Derek pelabuhan Hodeidah terlihat dari sebuah gubuk di pinggir kota Hodeidah, Yaman 16 Juni 2018. [REUTERS / Abduljabbar Zeyad]
CB, Jakarta - Pertempuran pecah di pinggiran kota pelabuhan Yaman, Hodeidah, pada Jumat sehari setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai oleh Houthi dan Pemerintahan Hadi dalam perundingan perdamaian yang di mediasi PBB di Swedia.
Pelabuhan utama yang digunakan untuk memberi pasokan makanan 30 juta orang Yaman dikuasai oleh gerakan Houthi, yang juga mengontrol ibu kota Sanaa dan telah berjuang melawan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi, yang berniat memulihkan pemerintah yang digulingkan pada 2014.
Hodeidah telah menjadi fokus pertempuran tahun ini, meningkatkan kekhawatiran pertempuran dapat memotong jalur suplai dan menyebabkan kelaparan massal. Pasukan Yaman yang didukung oleh koalisi Arab pimpinan Saudi telah dikerahkan di pinggiran kota.
Pemimpin delegasi Houthi Mohammed Abdul-Salam (kanan) dan Menteri Luar Negeri Yaman Khaled al-Yaman (kiri) berjabatan tangan di samping Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (tengah), selama penutupan konferensi pers perdamaian Yaman di kastil Johannesberg di Rimbo , di dekat Stockholm, Swedia, 13 Desember 2018. [TT News Agency / Pontus Lundahl via REUTERS]
Meskipun ada gencatan senjata, seorang penduduk mengatakan kepada Reuters, yang dikutip pada 15 Desember 2018, bahwa dia bisa mendengar suara rudal dan tembakan senapan otomatis di arah timur pinggiran kota yang dikenal sebagai distrik 7 Juli.
TV Al Masirah yang dikelola Houthi mengatakan, pesawat tempur Koalisi Arab telah meluncurkan dua serangan udara di kota Ras Isa di utara Hodeidah. Koalisi belum mengkonfirmasi serangan tersebut.
Kedua kubu, pemberontak Houthi dan pemerintahan Abdrabuh Mansour Hadi, setuju setelah seminggu perundingan di Swedia untuk menghentikan pertempuran di Hodeidah dan menarik pasukan mereka sebagai bagian dari langkah-langkah membuka gencatan senjata yang lebih luas dan negosiasi politik.
Ini adalah terobosan signifikan pertama bagi upaya perdamaian pimpinan-PBB untuk mengakhiri perang empat tahun yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan.
Utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan pada akhir perundingan damai bahwa kedua pihak akan menarik pasukan dalam beberapa hari dari pelabuhan dan kemudian dari kota. Pengawas internasional akan dikerahkan dan semua angkatan bersenjata akan mundur sepenuhnya dalam 21 hari.
Gambar dari rekaman video yang diperoleh dari Arab 24 memperilhatkan pasukan yang dipimpin koalisi Arab berkumpul untuk merebut kembali bandara internasional kota pelabuhan Hodeida, Yaman, dari pemberontak Syiah Houthi pada Sabtu, 16 Juni 2018.[Arab 24 via AP]
Komite Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan termasuk kedua belah pihak dan akan diketuai oleh PBB akan mengawasi implementasi kesepakatan.
Abdullah al-Alimi, seorang pejabat senior di kantor Presiden yang didukung Saudi Abdrabuh Mansour Hadi, mencuit di Twitter pada Jumat kesepakatan itu berarti penarikan Houthi dari kota dan otoritas yang sah akan sepenuhnya mengendalikan keamanan dan administrasi.
Kantor media Houthi juga menulis di Twitter bahwa pasukan pendudukan akan mundur dari Hodeidah dan otoritas saat ini akan menjadi otoritas resmi yang mengendalikan pelabuhan Hodeidah. Baik Houthi dan pemerintah Hadi masing-masing mengklaim memiliki legitimasi di pelabuhan utama Yaman usai kesepakatan gencatan senjata di Swedia.
Credit tempo.co