Sabtu, 22 Desember 2018

Dari 4 Peristiwa Ini Cina Dituding Persekusi Umat Kristen


Suasana gereja di Cina. [ SOUTH CHINA MORNING POST]

CBJakarta - Sedikitnya 4 peristiwa tindakan keras pemerintah Cina di masa kepemimpinan Xi Jinping dan partai berkuasa, Partai Komunis Cina diterapkan kepada penganut Kristendalam setahun terakhir. Tindakan ini disebut untuk mengubah warga Cina untuk hanya percaya dan bergantung pada pemerintah dan partai Komunis Cina. 

1. Pencopotan Salib dan poster Yesus dan diganti foto Xi Jingping. 

Pemerintah desa Poyang, kota Yugan di provinsi Jiangxi memerintahkan pencopotan salib dan poster Yesus yang ada di rumah warga Kristen dan menggantinya dengan foto Xi Jinping.

Sekitar 10 persen dari populasi penduduk kota Yugan merupakan warga Kristen. Sekitar 11 persen dari 1 juta penduduk kota hidup di bawah garis kemiskinan.

Pencopotan salib dan poster Yesus merupakan program pemerintah untuk mentransformasi rakyatnya yang percaya pada agama menjadi percaya pada partai dan pemerintah Cina.

Pemerintah lokal menyatakan, agama tidak dapat mengangkat kehidupan mereka keluar dari kemiskinan, namun pemerintah Xi dan partainya akan membantu mereka untuk dapat hidup lebih baik.

"Banyak penduduk desa tidak peduli. Mereka mengira Tuhan penyelamat mereka. Setelah kader kami bekerja, mereka menyadari kekeliruan mereka dan berpikir: kami seharuanya tidak lagi bergantung pada Yesus, melainkan pada partai untuk memberikan bantuan," kata Qi Yan, ketua Kongres rakyat Huangjinbu dan penanggung jawab pemulihan kemiskinan kota, seperti dikutip dari South China Morning Post, 14 November 2018.

2. Peraturan baru tentang berbagai larangan kegiatan agama secara online. 

Pemerintah Cina untuk Urusan Agama mengunggah draf peraturan baru yang mengatur tentang aktivitas agama secara online. Draf aturan ini melarang acara agama yang ditayangkan secara langsung di Internet seperti ibadah, doa, dan pembakaran dupa.

Draf aturan memuat 35 pasal dan akan diberlakukan secara resmi pada Februari mendatang. Aturan itu antara lain menyebutkan, siapa saja yang akan membuat situs berkaitan dengan agama harus mendapat izin dari otoritas dan diuji tentang kesehatan moral dan secara politik dapat diandalkan.

Organisasi dan sekolah yang menerima linsensi hanya dapat mempublikasikan materi-materi via Internet di di internasl jaringan kerja organisasi atau sekolah tersebut. Situs hanya baru dapat diakses melalui pemberian nama dan password kepada pihak pendaftar.

 Aturan lainnya menyebutkan, larangan untuk mentransromasi secara global seperti pesan teks, photo, audio atau video tentang acara keagamaan tanpa seizin Kementerian Luar Negeri.

Provider harus mendapat persetujuan dari negara, harus mematuhi hukum yang berlaku.

Lisensi media oline akan berlaku selama 3 tahun terhitung sejak diperbaharui.

Situs media termasuk blog, dan berbagai media lainnya dilarang memakai nama-nama seperti China, Chinese, National.

Sedangkan nama penganut agama Katolik, Kristen, Budha hanya dapat digunakan secara spesifik di organisasi keagamaan mereka dan di sekolah mereka.

Peraturan ini juga melarang organisasi dan individu tanpa izin mengadakan doa dan pelajaran secara online. Bahkan peraturan ini melarang meneruskan link kontennya.

Warga asing juga dilarang memberikan informasi agama ke warga Cina melalui internet.


3. Penutupan gereja terbesar umat Kristen Protestan dan Katedral milik umat Katolik. 

Gereja Zion yang terbesar dan tidak terdaftar di Beijing dengan beranggotakan 1.500 umat Kristen ditutup pada September lalu. Penutupan gereja dilakukan setelah pihak gereja menolak perintah pemerintah memasang kamera pengaman di dalam gereja.

Setelah itu, Gereja Katolik Katedral Immaculate ditutup seketika karena akan diperbaiki. Sejumlah umat Katolik menduga perbaikan itu sebagai upaya terselubung untuk menghambat perayaan Natal yang menarik perhatian ribuan orang bahkan mereka yang bukan Kristen.

 4. Penutupan gereja dan penangkatan pendeta dan puluhan orang. 

Pada 9 Desember 2018, aparat Cina menutup gereja Kristen Protestan, Early Rain Covenant Church, dan menangkap puluhan umat Kirsten termasuk pendeta terkemuka gereja itu bernama Wang Yi.

Yi melakukan perlawanan dengan mengeluarkan pernyataan akan melakukan perlawanan secara damai terhadap peraturan yang dibuat si iblis Cina.

Setelah Yi dibebaskan, umat Kristen melanjutkan ibadahnya di luar gereja yang sudah ditutup dan dijaga oleh aparat polisi.

Christianity Today International, 17 Desember 2018 melaporkan sedikitnya 10 pemimpin Gereja Kristen Early Rain masih ditahan.Mereka yang dibebaskan menjelaskan selama ditahanan mereka disiksa dan kelaparan selama ditahan.

Credit TEMPO.CO


https://dunia.tempo.co/amp/1157662/dari-4-peristiwa-ini-cina-dituding-persekusi-umat-kristen