Senin, 08 Desember 2014
Ranpur Komodo pendobrak andalan Kopassus, buatan Pindad
CB - Komando Pasukan Khusus TNI AD memamerkan aneka kendaraan tempur mereka saat car free day di depan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur. Warga yang berolah raga antusias menyaksikan peralatan yang biasa digunakan salah satu pasukan terbaik di dunia ini.
Salah satu kendaraan yang banyak menyita perhatian warga adalah Ranpur Komodo. Sosok mobil lapis baja 4X4 ini nampak gagah, tak kalah dengan humvee buatan Amerika Serikat.
Komodo asli buatan PT Pindad Bandung. Salah satu produk karya anak negeri yang tak kalah dengan alutsista buatan luar negeri.
"Komodo ini buatan Pindad, digunakan untuk penyerbuan gedung dan pesawat," kata salah satu perwira Kopassus Letkol Murbianto saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (7/12).
Selain Kopassus, Komodo juga digunakan oleh Brimob dan pasukan Arhanud TNI AD. Untuk Arhanud, kendaraan ini digunakan untuk mengangkut roket anti serangan udara. Sementara Brimob menggunakannya sebagai kendaraan pengangkut personel.
Tipe yang dipesan Kopassus adalah versi Pendobrak atau Battering Ram. Kendaraan ini mampu menjebol dinding beton setebal 30 cm. Selain itu bisa dilengkapi tangga untuk misi pembebasan sandera di pesawat pesawat terbang.
Keunggulan lainnya, si Komodo ini juga mampu melaju dalam gelap lantaran pengemudinya dilengkapi night vision google. Dalam misi-misi khusus, mobil bisa melaju di kegelapan tanpa perlu menyalakan lampu. Komodo pun jadi andalan satuan penanggulangan teror (Gultor Kopassus).
Ranpur Komodo mampu melaju 100 km/jam di jalan aspal. Di medan off road dia bisa digeber hingga 50 km/jam. Kapasitas tangki 200 liter solar dan mampu dipakai menjelajah hingga 450 km.
Komodo juga mampu melewati rintangan dengan kemiringan 60 derajat. Hal ini menunjang misi-misi khusus di hutan dan daerah pedalaman.
Komodo bisa mengangkut lima personel pasukan khusus lengkap dengan segala perlengkapannya. Proteksi lapis bajanya mampu melindungi pasukan dari siraman senapan mesin musuh. Kaca pengemudi juga dibuat tahan peluru.
Sejarah Ranpur Komodo dimulai pada 26 Oktober 2011. Saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi pameran alutsista di PT Dirgantara Indonesia. SBY memberikan tantangan pada tim Pengembangan Produk dari Pindad untuk membuat kendaraan taktis 44.
Para teknisi Divisi Kendaraan Khusus menyetujuinya. Lalu dimulailah perjalanan mewujudkan kendaraan taktis yang kini menjadi kebanggaan Pindad ini.
Informasi dari website PT Pindad, proyek ini dimulai pada bulan November 2011. Tim Pengembangan Produk Divisi Kendaraan Khusus sibuk merancang kendaraan ini.
Benchmarking pun dilakukan dengan mengamati berbagai macam desain kendaraan taktis sejenis yang berasal dari berbagai negara. Oskkosh, yang dipakai oleh US Army, AMPV dari Jerman, Aravis dan Sherpa dari Perancis, dan lain-lain.
Proses perancangan ini berakhir bulan Januari 2012 dengan satu pilihan desain yang dipilih oleh direksi dan dilanjutkan dengan pembuatan prototype kendaraan ini.
Keputusan pembuatan jenis kendaraan taktis ini bukanlah tanpa alasan yang kuat. Pembuatannya didasarkan pada arah evolusi kendaraan tempur di masa depan.
Arah perubahan kendaraan tempur akan mengarah pada penyusutan ukuran kendaraan. Kendaraan tempur tidak lagi mengutamakan ukuran yang gigantic, namun lebih diutamakan kendaraan yang berukuran kecil namun tetap lincah bergerak dan bisa bertahan di medan pertempuran.
Walaupun ukurannya tidak sebesar kendaraan tempur lain seperti Panser Anoa, kendaraan taktis ini tetap akan tangguh di medan karena dalam proses produksinya tetap memperhatikan tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kendaraan tempur.
Pertama adalah mobility, yaitu kemampuan pergerakan untuk menghindari serangan musuh dan juga kemampuan pergerakan di medan yang berat. Kedua adalah survivability yaitu kemampuan untuk bertahan dari serangan musuh dengan mengandalkan badan kendaraan yang bulletproof.
Terakhir adalah fire power, yaitu kekuatan untuk menyerang musuh, dengan cara menembak balik.
Semoga kelak Komodo dan alutsista buatan Indonesia bisa mengalahkan Humvee buatan Amerika Serikat.
Credit Merdeka.com
Manusia Didesak Pindah dari Bumi
Salah satu kru pesawat antariksa
internasional, Samantha Cristoforetti, sesaat sebelum pergi meninggalkan
Bumi menuju antariksa (Reuters/Maxim Shipenkov)
Pernyataan tersebut pernah terdengar dari suara sintetis ilmuwan kondang Stephen Hawking. Ia mengingatkan pentingnya mencari kehidupan baru di luar planet Bumi yang sekarang ini kita tinggali.
"Menurut saya, peradaban manusia akan berakhir apabila tidak pindah ke luar angkasa," ujar fisikawan ternama itu.
Hawking merasa planet Bumi sudah terlalu berbahaya untuk ditinggali. Ia menganggap Bumi sudah terlalu berisiko karena banyaknya bencana seperti pemanasan global, perang nuklir, dan virus-virus.
"Kalau mau bertahan hingga jutaan tahun ke depan, kita harus berani pergi ke tempat yang belum pernah didatangi," lanjut Hawking.
Sejalan pendapat Hawking, sejumlah ahli juga menyatakan pendapatnya masing-masing soal mencari kehidupan lain di luar Bumi.
Penemu keberadaan sabuk radiasi Van Allen yang juga ilmuwan antariksa AS, James Van Allen mempertanyakan pertanggungjawaban antara komitmen negara untuk mengurus teknis penerbangan manusia ke luar angkasa dan potensi hilangnya peradaban manusia.
Sementara antariksawan Inggris, Tim Peake berpendapat, manusia harus mencari sumber lain yang tersedia di seluruh alam semesta selain Bumi.
"Pastinya membutuhkan waktu yang panjang, tapi pada akhirnya kita harus mengambil langkah dari sekarang," ujarnya.
Credit CNN Indonesia
TNI AL : Kapal yang Ditenggelamkan Bukan Rongsokan
Sebuah helikopter milik TNI AL berjaga saat ditenggelamkannya tiga Kapal Ikan berbendera Vietnam di Perairan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau, 5 Desember 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
CB , Jakarta:Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma TNI Manahan Simorangkir menyatakan tiga kapal asing yang ditenggelamkan pada Jumat, 5 Desember 2014, adalah kapal yang ditangkap pada bulan lalu. Dia membantah kabar yang menyebut ketiga kapal tersebut merupakan kapal hasil penyitaan lama.
Di media sosial dan forum diskusi internet, sempat beredar kabar bahwa ketiga kapal yang ditenggelamkan merupakan sitaan lama, sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kapal-kapal itu dikabarkan merupakan tangkapan kapal patroli Hiu Macan 001 milik Kementerian Kelautan pada 2012.
Manahan membantah kabar tersebu. Dia menegaskan bahwa penangkapan ketiga kapal dilakukan pada November 2014. "Penangkapan dilakukan setelah pergantian pemerintahan, baru sekitar bulan lalu," kata Manahan saat dihubungi Tempo, 7 Desember 2014.
TNI bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan menenggelamkan tiga kapal asing pencuri ikan di wilayah laut Indonesia. Tiga kapal asing itu ditenggelamkan di perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat lalu.
TNI Angkatan Laut dan Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah gencar mengejar pelaku pencurian ikan. Sanksinya adalah menenggalamkan kapal ikan milik negara asing yang kedapatan menjarah hasil laut Indonesia. Pekan ini, Kementerian Kelautan akan menenggelamkan kapal milik Thailand di Batam.
Credit TEMPO.CO
Objek Melingkar di Planet Mars Bingungkan Ilmuwan NASA
Objek selebar 2 km di area berlava.
(www.inquisitr.com/JPL-NASA
CB -
Penampakan aneh di Planet Mars seakan tak pernah surut. Dari waktu ke
waktu kendaraan penjelajah Badan Antariksa Nasional AS (NASA) di
permukaan planet, Curiosity, terus memotret penampakan asing. Dan
beberapa menimbulkan berbagai spekulasi misterius.
Tak hanya Curiosity yang menangkap temuan asing. Melansir Inquisitr, Senin 8 Desember 2014, pesawat pengorbit Mars milik NASA, Reconnaissance, belum lama ini juga menangkap penampakan aneh, bentuknya melingkar dengan luas 1,2 mil atau 2 km. Penampakan ini berbentuk mirip kue dan otak manusia.
Pesawat pengorbit menemukan objek misterus di wilayah Athabasca, sebuah area yang dipenuhi aliran lava termuda di Mars. Tapi, ilmuwan NASA meyakini objek misterius itu mungkin terbentuk dari aktivitas vulkanik.
Ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory (JPL) dari California Institute of Technology, yang mengelola pesawat pengorbit itu mengatakan, penampakan itu kemungkinan terbentuk dari bawah gundukan. Lava telah menerobosnya dari bawah, sehingga tampak seolah-olah hilang dari gundukan.
Tak hanya Curiosity yang menangkap temuan asing. Melansir Inquisitr, Senin 8 Desember 2014, pesawat pengorbit Mars milik NASA, Reconnaissance, belum lama ini juga menangkap penampakan aneh, bentuknya melingkar dengan luas 1,2 mil atau 2 km. Penampakan ini berbentuk mirip kue dan otak manusia.
Pesawat pengorbit menemukan objek misterus di wilayah Athabasca, sebuah area yang dipenuhi aliran lava termuda di Mars. Tapi, ilmuwan NASA meyakini objek misterius itu mungkin terbentuk dari aktivitas vulkanik.
Ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory (JPL) dari California Institute of Technology, yang mengelola pesawat pengorbit itu mengatakan, penampakan itu kemungkinan terbentuk dari bawah gundukan. Lava telah menerobosnya dari bawah, sehingga tampak seolah-olah hilang dari gundukan.
Spekulasi ini membawa kemungkinan ada sejumlah besar es ada gundukan yang didorong oleh panas lava.
"Ada berbagai fitur seperti ini di wilayah tersebut, yang terus membingungkan para ilmuwan. Kami berharap pemeriksa dekat dari gambar HiRISE akan memberikan petunjuk pembentukannya," jelas rilis resmi ilmuwan.
Penampakan objek itu diketahui bukan gambar pertama yang membingungkan ilmuwan. Ada potensi pesawat pengorbit bisa mendapatkan objek lain yang misterius sebab HiRISE hanyalah salah satu dari enam instrumen Reconnaissance.
"Ada berbagai fitur seperti ini di wilayah tersebut, yang terus membingungkan para ilmuwan. Kami berharap pemeriksa dekat dari gambar HiRISE akan memberikan petunjuk pembentukannya," jelas rilis resmi ilmuwan.
Penampakan objek itu diketahui bukan gambar pertama yang membingungkan ilmuwan. Ada potensi pesawat pengorbit bisa mendapatkan objek lain yang misterius sebab HiRISE hanyalah salah satu dari enam instrumen Reconnaissance.
HiRRise yang dibuat oleh
Ball Aerospace & Technologies Corp asal Colorado, AS itu
dioperasikan ilmuwan University of Arizona, AS.
Pengorbit Reconnaissance telah diluncurkan ke Mars pada 12 Agustus 2005 dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS. Tujuh bulan kemudian, 10 Maret 2006, Reconnaissance tiba di untuk mengorbit Planet Merah.
Misi yang dijalani Reconnaissance yaitu mengungkap sejarah air di Mars.
Pengorbit Reconnaissance telah diluncurkan ke Mars pada 12 Agustus 2005 dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS. Tujuh bulan kemudian, 10 Maret 2006, Reconnaissance tiba di untuk mengorbit Planet Merah.
Misi yang dijalani Reconnaissance yaitu mengungkap sejarah air di Mars.
Credit VIVAnews
Iran Ditengarai Bangun Pasukan Siber
IRAN (CB) - Iran yang dalam beberapa dekade belakangan
sedang mengalami hubungan yang kurang harmonis dengan dunia barat, kini
mulai membangun kekuatan militer. Tapi, kini Iran membangun kekuatan
pasukan cyber.
Seperti dikutip Technewsworld, Minggu (7/12/2014), saat ini Iran sedang membangun tentara Cyber yang kuat dan bisa menjadi ancaman bagi dunia barat.
Sebuah lembaga keamanan siber di Amerika Serikat, Cylance mengatakan, pihaknya telah melacak adanya sebuah tim peretas yang dibentuk dan dinamakan Tarh Andishan yang memiliki arti "Pemikir" atau "Inovator" dalam bahasa Persia. Grup itu ditengarai terdiri dari para orang-orang Iran.
Tim itu menampilkan dan evolusi dari keahlian yang menggunakan infrastruktur canggih dan sengaja dibuat untuk kegiatan memata-matai, pencurian dan penghancuran potensi sistem kontrol dan jaringan.
Mereka (Tarh Andihan) menargetkan berbagai macam hal di seluruh dunia. Demikian seperti diumumkan Cylance.
Tarh Andishan dipercaya bekerja di luar Ibukota Iran, Thehran, mengingat banyak anggotanya yang berkedudukan di Kanada, Inggris dan Belanda. Dan hanya 10 orang anggota Tar Andishian yang bermarkas di Amerika.
Tar Andishan juga kemungkinan mengincar perusahaan Korea Selatan dan kemungkinan juga mendukung hubungan yang semakin erat antara Iran dan Korea Utara.
Credit OkeZone
Seperti dikutip Technewsworld, Minggu (7/12/2014), saat ini Iran sedang membangun tentara Cyber yang kuat dan bisa menjadi ancaman bagi dunia barat.
Sebuah lembaga keamanan siber di Amerika Serikat, Cylance mengatakan, pihaknya telah melacak adanya sebuah tim peretas yang dibentuk dan dinamakan Tarh Andishan yang memiliki arti "Pemikir" atau "Inovator" dalam bahasa Persia. Grup itu ditengarai terdiri dari para orang-orang Iran.
Tim itu menampilkan dan evolusi dari keahlian yang menggunakan infrastruktur canggih dan sengaja dibuat untuk kegiatan memata-matai, pencurian dan penghancuran potensi sistem kontrol dan jaringan.
Mereka (Tarh Andihan) menargetkan berbagai macam hal di seluruh dunia. Demikian seperti diumumkan Cylance.
Tarh Andishan dipercaya bekerja di luar Ibukota Iran, Thehran, mengingat banyak anggotanya yang berkedudukan di Kanada, Inggris dan Belanda. Dan hanya 10 orang anggota Tar Andishian yang bermarkas di Amerika.
Tar Andishan juga kemungkinan mengincar perusahaan Korea Selatan dan kemungkinan juga mendukung hubungan yang semakin erat antara Iran dan Korea Utara.
Credit OkeZone
Selain 2 Sandera, Misi Penyelamatan AS yang Gagal Juga Tewaskan 11 Orang Lagi
Shutterstock Ilustrasi senjata api.
SANAA, CB - Seorang wanita, seorang anak 10 tahun, dan seorang pemimpin lokal Al Qaeda, ada di antara 11 orang yang tewas bersama dua sandera, ketika pasukan yang dipimpin Amerika Serikat gagal menyelesaikan operasi penyelamatan di Yaman, berdasarkan keterangan warga, Minggu (7/12/2014).
Pasukan khusus AS menyerbu desa Dafaar di provinsi Shabwa yang dikuasi milisi di Yaman Selatan, tak lama selewat Sabtu (6/12/2014) tengah malam. Beberapa anggota Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) tewas.
Dua sandera yang turut tewas dalam misi gagal itu adalah wartawan Amerika Serikat, Luke Somers (33); dan guru berkewarganegaraan Afrika Selatan, Pierre Korkie (56). Pejabat Amerika mengatakan kedua sandera ditembak para penyanderanya ketika operasi penyelamatan itu berlangsung.
AQAP, yang berdiri pada 2006, adalah gerakan militan berbasis di Yaman yang selama ini hanya menggunakan sandera untuk mendapatkan uang. Selain Somers dan Korkie, diduga masih ada setidaknya dua sandera di tangan AQAP.
Permaafan
Afrika Selatan menyatakan tidak menyalahkan kematian Korkie kepada Amerika Serikat. Sementara itu, istri Korkie, Yolande, justru bicara soal pengampunan. Yolande sebelumnya disandera bersama suaminya, dan baru dibebaskan pada Januari 2014.
"Hari ini kami memilih untuk memaafkan. Kami memilih untuk mencintai. Kami memilih untuk bersukacita dalam kenangan tentang Pierre yang tetap hidup dalam hati kami," kata Yolande dalam sebuah pernyataan.
"Tak ada uang tebusan untuk Korkie, sampa akhirnya para penculik mengalah setelah sempat meminta tebusan 3 juta dollar," kata Gift of the Givers, kelompok relawan yang mencoba membebaskan Korkie. Kelompok ini semula memperkirakan Korkie akan dilepas pada Minggu.
Pemerintah Afrika Selatan mengatakan tubuh Korkie diperkirakan tiba di negaranya pada Senin (8/12/2014).
Para pejabat AS mengatakan serangan itu dilakukan oleh pasukan AS saja, tetapi pemerintah Yaman dan penduduk setempat mengatakan ada keterlibatan pasukan Yaman dalam operasi tersebut.
"Sebelum tembakan terdengar, lampu sorot yang sangat kuat mengubah malam menjadi (ibarat) siang hari, dan kemudian kami mendengar ledakan keras," kata Jamal, salah satu warga setempat, kepada Reuters. "Para prajurit meminta penghuni rumah untuk menyerah dan pembicara jelas seorang prajurit Yaman," ujar dia.
Saksi lain, Abdullah, mengatakan tentara Yaman telah memblokade akses ke daerah sebelum serangan dimulai. "Ketika pasukan mundur, kami menemukan banyak noda darah, tetapi tidak tahu apakah mereka adalah tentara atau para sandera," kata dia.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan operasi penyelamatan ini--upaya kedua dalam 10 hari untuk membebaskan Somers--disetujui karena ada informasi tentang ancaman atas nyawa warga Amerika itu.
Abdel-Razaq al-Jamal, seorang jurnalis Yaman yang mengkhususkan diri dalam meliputi militan Islam, mengatakan AQAP semula meminta tebusan untuk Somers, tetapi tampaknya sudah dibuat marah oleh upaya penyelamatan sebelumnya pada 25 November 2014.
Credit KOMPAS.com
Pasukan Khusus AS Gagal Gelar Operasi Penyelamatan, 2 Sandera Tewas
AP Photo/Hani Mohammed Luke Sommers (33) jurnalis foto AS yang disandera Al-Qaeda di Yaman, tewas ketika pasukan khusus AS coba membebaskannya.
SANAA, CB - Seorang warga AS dan Afrika Selatan tewas dalam baku tembak saat pasukan khusus AS mencoba menyelamatkan mereka dari sekapan Al-Qaeda di Yaman.
Presiden AS Barack Obama mengatakan telah memberikan izin digelarnya operasi gabungan yang melibatkan pasukan khusus AS untuk menyelamatkan jurnalis foto Luke Somers karena keselamatan pria itu dalam bahaya.
Pierre Korkie, seorang guru asal Afrika Selatan juga tewas dalam operasi penyelamatan itu. Korkie tewas hanya sehari sebelum dia dijadwalkan akan dibebaskan setelah disandera selama lebih dari satu tahun.
Sebelumnya, kelompok Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) pada Kamis (4/12/2014) mengancam akan mengeksekusi Somers (33), yang diculik lebih dari setahun lalu di ibu kota Yaman, Sanaa.
AQAP mengancam akan membunuh Somers dalam waktu tiga hari jika Washington gagal memenuhi tuntutan kelompok itu. Sementara itu, Korkie diculik pada Mei 2013 di kota Taez. Saat itu Korkie sudah bekerja sebagai guru selama empat tahun di Yaman bersama istrinya Yolande.
Yolande yang ikut diculik bersama suaminya itu sudah dibebaskan pada Januari lalu menyusul upaya mediasi yang dilakukan organisasi amal The Gift of the Givers. Organisasi amal itu mengatakan Korkie sudah dijadwalkan bebas dan semua persiapan logistik sudah disiapkan untuk membawa pria itu keluar dari Yaman di bawah perlindungan diplomatik.
"Yolande dan keluarganya sangat terpukul dengan kematian Pierre terlebih karena mereka tahun bahwa pria itu akan dibebaskan besok (Minggu)," kata organisasi amal tersebut.
Selain kedua sandera itu, sebanyak 10 anggota AQAP tewas dalam operasi gabungan di provinsi Shabwa, wilayah tenggara Yaman. Demikian pernyataan kementerian pertahanan Yaman. Meski gagal membebaskan sandera, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel tetap menganggap operasi tersebut berjalan lancar.
"Operasi itu sangat berbahaya dan sulit. Seperti halnya operasi-operasi militer semacam ini, selalu ada risiko," ujar Hagel saat berkunjung ke Kabul, Afganistan.
Credit KOMPAS.com
Jumat, 05 Desember 2014
Sudah 3 Kali, China Uji Coba Pesawat Siluman Hipersonik
China tepantau menguji coba pesawat siluman hipersonik. | (Ilustrasi / Russia Today / DARPA)
BEIJING (CB) - Uji coba pesawat siluman hipersonik oleh China untuk ketiga kalinya telah terpantau badan intelijen Amerika Serikat (AS).
Pesawat siluman milik militer China yang selama ini dirahasiakan itu mampu melaju hingga delapan kali kecepatan suara. Para ahli menduga, uji coba pesawat hipersonik China itu bagian dari pembangan nuklir strategis Beijing.
Pada pekan ini, badan intelijen AS mencatat China melakukan uji coba pesawat hipersonik yang bernama WU-14 yang ketiga kalinya. Dua uji coba sebelumnya telah dilakukan China pada awal tahun ini.
Seorang Wakil Kepala Pentagon, membenarkan laporan intelijen AS itu. Namun, dia enggan berkomentar lebih lanjut.
”Kami menyadari laporan mengenai tes (pesawat hipersonik) ini dan kami secara rutin memantau kegiatan pertahanan asing,” kata Wakil Kepala Pentagon, Letkol Jeff Pool, seperti dikutip Russia Today, Jumat (5/12/2014). ”Namun, kami tidak mengomentari kerja intelijen atau menilai sistem senjata luar negeri kita.”
Lora Saalman, seorang ahli kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan uji coba ketiga dari pesawat siluman hipersonik WU-14 China dalam setahun ini menunjukkann bahwa Beijing sedang menjalankan gerakan militerisasi.
”Tidak hanya tes ketiga WU-14 dalam satu tahun ini yng menunjukkan bahwa ini adalah program prioritas untuk China, tapi juga menunjukkan bahwa kekhawatiran AS atas sejarah bahwa China berlari cepat dari program senjata nuklir,” lanjut dia.
Credit SINDOnews
Jonan, Indroyono dan Andi Widjajanto Jadi Warga Kehormatan Kapal Selam TNI AL
Madura (CB) - Tiga menteri Kabinet Kerja diangkat sebagai warga kehormatan TNI Angkatan Laut. Brevet kehormatan Hiu Kencana disematkan oleh Kasal Laksamana TNI Marsetio kepada tiga menteri di Perairan Madura, Jawa Timur, Jumat (5/12/2014).
Ketiga menteri yang menjadi warga kehormatan Hiu Kencana yakni, Menteri Koordinator Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Susilo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
Sebelum mendapatkan brevet kehormatan, ketiga menteri ini melaksanakan peran berlayar dan bertempur di kapal selam, serta menyaksikan langsung bagaimana sebuah kapal selam beroperasi, salah satu di antaranya mendeteksi posisi kawan dan lawan melalui periskop, serta mencoba mengoperasikan alat-alat yang ada di kapal selam seperti alat deteksi dan navigasi lainnya.
Penyematan brevet kehormatan dilakukan dalam suatu upacara di dalam kapal selam yang berlayar di perairan Madura, yang dihadiri Pangarmatim Laksamana Muda TNI Arie H. Sembiring beserta sejumlah pejabat TNI AL lainnya.
Menko Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Susilo setelah keluar dari kapal selam KRI Nanggala-402 mengaku sangat bangga diangkat sebagai warga kehormatan kapal selam Hiu Kencana.
"Saya juga mengapresiasi para prajurit yang bertugas di kapal selam karena merupakan senjata paling strategis. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini kita akan memiliki lima kapal selam. Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, minimal memiliki 12 kapal selam," ujarnya.
Upacara penyematan brevet kehormatan Hiu Kencana yang diselenggarakan ini merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan dari jajaran TNI Angkatan Laut kepada ketiga pejabat tinggi negara tersebut, utamanya berpartisipasi demi kemajuan pengembangan kapal selam, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kapal selam merupakan salah satu Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) andalan bagi sebagian besar Angkatan Laut negara di dunia, khususnya yang mempunyai perairan laut dan kepentingan terhadap akses dan pengendalian maritim.
Credit DetikNews
Ini Kapal Perang Yang Siap Tembak Kapal Ikan Ilegal
(KRI Todak-631/TNI.mil.id)
Batam (CB) – Ketegasan pemerintah Indonesia untuk menenggelamkan kapal ikan yang masuk secara ilegal di teritorial NKRI bukan isapan jempol.
Hal itu terbukti dengan diterjunkannya KRI Barakuda-633 dan KRI Todak-631. Kedua kapal itu akan patroli, dan siap menembak serta menenggelamkan kapal ikan asing yang mencuri di perairan Indonesia.
Kedua kapal yang dibuat di galangan PT PAL Surabaya tersebut akan berpatroli di daerah kepulauan Riau, tepatnya ke daerah Pulau Tarempa. Dari Batam menuju ke lokasi ini diperkirakan memakan waktu sekitar 12 jam.
“Persiapan kapal akan berlayar dan bertempur,” demikian terdengar suara dari pengeras suara. Pluit panjang pukul 15.30 WIB kemudian menjadi penanda KRI Barakuda-633 dan KRI Todak-631 berangkat patroli.
KRI Barakuda-633 yang dikomandani Mayor Laut (P) Saryanto ini berukuran besar. Tepatnya panjang 58,10 meter, lebar 7,62 meter dan tinggi 23,10 meter. Kapal cepat ini daya jelajah maksimalnya hingga 28 knot
Terkait patroli, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merasa miris dengan banyaknya ikan di perairan Indonesia yang dicuri kapal-kapal Asing. Ia dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian sepakat tegas memerintahkan agar kapal asing pencuri ditembak dan ditenggelamkan.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio dan jajarannya pun mengaku siap menembak dan menenggelamkan kapal asing yang mencuri di perairan Indonesia. Katanya, tak ada kompromi bagi pelecehan kedaulatan negara.
“Kita harus berkomitmen bahwa tidak ada kompromi dengan pelanggaran hukum, apalagi berkolaborasi. Bila menyangkut kedaulatan negara dan kewibawaan bangsa sudah diganggu, tidak ada tawar menawar lagi. Kita harus berani serta tegas menghadapinya,” kata Marsetio.
Credit DetikNews
Peretas Korea Utara Unit Elit Militer
Biro 121 Korea Utara adalah unit peretas
komputer yang terdiri dari para pakar ilmu komputer terpintar di negara
ini. (Getty Images/scyther5)
Informasi ini dikemukakan oleh para pembelot Korea Utara ketika negara yang serba penuh rahasia ini menjadi sorotan setelah terjadi peretasan ke sistem komputer milik Sony Pictures Entertainment.
Seorang diplomat Korea Utara menyangkal tudingan bahwa Pyongyang berada dibalik serangan bulan lalu itu, tetapi seorang sumber keamanan nasional Amerika bersikukuh Korea Utara tetap menjadi tersangka kuat.
Para pembelot Korea Utara mengatakan Biro 121, yang terdiri dari pakar komputer paling pintar di negara itu, adalah bagian dari Biro Penyusupan Umum yang merupakan badan intelijen elit militer.
Mereka mengatakan kegiatan Biro 121 meliputi peretasan yang didukung pemerintah yang digunakan oleh pemerintah Pyongyang untuk memata-matai atau mensabotase musuh.
Pakar keamanan keamanan militer dan piranti lunak mengatakan bahwa Pyongyang bersikap aktif dalam kemampuan melakukan perang siber.
Sebagian besar sasaran kegiatan itu adalah Korea Selatan yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Tetapi Pyongyang tidak menutupi kebenciannya pada Amerika Serikat yang berada di kubu Korea Selatan dalam perang Korea 1950-1953.
Peretas militer terdiri orang-orang yang sangat berbakat dan mendapat imbalan besar di Korea Utara.
Jang Se-yul memutuskan untuk membelot ke Korea Selatan enam tahun lalu.
Jang Se-yul mengatakan kepada Reuters bahwa Biro 121 terdiri dari 1.800 peretas, dan dianggap sebagai unit elit di militer.
"Bagi mereka, siber adalah senjata kuat. Di Korea Utara itu disebut Perang Rahasia," Jang.
Salah satu temannya bekerja di unit luar negeri tim ini dan berpura-pura menjadi pegawai satu perusahaan dagang Korea Utara.
Dia menambahkan bahwa keluarga temannya itu mendapat apartemen yang besar di daerah kaya Pyongyong sebagai imbalan.
"Tidak ada yang tahu…perusahaannya berjalan seperti perusahaan pada umumnya. Itu sebabnya kegiatan dia sangat menakutkan," kata Jiang. "Teman saya yang berasal dari desa bisa memindahkan keluarganya ke Pyongyang. Imbalan bagi pakar siber di Korea Utara sangat bagus…mereka orang kaya di sana."
Jang mengatakan setiap tahun Biro 121 menerima 100 peretas lulusan Universitas Otomasi. Lebih dari 2.500 orang mendaftar untuk bisa masuk ke universitas yang terletak di Pyongyang ini.
"Mereka orang-orang terpilih," ujar Kim Heung-Kwang, mantan dosen ilmu komputer di Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan pada 2004.
"Hal itu merupakan kehormatan bagi mereka. Ini kerja kantoran dan banyak orang memimpikan pekerjaan semacam itu."
Serangan Serupa
Situs berita teknologi Re/code melaporkan bahwa Sony berniat menyebut Korea Utara sebagai pelau serangan.
Tetapi ketika ditanya mengenai laporan Re/code ini, juru bicara Sony mengatakan tidak akan ada pengumuman dari perusahaan tersebut.
Sony Pictures, bagian dari perusahaan Jepang Sony Corp, adalah distributor film "The Interview" yang merupakan film komedi mengenai rencana membunuh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Presiden
Korea Utara Kim Jong Un melanjutkan kebijakan garis keras kakek dan
ayahnya untuk menutup diri dari dunia luar. (Reuters/KCA)
|
Tahun lalu, lebih dari 30 ribu komputer di sejumlah bank dan perusahaan penyiaran Korea Selatan mengalami serangan siber yang sama dengan yang dilakukan terhadap Sony. Saat itu para pakar keamanan siber yakin serangan itu dilakukan Korea Utara.
Beberapa bulan kemudian, situs pemerintah Korea Selatan menjadi sasaran dan situs presiden negara itu diretas dengan tulisan berbunyi "Hidup Jenderal Kim Jong Un, presiden penyatuan kembali!"
Kedua serangan ini tidak canggih tetapi pihak berwenang Korea Selatan menuduh Korea Utara bertanggungjawab, meski kelompok 'hacktivist' - pegiat daring yang meretas sasaran-sasaran terkenal untuk menyebarkan pesan politik - pada awalnya mengaku bertanggungjawab.
Serangan-serangan ini mempergunakan piranti lunak jahat dasar tetapi efektif yang kemudian disebut para peneliti keamanan sebagai DarkSeoul.
Perusahaan keamanan komputer Symantec tahun lalu melaporkan bahwa kelompok yang dikenal sebagai DarkSeoul Gang adalah peretas yang melakukan serangan ke sasaran-sasaran Korea Selatan selama lima tahun.
Laporan ini memperkirakan kelompok itu terdiri dari 10 hingga 50 peretas dan menggambarkannya sebagai 'unik' karena kemampuan mereka melakukan serangan berprofil tinggai dan serangan mematikan dalam beberapa tahun.
Sejumlah pakar keamanan meragukan keterlibatan Korea Utara dalam serangan ke Sony, dengan merujuk pada gaya mencari publikasi yang biasa dilakukan hacktivist.
Akan tetapi, penggunaan nama yang tidak dikenal dalam serangan ke Sony ini, "Penjaga Perdamaian", sama dengan serangan yang sebelumnya dilakukan DarkSeoul gang.
Masih belum jelas apakah DarkSeoul gang adalah peretas asing yang bekerja atas nama Korea Utara atau tentara "pasukan siber" milik Korea Utara yang bekerja dari Pyongyang.
Credit CNN Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)