BANDUNG
- Pengalaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia siap dibagikan
kepada 24 pelaku usaha dan pemerintahan yang berasal dari Kamboja, Laos,
Myanmar, Afghanistan, Sri Lanka, Bangladesh, Timor Leste, Fiji, Tonga,
Papua New Guinea, Samoa, dan Nauru. Para peserta akan mengikuti
pelatihan International Training on Small and Medium Sized Enterprises
(SMEs) Empowerment for Asia and Pacific Countries yang berlangsung pada
tanggal 22 April-1 Mei 2018 di dua kota yaitu Jakarta dan Bandung.
Kegiatan ini merupakan kerja sama Direktorat Kerja Sama Teknik, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI dengan SMESCO Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM). Bagi Indonesia, UKM adalah salah satu sektor unggulan dan tulang punggung perekonomian.
Mengutip pernyataan Menteri Keuangan RI di hadapan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12, 99% jumlah entitas usaha di Indonesia adalah UKM, dan UKM telah berhasil menciptakan total 107,6 juta lapangan pekerjaan di seluruh negeri. Hal ini diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Rossy Verona, pada saat membuka resmi acara pelatihan (23/4).
Turut memberikan sambutan dalam pembukaan pelatihan, Emilia Suhaimi, Presiden Direktur SMESCO Indonesia, yang menyampaikan pentingnya pemberdayaan UKM melalui pelatihan bagi negara-negara berkembang terkait tantangan yang dihadapi UKM seperti akses terhadap permodalan, SDM, dan teknologi.
Dalam kegiatan ini, para peserta akan memperoleh pelatihan bidang kewirausahaan yang meliputi materi dasar teknik pemasaran, business starter, business finance, packaging, online marketing, dan kunjungan ke sentra-sentra UKM di Bandung dan Jakarta. Selain itu, peserta juga akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang entrepreneurship dan usaha kecil dan menengah serta upaya menciptakan jejaring (network) antar negara peserta.
Hadir sebagai pembicara dalam sesi training hari ke-1 adalah Radityo Atmojo, Kepala Hubungan Pemerintahan, PT. Shopee Indonesia dan Darningsih Rustiadji, owner Packaging House Indonesia. Perwakilan dari TrainingZen, Bina Mitra Usaha Nusantara, dan Lembaga Layanan Pemasaran-KUKM akan membagi pengalamannya pada sesi-sesi berikutnya.
Direncanakan para peserta pelatihan juga berkesempatan untuk mengunjungi acara INACRAFT yang dilaksanakan pada tanggal 25 - 29 April 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Di sela-sela pameran INACRAFT, peserta akan bertukar pengalaman tentang usaha mandiri dengan para pengrajin Indonesia dan membangun networking antar sesamanya.
“Keahlian yang diperoleh di Indonesia hanyalah permulaan. Yang penting adalah bagaimana para peserta dapat menggunakan ilmu yang didapat bagi kemajuan individu, masyarakat, maupun negara di tempat mereka berasal”, tegas Rossy.
Training ini merupakan bentuk implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terkait pemberian bantuan teknik di dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS). Kegiatan ini dipandang penting dalam rangka meningkatkan citra Indonesia di tingkat global (Direktorat Kerja Sama Teknik-Kementerian Luar Negeri RI).
Kegiatan ini merupakan kerja sama Direktorat Kerja Sama Teknik, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI dengan SMESCO Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM). Bagi Indonesia, UKM adalah salah satu sektor unggulan dan tulang punggung perekonomian.
Mengutip pernyataan Menteri Keuangan RI di hadapan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12, 99% jumlah entitas usaha di Indonesia adalah UKM, dan UKM telah berhasil menciptakan total 107,6 juta lapangan pekerjaan di seluruh negeri. Hal ini diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Rossy Verona, pada saat membuka resmi acara pelatihan (23/4).
Turut memberikan sambutan dalam pembukaan pelatihan, Emilia Suhaimi, Presiden Direktur SMESCO Indonesia, yang menyampaikan pentingnya pemberdayaan UKM melalui pelatihan bagi negara-negara berkembang terkait tantangan yang dihadapi UKM seperti akses terhadap permodalan, SDM, dan teknologi.
Dalam kegiatan ini, para peserta akan memperoleh pelatihan bidang kewirausahaan yang meliputi materi dasar teknik pemasaran, business starter, business finance, packaging, online marketing, dan kunjungan ke sentra-sentra UKM di Bandung dan Jakarta. Selain itu, peserta juga akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang entrepreneurship dan usaha kecil dan menengah serta upaya menciptakan jejaring (network) antar negara peserta.
Hadir sebagai pembicara dalam sesi training hari ke-1 adalah Radityo Atmojo, Kepala Hubungan Pemerintahan, PT. Shopee Indonesia dan Darningsih Rustiadji, owner Packaging House Indonesia. Perwakilan dari TrainingZen, Bina Mitra Usaha Nusantara, dan Lembaga Layanan Pemasaran-KUKM akan membagi pengalamannya pada sesi-sesi berikutnya.
Direncanakan para peserta pelatihan juga berkesempatan untuk mengunjungi acara INACRAFT yang dilaksanakan pada tanggal 25 - 29 April 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Di sela-sela pameran INACRAFT, peserta akan bertukar pengalaman tentang usaha mandiri dengan para pengrajin Indonesia dan membangun networking antar sesamanya.
“Keahlian yang diperoleh di Indonesia hanyalah permulaan. Yang penting adalah bagaimana para peserta dapat menggunakan ilmu yang didapat bagi kemajuan individu, masyarakat, maupun negara di tempat mereka berasal”, tegas Rossy.
Training ini merupakan bentuk implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terkait pemberian bantuan teknik di dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS). Kegiatan ini dipandang penting dalam rangka meningkatkan citra Indonesia di tingkat global (Direktorat Kerja Sama Teknik-Kementerian Luar Negeri RI).
Credit sindonews.com