Presiden Turki Tayyip Erdogan (Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS)
Jakarta, CB -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meminta para pejabat Arab Saudi untuk membuktikan klaim mereka bahwa jurnalis yang hilang, Jamal Khashoggi meninggalkan gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Pernyataan
Erdogan muncul setelah adanya laporan media yang mengatakan bahwa
pemerintahnya meminta izin dari pemerintah Saudi untuk mencari di
konsulat Saudi di Istanbul.
"Para pejabat konsulat tidak bisa
menyelamatkan diri dengan mengatakan bahwa ia (jurnalis Arab Saudi)
telah meninggalkan gedung. Bukankah kalian punya kamera?" kata Erdogan
saat konferensi pers.
"Jika dia pergi, kamu harus membuktikannya dengan rekaman. Dia yang
bertanya kepada pihak berwenang Turki, dimana dia seharusnya bertanya
apa yang terjadi," kata dia menambahkan.
Pada Selasa (2/10) pekan
lalu, Khashoggi masuk ke kantor konsulat negaranya untuk menerima
dokumen. Dokumen resmi ini diperlukan terkait pernikahannya dengan
seorang wanita Turki, Hatice Cengiz. Namun, sejak hari itu pria yang
merupakan seorang kontributor dari Washington Post menghilang.
Polisi
mengatakan bahwa sebanyak 15 warga Saudi, termasuk pejabat tiba di
Istanbul dan berada di gedung konsulat bersamaan dengan Khashoggi.
Seorang
sumber dari pemerintah Turki mengatakan kepada AFP bahwa polisi percaya
wartawan itu dibunuh oleh tim yang dikirim ke Istanbul dan
meninggalkannya di hari yang sama.
Saudi dengan keras membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa Khashoggi sudah pergi meninggalkan konsulat.
Turki berusaha mengidentifikasi
Pada Senin (8/10), berdasarkan laporan dari NTV Turki, saat ini Turki berusaha meminta izin untuk mencari tempat konsulat.
Langkah ini muncul setelah Kementrian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Saudi untuk kedua kalinya terkait peristiwa ini.
Seorang
diplomat Turki mengkonfirmasi bahwa seorang utusan Saudi telah bertemu
dengan Wakil Menteri Luar Negeri Turki, Sedat Onal.
"Duta besar diberitahu bahwa kami mengharapkan kerja sama penuh selama penyelidikan," kata diplomat itu.
Erdogan mengatakan bahwa polisi dan intelijen Turki sedang menyelidiki kasus tersebut.
"Pintu
keluar bandara dan pintu masuk sedang diperiksa. Ada orang-orang yang
datang dari Arab Saudi. Kantor kejaksaan sedang menyelidiki masalah
ini," kata dia.
Konsulat menolak tuduhan kalau wartawan itu tewas
dibunuh disana. Pangeran Arab Saudi, Mohammad bin Salman mengatakan
bahwa Riyadh siap untuk menyambut pemerintah Turki untuk melakujkan
pencarian di tempat konsulat.
"Kami akan mengizinkan mereka
masuk, mencari, dan melakukan apapun yang mereka inginkan. Jika mereka
meminta itu, tentu saja kami akan mengizinkannya. Kami tidak
menyembuyikan apapun," kata dia.
Presiden AS, Donald Trump menimbang masalah ini dengan mengatakan dirinya khawatir tentang hilangnya jurnalis.
"Sekarang,
tidak ada yang tahu apa-apa tentang itu. Ada beberapa cerita buruk yang
beredar. Aku tidak menyukainya," kata dia kepada wartawan.
Senator AS memperingatkan adanya dampak kehancuran antara aliansi AS dengan Arab Saudi jika tuduhan pembunuhan dikonfirmasi.
Senator Republik, Lindsey Graham mengatakan Riyadh harus memberikan jawaban jujur atas klaim bahwa dia dibunuh.
Unjuk rasa di konsulat
Kasus
ini mengakibatkan adanya unjuk rasa yang dilakukan di luar Konsulat
Saudi di Istanbul. Para demonstran membawa spanduk yang bertuliskan
"kami tidak akan pergi tanpa Jamal Khashoggi."
Seorang aktivis Yaman sekaligus penerima Nobel perdamaian 2011, Tawakkol
Karman mengatakan bahwa hal itu merupakan kejahatan yang mengerikan
jika klaim kematiannya benar.
"Membunuhnya sama seperti membunuh
kita. Ini hanya kebijakan teror, tidak ada perbedaan antara teror negara
dan tindakan teror lainnya," kata dia.
Sebelumnya, Khashoggi telah kritis terhadap beberapa kebijakan dari putra mahkota dan intervensi Riyadh dalam perang di Yaman.
Dirinya
membandingkan pangeran itu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan
ditulis dalam kolom Washington Post pada November 2017.
"Sampai
sekarang, saya akan mengatakan Mohammad bin Salman bertindak seperti
Putin. Dirinya memaksakan keadilan yang sangat selektif. Penindasan
bahkan kritik yang paling konstruktif dengan tuntutan untuk kesetiaan
yang siginifikan. Hal ini tetap menjadi tantangan serius untuk purra
mahkota jika ingin dilihat sebagai pemimpin modern yang bersinar,"
tulisnya.
Arab Saudi meluncurkan kampanye setelah penunjukan
Pangeran Muhammad sebagai pewaris tahta dengan langkah-langkah seperti
mencabut larangan mengemudi perempuan.
Tetapi kerajaan
konservatif Saudi Arabia memang termasuk urutan buncit terkait kebebasan
pers di dunia. Negara ini ada di peringkat 169 dari 180 pada Indeks
Kebebasan Pers Dunia versi Reporters Without Borders (RSF). Saudi pun
dikritik keras terkait adanya intoleransi terhadap perbedaan pendapat
dengan puluhan orang yang ditangkap termasuk para intelektual dan
pengkhotbah Islam.
LONDON
- Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt meminta Arab Saudi untuk
menjelaskan apa yang terjadi pada wartawan Jamal Khashoggi, yang telah
hilang sejak ia mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul pekan lalu.
Hilangnya
Khashoggi, yang merupakan mantan editor di sebuah surat kabar terkemuka
di Saudi dan merupakan seorang pengkritik utama kerajaan, telah memicu
kekhawatiran global.
Hunt menuturkan, dia telah memanggil Duta
Besar Saudi untuk Inggris, guna meminta penjelasan lebih lanjut mengenai
kabar jurnalis yang sudah mengasingkan diri ke Amerika Serikat (AS)
sejak setahun lalu itu, karena takut dibunuh jika tetap tinggal di
Riyadh.
"Baru saja melakukan pertemuan dengan Duta Besar Saudi
untuk mencari jawaban mendesak atas Jamal Khashoggi," kata Hunt dalam
sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Reuters pada
Selasa (9/10).
"Kekerasan terhadap jurnalis di seluruh dunia
mengalami peningkatan dan merupakan ancaman serius terhadap kebebasan
berekspresi. Jika laporan media terbukti benar, kami akan memperlakukan
insiden ini dengan serius, persahabatan bergantung pada nilai-nilai
bersama," ucapnya.
Sebelumnya, Duta Besar Arab Saudi untuk AS,
Pangeran Khalid bin Salman bin Abdulaziz, menyebut kabar bahwa pihaknya
telah membunuh Khashoggi adalah sebuah kabar bohong.
Sementara
itu, Kementerian Luar Negeri Turki menuturkan, kepolisian di Istanbul
akan segera melakukan penggeledahan di Konsulat Saudi di kota itu,
sebagai bagian dari penyelidikan terhadap hilangnya Khashoggi.
RIYADH
- Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS), Pangeran Khalid bin
Salman bin Abdulaziz, menyebut kabar bahwa pihaknya telah membunuh
jurnalis terkemuka Saudi, Jamal Khashoggi adalah sebuah kabar bohong.
“Saya
biasanya lebih suka untuk tidak menanggapi klaim keterlaluan seperti
itu, terutama ketika menyangkut kesejahteraan seorang warga yang hilang,
yang mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk melayani negaranya,"
kata Khalid.
"Saya merasa perlu untuk menyampaikan berbagai
kebocoran berbahaya dan desas-desus suram tentang keberadaan dan nasib
Khashoggi," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al
Arabiya pada Selasa (9/10).
Dia menuturkan, Khashoggi memiliki
banyak teman di lingkaran kerajaan Saudi, termasuk dirinya. Khald lalu
menyebut, ketika Khashoggi mengasingkan diri ke AS, dia dan banyak
pejabat Saudi tetap menjalin komunikasi dengan jurnalis yang kerap
melemparkan kritik terhadap kerajaan itu.
"Kami masih mempertahankan kontak rutin ketika dia berada di Washington," ungkap Khalid.
Terkait
dengan proses penyelidikan hilangnya Khashoggi, Kementerian Luar Negeri
Turki menuturkan, kepolisian di Istanbul akan segera melakukan
penggeledahan di Konsulat Saudi di kota itu.
Juru
bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy mengatakan, meskipun
konvensi Wina menyatakan bahwa gedung konsulat memiliki kekebalan,
mereka dapat digeledah oleh otoritas negara tuan rumah dengan
persetujuan dari kepala misi perwakilan.
RIYADH - Editor eksekutif senior untuk Ekonomi; Stephanie Flanders, dan lima wartawan Bloomberg
lainnya melakukan wawancara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed
bin Salman al-Saud. Wawancara di Riyadh itu membahas pandangannya soal
Amerika Serikat hingga komitmennya untuk IPO Aramco.
Dalam
wawancara Rabu pekan lalu itu, putra Raja Salman tersebut juga
mengungkap ketidaksukaannya dengan Kanada yang intervensi urusan dalam
negeri Saudi. Berikut penggalan transkrip wawancara mereka.
Trump mengatakan Anda akan bertahan dua minggu saja tanpa AS.
Arab Saudi ada di sini sebelum Amerika Serikat. Itu ada sejak 1744, saya percaya lebih dari 30 tahun sebelum Amerika Serikat.
Dan
saya percaya, dan saya minta maaf jika ada yang salah memahami itu,
tetapi saya percaya Presiden Obama, dalam delapan tahun, dia bekerja
melawan banyak agenda kami- tidak di Arab Saudi, tetapi juga di Timur
Tengah. Dan meskipun AS bekerja melawan agenda kami, kami mampu
melindungi kepentingan kami. Dan hasil akhirnya adalah kami berhasil,
dan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Obama gagal, misalnya
di Mesir.
Jadi
Arab Saudi membutuhkan sesuatu seperti sekitar 2.000 tahun untuk
mungkin menghadapi beberapa bahaya. Jadi saya yakin itu (pernyataan
Trump) tidak akurat.
Jadi, jika Presiden Trump melakukan hal-hal lain yang Anda
inginkan, Anda tidak keberatan dia mengatakan hal-hal yang sangat kasar
tentang ayah Anda?
Ya, Anda tahu, Anda harus
menerima bahwa setiap teman akan mengatakan hal-hal baik dan hal-hal
buruk. Jadi, Anda tidak dapat memiliki 100 persen teman yang mengatakan
hal-hal baik tentang Anda, bahkan di keluarga Anda. Anda akan memiliki
beberapa kesalahpahaman. Jadi kami memasukkan itu ke dalam kategori
tersebut.
Saya pikir Jerman dan Kanada teman, dan apa itu sedikit kasar atas yang mereka lakukan?
Sangat
berbeda. Kanada, mereka memberi perintah ke Arab Saudi pada masalah
internal. Itu bukan pendapat soal Kanada tentang Arab Saudi sama seperti
mereka memberikan perintah ke negara lain. Jadi kami percaya ini adalah
masalah yang sama sekali berbeda. Trump berbicara kepada orang-orangnya
sendiri di Amerika Serikat tentang suatu masalah. Dan Anda mendapatkan
jawabannya sekarang dari saya.
Tampaknya pendapatnya bahwa kerajaan harus membayar lebih untuk keamanannya. Jadi, apakah Anda setuju dengan itu?
Sebenarnya
kami tidak akan membayar untuk keamanan kami. Kami percaya bahwa semua
persenjataan yang kami miliki dari Amerika dibayar, itu bukan
persenjataan gratis. Jadi, sejak hubungan dimulai antara Arab Saudi dan
Amerika Serikat, kami telah membeli semuanya dengan uang. Sebelum dua
tahun lalu, kami memiliki strategi untuk mengalihkan sebagian besar
senjata kami ke negara lain, tetapi ketika Presiden Trump menjadi
presiden, kami telah mengubah strategi persenjataan kami lagi selama 10
tahun ke depan untuk menempatkan lebih dari 60 persennya dari Amerika.
Itu sebabnya kami menciptakan peluang persenjataan dan peluang
investasi, dan peluang perdagangan lainnya sebesar USD400 miliar.
Jadi
ini adalah pencapaian yang bagus untuk Presiden Trump, untuk Arab
Saudi. Juga termasuk dalam perjanjian, ini adalah bagian dari
persenjataan, ini akan diproduksi di Arab Saudi, sehingga akan
menciptakan lapangan kerja di Amerika dan Arab Saudi, perdagangan yang
baik, manfaat yang baik untuk kedua negara dan juga pertumbuhan ekonomi
yang baik. Plus, ini akan membantu keamanan kita.
Jadi kita tahu, hubungan AS-Saudi sama bagusnya sekarang seperti 24 jam yang lalu sebelum Presiden mengatakan hal-hal ini?
Ya, tentu saja. Jika Anda melihat keseluruhan gambar, Anda memiliki 99 persen barang bagus dan satu masalah buruk.
Dengan Presiden Trump nampaknya sedikit lebih dari satu persen.
Satu persen. Saya suka bekerja dengannya. Saya sangat suka bekerja
dengan dia dan kami telah mencapai banyak hal di Timur Tengah, terutama
melawan ekstrimisme, ideologi ekstrEmis, terorisme dan Daesh (akronim
Arab untuk ISIS) menghilang dalam waktu yang sangat singkat di Irak dan
Suriah, dan banyak narasi ekstremis telah dihancurkan dalam dua tahun
terakhir, jadi ini adalah inisiatif yang kuat. Kami bekerja bersama
juga, bersama dengan lebih dari 50 negara, untuk menyepakati satu tujuan
di Timur Tengah dan sebagian besar negara-negara tersebut akan melalui
strategi itu. Sekarang kami mendorong kembali untuk melawan ekstremis,
teroris dan gerakan negatif Iran di Timur Tengah dengan cara yang baik.
Kami memiliki investasi besar antara kedua negara. Kami memiliki
peningkatan yang bagus dalam perdagangan kami, banyak pencapaian, jadi
ini benar-benar hebat.
Saya pikir inti dari apa yang
dia katakan dan mengapa dia merasa dia harus mengatakan bahwa dia memang
menginginkan harga minyak yang lebih rendah. Dapatkah Anda melihat
mengapa dia akan mengeluh tentang harga minyak di mana harganya USD80?
Kami
tidak pernah dalam sejarah Saudi Arabia memutuskan bahwa ini adalah
harga minyak yang benar atau salah. Harga minyak tergantung pada
perdagangan--konsumen dan pemasok--dan mereka memutuskan harga minyak
berdasarkan pada perdagangan dan penawaran dan permintaan. Apa yang kami
lakukan di Arab Saudi adalah memastikan tidak ada kekurangan pasokan.
Jadi kami bekerja dengan sekutu kami di OPEC dan juga negara-negara
non-OPEC untuk memastikan bahwa kami memiliki pasokan minyak yang
berkelanjutan dan tidak ada kekurangan dan bahwa ada permintaan yang
baik, bahwa itu tidak akan menciptakan masalah bagi konsumen, rencana
mereka dan pengembangan.
Apakah dia membuat permintaan khusus tentang minyak?
Ya,
sebenarnya permintaan yang dibuat Amerika ke Arab Saudi dan
negara-negara OPEC lainnya adalah untuk memastikan bahwa jika ada
kehilangan pasokan dari Iran, kami akan menyediakan itu. Dan itu
terjadi. Karena baru-baru ini, Iran mengurangi ekspor mereka sebesar
700.000 barel per hari, jika saya tidak salah. Dan Arab Saudi dan
negara-negara OPEC dan non-OPEC, mereka menghasilkan 1,5 juta barel per
hari. Jadi kami mengekspor sebanyak 2 barel untuk setiap barel yang
hilang dari Iran baru-baru ini. Jadi kami melakukan pekerjaan kami dan
banyak lagi. Kami percaya harga yang lebih tinggi yang kami miliki pada
bulan lalu, bukan karena Iran. Ini terutama karena hal-hal yang terjadi
di Kanada, dan Meksiko, Libya, Venezuela, dan negara lain yang
memindahkan harga sedikit lebih tinggi. Tapi Iran, pasti tidak. Karena
mereka mengurangi 700.000 barel dan kami telah mengekspor lebih dari 1,5
juta barel per hari.
Dan dari itu, kerajaan memproduksi berapa banyak?
Hari ini kami sekitar 10,7 juta jika saya tidak salah.
Dan untuk beberapa bulan ke depan?
Kami memiliki kapasitas cadangan 1,3 juta tanpa investasi apa pun. Jadi di Arab Saudi kita memiliki 1,3 juta untuk go
jika pasar membutuhkan itu. Dan dengan negara-negara OPEC dan
negara-negara non-OPEC lainnya, kami percaya kami memiliki lebih dari
itu, sedikit lebih dari itu. Dan tentu saja ada peluang untuk investasi
dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Saya pikir
Anda baru saja mengadakan pertemuan di Kuwait dengan berpikir tentang
mengaktifkan kembali produksi di zona netral, jadi bagaimana hasilnya?
Sebenarnya
1,3 juta adalah kapasitas yang kita miliki saat ini, tanpa peluang itu
di Kuwait. Jadi kami percaya bahwa kami hampir mendekati memiliki
sesuatu dengan Kuwait. Hanya ada masalah kecil yang telah terjebak di
sana selama 50 tahun terakhir. Pihak Kuwait, mereka ingin memperbaikinya
hari ini, sebelum kami terus memproduksi di daerah itu.
Itu adalah hal yang tidak terkait yang mereka inginkan?
Ini
adalah bagian dari masalah kedaulatan yang macet, tidak terpecahkan,
antara Arab Saudi dan Kuwait selama 50 tahun terakhir. Dan mereka ingin
memperbaikinya sekarang sebelum kami terus memproduksi dari daerah itu.
Kami pikir masalah 50 tahun hampir tidak mungkin diperbaiki dalam
beberapa minggu. Jadi kami mencoba mengadakan perjanjian dengan Kuwait
untuk terus memproduksi selama lima hingga 10 tahun ke depan dan pada
saat yang sama, kami bekerja pada masalah kedaulatan.
Sepertinya Anda tidak mengharapkan itu terjadi dalam waktu dekat.
Kami
siap di (pihak) Arab Saudi, dan sekarang kami bekerja dengan Kuwait.
Kami percaya kami dapat memiliki sesuatu segera. Kami mencoba meyakinkan
Kuwait untuk berbicara tentang masalah kedaulatan, sambil terus
memproduksi hingga kami menyelesaikan masalah itu.
Tapi apakah Anda membuat kemajuan dalam pertemuan itu?
Kepemimpinan
Kuwait benar-benar ingin melanjutkan itu. Kami berpikir bahwa hanya
dalam satu departemen di sana, mereka ingin memegang isu kedaulatan
sebelum kami bergerak lebih jauh. Departemen lain di Kuwait, mereka
mendukung apa yang kami coba katakan. Ini bagus untuk Kuwait dan Arab
Saudi, jadi saya percaya itu hanya masalah waktu sampai terpecahkan.
Sekarang
masalah besar lainnya, karena kami harus membicarakan tentang masalah
besar lainnya yang saya tahu rekan-rekan saya sangat tertarik adalah
negosiasi Aramco untuk Sabic. Apakah Anda memiliki rasa bagaimana
strukturnya, bagaimana hal itu akan terjadi?
Semua
orang mendengar tentang desas-desus Arab Saudi membatalkan IPO Aramco,
menunda itu, dan bahwa ini menunda Visi 2030. Ini tidak benar.
Sebenarnya, pada pertengahan 2017, kami memiliki masalah, yaitu; Apa
masa depan Aramco?
Jadi Aramco saat ini memproduksi minyak, dan
memiliki beberapa proyek hilir. Tetapi jika kita ingin memiliki masa
depan yang sangat kuat untuk Aramco setelah 20, 30, 40 tahun dari
sekarang, Aramco harus banyak berinvestasi di hilir karena kita tahu
bahwa permintaan baru untuk minyak 20 tahun dari sekarang, itu akan
berasal dari petrokimia. Jika kami melihat permintaan yang meningkat
dari petrokimia, saya yakin pertumbuhannya sekitar 2-3 persen hari ini.
Jadi pasti masa depan Aramco harus di hilir dan Aramco harus
berinvestasi di hilir.
Jadi ketika Aramco melakukan itu, itu akan
memiliki konflik besar dengan Sabic, karena Sabic adalah tentang
petrokimia dan hilir. Dan sumber utama minyak untuk Sabic berasal dari
Aramco. Jadi jika Aramco mengikuti strategi itu, Sabic pasti akan
menderita. Jadi sebelum kita melakukan itu, kita harus memiliki semacam
kesepakatan untuk memastikan bahwa manfaat Aramco dari Sabic dan Sabic
tidak menderita dalam proses itu. Jadi kami telah mencapai titik bahwa
PIF akan menjual 70 persen yang dimilikinya di Sabic kepada Aramco dan
Aramco akan melakukan pekerjaan penggabungan lainnya--atau apa pun yang
akan mereka lakukan dengan Sabic--untuk memiliki satu perusahaan mega
besar di daerah itu di Arab Saudi dan di seluruh dunia.
Tentu
saja, uang yang berasal dari kesepakatan itu akan masuk ke PIF, tetapi
kami tidak dapat IPO Aramco langsung setelah kesepakatan itu, karena
Anda memerlukan setidaknya satu tahun keuangan penuh sebelum IPO itu.
Jadi kami percaya bahwa kesepakatan akan terjadi pada 2019, jadi Anda
membutuhkan seluruhnya 2020. Apakah itu awal 2019?
Ini
akan berada di suatu tempat di pertengahan 2019, kurang lebih. Anda
berbicara tentang transaksi USD100 miliar, jadi itu sangat besar. Jadi, Anda tahu apa strukturnya, kira-kira?
Ini benar-benar rumit, saya belum tahu detailnya. Kami akan datang ke sana.
Jadi kesepakatannya pada 2019, satu tahun keuangan pada 2020 lalu segera
Aramco akan IPO. Kami telah mencoba mendorong ke IPO sesegera mungkin,
tetapi ini adalah waktunya, berdasarkan situasi yang kami miliki.
Ini
tidak akan merusak rencana Visi 2030 karena PIF masih akan didanai dari
kesepakatan Sabic pada tahun 2019 dengan sekitar USD70 miliar hingga
USD80 miliar jika saya tidak salah, dan pada akhir 2020, awal 2021, itu
juga akan memiliki USD100 miliar dari IPO Aramco. Jadi ada dalam jalur
aliran uang tunai ke PIF, USD70 miliar hingga USD80 miliar, kemudian
USD100 miliar, jadi kita berbicara tentang USD170 hingga USD180 miliar.
Jadi PIF bagus, rencana ekonomi di Arab Saudi bagus, dan kesepakatan itu
bagus untuk industri hilir di Arab Saudi.
Kami akan memproduksi,
kami percaya, lebih dari 3 juta barel petrokimia di tahun 2030,
sebagian besar di Arab Saudi, sebagian di luar Arab Saudi, dan itu akan
dilakukan oleh Aramco dan Sabic dan ini akan menciptakan peluang besar
bagi pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan.
Bisakah
Anda melihat mengapa orang berpikir bahwa ada hubungan antara keduanya?
Mereka mengatakan oh, IPO telah tertunda, dan sekarang kita memiliki
kesepakatan yang tidak kita ketahui sebelumnya? Apakah tidak mungkin
melakukan IPO sebelum kesepakatan Sabic?
Saya
percaya itu akan sangat membuang seluruh citra Aramco. Anda tidak dapat
melakukan IPO Aramco dan kemudian memberikan kejutan kepada pemegang
saham setahun kemudian dengan kesepakatan baru yang tidak ada di peta
jalan kemudian. Jadi itu harus jelas. Itu harus jelas IPO, strategi yang
jelas. Jadi itulah mengapa kita harus melakukan itu sebelumnya.
Mengapa
kisah itu terjadi, karena kami percaya bahwa ada beberapa bocoran
tentang kesepakatan Sabi sebelum kami melakukan kampanye PR (public relation)
untuk mengumumkannya secara resmi di Arab Saudi. Jadi ketika kebocoran
itu terjadi, jalannya salah. Tetapi hari ini saya mencoba mengatakan apa
gambar yang tepat.
Jadi, Anda masih berpikir IPO itu benar-benar demi kepentingan bangsa?
Tentu saja, 100 persen.
2020, 2021?
Saya percaya akhir 2020, awal 2021.
Akankah Anda mendapat 5 persen sepenuhnya, karena Anda mengatakan USD100 miliar?
Tentu saja.
Dan Anda masih dalam penilaian yang bernilai USD2 triliun, meskipun ada banyak keraguan tentang itu?
Kami akan melihat. Jadi investor akan memutuskan harga pada hari itu.
Jadi artinya, itu bisa menjadi USD2 triliun, itu bisa berdasarkan pasar?
Saya percaya itu akan menjadi USD2 triliun, di atas USD2 triliun.
MOSKOW
- Rusia menyediakan sistem pertahanan udara S-300PM kepada militer
Suriah secara gratis. Sistem rudal yang dipasok itu sebanyak tiga set
batalion dengan masing-masing delapan peluncur.
Laporan penyediaan senjata pertahanan secara cuma-cuma untuk rezim Bashar al-Assad itu dirilis kantor berita negara Rusia, TASS, Senin petang.
"Pada
1 Oktober, tiga set batalion sistem S-300PM, masing-masing delapan
peluncur dikirim ke Suriah," kata seorang sumber militer Moskow kepada
kantor berita tersebut, yang dikutip Selasa (9/10/2018).
"Sistem
ini sebelumnya ditempatkan di salah satu resimen pasukan kedirgantaraan
Rusia yang sekarang menggunakan sistem S-400 Triumf. Sistem S-300
mengalami perbaikan modal di perusahaan pertahanan Rusia, dalam kondisi
baik dan mampu melakukan tugas tempur," ujarnya.
Sumber itu menambahkan bahwa sistem itu disediakan secara gratis, bersama dengan 100 rudal surface-to-air (permukaan ke udara) berpandu untuk masing-masing batalion, sehingga total 300 rudal.
Pengiriman
senjata anti-pesawat ke Suriah tersebut dilakukan Moskow setelah
pesawat mata-matanya, Il-20, secara tak sengaja ditembak jatuh oleh
sistem rudal s-200 Suriah saat merespons serangan empat jet tempur F-16
Israel di Latakia. Insiden pada 17 September itu menewaskan 15 tentara
Moskow yang jadi awak pesawat Il-20.
Kementerian Pertahanan Rusia
menyalahkan militer Israel atas insiden tersebut. Menurut kementerian
itu, jet-jet F-16 Tel Aviv menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai.
Israel
dan Amerika Serikat selama bertahun-tahun telah melobi Rusia untuk
tidak memberi Suriah dan "pemain" regional lainnya sistem S-300.
Alasannya, senjata itu akan membatasi kemampuan Israel untuk
menetralisir ancaman, termasuk oleh kelompok Hizbullah yang berbasis di
Lebanon.
Sistem S-300, dianggap sebagai salah satu senjata
pertahanan paling canggih di dunia. Senjata ini memiliki radius tembakan
sekitar 200 kilometer, yang berarti baterai yang ditempatkan di dekat
Damaskus akan menutupi sebagian besar wilayah Israel.
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) sedang mengembangkan gelombang baru sistem
pertahanan yang akan menembak target rudal musih, termasuk milik Rusia,
dari luar angkasa. Program yang dikenal dengan nama "Star Wars" ini
digagas Presiden Ronald Reagan.
Pada 1980-an, Presiden Reagan memiliki tujuan untuk membawa Perang Dingin melawan Uni Soviet ke luar angkasa melalui skema Strategic Defence Initiative (SDI atau Inisiatif Pertahanan Strategis).
Dijuluki
"Star Wars", skema itu akan melihat pembangunan sistem pertahanan rudal
untuk melindungi AS dari serangan senjata nuklir. Selama bertahun-tahun
program yang digagas Reagan itu tidak pernah direalisasikan.
Namun, karena ketegangan antara AS dan banyak negara adidaya saingannya meningkat, ide Reagan mulai diwujudkan secara bertahap.
Para
komandan militer AS sedang menciptakan sistem pertahanan Glide Breaker
yang dirancang untuk menghentikan rudal-rudal hipersonik dan supersonik
pada busur awal rute mereka yang lewat di luar atmosfer Bumi.
Badan
Proyek Penelitian Pertahanan (DARPA) Pentagon memamerkan sistem
pencegat baru dalam Simposium D60 pada bulan September lalu. Simposium
D50 digelar untuk meramaikan ulang tahun ke-60 DARPA.
"Tujuan
dari program Glide Breaker adalah untuk meningkatkan kemampuan Amerika
Serikat guna mempertahankan diri terhadap (senjata) supersonik dan
seluruh kelas ancaman (senjata) hipersonik," kata DARPA dalam sebuah
pernyataan, seperti dikutip Daily Star, Senin (8/10/2018).
“Kepentingan
khusus adalah teknologi komponen yang secara radikal mengurangi risiko
untuk pengembangan dan integrasi sistem operasional, hard-kill," lanjut
DARPA.
Editor pertahanan Aviation Week; Steve Trimble, kepada Daily Star,
menjelaskan mengapa generasi baru senjata berkecepatan tinggi telah
membuat jelas bagi bos militer AS tentang perlunya mengembangkan sistem
pertahanan baru.
"Ancaman baru yang berpotensi diajukan oleh
rudal hipersonik tak hanya terbatas dalam ruang lingkup, tetapi juga
dalam beberapa hal lebih menantang," ujarnya.
"Tidak seperti
rudal dengan lintasan balistik yang dapat diprediksi, rudal hipersonik
lebih lambat tetapi bermanuver dalam cara yang tak terduga, yang sangat
mempersulit masalah dalam upaya menembak jatuh," paparnya.
"Anda
dapat secara tepat menghitung seluruh jalur penerbangan dari roket
balistik setelah diluncurkan setelah Anda membuat beberapa bit data,"
kata Trimble.
"Anda tidak bisa melakukan itu dengan senjata
hipersonik yang memiliki kemampuan untuk manuver menggunakan
aerodinamis, sebagai lawan dari kekuatan balistik murni."
Sebagai
ahli senior di bidang penerbangan dan rudal, Trimble menjelaskan bahwa
bagi banyak orang di AS, ancaman era Perang Dingin masih sangat nyata.
"SDI
Reagan, juga dikenal sebagai Star Wars, ditujukan untuk melawan ancaman
eksistensial yang ditimbulkan oleh ribuan rudal balistik Soviet dengan
hulu ledak nuklir," imbuh dia. "Ancaman itu masih ada."
Dan dia
mengatakan sistem pertahanan rudal AS saat ini tidak siap untuk
menghadapi ancaman rudal hipersonik atau supersonik musuh.
"Pertahanan yang kami miliki bertujuan untuk menembak jatuh sejumlah
kecil rudal balistik, yang merupakan ancaman terbatas pada apa yang
disebut sebagai negara-negara 'nakal' seperti Korea Utara dan Iran,"
katanya.
Baru-baru ini, Trimble mengatakan kepada Daily Star mengapa AS, Rusia, dan China memicu perang dingin kedua dengan meningkatnya pengembangan rudal hipersonik baru mereka.
Laporan
ini muncul ketika Rusia sudah mamemarkan senjata hipersonik terbarunya
yang dapat mencapai target hingga 250 mil jauhnya.
Kepolisian Inggris menolak membeberkan
identitas asli dua tersangka kasus peracunan eks agen ganda Rusia,
Sergei Skripal. (Metroplitan Police handout via Reuters)
Jakarta, CB -- Identitas salah satu tersangka kasus peracunan eks agen ganda Sergei Skripal di Inggris terungkap, yaitu Alexander Yevgenyevich Mishkin, seorang dokter intelijen militer Rusia (GRU).
Situs investigasi Bellingcat melaporkan bahwa Mishkin adalah tersangka kedua yang diadili Inggris dengan nama alias Alexander Petrov.
Lahir pada Juli 1979, Mishkin besar di Desa Loyga, distrik Archangelsk
di utara Rusia. Berdasarkan penelusuran data Bellingcat, alamat resmi
Mishkin di Moskow sama dengan markas GRU.
"Proses identifikasi
Bellingcat termasuk beberapa sumber terbuka, keterangan dari orang-orang
yang kenal tersangka, juga salinan dokumen pribadi, termasuk salinan
paspornya," tulis Bellingcat sebagaimana dikutip Reuters, Senin (8/10).
Meski
demikian, kepolisian London menyatakan bahwa mereka tak mau memberikan
komentar atas spekulasi identitas asli kedua tersangka kasus tersebut.
Petrov sendiri diadili bersama seorang rekannya, Ruslan Boshirov, atas
atas kasus percobaan pembunuhan terhadap eks agen ganda Rusia, Sergei
Skripal, dan anaknya, Yulia, menggunakan senjata kimia Novichok.
Bulan lalu, Bellingcat melaporkan bahwa nama asli Boshirov adalah Anatoliy Chepiga, seorang kolonel di GRU.
Selama
ini, Inggris menuding Rusia sebagai dalang di balik percobaan
pembunuhan ini. Namun, Rusia selalu membantah tudingan tersebut dengan
dasar keterangan para tersangka bahwa mereka adalah turis yang sedang
berlibur di Salisbury.
CB, Jakarta - Jurnalis
televisi Bulgaria, Viktoria Marinova, menjadi jurnalis ketiga yang
dibunuh di Uni Eropa sepanjang tahun 2018 dan yang keempat sejak awal
tahun 2017.
Mayat Viktoria, yang berusia 30 tahun itu ditemukan
dibuang di dekat Sungai Danube di kota Ruse, Bulgaria utara, pada Sabtu 6
Oktober. Polisi mengatakan dia telah dipukuli, diperkosa dan dicekik,
seperti dilaporkan USA Today, 8 Oktober 2018.
Tidak
diketahui apakah pembunuhan Viktoria Marinova terkait dengan pekerjaan
jurnalismenya. Penyelidik masih mencoba melacak saksi potensial dan
menetapkan motif untuk pembunuhannya. Namun, media Bulgaria melaporkan
bahwa Viktoria Marinova baru-baru ini mewawancarai jurnalis Rumania yang
sedang menyelidiki politisi dan pengusaha atas dugaan korupsi dana Uni
Eropa.
Viktoria Marinova [Facebook/Viktoria Marinova]
Episode
pertama, yang ditayangkan pada 30 September, melakukan wawancara dengan
jurnalis investigasi Dimitar Stoyanov dari situs Bivol.bg dan Attila
Biro dari Romanian Rise Project, seperti dilansir dari Sky News.
Wawancara
tersebut tentang penyelidikan dugaan penipuan yang melibatkan dana Uni
Eropa yang terkait dengan pengusaha besar dan politisi.
"Ini
tentang perkosaan dan pembunuhan," kata Menteri Dalam Negeri Mladen
Marinov, tampaknya menyimpulkan tidak ada bukti yang menunjukkan
pembunuhan itu terkait dengan karya jurnalisme Marinova.
Potongan
gambar dari video saat Viktoria Marinova membawakan program current
affair yang mewawancarai jurnalis investgasi Dimitar Stoyanov
[Facebook/Viktoria Marinova]
Marinova bekerja untuk stasiun TV lokal kecil yang disebut TVN di mana ia mempresentasikan dua program current affair untuk investigasi. Organisasi
untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, sebuah organisasi
antar-pemerintah, menyerukan penyelidikan menyeluruh atas perkosaan dan
pembunuhannya, dan mencatat kecenderungan meningkatnya serangan terhadap
jurnalis perempuan.
Sebelumnya
jurnalis investigasi Malta, Daphne Caruana Galizia, tewas dalam sebuah
bom mobil pada Oktober tahun lalu. Dia telah mengerjakan apa yang
disebut Panama Papers, membocorkan dokumen yang mengungkapkan informasi
keuangan tentang rekening lepas pantai para pejabat papan atas.
Daphne
Caruana Galizia menjalankan sebuah blog yang sangat populer dimana dia
terus-menerus menyoroti kasus-kasus dugaan korupsi tingkat tinggi oleh
para politisi dari berbagai partai. REUTERS
Jurnalis
investigasi Slovakia Jan Kuciak dan pacarnya ditembak mati pada Februari
tahun ini. Kuciak sedang menyelidiki penipuan pajak. Jurnalis freelance
Swedia, Kim Wall, dibunuh dalam kasus mengerikan di Denmark tahun lalu
oleh penemu asal Denmark, Peter Madsen. Wall tewas dan dimutilasi
setelah naik kapal selam Madsen untuk melakukan wawancara.
Bulgaria
menempati peringkat 111 dari 180 negara dalam indeks kebebasan pers
dunia tahun ini, menurut peringkat yang dirilis Reporters Without
Borders. Peringkat kebebasan pers Bulgaria tercatat paling rendah
dibanding negara anggota Uni Eropa lainnya.Di seluruh dunia, setidaknya 48 jurnalis
tewas melakukan pekerjaannya pada tahun 2018, menurut Committee to
Protect Journalists, sebuah organisasi yang mempromosikan kebebasan
pers.
CB, Jakarta - Pemerkosaan dan pembunuhan terhadap jurnalis
investigasi Bulgaria, Viktoria Marinov, diyakini sebagai sebagai
peringatan atas pekerjaan jurnalistiknya, ungkap rekan jurnalis.
Pejabat
dan polisi mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan
Marinova terkait dengan pekerjaannya dan tidak ada informasi tentang
dia diancam.
Namun
pemilik Bivol.bg, Asen Yordanov mengatakan, Dilansir dari Skynews, 8
Oktober 2018, dia telah menerima informasi yang dapat dipercaya bahwa
wartawannya berada dalam bahaya diserang karena penyelidikan yang
ditampilkan di acara Viktoria Marinova."Kematian Viktoria dengan cara brutal di mana dia dibunuh, adalah
eksekusi. Itu dimaksudkan untuk menjadi contoh, sesuatu seperti
peringatan," kata Asen Yordanov.
Viktoria Marinova [Facebook Viktoria Marinova]
Siaran
akhir Marinova terkait penyelidikan oleh sekelompok wartawan Bulgaria
atas perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek infrastruktur yang
didanai Uni Eropa yang dikelola oleh pemerintah setempat, seperti
dilaporkan Politico.eu.
Investigasi tersebut menyebut 30-40 persen dari dana yang diterima oleh sekelompok perusahaan hilang oleh korupsi dan suap.
Pada
akhir September, Viktoria Marinova mewawancarai dua wartawan yang
mengerjakan dugaan skandal dana Uni Eropa, yang telah ditahan oleh
polisi Bulgaria, menurut Organized Crime and Corruption Reporting
Project (OCCRP).
Atanas
Tchobanov, seorang editor di portal investigasi Bulgaria Bivol.bg,
salah satu media online yang terlibat dalam penyelidikan korupsi,
mengatakan kepada Politico bahwa tugas investigasi Marinova berikutnya
adalah mengunjungi sebuah situs di desa Hitrino, di mana isu skandal
menyeruak yang melibatkan kontrak pengadaan publik."TVN adalah
salah satu dari sedikit media Bulgaria yang melaporkan penyelidikan
kami," kata Tchobanov, dengan mengatakan belum diketahui apakah
pembunuhan Viktoria terkait dengan pekerjaannya.
Sementara pihak TVN menyampaikan pernyataan belasungkawa atas meninggalnya Viktoria.
"Dengan
kesedihan yang luar biasa dan duka yang amat sangat, tim TVN mengalami
kehilangan rekan tercinta kami, Viktoria Marinova dan kami berdoa untuk
simpati terhadap kesedihan keluarga dan rekan-rekannya," tulis
pernyataan TVN.
Foto
dari rekaman video menunjukkan jurnalis TV Bulgaria, Viktoria Marinova,
di Ruse, Bulgaria, dalam foto yang diambil pada 7 Oktober 2018.
[TVN.bg/Handout via Reuters]
Mayat Viktoria Marinova ditemukan pada Sabtu 6 Oktober di sebuah taman di tepi sungai Danube di kota utara Ruse.
Viktoria Marinova telah membawakan program current affair yang diluncurkan baru-baru ini dengan nama program "Detector" untuk saluran televisi TVN di Ruse.
Episode
pertama, yang ditayangkan pada 30 September, melakukan wawancara dengan
wartawan investigasi Dimitar Stoyanov dari situs Bivol.bg dan Attila
Biro dari Romanian Rise Project.
Wawancara tentang penyelidikan dugaan penipuan yang melibatkan dana Uni Eropa yang terkait dengan pengusaha besar dan politisi.
Viktoria
Marinova yang berusia 30 tahun, telah melalukan penyelidikan dugaan
korupsi yang melibatkan dana Uni Eropa, tewas dengan luka pukulan di
kepala dan dicekik.
Balkaninsight melaporkan
korban diduga diperkosa, dipukuli, dan kemudian dicekik. Dia ditemukan
oleh seorang pejalan kaki pada Sabtu sore dan tubuhnya diidentifikasi
oleh keluarganya malam itu.Kasus pembunuhan jurnalis investigasi Bulgaria tersebut mengejutkan para jurnalis asing dan memicu kecaman internasional.
RUSE
- Viktoria Marinova, 30, jurnalis televisi (TV) Bulgaria tewas dibunuh
dan diduga kuat diperkosa lebih dulu. Sebelum kematiannya, dia telah
mengungkap skandal penyalahgunaan dana Uni Eropa (UE).
Stasiun televisi Nova pada hari Minggu (7/10/2018) melaporkan Marinova yang bekerja untuk stasiun televisi TVN, ditemukan tewas dibunuh secara brutal di Kota Ruse, Bulgaria utara.
Menurut
jaksa wilayah Ruse, Georgy Georgiev, jasad korban ditemukan pada hari
Sabtu di sebuah taman dekat Sungai Danube. Menurutnya, Marinova diduga
diperkosa, dipukul berulang kali di kepala, dan dicekik hingga tewas.
Barang-barang
pribadi korban, termasuk ponsel, kunci mobil, kacamata, dan beberapa
pakaiannya hilang. Investigasi polisi sekarang sedang berlangsung. Jaksa
juga memeriksa semua petunjuk yang ditemukan.
Namun, Menteri Dalam Negeri Mladen Marinov sebagaimana dikutip Reuters,
Senin (8/10/2018) mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan
bahwa pembunuhan Marinova terkait dengan pekerjaannya di stasiun
televisi TVN. "Ini tentang pemerkosaan dan pembunuhan," katanya.
Marinova adalah anggota dewan TVN. Dia dia baru-baru ini jadi tuan rumah "Detector", sebuah acara talk show
televisi. Episode pertama yang ditayangkan pada 30 September
menampilkan penyelidikan dugaan penipuan dalam proyek infrastruktur
lokal yang didanai Uni Eropa. Skandal penyalahgunaan dana UE ini terkait
dengan otoritas dan pengusaha besar
Jurnalis Investigasi Bulgaria Diperkosa dan Dibunuh
CB, Jakarta - Viktoria Marinova, seorang jurnalis
televisi Bulgaria berusia 30 tahun yang menyelidiki dugaan
penyalahgunaan dana Uni Eropa, ditemukan dibunuh secara brutal di kota
Ruse, Bulgaria utara.
Dilansir dari Sputniknews, Mayat Viktoria
ditemukan pada Sabtu 6 Oktober di sebuah taman dekat Sungai Danube,
menurut jaksa daerah Ruse, Georgy Georgiev. Marinova diduga diperkosa,
dipukul berulang kali di kepala, dan dicekik sampai tewas.
Barang-barang
pribadi korban, termasuk ponselnya, kunci mobil, kacamata, dan beberapa
pakaiannya hilang. Penyelidikan polisi sekarang sedang berlangsung,
dengan jaksa yang memeriksa semua petunjuk, baik pribadi maupun
profesional.Namun, Menteri Dalam Negeri Bulgaria, Mladen Marinov mengatakan
kepada wartawan, sebagaimana dikutip oleh Reuters, bahwa tidak ada
alasan untuk mengatakan bahwa pembunuhan itu terkait dengan laporan
investigasi Marinova di stasiun televisi swasta TVN yang bermarkas di
Ruse.
Viktoria Marinova [www.fakt.pl]
"Ini
tentang pemerkosaan dan pembunuhan," kata Menteri Dalam Negeri Mladen
Marinov. Dia mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
pembunuhan itu terkait dengan laporan Marinova dan tidak ada informasi
bahwa dia telah diancam.
"Saya yakin ini adalah masalah waktu
sebelum pembunuhan itu akan terungkap. Kriminolog terbaik dikirim ke
Ruse, jangan menekan mereka. Sejumlah besar DNA telah
diperoleh," Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov, seperti dikutip
dari Reuters.
Viktoria
Marinova adalah anggota dewan TVN, dia baru-baru ini memulai hosting
Detektor, acara bincang-bincang current affairs. Episode pertama acara
ditayangkan pada 30 September yang menampilkan penyelidikan dugaan
penipuan dalam proyek infrastruktur lokal yang didanai Uni Eropa terkait
dengan otoritas dan pengusaha besar.Dilansir dari situs European
Federation of Journalists (EFJ), europeanjournalists.org, pada 30
September Viktoria mewawancarai wartawan Bulgaria Dimitar Stoyanov, dari
website Bivol, dan jurnalis Rumania Attila Biro, anggota proyek
jurnalisme penelitian RISE Romania.
Viktoria Marinova [CNN]
Stoyanov
dan Biro ditangkap bulan lalu oleh polisi Bulgaria ketika menyelidiki
kasus di dekat Sofia soal perusakan dokumen yang diduga mengungkap
praktik korupsi oleh perusahaan konstruksi jalan pribadi, yang diduga
melakukan penipuan dengan dana Uni Eropa.
Jakarta, CB -- Amerika Serikat meminta hakim Mahkamah Internasional mencabut tuntutan Iran untuk pengembalian aset senilai US$1,75 miliar atau setara Rp26,6 triliun yang dibekukan.
"Tindakan
(penyitaan) ini dilakukan atas dasar dukungan Iran untuk terorisme
internasional," ujar penasihat hukum Kementerian Luar Negeri AS, Richard
Visek, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (8/10).
Aset di bank nasional tersebut dibekukan Mahkamah Agung AS pada 1983.
Menurut mereka, aset tersebut harus dikembalikan kepada
keluarga-keluarga AS korban pengeboman barak Marinir AS di Beirut pada
1983 silam.
Namun, Teheran mengklaim keputusan itu melanggar
Perjanjian Hubungan Baik pada 1955, 24 tahun sebelum Revolusi Islam Iran
yang membuat kedua negara bermusuhan.
Pekan lalu, AS sudah
mencabut perjanjian tersebut pada pekan lalu, setelah Mahkamah
Internasional memerintahkan Washington untuk memastikan sanksi yang
dijatuhkan atas Iran tak memengaruhi keamanan sipil atau bantuan
kemanusiaan.
AS sendiri membutuhkan waktu satu tahun untuk keluar dari Perjanjian
Hubungan Baik tersebut. Mahkamah Internasional memastikan gugatan Iran
ini tidak akan dicabut.
Sidang kasus ini sendiri akan terus
berlanjut hingga Jumat mendatang dengan titik fokus pada keberatan AS
pada yurisdiksi Mahkamah Internasional atas permasalahan ini.
Gugatan ini terpisah dari tuntutan Iran lainnya di Mahkamah Internasional untuk pencabutan sanksi AS terkait perjanjian nuklir.
LONDON
- Menteri Pertahanan Inggris, Gavin Williamson menegaskan, operasi
melawan ISIS, baik di Irak ataupun Suriah akan terus berlajut, sampai
kelompok itu benar-benar musnah.
Williamson menuturkan, meski
ISIS sudah kalah di Irak dan Suriah, namun itu bukan berarti operasi
melawan kelompok itu telah usai. Dia menyatakan, operasi akan terus
berlanjut, selama London menilai ISIS masih menimbulkan ancaman serius
terhadap Inggris dan sekutu-sekutunya.
"Inggris harus terus
membela rakyat kami dan mitra kami, untuk memastikan ideologi mereka
(ISIS) yang buruk dan beracun tidak menyebar ke jalan-jalan kami," ucap
Williamson dalam sebuah pernyataan.
"Serangan udara terhadap
teroris ISIS akan terus berlanjut, selama mereka menimbulkan ancaman
yang jelas dan segera terhadap keamanan nasional dan internasional
kami," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/10).
Ucapannya
datang sehari setelah Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa
bulan lalu, jet tempur Angkatan Udara Inggris menghancurkan sejumlah
basis ISIS di Suriah dan Irak dengan, Kementerian Pertahanan Inggris
menturukan, mereka setidaknya menghancurkan satu basis ISIS setiap
harisnya baik di Suriah dan Irak.
TEL AVIV
- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilaporkan telah
memberitahu kabinetnya bahwa tentara sedang mempersiapkan kemungkinan
kampanye militer terhadap Jalur Gaza yang diblokade jika situasi tidak
kunjung membaik.
"Jika realitas tekanan sipil di Gaza berkurang,
yang diinginkan, tetapi itu tidak pasti terjadi, dan jadi kami
mempersiapkan respon secara militer, itu bukan pernyataan kosong," kata
Netanyahu, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (8/10).
Pada
tahun 2014, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza.
Serangan yang berlangsung selama 51 hari itu menghancurkan Jalur Gaza,
di mana lebih dari 2.300 orang Palestina menjadi martir dan puluhan ribu
orang terluka.
Terkait dengan situasi di Gaza, Mesir dan PBB
telah melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan proyek-proyek besar di
Gaza, terutama di sektor air, listrik, dan sanitasi untuk mencegah
krisis kemanusiaan yang mungkin terjadi.
Beberapa
laporan, baik yang dirilis oleh organiasi Palestina, Israel, atau
internasional telah memperingatkan memburuknya kondisi kemanusiaan di
Jalur Gaza, yang telah terguncang di bawah blokade Israel yang
melumpuhkan sejak 2007.
Mantan Presiden Interpol asal China Hongwei (AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)
Jakarta, CB -- Mantan Presiden Interpolasal China, Meng Hongwei saat ini sedang dalam penyelidikan atas kasus dugaan suap. Hal ini disampaikan dalam pernyataan di situs Kementerian Keamanan Publik China.
"Penyelidikan
terhadap Hongwei (dilakukan) atas dugaan menerima suap dan pelanggaran
hukum dilakukan segera, benar-benar tepat dan bijaksana," kata
Kementrian dalam pernyataan itu.
Pada Minggu (7/10), Interpol
yang berbasis di Perancis mengatakan bahwa Meng telah mengundurkan diri
dari jabatannya di Interpol sebagai Kepala Organisasi Penegakan Hukum
Global. Hongwei juga menjabat sebagai Wakil Menteri Keamanan di China.
Pada Jumat (5/10), Meng dilaporkan hilang di Perancis, yang menjadi
markas Interpol. Dilansir dari Reuters, Kementrian Perancis mengatakan
bahwa keluarga Meng tidak mendengar kabar darinya sejak 25 September.
Saat ini, istri Meng tengah berada di bawah perlindungan polisi setelah
mendapat ancaman dari media sosial dan telepon genggamnya.
Istri Meng, Grace mengeluarkan pernyataan singkat yang mengungkapkan kekhawatirannya.
"Selama saya tidak bisa melihat suami saya didepan saya, berbicara kepada saya, saya tidak memiliki kepercayaan diri," kata dia.
Pada
2016 lalu, Meng diangkat untuk menjabat Presiden Interpol sebagai
bagian dari upaya China agar mendapatkan posisi kepemimpinan di
organisasi keamanan internasional itu.
Interpol beraggotakan 192 negara dan biasanya difokuskan untuk menemukan orang-orang yang hilang atau dalam pencarian.
Saat
Meng terpilih sebagai Presiden Interpol, berbagai kelompok Hak Asasi
Manusia menyatakan keprihatinan bahwa Beijing akan memanfaatkan
posisinya untuk mengejar pembangkang negaranya di luar negeri. Beijing
menekan negara-negara untuk menangkap dan mendeportasi warga China jika
melakukan kejahatan, korupsi, hingga terorisme.
Sejak dibawah kepemimpinan presiden Xi Jinping, China telah melakukan tindakan keras terhadap kasus korupsi.
Isteri Meng Hongwei khawatir akan nasib
suaminya yang sedang pulang ke China setelah menerima pesan gambar emoji
pisau. (Reuters/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwenang di Beijing mengumumkan bahwa presiden interpol asal China yang hilang ketika pulang ke negaranya saat ini sedang diperiksa terkait dugaan kegiatan kriminal.
Interpol yang
sebelumnya mempertanyakan keberadaan Meng Hongwei kemudian mengatakan
telah menerima surat pengunduran diri dari pejabat asal China yang
langsung berlaku.
Komisi Pengawasan Nasional China yang bertugas
menyelidiki kasus korupsi pegawai negeri mengeluarkan pernyataan
singkat pada Senin (8/10) bahwa Meng "saat ini sedang diperiksa karena
diduga melanggar hukum".
Ketidakjelasan nasib Meng pertama kali dikemukakan oleh isterinya setelah menerima pesan singkat terakhir berisi emoji pisau.
China
sebelumnya tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait nasib Meng yang
juga wakil menteri keamanan publik sejak isu ini dikemukakan oleh
pejabat Perancis pada Jumat (5/10).
Presiden
Interpol, Meng Hongwei, sempat dikabarkan hilang hingga pihak berwenang
China mengatakan dia diperiksa karend dugaan kasus kejahatan.
(AFP/Roslan Rahman)
Kasus Meng ini menjadi kasus terakhir dari hilangnya pejabat tinggi
China dimana pejabat tinggi pemerintah, pengusaha besar bahkan selebriti
terkenal hilang selama beberapa minggu atau beberapa bulan.
Kebanyakan dari mereka diketahui nasibnya ketika hadir di sidang pengadilan.
Meng, presiden Interpol pertama asal Chin, terakhir kali melakukan
kontak pada 25 September ketika meninggalkan kota Lyon tempat kantor
pusat Interpol berada, menuju China.
Sekretaris Jenderal
Interpol Juergen Stock, yang bertugas menjalankan operasional harian,
mengatakan mencoba mendapatkan "klarifikasi" terkait keberadaan Meng
dari pihak berwenang China.
Satu sumber mengatakan bahwa minggu lalu polisi Perancis telah membuka penyelidikan atas hilangny Meng.
Interpol
megatakan akan memilih presiden baru bulan depan dalam pertemuan
majelis umum badan itu di Interpol untuk melanjutkan masa jabatan Meng
yang tersisa dua tahun.
Meng tinggal bersama isteri dan dua anaknya di Perancis sejak terpilih sebagai presiden interpol pada 2016.
Emoji Bahaya
Kepada wartawan istri Meng mengatakan menerima pesan di ponsel yang berisi emoji pisau sebelum suaminya hilang.
Grace
mengatakan bahwa suaminya juga mengirim pesan yang berbunyi "tunggu
telpon dari saya", sebelum mengirim emoji yang berarti bahaya itu.
"Masalah ini menjadi masalah komunitas internasional," kata Grace dalam jumpa pers, Minggu (7/10).
"Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan dia," ujarnya.
Dan
setelah mendengar pengumuman dari komisi antikorupsi China terkait nasib
suaminya, Grace mengatakan kepada AFP bahwa kasus yang melibatkan
suaminya akan diawasi oleh "hukum internasional dan opini masyarakat
internasional", ketika menggambarkan situasi ini bermotivasi politik.
Komisi
Pengawasan Nasional yang baru didirikan China ini memiliki wewenang
luas untuk menyelidiki pegawai negeri tanpa diikuti dengan syarat
transparansi yang cukup banyak.
Meski komisi ini tidak merinci
tuduhan yang dikenakan kepada Meng, mandat badan ini adalah menyelidiki
kasus korupsi yang merupakan bagian dari kampanye antikorupsi yang
dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping.
Pengkritik kampanye ini
menyebut bahwa kegiatan melawan korupsi ini juga berfungsi sebagai alat
untuk mengyingkirkan pesaing politik Xi Jinping.
Karir Meng
Hongwei di badan keamanan dalam negeri China melesat ketika negara itu
masih diperintah oleh Zhou Yongkang, pesaing Presiden Xi Jinping dan
pejabat tertinggi China yang diadili dalam kasus korupsi.
Zhou
Yongkang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2014 dituduh
berkonspirsi untuk merebut kekuasaan pemerintah dan pihak berwenang
China hingga kini masih terus menyingkirkan pengaruhnya.
Meng Hongwei ditunjuk sebagai wakil menteri keamanan pada 2004.
Karir
Meng Hongwei di badan keamanan China melesat ketika negara itu masih
dipimpin oleh Zhou Yongkang, pesaing politik Presiden Xi Jinping yang
dijatuhi hukuman seumur hidup dalam kasus korupsi (AFP/ POOL /Lintao
Zhang)
Sebagai wakil menteri keamanan, Meng dipercaya memimpin sejumlah badan
sensitif seperti divisi kontra-terorisme. Meng lah yang bertanggung
jawab atas langkah pemerintah China terhadap sejumlah insiden yang
terjadi di wilayah Xinjiang.
Pihak yang menentang pemilihan Meng
sebagai presiden Interpol mengatakan dia akan mempergunakan posisinya
itu untuk membantu China mensasar pembelot yang tinggal di luar negeri
dengan alasan mengejar pejabat korup.
Interpol mengecilkan
kekhawatiran tersebut dengan mengatakan bahwa presiden badan ini tidak
memiliki pengaruh besar dalam operasional sehari-hari.
'Red Notice'
Upaya
China mengejar para pejabat pemerintah yang korup di luar negeri dalam
Operasi Perburuan Serigala, memicu klaim dari sejumlah negara bahwa
penegak hukum China beroperasi secara diam-diam di wilayah mereka tanpa
mendapat izin dari pihak berwenang setempat.
Situs Interpol
memperlihatkan bahwa China mengajukan 44 surat perintah penangkapan
inernasional (Red Notice) terhadap individu yang kebanyakan terlibat
dalam kasus pembunuhan, penganiayaan dan penyelundupan narkoba.
Ketika
Meng menjadi presiden Interpol, badan ini mengeluarkan satu Red Notice
untuk miliuner buron China bernama Guo Wengui yagn mengancam akan
mengungkap korupsi di jajaran tertinggi pemerintah negara itu.
Pihak
berwenang China dan Hong Kong antara lain menuduh Guo, taipan
pengembang yang tinggal di Amerika Serikat, mencuci uang bernilai miliar
dolar.
CB, Jakarta - Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker, mengkritik pers di Inggris dengan menyebut adanya sikap tidak hormat terhadap politisi dan HAM. Dia pun berkeras kebebasan pers ada batasnya.
Dikutip dari RT.com
pada Senin, 8 Oktober 2018, Juncker tidak menjelaskan lebih detail
dimana letak batasan kebebasan pers yang dimaksudnya. Namun dia
menyarankan masyarakat untuk bangkit dan menekan kebebasan pers. Juncker
pun menilai politik tidak seharusnya memberikan pengaruh pada
jurnalistik.
Ilustrasi koran. Bbc.co.uk
Juncker
mendesak agar para wartawan melakukan apa yang sepatutnya boleh
dilakukan dan tidak melanggar batas privasi seseorang. Juncker pun
memberikan contoh yang merusak hubungannya dengan media.
Dia
secara khusus mengecam bukan hanya media-media di Inggris, tetapi juga
media di belahan dunia lainnya karena telah berusaha membuat Juncker
sebagai orang paling bertanggung jawab atas keluarnya Inggris dari Uni
Eropa atau Brexit. Kenyataannya, dia telah ditelah diminta mantan
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, untuk tidak ikut campur dalam
kampanye Brexit. Juncker menyesal saat ini Komisi Eropa gagal untuk
melakukan intervensi karena ini akan menjadi senjata dalam menghadapi
cecaran pertanyaan dalam debat.
Juncker
pun mencurahkan kekecewaannya saat media-media di Inggris menyerangnya
dengan tuduhan mengalami kecanduan alkohol. Sebab dia menyangkal
memiliki masalah kecanduan alkohol.
Juncker, 63 tahun, tertangkap
kamera media ketika pada Juli 2018 tersandung saat menghadiri sebuah
acara NATO. Dia kemudian meninggalkan gedung dengan menggunakan kursi
roda. Dia mengecam pemberitaan yang menyebutnya mabuk saat tersandung di
acara NATO itu. Dia menyebut pemberitaan itu serangan sciatica yang
menyakitkan.
Ini bukan pertama kalinya media di Inggris secara
khusus diserang. Pada akhir pekan lalu, Komisi Keadilan Eropa, Vera
Jourova, menyerukan agar Uni Eropa mempertimbangkan pendekatan pers
berdasarkan kualitas dan aturan yang cerdas. Kemarahan Jourova ini
dipicu oleh pemberitaan The Sun yang mempublikasi berita berjudul 'tikus
kotor Uni Eropa'. The Sun menggambarkan para Presiden Dewan Eropa,
yakni Donald Tusk dan Emmanuel Macron, seperti gangsters dari Amerika yang memegang senjata.
Aktivitas di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Senin (8/10), 2018.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Kasus ini mungkin akan memperdalam perpecahan antara Turki dan Arab Saudi.
CB,
ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (8/10)
meminta Riyadh membuktikan klaimnya yang mengatakan wartawan Arab Saudi
Jamal Khashoggi telah meninggalkan konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Khashoggi sebelumnya dinyatakan hilang sejak pekan lalu.
Hilangnya
Khashoggi, yang pernah menjadi seorang editor surat kabar terkemuka di
Arab Saudi, telah memicu kekhawatiran global. Beberapa sumber di Turki
mengatakan pihak berwenang yakin Khashoggi terbunuh di dalam konsulat.
Khashoggi meninggalkan Arab Saudi tahun lalu. Ia mengatakan ia
khawatir akan adanya ancaman karena kritik tajamnya terhadap kebijakan
Saudi dalam perang Yaman dan penindasan Saudi terhadap perbedaan
pendapat di dalam negeri.
Khashoggi diketahui memasuki
konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Selasa (2/10) lalu untuk
mendapatkan dokumen bagi rencana pernikahannya. Para pejabat Saudi
mengatakan Khashoggi pergi tidak lama kemudian. Namun tunangannya, yang
menunggu di luar gedung konsulat, mengatakan dia tidak pernah keluar.
"Kami
harus mendapatkan hasil dari penyelidikan ini sesegera mungkin. Para
pejabat konsulat tidak dapat menyelamatkan diri mereka hanya dengan
mengatakan 'dia (Khashoggi) telah pergi'," kata Erdogan dalam sebuah
konferensi pers di Budapest.
Erdogan, yang mengatakan dia
secara pribadi terus mengikuti kasus tersebut, menambahkan Turki tidak
memiliki dokumen atau bukti mengenai kasus itu. Dua sumber Turki
mengatakan kepada pemerintah Turki Khashoggi diduga sengaja dibunuh di
dalam konsulat. Pandangan serupa juga disampaikan oleh salah satu
penasihat Erdogan, Yasin Aktay, yang juga teman dekat Khashoggi.
Pejabat
Saudi di konsulat membantah Khashoggi telah terbunuh di dalam gedung
dan mengatakan tuduhan itu tidak berdasar. Konsulat juga membantah
Khashoggi telah diculik.
NTV melaporkan pada Senin
(8/10), Turki telah meminta izin melakukan penyelidikan di konsulat
Arab Saudi di Istanbul. Seorang pejabat Turki juga mengatakan utusan
Arab Saudi untuk Ankara telah dipanggil ke kementerian luar negeri untuk
kedua kalinya pada Ahad (7/10).
"Telah disampaikan kepadanya kami mengharapkan koordinasi penuh dalam proses penyelidikan," kata pejabat itu.
Pada
Ahad (7/10), Erdogan mengatakan pihak berwenang akan memeriksa kamera
pengawas di bandara sebagai bagian dari proses penyelidikan. Konsulat
Arab Saudi di Istanbul telah mengizinkan wartawan Reuters untuk memasuki gedung pada Sabtu (6/10) dalam upaya untuk menunjukkan Khashoggi tidak ada di tempat itu.
Presiden
Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut menyampaikan keprihatinan
pemerintahannya atas hilangnya Khashoggi. Ia mengaku sangat terganggu
oleh laporan tentang nasib jurnalis tersebut.
"Saya
khawatir tentang hal itu. Saya tidak suka mendengar tentang hal itu. Dan
semoga masalah itu dapat diselesaikan. Sekarang tidak ada yang tahu
tentang kasus itu, tetapi ada beberapa cerita buruk yang terdengar. Saya
tidak suka itu," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Khashoggi
sering terlihat di acara bincang-bincang politik di jaringan televisi
satelit Arab sebagai bintang tamu. Ia juga pernah menjadi penasihat
Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen, dan duta besar Saudi
untuk AS dan Inggris.
Kasus ini mungkin akan memperdalam
perpecahan antara Turki dan Arab Saudi. Hubungan keduanya telah
merenggang setelah Turki mengirim pasukan ke Qatar tahun lalu setelah
sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, memberlakukan embargo terhadap
Doha.
Khashoggi dilaporkan dibunuh dibunuh di konsulat Saudi.
CB,
WASHINGTON -- Kasus hilangnya Jamal Khashoggi (60 tahun), seorang
jurnalis asal Arab Saudi, tengah menjadi sorotan. Ia, yang mendatangi
gedung konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober,
belum diketahui keberadaan dan kondisinya hingga kini. Beredar kabar ia
dibunuh di dalam gedung konsulat, walaupun hal itu telah dibantah oleh
Saudi.
Khashoggi adalah seorang kolumnis di the Washington Post. Jason Rezaian, rekannya di Washington Post menulis bahwa Khashoggi kerap membuat tulisan tajam dan penuh kritik, terutama untuk negaranya sendiri, yakni Saudi.
"Tapi
terlepas dari kritiknya terhadap tanah airnya, Jamal secara konsisten
menyatakan cintanya dan keinginannya untuk kembali, selalu mengulangi
keyakinannya bahwa Arab Saudi dapat dan akan melakukan yang lebih baik,”
kata Rezaian, dikutip laman Aljazirah, Senin (8/10).
Khashoggi
menetap di AS setelah menyadari keberadaanya tak lagi diterima di
Saudi. Itu merupakan konsekuensi yang harus diterimanya karena kerap
mengkritik kebijakan-kebijakan yang diadopsi negaranya.
Editor Khashoggi di Washington Post,
Karen Attiah, mengatakan tidak akan membiarkan kasus hilangnya
Khashoggi berlalu begitu saja. Sependapat dengan Rezaian, Attiah
mengatakan Khashoggi memang sangat mencintai negaranya.
“Sebagai
editornya, saya dapat mengatakan bahwa apa yang muncul dalam percakapan
dengannya adalah betapa jujur dia mencintai Arab Saudi dan rakyatnya,
serta merasa bahwa adalah tugasnya untuk menulis apa yang dia lihat
sebagai kebenaran tentang masa lalu, masa sekarang, dan masa depan
kerajaan (Saudi),” ucapnya.
Kepala redaksi situs berita Middle East Eye,
David Hearst mengutarakan hal tak jauh berbeda dengan Attiah dan
Rezaian. Ia mengatakan Khashoggi merupakan seorang warga Saudi yang
setia kepada negaranya. “Dia tidak menganggap dirinya seorang
pembangkang,” ujarnya.
Ia mengingat bahwa Khashoggi pernah
mengomentari tentang rencana reformasi ekonomi Saudi. “Dia mengatakan,
Anda tidak dapat memiliki reformasi ekonomi kecuali Anda memiliki
reformasi poltik. Ini adalah pandangan dari seorang reformis, bukan
revolusioner,” kata Hearst.
Namun ia menyayangkan sikap
Pemerintah Saudi. Menurutnya, kritik-kritik yang dilayangkan Khashonggi
bersifat moderat dan tidak frontal. Tapi kritik-kritik itu tak dapat
diterima dengan baik oleh Saudi.
Bill Law, seorang analis
Timur Tengah mengatakan Khashoggi adalah pribadi sekaligus pribadi yang
baik. “Ini adalah suara dan kritik yang masuk akal serta komentar bijak
bahwa putra mahkota Saudi (Pangeran Mohammed bin Salman) harus
mendengarkan,” katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Media
Turki-Arab (TAM) meyakini jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi tewas
dibunuh di gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul, Turki. Mereka
mengklaim memiliki bukti pembunuhan tersebut.
“Kami
mendapat konfirmasi informasi kemarin (pada Sabtu). Memang benar bahwa
Jamal Khashoggi dibunuh,” ujar kepala TAM Turan Kislakci saat berbicara
kepada awak media di depan gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul
pada Ahad (7/10), dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut
informasi yang didapatkan Kislakci, Khashoggi dibunuh dengan cara yang
brutal. Kendati demikian, ia belum mengungkapkan siapa sumber
informasinya dan bagaimana dia mendapatkan informasi tersebut.
Konsulat
jenderal Saudi, melalui akun Twitter resminya, telah menolak klaim
bahwa Khashoggi tewas dibunuh saat mendatangi gedung konsulat. “Seorang
sumber resmi di konsulat telah membantah tudihan yang dilaporkan
Reuters, yang dikaitkan dengan pernytaan pejabat Turki bahwa warga
negara Saudi, Jamal Khashoggi, tewas di konsulat Saudi di Istanbul,”
katanya.
ISLAMABAD
- Pakistan berhasil menguji coba peluru kendali (rudal) Ghauri yang
dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir dengan jangkauan
sekitar 1.300 km, kemarin. Uji coba senjata ini dilakukan setelah India
resmi membeli lima unit sistem rudal pertahanan S-400 Rusia dan
membatalkan perundingan damai secara sepihak.
Komando Pasukan
Strategis Angkatan Darat Pakistan Letnan Jenderal Mian Muhammad Hilal
Hussain memuji tes tersebut sebagai demonstrasi yang sukses dari
kesiapan operasional dan teknis militer.
"Peluncuran ini
mengkonsolidasikan kemampuan nuklir Pakistan yang ditujukan untuk
perdamaian dan stabilitas melalui rezim pencegahan yang kredibel," kata
militer setempat dalam sebuah pernyataan yang dilansir The Express Tribune.
Presiden
Arif Alvi dan Perdana Menteri Imran Khan juga menyamapikan apresiasi
mereka atas keberhasilan uji coba sistem rudal Ghauri.
Demonstrasi
senjata ini itu terjadi setelah rival regionalnya, India,
menandatangani kesepakatan dengan Rusia pada Jumat soal pembelian sistem
pertahanan udara S-400 oleh New Delhi dengan total harga sekitar USD5
miliar.
Pada
akhir bulan lalu, New Delhi juga membatalkan pembicaraan damai dengan
Islamabad yang dijadwalkan akan berlangsung di sela-sela sidang Majelis
Umum PBB di New York.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood
Qureshi mengkritik India atas pembatalan perundingan damai itu. Alasan
New Delhi membatalkannya karena Islamabad dianggap mendukung kelompok
bersenjata di Kashmir dalam insiden Juli lalu.
"India enggan, kami tidak akan menutup pintu kami," katanya, seperti dikutip Economic Times. "Bersembunyi jauh dari masalah tidak akan membuat mereka menghilang. Itu tidak akan memperbaiki situasi di Kashmir," ujarnya.
"Keterlibatan,
tidak ada keterlibatan. Datang, tidak datang. Kami menginginkan
pembicaraan karena kami percaya cara yang masuk akal adalah bertemu dan
berbicara. Mereka setuju, dan kemudian tidak setuju," lanjut Qureshi.
Ditanya apakah ada kemungkinan perang lain antara Pakistan dan India, Qureshi menyatarakan opsi itu tidak ada di meja.
"Siapa
yang berbicara tentang perang? Bukan kami. Kami menginginkan
perdamaian, stabilitas, pekerjaan dan meningkatkan kehidupan. Anda
mengidentifikasi keengganannya," katanya.
"Kami menginginkan
perdamaian. Itu tidak berarti kami tidak dapat membela diri dari agresi.
Kami dapat, tetapi kami tidak memiliki pola pikir agresif," imbuh dia,
yang dikutip Selasa (9/10/2018).
Menteri
Informasi Fawad Chaudhry juga bersikeras pada akhir September lalu
bahwa Pakistan menginginkan perdamaian dengan India. “Perang tidak akan
menjadi pilihan yang layak. Kedua negara harus melakukan negosiasi,"
katanya.
Pengkhianatan itu berkaitan dengan wawancara dengan surat kabar Dawn
CB,
LAHORE -- Dua mantan perdana menteri Pakistan (PM), yaitu Nawaz Sharif
dan Shahid Khaqan Abbasi, yang menghadapi tuduhan berkhianat, muncul di
pengadilan bersama seorang wartawan terkemuka pada Senin (8/10). Mereka
dihadirkan untuk mendengarkan keputusan apakah mereka harus diadili.
Persidangan ditunda hingga 22 Oktober. Perkara pengkhianatan itu
berkaitan dengan wawancara Sharif dengan surat kabar berbahasa Inggris, Dawn.
Dalam
wawancara itu, Sharif dikutip saat mengungkapkan dugaan bahwa negara
Pakistan memainkan peranan dalam serangan militan di kota India, Mumbai,
pada 2008. Serangan itu menewaskan 166 orang.
India
berkali-kali menyuarakan tuduhan bahwa badan intelijen Pakistan membantu
kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) melakukan serangan itu. Pakistan
membantah terlibat.
Namun, kelambanan Pakistan dalam
bertindak terhadap para pemimpin LeT masih menjadi halangan utama untuk
meningkatkan hubungan antara kedua negara, yang sama-sama memiliki
senjata nuklir itu.
Asisten editor Dawn yang
melakukan wawancara tersebut, Cyril Almeida, terancam ditangkap jika ia
tidak muncul di pengadilan. Almeida sudah diperintahkan untuk dilarang
meninggalkan Pakistan.
Sementara itu, perintah penangkapan
maupun larangan bepergian atas Almeida sudah dicabut pada Senin (8/10).
"Pengadilan telah mencabut namanya dari (daftar pengawasan
keberangkatan), mencabut perintah penangkapan terhadapnya serta
memerintahkan kami untuk menyampaikan jawaban pada 22 Oktober," kata
pengacara Almeida, Ahmad Rauf, kepada Reuters.
Sharif
dicopot dari jabatannya tahun lalu oleh Mahkamah Agung atas tuduhan
korupsi. Ia awal tahun ini dijatuhi hukuman penjara 10 tahun.
Abbasi
menggantikan Sharif,, sang pemimpin partainya sebagai perdana menteri
sebelum pemilihan yang dilangsungkan awal tahun ini memunculkan mantan
bintang kriket Imran Khan ke kursi kekuasaan.
Sharif telah
membantah melakukan kesalahan dan ia menuduh militer memanfaatkan
pengadilan untuk menggerakan pemecatan terhadap dirinya serta menggoyang
partai Liga-Nawaz Muslim Pakistan untuk membuka jalan bagi kemenangan
Khan. Baik militer maupun Khan membantah tuduhan itu.