Jakarta, CB -- Amerika Serikat mengerahkan 4.800 tentara ke sejumlah titik di dekat perbatasan dengan Meksikopada Senin (5/11).
Juru
bicara Kementerian Pertahanan AS, Bob Manning, mengatakan bahwa mereka
menempatkan sekitar 1.100 tentara di California, 1.100 di Arizona, dan
2.600 di Texas.
"Situasi ini akan terus berkembang dinamis dengan
pengerahan unit dan personel ke daerah operasi dan kami memperkirakan
dapat mencapai 5.200 personel dikerahkan hingga hari ini," ucap Manning
kepada AFP.
Menurut Manning, lebih dari 7.000 tentara aktif juga diperkirakan "segera" membantu Kementerian Keamanan Dalam Negeri.
Sementara
itu, sekitar 2.100 Garda Nasional juga sudah beroperasi di daerah
tersebut selama beberapa bulan belakangan. Dengan kedatangan tentara
ini, total personel keamanan yang ada di perbatasan itu mencapai 9.000
orang.
Operasi Patriot Terpercaya ini bertujuan untuk membengung
gelombang imigran dari Amerika Tengah yang berbondong-bondong menuju AS,
di mana mereka akan mengajukan suaka.
Ketika ditanya mengenai biaya operasi ini, Manning hanya mengatakan bahwa semuanya masih digodok oleh bagian finansial Pentagon.
"Kementerian sudah memiliki dana itu, tapi saya hanya belum dapat memberikan angka kepada kalian," katanya.
Namun, Manning memastikan bahwa pasukan itu tak akan melakukan kontak langsung dengan para imigran.
CB, Jakarta - Rekaman video unik mengenai langit di Kota Meksiko City menimbulkan perbincangan mengenai adanya sekelompok UFO terbang.
Rekaman
video ini diunggah oleh akun ‘Colorufo’ yang mengklaim video itu
sebagai bukti kongkrit adanya kehidupan mahluk luar angkasa.
Video
yang direkam pada Ahad, 7 Oktober 2018 itu menunjukkan adanya tiga
cahaya berbentuk segitiga terbang di langit Kota Meksiko City.
“Video
itu direkam oleh peneliti UFO di Australia yang menyaksikan langsung
siaran video langsung dari kamera di Kota Meksiko City,” begitu kata
peneliti UFO Scott C. Waring, yang mengomentari video ini di blognya
seperti dilansir Mirror pada Selasa, 9 Oktober 2018 waktu setempat.
Menurut
Scott, peneliti asal Australia itu terkenal dalam bidang penelitian UFO
dan kali ini berhasil merekam penampakan UFO berbentuk piramida, yang
sebagiannya tersembunyi, melintasi awan.
“Saya sebelumnya pernah
mendengar soal awan berbentuk piramida tapi hanya ada sedikit laporan
yang kuat soal ini,” kata Scott di blognya.
Menurut
Scott, rekaman video itu berupa kumpulan gambar setiap beberapa detik
sehingga ada jeda antar gambar. “Ini bukti kuat bahwa alien aktif di
Meksiko,” kata dia.
Media Mirror melansir penampakan UFO berbentuk
segitiga atau piramida semakin kerap terekam belakangan ini terutama di
Amerika Utara dan tengah. Namun tidak semua orang berpikir itu adalah
alien dari planet lain.
Sebagian
orang menamai penampakan itu sebagai “Segitiga Hitam” atau “Black
Triangles”. Mereka mengacu pada kabar bahwa itu adalah penampakan dari
pesawat supercanggih milik AS bernama TR-3B. Baru-baru ini, penampakan
segitiga hitam terlihat di langit Seattle, Washington pada September
2018.
Pemerintah AS tidak pernah mengkonfirmasi adanya pesawat ini. Media Mirror menyebut
pesawat itu adalah cerita konspirasi yang disebarkan sebagian orang
mengenai adanya pesawat mata-mata yang mulai beroperasi sejak Perang
Teluk pada 1990. Ini kerap menyatu dengan cerita mengenai UFO.
CB, Jakarta - Tentara marinir dan angkatan bersenjata Meksiko
menyerbu kantor polisi di kota pelabuhan Acapulco karena dicurigai
terkait dengan kartel narkoba. Petugas menangkap dua petugas kepolisian
yang dituduh melakukan pembunuhan. Selain itu, tentara juga
menyita senjata dan peralatan kepolisian Acapulco.
Acapulco
terletak di negara bagian Guerrero selatan, yang dulu merupakan tempat
peristirahatan mewah bagi orang-orang Hollywood yang kaya dan terkenal,
telah jatuh pada masa-masa sulit karena kejahatan narkoba yang meluas
dan mengubahnya menjadi salah satu kota paling mematikan di dunia,
seperti dilansir dari Reuters, 26 September 2018.
Guerrero adalah pusat produksi opium dan di tempat ini sering terjadin bentrokan antara kartel narkoba yang berselisih.
Personel
militer, bersama dengan polisi federal dan negara bagian serta kantor
jaksa agung negara bagian Guerrero, melucuti seluruh petugas kepolisian
kota Acapulco dan menangkap dua dari mereka karena diduga
bertanggungjawab atas pembunuhan.
Dalam
foto 21 Juni 2018 ini, pasukan keamanan berpatroli di Acapulco,
Meksiko. Seluruh pasukan polisi daerah di resor Acapulco yang dulu
terkenal, telah dilucuti dan ditempatkan di bawah penyelidikan yang
pihak berwenang Meksiko pada Selasa, 25 September 2018, dengan mengklaim
bahwa polisi setempat disusupi oleh geng-geng narkoba. (AP Photo /
Marco Ugarte, File)
Polisi Acapulco lainnya
sedang dalam penyelidikan, tanpa menyebutkan berapa banyak yang
terlibat. Sementara senjata api, rompi antipeluru, amunisi dan radio
disita.
Ada lebih dari 30.000 pembunuhan di seluruh
Meksiko tahun lalu, rekor tertinggi pada tahun 1997, ketika geng-geng
narkoba yang bersaing terpecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil dan haus darah setelah lebih dari satu dekade kampanye yang
dipimpin militer untuk memerangi kartel.
Pemerintah
negara bagian mengatakan mennggelar serbuan karena kecurigaan bahwa
kepolisian Acapulco mungkin telah disusupi oleh kelompok-kelompok
kriminal dan lambatnya polisi kota dalam memerangi kejahatan.
Pemerintah
AS mengumumkan travel warning agar warga AS tidak bepergian di negara
bagian Guerrero karena kelompok bersenjata di wilayah tersebut.
Dilansir
dari Associated Press, tahun lalu, Acapulco memiliki tingkat pembunuhan
103 orang per 100.000 penduduk, salah satu yang tertinggi di Meksiko
dan bahkan di dunia.
Tentara berjaga di luar penjara usai terjadi kerusuhan di Acapulco, Meksiko, 6 Juli 2017. REUTERS/Troy Merida
Polisi
lokal di beberapa wilayah Meksiko telah dibubarkan karena mereka
dirusak oleh kartel narkoba. Di Guerrero sendiri, polisi setempat telah
dilucuti senjata di lebih dari selusin kota dan kota sejak 2014,
meskipun tidak ada yang sebesar Acapulco.
Di negara
bagian utara Tamaulipas, salah satu yang paling terpukul oleh kejahatan
narkoba, hampir semua pasukan polisi lokal di seluruh negara bagian
telah dibubarkan sejak 2011.
Dengan
bayaran rendah dan sedikit pelatihan, polisi daerah di Meksiko adalah
mangsa mudah bagi kartel narkoba, yang menawarkan uang kepada mereka
jika mereka setuju untuk bekerjasama dengan kartel, atau mengancam akan
membunuh mereka jika mereka menolak.
Di beberapa kota Meksiko
seperti di Guerrero dan Veracruz, polisi daerah berada di bawah kendali
kartel narkoba sehingga mereka akan menculik orang-orang yang diminta
oleh kartel narkoba dan menyerahkannya kepada kelompok tersebut untuk
diinterogasi dan dibunuh.
Jakarta, CB -- Kisah temuan kuburan massal di negara bagian Meksiko,
Veracruz, bukan kali pertama. Temuan serupa juga sempat terjadi
sebelumnya pada Maret 2017. Ketika itu 250 tulang ditemukan di berbagai
kuburan tak bernisan.
Pada 17 Agustus lalu, pihak berwenang
Meksiko mendapat informasi dari para kerabat orang hilang. Mereka
menyebut telah mendapat informasi soal lokasi kuburan massal dimana
setidaknya 500 orang terbunuh. Para kerabat mengaku mendapat informasi
ini dari para kriminal yang tak ingin diungkap identitasnya.
Kuburan
ini terletak 10 kilometer dari pelabuhan Veracruz di timur Meksiko.
Lokasi ini tak jauh dari lokasi kuburan massal lain yang ditemukan pada
2016. Temuan kuburan massal di 2016 itu juga didapat dari seorang sumber
anonim.
Lokasi kuburan massal yang ditemukan pada 2016 itu berada tak jauh dari
jalanan menuju pelabuhan. Namun, daerah sekitarnya memang tertutup oleh
rapatnya tumbuhan. Sehingga membuat tempat ini seringkali menjadi
sasaran empuk tindak kejahatan.
Veracruz menjadi daerah dimana
kejahatan terorganisir dipelihara dan menjadi salah satu negara dengan
rata-rata orang hilang tertinggi di Meksiko.
Sejak 2006,
pemerintah Meksiko telah membentuk satuan militer untuk memerangi
perdagangan narkoba. Sebab, kekerasan di negara itu akibat persaingan
perdagangan narkoba telah membuat terbunuhnya 200 ribu orang dan lebih
dari 30ribu orang hilang.
Para aktivis menyalahkan mantan
gubernur negara bagian Veracruz, Javier Duarte. Ia dianggap memimpin
segala pelanggaran hak azasi manusia di Veracruz.
Dua mantan
kepala polisi di Veracruz dan serangkaian mantan pejabat telah didakwa
dengan tuduhan membuat pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan
dari daftar orang-orang yang tidak diinginkan selama pemerintahan
Duarte, dari 2010 hingga 2016.
Duarte sendiri saat ini berada di penjara, menunggu persidangan atas
tuduhan korupsi yang menimpanya. Penyidik menuduhnya telah menggunakan
ratusan juta dolar uang rakyat untuk membeli properti mewah, rumah
liburan Miami, dan membeli kuda-kuda mahal.
Tindakan yang membuat negara bagian yang dulu kaya raya itu, di ambang kebangkrutan.
Menurut
keterangan pemerintah, sebanyak 3.600 orang telah hilang di Veracruz
sejak 2006. Keluarga dari kelompok yang kehilangan keluarga mereka masih
terus mencari berbagai kuburan massal lainnya.
Jakarta, CB -- Otoritas di Meksikomenemukan kuburan massal dengan 166 mayat didalamnya. Ratusan mayat itu tersebar di 32 titik penguburan.
Saat
ini, kuburan massal yang terletak di negara bagian Veracruz menjadi
temuan kuburan terbesar di Meksiko, seperti dijelaskan oleh pihak
berwenang, Kamis (6/9). Veracruz sendiri dikenal sebagai wilayah
berdarah yang kerap dilanda perang kartel obat bius.
Veracruz
merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar di Meksiko. Kota yang
terletak di bagian timur ini memiliki sejarah politik yang korup dan
diwarnai oleh persaingan kekuasaan antar penguasa kartel yang
mengerikan. Perpaduan keduanya, menyebabkan ledakan kekerasan dan
pemnbunuhan jadi tak terhindarkan.
"Seluruh 166 mayat telah ditemukan," jelas pihak berwenang Veracruz Jorge Winckler kepada wartawan seperti dikutip AFP.
Kuburan
massal ini terletak di pusat wilayah Veracruz. Namun kepolisian tidak
memberitahu lokasi pasti dari penemuan ini untuk alasan keamanan. Saat
ini, para ahli forensik tengah meneliti kawasan tersebut.
Saat
penggalian dilakukan, Winckler juga menyebut bahwa investigator telah
menemukan 200 helai pakaian, 144 kartu identitas dan berbagai barang
pribadi lainnya. Penggalian telah dimulai sejak 8 Agustus lalu.
Penggalian dilakukan setelah pihak berwenang mendapat informasi dari seorang informan.
"Berdasarkan temuan analisis forensik, kami mengidentifikasi bahwa situs kuburan massal ini setidaknya berusia dua tahun."
Kepolisian juga telah menggunakan drone dan radar daratan untuk membantu
menemukan mayat-mayat itu. Mereka juga menunjukkan foto ketika para
investigator melakukan pencarian di tengah lebatnya vegetasi di lokasi.
Tampak para investigator menggunakan baju pelindung berwarna putih dan
sarung tangan.
Sebelumnya pada 2017, Winckler mengumumkan
penemuan 250 tulang belulang dari berbagai kuburan tak bernisan di
negara bagian yang sama, seperti dilaporkan Reuters.
Rencana Donald Trump mendirikan tembok di
sepanjang perbatasan dengan Meksiko membuat hubungan kedua negara
memburuk. (Reuters/Kevin Lamarque)
Jakarta, CB -- Presiden terpilih Meksiko
Andres Manuel Lopez Obrador menegaskan pemerintahannya tidak akan bisa
diancam dengan tembok, pernyataan yang merujuk para serangan-serangan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap negaranya.
"Meksiko
akan menjadi satu kekuatan dan akan mengubah keseimbangan kekuatan.
Tidak satupun yang akan mengancam kita dengan ancaman menutup perbatasan
atau perbatasan dijaga oleh militer," ujar Lopez Obrador yang akan
dilanting pada 1 Desember mendatang.
"Ini bisa terjadi karena negara kita akan tumbuh dan akan ada banyak lapangan kerja."
Donald Trump tahun lalu menyebut angka pembunuhan di Meksiko merupakan
satu dari banyak alasan Amerika Serikat perlu memperketat perbatasan.
Semasa kampanye pilpres AS, Trump menjanjikan akan
mendeportasi imigran gelap dan membangun tembok di perbatasan dengan
Meksiko. Dia mengatakan biaya pembangunan tembok itu akan ditanggung
oleh negara tetangganya tersebut.
Trump menyebut tembok ini perlu dibangun untuk mencegah kedatangan imigran gelap yang disebutnya sebagai kriminal.
Pernyataan
Trump ini menyebabkan dia kehilangan sejumlah kontrak bisnis dan memicu
krisis diplomatik terburuk antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Satu delegasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bertemu dengan Lopez Obrador pada Mei lalu.
Namun masalah tembok tidak disinggung dalam pertemuan itu ataupun dalam surat-menyurat antara Lopez Obrador dan Trump.
Data pemerintah Meksiko menunjukkan angka pembunuhan pada 2017 mencapai 28.711, angka tertinggi sejak 1997.
Angka ini kemungkinan bertambah karena terjadi 15.973 pembunuhan di enam bulan pertama 2018.
Andres Manuel Lopez Obrador. (AFP PHOTO / RONALDO SCHEMIDT)
Jakarta, CB -- Meksikomemiliki presiden baru setelah Andres Manuel Lopez Obradordari
kubu sayap kiri meraup suara terbanyak dalam penghitungan cepat. Meski
penghitungan resmi belum diumumkan, calon presiden (capres) dari partai
berkuasa Meksiko mengakui kekalahannya dari partai sayap kiri dalam
pemilihan presiden, Minggu (1/7).
Jose Antonio Meade, capres
partai berkuasa Institutional Revolutionary Party (PRI) mengaku kalah
dari kubu sayap kiri yang anti-kemapanan, Andres Manuel Lopez Obrador.
"Saya mendoakan kesuksesan besar buat Andres Manuel," kata Meade setelah penghitungan exit poll
menunjukkan Lopez Obrador unggul dengan jumlah margin yang signifikan,
Senin (2/7). Meade mengakui kubu sayap kiri meraup suara mayoritas.
Selain Meade, peringkat kedua atau runner-up Anaya juga mengakui keunggulan sayap kiri.
Hasil hitungan cepat, mengindikasikan kelompok kiri menang dalam pemilihan presiden setelah merajai sedikitnya empat provinsi.
Hitung
cepat yang dilakukan Consulta Mitofsky menemukan bahwa para calon
National Regeneration Movement (Morena), partai yang dipimpin Lopez
Obrador diperkirakan menang di daerah pemilihan Veracruz, Morelos,
Chiapas dan Tabasco.
Hitung cepat versi Mitofsky mencakup enam dari sembilan daerah pemilihan regional setingkat gubernuran.
Morena juga diperkirakan menang di tingkat walikota Mexico City, yang memiliki posisi dihargai tinggi, seperti yang diharapkan.
Cuitlahuac Garcia, calon Morena untuk gubernur di negara bagian
Veracruz yang berpenduduk padat, diperkirakan meraih antara 46,9 persen
dan 54,1 persen suara, berada lebih 10 persen suara dari pesaing
ketatnya, demikian hasil hitung cepat itu.
Survei yang dilakukan sebelum pemilihan Veracruz telah menunjukkan Garcia akan menghadapi persaingan ketat dengan kompetitornya.
Claudia
Sheinbaum, sekutu dekat Lopez Obrador dan calon Morena untuk walikota
Mexico City, tampak menang dengan meraih antara 47,5 persen dan 55,5
persen suara, kata hitungan cepat tersebut.
Wanita calon itu sudah lama jadi calon favorit yang bakal menggantikan Lopez Obrador yang pernah menjadi walikota Mexico City.
Namun, calon Morena diproyeksikan kalah dalam pemilihan gubernur di Guanajuanto, seperti diramalkan, demikian jajak pendapat.
Hasil-hasil dari pemilihan di negara bagian Jalisco, Yucatan dan Puebla tidak dimasukkan oleh Mitofsky.
Pemilu Meksiko kali ini diwarnai dengan beberapa peristiwa berdarah berupa pembunuhan politisi dan wartawan.
PM Kanada Justin Trudeau menilai kebijakan
yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump untuk memisahkan anak-anak
imigran dari orang tua merupakan kebijakan yang keliru. (REUTERS/Chris
Wattie).
Jakarta, CB -- Kebijakan Amerika Serikat
untuk memisahkan anak-anak migran dari orang tua yang tertangkap saat
menyeberangi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal merupakan tindakan yang
keliru. Demikian dikatakan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
"Apa yang terjadi di AS salah," katanya.
Dia menyebut tindakan AS terkait hal tersebut di perbatasan tidak dapat diterima.
"Aku tidak bisa membayangkan apa yang dialami keluarga yang
bertahan selama ini. Jelas ini bukan cara kita melakukan hal-hal di
Kanada," ujar Trudeau dikutip AFP, Rabu (20/6).
Pemerintahan Presiden Donald Trump menghadapi tekanan di dalam dan di
luar negeri atas pemisahan anak imigran dari orang tua mereka.
Para
pejabat AS mengatakan lebih dari 2.300 anak telah dipisahkan dari orang
tua atau wali mereka sejak awal Mei, ketika kebijakan itu diumumkan.
Anggota
parlemen yang mengunjungi anak di bawah umur dalam tahanan
menggambarkan anak-anak yang menangis di balik pagar rantai, tanpa tahu
kapan mereka akan bertemu orang tua mereka lagi.
Pada hari Selasa, Menteri Imigrasi Kanada Ahmed Hussen memperingatkan bahwa kebijakan itu dapat mengancam status safe haven Amerika.
Sebelumnya, ia bergabung dengan pembangunan Kanada dan menteri luar
negeri dalam menyatakan dukungan untuk pemukiman kembali pengungsi,
sesuai kebutuhan.
"Tidak ada yang menjadi pengungsi karena
pilihan. Kita semua mampu membantu pengungsi membangun kembali kehidupan
mereka dan melindungi mereka dari kelaparan dan peperangan," kata
sebuah pernyataan.
Kanada negara penerima suaka terbesar kesembilan terbesar di dunia tahun lalu, yakni 47.800 jiwa, menurut data pemerintah.
"Sepanjang
sejarah Kanada, kami telah melihat pengungsi dan keturunan mereka
menjadi produktif dan menyumbang anggota ekonomi kami, masyarakat kami
dan kehidupan budaya kami," katanya.
Menlu Meksiko sebut kebijakan pemisahan keluarga pendatang kejam dan tidak manusiawi
CB,
MEXICO CITY -- Menteri Luar Negeri Meksiko pada Selasa menyebut
pemisahan anak-anak dari orang tua pendatang di perbatasan Amerika
Serikat-Meksiko "kejam dan tidak manusiawi". Sedangkan calon presiden
sayap kiri menjelang pemilihan presiden bulan depan menyebutnya "rasis."
Gambar
yang diterbitkan minggu ini dari anak-anak dan pemuda yang duduk di
dalam kandang berlantai beton di fasilitas penampungan AS telah
menimbulkan kemarahan. Para pejabat AS membela langkah-langkah itu
sebagai cara untuk mengamankan perbatasan dan menghalangi orang yang
masuk secara ilegal.
"Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang jelas dan
menempatkan anak-anak, termasuk mereka yang cacat, dalam situasi yang
rentan," kata Menteri Luar Negeri Meksiko, Luis Videgaray pada
konferensi pers di Kota Meksiko, di mana dia mendesak AS untuk
mempertimbangkan kembali praktik tersebut.
Videgaray
mengatakan Pemerintah Meksiko telah membuat sikapnya jelas kepada
pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan mengangkat masalah ini dengan
pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk Sekretaris Jenderal
PBB Antonio Guterres.
Andres Manuel Lopez Obrador,
yang memimpin jajak pendapat menjelang pemilihan 1 Juli di negara itu,
meminta Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto untuk "bertindak mendesak"
untuk menghentikan "sikap arogan, rasis, tidak manusiawi mendeportasi
anak-anak, menempatkan mereka di dalam kandang dan memisahkan mereka
dari mereka dari orangtua."
"Segera, sesegera
mungkin, ketika gerakan kami menang, kami akan membela para pendatang
dari Meksiko, Amerika Tengah, semua benua Amerika, dan semua pendatang
di dunia," katanya di sebuah unjuk rasa di Culiacan, ibukota negara
bagian tenggara Sinaloa.
Dari sekitar 1.995 kasus
yang didaftarkan oleh otoritas AS, hanya sekitar satu persen dari
anak-anak yang terkena dampaknya adalah warga negara Meksiko, dan
sebagian besar telah dipulangkan, kata Videgaray. Di antara 21 kasus
yang diidentifikasi orang-orang Meksiko yang terpisah dari orang tua
mereka adalah seorang gadis berusia 10 tahun dengan Sindrom "Down" yang
ditahan di McAllen, Texas, kata Videgaray, menambahkan bahwa ibu gadis
itu dikirim ke tempat lain.
Jaksa Agung AS Jeff
Sessions mengumumkan kebijakan "nol toleransi" pada April bahwa semua
pendatang yang ditangkap saat melintasi perbatasan AS-Meksiko secara
ilegal harus dituntut secara kriminal di bawah undang-undang tindak
pidana. Kebijakan tersebut telah menyebabkan perpisahan keluarga karena
ketika staf perbatasan merujuk para pendatang yang ditangkap ke
pengadilan untuk penuntutan, orang tua ditahan di penjara federal untuk
menunggu persidangan oleh hakim sementara anak-anak tetap berada di
tahanan patroli perbatasan atau dipindahkan ke fasilitas.
Sebagian
besar anak-anak berasal dari Amerika Tengah, terutama Guatemala,
Honduras, dan El Salvador. Honduras pada Senin menyerukan AS untuk
mengakhiri pemisahan, dan El Salvador mengatakan kebijakan itu
menempatkan kesehatan anak-anak dalam risiko dan dapat menyebabkan luka
psikologis.
Videgaray mengatakan Meksiko akan
bekerja sama dengan pemerintah Amerika Tengah. Ketegangan meningkat
antara Meksiko dan AS di atas perbatasan bersama sejak Trump mencalonkan
diri untuk berkuasa demi membangun tembok perbatasan guna mencegah
pendatang gelap.
CB, Jakarta - Masalah pembangunan tembok perbatasan yang memisahkan Meksiko
dengan Amerika Serikat masih bergulir. Pada Rabu, 30 Mei 2018, Presiden
Meksiko, Enrique Pena Nieto, menyerang balik Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, dengan menyatakan pihaknya tidak sudi membayar sedikit pun
biaya membangun tembok perbatasan yang memisahkan kedua negara.
“Kepada
Presiden Donald Trump: Tidak, Meksiko tidak akan membayar untuk tembok
tersebut. Tidak sekarang dan tidak sampai kapanpun juga, hormat kami,
Meksiko,” kata Nieto melalui akun Twitter miliknya pada Rabu, 30 Mei
2018, waktu setempat.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto. AP Photo/Wally Santana,Pool
Respon
keras Nieto ini untuk merespond pernyataan Presiden Trump dalam sebuah
acara kampanye penggalangan dana di Nashville, Tennesse, Selasa, 29 Mei
2018. Saat itu, Trump mengatakan Meksiko wajib membayar pembangunan
tembok perbatasan yang memisahkan kedua negara yang saling bertetangga
ini.
“Mereka tidak melakukan apa-apa untuk mencegah para pendatang
atau imigran masuk melalui Meksiko, Honduras dan negara-negara lainnya.
Mereka tidak membantu kami sama sekali,” kata Trump, terkait isu
perbatasan dan pendatang atau imigran yang melibatkan dua negara
tersebut.
Aksi saling serang pernyataan antara Nieto dengan Trump
rupanya bukan pertama kalinya terjadi saat ini. Pada tahun 2016 Nieto
pernah melontarkan pernyataan yang sama mengenai isu perbatasan Amerika
Serikat dan Meksiko. Nieto juga pernah menunda pertemuan bilateral kedua
negara pada Februari 2018 setelah Trump mengancam akan memberlakukan
pajak impor kepada Meksiko agar mereka membiayai pembangunan tembok
perbatasan.
Trump semenjak masa kampanyenya sebagai Presiden
Amerika Serikat telah menjanjikan agar Meksiko membayar proyek
pembangunan tembok perbatasan kedua negara. Meski demikian, pemerintah
Meksiko selalu menolak ajakan Amerika Serikat tersebut.
Pada sisi
lainnya, pemerintahan Trump hingga kini belum juga mendapatkan pendanaan
yang diperlukan dalam proyek pembangunan tembok perbatasan dengan
Meksiko. Sebelumnya pada Maret 2018, Trump menyatakan bahwa mereka mampu
membangun tembok perbatasan sepanjang 100 mil serta mengganti
pagar-pagar lama perbatasan dengan yang baru.
Diperkirakan, total biaya yang disetujui untuk penggantian pagar-pagar baru perbatasan Meksiko-Amerika
Serikat tersebut mencapai US$ 1,6 Miliar atau setara Rp 22,4 Triliun.
Saat ini , pembangunan pagar perbatasan hingga sejauh 33 mil sudah
disetujui dengan payung hukum berupa Undang-Undang Keamanan Pagar
Perbatasan Amerika Serikat 2006.
Arsip: Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)
Texas (CB) - Garda Nasional Texas sudah mulai mengerahkan
pasukannya untuk membantu mengamankan perbatasan Amerika Serikat dengan
Meksiko di selatan saat Presiden Donald Trump belum berhasil membuat
Kongres atau Meksiko bersedia mendanai pembangunan dinding di sepanjang
perbatasan tersebut.
Pengiriman pasukan, yang diumumkan oleh para pejabat Texas, dilakukan
setelah Trump memerintahkan Menteri Pertahanan James Mattis agar meminta
personel Garda Nasional untuk membantu Departemen Keamanan Dalam Negeri
mengamankan perbatasan di empat negara bagian AS di barat daya,
termasuk Texas.
Mattis pada Jumat mengesahkan pendanaan bagi pengerahan 4.000 anggota
pasukan Garda Nasional untuk mejalankan operasi hingga 30 September,
menurut nota Departemen Pertahanan.
Pasukan itu akan berada di bawah "komando dan pengendalian" gubernur masing-masing, bunyi surat keterangan tersebut.
Trump selama ini gagal membujuk pemerintah Meksiko ataupun Kongres AS
untuk secara penuh mendanai pembangunan dinding perbatasan yang
diinginkannya.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto pada Kamis mengecam Trump atas rencana itu.
Garda Nasional Tentara Texas mengatakan bahwa 250 personel serta
pesawat, kendaraan dan peralatan pengawas akan dikirimkan ke perbatasan
Texas-Meksiko dalam 72 jam mendatang.
Kepastian rinci soal misi tersebut, termasuk jumlah keseluruhan tentara
yang dikerahkan beserta biayanya, belum ditentukan, kata komandan Garda
Nasional Tentara Texas, Brigadir Jenderal Tracy Norris, dalam acara
jumpa pers.
Garda Nasional telah menjalankan operasi di sepanjang perbatasan selama
berpuluh-puluh tahun. Sekitar 100 anggota Departemen Militer Texas saat
ini ditugaskan di sepanjang perbatasan dengan tugas untuk "mengamati dan
melaporkan", kata Norris.
Di Arizona, sekitar 150 anggota Garda Nasional akan dikirimkan ke
perbatasan pekan depan, kata Gubernur Arizona Doug Ducey pada Jumat
melalui Twitter.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS telah mengidentifikasi kerentanan
keamanan yang bisa ditangani oleh Garda Nasional, kata Mattis dan
Menteri Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen dalam pernyataan bersama
pada Jumat.
Nielsen mengatakan pekan ini bahwa pasukan tersebut tidak akan dilibatkan dalam tugas-tugas penegakan hukum.
Sebagai pendukung, pasukan Garda Nasional akan membantu para personel
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS dalam menghentikan
imigran-imigran ilegal memasuki wilayah AS, kata Nielsen, demikian
Reuters.
Departemen Pertahanan AS, Pentagon membentuk
badan baru guna mendukung rencana Presiden Donald Trump mengirim pasukan
militer ke perbatasan Meksiko. (REUTERS/Yuri Gripas).
Jakarta, CB -- Markas Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon menyatakan telah membentuk badan
baru untuk mendukung perintah Presiden Donald Trump yang ingin mengirim
pasukan militer Garda Nasional ke perbatasan Meksiko.
Badan baru
yang disebut 'sel dukungan keamanan perbatasan' itu akan menyalurkan
informasi antara Pentagon dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, yang
bertanggung jawab atas keamanan perbatasan.
"Sel akan bertahan
untuk masa mendatang, untuk memastikan kami meningkatkan kapasitas kami
untuk memenuhi tujuan keamanan perbatasan yang diinginkan presiden,"
kata juru bicara Pentagon Dana White, dikutip AFP, Jumat (6/4).
Trump pada Rabu lalu memerintahkan pengerahan militer Garda Nasional
ke perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko untuk membendung arus imigran
ilegal.
Karena Garda Nasional berada di bawah kekuasaan gubernur negara
bagian, Pentagon perlu menjalin hubungan dengan masing-masing dari empat
negara yang berbatasan dengan Meksiko untuk menentukan bagaimana
militer akan beroperasi.
"Upaya Garda Nasional akan mencakup
penerbangan, teknik, pengawasan, komunikasi, pemeliharaan kendaraan dan
dukungan logistik," kata White.
Sejauh ini, para pejabat Pentagon
masih belum tahu berapa banyak pasukan yang akan diterjunkan di
perbatasan, apakah mereka akan dipersenjatai, kapan mereka akan
dikerahkan, dan berapa lama mereka akan ada di sana.
Di sisi lain White membantah ada mis koordinasi atau komunikasi antara Trump dan Pentagon.
"Komunikasi antara Gedung Putih dan Departemen Pertahanan sangat jelas," katanya.
Trump sudah mengisayaratkan keinginan untuk mengerahkan militer
sejak awal pekan ini, setelah menerima laporan akan ada satu karavan
membawa banyak imigran dari arah Meksiko menuju AS.
"Sampai kita memiliki tembok dan keamanan yang memadai, kita harus mengamankan perbatasan kita dengan militer," kata Trump.
Rencana
pengerahan militer ini sempat menimbulkan tanda tanya karena
berdasarkan undang-undang, tentara dan ranting militer lain tak boleh
ikut serta dalam upaya penegakan hukum sipil di tanah AS kecuali
mendapatkan izin dari Kongres.
Selain itu, Trump juga ingin
membangun tembok perbatasan AS dan Meksiko, tapi keinginannya itu
menemui hambatan keuangan dan ia meminta bantuan Pentagon untuk
mendanainya.
White mengatakan Departemen Pertahanan sedang
merencanakan pembangunan tembok di Barry M. Goldwater Air Force Range di
Arizona, yang bersisian dengan perbatasan AS-Meksiko.
Pasukan militer diterjunkan sampai dinding perbatasan terbangun.
CB,
WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengatakan, Selasa (4/4), ia
akan menggunakan pasukan militer Amerika Serikat untuk menjaga
perbatasan dengan Meksiko. Pasukan militer akan dikerahkan sampai
dinding yang dijanjikan terpasang dan ada keamanan yang layak.
Trump menyebut penggunaan militer di perbatasan selatan itu sebagai
sebuah langkah besar. Presiden AS itu baru-baru ini mengancam akan
menghentikan bantuan AS untuk Honduras dan negara-negara lain kecuali
mereka menghentikan para migran Amerika Tengah menuju Amerika Serikat.
Ia
juga menekankan ancaman untuk menghentikan Perjanjian Perdagangan Bebas
Amerika Utara (NAFTA) jika aliran migran itu tidak dihentikan."Kami
akan melakukan ini dengan Meksiko, dan mereka harus melakukannya, kalau
tidak saya tidak akan mengurusi kesepakatan NAFTA," kata Trump kepada
para wartawan di Gedung Putih.
Trump
menambahkan, jika rombongan itu mencapai perbatasan AS, maka
undang-undang AS seakan sangat lemah dan menyedihkan. "Seakan-akan kita
tidak punya perbatasan," katanya.
Para
pejabat Meksiko pada Selasa mengatakan perjalanan "rombongan-rombongan"
dari sebagian besar negara-negara Amerika Tengah, termasuk banyak di
antaranya yang mengungsikan diri dari kekerasan di Honduras, telah
berlangsung sejak 2010.
"Sampai kita punya dinding dan keamanan layak kita akan menjaga perbatasan (dengan mengerahkan) militer," kata Trump.
Trump
menambahkan akan segera melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan
AS Mattis dan pihak-pihak terkait lainnya untuk membahas wacana itu.
Sejumlah presiden AS di masa telah memerintahkan pasukan Garda Nasional untuk menjaga perbatasan.
Di
bawah kepemimpinan Presiden W. Bush, pasukan Garda Nasional dari
seluruh 54 negara bagian dan wilayah AS dikerahkan antara 2006 dan 2008
untuk menjalankan tugas-tugas seperti analisa intelijen yang berkaitan
dengan perbatasan. Namun tidak secara langsung dikerahkan sebagai
petugas penegak hukum, menurut Pentagon.
Pena Nieto (REUTERS/Mexico Presidency/Handout via Reuters)
Jakarta, CB-- Presiden Meksiko Enrique
Pena Nieto menunda rencana kunjungannya ke Amerika untuk bertemu dengan
Donald Trump.
Pejabat senior AS mengungkapkan bahwa penundaan
ini terjadi setelah adanya panggilan telepon Trump ke Nieto terkait
tembok perbatasan.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa sekarang
bukanlah saat yang tepat untuk berkunjung, tapi mereka akan tetap terus
berkomunikasi dan bekerjasama," kata pejabat tersebut dikutup dari Reuters.
Pejabat Meksiko sudah mengungkapkan bahwa pertemuan puncak antara
Trump dan Nieto akan digelar pada beberapa minggu ke depan, tanpa
menjelaskan tanggal spesifiknya.
The Washington Post
mengungkapkan bahwa dua pemimpin tersebut berbicara selama sekitar 50
menit pada Selasa lalu. Namun diskusi tersebut menemui jalan buntu
ketika Trump tak setuju untuk menegaskan posisi Meksiko secara terbuka
dan tak akan mendanai pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.
Seorang
pejabat Meksiko mengatakan bahwa Trump kehilangan kesabaran selama
percakapan tersebut. Hanya saja pejabat AS menggambarkan perilaku Trump
sebagai orang yang frustasi dan jengkel.
Trump meyakini bahwa
tak ada alasan bagi Nieto untuk memintanya mundur dari janji kampanyenya
memaksa Meksiko untuk membayar pembangunan tembok tersebut.
Duta Besar RI untuk Meksiko Yusra Khan
(tengah, berjas abu-abu dasi merah) seusai jamuan makan siang dengan
para kepala sekolah SD Negeri yang menyandang nama Indonesia di Meksiko,
Selasa (23/1). (Ist/KBRI Meksiko)
Jakarta, CB -- Tahukah Anda di Meksiko ada tiga sekolah dasar yang menyandang nama Indonesia?
Sekolah-sekolah dengan ratusan siswa tersebut bukan khusus untuk warga
Indonesia, melainkan sekolah dasar negeri di negara di Amerika Latin
tersebut. Salah satu sekolah bahkan pernah dikunjungi Presiden Pertama
RI Soekarno.
“Indonesia bangga karena di Meksiko ada tiga sekolah
dasar yang bernama Indonesia," kata Duta Besar Indonesia untuk Meksiko,
Yusra Khan dalam jamuan makan siang dengan jajaran guru dan kepala
sekolah ketiga sekolah tersebut dalam rilis yang diterima CNN Indonesia, Kamis (25/1).
Yakni
Escuela de la Republica de Indonesia yang terletak di Tacuba, Mexico
City, Escuela de la Republica de Indonesia di Itzapalapa juga di Ibu
Kota Mexico City serta Colegio Indonesia di Coacalco - Estado de Mexico.
Menurut Yusra, nama Indonesia yang disandang adalah bukti kedekatan
Indoensia dengan Meksiko. "Hubungan antara KBRI dengan ketiga sekolah
tersebut cukup erat," kata Yusra.
Namun, lanjut Yusra, sudah sejak lama tidak ada kegiatan pengenalan Indonesia di tiga sekolah tersebut.
"Sudah
saatnya dihidupkan kembali kegiatan pengenalan Indonesia di sekolah
agar senantiasa tumbuh pemahaman dan kecintaan siswa Meksiko akan
Indonesia,' kata mantan Duta Besar RI untuk Markas PBB di New York itu.
Namun Gomez yakin bahwa izin tersebut akan mudah diberikan. Hal ini
lantaran pengenalan bahasa dan seni budaya Indonesia di lingkungan
sekolah bernama Indonesia akan memberikan nilai tambah yang positif bagi
para murid.Dalam jamuan yang digelar di KBRI Mexico City pada Selasa (23/1)
tersebut, Dubes Yusra Khan menawarkan agar kegiatan pelatihan seni dan
budaya Indonesia bagi murid-murid ketiga sekolah tersebut dihidupkan
kembali.
Antara lain pelatihan tari tradisional, musik dan lagu Indonesia. Juga pengajaran bahasa Indonesia.
Tawaran
ini disambut baik oleh Kepala Sekolah Colegio Indonesia, Yoxtalepetl
Escamilla Olguin dan Kepala Sekolah Indonesia – Tacuba, Laura Xochitl
Sanchez Gomez, serta wakil dari Sekolah Indonesia – Itzapalapa, dan 12
guru dari ketiga sekolah.
Menurut Olguin, sekolahnya memang sudah
sejak lama ingin bekerja sama dengan KBRI untuk mengaktifkan kembali
kegiatan pembelajaran tentang Indonesia di sekolahnya.
“Colegio
Indonesia dan KBRI, meski belum rutin, telah beberapa kali
menyelenggarakan pengenalan Indonesia di Coacalco," kata dia.
Dia
optimistis kegiatan latihan tari, musik dan lagu serta pengajaran
bahasa Indonesia bakal membuat murid-murid lebih memahami Indonesia.
Hal senada disampaikan Kepala Sekolah Indonesia di Tacuba yang pernah dikunjungi Presiden Sukarno pada bulan April 1961.
Meski
begitu, sebagai sekolah negeri, mereka memerlukan izin khusus dari
Kementerian Pendidikan Publik Meksiko untuk memasukan kegiatan
ekstrakurikuler bahasa dan seni budaya Indonesia.
Dalam pertemuan, ketiga sekolah dan KBRI juga
sepakat untuk menyelenggarakan kegiatan bersama di lingkungan kedutaan
dalam satu waktu.
Ketiga sekolah sepakat untuk menghadirkan
10-20 siswa sekolahnya dalam kegiatan pelatihan kesenian di KBRI yang
dilaksanakan di luar jam sekolah.
“Kesepakatan ini sangat
menggembirakan. Saya yakin siswa-siswi akan bangga menarikan atau
menyanyikan lagu Indonesia saat bersama masyarakat Indonesia
memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI bulan Agustus mendatang,"
kata Olguin yang pernah mengikuti Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI
ke-50 sebagai salah satu Teman Presiden RI tahun 1995.
Kegiatan
pelatihan seni dan budaya dan pengajaran Bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah bernama Indonesia tersebut diharapkan dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu dan rasa sayang siswa Meksiko terhadap Indonesia.
Saat
ini, masing-masing sekolah memiliki populasi siswa sebanyak 161 siswa
di Sekolah Indonesia – Tacuba, 500 siswa di Sekolah Indonesia –
Itzapalapa, dan 449 siswa di Sekolah Colegio Indonesia.
Ketiga sekolah tersebut tercatat memiliki banyak prestasi di bidang pendidikan, kesenian dan kebudayaan di Meksiko.
Chihuahua, Meksiko (CB) - Sebanyak 31 orang tewas dan tujuh
lainnya menderita luka tembak selama kerusuhan dua hari yang dipicu
oleh penyelundupan narkoba di negara bagian Chihuahua menurut seorang
juru bicara kejaksaan pada Sabtu waktu setempat.
Carlos Huerta,
juru bicara kantor kejaksaan setempat, mengatakan kerusuhan pada Kamis
dan Jumat tersebut terjadi karena serangan yang dilancarkan kartel
Juarez dan Sinaloa yang saling bersaing.
Dari 31 kematian, 22
terjadi di Ciudad Juarez, tujuh di ibu kota negara bagian Chihuahua dan
dua di Bocoyna menurut pihak berwenang. Di antara korban tewas ada empat
perempuan dan tiga remaja berusia 14, 15 dan 17 tahun.
Lebih dari 250 personel polisi federal dikerahkan ke daerah itu pada Sabtu.
Sesaat
sebelum serangkaian pembunuhan tersebut dimulai, Gubernur Negara Bagian
Javier Corral mengatakan bahwa 2018 akan menjadi "tahun keamanan publik
untuk Chihuahua" menurut siaran kantor berita AFP.
Gempa bumi di Meksiko pada 7 September (kiri) dan 19 September (kanan).
Meksiko baru saja
mulai mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh gempa besar, ketika gempa
besar lainnya mengguncang negeri itu. Wajar saja kalau orang bertanya:
apakah kedua gempa ini berhubungan? Apakah gempa yang satu merupakan
penyebab gempa yang lain?
Ahli seismologi masih memerlukan waktu
hingga beberapa bulan mendatang untuk mengkaji masalah ini, namun dari
tampakannya kedua gempa itu tidak terkait satu sama lain.
Kejadian
7 September, dengan kekuatan 8,1 skala Richter, memang menyentuh daerah
batas tektonik yang serupa dengan gempa hari Selasa (19/09) yang
berkekuatan 7,1. Tetapi episentrum - titik asal gempa di dalam Bumi -
kedua gempa itu terpisah berada sejauh 650km.
Jika gempa yang kedua merupakan gempa susulan, seharusnya
terjadi lebih dekat, dalam radius sekitar 100 km, kata ahli seismologi.
Itu
memang bukan pernyataan pasti dan ilmuwan pasti akan mengkaji semua
data yang akan masuk. Mungkin pada akhirnya mereka akan mengidentifikasi
cara seperti apa tekanan disalurkan di dalam kerak Bumi.
Yang sudah pasti terkait, adalah penggeraknya.
Meksiko berada di atas tiga lempeng tektonik besar. Baik gempa pada 7
September maupun pada 19 September terjadi di mana lempeng Cocos, yang
'menggendong' dasar Samudera Pasifik, bergerak menyusup ke bawah lempeng
Amerika Utara, yang merupakan platform untuk sebagian besar wilayah
daratan Meksiko.
Lempeng Cocos bergeser sekitar 75mm per tahun,
dan mengalami semacam liukan saat bergerak turun, membuat gerakan ke
bawah yang curam sebelum menjadi datar, lalu kemudian menukik lagi.
Pada titik kedua penurunan inilah asal gempa hari Selasa, beberapa puluh kilometer ke bawah.
Lebih dari 20 anak dan dewasa meninggal dunia ketika sekolah Enrique Rebsamen di Mexico City, ambruk.
Gempa pada tanggal 7 September 30 kali lipat lebih
merusak daripada gempa yang terakhir, namun bukan semata-mata karena
skala magnitudonya.
Peristiwa hari Selasa terjadi lebih dekat ke
daerah yang padat penduduk, dan di Mexico City gempa berdampak ke pusat
kota yang berada di atas tanah berjenis gembur yang meningkatkan
kekuatan guncangan.
Kesiapsiagaan akan memperkecil jumlah korban.
Meksiko adalah salah satu tempat yang paling aktif secara seismik di
muka Bumi, dan belajar dari kehancuran tahun 1985 ketika gempa
berkekuatan 8 skala Richter menyebabkan hingga 10.000 orang meninggal
dunia dan melukai 30.000 lainnya. Selasa 19 September adalah juga ulang
tahun ke-32 gempa besar itu.
Kejadian tragis tahun 1985 berujung pada dibuatnya
sistem peringatan dini - Sistema de Alerta SÃsmica Mexicano (SASMEX).
Ini merupakan yang pertama di dunia.
Sistem ini mengandalkan
jaringan sensor yang mampu mendeteksi kedatangan gelombang seismik gempa
(yang disebut gelombang P) yang bergerak cepat mendahului arus yang
bergerak lebih lambat. Gelombang yang kemudian datang menyusul, disebut
sebagai Gelombang S, adalah yang menimbulkan dampak kerusakan raksasa.
Peringatannya,
tergantung pada jarak dari asal gempa, bisa berlangsung dalam hitungan
detik sebelum terjadi, tapi tetap cukup waktu untuk menerapkan
langkah-langkah penyelamatan awal yang sudah dipraktikkan secara rutin.
Gempa 7 September menghancurkan banyak bangunan di Meksiko selatan dan Guatemala, dan menyebabkan sedikitnya 65 orang meninggal dunia.
Ada juga video online tentang hal ini. Dengan kata
lain, sistem peringatan itu bahkan memberi waktu pada warga untuk
menyalakan kamera di telepon mereka.
Ada anggapan bahwa banyak
warga yang mungkin mengabaikan peringatan itu karena beberapa saat
sebelumnya, hari itu, berlangsung latihan dengan membunyikan alarm dan
sirene - yang selalu dilakukan setiap tahun pada hari jadi gempa tahun
1985 itu. Tetapi banyak juga orang yang bereaksi dengan cara cepat dan
cerdas karena kesadaran mereka akan bahaya telah meningkat setelah gempa
September.
Prajurit
dan regu penyelamat bekerja di reruntuhan bangunan setelah gempa bumi
di Mexico City, Meksiko, Rabu (20/9/2017). (REUTERS/Henry Romero)
Mexico City (CB) - Regu penyelamat bekerja hingga
menjelang fajar pada Kamis demi menyelamatkan seorang anak sekolah
berusia 12 tahun dan korban selamat lain, yang kemungkinan terjebak di
bawah reruntuhan di pusat kota Meksiko.
Gempa berkekuatan 7,1 pada skala Richter pada Selasa adalah yang paling mematikan di Meksiko dalam 32 tahun belakangan.
Sedikitnya, 237 orang tewas dan 1.900 lagi luka-luka, sementara
lebih dari 50 korban selamat diungsikan dari beberapa tempat bencana
tersebut.
Petugas setempat pun berjanji melanjutkan pencarian
dan penyelamatan, seperti di bangunan sekolah roboh di kota Meksiko
selatan. Regu penyelamat Angkatan Laut berhasil berkomunikasi dengan
anak perempuan berusia 12 tahun itu, namun mereka masih belum dapat
membongkar reruntuhan untuk menyelamatkannya.
Sebelas anak lain diselamatkan dari sekolah Enrique Rebsamen, tempat
siswa berusia sekitar enam sampai 15 tahun, namun 21 siswa dan empat
orang dewasa telah tewas.
Regu penyelamat sebelumnya telah melihat sebuah tangan yang menonjol
dari puing-puing, dan anak perempuan itu menggoyangkan jarinya saat
ditanya apakah dia masih hidup, menurut penyiar Televisa, yang memiliki
akses khusus ke tempat kejadian untuk memberikan liputan langsung tanpa
henti.
Namun, sekitar 15 jam dalam usaha penyelamatan tersebut, Laksamana
Jose Luis Vergara mengatakan tim penyelamat masih belum bisa menentukan
lokasinya.
"Ada seorang gadis yang hidup di sana, kami cukup yakin akan hal
itu, tapi kami masih belum tahu bagaimana caranya menyelamatkannya,"
kata Vergara kepada Televisa, sebagaimana dilaporkan Reuters.
"Waktu yang telah berlalu akan mempersulit kemungkinan menemukan
korban terjebak reruntuhan yang masih hidup atau dalam kondisi baik,"
katanya.
Saat Vergara berbicara, petugas penyelamat membentuk rantai manusia
dan mengeluarkan banyak bongkahan beton besar sambil diterangi lampu
sorot.
Di seluruh pusat Meksiko, petugas setempat tidak berani menggunakan
peralatan berat karena takut menghancurkan orang di bawahnya.
Di ibu kota, regu penyelamat diikuti relawan dan saksi menggunakan
anjing, kamera, pelacak gerakan dan penangkap panas untuk mencari
kemungkinan korban hidup.
Sekitar 52 bangunan runtuh di kota Meksiko dan sejumlah lagi di negara bagian sekelilingnya.
Operasi
pencarian dan penyelamatan berlangsung di lokasi gedung roboh akibat
gempa di Condesa, Kota Meksiko, Meksiko, pada gambar dari media sosial,
Selasa (19/9/2017). (Rafael Arias/Social Media/via REUTERS)
Jakarta (CB) - Dua gempa bumi dahsyat dalam jangka 12 hari
telah mengguncang Meksiko untuk meruntuhkan bangunan-bangunan, membuat
orang-orang panik berlarian ke jalan, dan menewaskan ratusan orang yang
tidak bisa menyelamatkan diri dari timbunan gedung-gedung ambruk.
Pada
7 September gempa dahsyat 8,1 magnitudo yang merupakan gempa terdahsyat
yang menghajar Meksiko dalam seratus tahun terakhir itu mengguncang
negeri itu untuk meluluhlantakkan bagian selatannya yang berdekatan
dengan pusat gempa yang terletak di Samudera Pasifik.
Lalu Selasa
19 September gempa bumi 7,1 magnitudo yang berpusat di 100 mil dari
tenggara Mexico City menciptakan kerusakan hebat di ibu kota Meksiko
itu. Gempa itu terjadi bertepatan dengan peringatan gempa bumi 1985
yang menewaskan 10.000 orang di Meksiko.
Mengapa Meksiko terus diguncang gempa dahsyat?Lokasi Meksiko membuatnya rentan diguncang gempa bumi dahsyat karena nagara ini berada di zona subduksi.
Zona
subduksi adalah bagian Bumi di mana satu lempeng kerak bergeser pelan
satu sama lain di bawahnya. Pada kasus Meksiko, sebuah lempeng Pasifik,
yakni Cocos, perlahan-lahan bergerak ddi bawah lempeng benua Amerika
Utara.
Dari waktu ke waktu, tekanan tercipta karena friksi antara
lempeng satu dengan lempeng lainnya, dan pada satu tahap tertentu
tegangan itu menjadi demikian besar sehingga melepaskan energi besar
dalam bentuk gempa bumi.
Zona subduksi bertanggung jawab atas dua
gempa bumi yang belakangan terjadi di sepanjang pantai barat Amerika
Tengah, dari Meksiko Tengah sampai Panama, kata Gavin Hayes, pakar
geofisika dari Survei Geologi AS (USGS).
Subduksi-subduksi lain ditemukan di seluruh dunia dan dipercaya sebagai pemicu gempa-gempa bumi paling dahsyat di dunia.
Kenyataannya,
gempa bumi berkekuatan 9,0 magnitudo atau lebih tinggi lagi, hanya
terjadi di zona subduksi itu, kata Hayes. Contoh-contohnya adalah gempa
9,1 magnitudo di Jepang pada 2011, gempa 9,1 magnitudo di Aceh pada
2004, gempa 9,2 magnitudo di Alaska pada 1964 dan gempa 9,5 magnitudo di
Chile pada 1960.
Mengapa gempa di Meksiko tidak lebih kuat tapi dampaknya luar biasa merusakkan?Kedua
gempa bumi yang mengguncang Meksiko bulan ini terjadi di dalam Lempeng
Cocos yang tenggelam, ketimbang di antara Lempeng Cocos dan Lempeng
Amerika Utara.
Seandainya dua gempa bumi itu terjadi di antara kedua
lempeng tersebut, maka itu akan menghasilkan energi superdahsyat. Gempa
bumi yang terjadi di perbatasan lempeng biasanya melibatkan
patahan-patahan yang lebih besar dan untuk itu akan melepaskan energi
yang lebih besar yang menciptakan guncangan pada wilayah yang lebih
luas. Namun gempa-gempa itu biasanya terjadi sangat jauh dari permukaan,
kata Hayes.
Gempa bumi yang terjadi di dalam lempeng cenderung
lemah, tetapi kejadiannya tercipta di daerah yang lebih dekat ke
permukaan Bumi. Akibatnya gempa-gempa seperti ini menyebabkan kerusakan
mahahebat terhadap apa pun yang berada di atasnya.
Gempa bumi 7
September di Meksiko lalu lebih kuat dari gempa yang terjadi Selasa
malam lalu itu, tetapi gempa yang pertama itu tidak terlalu merusakkan
karena episentrumnya jauh dari wilayah padat penduduk.
Sebaliknya
gempa yang terjadi sehari lalu itu, episentrumnya jauh lebih dekat ke
Mexico City yang disebut Hayes dibangun di atas cekung sedimen. Posisi
geologis semacam itu membuat guncangan gempa terasa lebih dahsyat
ketimbang gempa yang terjadi di wilayah bukan cekung sedimen.
Seberapa sering gempa bumi dahsyat terjadi?Biasanya,
satu kali gempa bumi berkekuatan 8 magnitudo atau di atasnya terjadi di
dunia setiap tahun. Menurut Dr. Hayes, lusinan gempa berkekuatan 7
magnitudo ke atas terjadi setiap tahun di dunia.
Dr. Hayes mengatakan
2017 adalah relatif lebih jarang terjadi gempa. Mengapa? Karena,
berdasarkan catatan USGS, "baru terjadi" 4.200 gempa bumi berkekuatan
4,5 magnitudo ke atas di seluruh dunia sepanjang tahun ini. Bandingkan
dengan dua tahun sebelumnya, 2016 dan 2015, di mana masing-masing
terjadi 5.100 gempa bumi dengan kekuatan relatif sama. Bahkan pada
2014, terjadi sekitar 6,000 gempa bumi.
Arsip
Foto. Gempa paling dahsyat dalam kurun 85 tahun mengguncang Meksiko
menewaskan puluhan orang dan meluluhlantakkan gedung-gedungnya pada 8
September 2017. (Reuters)
Mexico City (CB) - Gempa bumi besar berkekuatan 7,1 skala
Richter mengguncang Meksiko tengah pada Selasa, menewaskan setidaknya
119 orang di sejumlah negara bagian dan meruntuhkan bangunan-bangunan di
ibu kota negara, Mexico City, yang padat penduduk.
Sementara
itu, para petugas penyelamat dengan penuh kepanikan terus berupaya
mencari orang-orang yang kemungkinan masih hidup di bawah reruntuhan.
Ribuan orang berlarian keluar ke jalanan dalam keadaan panik
sementara jutaan orang kehilangan sambungan listrik ketika gempa muncul
sekitar jam makan siang.
Suara-suara sirene bersahut-sahutan ketika para petugas penanganan
darurat bergegas di jalanan di Mexico City, salah satu kota terpadat di
dunia, dan daerah sekitar yang menjadi rumah bagi sekitar 20 juta orang.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengatakan 27 gedung roboh atau sebagian runtuh.
"Orang-orang saat ini merasa sangat ketakutan," kata seorang dokter gigi bernama Claudia Meneses.
Claudia sedang berada di kliniknya di kawasan Lindavista, Mexico City, ketika gempa muncul pada sore hari.
"Kami akan pergi ke sebuah gedung yang runtuh kalau-kalau ada yang
bisa kami bantu," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Gempa bumi dengan kekuatan 7 skala Richter atau lebih digolongkan
sebagai gempa besar dan bisa menyebabkan kerusakan yang hebat.
Laporan-laporan awal menunjukkan daerah yang paling parah terdampak
meliputi negara bagian Morelos, yang terletak di selatan Mexico City.
Menurut seorang pejabat negara bagian, setidaknya 54 orang tewas di
sana.
Pihak berwenang melaporkan ada sejumlah korban jiwa di Mexico City, juga di Puebla dan Negara Bagian Meksiko.
Gempa Selasa itu merupakan gempa terkuat kedua yang mengguncang
Meksiko dalam bulan ini. Pada 7 September gempa melanda Meksiko selatan,
menewaskan setidaknya 98 orang.
Meksiko sebelumnya pernah dihantam gempa bumi kuat yang menewaskan ribuan orang di Mexico City pada 1985.
Pada Selasa, sebelum gempa muncul, banyak warga Meksiko di berbagai
wilayah di negeri itu yang mengikuti latihan menghadapi gempa bumi
karena latihan itu wajib dilangsungkan setiap tanggal 19 September.
Menurut badan survei geologis Amerika Serikat, U.S. Geological
Survey, pusat gempa pada Selasa berada di negara bagian tengah, Puebla.
Gempa tersebut menyebabkan putusnya sambungan listrik 3,8 juta pelanggan lebih menurut perusahaan listrik nasional CFE.