TOKYO
- Jepang menyatakan tidak menutup kemungkinan untuk turut menggelar
pertemuan tingkat tinggi dengan Korea Utara (Korut), jika pertemuan
antara Korut dan Korea Selatan (Korsel) berjalan dengan lancar.
"Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan kepada Presiden Moon Jae-in bahwa Jepang dapat memulai dialog dengan Korut jika pembicaraan Korsel dan Korut, serta Korut dan Amerika Serikat (AS) berhasil," kata administrasi kepresidenan Korsel, seperti dilansir Spuntik pada Selasa (24/4).
Abe berbicara dengan Jae-in melalui sambungan telepon pada Selasa siang. Pembicaraan ini dilakukan beberapa hari jelang pertemuan antara Jaen dan Kim Jong-un di sebuah desa di dekat perbatasan Korut dan Korsel.
Administrasi kepresidenan Korsel menyatakan, dalam pembicaraan itu Abe menuturkan bahwa sama halnya dengan Seoul, Tokyo juga memiliki sejumlah masalah yang harus diselesaiakan dengan Korut. Sebuah dialog terbuka sangat mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
"Jepang dan Korut memiliki masalah nuklir dan rudal, masalah penculikan (warga Jepang), tetapi jika pertemuan tingkat tinggi AS dan Korut berhasil setelah KTT Utara-Selatan, dialog antara Jepang-Korut mungkin akan terjadi," kata Abe seperti dikutip oleh administrasi kepresidenan Korsel.
Sementara itu, dalam pembicaraan itu Jae-in menyampaikan inisiatifnya untuk mengadopsi deklarasi tentang penghentian permusuhan di Semenanjung Korea.
"Deklarasi tentang penghentian permusuhan adalah masalah yang sedang diselesaikan tidak hanya dalam format Selatan-Utara, keberhasilannya dapat dicapai setidaknya dalam kasus perjanjian trilateral, antara Selatan, Utara dan AS," kata Moon.
Presiden Korsel itu menambahkan bahwa dalam pembicaraan yang akan datang dengan Jong-un, dia juga akan berbicara tentang warga Jepang yang diduga diculik oleh dinas intelijen Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an.
"Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan kepada Presiden Moon Jae-in bahwa Jepang dapat memulai dialog dengan Korut jika pembicaraan Korsel dan Korut, serta Korut dan Amerika Serikat (AS) berhasil," kata administrasi kepresidenan Korsel, seperti dilansir Spuntik pada Selasa (24/4).
Abe berbicara dengan Jae-in melalui sambungan telepon pada Selasa siang. Pembicaraan ini dilakukan beberapa hari jelang pertemuan antara Jaen dan Kim Jong-un di sebuah desa di dekat perbatasan Korut dan Korsel.
Administrasi kepresidenan Korsel menyatakan, dalam pembicaraan itu Abe menuturkan bahwa sama halnya dengan Seoul, Tokyo juga memiliki sejumlah masalah yang harus diselesaiakan dengan Korut. Sebuah dialog terbuka sangat mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
"Jepang dan Korut memiliki masalah nuklir dan rudal, masalah penculikan (warga Jepang), tetapi jika pertemuan tingkat tinggi AS dan Korut berhasil setelah KTT Utara-Selatan, dialog antara Jepang-Korut mungkin akan terjadi," kata Abe seperti dikutip oleh administrasi kepresidenan Korsel.
Sementara itu, dalam pembicaraan itu Jae-in menyampaikan inisiatifnya untuk mengadopsi deklarasi tentang penghentian permusuhan di Semenanjung Korea.
"Deklarasi tentang penghentian permusuhan adalah masalah yang sedang diselesaikan tidak hanya dalam format Selatan-Utara, keberhasilannya dapat dicapai setidaknya dalam kasus perjanjian trilateral, antara Selatan, Utara dan AS," kata Moon.
Presiden Korsel itu menambahkan bahwa dalam pembicaraan yang akan datang dengan Jong-un, dia juga akan berbicara tentang warga Jepang yang diduga diculik oleh dinas intelijen Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an.
Credit sindonews.com