Rabu, 11 April 2018

Kapal Perang AS Dilaporkan Menuju Suriah usai Ancaman Trump





Kapal Perang AS Dilaporkan Menuju Suriah usai Ancaman Trump
Kapal perang Amerika Serikat, USS Donald Cook. Kapal itu saat ini sudah siaga di Laut Mediterania. Foto/Sputnik


WASHINGTON - Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang menuju ke lepas pantai Suriah di Laut Mediterania. Laporan ini muncul setelah Presiden Donald Trump mengancam rezim Suriah, termasuk dengan opsi militer atas tuduhan melakukan serangan kimia di Douma.

The Wall Street Journal pada Selasa (10/4/2018) mengutip sumber Pentagon melaporkan, dalam beberapa hari ke depan kapal perang kedua Angkatan Laut AS mungkin sudah memasuki Laut Mediterania.

AS saat ini sudah menempatkan satu kapal perang jenis perusak, USS Donald Cook, di Mediterania timur. Menurut pejabat pertahanan AS, kapal itu setiap saat bisa meluncurkan serangan peluru kendali (rudal) terhadap Suriah.

Kapal perang kedua yang sedang menuju lepas pantai Suriah adalah USS Porter.

Surat kabar Turki, Hurriyet, menulis bahwa pesawat tempur Rusia mendengung di atas kapal USS Donald Cook setidaknya empat kali. Namun, laporan itu ditepis Pentagon.


Presiden Trump dan tim keamanan nasionalnya telah mendiskusikan berbagai opsi termasuk opsi militer terhadap rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad. Trump merasa AS harus bertindak setelah rezim Assad dilaporkan melakukan serangan kimia terhadap warga sipil di Douma pada Sabtu pekan lalu dengan korban tewas puluhan orang.

Trump mengatakan, dia kemungkinan akan membuat keputusan cepat dan tidak mengesampikan opsi serangan militer setelah melihat gambar-gambar perempuan dan anak-anak tewas berjatuhan di rumah mereka di Douma.

"Itu akan dipenuhi, dan itu akan dipenuhi dengan paksa, kapan? saya tidak akan mengatakannya," kata Trump, pada Senin malam sebelum bertemu dengan para pemimpin militer AS.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, selama pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya, Trump marah melihat gambar anak-anak Suriah tewas dan terluka.

"Kami tidak dapat membiarkan kekejaman seperti itu," kata Trump. "Kami akan membuat beberapa keputusan besar selama 24 hingga 48 jam berikutnya," lanjut Trump.


Dewan Keamanan PBB telah mengadakan pertemuan darurat soal Suriah, namun tidak menghasilkan konsensus untuk tanggapan internasional. Washington sendiri mengancam akan bertindak melawan rezim Suriah dengan atau tanpa mandat DK PBB. 


Trump untuk pertama kalinya berani menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertanggung jawab atas yang dilakukan Bashar al-Assad sebagai sekutu Rusia.

"Semua orang akan membayar mahal," kata Trump. "Dia (Putin) akan (membayar), semuanya akan (membayar)," imbuh Trump.

Rezim Suriah dan Rusia menolak tuduhan bahwa Damaskus melakukan serangan kimia di Douma. Menurut Moskow, serangan itu dibuat oleh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam yang didukung Barat. Tujuannya untuk memfitnah rezim Assad agar diserang negara-negara Barat.

Militer Rusia dan Suriah mengklaim sudah memeriksa area di Douma dan tidak menemukan jejak racun kimia. Rumah sakit di sekitar Douma juga tidak ada pasien korban serangan kimia.

Moskow dan Damaskus bahkan meminta Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) melakukan penyelidikan di Douma. Rezim Suriah menjamin keselamatan para ahli OPCW selama melakukan penyelidikan.


Credit  sindonews.com