Senin, 03 Desember 2018

Saudi Pastikan Pemberontak Yaman yang Terluka Akan Dievakuasi


Saudi Pastikan Pemberontak Yaman yang Terluka Akan Dievakuasi
Ilustrasi militan Houthi. (Reuters/Khaled Abdullah)


Jakarta, CB -- Koalisi militer pimpinan Arab Saudi memastikan 50 anggota kelompok pemberontak Houthi yang terluka akan dievakuasi dari Sanaa, Yaman, ke Muscat, Oman, pada Senin (3/12) menggunakan pesawat sewaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Pesawat sewaan PBB akan tiba di bandara internasional Sanaa pada Senin untuk mengevakuasi 50 kombatan yang terluka, tiga dokter Yaman dan seorang dokter PBB, dari Sanaa ke Muscat," ujar juru bicara koalisi dalam pernyataan yang dikutip Badan Pers Saudi.

Nasib para militan yang terluka ini sempat dipertanyakan, terutama setelah perundingan damai pada September lalu gagal digelar.


Houthi menolak hadir karena menganggap PBB tidak dapat menjamin keamanan mereka hingga kembali lagi ke Yaman. Mereka juga ragu PBB akan menjamin evakuasi anggota milisi yang terluka.


Koalisi Saudi akhirnya sepakat memfasilitasi evakuasi para militan tersebut atau permintaan utusan PBB untuk urusan Yaman, Martin Griffiths.

Menurut juru bicara koalisi, mereka mau melakukan evakuasi itu atas alasan kemanusiaan dan untuk membangun kepercayaan demi perundingan damai.


Houthi sendiri sudah memastikan bahwa mereka akan menghadiri perundingan damai gagasan PBB di Swedia pada pekan ini jika sudah ada jaminan mereka dapat kembali dengan aman.

Ini bukan kali pertama upaya perundingan damai dilakukan. Sebelumnya, Kuwait menginisiasi pembicaraan damai pada 2016, tapi tak berhasil mencapai kesepakatan dan menyebabkan delegasi Houthi terlantar di Oman selama tiga bulan.

Upaya perundingan damai terus dilakukan mengingat korban kian membeludak. Sejak perang pecah pada 2015 lalu, hampir 10 ribu orang tewas.


Perang ini pecah ketika Houthi mengudeta istana kepresidenan di Sanaa, hingga Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi terpaksa kabur.

Atas permintaan Hadi, koalisi Saudi menggempur Houthi di Yaman dengan serangan udara yang tak hanya menewaskan pemberontak, tapi juga warga sipil.




Credit  cnnindonesia.com