Rabu, 14 Maret 2018

Calon Bos CIA Pilihan Trump Dikritik karena Penjara Rahasia


Calon Bos CIA Pilihan Trump Dikritik karena Penjara Rahasia
Ilustrasi. (AFP Photo/Saul Loeb)


Jakarta, CB -- Gina Haspel, veteran agen penyamar yang dipilih Presiden Donald Trump untuk menggantikan Mike Pompeo sebagai Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), sempat dikritik karena diduga terlibat dalam pendirian penjara rahasia di Thailand, di mana para tahanan disiksa.

Sebagaimana dilansir Reuters, Haspel sebenarnya sangat dihormati di CIA karena sebelumnya menjabat sebagai wakil Pompeo, yang kini didaulat Trump untuk menggantikan Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri.


Namun, langkah Haspel menuju kursi Direktur CIA diperkirakan bakal terjegal karena dalam uji kelayakan, ia kemungkinan besar akan dihujani pertanyaan mengenai keterlibatannya dalam pendirian penjara rahasia pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush.

Sejumlah agen intelijen yang pernah bekerja dengan Haspel mengatakan bahwa pada 2002, perempuan itu bertanggung jawab atas pendirian penjara rahasia dengan kode "Mata Kucing."


Para agen itu membeberkan bahwa di penjara itu, dua anggota kelompok militan Al Qaidah pernah diinterogasi waterboarding, cara bertanya dengan ditenggelamkan yang dianggap sebagai salah satu bentuk penyiksaan.


Tiga tahun kemudian, Haspel memerintahkan penghancuran video yang merekam proses waterboarding tersebut.

Pencalonan Haspel pun diperkirakan bakal terhambat di Senat, meski Partai Republik menguasai kursi dengan kekuatan 51-49.

Analisis awal menunjukkan Haspel kemungkinan bakal ditolak oleh semua anggota Partai Demokrat, juga sejumlah kader Republik, termasuk Senator Rand Paul dan John McCain.

"Penyiksaan tahanan di penjara AS selama satu dekade belakangan adalah salah satu masa terburuk dalam sejarah Amerika. Haspel harus menjelaskan kejadian dan keterlibatannya dalam program interogasi CIA tersebut selama uji kelayakan," ucap McCain.


Trump sendiri mendukung penggunaan teknik penyiksaan dalam interogasi karena dianggap berhasil. Namun, sejak menjabat sebagai presiden, Trump tak pernah mencabut aturan Barack Obama yang melarang teknik waterboarding.

Jika lolos seleksi, Haspel akan menjadi perempuan AS pertama yang mengepalai CIA. Namun, dia akan langsung mewarisi tiga masalah besar dari masa jabatan Pompeo.

Tiga pejabat intelijen AS mengatakan kepada Reuters bahwa tantangan pertama adalah mempersiapkan pertemuan antara Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un.

Selain itu, Haspel juga harus meyakinkan Trump bahwa kedekatan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan melemahkan posisi AS di mata para sekutu.

Terakhir, Haspel harus berhati-hati dalam membantu pemerintah untuk mengambil keputusan mengenai nuklir Iran.





Credit  cnnindonesia.com