Tampilkan postingan dengan label KURDI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KURDI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Maret 2018

SDF Suriah tuduh Ankara lakukan pembersihan etnis di Afrin


SDF Suriah tuduh Ankara lakukan pembersihan etnis di Afrin
Tentara pembebasan Suriah dukungan Turki berada di Afrin, Suriah, Jumat (2/3/2018). (REUTERS/Khalil Ashawi)




Beirut (CB) - Seorang pejabat tinggi Kurdi Suriah, Selasa, menuduh Turki menempatkan keluarga Turkmen dan Arab di desa-desa yang direbut dalam kampanye tentara Turki di wilayah Kurdi, Afrin.

Seorang pejabat senior Turki mengatakan tuduhan itu "benar-benar salah".

Turki melancarkan serangan besar di wilayah Suriah barat laut pada Januari, yang bertujuan untuk mengusir milisi YPG Kurdi.

Redur Xelil, kepala hubungan luar negeri di Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah aliansi milisi yang didominasi YPG, mengatakan bahwa Turki sedang melakukan kebijakan "perubahan demografis" di wilayah tersebut.

"Pemerintah Turki menempatkan keluarga Turkmen dan Arab di desa Afrin yang diduduki setelah memaksa pergi orang-orangnya dan mendistribusikan barang-barang milik orang-orang Afrin ke pemukim baru," katanya dalam sebuah pesan tertulis kepada Reuters.

Pejabat senior Turki tersebut mengatakan: "Klaim bahwa orang-orang Arab dan Turkmen ditempatkan di Afrin benar-benar salah ... Pengalihan populasi ke wilayah tersebut untuk mengubah struktur demografis tidak mungkin."

Turki memandang YPG sebagai perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan tiga dekade di Turki dan didaftar sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Turki.

Amerika Serikat menganggap YPG sebagai mitra berharga dalam perang melawan militan ISIS di Suriah utara.

Xelil menambahkan bahwa peran Turki di Suriah utara "meletakkan dasar bagi konflik etnis dan perselisihan antara orang Arab, Kurdi dan Turkmen".

Sementara itu sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Angkatan bersenjata Turki akan terus melakukan operasi di Suriah setelah operasi di Afrin dan Manbij untuk menyapu petempur Kurdi-Suriah dari perbatasan Turki dengan Suriah.

Turki, yang meluncurkan operasi di wilayah Suriah barat laut, Afrin, pada Januari mengancam untuk bergerak lebih jauh ke wilayah timur, Manbij, tempat pasukan YPG Kurdi Suriah dikerahkan.

Langkah itu membuat pasukan Turki menghadapi kemungkinan konfrontasi dengan Pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di sekitar kota.

Pada Kamis, menteri luar negeri Turki mengatakan pasukan Turkiak an menyelesaikan serangan di Afrin pa da Mei dan akan melakukanserangan gabungan bersama Baghdad terhadap gerilyawan Kurdi di Irak pascapemilihan umum parlemen Irak.



Credit  antaranews.com







Jumat, 02 Februari 2018

Serangan udara Turki tewaskan 49 gerilyawan Kurdi di Irak


Serangan udara Turki tewaskan 49 gerilyawan Kurdi di Irak
Pesawat tempur F-16 Turki (REUTERS)



Istanbul (CB) - Sejumlah pesawat tempur Turki membombardir 19 tempat persembunyian kelompok Partai Buruh Kurdistan (PKK) di kawasan utara Irak pada Senin sehingga menewaskan 49 gerilyawan PKK, kata angkatan bersenjata Turki pada Kamis.

Dua serangan udara dilancarkan di wilayah Asos/Qandil, Avasin/Basyan, dan Karkurk pada Senin, demikian pernyataan tertulis dari militer Turki.

Serangan udara itu berhasil menghancurkan tempat-tempat persembunyian, pemukiman sementara, dan gudang penyimpanan senjata kelompok PKK--yang menurut pihak militer pemerintah tengah menyiapkan serangan kejutan di sejumlah pos penjagaan perbatasan Turki.

PKK mengangkat senjata melawan pemerintah di kawasan tenggara Turki sejak tahun 1980an. Mereka masuk dalam daftar hitam terorisme oleh pemerintah Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Konflik antara PKK dengan pemerintah pusat di Ankara telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.





Credit  antaranews.com






Kamis, 01 Februari 2018


Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus

Turki menganggap YPG merupakan organisasi teroris.



CB, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Turki bahwa operasinya terhadap milisi Kurdi di Suriah utara seharusnya tidak menjadi alasan bagi Turki untuk menyerang Suriah. Ia mengatakan Ankara harus mengkoordinasikan tindakannya dengan sekutu-sekutunya.

Turki pekan lalu meluncurkan serangan udara dan darat di Suriah barat laut, yang menargetkan milisi YPG Kurdi di wilayah Afrin. Tindakan itu telah membuka front baru dalam perang yang telah berlangsung tujuh tahun dan mengikat hubungan dengan sekutu NATO di Turki.

"Jika ternyata operasi ini selain untuk melawan ancaman teroris potensial ke perbatasan Turki dan menjadi operasi invasi, maka hal ini menjadi masalah bagi kami," kata Macon dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Figaro.

Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris dan perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan selama tiga dekade di tenggara Turki yang sebagian besar Kurdi.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim membela operasi militer tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk mengamankan keamanan negara dan melindungi orang-orang Arab, Kurdi dan Turkemens dari organisasi teroris.

"Jika Prancis menafsirkan masalah ini sebagai operasi invasi, kita perlu menilai apa yang telah mereka lakukan di Suriah," kata Yildirum pada sebuah konferensi pers di samping Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri di Ankara.








Ia mengatakan Turki tidak bertindak dengan pikiran invasif. Amerika Serikat dan Prancis telah mempersenjatai dan melatih milisi yang dipimpin YPG dalam perang melawan ISIS di Suriah.

Macron mengatakan akan membawa masalah ini ke Presiden Turki Tayyip Erdogan dan meminta diskusi antara orang-orang Eropa serta negara-negara sekutu.



Credit  republika.co.id




Senin, 29 Januari 2018

Kurdi: Tak Lawan 'Pendudukan Turki' di Afrin, AS Standar Ganda


Kurdi: Tak Lawan Pendudukan Turki di Afrin, AS Standar Ganda
Pasukan Turki terlihat dekat Gunung Barsaya, timur laut Afrin, Suriah, pada 23 Januari 2018. Foto/REUTERS/Khalil Ashawi


MANBIJ - Kelompok Kurdi menuduh Amerika Serikat (AS) memiliki standar ganda karena tidak melawan “pendudukan Turki” di Afrin, Suriah, selama operasi militer berlangsung.

Kurdi yang jadi sekutu Washington dalam perang melawan ISIS minta AS memerangi pasukan Turki yang akan memperluas operasi militer di Manbij.

”Dengan koalisi, terutama pasukan AS, kami melihat beberapa standar ganda,” seorang perwira militer Kurdi dengan nama pendek Khalil kepada Ruptly Russia Today.

“Apa yang kami minta dari AS, khususnya adalah untuk memenuhi janji-janji terhadap (Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS), yaitu untuk melindungi daerah-daerah yang dibebaskan, termasuk Afrin, yang seperti apa yang dapat kita lihat, kami telah berjuang dengan heroik dan sengit selama tujuh hari melawan pendudukan Turki,” ujarnya, yang dilansir Senin (29/1/2018).

AS tidak melangkah masuk saat Turki meluncurkan operasi militer dengan nama ”Operation Olive Branch” di Afrin. Ankara berdalih, operasi itu ditujukan untuk memerangi teroris di wilayah Suriah utara tersebut.

Sebaliknya, Gedung Putih hanya menyampaikan kecemasannya saja. “Presiden Donald Trump menyampaikan kekhawatiran bahwa meningkatnya kekerasan (di Afrin) berisiko mencurangi tujuan bersama kita di Suriah,” kata Gedung Putih melalui seorang juru bicara.

”Dia mendesak Turki untuk berhati-hati dan menghindari tindakan yang mungkin menimbulkan risiko konflik antara pasukan Turki dan Amerika,” lanjut Gedung Putih.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memperingatkan bahwa Manbij akan menjadi sasaran operasi berikutnya. Dia berjanji untuk membersihkan kota itu dari "teroris”.

"Semua mata saat ini berada di AS untuk melihat apakah pasukan akan terlibat di sana, meskipun tidak melakukan apapun di Afrin,” ujar Erdogan.

Sekitar 2.000 tentara Amerika ditempatkan di Manbij sejak bulan Maret untuk mencegah bentrok antara pasukan Turki dan pemberontak Suriah yang didukung AS. Para tentara AS juga melakukan misi pelatihan dan menasihati para petempur lokal.

Juru Bicara Dewan Militer Manbij Sharvan Darwish mengungkapkan harapan dan optimisme bahwa AS tidak akan mundur dari Kota Manbij sekarang seperti yang diserukan Ankara.

”(Koalisi pimpinan AS) telah mengawasi pelatihan dan pengembangan Dewan Militer Manbij sampai sekarang. Tingkat koordinasi berjalan normal, dan sekarang lebih baik lagi, jujur saja. Ada patroli terus-menerus baik di garis depan atau di udara. Tidak ada apa-apa sampai sekarang yang menunjukkan bahwa mereka akan menarik kembali koordinasi atau kerja ini,” kata Darwish. 





Credit  sindonews.com