Jumat, 06 April 2018

Partai Mahathir Dibubarkan Sementara Jelang Pemilu Malaysia


Partai Mahathir Dibubarkan Sementara Jelang Pemilu Malaysia
Partai Mahathir Mohamad dibubarkan jelang pemilu karena kurang dokumen persyaratan. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)


Jakarta, CB -- Malaysia memerintahkan partai baru mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada Kamis (5/4), sementara negara tersebut bersiap menghadapi pemilihan umum yang bisa digelar dalam waktu dekat.

Pencoretan partai ini merupakan pukulan telah bagi lelaki berusia 92 tahun yang memimpin kampanye oposisi federal melawan Perdana Menteri Najib Razak.

Dalam surat tertanggal 5 April, Panitera Pendaftaran (Jabatan Pendaftaran Pertubuhan) menyatakan Parti Pribumi Bersatu Malaysia tidak memenuhi tenggat waktu 30 hari untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk membuktikan partai telah memenuhi syarat-syarat pendaftaran.


"Dengan demikian memutuskan sementara untuk kelompok tersebut untuk dibubarkan mulai diterbitkannya surat ini," kata panitera Surayati Ibrahim dalam surat yang dikutip Reuters.

Partai Mahathir bisa mengajukan banding atas putusan itu atau membatalkannya dengan menyediakan dokumen yang diperlukan dalam tenggat waktu 30 hari. Jika gagal, maka pembubaran partai akan berlaku secara permanen, kata Surayati dikutip sejumlah media.

Keputusan untuk mencoret partai Mahathir diambil sehari sebelum Najib diperkirakan akan membubarkan parlemen untuk menjelang pemilu.

Dengan keikutsertaan Mahathir dalam kelompok oposisi, koalisi tak terkalahkan Najib yang Dipimpin oleh Organisasi Nasional Malay Bersatu menghadapi salah satu tantangan terkuatnya sejak Malaysia merdeka pada 1957.

Mahathir berbalik melawan Najib setelah terungkap pada 2015 lalu bahwa $681 juta dana dari yayasan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) diduga mengalir ke rekening pribadi sang kepala negara.

Lebih dari enam negara turut menyelidiki kemungkinan penyelewengan dana terkait 1MDB.

Sementara itu, Najib terus menampik semua tudingan tersebut.

Mahathir yang sempat menjabat perdana menteri selama 22 tahun telah memperbaiki hubungan dengan tokoh oposisi yang dipenjara, Anwar Ibrahim, dalam rangka membentuk koalisi kuat menggulingkan Najib.





Credit  cnnindonesia.com