Israel meminta Mesir halangi pemulangan
jenazah profesor sekaligus anggota Hamas yang dibunuh di Malaysia.
(REUTERS/Mohammed Salem)
Israel selama ini menganggap Hamas sebagai kelompok teroris. Fadi Mohammad Al-Batsh tewas ditembak mati dua orang tak dikenal di dekat sebuah masjid di Gombak, Kuala Lumpur.
Pada Selasa (24/4), The Palestine News Network melaporkan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman telah mengirim "permintaan terkait hal tersebut dengan metode konvensional" kepada Mesir.
Permintaan itu diutarakan Tel Aviv karena jasad Al-Batsh ke Gaza akan dipulangkan lewat Rafah yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Lieberman mengatakan keputusan ini sejalan dengan kebijakan Israel yang menentang pemulangan jenazah dan pemakaman Al-Batsh di Gaza.
Al-Batsh tewas 300 meter dari rumahnya ketika dia hendak pergi ke masjid untuk menunaikan salat subuh, Sabtu. Insiden diperkirakan terjadi sekitar pukul 6 pagi.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan 14 peluru ditembakkan ke arah korban. Beberapa di antaranya mengenai tembok.
Keluarga korban dan Hamas menuding badan intelijen Israel, Mossad, dibalik pembunuhan Al-Batsh.
Sementara itu, Israel membantah terlibat dalam kasus penembakan Al-Batsh. Tel Aviv menolak pemulangan Al-Batsh ke Gaza jika tidak disertai pembebasan sejumlah tentaranya yang ditahan Hamas di Gaza.
Selain itu, dua warga Israel juga masih ditahan Hamas setelah mencoba memasuki wilayah Gaza pada 2014 dan 2015 lalu. Dua jenazah tentara Israel yang tewas di Gaza, Simcha Goldin dan Oron Shaul juga hingga kini belum dikembalikan oleh Hamas.
Credit cnnindonesia.com