Jumat, 16 November 2018

Di KTT ASEAN, Aung San Suu Kyi Dikecam karena Rohingya


Aung San Suu Kyi bersama Christine Lagarde, Direktur IMF, pada acara gala dinner KTT ASEAN di Singapura, 14 November 2018.[Ong Wee Jin/The Straits Times]
Aung San Suu Kyi bersama Christine Lagarde, Direktur IMF, pada acara gala dinner KTT ASEAN di Singapura, 14 November 2018.[Ong Wee Jin/The Straits Times]

CB, Jakarta - Aung San Suu Kyi dikecam oleh Wakil Presiden AS Mike Pence atas perlakuan Myanmar terhadap etnis Rohingya di sela acara gala dinner KTT ASEAN di Singapura.
Dilansir dari Associated Press, Rabu 14 November 2018, di sela-sela pertemuan Pence mengatakan kepada Suu Kyi bahwa dia sangat ingin mendengar tentang kemajuan penyelesaian krisis atas penindasan militer di negara bagian Rakhine di Myanmar, yang disebut PBB sebagai pembersihan etnis.

"Kekerasan dan penganiayaan oleh militer dan keamanan mengakibatkan 700.000 Rohingya melarikan diri ke Bangladesh tanpa alasan," kata Pence.
"Saya berharap dapat berbicara dengan Anda (Suu Kyi) tentang hal yang kami junjung terhadap kebebasan pers dan independen," kata Pence yang mewakili AS dalam KTT ASEAN.

Wakil Presiden AS Mike Pence menyampaikan pidato di Asosiasi Pengacara Nasional Republik (RNLA) di Washington, AS, 24 Agustus 2018. [REUTERS / Chris Wattie]
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad juga mengkritik Aung San Suu Kyi. Mahathir mengatakan bahwa sebagai mantan tahanan politik ia harus memahami penderitaan dengan lebih baik. Perlakuannya terhadap Rohingya tidak dapat dibenarkan.

Mahathir juga berkomentar bahwa para pemimpin ASEAN mencoba menghindari untuk saling mengkritik. Ia mengatakan masalah Rohingya telah muncul selama jamuan makan malam di antara para pemimpin tetapi tujuan utamanya adalah keinginan untuk menyelesaikan masalah.
Suu Kyi menjadi ikon demokrasi setelah ia menghabiskan sekitar 15 tahun masa hidupnya di bawah tahanan rumah karena menentang kediktatoran militer Myanmar sebelumnya.

Pengungsi Rohingya mengumpulkan air menggunakan pompa air manual di kam Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh, 15 November 2018. Komite Nasional Solidaritas Rohingya (KNSR) menegaskan repatriasi harus ditunda hingga para pelaku pembantaian dibawa ke pengadilan. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Meskipun kini ia telah menjadi kepala de facto pemerintah sipil Myanmar sejak partainya menang pada pemilihan 2015, kekuasaanya dibatasi oleh konstitusi yang dibuat junta militer sebelumnya. Militer bertanggung jawab atas operasi keamanan termasuk di Rakhine. Namun Aung San Suu Kyi dikritik karena tidak membela Rohingya. Amnesty International baru saja mencabut penghargaan Aung San Suu Kyi.


"Kami memahami negara kami lebih baik daripada negara lain. Saya yakin Anda akan mengatakan hal yang sama dengan Anda, bahwa Anda memahami negara Anda sendiri lebih baik daripada orang lain," ucap Suu Kyi menanggapi kritikan Pence.
"Jadi kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk menjelaskan kepada Anda apa yang terjadi, bagaimana kita melihat hal-hal yang muncul," katanya.
Setelah pertemuan itu, pejabat senior pemerintah AS mengatakan Pence dan Aung San Suu Kyi telah membahas pentingnya membuat pengungsi Rohingya kembali, tetapi harus dengan dasar sukarela dan kemauan pribadi.






Credit  tempo.co