Tampilkan postingan dengan label ZIMBABWE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ZIMBABWE. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 November 2017

Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum


Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum
Robert Mugabe (REUTERS/Charles Platiau)

Jakarta, CB -- Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mendapatkan kekebalan hukum. Keselamantan mantan penguasa Zimbabwe selama 37 tahun terakhir itu juga terjamin.

Kekebalan hukum dan jaminan keselamatan itu merupakan bagian dari kesepakatan yang berujung pada pengunduran diri Mugabe, Selasa (21/11).

Mugabe berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Zimbabwe dari Inggris pada 1980. Dia dipaksa mundur setelah militer menguasai ibukota, dan partai berkuasa pun menolaknya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden akan dilantik menjadi presiden baru, Jumat (24/11).


Sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang kini telah berusia 93 tahun, dalam perundingan untuk memaksanya mundur, minta agar dirinya bisa mati di Zimbabwe. Mugabe menyatakan dirinya tidak punya rencana untuk tinggal di pengasingan di luar negeri.

"Mugabe sangat emosional soal ini dan dia sangat menekankan hal ini," kata sumber yang tidak disebut namanya seperti yang dilaporkan Reuters.
"
Jaminan keamanan untuk tinggal di dalam negeri sangat penting bagi dia, dan tidak dilarang pergi ke luar negeri kapan pun dia inginkan," kata sumber itu.

Runtuhnya kekuasaan Mugabe dipicu oleh persaingan kekuasaan antara Mnangagwa melawan istrinya, Grace. Militer Zimbabwe mengancam untuk intervensi jika Mnangagwa dipecat dan itu terjadi.

Credit  cnnindonesia.com


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe
Presiden Robert Mugabe bertemu dengan anggota senior Pasukan Pertahanan Zimbabwe dan polisi di State House di Harare, Zimbabwe, 19 November 2017. Desakan agar presiden Mugabe untuk mundur semakin menguat. ZIMPAPER-REUTERS

CB, Jakarta - Pemerintahan baru Zimbabwe akan menjamin imunitas bagi mantan Presiden Robert Mugabe dari penuntutan hukum. Pemerintah juga akan menjami keselamatan Mugabe di negara asalnya tersebut. Jaminan itu merupakan bagian dari kesepakatan pengunduran diri Mugabe.
Seorang sumber dari pemerintah mengatakan Mugabe kepada para perunding menyampaikan bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak ingin tinggal di pengasingan. Sumber tersebut mengatakan Mugabe menyatakan hal tersebut dengan nada emosional dan dia memiliki keinginan yang sangat kuat terhadap hal itu.
"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini. Meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," ujar sumber itu seperti dilansir Reuters, Kamis, 23 November 2017.

Mugabe yang memimpin Zimbabwe sejak 1980 mengundurkan diri pada Selasa, 21 November 2017 setelah tentara merebut kekuasaannya dan partai yang berkuasa menentangnya. Mantan Wakil Presiden Zimbabwe yang dipecat awal bulan ini, Emmerson Mnangagwa akan dilantik sebagai presiden menggantikan Mugabe pada Jumat, 24 November 2017.
Mnangagwa dikabarkan meninggalkan Zimbabwe menuju Afrika Selatan sesaat setelah dipecat oleh Mugabe. Pemecatan Mnangagwa memicu krisis politik di Zimbabwe. Kelompok militer kemudian mengambil alih pemerintah dan menahan Mugabe di rumahnya.
Mnangagwa merupakan kandidat presiden yang didukung kelompok militer. Dalam pidatonya sesaat setelah tiba di Harare pada 22 November waktu setempat, Mnangagwa berjanji akan memimpin Zimbabwe ke pemerintahan yang demokratis dan terbuka. Dia juga berjanji untuk membawa kemakmuran dan stabilitas ke negara tersebut.
Mnangagwa dijuluki pendukungnya sebagai Si Buaya karena kelicikan politik dan umur panjangnya. Dia merupakan salah satu veteran perang yang bertempur dalam perang kemerdekaan Zimbabwe dari pendudukan minoritas kulit putih.

Latar belakang dan pengalaman politiknya hampir sama dengan Mugabe. Dia adalah pembantu terdekat Mugabe dan memimpin beberapa tindakan paling kejam atas perintah Mugabe.
Dia adalah kepala mata-mata pemerintah pada 1980-an saat kampanye teror dilancarkan Brigade Kelima yang dilatih Korea Utara terhadap lawan politik dan warga sipil. Mnangagwa membantah terlibat teror itu dan menyalahkan tentara.



Credit  tempo.co


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan
Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, menolak diasingkan setelah lengser dari jabatannya. Foto/Istimewa


HARARE - Mantan orang kuat Zimbabwe, Robert Mugabe, mendapatkan kekebalan (imunitas) dari tuntutan hukum dan jaminan keselamatan sebagai bagian dari kesepakatan pengunduran dirinya. Hal itu diungkapkan sebuah sumber yang mengetahui proses perundingan Mugabe dengan pihak militer Zimbabwe.

Mugabe, yang memimpin Zimbabwe sejak kemerdekaan pada tahun 1980, mengundurkan diri pada hari Selasa setelah tentara merebut kekuasaan dan partai yang berkuasa menentangnya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden yang dipecat Mugabe awal bulan ini, akan dilantik sebagai presiden pada hari Jumat.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang berusia 93 tahun, mengatakan kepada para perunding bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak memiliki rencana untuk tinggal di pengasingan.

"Sangat emosional baginya dan dia sangat kuat tentang hal itu," kata sumber tersebut, yang tidak berwenang untuk berbicara mengenai rincian penyelesaian yang dinegosiasikan.

"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," kata sumber tersebut seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).

Mugabe mengundurkan diri pada hari Selasa saat parlemen memulai sebuah proses untuk memecatnya, memicu perayaan di jalanan. Kejatuhannya yang cepat setelah 37 tahun berkuasa dipicu oleh sebuah pertempuran untuk menggantikannya antara Mnangagwa dengan istri Mugabe yang jauh lebih muda, Grace.

"Presiden yang lengser jelas menyadari permusuhan publik terhadap istrinya, kemarahan di beberapa kalangan mengenai cara dia melakukan dirinya dan mendekati partai ZANU-PF," kata sumber kedua.

"Untuk itu, perlu juga memastikan bahwa seluruh keluarganya, termasuk istrinya, akan selamat dan aman," imbuhnya.

Mugabe terus bertahan selama seminggu setelah militer turun tangan. Ia membuat marah banyak orang Zimbabwe saat dia menolak mengundurkan diri dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada hari Minggu sebagaimana diharapkan semua orang.

Sumber pemerintah mengatakan titik kritis baginya adalah kesadaran bahwa dia akan dipecat dan digulingkan dengan cara yang tidak bermartabat.

"Ketika prosesnya dimulai, dia kemudian menyadari bahwa dia telah kehilangan dukungan partai," kata sumber tersebut. 






Credit  sindonews.com







Kamis, 23 November 2017

Emmerson Mnangagwa: Awal Demokrasi Baru di Zimbabwe


Emmerson Mnangagwa: Awal Demokrasi Baru di Zimbabwe
Emmerson Mnangagwa. Foto/Istimewa


HARARE - Wakil presiden Zimbabwe mengatakan negara tersebut sedang menyaksikan sebuah demokrasi baru dan berkembang. Ia mengatakan hal itu saat kembali ke Zimbabwe setelah dua minggu melarikan diri ke Afrika Selatan setelah dipecat oleh Robert Mugabe.

Emmerson Mnangagwa, veteran perang kemerdekaan 75 tahun dan pendukung partai Zanu-PF yang berkuasa akan dilantik sebagai presiden pada hari Jumat. Pemecatannya memicu krisis politik yang memuncak dalam pengunduran diri Mugabe yang berusia 93 tahun pada hari Selasa kemarin.

Mnangagwa tiba dari Johannesburg di sebuah pangkalan udara militer di Harare pada hari Rabu sore. Ia lantas melakukan perjalanan langsung ke markas ZANU-PF di mana kerumunan beberapa ratus orang telah berkumpul untuk mendengar pidato pertamanya sebagai calon presiden.

"Orang-orang telah berbicara. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Hari ini kita menyaksikan awal dari sebuah demokrasi baru dan terus berlanjut," katanya kepada pendukungnya seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (23/11/2017).

Prajurit mengamakan jalur masuk ke kompleks kantor ZANU-PF, namun mengizinkan pedagang asongan menjual es krim, pisang dan minuman ringan. Di luar, sebuah kios darurat yang menjual kaos ZANU-PF dengan slogan "Era Baru" dan bendera partai dalam warna nasional.

Banyak pendukung membawa plakat yang berterima kasih pada Mnangagwa atas kegigihannya dan kesabarannya.

Dijuluki "Buaya" atas reputasinya yang menakutkan, Mnangagwa telah dituduh memimpin gelombang represi brutal terhadap lawan ZANU-PF dan Mugabe.

Popularitasnya saat ini, meski tidak diragukan lagi, jelas lebih bergantung pada kejadian luar biasa minggu lalu daripada pengetahuan mendalam dari mantan kepala mata-mata tersebut.

"Saya di sini untuk menyambut pemimpin saya, pemimpin kami," kata Nicky Chihwa, seorang siswa berusia 28 tahun yang melambai-lambaikan bendera nasional.

"Kami berharap dia akan menjadi seseorang yang akan membawa kita berubah. Kami tidak terlalu peduli dengan siapa. Kami hanya ingin Mugabe pergi," imbuhnya.

Jennifer Mhlanga, anggota dewan ZANU-PF dan anggota komite utama partai tersebut, mengatakan bahwa penting bagi Mnangagwa merasa mendapat dukungan dari partai tersebut. 

"Dia perlu tahu bahwa semua pekerjaan ini, untuk memenuhi semua harapan tinggi ini, tidak akan jatuh begitu saja di bahunya. Dia memiliki semua orang ini bersamanya. Keluarga ZANU-PF akan membantunya, keluarga Zimbabwe akan membantunya," katanya.

Pengasingan Mnangagwa di Afrika Selatan menggarisbawahi peran penting yang dimilikinya selama krisis. Meskipun upaya mediasi diplomatik gagal, Pretoria menawarkan tempat yang sangat penting bagi Mnangagwa dan sekutu dekat ketika mereka terpaksa melarikan diri tiga minggu yang lalu.

Mnangagwa, yang pernah menjadi salah satu pembantu terdekat Mugabe, dapat mengandalkan dukungan angkatan bersenjata, kelompok pengikut ZANU-PF yang bermarkas di seluruh negeri, dan pengikutnya sendiri di bagian timur Zimbabwe yang merupakan tempat asalnya.

Keputusan untuk memecat Mnangagwa adalah kesalahan taktis yang jarang terjadi oleh Mugabe. Mugabe tampaknya ingin menghapus kerikil untuk mendapatkan kekuatan bagi istrinya yang ambisius namun tidak populer dan fraksi G40-nya.

Meskipun ada rasa hormat yang luas terhadap Mugabe atas kepemimpinannya selama perang kemerdekaan yang brutal pada tahun 1960-an dan 70-an, namun sang istri mendapat pandangan yang berbeda, dengan banyak orang menuntut pengadilan dan pemenjaraan terhadapnya.

Terlepas dari jaminan yang ditawarkan oleh Mnangagwa dan militer, mantan pemimpin yang berkuasa selama 37 tahun ini mungkin lebih memilih pengasingan. Dubai, Singapura atau Malaysia dianggap sebagai tujuan yang paling mungkin. Keluarga tersebut dipercaya memiliki portofolio properti yang cukup besar di luar negeri.




Credit  sindonews.com





Rabu, 22 November 2017

Zimbabwe punya presiden baru, Emmerson Mnangagwa


Zimbabwe punya presiden baru, Emmerson Mnangagwa

Emmerson Mnangagwa, presiden baru Zimbabwe (Reuters)




Harare (CB) - Mantan wakil presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, akan disumpah menjadi presiden negeri itu Rabu atau Kamis, kata sekretaris hukum ZANU-PF Patrick Chinamasa kepada Reuters.

Kursi presiden Zimbabwe lowong setelah Robert Mugabe mengundurkan diri kemarin.

Secara terpisah, ketua ZANU-PF Lovemore Matuke berkata kepada Reuters bahwa Mnangagwa akan disumpah dalam waktu 48 jam  dan bahwa di akan mengisi sisa jabatan Mugab sampai Pemilu tahun depan yang digelar pada September 2018.

Robert Mugabe, Selasa, akhirnya mundur dari jabatan presiden Zimbabwe, tak lama setelah parlemen memulai proses pemakzulan untuk mengakhiri era kekuasaannya selama hampir empat puluh tahun.

Presiden berusia 93 tahun itu sebelumnya selama satu pekan bersikeras mempertahankan jabatannya setelah militer mengambil alih kekuasaan dan memecatnya dari partai pimpinannya yang berkuasa, ZANU-PF, yang juga memintanya untuk melepaskan jabatan.

Pengunduran diri Mugabe dirayakan meriah di parlemen ketika Ketua Parlemen Jacob Mudenda mengumumkan bahwa presiden Zimbabwe itu sudah mundur. Dengan demikan, parlemen menghentikan proses pemakzulan.




Credit  antaranews.com



Robert Mugabe Mundur dari Jabatan Presiden Zimbabwe


Robert Mugabe Mundur dari Jabatan Presiden Zimbabwe
Sesaat sebelum proses pemakzulannya dimulai, Robert Mugabe menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Presiden Zimbabwe. (REUTERS/Mike Hutchings)


Jakarta, CB -- Robert Mugabe akhirnya mundur dari jabatannya sebagai Presiden Zimbabwe, Selasa (21/11).

Penguasa berusia 92 tahun itu menyatakan mundur sesaat sebelum proses pemakzulan atas dirinya dimulai.

Seperti dilansir dari Reuters, gempita kegembiraan terjadi di Majelis Nasional ketika Ketua parlemen Jacob Mudenda mengumumkan bahwa penguasa empat dekade itu akhirnya memutuskan mengundurkan diri.


Begitu pun di luar gedung parlemen, di mana rakyat menari dan klakson-klakson kendaraan dibunyikan menandakan kegembiraan mereka atas berakhirnya rezim Mugabe.



Seorang sumber mengatakan kepada CNN, Mugabe yang selama ini menolak mundur diperkirakan bakal menegosiasikan kembali sejumlah syarat, termasuk imunitas terhadap dirinya dan istrinya, juga hak untuk tetap memegang beberapa propertinya.

Sebelumnya,Partai berkuasa Zimbabwe, ZANU-PF mengajukan pemakzulan Mugabe ke parlemen pada Selasa (21/11) atas tuduhan presiden Zimbabwe itu adalah "sumber ketidakstabilan" yang menyebabkan kemerosotan perekonomian selama 15 tahun belakangan.


Sebelumnya, upaya ini diprediksi akan berhasil karena ZANU-PF yang telah memecat Mugabe dan istrinya dari partai itu memegang sebagian besar kursi Majelis Nasional. Sesuai konstitusi, jika seorang presiden mundur, maka posisinya akan digantikan oleh wakilnya, tapi karena Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa sudah dipecat, kekuasaan akan diberikan kepada ketua parlemen. Namun, disebutkan Mnangagwa pun akan kembali dan mengambil alih kursi kepresidenan.




Credit  cnnindonesia.com











Senin, 20 November 2017

Mugabe, Diktator Tertua Zimbabwe yang Menolak Lengser


Mugabe, Diktator Tertua Zimbabwe yang Menolak Lengser
Robert Mugabe, 92, merupakan diktator tertua dan satu-satunya pemimpin Zimbabwe yang memerintah sejak negara itu merdeka dari jajahan Inggris pada 1980. (Reuters/Andrew Kelly)


Jakarta, CB -- Presiden tertua di dunia, Robert Mugabe, belum juga menyerah pada sejumlah tekanan. Mulai dari militer hingga aksi ratusan ribu warga Zimbabwe yang turun ke jalan, maupun pencopotannya dari Ketua Partai Zimbabwe African National Union – Patriotic Front (ZANU-PF). Mugabe bergeming.

Ancaman Panglima Angkatan Bersenjata Zimbabwe  Jenderal Constantino Chiwenga, untuk melakukan intervensi setelah Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, Senin (6/11) terbukti.  Setelah memecat Mnangagwa, Mugabe lalu melantik istrinya, Grace, 52 tahun, sebagai wakil Presiden.

Militer pun bertindak. Pada Selasa (1/4/11), tentara menguasai jalanan di Ibukota Harare, stasiun televisi dan radio pemerintah, serta menempatkan Mugabe menjadi tahanan rumah. Mereka membujuk agar Mugabe mengundurkan diri sebagai Presiden dan membiarkan pemerintahan sementara merencanakan pemilu.


Namun hingga Senin (20/11), Mugabe menolak lengser.


Mugabe, 93, merupakan diktator tertua dan satu-satunya pemimpin Zimbabwe yang memerintah sejak negara itu merdeka dari jajahan Inggris pada 1980. Sempat menjadi perdana menteri, Mugabe dilantik sebagai presiden pada 1987. Sejak saat itu, dalam setiap pemilu yang pernah digelar di negara ini, Mugabe selalu keluar sebagai pemenang, menghadapi berbagai tantangan dari kelompok oposisi.

Mugabe ahir pada 21 Februari 1924 di Kutama, Rhodesia Selatan (sekarang bernama Zimbabwe), wilayah yang saat itu masih dijajah Inggris. Sempat pindah dan berprofesi sebagai guru di Rhodesia Utara (sekarang Zambia), Mugabe pulang ke kampung halamannya dan menemukan bahwa puluhan ribu warga kulit hitam terusir dan tak boleh berada di pemerintahan sementara populasi keturunan kulit putih semakin meningkat. Kerusuhan pun tak terhindarkan.



Pemerintahan Mugabe diwarnai tudingan genosida ketika setidaknya 20 ribu warga suku Ndebele tewas dan dikubur secara masal pada periode 1982-1985. (Reuters/Philimon Bulawayo)
Pada 1963, Mugabe bergabung dengan Partai Zimbabwe African National Union (ZANU) dan menjadi salah satu tokoh yang vokal menentang melawan pemerintahan kulit putih di Rhodesia. Mugabe sempat dijebloskan ke penjara pada 1964 hingga 1974, karena menyuarakan pemberontakan.

Pada akhir perang tahun 1979, Mugabe disanjung sebagai pahlawan. Ia memenangi pemilihan umum pada 1980, karena menyerukan rekonsiliasi antara pihak yang bertikai, termasuk warga Zimbabwe keturunan kulit putih dan sejumlah partai politik. Memenangkan hati rakyat, Mugabe terpilih sebagai perdana menteri ketika Zimbabwe resmi merdeka pada April 1980.

Memimpin Zimbabwe, Mugabe berhasil menyingkirkan sejumlah rival politiknya, termasuk Joshua Nkomo, pemimpin suku minoritas Ndebele di Provinsi Matabeleland. Pemerintahannya diwarnai tudingan genosida ketika setidaknya 20 ribu warga suku Ndebele tewas dan dikubur secara masal pada periode 1982-1985.

Dikutip dari Biography.com, Mugabe mengkonsolidasikan kekuasaannya pada Desember 1987, ketika dia dilantik sebagai presiden oleh parlemen. Mugabe memiliki kekuasaan penuh dengan menjadi kepala negara, kepala pemerintahan, sekaligus komandan tertinggi angkatan bersenjata, yang mampu membubarkan parlemen dan mengumumkan keadaan darurat, menurut catatan CNN.

Sejak tahun 2000, Mugabe menyetujui amandemen konstitusi yang menyerukan agar Inggris membayar uang ganti rugi atas sejumlah lahan yang mereka rampas dari warga kulit hitam sejak zaman penjajahan. Amandemen ini memungkinkan pemerintah merampas tanah atau peternakan komersial milik warga kulit putih.

Serangkaian aksi kekerasan pun tak terhindarkan, membuat warga kulit putih hengkang dari Zimbabwe, pasokan makanan berkurang, serta berujung pada inflasi dan krisis ekonomi, menurut catatan History.com. Para kritikus menilai kebijakan Mugabe menjerumuskan perekonomian Zimbabwe hingga mengalami resesi selama delapan tahun.



Popularitas Mugabe kian menurun hingga pada pemilu tahun 2008 ia kalah dalam pilpres dari rivalnya, Morgan Tsvangirai, pemimpin partai oposisi Gerakan Perubahan Demokrasi. Mugabe tak ingin melepaskan kekuasannya, namun ditekan oleh sejumlah sekutu regionalnya sehingga ia terpaksa berbagi pemerintahan dengan Tsvangirai, melalui sebuah kesepakatan bersama.

Mugabe kembali keluar sebagai pemenang pada pemilu presiden 2013, memberinya kekuasaan untuk menjabat satu periode lagi, yaitu selama lima tahun. Mugabe otomatis akan menjadi kandidat presiden dari Partai ZANU-PF pada pemilihan umum 2018.

Mugabe sendiri terakhir kali terpilih pada 2014 untuk memimpin partainya selama satu masa jabatan, yaitu lima tahun. Dengan demikian, Mugabe otomatis akan menjadi kandidat presiden dari Partai ZANU-PF pada pemilihan umum 2018.

Jika memenangkan pemilu tersebut, ia akan kembali memimpin hingga berusia 99 tahun. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Zimbabwe, ZBC TV, pada akhir Maret lalu, Mugabe bahkan mengaku ingin hidup hingga 100 tahun.

"Mengapa harus ada penerus? Saya masih di sini. Saya tidak pernah mengatakan ingin menjadi kandidat untuk pensiun," ujar pria yang telah memimpin Zimbabwe selama 36 tahun ini.

Sejak akhir 2014, Mugabe menuding wakilnya, Joice Majuru, menyusun rencana untuk menggulingkannya. Mujuru akhirnya mendirikan partai baru setelah dipecat oleh Mugabe. Menurut Mugabe, tujuan utama pendirian partai Mujuru adalah untuk menjegal ZANU-PF.

Menginjak tahun ke-36, pemerintahan Mugabe masih dilanda krisis ekonomi dan bahkan berencana untuk memecat 25 ribu pegawai negeri sipil, akibat negara kesulitan membayar gaji dan tunjangan mereka. Kondisi ekonomi yang mengerikan di negara itu telah mendorong protes besar-besaran oleh kelompok guru, dokter dan perawat.

Pemerintah Zimbabwe pun bereaksi atas aksi tersebut dengan membatalkan rencana pemecatan dan pemangkasan bonus, menyusul semakin maraknya aksi demontrasi dari para pemuda yang terkordinir melalui media massa.


Credit  cnnindonesia.com/


Kemewahan Luar Biasa Mugabe, Presiden Zimbabwe yang di Ujung Tanduk


Kemewahan Luar Biasa Mugabe, Presiden Zimbabwe yang di Ujung Tanduk
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe saat mencium Ibu Negara Grace Mugabe pada perayaan Hari Kemerdekaan 18 April 2017. Foto/REUTERS/Philimon Bulawayo


HARARE - Kekuasaan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe sedang berada di ujung tanduk, setelah militer mengambil alih kendali negara dan dia menjadi tahanan rumah. Namun, diktator 93 tahun ini dilaporkan memiliki kekayaan lebih dari USD1 miliar atau lebih dari Rp13 triliun dan keluarganya hidup mewah meski rakyatnya terkenal miskin.

Mugabe masih berada di bawah tahanan rumah di kompleks ”Blue Roof” yang mewah di Harare. Di kompleks bangunan itu, dia memiliki 25 kamar tidur.

Selama berkuasa 37 tahun terakhir, Mugabe telah mengumpulkan kekayaan signifikan. Laporan media lokal menunjukkan sebagian kecil kekayaannya adalah deposito berlian.

Mugabe memiliki Zimbabwe Consolidated Diamond Company, perusahaan tambang terkenal di negara itu. Sang diktator lanjut usia ini telah berulang kali dituduh mencuri pundi-pundi negaranya, termasuk 15 hektare tanah selama serangan darat pada tahun 2000.

Menurut sebuah kabel diplomatik AS tahun 2001, yang kemudian dibocorkan organisasi anti-kerahasiaan WikiLeaks, Mugabe memiliki aset sekitar USD1,75 miliar, yang sebagian besar diinvestasikan di luar negeri.

Informasi data kekayaan presiden itu sangat sulit ditemukan, namun beredar rumor bahwa asetnya mencakup banyak hal mulai dari rekening rahasia di Swiss, Kepulauan Channel dan Bahama hingga istana di Skotlandia.

Kubu oposisi mengklaim bahwa Mugabe memiliki 14 peternakan di negara yang di ambang bangkrut tersebut. Jika klaim itu benar, maka kepemilikan asetnya bertentangan dengan konstitusi, yang membatasi kepemilikan tanah. Dari belasan peternakan Mugabe, yang paling dikenal adalah peternakan Omega Dairy, salah satu peternakan sapi perah terbesar di Afrika bagian selatan.

Keluarga Mugabe mengaku tidak kaya raya. Tapi, sang presiden kerap memamerkan kekayaannya di masa lalu. Tiga tahun yang lalu, dia menyantap daging gajah dan singa pada perayaan ulang tahunnya yang ke-90.

Rumah Mugabe di Harare dilaporkan luar biasa mewah, namun bukan satu-satunya rumah besar di portofolio propertinya. Presiden itu membeli rumah senilai USD5,2 juta di Hong Kong pada tahun 2013 dan juga memiliki Istana Hamilton di Sussex, Inggris, yang diperkirakan bernilai sekitar USD40 juta sebelum menjadi lokasi konstruksi.

Dia memiliki Mercedes Benz s600L custom-built yang mampu menahan peluru AK-47, ranjau darat dan granat. Mobil mewah itu juga dilengkapi dengan pemutar CD dan DVD, akses internet dan perangkat anti-bugging.

Para citizen Zimbabwe melaporkan bahwa Mugabe juga memiliki Rolls-Royce Phantom IV, mobil mewah era kolonial Inggris yang begitu eksklusif, hanya 18 unit yang diproduksi. Mobil mewahnya diperkirakan bernilai lebih dari seluruh PDB Zimbabwe.

Kemewahan Ibu Negara dan Anak-anak


Istri Mugabe—Ibu Negara Zimbabwe—Grace telah dikecam publik di masa lalu karena tampil dengan busana rancangan desainer top dan belanja mahal di tengah krisis ekonomi yang melanda negara Afrika itu. Kecenderungannya untuk mengoleksi fashion telah membuat Grace dijuluki “Gucci Grace”.

Grace dilaporkan menghabiskan USD131.000 selama berbelanja di Paris pada tahun 2003. Dia dilaporkan memiliki portofolio properti bernilai jutaan dolar, termasuk rumah di Malaysia dan Singapura  dan sebuah armada mobil mewah.

Awal tahun ini, Ibu Negara bertarung ke pengadilan dalam upaya untuk merebut aset seorang pengusaha Libanon yang diduga gagal mengantarkannya untuk meraih cincin berlian senilai lebih dari USD1,35 juta.

Dia mengatakan di surat kabar bahwa pada tahun 2015, dia telah membayar uang muka untuk pengiriman cincin berlian “setidaknya 100 karat” untuk ulang tahun pernikahannya. Namun, dia justru ditawari barang berkualitas lebih rendah seharga USD30.000.

Anak-anak Mugabe juga dikenal dengan selera mahal mereka. Awal tahun ini, putra termuda pasangan ini, Bellarmine Chatunga, pamer foto di Instagram, di mana dia menunjukkan arlojinya mewah. ”USD60.000 di pergelangan tangan saat ayah Anda menjalankan seluruh negeri!” tulis dia dalam posting-an tersebut, yang dikutip dari news.com.au, Minggu (19/11/2017).

Sebuah video yang kemudian muncul putra presiden berusia 21 tahun itu, di mana dia terlihat menyiram arloji mewahnya dengan sebotol sampanye mahal, Armand de Brignac, seharga USD400.

Pada bulan September tahun ini, putra sulung Grace, Russell Goreraza, 33, mengimpor dua limusin Rolls Royce ke negara yang nyaris bangkrut tersebut.

Rolls Royce Phantom harganya minimal USD698.000, tapi versi custom-built dijual seharga USD1,74 juta. Media di Afrika Selatan melaporkan bahwa total harga mobil-mobil anak presiden itu sekitar USD6,98 juta.




Credit  sindonews.com








Rakyat Zimbabwe rayakan kejatuhan Mugabe




Rakyat Zimbabwe rayakan kejatuhan Mugabe 
Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe. Dia pernah hadir dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika, di Jakarta dan Bandung, pada 2015.
... Terima kasih! Terima kasih!...

Harare, Zimbabwe (CB) - Puluhan ribu orang Zimbabwe membanjiri jalanan Harare, Sabtu. Mereka bernyanyi, menari dan memeluk tentara meluapkan kegembiraan atas kejatuhan Presiden Robert Mugabe, pemimpin mereka selama 37 tahun belakangan.

Dalam suasana mengingatkan akan kejatuhan diktator Romania, Nicolae Ceausescu, pada 1989, saat kaum pria, wanita dan anak-anak berlari-lari di sisi kendaraan lapis baja dan tentara, yang pada pekan ini menggulingkan satu-satunya penguasa, yang dikenal di Zimbabwe sejak kemerdekaan pada 1980.

Mugabe, yang berusia 93 tahun, berada dalam tahanan rumah di perumahan mewahnya, "Atap Biru", di Harare, tempat ia menyaksikan dukungan partainya, Zanu-PF, lembaga keamanan dan rakyat menguap dalam kurang dari tiga hari.

Dengan suasana penuh emosi di jalan-jalan ibu kota tersebut, rakyat Zimbabwe membicarakan pembebasan kedua bagi bekas jajahan Inggris itu, bersama mimpi mereka akan perubahan politik dan ekonomi setelah dua dasawarsa negaranya dilanda represi dan kehidupan sukar.

Kejatuhan Mugabe sepertinya mengirim gelombang mengagetkan di seantero Afrika, tempat sejumlah orang kuat mulai dari Yoweri Museveni dari Uganda hingga Joseph Kabila dari Republik Demokratik Kongo, menghadapi tekanan yang terus menguat agar turun dari kekuasaan.

"Kami meneteskan airmata kegembiraan," kata Frank Mutsindikwa, 34, sambil memegang bendera Zimbabwe, "Saya sudah lama menantikan sepanjang hidup saya suasana seperti hari ini. Akhirnya bebas. Kami bebas akhirnya."

Sejumlah orang membawa plakat berbunyi "Tidak bagi wangsa Mugabe" dan mengacungkan tinju ke udara sebagai tanda kebebasan, gema isyarat yang dibuat Nelson mandela dari Afrika Selatan ketika ia berjalan keluar tahanan apartehid tahun 1990.

Banyak warga memeluk tentara, yang mengambil alih kekuasaan, meneriakkan "Terima kasih! Terima kasih!" dalam suasana tidak disangka bahkan dalam sepekan lalu.



Credit  antaranews.com




Ribuan warga Zimbabwe turun ke jalan tuntut Mugabe mundur




Harare (CB) - Ribuan warga Zimbabwe membanjiri jalan-jalan di Harare pada Sabtu, melambaikan bendera nasional dan menyanyi serta menari untuk mencurahkan kegembiraan atas kemungkinan lengsernya Presiden Robert Mugabe.

"Ini air mata kebahagiaan," kata Frank Mutsindikwa (34) kepada Reuters, mengacungkan bendera Zimbabwean ke atas.

"Saya sudah menunggu sepanjang hidup saya untuk hari ini. Bebas akhirnya. Kami akhirnya bebas."

Para veteran pejuang kemerdekaan, aktivis dan pemimpin partai berkuasa secara terbuka meminta Presiden Robert Mugabe, yang berkuasa sejak tahun 1980, untuk mundur.

Otokrat 93 tahun itu tidak menyampaikan pengunduran diri dalam pembicaraan dengan kepala angkatan darat pada Kamis dan sejumlah sumber menduga pemimpin veteran itu "mengulur waktu" untuk merundingkan akhir kekuasaan 37 tahunnya menurut siaran kantor berita AFP.

Mugabe muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya untuk upacara wisuda di Harare pada Jumat, memicu pertanyaan tentang status diskusinya dengan Jenderal Constantino Chiwenga, yang memimpin pengambilan kekuasaan.

Pada hari itu juga, delapan dari 10 cabang regional partai Mugabe tampil di televisi pemerintah untuk menyeru dia mundur.

Cornelius Mupereri, seorang juru bicara ZANU-PF di daerah Midlands, termasuk di antara pemimpin partai yang muncul dalam siaran berita malam ZBC untuk membacakan pernyataan yang intinya menyeru Mugabe untuk mundur.


"Ini sudah berakhir"
Chris Mutsvangwa, pemimpin asosiasi veteran perang kemerdekaan, mengatakan "permainan sudah berakhir" bagi Mugabe dan mengumumkan aksi protes di jalan untuk menentang sang presiden.

"Sudah selesai, berakhir... Para jenderal sudah melakukan pekerjaan yang fantastis," katanya dalam konferensi pers di Harare.

"Kami ingin memulihkan kebanggaan dan (Sabtu) adalah harinya... kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang dimulai para tentara."

Asosiasi veteran mendukung wakil presiden Emmerson Mnangagwa -- yang pelengserannya memicu intervensi angkatan darat pada Selasa.

Mereka mengorganisir pertemuan di lapangan olahraga besar di daerah pekerja di pinggiran Harare, tempat pidato pertama Mugabe setelah kembali dari pengasingan di Mozambique tahun 1979. Para demonstran sudah mulai berdatangan sejak tengah malam waktu setempat.




Credit  antaranews.com








Jumat, 17 November 2017

AS Inginkan Era Baru di Zimbabwe


AS Inginkan Era Baru di Zimbabwe
Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mencari "era baru" bagi Zimbabwe. Hal itu dikatakan oleh pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS untuk Afrika. Pernyataan ini secara implisit menyerukan Presiden Robert Mugabe untuk menyingkir di tengah krisis politik yang meningkat.

Dalam sebuah wawancara, Asisten Sekretaris Urusan Negara untuk Afrika Donald Yamamoto tampaknya menolak gagasan Mugabe, untuk tetap berperan dalam pemerintahan transisi atau seremonial. Mugabe sendiri telah memerintah Zimbabwe selama 37 tahun.

"Ini adalah transisi menuju era baru bagi Zimbabwe, itulah yang kami harapkan," kata Yamamoto disitat dari Reuters, Jumat (17/11/2017).

Tentara Zimbabwe merebut kekuasaan minggu ini, dalam upaya nyata untuk mencegah Mugabe (93) menyerahkan kekuasaannya kepada istrinya. Dia belum mengundurkan diri atau dipecat secara resmi, bagaimanapun, dan pada hari Kamis kemarin ia digambarkan berjabat tangan dengan kepala militer, Constantino Chiwenga.

Yamamoto, yang berbicara di sela-sela pertemuan dengan pejabat Uni Afrika di Departemen Luar Negeri di Washington, menggambarkan situasi di Zimbabwe sebagai situasi yang sangat cair.

"AS akan membahas pengangkatan beberapa sanksi terhadap Zimbabwe jika ia mulai memberlakukan reformasi politik dan ekonomi," katanya.

Dalam sebuah pesan untuk para pemimpin politik Zimbabwe, dia mengatakan: "Posisi kami selalu bahwa jika mereka terlibat dalam reformasi konstitusional, reformasi ekonomi dan politik, dan bergerak maju untuk melindungi ruang politik dan hak asasi manusia, maka kita dapat memulai dialog mengenai mengangkat sanksi."

AS belum memberikan bantuan kepada pemerintah Zimbabwe selama bertahun-tahun, namun memberikan bantuan pembangunan kepada kelompok nonpemerintah, terutama untuk perawatan kesehatan.

"Sekarang apakah kita memberi kepada pemerintah, itu tergantung pada apa yang terjadi di Zimbabwe," kata Yamamoto.

Sekretaris Negara AS Rex Tillerson dijadwalkan bertemu dengan 37 menteri luar negeri Afrika pada Jumat pagi waktu setempat di Washington. 






Credit  sindonews.com





Kudeta Zimbabwe, Eks Kepala Intelijen Ini Akan Gantikan Mugabe


Kudeta Zimbabwe, Eks Kepala Intelijen Ini Akan Gantikan Mugabe
Emmerson Mnangagwa. AFP Photo

CB, Jakarta -Kudeta tidak berdarah di Zimbabwe memunculkan nama  Emmerson Mnangagwa sebagai calon pengganti Robert Mugabe yang telah berkuasa sebagai presiden sejak negara itu merdeka tahun 1980 hingga saat ini. Mnangagwa tak lain adalah wakil presiden Zimbabwe dan eks kepala intelijen pusat.
Pekan lalu Mugabe memecatnya setelah mencium bau kudeta yang diotakinya. Dan penciuman pria berusia 93 tahun ini terbukti, dua hari lalu militer melakukan kudeta tak berdarah dan menahan Mugabe beserta istri dan beberapa pejabat pemerintahan.

Siapa Mnangagwa yang kini berusia 75 tahun dan alumni satu perguruan tinggi di London, Inggris?

Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe bersama dengan istrinya Grace, saat bersiap-siap memberikan pidato dalam acara ulang tahunnya ke-92 di Masvingo, 27 Februari 2016. AP/Tsvangirayi Mukwazhi
Mengutip CNN, Mnangagwa dijuluki Buaya atau Ngwena, bahasa setempat. Sebelum jadi wakil presiden, ia menempati sejumlah posisi seperti menteri pertahanan, menteri dalam negeri, menteri keuangan, dan menteri kehakiman .
Tahun 1980, ia menjabat sebagai kepala Badan Intelijen Pusat atau polisi rahasia. Namanya dikaitkan sebagai otak dari pembunuhan massal etnis Ndebele di Matabeleland, pusat kekuataan oposisi Mugabe tahun 1983. Sebanyak 84 orang tewas ditembak dan dikuburkan di hadapan sanak keluarga korban. Mnangagwa berkukuh membantah keterlibatannya dalam pembantaian warga sipil ini.

Di masa merebut kemerdekaan Zimbabwe, Mnangagwa sebagai pemimpin gerilya tahun 1970-an, dan pernah dipenjara beberapa kali gara-gara aktivitas politiknya.
Mengutip Daily Mail, Mnangagwa berkenalan dan menjadi teman dekat Mugabe saat keduanya dipenjara di Salibsury atau Harare, ibukota Zimbabwe sekarang. Keduanya dipenjara sebagai tahanan politik untuk kemerdekaan Zimbabwe.
Seorang anggota parlemen Inggris, House of Commons, dari partai Buruh, Kate Hoey memperkirakan Mnangagwa akan menginspirasi teror lebih besar daripada Mugabe, mengutip Express.co.uk.  Ia pun diperkirakan akan memerintah Zimbabwe layaknya diktator yang bahkan lebih kejam dari Mugabe.

Analis Zimbabwe dari Economist Intelligence Unit, Jane Morley mengatakan, Mnangagwa yang menjabat sebagai wakil presiden sejak tahun 2014 sampai sekarang  menjadi orang yang difavoritkan militer untuk memimpin Zimbabwe. Namun, sekalipun militer nanti kembali ke barak, dan pemilu menghasilkan Mnangagwa jadi presiden, militer tetap memainkan peran kunci dalam menentukan arah negara.
Namun profesor David Moore yang berbicara dari Zimbabwe mengatakan, dirinya tidak percaya Mubage akan digulingkan. "Ini kudeta di dalam partai, presiden tidak akan digulingkan.





Credit  TEMPO.CO







Ini Kronologi Kudeta Mugabe oleh Militer Zimbabwe



Ini Kronologi Kudeta Mugabe oleh Militer Zimbabwe
Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe (90) (kanan), terjatuh saat berjalan di karpet merah, di Bandara Harare, Zimbabwe, 4 Februari 2015. Robert Mugabe telah menjabat sebagai presiden Zimbabwe sejak 1987. AP Photo

CB, Harare -- Warga Zimbabwe terkejut ketika menyaksikan siaran televisi negara pada Rabu pagi, 15 Nopember 2017, ketika pembawa acara diisi pria berbaju loreng. Ini memicu spekulasi bahwa era kediktatoran Presiden Robert Mugabe selama 37 tahun telah berakhir lewat kudeta militer.
Juru bicara Angkatan Darat Mayor Jenderal SB Moyo mengatakan militer telah merebut kekuasaan untuk menangkap penjahat di sekeliling Presiden Robert Mugabe, yang menurutnya kini dalam kondisi aman dan sehat.

Dia mengatakan tindakan militer, yang dipimpin Jenderal Constantino Chiwenga, disebut bukan sebgai upaya kudeta. Militer mengatakan itu adalah upaya menangkap penjahat di sekitar Mugabe untuk menenangkan situasi politik, sosial dan ekonomi negara itu.

Dalam perkembangan terbaru, militer Zimbabwe mengatakan pihaknya telah menahan Menteri Keuangan Ignatius Chombo, yang dianggap bertanggung jawab atas kemiskinan negara itu.
Namun, situasi di negara ini jelas terlihat seperti sebuah kudeta ketika kendaraan militer berjaga di beberapa bagian ibukota. Sistem penyiaran negara juga dikendalikan oleh militer.
Sementara itu, Mugabe, yang ditahan di rumahnya bersama istrinya, Grace Mugabe, belum membuat  komentar atau pernyataan apapun.
Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, mengatakan telah mengungkapkan dia telah menghubungi Mugabe pada Rabu kemarin. Dia mengatakan Presiden Zimbabwe telah mengkonfirmasi penangkapannya namun menjelaskan  situasinya terkendali.
Krisis ini menyusul pergolakan politik pada awal bulan ini, yang dimulai pada 6 November, saat Mugabe memecat Wakil Presiden, Emmerson Mnangagwa. Pemecatan ini memicu keresahan karena Mnangagwa mendapat dukungan dari militer.
Tindakan Mugabe ini memicu spekulasi bahwa dia bersiap mengangkat istrinya, Grace, sebagai penggantinya. Grace Mugabe, 52, sangat tidak disukai para elit di negara itu. Sementara Mnangagwa menikmati dukungan luas di militer.
Proses transisi kekuatan militer masih belum jelas namun sejauh ini tidak ada bencana dan demonstrasi yang dilaporkan.
Kedutaan besar Inggris dan kedutaan besar Amerika Serikat di ibu kota Harare juga mengeluarkan perintah untuk melindungi warganya di lokasi yang aman dan selalu mengikuti perkembangan terakhir.
Kudeta itu juga dilakukan sepekan setelah Jenderal Constantino Chiwenga mengunjungi Cina.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina, Geng Shuang, mengamati dengan seksama situasi di Zimbabwe dan berharap pihak-pihak terkait dapat menangani urusan domestik Zimbabwe dengan baik.
Meski situasinya masih belum jelas, ini merupakan cerminan bahwa pemerintahan Mugabe akan segera berakhir.
Setelah pengambilalihan kekuasaan oleh militer, polisi nasional telah memanggil semua petugas yang tengah cuti. Semua polisi yang cuti diperintahkan untuk segera kembali ke jabatan mereka. Namun semua gudang senjata, termasuk milik polisi di Harare, telah dikuasai militer.
"Gudang senjata, semua gerbang dan jalan yang menuju atau keluar dari perkemahan di jaga militer. Jalan Arcturus ditutup dan semua petugas bersenjata telah dilucuti senjata," kata seorang sumber, seperti dikutip Independent pada 16 November 2017.
Mugabe, seorang politisi veteran Afrika, telah memerintah Zimbawe selama 37 tahun. Meski mendapat pujian di benua Afrika, Mugabe dikritik Barat sebagai penguasa bertangan besi, yang lalai mengelola ekonomi negara. Dia juga diketahui senang menggunakan kekerasan agar tetap berkuasa sehingga merusak Zimbabwe, negara yang paling berpotensi Afrika.




Credit  TEMPO.CO







Mugabe Tolak Mundur Dari Jabatan Presiden Zimbabwe


Mugabe Tolak Mundur Dari Jabatan Presiden Zimbabwe
Robert Mugabe masih enggan untuk menyerahkan tampuk kursi kepresidenan Zimbabwe dari pangkuannya (dok. REUTERS/Philimon Bulawayo)


Jakarta, CB -- Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe menolak untuk turun dari kursi kekuasaannya. Hal ini disampaikan oleh presiden tertua di dunia itu dalam pertemuannya dengan para jendral militer, Kamis (16/11). Sebelumnya, para jendral telah memaksanya untuk mundur dan menyerahkan kendali pemerintahan.

Sumber AFP yang dekat dengan kekuasaan militer Zimbabwe menyebutkan bahwa pertemuan itu dilakukan setelah militer memblokade jalan, mengambil alih statsiun televisi, dan melakukan tahanan rumah kepada Mugabe.

"Mereka melakukan pertemuan hari ini. Ia menolak untuk turun. Saya pikir ia mencoba mengulur waktu," jelas sumber yang menolak disebutkan namanya itu.




Mugabe dilaporkan dibawa dari tempat tinggal pribadinya ke State House untuk melakukan pembicaraan dengan utusan dari blok regional Regional Afrika Selatan (SADC).

Mugabe (93) telah memerintah Zimbabwe sejak negara itu menyatakan kemerdekaannya dari Inggris pada 1980. Meski Mugabe menyatakan penolakannya untuk mundur, tapi hal ini tak mengelakkan negara itu untuk mulai mencarii tokoh pengganti dalam pemerintahan transisi.

Morgan Tsvangirai, mantan perdana menteri dan musuh bebuyutan Mugabe menyatakan bahwa Mugabe harus turun demi kepentingan banyak orang.



Mugabe yang sudah berusia lanjut, memburuknya kesehatan, dan penampilan publik yang lesu, membuat persaingan suksesi presiden yang sengit antara istrinya Grace dengan wakil presiden Emmerson Mnangagwa.

Sayangnya, Mnangagwa (75) dipecat Mugabe pekan lalu. Padahal pria ini adalah letnan Mugabe yang paling setia dan telah bekerja untuknya selama puluhan tahun.

Setelah pemecatan Mnangagwa lari ke Afrika Selatan dan membeberkan soal kepemimpinan Mugabe dan ambisi Grace mengincar kursi kepresidenan. Tapi, para pemimpin militer menolak keras kepemimpinan Grace.




Credit  cnnindonesia.com






Negara-negara Afrika Bertemu Bahas Situasi Zimbabwe



Negara-negara Afrika Bertemu Bahas Situasi Zimbabwe
Ilustrasi


HARARE - Negara-negara anggota  Komunitas Pembangunan Afrika Bagian Selatan (SADC), dilaporkan telah mengadakan pertemuan darurat di Botswana. Pertemuan itu digelar untuk membahas mengenai situasi politik dan keamanan yang sedang berlangsung di Zimbabwe.

Dalam sebuah pernyataan, sekretariat SADC mengatakan, pertemuan tersebut pada hari Kamis dihadiri oleh para menteri yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri dari negara-negara anggota troika Angola, Tanzania, Zambia, dan Afrika Selatan.

Melansir Anadolu Agency pada Kamis (16/11), Pertemuan tersebut terjadi sehari setelah militer Zimbabwe merebut kekuasaan dari Presiden Robert Mugabe. Militer negara itu menahan Mugabe beserta keluarganya.

Sementara itu, ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mendesak semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam krisis Zimbabwe untuk menemukan solusi sesuai dengan konstitusi negara tersebut.

Mahamat mengungkapkan komitmen Uni Afrika untuk bekerja sama dengan SADC dan para pemimpin di kawasan ini, dan untuk mendukung usaha mereka.

Seperti diketahui, militer menguasai penuh Zimbabwe setelah mengambil alih kekuasaan dengan target menangkap ‘penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe. Namun, banyak pihak menduga militer Zimbabwe ingin menggulingkan Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun.

Tentara dan kendaraan tempur memblokade jalanan menuju kantor pusat pemerintah, parlemen, dan pengadilan di Harare tengah. Meskipun demikian, militer membantah telah melakukan kudeta. 



Credit  sindonews.com


Tentara Zimbabwe Dilaporkan Tahan Menteri Keuangan


Tentara Zimbabwe Dilaporkan Tahan Menteri Keuangan
Menteri Keuangan Zimbabwe Ignatius Chombo. Foto/Istimewa


HARARE - Seorang sumber pemerintah mengatakan tentara Zimbabwe menahan Menteri Keuangan Ignatius Chombo. Militer Zimbabwe disebut telah merebut kekuasaan dalam upaya untuk membasmi "penjahat" di sekitar Presiden Robert Mugabe. Menurut tentara merekalah yang menyebabkan penderitaan sosial dan ekonomi

Chombo adalah anggota terkemuka dari faksi 'G40' dari partai ZANU-PF yang berkuasa. Faksi ini dipimpin oleh istri Mugabe, Grace, yang telah berlomba-lomba untuk menggantikan presiden berusia 93 tahun itu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/11/2017).

Krisis politik di negara di Afrika ini sedang memanas setelah Presiden Robert Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Tindakan presiden itu tidak bisa diterima panglima militer setempat Jenderal Constantine Chiwenga.

Pemecatannya sebagai wakil presiden membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace Mugabe, untuk ditunjuk sebagai wakil presiden pada konferensi khusus partai yang berkuasa, ZANU PF, pada bulan Desember.

Mnangagwa secara luas didukung oleh tentara dan pernah dipandang sebagai calon penerus presiden.

Panglima Chiwenga, mengatakan bahwa dia akan melakukan intervensi dengan menuduh tindakan Mugabe telah menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis. Ancaman ini memicu sayap pemuda partai yang berkuasa - ZANU PF - secara terbuka menuduh kepala militer tersebut menggerogoti konstitusi.

Prajurit pun ditempatkan di seluruh ibukota Zimbabwe Harare dan menyita lembaga penyiaran negara setelah Presiden Robert Mugabe dari partai yang berkuasa ZANU-PF menuduh kepala militer melakukan pengkhianatan.

Ini adalah pertama kalinya militer Zimbabwe secara langsung mengkritik pertikaian di tubuh Zanu PF dan menandai perpecahan antara Mugabe dengan sebuah institusi yang menjadi pilar utama kekuasaannya. 


Credit  sindonews.com



Kamis, 16 November 2017

Cina Restui Kudeta di Zimbabwe?


Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.


CB,  BEIJING -- Pemerintah Cina turut merespons situasi di Zimbabwe setelah militer mengambil alih kontrol negara tersebut dari Presiden Robert Mugabe, Rabu (15/11).  Hal ini karena Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga, figur yang dianggap memimpin aksi tersebut baru saja mengunjungi Cina pekan lalu.

Pada Jumat (10/11), Jenderal Chiwenga berada di Beijing dan bertemu Menteri Pertahanan Cina Chang Wanquang di Markas Tentara Rakyat Cina. Dalam pertemuan tersebut, Chang mengatakan bersedia mempromosikan hubungan dengan Zimbabwe.

Kementerian Pertahanan Cina, dalam pernyataan persnya pekan lalu, juga menunjukkan potret Jenderal Chiwenga dan Chang yang sama-sama mengenakan seragam militer dan saling berjabat tangan.

Buntut dari perjalanan Jenderal Chiwenga ke sana adalah Cina diminta memberi penjelasan, apakah sang jenderal memberitahu tentang rencana pengambilalihan kontrol atas Zimbabwe? 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan Kementerian Pertahanan Cina telah merilis informasi tentang kunjungan Jenderal Chiwenga. Namun ia tak memiliki pemahaman spesifik tentang kunjungan tersebut. "Saya hanya bisa mengatakan bahwa kunjungannya ke Cina kali ini merupakan pertukaran militer normal yang disepakati bersama oleh Cina dan Zimbabwe," kata Geng Shuang.

Ia mengatakan pergolakan yang saat ini tengah berlangsung di Zimbabwe, khususnya di ibu kota Harare, benar-benar diperhatikan oleh Cina.

Geng Shuang berharap situasi Zimbabwe saat ini tak mengganggu hubungan dan kesepakatan yang telah tercapai antara kedua negara. "Kami berharap pihak-pihak terkait di Zimbabwe menangani masalah internal mereka dengan tepat," ujar Geng Shuang.

Cina dan Zimbabwe memiliki hubungan diplomatik serta ekonomi yang cukup dekat. Beijing telah berdiri mendampingi pemerintahan Robert Mugabe dalam menghadapi sanksi ekonomi oleh Barat.  Di Barat, Mugabe memang dianggap sebagai pemimpin lalim karena kerap menggunakan kekerasan untuk mempertahankan jabatannya.

Pada Agustus, pemerintah Zimbabwe mengatakan sebuah perusahaan Cina berencana menginvestasikan dana hingga 2 miliar dolar AS untuk menghidupkan kembali operasi Zimbabwe Iron and Steel Company (ZISCO). Pada 2008, ZISCO berhenti beroperasi akibat parahnya krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.

Sebelumnya militer Zimbabwe telah mengatakan, pengerahan pasukan ke Ibu Kota Harare, pada Rabu (15/11), bukanlah suatu upaya untuk menggulingkan pemerintahan Mugabe. "Ini bukan pengambilalihan militer terhadap pemerintah."Kami hanya menargetkan kriminal di sekitarnya yang melakukan kejahatan dan menyebabkan penderitaan sosial serta ekonomi di negara ini. Segera setelah kami menyelesaikan misi ini, kami berharap situasinya akan kembali normal," kata perwakilan jenderal militer Zimbabwe yang disiarkan Zimbabwe Broadcasting Company (ZBC).

Jenderal tersebut pun meyakinkan bahwa Mugabe saat ini dalam kondisi aman. "Kami ingin meyakinkan negara bahwa yang mulia presiden dan keluarganya aman dan sehat serta keamanan mereka terjamin," ujarnya.

Saat ini Zimbabwe tengah dilanda frustrasi akibat ambruknya perekonomian di bawah pemerintahan Mugabe. Tahun lalu, negara ini dikoyak oleh demonstrasi anti-pemerintah terbesar dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Nama Mugabe dipekikan sebagai seorang diktator.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID







Presiden Zimbabwe dikudeta


Presiden Zimbabwe dikudeta
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe.




Harare (CB) - Militer Zimbabwe menyatakan telah merebut kekuasaan dengan alasan menangkap para kriminal di sekitar Presiden Robert Mugabe yang telah menimbulkan penderitaan sosial dan ekonomi. Namun militer menyatakan Mugabe yang berusia 93 tahun dan keluarganya dalam keadaan aman.

Tentara dan kendaraan lapis baja Zimbabwe memblokir jalan-jalan ke kantor-kantor pemerintah, gedung parlemen dan pengadilan di pusat kota Harare.  Sedangkan warga Zimbabwe antre di ATM-ATM.

"Kami hanya memburu para kriminal di sekitar dia (Mugabe) yang melakukan kejahatan yang menimbulkan penderitaan sosial dan ekonomi di negara ini, untuk kami adili," kata Mayor Jenderal SB Moyo, Panglima Divisi Logistik, dalam siaran televisi seperti dikutip Reuters. "Segera setelah kami menuntaskan misi, kami perkirakan situasi akan kembali normal."

Militer menahan Menteri Keuangan Ignatius Chombo yang merupakan pemimpin faksi 'G40' dalam partai berkuasa ZANU-PF yang dipimpin istri Mugabe, Grace, yang digadang-gadangkan sebagai pengganti Mugabe.

Tentara digelarkan di seluruh ibu kota Harare. Sementara itu partai ZANU-PF menuduh pemimpin militer berkhianat.

Kudeta ini sendiri dipimpin oleh panglima angkatan bersenjata Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.



Credit  antaranews.com


Presiden Zimbabwe Jadi Tahanan Rumah


Tentara bersenjata Zimbabwe duduk di atas tank di Harare, Zimbabwe, Rabu dini hari (15/11).
Tentara bersenjata Zimbabwe duduk di atas tank di Harare, Zimbabwe, Rabu dini hari (15/11).


CB, HARARE -- Presiden Robert Mugabe menjadi tahanan di Harare, Ibu Kota Zimbabwe. Hal tersebut diungkapkan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma usai melakukan telepon dengan Mugabe.
"Mugabe mengatakan kepada Zuma melalui sambungan telepon bahwa dia dalam keadaan baik-baik saja," kata seorang pejabat Afrika Selatan seperti diwartakan BBC, Rabu (15/11).
Saat ini, Harare mendapatkan pengawasan ketat dari militer. Sejumlah pasukan yang terlihat memenuhi dan berpatroli di Harare mengaku mengincar penjahat yang dinliai sebagai penyebab penderitaan sosial dan ekonomi di negara tersebut.
Konsulat Inggris mengeluarkan imbauan kepada warga negaranya yang berada di Zimbabwe untuk tidak keluar rumah hingga situasi stabil. Seruan serupa juga dikeluarkan kedutaan Amerika Serikat, paling tidak hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara itu, Cina mengaku akan terus memantau kodisi di Zimbabwe, yang merupakan salah satu mitra dagang terbesar mereka. Cina berharap otoritas Zimbabwe dapat segera mengatasi permasalahan internal mereka.

Dalam sebuah pidato di televisi, juru bicara militer Mayor Jenderal SB Moyo mengatakan, tentara berusaha untuk menenangkan situasi degenerasi, sosial dan ekonomi di negara tersebut.
Moyo membantah tentara melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Robert Mugabe dan mengatakan pemimpin dan keluarganya dalam keadaan baik-baik saja dan keamanan mereka terjamin.
Dia mengatakan begitu tujuannya tercapai, situasi di negara tersebut akan kembali normal. Ia pun meminta warga Zimbabwe untuk melanjutkan kehidupan mereka seperti biasa.






Credit  REPUBLIKA.CO.ID











Rabu, 15 November 2017

Kerahkan Tank ke Ibu Kota, Jenderal Zimbabwe Dituduh Kudeta


Kerahkan Tank ke Ibu Kota, Jenderal Zimbabwe Dituduh Kudeta Jurnalis Reuters melaporkan, kendaraan lapis baja mulai bergerak dari barak militer menuju pusat Harare, sehari setelah kepala tentara Zimbabwe, Jenderal Constantino Chiwenga, mengancam akan melakukan intervensi untuk mengakhiri ketegangan (Reuters/Philimon Bulawayo)


Jakarta, CB -- Partai berkuasa Zimbabwe, ZANU-PF, menuding pemimpin tentara negara itu melakukan upaya kudeta seiring dengan pengerahan tank dan pasukan ke ibu kota di Harare pada Selasa (14/11).

Jurnalis Reuters melaporkan, kendaraan lapis baja mulai bergerak dari barak militer menuju pusat Harare, sehari setelah kepala tentara Zimbabwe, Jenderal Constantino Chiwenga, mengancam akan melakukan intervensi untuk mengakhiri ketegangan setelah Presiden Robert Mugabe memecat wakilnya.

Menjelang tengah malam, para tentara dengan agresif memerintahkan para pengendara mobil di pusat ibu kota itu untuk menyingkir.


"Jangan mencoba melakukan hal yang lucu. Pergi saja!" teriak salah satu tentara kepada reporter Reuters.


Pengerahan pasukan ke pusat ibu kota ini menguatkan dugaan upaya kudeta, meski Mugabe sendiri hingga kini belum lengser.

Duta Besar Zimbabwe untuk Afrika Selatan, Isaac Moyo, pun membantah kabar upaya kudeta itu dengan berkata, "Tak ada apa-apa. Itu hanya tuduhan di media sosial."

Namun, ketegangan kian menjadi setelah tentara mengambil alih markas kantor penyiaran negara, ZBC, pada Rabu (15/11) dini hari.

Kabar mengenai mengenai kudeta pun semakin kuat. Spekulasi ini berawal dari pernyataan Chiwenga yang mengatakan bahwa dia akan mengintervensi untuk mengakhiri kericuhan akibat pemecatan Wakil Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, pada 6 November lalu atas tuduhan tidak loyal.


Sejumlah pengamat mengatakan, wakil presiden Zimbabwe dipecat karena dijagokan menggantikan Mugabe yang kini sudah berusia 93 tahun, tapi bertekad berkuasa seumur hidup.

Jika menilik sejarah Zimbabwe dari masa perjuangan kemerdekaan, banyak pihak bingung mendengar kabar keretakan hubungan antara Mugabe dan Mnangagwa.

Sejak masa perjuangan, Mnangagwa dikenal sebagai anak didik Mugabe yang setia menemani sang pemimpin selama lima dekade di penjara, perang gerilya, hingga akhirnya duduk di istana.

Mnangagwa pun tetap mendukung Mugabe meski para pengikutnya di partai ZANU-PF ingin melengserkan sang presiden.

Dengan pemecatan ini, popularitas Mugabe di mata publik kian turun, padahal ia akan mengikuti pemilihan umum pada tahun depan dengan lawan yang cukup kuat, Morgan Tsvangirai.




Credit  cnnindonesia.com

Presiden Zimbabwe Diduga Akan Dikudeta, Tank-tank Dikerahkan


Presiden Zimbabwe Diduga Akan Dikudeta, Tank-tank Dikerahkan
Tank-tank militer Zimbabwe dikerahkan ke Harare Selasa (14/11/2017) dan memicu kekhawatiran bahwa Presiden Robert Mugabe akan dikudeta oleh militer. Foto/REUTERS


HARARE - Tank-tank militer dikerahkan ke Ibu Kota Zimbabwe, Harare, pada Selasa (14/11/2017) setelah panglima militer setempat mengeluarkan ancaman kepada Presiden Robert Mugabe. Pengerahan kendaraan tempur memicu dugaan bahwa Mugabe akan dikudeta.

Krisis politik di negara di Afrika ini sedang memanas setelah Presiden Robert Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Tindakan presiden itu tidak bisa diterima panglima militer setempat Jenderal Constantine Chiwenga.

Panglima Chiwenga, mengatakan bahwa dia akan melakukan intervensi karena tindakan menuduh Mugabe telah menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis. Ancaman ini memicu sayap pemuda partai yang berkuasa—Zanu PF—secara terbuka menuduh kepala militer tersebut menggerogoti konstitusi.

Para saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa mereka melihat setidaknya empat tank tempur menuju Harare pada hari Selasa. Dua tank diparkir di samping jalan utama dari Harare ke Chinhoyi.

Para tentara di lokasi kejadian menolak untuk berbicara dengan media.

Mnangagwa secara luas didukung oleh tentara dan pernah dipandang sebagai calon penerus presiden.

Pemecatannya sebagai wakil presiden membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace Mugabe, untuk ditunjuk sebagai wakil presiden pada konferensi khusus partai yang berkuasa, Zanu PF, pada bulan Desember.

Panglima Chiwenga mengatakan, ketidakstabilan di tubuh partai yang berkuasa telah menyebabkan tekanan. Dia menuduh partai tersebut mengusir para pejabat senior yang berpartisipasi dalam perang tahun 1970-an, yakni perang melawan minoritas kulit putih yang memerintah Rhodesia, negara yang akhirnya menjadi Zimbabwe.

Para pejabat senior yang disingkirkan telah dituduh merencanakan ”kontra revolusioner” untuk menghancurkan partai tersebut.

Ibu negara Grace Mugabe merupakan pemimpin kelompok pejabat partai yang dikenal sebagai Generasi 40 atau G40—kelompok yang didominasi pejabat berusia 40 dan 50-an tahun. Kelompok itu dilaporkan dalam seminggu terakhir telah menyusun daftar puluhan pejabat tinggi partai yang ingin mereka usir dari partai atau pun diskors.

”Proses pembersihan di ZANU PF yang sejauh ini menargetkan sebagian besar anggota yang terkait dengan sejarah pembebasan kita adalah penyebab serius keprihatinan kami di pasukan pertahanan,” kata Chiwenga, dalam sebuah konferensi pers. 

”Kita harus mengingatkan orang-orang di balik kecurangan saat ini bahwa ketika menyangkut masalah yang melindungi revolusi kita, militer tidak akan ragu untuk masuk. Pembersihan saat ini jelas-jelas menargetkan anggota partai dengan latar belakang (tokoh) pembebasan harus segera berhenti,” ujarnya.

Ini adalah pertama kalinya militer Zimbabwe secara langsung mengkritik pertikaian di tubuh Zanu PF dan menandai perpecahan antara Mugabe dengan sebuah institusi yang menjadi pilar utama kekuasaannya.

Jeffrey Smith, analis dan direktur eksekutif Vanguard Africa, mengatakan kepada IBTimes UK bahwa kudeta tidak mungkin terjadi untuk saat ini.

”Kejadian di Zimbabwe hari ini tentu saja mengkhawatirkan, sebuah kudeta militer kemungkinan tidak akan segera terjadi. Gerakan pasukan tersebut merupakan serangan publik terhadap celah panjang yang meluas di dalam partai penguasa, Zanu PF,” katanya.

”Tampaknya ini adalah demonstrasi publik yang dimaksudkan untuk mencapai dua hal utama, pertama, mengingatkan dengan tegas, siapa yang memiliki kekuatan sejati di negara ini. Dan kedua, hal tersebut menempatkan mereka pada pemberitahuan yang mendukung pengangkatan politik Grace Mugabe dan potensi duduk di kepresidenan, bahwa hasil seperti itu tidak akan ditoleransi oleh militer dan pasukan keamanan.”

Namun, analis keamanan David Otto, percaya bahwa sebuah kudeta kemungkinan terjadi karena negara tersebut mengalami kesulitan ekonomi.



Credit  sindonews.com


Rumor Kudeta Merebak, Panglima Militer Zimbabwe Dicap Pengkhianat


Rumor Kudeta Merebak, Panglima Militer Zimbabwe Dicap Pengkhianat
Tank-tank militer Zimbabwe dikerahkan ke Harare Selasa (14/11/2017) dan memicu kekhawatiran bahwa Presiden Robert Mugabe akan dikudeta oleh militer. Foto/REUTERS


HARARE - Rumor bahwa Presiden Zimbabwe akan dikudeta militer telah merebak setelah panglima militer negara itu mengancam melakukan intervensi untuk mengatasi krisis politik. Ancaman itu membuat petinggi militer tersebut dituding melakukan pengkhianatan.

Rumor akan adanya kudeta juga diperkuat dengan pengerahan tank-tank lapis baja dan tentara di jalan-jalan Ibu Kota Zimbabwe, Harare, sejak Selasa kemarin.

Panglima militer negara tersebut, Jenderal Constantino Chiwenga menentang Presiden Mugabe karena memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, pekan lalu. Kubu Mugabe juga menyingkirkan banyak politisi dari Partai Zanu PF, partai berkuasa pendukung presiden berusia 92 tahun itu.

Partai Zanu PF menyatakan, komentar dan tindakan Jenderal Chiwenga telah mengganggu perdamaian nasional,”Dan menghasut pemberontakan,” bunyi pernyataan partai tersebut, seperti dikutip BBC, Rabu (15/11/2017).



Partai berkuasa itu bersumpah tidak akan pernah menyerah pada ancaman militer dan menegaskan kembali keunggulan politik atas senjata. Pernyataan itu ditandatangani oleh SK Moyo, Sekretaris Informasi Partai.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak semua pihak di Zimbabwe untuk menyelesaikan perselisihan politik dengan tenang dan damai. Washington mengaku terus memantau situasi di negara Afrika itu dengan ketat.

Duta Besar Zimbabwe untuk Afrika Selatan, Isaac Moyo, mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah menolak pembicaraan mengenai kemungkinan kudeta. Rumor kudeta, kata dia, hanya klaim media sosial.


Credit  sindonews.com

Tentara Zimbabwe Rebut Lembaga Penyiaran Negara di Tengah Rumor Kudeta


Tentara Zimbabwe Rebut Lembaga Penyiaran Negara di Tengah Rumor Kudeta
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, 93, yang dirumorkan akan dikudeta panglima militer negara tersebut. Foto/REUTERS


HARARE - Tentara Zimbabwe mengambil alih markas besar lembaga penyiaran negara, ZBC, pada Rabu (15/11/2017) dini hari. Aksi tentara ini terjadi di tengah merebaknya rumor bahwa Presiden Robert Mugabe, 93, akan dikudeta.

Staf ZBC dan seorang pekerja kelompok hak asasi manusia, seperti dikutip Reuters, mengonfirmasi perebutan lembaga penyiaran negara tersebut.

Rumor akan adanya kudeta telah diperkuat dengan pengerahan tank-tank lapis baja dan tentara di jalan-jalan Ibu Kota Zimbabwe, Harare, sejak Selasa kemarin.

Panglima militer negara tersebut, Jenderal Constantino Chiwenga, menentang Presiden Mugabe karena memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, pekan lalu. Kubu Mugabe juga menyingkirkan banyak politisi dari Partai Zanu PF, partai berkuasa pendukung presiden berusia lanjut tersebut.

Partai Zanu PF menyatakan, komentar dan tindakan Jenderal Chiwenga telah mengganggu perdamaian nasional,”Dan menghasut pemberontakan,” bunyi pernyataan partai tersebut, seperti dikutip BBC.

Partai berkuasa itu bersumpah tidak akan pernah menyerah pada ancaman militer dan menegaskan kembali keunggulan politik atas senjata. Pernyataan itu ditandatangani oleh SK Moyo, Sekretaris Informasi Partai.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak semua pihak di Zimbabwe untuk menyelesaikan perselisihan politik dengan tenang dan damai. Washington mengaku terus memantau situasi di negara Afrika itu dengan ketat. 


Credit  sindonews.com