CB, Jakarta -
Kementerian Luar Negeri Turki mengeluarkan sebuah pernyataan, Ahad, 8
April 2018, isinya mengutuk keras serangan kimia di Kota Douma, Suriah, dan mendesak masyarakat internasional melakukan penyelidikan untuk menemukan pelaku.
Media Turki, Daily Sabah, dalam pemberitaannya mengatakan, pasukan rezim Bashar al Assad menjatuhkan bom barel berisi racun kimia di kawasan sipil di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur, pada Sabtu dini hari, 7 April 2018, waktu setempat. Akibat serangan tersebut, sedikitnya 70 orang tewas dan lebih dari 500 orang cedera.
Pekerja medis memberikan oksigen kepada bayi melalui respirator setelah dugaan serangan gas beracun di Douma, Ghouta timur, Suriah, 8 April 2018. Serangan gas beracun ini terjadi di sebuah kota yang dikuasai pemberontak di dekat ibu kota. AP/White Helmet
"Kami mengutuk keras serangan tersebut yang diduga dilakukan oleh
rezim. Masyarakat internasional punya rekaman rezim Suriah pernah
menggunakan senjata kimia," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri
Turki.
Pernyataan itu menambahkan, insiden itu menunjukkan, resolusi Dewan Keamanan PBB tentang penggunaan senjata kimia bernomor 2118, 2209, dan 2235 telah diabaikan. "Kami berharap komunitas internasional menunjukkan reaksinya dalam menghadapi serangan."
Seorang anak Suriah menunggu untuk menerima perawatan medis setelah pasukan rezim Assad diduga melakukan serangan gas beracun ke kota Duma, Ghouta Timur, Suriah, 7 April 2018. Halil el-Abdullah/Anadolu
Sementara itu dari Rusia diperoleh informasi, sekutu dekat Suriah itu membantah segala berita tentang serangan senjata kimia. Sebab semua berita tersebut dianggap bohong dan dibuat-buat.
"Penyebaran cerita gadungan tentang penggunaan klorine dan zat beracun lainnya oleh pasukan pemerintah Suriah terus berlanjut," bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip Reuters.
Media Turki, Daily Sabah, dalam pemberitaannya mengatakan, pasukan rezim Bashar al Assad menjatuhkan bom barel berisi racun kimia di kawasan sipil di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur, pada Sabtu dini hari, 7 April 2018, waktu setempat. Akibat serangan tersebut, sedikitnya 70 orang tewas dan lebih dari 500 orang cedera.
Pekerja medis memberikan oksigen kepada bayi melalui respirator setelah dugaan serangan gas beracun di Douma, Ghouta timur, Suriah, 8 April 2018. Serangan gas beracun ini terjadi di sebuah kota yang dikuasai pemberontak di dekat ibu kota. AP/White Helmet
Pernyataan itu menambahkan, insiden itu menunjukkan, resolusi Dewan Keamanan PBB tentang penggunaan senjata kimia bernomor 2118, 2209, dan 2235 telah diabaikan. "Kami berharap komunitas internasional menunjukkan reaksinya dalam menghadapi serangan."
Seorang anak Suriah menunggu untuk menerima perawatan medis setelah pasukan rezim Assad diduga melakukan serangan gas beracun ke kota Duma, Ghouta Timur, Suriah, 7 April 2018. Halil el-Abdullah/Anadolu
Sementara itu dari Rusia diperoleh informasi, sekutu dekat Suriah itu membantah segala berita tentang serangan senjata kimia. Sebab semua berita tersebut dianggap bohong dan dibuat-buat.
"Penyebaran cerita gadungan tentang penggunaan klorine dan zat beracun lainnya oleh pasukan pemerintah Suriah terus berlanjut," bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip Reuters.
Credit TEMPO.CO