Rabu, 14 November 2018

Jerman Serukan Pembentukan Pasukan Militer Khusus Uni Eropa



Jerman Serukan Pembentukan Pasukan Militer Khusus Uni Eropa
Kanselir Jerman Merkel usul bentuk militer khusus Eropa. (REUTERS/Fabrizio Bensch)


Jakarta, CB -- Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan pembentukan pasukan militer Uni Eropa secara nyata. Pernyataan Merkel ini sekaligus mendukung usulan serupa yang sudah pernah dilontarkan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk membuat pasukan gabungan Uni Eropa pekan lalu.

"Kami harus bekerja pada visi membangun militer Eropa yang nyata," tegas Merkel saat berpidato di Parlemen Eropa seperti dikutip Reuters, Selasa (13/11).

Merkel secara terang-terangan mendukung usulan Macron terkait perencanaan pertahanan Eropa baik melalui operasi militer maupun pengembangan senjata.


Menurut Merkel, pasukan militer Uni Eropa tidak akan merusak aliansi yang dibentuk Amerika Serikat (AS) lewat Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.

"Pasukan militer Uni Eropa bisa jadi pelengkap NATO," tegas Merkel.



Sebelumnya Macron menegaskan bahwa Benua Biru harus mulai mengurangi ketergantungan kepada AS. Macron menyerukan agar dibentuk sebuah pasukan militer Eropa yang 'sejati' untuk menangkal ancaman dari AS, Rusia, dan China.

Pernyataan ini disampaikan Macron terkait sikap AS yang disebut akan keluar dari kesepakatan bernama Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF). Menurut Macron, Eropa akan menjadi korban jika AS keluar dari perjanjian yang melarang AS maupun Rusia membuat rudal dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer tersebut.

Macron menegaskan perlindungan terhadap masyarakat Eropa akan terwujud melalui pasukan militer Eropa yang tangguh tanpa harus bergantung pada AS. Macron menyerukan dibentuknya pasukan khusus gerak cepat dari sembilan negara Eropa yang sifatnya bebas dari campur tangan NATO.


Pernyataan Macron membuat Presiden AS Donald Trump kesal. Melalui akun twitter pribadinya pada 9 November lalu, Trump menuding Macron sedang berusaha membangun pasukan militernya sendiri untuk melawan AS.

Hari ini, Selasa (13/11) Trump kembali berkicau dan membidik Macron. Trump mengecam Perancis yang kalah pada dua perang dunia karena dekat dengan Jerman.

Tak hanya itu, Trump juga menyinggung industi anggur Perancis. Menurut Trump AS dipersulit untuk mengirim anggur ke Perancis karena dikenakan tarif besar. Trump juga menyinggung tingkat akseptabilitas Macron di Perancis yang terus menurun karena meningkatkan angka pengangguran.





Credit  cnnindonesia.com