PM Kanada Justin Trudeau menolak minta maaf
karena menuntut Arab Saudi membebaskan aktivis hak-hak asasi manusia
(HAM). (REUTERS/Lucas Jackson)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menolak meminta maaf karena telah mencampuri catatan penegakan hak asasi manusia Arab Saudi dengan menuntut Riyadh membebaskan sejumlah aktivis.
Padahal,
kisruh diplomatik kedua negara ditengarai bisa merugikan relasi bisnis
Ottawa-Riyadh, termasuk perjanjian penjualan kendaraan lapis baja
senilai US$15 miliar.
"Kanada akan selalu menyuarakan secara kuat
dan jelas baik secara pribadi atau publik terkait masalah hak asasi
manusia," kata Trudeau di Ottawa seperti dikutip AFP pada Kamis (9/8).
"Kami tidak berharap akan menjalin hubungan yang buruk
dengan Saudi. Ottawa mengakui bahwa Riyadh telah menunjukkan sejumlah
kemajuan terkait HAM," paparnya menambahkan.
Pernyataan itu dilontarkan Trudeau menanggapi pertikaian antara
Kanada dan Saudi yang baru-baru ini terjadi hingga memicu pengusiran
diplomat asal negara di Amerika Utara itu dari Riyadh.
Meski
menolak meminta maaf, Trudeau mengatakan menteri luar negerinya,
Chrystia Freeland, telah "berbicara panjang" dengan Menlu Saudi Adel
al-Jubeir untuk menyelesaikan kisruh diplomatik kedua negara.
"Pembicaraan diplomatik terus dilakukan," papar Trudeau.
Cekcok
kedua negara bermula dari protes yang dilontarkan Kanada terhadap
Kerajaan Saudi. Ottawa berulang kali menuntut Riyadh membebaskan
sejumlah aktivis yang masih ditahan, salah satu yang ditangkap adalah
pegiat hak-hak asasi manusia (HAM) Samar Badawi.
Penangkapan ini
dilakukan beberapa minggu setelah puluhan pegiat hak perempuan ditahan
dan dituduh membahayakan keamanan nasional dan bekerja sama dengan musuh
negara. Meski begitu, sebagian dari pegiat hak perempuan Arab Saudi ini
telah dibebaskan.
Tuntutan Kanada tersebut dianggap
pemerintahan Raja Salman sebagai bentuk "campur tangan" atas masalah
dalam negerinya. Selain mengusir duta besar Kanada, Riyadh juga menarik
duta besarnya di Ottawa.
Tak hanya itu, Saudi bahkan memutus
hubungan dagang dan kerja sama pendidikan dengan Kanada. Maskapai Saudi
Arabia juga dilaporkan menyetop penerbangan langsung dari dan menuju
Ottawa akibat kisruh ini.
Kerajaan juga disebut berencana memulangkan seluruh warga Saudi yang tengah melakukan perawatan medis di Kanada.
Sementara
itu di Riyadh, Menlu al-Jubeir menegaskan Saudi menolak seluruh upaya
mediasi dengan Kanada dan menyatakan bahwa kerajaan tengah
mempertimbangkan "hukuman" lainnya bagi Kanada.
"Tidak ada hal
untuk dimediasi. Kanada telah melakukan kesalahan besar dan kesalahan
itu harus diperbaiki," papar al-Jubeir kepada wartawan.
Meski
begitu, al-Jubeir tak menjelaskan lebih rinci "hukuman" seperti apa yang
tengah dipertimbangkan negara petro dolar tersebut.
Saat ditanya
soal para aktivis yang masih ditahan, al-Jubeir menegaskan kembali
sikap pemerintah yang menganggap para tahanan itu telah melakukan kontak
dengan entitas asing.
Walaupun begitu, ia tak merinci tuduhan terhadap para aktivis yang ditahan tersebut.
"Masalahnya bukan soal HAM, ini masalah keamanan nasional," ujar al-Jubeir.
"Arab
Saudi tidak ikut campur urusan dalam negeri Kanada dengan cara apa
pun. Karena itu, Kanada juga harus memperbaiki sikapnya terhadap
kerajaan Saudi," kata dia menambahkan.
Credit
cnnindonesia.com