Senin, 03 Desember 2018

Putin Ungkap Isi Percakapan Singkat dengan Trump di G20



Putin Ungkap Isi Percakapan Singkat dengan Trump di G20
Putin mengungkap isi percakapan singkat antara dirinya dengan Trump di sela-sela pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina. Foto/Sputnik

MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengungkap isi percakapan singkat antara dirinya dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump di sela-sela pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina.

Putin dan Trump dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan G20. Namun, di menit-menit akhir, Washington membatalkan pertemuan tersebut. Kedua pemimpin negara pada akhirnya tetap melakukan pertemuan singkat secara informal di sela-sela pertemuan tersebut.

Dalam sebuah konferensi pers di Moskow, Putin menyatakan, dalam percakapan itu dia menjelaskan situasi yang ada di Laut Hitam. Di mana pekan lalu sempat terjadi insiden yang melibatkan penjaga pantai Rusia dan Angkatan Laut Ukraina di perairan Crimea.

"Singkatnya, saya menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang insiden ini di Laut Hitam. Dia memiliki posisinya sendiri, saya memiliki posisi saya sendiri," kata Putin dalam sebuah pernyataan.

"Kami masing-masing berpegang pada pandangan kami sendiri, tetapi dalam hal apapun saya memberitahunya tentang perspektif kami tentang insiden ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (2/12).

Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuturkan, Presiden AS, Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin jika Moskow bebaskan perwira Ukraina yang ditangkap beberapa waktu lalu.

Berbicara saat melakukan wawancara dengan CNN, Pompeo menuturkan keputusan pembatalan pertemuan Trump dan Putin adalah sesuatu yang disesalkan. Namun, dia menyebut, pembatalan ini disebabkan oleh tindakan Rusia di Selat Kerch.

"Kami ingin para perwiran itu kembali, kami ingin kapal-kapal itu kembali. Kami menyesal (pembatalan pertemuan Putin-Trump), tetapi Rusia menyebabkan pertemuan ini dibatalkan oleh perilaku mereka di Selat Kerch," kata Pompeo. 




Credit  sindonews.com