Kamis, 05 April 2018

Berani Pamer ke Amerika, Siapakah Menhan Cina Wei Fenghe?


Presiden Xi Jinping menyerahkan bendera militer Pasukan Pembebasan Rakyat Cina kepada Komandan Pasukan Roket, Wei Fenghe, pada Januari 2016. The Standard - Hongkong
Presiden Xi Jinping menyerahkan bendera militer Pasukan Pembebasan Rakyat Cina kepada Komandan Pasukan Roket, Wei Fenghe, pada Januari 2016. The Standard - Hongkong

CB, Jakarta - Nama Menteri Pertahanan Cina Jenderal Wei Fenghe menghiasi media massa global setelah membuat pernyataan berani mengenai posisi negaranya terhadap Amerika Serikat.
Pernyataan itu makin menarik karena dilontarkan saat dia berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan mitranya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, pada Selasa, 3 April 2018. Cina dan Rusia mengumumkan kerja sama strategis untuk menghadapi dominasi unipolar, yang menurut mereka dilakukan Amerika Serikat.

Ads by Kiosked
Saat keduanya bertemu, Wei, 63 tahun, mengatakan kepada Shoigu, "Cina datang ke Moskow untuk menunjukkan kepada AS dekatnya hubungan militer antara negara Cina dan Rusia. Kami datang untuk mendukung Anda.”
Lalu siapakah Wei yang baru menempati posisinya sebagai Menteri Pertahanan Cina pada pertengahan Maret 2018?

Menurut media India Times, Wei merupakan orang dekat Presiden Cina Xi Jinping, yang juga baru terpilih sebagai Presiden Cina seumur hidup.
Wei sebelumnya menjabat Komandan Unit Rudal, yang merupakan bagian dari Korps Artileri Kedua dari PLA. Unit ini kemudian dikembangkan menjadi Pasukan Roket PLA dan Pasukan Pendukung Strategis PLA.
Sebagai Menteri Pertahanan, seperti dilansir media The Standard asal Hong Kong, Wei berada di bawah Presiden Xi, yang juga Ketua Komite Pusat Militer, dan dua wakilnya. Namun Wei menjadi tokoh sentral yang langsung membawahi dua juta pasukan Cina.
Sejak sepuluh tahun terakhir, Cina melakukan modernisasi besar-besaran semua teknologi militernya dengan produksi domestik atau melakukan kerja sama manufaktur dengan perusahaan dari negara lain, seperti Rusia.
Pada 2018, Cina menaikkan anggaran militer 8,1 persen menjadi US$ 173 miliar atau sekitar Rp 2.400 triliun. Hal itu membuatnya sebagai negara dengan anggaran militer tahunan kedua terbesar di bawah Amerika.
Menurut Komando Strategis Amerika, Pasukan Rudal Cina merupakan pasukan rudal paling aktif dan beragam kemampuan. Pasukan ini memiliki berbagai jenis rudal terpandu buatan domestik untuk jarak pendek dan menengah yang bisa digunakan untuk menyasar Taiwan, yang dianggap sebagai provinsi pembangkang.
Namun Pasukan Rudal Cina juga memiliki sejumlah rudal terpandu andalan jarak jauh, seperti rudal antarbenua, yang bisa menarget Amerika dan negara sekutu, yang berjarak ribuan kilometer.





Credit  tempo.co