MOSKOW
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov tidak menutupi adanya
rencana Rusia untuk mengerahkan dan menjual sistem pertahanan udara
S-300 ke Suriah dalam waktu dekat. Lavrov menuturkan, pengerahan S-300
ini ditujukan untuk melindungi Suriah dari ancaman eksternal.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Lavrov menuturkan Rusia sudah memiliki rencana untuk mengerahkan dan juga menjual S-300 ke Suriah sejak lama. Namun, rencana ditangguhkan karena banyaknya penolakan dari apa yang dia sebut negara mitra.
“Beberapa tahun yang lalu kami memutuskan untuk tidak menyediakan sistem S-300 ke Suriah atas permintaan mitra kami," kata Lavrov dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (17/4).
"Sekarang, kami akan mempertimbangkan opsi untuk memastikan keamanan negara Suriah setelah tindakan agresi yang keterlaluan ini dari Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris Raya," sambungnya.
Rusia sendiri sejatinya sudah mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 ke Suriah. Sistem pertahanan udara ini diklaim sukses menembak jatuh semua rudal yang ditembakan oleh AS cs.
Terkait dengan rencana pengerahan S-300, media-media Israel dibuat panik oleh keputusan yang pertama kali disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia itu.
Jerusalem Post memperingatkan bahwa superioritas udara Israel berada pada risiko di salah satu wilayah yang paling sulit jika Rusia memutuskan untuk menjual sistem pertahanan udara yang lebih canggih ke Suriah.
Analis dari penyiar berita I24 Ron Ben-Yishai mendukung kekhawatiran ini. Ia mengatakan bahwa negara Yahudi itu harus mengambil tindakan peringatan dan pencegahan yang belum diambil sejauh ini.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Lavrov menuturkan Rusia sudah memiliki rencana untuk mengerahkan dan juga menjual S-300 ke Suriah sejak lama. Namun, rencana ditangguhkan karena banyaknya penolakan dari apa yang dia sebut negara mitra.
“Beberapa tahun yang lalu kami memutuskan untuk tidak menyediakan sistem S-300 ke Suriah atas permintaan mitra kami," kata Lavrov dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (17/4).
"Sekarang, kami akan mempertimbangkan opsi untuk memastikan keamanan negara Suriah setelah tindakan agresi yang keterlaluan ini dari Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris Raya," sambungnya.
Rusia sendiri sejatinya sudah mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 ke Suriah. Sistem pertahanan udara ini diklaim sukses menembak jatuh semua rudal yang ditembakan oleh AS cs.
Terkait dengan rencana pengerahan S-300, media-media Israel dibuat panik oleh keputusan yang pertama kali disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia itu.
Jerusalem Post memperingatkan bahwa superioritas udara Israel berada pada risiko di salah satu wilayah yang paling sulit jika Rusia memutuskan untuk menjual sistem pertahanan udara yang lebih canggih ke Suriah.
Analis dari penyiar berita I24 Ron Ben-Yishai mendukung kekhawatiran ini. Ia mengatakan bahwa negara Yahudi itu harus mengambil tindakan peringatan dan pencegahan yang belum diambil sejauh ini.
Credit sindonews.com