Kamis, 18 Oktober 2018

Australia Pertimbangkan Akui Yerusalem Ibu Kota Israel



Australia Pertimbangkan Akui Yerusalem Ibu Kota Israel
Australia Pertimbangkan Akui Yerusalem Ibu Kota Israel


SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison terbuka untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Morrison juga menyebut kemungkinan memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia ke Yerusalem seperti langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Desember lalu.

Jika rencana ini dilaksanakan Australia, maka akan mengubah beberapa dekade kebijakan luar negeri dan memicu ketegangan dengan beberapa negara tetangga di Asia. Australia akan menandatangani kesepakatan perdagangan tahun ini dengan Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia. Indonesia merupakan pendukung kemerdekaan Palestina dan memiliki banyak penentang keputusan Trump.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi saat konferensi pers bersama Menlu Palestina Riyad al-Maliki di Jakarta menegaskan kembali dukungan Indonesia pada solusi dua negara dalam konflik Timur Tengah. RI juga memperingatkan Australia agar tidak mengambil risiko ketidakamanan.

”Indonesia meminta Australia dan negara-negara lain mendukung perundingan damai dan bukan mengambil langkah-langkah yang akan mengancam proses perdamaian dan stabilitas keamanan dunia,” kata Retno. Menlu Palestina Maliki menyatakan, dia sedih jika Australia melanggar hukum internasional dan tidak menghormati resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

”Mereka menciptakan risiko hubungan dagang dan bisnis Australia dengan penjuru dunia, terutama dunia Arab dan Muslim,” kata Maliki dikutip kantor berita Reuters.

”Duta Besar (Dubes) dari 13 negara-negara Arab bertemu di Canberra kemarin dan sepakat mengirim surat pada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Australia untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka,” ungkap Dubes Mesir untuk Australia Mohamed Khairat.

Morrison menjelaskan di parlemen, kemarin, dia berkomunikasi dengan Presiden RI Joko Widodo untuk menjelaskan sikapnya. Keterbukaan Mor rison untuk mengakui Yerusalem ibu kota Israel dan memindahkan Kedubes Australia ke Yerusalem itu muncul empat hari menjelang pemilu sela di Sydneyyangmengancamkekuasaan koalisi kanan-tengah.

Pemilu sela di Sydney memperebutkan kursi Wentworth yang ditinggalkan mantan PM Australia Malcolm Turnbull setelah kudeta ruang partai oleh anggota Partai Liberal yang kini dipimpin Morrison pada Agustus lalu.

Data sensus menunjukkan 12,5% warga Wentworth adalah Yahudi, jumlah terbesar dibandingkan tempat lain di Australia. Kandidat Partai Liberal Dave Sharma bertarung dalam pemilu sela itu pada Sabtu (20/10). Sharma adalah mantan Dubes Australia untuk Israel yang pernah mengungkapkan ide itu.

Morrison harus bernegosiasi dengan anggota parlemen independen untuk bisa terus memimpin pemerintahan minoritas, jika koalisi berkuasa kalah dalam pemilu sela tersebut. 





Credit  sindonews.com