjaga-jaga di St. Regis Singapore, di mana Kim tiba Minggu sore.
"Ini adalah momen kebanggaan untuk melihat Gurkha bertanggung jawab untuk menjaga peristiwa penting seperti itu," kata Krishna Kumar Ale, yang mengabdi selama 37 tahun di tentara Inggris sebelum kembali ke rumah di Nepal. "Itu menunjukkan bahwa kami Gurkha telah mencapai titik di mana kami dipercaya dengan keamanan dua orang paling penting di dunia," ujar Krishna, seperti dilaporkan Associated Press, 11 Juni 2018.

Pada tahun 2015, selama Dialog Shangri-la, KTT Singapura yang dihadiri menteri pertahanan dan pejabat keamanan tingkat tinggi dari seluruh dunia, seorang perwira Gurkha menembak dan membunuh seorang pengemudi setelah mobilnya menerobos serangkaian penghadang jalan di luar tempat KTT. Meskipun insiden itu ternyata terkait dengan narkoba, bukan serangan terhadap acara.

Pasukan Gurkha berjaga di dekat Hotel Shangri-La di Singapura, 10 Juni 2018. Gurkha merupakan pasukan yang selalu membawa pisau Kurki. Bila pisau tersebut terhunus, wajib ada darah yang tumpah. (AP Photo/Yong Teck Lim)
Ketika ditanya tentang skala operasi keamanan untuk KTT tersebut, Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengatakan lebih dari 5.000 polisi telah dikerahkan. The Gurkha Contingent adalah unit polisi khusus di dalam pasukan.
Singapura bukan merupakan tempat baru untuk menyelenggarakan acara-acara penting, termasuk Dana Moneter Internasional dan pertemuan Kelompok Bank Dunia, serta pertemuan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2007 dan 2018. Inilah yang menjadikan otoritas Singapura memprioritaskan keamanannya dengan mengerahkan Gurkha.

Gurkha, yang direkrut oleh polisi Singapura dari perbukitan Nepal, dilengkapi dengan pelindung tubuh, senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia dan pistol di sarung kaki selama konferensi, seperti dilansir Reuters.
Gurkha, yang namanya berasal dari kota bukit Gorkha di Nepal, telah dikerahkan dalam berbagai konflik besar dan perang sejak menjadi bagian dari tentara Inggris pada abad ke-19. Lebih dari 200.000 Gurkha bertempur di dua perang dunia, di mana mereka dikagumi karena keterampilan tempur dan keberanian mereka, hidup sesuai dengan semboyan tradisional mereka "Lebih baik mati daripada menjadi pengecut." Gurkha juga bertempur dalam konflik Falklands, Perang Teluk, Bosnia, Kosovo, dan Afghanistan.

Pasukan Gurkha berasal dari Nepal namun bertempur untuk Inggris, pernah mengalahkan TNI saat konflik Dwikora. 2nd Gurkha Rifles berhasil menyerang Batalyon 428 Raiders dari Divisi Diponegoro, di Gunung Tepoi, Kalimantan pada tanggal 21 November 1965. Serangan tersebut menewaskan 24 prajurit TNI, Gurkha kehilangan 3 personil dalam serangan itu. Dailymail.co.uk

Inggris sendiri mengalami keganasan Gurkha secara langsung setelah mengalami kerugian besar selama invasi mereka ke Nepal. Kesepakatan damai yang ditandatangani oleh British East India Company pada tahun 1815 memungkinkan Inggris untuk merekrut pasukan dari Nepal.
Setelah kemerdekaan India pada tahun 1947, Inggris, Nepal dan India mencapai kesepakatan untuk mentransfer empat resimen Gurkha kepada tentara India. Mantan koloni Inggris Singapura dan Malaysia juga telah mempekerjakan Gurkha untuk polisi dan tentara mereka masing-masing. Menurut laporan Angkatan Darat Nepal, lebih dari 10.000 pelamar mencoba setiap tahun untuk 260 tempat di unit Gurkha tentara Inggris.
Meskipun sudah ada senjata modern yang melengkapi persenjataan mereka selama menjaga keamanan pertemuan Trump dan Kim di Singapura, Gurkha masih membawa "kukri" tradisional, pisau panjang melengkung yang menurut tradisi disebut "ragat khaikana" atau mengecap rasa darah begitu pisau ini ditarik.






Credit  tempo.co