Kamis, 05 April 2018

Pentagon: Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir Rusia Gagal



Pentagon: Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir Rusia Gagal
Cuplikan video tes rudal jelajah bertenaga nuklir Rusia yang dipamerkan Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan 1 Maret 2018 lalu. Foto/RU-RTR Russian Television


WASHINGTON - Dua tes rudal jelajah bertenaga nuklir Rusia mengalami kegagalan. Demikian klaim Pentagon yang disampaikan pejabatnya pada hari Rabu.

Pejabat Pentagon yang berbicara dengan kondisi anonim tersebut mengungkapkan kegagalan tes senjata Moskow kepada The Washington Free Beacon, yang dilansir Kamis (5/4/2018).

Dua tes tembak rudal dilakukan di Arktik, Rusia, dan dipantau oleh badan-badan intelijen Amerika.

Rudal-rudal  yang diuji tembak itu itu termasuk senjata strategis baru yang diumumkan untuk pertama kalinya pada 1 Maret 2018 dalam pidato kenegaraan Presiden Vladimir Putin.

Dalam pidato kenegaraan tahunannya, Putin menggunakan presentasi video untuk memamerkan perkembangan dua sistem senjata pengiriman nuklir baru yang diklaim dapat menghindari deteksi radar.

Menurut Putin, rudal jelajah seperti itu berhasil diuji coba pada akhir 2017 lalu.

"Selama penerbangan, pembangkit listrik mencapai output yang ditentukan dan memberikan dorongan yang diperlukan," kata Putin. "Peluncuran rudal dan tes di lapangan memungkinkan untuk pindah ke penciptaan jenis senjata yang benar-benar baru, sistem senjata nuklir strategis dengan rudal bertenaga nuklir."

Pejabat pertahanan Amerika, bagaimanapun, mengatakan klaim Putin adalah salah, karena selama kedua uji coba, pembangkit listrik rudal itu gagal menyala.

Pejabat Pentagon tersebut menambahkan bahwa tes-tes itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskow menimbulkan dampak dari senjata bertenaga nuklir tersebut.

Beberapa rincian tersedia terkait informasi kegagalan tes rudal jelajah Rusia itu telah diketahui oleh kedua badan intelijen Amerika selama setidaknya satu tahun dan telah disampaikan kepada militer Washington.

Informasi itulah yang dijadukan acuan dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) pemerintah Presiden Trump beberapa waktu lalu. Dokumen itu mengungkap senjata strategis baru yang sedang dikembangkan Moskow. 





Credit  sindonews.com