Ilustrasi tentara Afghanistan. (REUTERS/Mohammad Ismail)
"Kalau kami pergi saat ini juga, saya tidak yakin pasukan Afghanistan bisa mempertahankan negara mereka," kata Kepala Komando Pusat Angkatan Bersenjata AS, Letnan Jenderal Kenneth McKenzie, seperti dilansir The Guardian, Kamis (6/12).
Penilaian itu disampaikan McKenzie untuk mendongkrak sekaligus menyentil kemampuan militer Afghanistan. Sebab, mereka sudah 17 tahun lebih bertempur dan kondisi keamanan negara itu tak kunjung membaik karena kelompok Taliban masih sangat kuat.
McKenzie menyatakan sampai saat ini ada 14 ribu pasukan AS yang diperbantukan di Afghanistan. Sedangkan rekrutmen dan pertambahan pasukan Afghanistan tersendat. Penyebabnya adalah mereka menganggap bahaya pekerjaan itu tidak sepadan dengan bayarannya.
Sebab sejak 2015 tercatat sudah 28 ribu tentara Afghanistan meninggal dalam pertempuran ataupun serangan melawan Taliban. Sedangkan jumlah pejuang Taliban di seluruh Afghanistan diperkirakan mencapai 60 ribu orang.
"Jumlah pasukan Afghanistan yang meninggal dalam pertempuran sangat banyak. Mereka bertempur dengan keras. Hal ini harus diperbaiki," ujar McKenzie.
Menurut pemerintah Afghanistan, rata-rata ada 500 prajurit mereka yang meninggal saban bulan. Jika hal ini terus terjadi, maka pembicaraan damai akan sulit tercapai.
Credit cnnindonesia.com