Sejumlah senator AS, termasuk Jeff Merkley,
mengajukan aturan yang menjamin segala kesepakatan teknologi dengan Arab
Saudi akan mencegah negara kerajaan itu membuat senjata nuklir. (Win
McNamee/Getty Images/AFP)
Jakarta, CB -- Sejumlah senator Amerika Serikat dari Partai Republik dan Partai Demokrat mengajukan aturan yang menjamin segala kesepakatan teknologi dengan Arab Saudi akan mencegah negara kerajaan itu membuat senjata nuklir.
Sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (12/2), di bawah rancangan resolusi itu, semua kesepakatan kerja sama nuklir antara perusahaan di AS dan Saudi harus mencegah pengayaan uranium atau pemrosesan kembali plutonium yang dibuat di reaktor.
"Jika Arab Saudi ingin menyentuh teknologi nuklir, sangat penting memastikan standar non-proliferasi. Amerika tidak boleh mendukung pengembangan senjata nuklir bagi aktor buruk di panggung dunia," kata Jeff Merkley, salah satu penggagas resolusi dari Partai Demokrat.
Sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (12/2), di bawah rancangan resolusi itu, semua kesepakatan kerja sama nuklir antara perusahaan di AS dan Saudi harus mencegah pengayaan uranium atau pemrosesan kembali plutonium yang dibuat di reaktor.
"Jika Arab Saudi ingin menyentuh teknologi nuklir, sangat penting memastikan standar non-proliferasi. Amerika tidak boleh mendukung pengembangan senjata nuklir bagi aktor buruk di panggung dunia," kata Jeff Merkley, salah satu penggagas resolusi dari Partai Demokrat.
Belum diketahui apakah mayoritas Senat akan mendukung resolusi yang tak mengikat pemerintahan AS ini.
Namun, jika mendapatkan dukungan signifikan, aturan ini akan menyiratkan kekhawatiran Kongres atas kampanye pengeboman Saudi di Yaman, juga pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat perwakilan Riyadh di Istanbul.
Saudi memang menyatakan ingin dapat memproduksi bahan bakar nuklir sendiri, tapi memastikan bahwa mereka tak tertarik mengubah teknologi itu untuk kepentingan militer.
Meski demikian, Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), tahun lalu mengatakan bahwa negaranya akan mengembangkan senjata nuklir jika Iran melakukan hal serupa.
Saudi pun menolak menandatangani kesepakatan dengan AS yang dapat mencegah mereka memperkaya uranium.
Tahun lalu, Saudi memasukkan AS dalam daftar negara yang dipertimbangkan untuk proyek pembangunan tenaga nuklir. Pemenang tender ini akan diumumkan pada 2019.
Perusahaan pengembang reaktor asal AS, Westinghouse, mengisyaratkan bahwa mereka akan menjual teknologi nuklir ke Saudi di bawah kesepakatan apa pun.
Sementara itu, Chris Crane, presiden perusahaan operator tenaga nuklir terbesar di AS, Exelon Corp, menyatakan bahwa Presiden Donald Trump mendukung upaya swasta untuk menjamin persaingan ekspor tenaga nuklir negaranya dengan Prancis, China, dan Rusia.
Credit cnnindonesia.com