Senin, 03 Desember 2018

George HW Bush, Akhir Sang Jawara Perang Teluk


George HW Bush, Akhir Sang Jawara Perang Teluk
Presiden AS ke-41 George HW Bush terkenal setelah memerintahkan invasi militer Amerika S untuk mengusir Irak dari Kuwait.. (Karl Stolleis/AFP)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat (AS) ke-41 George Herbert Walker Bush dikabarkan telah meninggal dunia pada Jumat malam (30/11) di Houston, Texas pada usia 94 tahun. Tokoh kenamaan yang lahir di Milton, Massachusetts, ini terkenal karena pernah memerintahkan militer AS mengusir tentara Irak dari Kuwait.

Sang istri, Barbara Bush, berpulang pada 17 April 2018. Tak lama setelah istrinya wafat, Bush pun dirawat karena infeksi. Kondisi fisiknya yang rapuh kian menurun sejak itu. Dia juga sempat beberapa kali masuk rumah sakit.

Lahir di Massachusetts pada 1924 silam, Bush berasal dari keluarga berada. Darah politiknya mengalir dari sang ayah, Prescott Bush, seorang pengusaha yang terjun ke pemerintahan dengan menjadi seorang senator dari Connecticut.


Menikahi Barbara pada 1945, Bush memiliki enam anak yakni Presiden AS ke-43 George, Robin, John yang lebih dikenal dengan sapaan Jeb, Neil, Marvin, serta Dorothy.

Bush merupakan lulusan ekonomi Universitas Yale, salah satu sekolah Ivy League di AS yang terkenal akan kesempurnaan akademis dan elitismenya.


Akhir George HW Bush, Sang Jawara Perang Teluk
George HW Bush. (Foto: Photo by - / AFP)

Bush muda sempat bergabung dengan angkatan laut AS setelah lulus dari sekolah menengah atas. Dia bahkan menjadi pilot termuda angkatan laut AS saat itu dan pernah diturunkan dalam sejumlah operasi saat Perang Dunia II.Selama menjabat di Gedung Putih, George HW Bush dikenal sebagai presiden yang sukses dengan politik luar negerinya, namun tak begitu cemerlang menyelesaikan masalah di dalam negeri.

Setelah menjadi wakil presiden selama dua periode menemani Presiden Ronald Reagan, Bush menjalankan pemerintahan AS dengan hati-hati. Selama masa transisi, politikus Partai Republik itu tak mencetus kebijakan signifikan maupun membawa perubahan radikal dalam negara.

Di luar negeri, mantan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu menghadapi perubahan politik global yang dramatis menyusul berakhirnya Perang Dingin dan keruntuhan Uni Soviet.


George HW Bush, Jawara Perang Teluk Berpulang (EMB)
Foto: AFP PHOTO / LUKE FRAZZA
Selama periode 1989-1993, Bush menerapkan sejumlah kebijakan luar negeri yang didominasi pendekatan militer.

Mantan Duta Besar AS untuk PBB itu juga pernah mengerahkan pasukan ke Panama demi menggulingkan rezim Manuel Noriega, yang dianggap korupsi dan mengancam warga AS di negara Amerika Tengah. Noriega pun diadili di AS atas dakwaan perdagangan narkoba.

Ujian terbesar Bush di luar negeri datang ketika Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein, menyerang Kuwait dan mengancam akan melakukan hal yang sama terhadap Arab Saudi -sekutu AS di kawasan.

Bush mengirim sedikitnya 425 ribu tentara ke Kuwait demi membendung Irak dibantu sekitar 118 ribu pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sekutu.


Akhir George HW Bush, Sang Jawara Perang Teluk
George H.W. Bush dan Ronald Reagan. (Foto: REUTERS/File Photo)
Kesuksesan AS di luar negeri nampaknya tak membuat Bush digemari oleh publiknya sendiri. Ia banyak dikritik karena tak mampu menghindari Negeri Paman Sam dari krisis ekonomi 1990.

Di dalam negeri, Bush menghadapi sejumlah tantangan seperti defisit perdagangan yang besar, pendapatan pemerintah federal yang terbatas, dan Kongres yang didominasi oleh Partai Demokrat.

Bush dikritik tidak memiliki visi jangka panjang dan tak bisa mengkomunikasikan pendekatannya secara efektif kepada publik.

Sebagian besar pemilih AS bahkan menganggap Bush tak begitu peduli dengan masalah domestik ketimbang politik luar negeri.

Bush pun gagal mempertahankan keyakinan publik terhadapnya dengan hanya sanggup bertahan selama satu periode setelah kalah dari Bill Clinton dalam pemilihan umum 1992.




Credit  cnnindonesia.com