ANKARA
- Sebanyak 14 kapal militer Angkatan Laut Turki dan komandannya yang
aktif bertugas di Laut Aegea atau Laut Hitam hilang sejak kudeta yang
berakhir dengan kegagalan pada Jumat malam lalu.
Komandan
Angkatan Laut Turki, Laksamana Veysel Kosele, tidak bisa dilacak sejak
upaya kudeta berlangsung sekelompok pasukan pertahanan Turki.
Belum jelas apakah Laksamana Kosele merupakan kaki tangan dari para konspirator yang memimpin upaya kudeta atau tidak.
Namun, laporan media lokal menduga bahwa komandan Angkatan Laut itu
telah ditipu oleh komplotan kudeta yang memberi informasi agar membawa
kapal karena aka nada serangan teroris di negara itu.
Belasan
14 kapal militer itu belum kembali ke pelabuhan sejak upaya kudeta
militer Jumat malam lalu. Kapal-kapal yang sejatinya bisa dilacak oleh
radar atau satelit itu diduga telah menuju ke pelabuhan Yunani.
Sebelumnya, sekitar delapan perwira militer Turki dilaporkan telah
mencari suaka di Yunani setelah melarikan diri ke negara mereka. Aksi
melarikan diri menyusul langkah pasukan pro-Pemerintah Erdogan yang
menangkap komplotan kudeta.
Ribuan personel militer, termasuk
para jenderal telah ditahan dan terancam hukuman mati jika Turki
benar-benar menghidupkan kembali hukuman mati.
Presiden Turki
Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa komplotan
kudeta telah mencoba membunuhnya di sebuah resor di sebelah barat daya
Turki, di mana dia tinggal. Dua pengawalnya tewas dalam serangan itu.
Seorang juru bicara Pemerintah Turki dikutip oleh The Times,
Selasa (19/7/2016)mengatakan bahwa pemerintah percaya ada sel-sel tidur
”yang mungkin mencoba untuk membajak helikopter atau terlibat dalam
tindakan kekerasan lainnya terhadap demonstran damai dan (menduduki)
gedung-gedung pemerintah".
Presiden telah mendukung
penghidupan kembali hukuman mati jika parlemen mengambil keputusan
serupa. ”Masalah ini sekarang dapat diambil untuk agenda parlemen dan
dapat dibahas di sana. Kami sebelumnya menghapuskan, tapi kami selalu
bisa kembali dan kembali memperkenalkan itu,” kata Erdogan.
”Ada kejahatan yang jelas pengkhianatan. Permintaan Anda (orang-orang
Turki) tidak pernah diabaikan oleh pemerintah. Tetapi para pemimpin
harus datang bersama-sama dan mendiskusikan itu. Jika mereka menerima
untuk mendiskusikannya, kemudian sebagai presiden saya akan menyetujui
keputusan apapun yang keluar dari parlemen,” imbuh Erdogan.
Credit Sindonews
Rabu, 20 Juli 2016
Punya Senjata Terlalu Hebat, Garda Nasional Pesan yang Biasa Saja
Seorang tentara dari
Angkatan Laut Rusia memamerkan senapan mesin Pecheneg pada pameran
senjata dan peralatan khusus di Hari Inovasi Distrik Militer Timur Day
di Vladivostok.
Sumber: Vitaliy Ankov/RIA Novosti
Rusia menciptakan
senjata baru untuk Garda Nasional Rusia yang akan menggantikan
“Pecheneg” dan senapan mesin Kalashnikov. Menurut para ahli militer,
keputusan untuk mengembangkan senjata baru tersebut dibuat karena
kemampuan senjata yang dimiliki saat ini terlalu besar untuk digunakan
di daerah perkotaan.
Tugas utama yang diminta pasukan keamanan kepada pihak pengembang senjata terbaru itu ialah bahwa senjata tersebut harus menjadi senjata yang tepat untuk digunakan di daerah tertutup.
Senjata terbaru ini harus ringan dan dilengkapi kaliber kecil dengan hentakan tembakan yang minimal.
Mengapa ada senjata yang tak cocok digunakan dalam pertempuran di tengah kota?
Model terbaru ini dibangun berdasarkan perlengkapan tempur “Ratnik” dan dimaksudkan untuk menggantikan senapan mesin “Pecheneg” yang digunakan oleh pasukan khusus Kementerian Dalam Negeri Rusia, kata Dmitry Safonov, seorang analis militer dari surat kabar Izvestia, berpendapat.Ratnik
Perlengkapan tempur Ratnik adalah perlengkapan tentara baru yang mulai dipasok
untuk pasukan Rusia sejak Mei lalu. Perlengkapan tempur ini dapat
melindungi tentara dari ledakan dan pecahan peluru, senjata api, sistem
proteksi, serta komunikasi, navigasi, dan sistem desain target — yang
berjumlah 50 elemen.
Ratnik telah dipasok secara bertahap untuk pasukan Rusia sejak Mei lalu. Seragam ini terutama didesain untuk penembak, pengemudi kendaraan lapis baja, serta pengendali senjata pesawat tempur.
Ratnik telah dipasok secara bertahap untuk pasukan Rusia sejak Mei lalu. Seragam ini terutama didesain untuk penembak, pengemudi kendaraan lapis baja, serta pengendali senjata pesawat tempur.
Menurutnya, baik senapan mesin Kalashnikov maupun “Pecheneg” memiliki kekuatan tembak yang tinggi karena menggunakan peluru yang dapat terpencar luas. “Tembakan senjata api jenis ini dapat melubangi dinding antarruangan pada gedung rumah susun yang terbangun dari beton. Hal ini harus dihindari dalam kasus penembakan dalam kota. Hal tersebut, secara khusus, menjelaskan alasan pemilihan peluru 5,45 milimeter,” kata Safonov menambahkan.
Sebagaimana yang ia tekankan, saat ini, aparat penegak hukum bersenjata juga memiliki senapan mesin Kalashnikov dengan peluru serupa. “Modelnya bagus, tapi cadangan pelurunya terlalu sedikit, hanya 45 peluru. Butuh waktu lama untuk mengisi ulang. Senjata itu tidak nyaman digunakan dalam pertempuran di ruang yang terbatas,” kata Safonov.
Seperti apa senjata terbaru ini nantinya?
Model terbaru senjata ini dinamai “Kord-5,45” dan hadir sebagai versi mini dari senapan mesin kaliber besar dengan sabuk amunisi berukuran 12,7 x 108 milimeter. Kord-5,45 diciptakan untuk amunisi menengah berukuran 5,45 x 39 milimeter, dan menurut para pengembang, prototipe senapan sudah dapat dipamerkan pada akhir tahun ini.Senjata terbaru ini direncanakan akan dilengkapi laras senapan berukuran 900 dan 750 milimeter yang dapat diganti, serta popor (gagang senapan) lipat. Senapan ini juga dapat dilengkapi dengan pembidik tambahan.
Pembuatan senapan Kord-5,45 akan menelan biaya sekitar 25 juta rubel (sekitar 5,1 miliar rupiah)
Credit RBTH Indonesia
Jokowi Lantik Komjen Suhardi Alius Jadi Kepala BNPT
JAKARTA
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Komisaris Jenderal
Polisi Suhardi Alis menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta,
Rabu (20/7/2016).
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu dilantik dan diambil sumpahnya melalui Keputusan Presiden Nomor 70/PPA/2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Utama Kepala BNPT. Suhardi menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang telah menjabat Kapolri
Selain Kepala BNPT, Jokowi juga melantik Penny Kusumastuti Lukito menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggantikan Roy Alexander Sparringa.
Penny diangkat berdasarkan Keppres Nomor 68/PPA/2016 tentang pengangkatan jabatan utama di lingkungan BPOM. Usai diambil sumpahnya Suhardi dan Penny langsung menandatangi Kepres di hadapan Presiden Jokowi.
Dari pantauan Sindonews di lokasi, sejumlah menteri hadir dalam pelantikan ini seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Turut hadir Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu dilantik dan diambil sumpahnya melalui Keputusan Presiden Nomor 70/PPA/2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Utama Kepala BNPT. Suhardi menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang telah menjabat Kapolri
Selain Kepala BNPT, Jokowi juga melantik Penny Kusumastuti Lukito menjadi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggantikan Roy Alexander Sparringa.
Penny diangkat berdasarkan Keppres Nomor 68/PPA/2016 tentang pengangkatan jabatan utama di lingkungan BPOM. Usai diambil sumpahnya Suhardi dan Penny langsung menandatangi Kepres di hadapan Presiden Jokowi.
Dari pantauan Sindonews di lokasi, sejumlah menteri hadir dalam pelantikan ini seperti Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Turut hadir Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Credit Sindonews
Militer Cina Berada di LCS Sebagai Reaksi Terhadap AS
CB, SINGAPURA -- Peneliti senior di Angkatan
Laut Cina, Zhang Junshe mengatakan kehadiran kapal-kapal Cina di Laut
Cina Selatan dimaksudkan sebagai reaksi terhadap Amerika Serikat dan
Jepang yang secara teratur melakukan latihan militer di wilayah
tersebut.
"Kami hanya melaksanakan latihan militer 'di depan rumah kami sendiri', sementara mereka (Amerika dan Jepang) melakukannya jauh dari negara mereka," kata peneliti senior di Lembaga Militer dan Akademik Angkatan Laut Cina itu di Singapura, Selasa (19/7).
Menurut Zhang, Amerika dan Jepang melakukan latihan militer gabungan dengan alasan untuk menjaga keamanan di wilayah Asia Tenggara padahal selama ini tidak ada masalah di kawasan tersebut. Dia menambahkan, Cina melakukan latihan militer di Laut Cina Selatan hanya untuk menunjukkan latihan pertahanan tapi bukan untuk pamer kekuatan dan tidak ada target khusus dalam kegiatan tersebut.
"Kami juga tidak melakukan latihan militer secara besar-besaran karena kami sadar kegiatan seperti itu banyak mengeluarkan biaya," kata Zhang kepada wartawan setelah pelaksanaan dialog yang diikuti oleh 30 pakar dari negara-negara di Asia pada Senin (18/7).
Dialog tersebut diselenggarakan untuk mengetahui pendapat dan mencari masukan dari para pakar tentang hasil putusan Pengadilan Permanen Arbitrase (PCA/Permanent Court of Arbitration). Kecuali pakar dari Vietnam, seluruh peserta dialog yang disponsori Institut Studi Perbatasan Cina itu setuju dengan langkah Cina mengambil jalan negosiasi bilateral dalam penyelesaian sengketa di LCS antara Filipina dan Cina.
Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag, Belanda, memenangkan Filipina atas gugatannya terhadap Cina mengenai sengketa di Laut Cina Selatan. Cina tidak menerima hasil putusan tersebut.
"Kami hanya melaksanakan latihan militer 'di depan rumah kami sendiri', sementara mereka (Amerika dan Jepang) melakukannya jauh dari negara mereka," kata peneliti senior di Lembaga Militer dan Akademik Angkatan Laut Cina itu di Singapura, Selasa (19/7).
Menurut Zhang, Amerika dan Jepang melakukan latihan militer gabungan dengan alasan untuk menjaga keamanan di wilayah Asia Tenggara padahal selama ini tidak ada masalah di kawasan tersebut. Dia menambahkan, Cina melakukan latihan militer di Laut Cina Selatan hanya untuk menunjukkan latihan pertahanan tapi bukan untuk pamer kekuatan dan tidak ada target khusus dalam kegiatan tersebut.
"Kami juga tidak melakukan latihan militer secara besar-besaran karena kami sadar kegiatan seperti itu banyak mengeluarkan biaya," kata Zhang kepada wartawan setelah pelaksanaan dialog yang diikuti oleh 30 pakar dari negara-negara di Asia pada Senin (18/7).
Dialog tersebut diselenggarakan untuk mengetahui pendapat dan mencari masukan dari para pakar tentang hasil putusan Pengadilan Permanen Arbitrase (PCA/Permanent Court of Arbitration). Kecuali pakar dari Vietnam, seluruh peserta dialog yang disponsori Institut Studi Perbatasan Cina itu setuju dengan langkah Cina mengambil jalan negosiasi bilateral dalam penyelesaian sengketa di LCS antara Filipina dan Cina.
Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag, Belanda, memenangkan Filipina atas gugatannya terhadap Cina mengenai sengketa di Laut Cina Selatan. Cina tidak menerima hasil putusan tersebut.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil
"Mereka mungkin akan berhasil, dan kita akan mati hari ini," ujar salah seorang menteri yang hadir dalam pertemuan itu. "Mari kita bersiap-siap untuk mati, kita akan menjadi martir lewat pertempuran ini."
Menteri itu mengirimkan penjaga untuk mengambil senjata pribadinya. Sementara, pasukan keamanan yang melindungi gedung itu dikawal keluar. Para menteri itu tidak tahu, siapa yang bisa dipercaya dalam situasi kudeta seperti saat ini.
Dalam pertemuan tersebut, para menteri mengetahui televisi negara TRT telah diambil alih oleh pemberontak. Pembawa berita telah siap membacakan deklarasi kudeta militer dan penggulingan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Menteri kabinet terdiam dalam waktu dua menit.
Salah seorang kemudian membuat gurauan untuk meredakan situasi. "Jangan terlalu memikirkan TRT, saya bahkan tidak menontonnya pada hari-hari biasa," ujar menteri itu.
Faksi militer yang hendak melakukan kudeta mengirim tank ke jalanan Istanbul dan Ankara, memblokade jembatan, menangkapi petinggi militer, merebut televisi nasional, serta melancarkan serangan terkoordinasi ke kantor kepolisian dan markas keamanan. Para pemberontak berjanji untuk mengembalikan demokrasi.
Setelah kudeta gagal, sejumlah pertanyaan muncul? Bagaimana upaya tersebut bisa mudah dipatahkan? Banyak pengamat bilang upaya pengudeta amatir. Namun, sejumlah pejabat menegaskan jika upaya mengambil alih pemerintahan telah tersusun dengan baik.
Upaya menangkap Erdogan
Di Ankara pada Jumat pekan lalu, hari saat kudeta dilakukan, menteri dalam negeri diundang bersama sejumlah petinggi menggelar pertemuan tingkat tinggi. Pertemuan seharusnya dimulai pada pukul 17.00. Namun, ia tak datang karena terlalu sibuk. Sejatinya menteri dalam negeri ditangkap saat itu.
Saat kudeta dimulai, mendagri terjebak di Bandara Esenboga. Di sana ia dilindungi oleh kerumunan yang berkumpul untuk menolak kudeta.
Petinggi kontraterorisme Turki yang melakukan kampanye anti-ISIS juga tidak datang dalam pertemuan. Ia kemudian ditemukan tewas tertembak dengan tangan terikat di bagian belakang. Seorang pejabat mengatakan, ia ditembak di bagian leher.
Presiden Erdogan berada di Resor Marmaris untuk berlibur. Mantan perdana menteri itu langsung meninggalkan tempat liburannya setelah mengetahui gerakan kudeta. Sekitar 20 menit setelah ia pergi, pihak kudeta menyerang resor tersebut. Sekitar 25 tentara turun dari helikopter dengan tali dan menyerbu hotel itu guna menangkap Erdogan.
Pada sekitar pukul 21.00, Jenderal Mehmet Disli disebut telah memerintahkan pasukan khusus untuk menangkap petinggi komando senior militer. Tank kemudian diturunkan di jalanan Kota Ankara. Sekitar satu jam kemudian, mereka menutup Jembatan Bosphorus Istanbul dan Fatih Sultan Mehmet.
Cemaletti Hasimi, penasihat senior Perdana Menteri Binari Yildrim menyaksikan semua adegan itu. Setelah melihat Ankara yang sudah dikepung, ia lantas berjalan ke kantor wakil perdana menteri. "Apakah ini asli?" tanyanya. "Iya, ini nyata," jawab kantor wakil PM. "Namun, kami tak tahu apakah kudeta ini merupakan rantai komando atau hanya faksi militer."
Sekitar pukul 22.37, mereka menggelar pertemuan dengan Yildrim yang berada di Istanbul. Dalam pertemuan diputuskan pernyataan adanya upaya kudeta. Mereka hendak memanggil TRT, tetapi 10 menit kemudian telah diumumkan jika televisi pemerintah diambil alih.
Hasimi lantas memanggil televisi swasta NTV. Beberapa menit kemudian, Yildrim dengan tegas mengecam kudeta tersebut.
Di sisi lain, kondisi ricuh dan kacau terjadi di Ankara dan Istanbul. Sebuah pernyataan yang sepertinya datang dari situs militer menyatakan situasi telah bisa diatasi. Mereka mengklaim segera mengembalikan demokrasi.
Pernyataan ini membuat pejabat pemerintah takut jika itu datang dari komando militer. Hasimi menuding sejumlah hakim terlibat dalam upaya kudeta. Mereka ditugaskan untuk mengesahkan penggulingan Erdogan.
"Hari itu merupakan malam yang buruk," ujar Murat Karakullukcu, pejabat polisi yang bertugas di markas saat kejadian. "Apa yang ada dalam pikiran kami pertama adalah bagaimana bisa selamat. Kami pun membalas dengan menembaki helikopter dengan senjata kecil."
Erdogan tampil
Kembali ke kantor perdana menteri, kondisi berubah setelah Erdogan secara terpisah tampil langung lewat Iphone pada Sabtu pukul 00.37. Ia meminta agar rakyat turun ke jalan mempertahankan demokrasi. "Ini merupakan momen di saat psikologi terbalik, dan kami yakin akan menang," ujar Hasimi.
Orang-orang mulai turun ke jalan dalam jumlah besar
mengikuti panggilan Erdogan. Kemudian menteri agama telah meminta
otoritas imam di Turki untuk menyerukan di masjid-masjid, "Allah Maha
Besar." Sejumlah menteri tetap khawatir seruan ini akan menimbulkan
korban jiwa cukup besar.
Pernyataan dari pemimpin oposisi dan petinggi militer, termasuk komando militer yang menolak kudeta, mengakhiri upaya penggulingan Erdogan. Upaya kudeta gagal pada pukul 04.00 pagi.
Pada pukul 01.00, kepala kepolisian Bursa menangkap komandan militer setempat. Mereka menemukan dokumen enam halaman, di dalamnya termasuk nama-nama hakim dan pejabat militer. Mereka akan mengisi jabatan-jabatan strategis di birokrasi jika kudeta berhasil.
"Ini merupakan momen krusial," ujar Hasimi. "Ini merupakan upaya yang terkoordinasi dengan baik tetapi berhasil digagalkan oleh kepemimpinan dan pergerakan rakyat yang mengubah rencana mereka."
Kudeta itu, kata Hasimi, bisa saja berhasil. "Namun mereka kehilangan momen saat presiden serta perdana menteri serta petinggi militer memberikan pernyataan di televisi, Mereka menentang kudeta dan mendukung demokrasi. Warga yang menolak kudeta pun pulang ke rumah."
Pernyataan dari pemimpin oposisi dan petinggi militer, termasuk komando militer yang menolak kudeta, mengakhiri upaya penggulingan Erdogan. Upaya kudeta gagal pada pukul 04.00 pagi.
Pada pukul 01.00, kepala kepolisian Bursa menangkap komandan militer setempat. Mereka menemukan dokumen enam halaman, di dalamnya termasuk nama-nama hakim dan pejabat militer. Mereka akan mengisi jabatan-jabatan strategis di birokrasi jika kudeta berhasil.
"Ini merupakan momen krusial," ujar Hasimi. "Ini merupakan upaya yang terkoordinasi dengan baik tetapi berhasil digagalkan oleh kepemimpinan dan pergerakan rakyat yang mengubah rencana mereka."
Kudeta itu, kata Hasimi, bisa saja berhasil. "Namun mereka kehilangan momen saat presiden serta perdana menteri serta petinggi militer memberikan pernyataan di televisi, Mereka menentang kudeta dan mendukung demokrasi. Warga yang menolak kudeta pun pulang ke rumah."
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Diduga Salah Tembak, Jet Tempur AS Bunuh 85 Warga Suriah
Ilustrasi serangan udara. (Reuters/Kai Pfaffenbach)
Diberitakan Telegraph, Selasa (19/7), delapan keluarga tewas saat mereka mencoba melarikan diri dari kota yang dikuasai ISIS di Suriah. Peristiwa ini disebut sebagai serangan tunggal yang terbanyak menewaskan warga sipil sejak koalisi tempur AS melakukan serangan udara di Irak dan Suriah.
|
Observatory mengatakan, serangan itu diduga salah tembak. Tentara AS bisa jadi mengira gerombolan itu adalah militan ISIS. Serangan tersebut diyakini adalah yang pertama kali dilakukan oleh jet yang terbang dari pangkalan udara Incirlik, Turki, yang baru dibuka sejak upaya kudeta akhir pekan lalu.
Juru bicara Pentagon, Mayor Angkatan Darat Adrian J.T. Rankine-Galloway, dalam pernyataannya yang dikutip dari The Intercept mengaku telah mendengar laporan soal kematian warga sipil di wilayah tersebut.
"Jika informasi soal tuduhan itu kredibel, kami akan menentukan langsung selanjutnya yang tepat. Kami telah melakukan peninjauan selama proses penyerangan untuk menghindari atau menimimalisir korban sipil dan mematuhi prinsip-prinsip Undang-undang Konflik Bersenjata," ujar Rankine-Galloway.
Upaya merebut Manbij dan daerah sekelilingnya dari ISIS dimulai sejak akhir Mei lalu. Menurut perhitungan Pentagon, koalisi AS telah melancarkan 450 serangan udara di wilayah ini. Dalam 48 jam terakhir, AS melakukan 11 kali serangan di Manbij.
Banyak militan ISIS yang masih bercokol di kota tersebut dan melarang warga sipil untuk keluar. Merebut Manbij dianggap sangat penting karena kota itu terletak hanya 30 menit dari perbatasan Turki dan merupakan jalur pemasok logistik ke Raqqah, ibu kota ISIS.
Manbij juga merupakan persembunyian bagi para militan ISIS asal negara-negara Barat.
Sejak dimulai pada September 2014, serangan koalisi AS dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil di Suriah dan Irak, berdasarkan perhitungan situs Airwars.
Situs pemantau upaya militer di Suriah dan Irak itu mencatat koalisi telah melakukan 13.960 serangan udara di Irak dan Suriah, menjatuhkan hampir 50 ribu bom dan rudal dalam 710 hari penyerangan.
Credit CNN Indonesia
Vietnam Tolak Paspor Warga China Bergambar Laut Sengketa
Ilustrasi (Thinkstock)
Diberitakan dari Strait Times yang mengutip media Vietnam Tuoi Tre News, Senin (18/7), warga China pemegang paspor ini akan diberikan visa kunjungan saat kedatangan (on-arrival visa) yang berbeda tanpa pembubuhan stempel pada paspor.
Perairan yang diyakini kaya minyak dan gas itu diakui juga oleh Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia dan Taiwan. Vietnam menyambut baik keputusan arbitrase tersebut, dan mengambil langkah menolak paspor bergambar nine dash-line.
"Dengan mengeluarkan visa berbeda, petugas Vietnam bisa menghindari memberi stempel langsung pada paspor, menunjukkan sikap Vietnam yang tidak mengakui sembilan garis putus dalam bentuk apa pun," kata Dewan Rakyat provinsi Quang Ninh di Vietnam.
Setiap paspor China yang tidak sengaja distempel akan kembali distempel dengan kata "tertolak" jika pemiliknya kembali memasuki Vietnam.
Paspor dengan gambar peta yang mencakup nine dash-line diterbitkan tahun 2012 lalu, memicu protes dari negara-negara pengklaim lainnya.
Selain menolak paspor, Vietnam melakukan cara lain untuk menyatakan sikapnya. Sebuah provinsi di Vietnam memerintahkan dihentikannya sinetron Shanghai Bund, setelah tokoh utamanya Huang Xiaoming mendukung klaim Beijing atas Laut China Selatan.
Di Hanoi, sekitar 20 orang ditahan dalam protes menentang penolakan China mengakui keputusan pengadilan arbitrase.
Credit CNN Indonesia
China Mulai Patroli Udara di Laut Sengketa
Juru bicara AU China menyatakan bahwa
patroli udara di kawasan Laut China Selatan ini akan dilakukan secara
rutin di masa mendatang. (Reuters/CSIS Asia Maritime Transparency
Initiative)
Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), nama lain untuk militer China, pada Senin (18/7) menerbangkan "jet patroli udara baru-baru ini."
Juru bicara AU China, Shen Jinke, memaparkan bahwa sejumlah pesawat tempur dan pengawas itu akan melakukan tugas patroli, pertempuran udara, serta pengawasan pulau dan terumbu karang.
"Angkatan Udara bertujuan untuk mempromosikan pelatihan tempur yang sebenarnya di atas laut, meningkatkan kemampuan tempur terhadap berbagai ancaman keamanan dan menjaga kedaulatan dan keamanan nasional," kata Shen, dikutip dari kantor berita Xinhua.
Shen mengklaim bahwa patroli semacam ini akan dilakukan secara rutin di masa mendatang. "Untuk secara efektif memenuhi misinya, Angkatan Udara akan terus melakukan patroli tempur secara teratur di Laut China Selatan," ujarnya.
Dalam laporan Xinhua, Shen kembali menegaskan bahwa seluruh kepulauan di Laut China Selatan merupakan bagian dari wilayah China sejak zaman dahulu sehingga, hak dan kepentingan China di perairan itu tidak boleh dilanggar.
"Angkatan Udara PLA tegas akan membela kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan maritim, menjaga perdamaian dan stabilitas regional, dan mengatasi berbagai ancaman dan tantangan," katanya.
Pengumuman patroli udara ini, disertai dengan pernyataan terpisah bahwa China akan melakukan latihan militer di lepas pantai Pulau Hainan di Laut China Selatan menyusul keputusan pengadilan arbitrase permanen pekan lalu, yang mengatakan klaim China di laut sengketa yang termaktub dalam sembilan garis putus, atau nine-dash line, tidak sah.
Pengumuman ini juga bertepatan dengan kunjungan Laksamana John M. Richardson, Kepala Operasi Laut AS ke Beijing untuk mendiskusikan sengketa Laut China Selatan dan isu lainnya yang merebak usai keputusan pengadilan itu, menurut laporan New York Times.
China sendiri menyatakan tidak peduli pada keputusan itu dan menilai pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, tidak memiliki jurisdiksi yang relevan terkait sengketa Laut China Selatan.
Sementara, Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay mengaku telah menolak tawaran China untuk memulai perundingan terkait saling klaim di Laut China Selatan. Alasannya, China ingin agar perundingan itu tidak menyinggung hasil pengadilan arbitrase permanen.
Tawaran tersebut disampaikan kepada Yasay oleh Menlu China Wang Yi dalam pertemuan di sela KTT Asia-Eropa akhir pekan lalu. Yasay mengatakan Yi mengajukan perundingan bilateral terkait masalah tersebut, namun pembicaraan nanti "di luar keputusan arbitrase."
Filipina, kata Yasay, menolak tawaran itu karena tidak sesuai dengan kepentingan nasional mereka.
Credit CNN Indonesia
Turki Resmi Minta AS Segera Ekstradisi Gulen
Turki telah secara resmi meminta
Amerika Serikat segera mengekstradisi Fethullah Gulen, tokoh agama yang
disebut dalang kudeta akhir pekan lalu. (Cihan News Agency/Handout via
Reuters)
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengumumkan permintaan tersebut kepada parlemen Turki dan di Twitter pada Selasa (19/7), menyebut bahwa Gulen adalah "pemimpin teroris."
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Erdogan telah menelepon Presiden Barack Obama untuk membicarakan status Gulen pada Selasa waktu setempat.
Gulen yang saat ini mengasingkan diri di Pennsylvania membantah seluruh tuduhan tersebut.
AS dan Turki memiliki perjanjian ekstradisi yang diberlakukan sejak tahun 1981. Perjanjian ini mencakup ekstradisi bagi pelaku kejahatan yang pelakunya bisa dipenjara, namun tidak memuat soal "kejahatan politik."
Menurut para ahli hukum yang dikutip Reuters, pengacara di Kementerian Luar Negeri dan Kehakiman akan meninjau permintaan ekstradisi Turki untuk menentukan apakah Gulen layak dipulang paksa.
Jika iya, maka permintaan itu akan dilayangkan ke hakim di AS untuk menentukan apakah kejahatannya tersebut membuat dia diekstradisi. Keputusan hakim ini tidak bisa diganggu gugat, tapi seseorang bisa mengajukan petisi menentang ekstradisi tersebut, dengan mengatakan penahanan atas dirinya tidak sesuai hukum.
Walau petisi jarang dikabulkan, namun upaya banding atas langkah ini di Mahkamah Agung AS bisa berlangsung bertahun-tahun.
Upaya ekstradisi Gulen dilakukan ditengah upaya Turki membersihkan pemerintahan dan militer dari orang-orang yang terlibat kudeta. Ribuan orang telah dipecat atau ditangkap.
Gulen sendiri pekan lalu menyatakan akan mematuhi ekstradisi jika pemerintah Amerika Serikat memutuskannya. "Saya benar-benar tidak khawatir tentang permintaan ekstradisi, sebagaimana saya tidak khawatir terhadap kematian," kata Gulen dalam wawancara di kediamannya, Minggu (17/7
Credit CNN Indonesia
Akhir Petualangan Santoso di Hutan Belantara Poso
KOMPAS TV/ MANSUR
Kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah yang selama ini menjadi
buronan polisi, diduga telah keluar meninggalkan wilayah Gunung Biru,
Kecamatan Poso Pesisir dan kini berada di wilayah Kepolisian Sulawesi
Selatan.
Kontak senjata nan mencekam pada Senin (18/7/2016) petang, terjadi selama 30 menit.
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian memastikan bahwa jenazah yang ditemukan di hutan belantara itu 100 persen adalah Santoso. Dia tewas bersama Muchtar, anak buahnya.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyebutkan, sejumlah ciri fisik pada jenazah itu identik dengan Santoso. Salah satunya yakni tanda tahi lalat di dahinya.
Tanda tahi lalat pada jenazah itu berukuran 0,7 sentimeter, persis seperti ukuran tahi lalat milik Santoso. Selain itu, ada pula bekas luka tembak di bagian paha yang bersarang pada 2007 lalu.
Sidik jari jenazah tersebut pun identik dengan milik Santoso.
"Informasi yang saya dapat, sidik jarinya identik dengan sidik jari dia (Santoso) yang kami punya. Sudah bisa kami simpulkan 100 persen yang bersangkutan Santoso," ujar Tito, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Namun, masih ada satu tes yang belum dijalani, yakni tes DNA. Polisi akan mengambil sampel DNA itu dari anak Santoso.
Penguasa Gunung Biru
Selama persembunyiannya, Santoso diketahui menguasai kawasan Gunung Biru di Kecamatan Tangkura, Kabupaten Poso.
Pegunungan tersebut merupakan hamparan hutan belantara yang luas dan berbukit-bukit. Medan yang dilalui untuk bisa masuk ke sana saja sulit.
Di sana pula Santoso melatih kemampuan menembak para anggotanya. Menurut Tito, mencari Santoso ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
Wajar saja Satuan Tugas Tinombala yang terdiri dari gabungan personil Polri dan TNI membutuhkan waktu cukup lama untuk memburu kelompok ini.
Kepala Divisi Humas Polri Boy Rafli Amar mengakui kemampuan Santoso menjadi panglima di kelompoknya. Santoso mampu merekrut puluhan orang untuk bergabung di kelompoknya. Tak hanya orang Indonesia, tapi juga bangsa Uighur.
"Kelompok Santoso ini cukup kuat. Luar biasa, bagaimana caranya orang Uighur bisa percaya ke dia," kata Boy.
Bahkan, ada warga di kaki Gunung Biru yang menjadi simpatisan kelompok ini. Mereka diam-diam memasok makanan dan logistik. Kelompok teroris lain seperti Mujahidin Indonesia Barat pun terafiliasi dengan kelompok ini.
"Semacam memberikan support kepada mereka (Santoso) yang berjuang di sana. Sepertinya mereka dijadikan basis latihan," kata Boy.
Berganti-ganti Sandi Operasi
Operasi pengejaran kelompok Santoso sempat berkali-kali berganti sandi. Mulanya operasi pengejaram itu dinamakan "Camar Maleo".
Camar Maleo I dimulai pada 26 Januari 2015 hingga 26 Maret 2015. Kemudian dilanjutkan dengan sandi Camar Maleo II hingga 7 Juni 2015.
Sandi berganti lagi menjadi Camar Maleo III yang dimulai sejak 9 September 2015 itu. Camar Maleo IV berlangsung setelah itu dan berakhir 9 Januari 2016.
Setelah itu, sandi Camar Maleo tak lagi digunakan, berganti operasi Tinombala. Operasi dengan sandi baru ini dimulai sejak 10 Januari 2016 dan berakhir 8 Mei 2016 lalu dan diperpanjang hingga 8 Agustus 2016.
Setelah dievaluasi, tim gabungan merombak beberapa personil mereka dengan orang-orang baru dan mengganti strategi.
"Targetnya bagaimana mereka yang melakukan pelatihan di kawasan atau daerah yang saat ini dilakukan pengejaran, kami bisa menghentikan pelatihan itu dan bahkan kembali ke masyarakat," kata Boy.
Muncul Friksi
Satu per satu anggota kelompok Santoso berhasil ditangkap dan juga menyerahkan diri. Sebagian alasannya karena mereka kelaparan akibat diputusnya pasokan logistik.
Di sisi lain, ternyata ada gesekan di internal.
Menurut Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Polri Brigadir Jendeal (Pol) Rikwanto, ada kecemburuan sosial dari para anggota terhadap Santoso yang mengistimewakan keluarganya.
Anggota keberatan dengan perintah Santoso untuk melindungi keluarganya dan memperlakukan istrinya secara khusus. "Padahal mereka lagi berjuang, tapi mereka juga disuruh menjaga keluarga Santoso. Ini yang membuat mereka terpecah," kata Rikwanto.
Operasi Belum Berakhir
Tewasnya Santoso tak berarti operasi Tinombala berakhir. Setidaknya 19 anggota kelompok tersebut masih berkeliaran di hutan belantara Poso, termasuk istri Santoso.
Bahkan, kelompok ini memiliki "panglima" cadangan yang diduga kuat akan menggantikan Santoso memimpin kelompok. Mereka adalah Basri dan Ali Kalora, dua orang kepercayaan Santoso.
"Di antara mereka tumbuh saling kepercayaan berlandaskan kemampuan, semangat, dan pemahaman dalam perjuangan," kata Boy.
Basri disebut memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan Santoso. Sementara Ali Kalora dianggap tak memiliki kemampuan, kompetensi, dan kepemimpinan layaknya Basri dan Santoso.
Kedekatan mereka lantaran kesamaan nasib sebagai orang-orang yang terjebak dalam konflik Poso. Boy mengatakan, mereka kemudian dibina oleh Abu Sayyaf dan mengakar di Poso.
Credit KOMPAS.com
Ini Cerita Panglima TNI Bagaimana Operasi Penyergapan Santoso
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam acara Simposium Nasional
'Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain'
di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/6/2015).
"Saya ucapkan apresiasi dan bangga kepada Satgas Tinombala yang terdiri dari TNI dan Polri atas kinerjanya dalam membekuk kelompok Santoso," kata Panglima TNI di sela-sela Penganugerahan Tanda Kehormatan kepada Pangab Singapura Letjen Perry Lim, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016) petang, seperti dikutip Antara.
"Kami berterima kasih kepada Polisi, TNI AD, Marinir TNI AL dan TNI Angkatan Udara atas kinerjanya. TNI AU juga dilibatkan dalam operasi ini, dengan mengerahkan drone yang selalu melihat pergerakan jaringan Santoso," tambah Panglima TNI.
Hal itu disampaikan Gatot menanggapi tewasnya Santoso dalam baku tembak antara Satgas dengan lima orang jaringan kelompok Santoso di pegunungan di Poso, Senin (18/7/2016) petang.
Menurut dia, kerja sama yang dibangun TNI-Polri merupakan keterpaduan kerja bertahap dengan kesabaran. Contohnya, tim yang berhasil menewaskan Santoso, yakni prajurit dari Batalyon Raider 515 Kostrad berangkat sejak 13 hari yang lalu.
"Coba Anda bayangkan sembilan orang berangkat membutuhkan waktu tiga hari untuk menempuh jarak sekitar 11 kilometer ke tempat persembunyian Santoso, sementara untuk sampai ke titik penyergapan membutuhkan waktu selama delapan hari. Karena mereka bergerak malam hari dan mengendap-endap ke tempat-tempat yang sudah dicurigai dengan kampung istri Santoso," jelasnya.
Ia kembali menegaskan bahwa keberhasilan operasi bukan hanya untuk tim batalyon Raider 515 Kostrad, melainkan semua satgas Tinombala.
"Tetapi, pas yang dapat rezeki Raider 515 Kostrad. Ini keterpaduan tim Satgas Tinombala. Saya bangga dengan tim yang pantang menyerah meski dalam situasi sangat sulit," kata Panglima TNI.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian memastikan satu dari dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Poso, Senin (18/7/2016) kemarin, adalah Santoso Abu Wardah.
Kepastian itu didapatkan dari proses identifikasi melalui pencocokan sidik jari.
"Informasi yang baru saya dapat, sidik jarinya identik dengan sidik jari dia (Santoso) yang kami punya. Sudah bisa kami simpulkan 100 persen yang bersangkutan Santoso," ujar Tito, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.
Selain berdasarkan pencocokan sidik jari, kepastian itu juga didapat dari identifikasi melalui pengenalan tanda fisik oleh keluarga dan teman dekat.
Hasilnya juga sama, jenazah itu adalah Santoso.
Adapun, satu jenazah lainnya dipastikan bernama Muhtar. Proses identifikasi Muhtar juga menggunakan metode yang sama seperti identifikasi Santoso.
Credit KOMPAS.com
Selasa, 19 Juli 2016
Filipina Tolak Tawaran China untuk Dialog Laut Sengketa
Filipina menolak tawaran tersebut
karena China ingin agar perundingan itu tidak menyinggung hasil
pengadilan arbitrase di Den Haag. (Reuters/Nguyen Minh/File Photo)
Diberitakan Reuters, Senin (18/7), Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay mengatakan tawaran tersebut disampaikan oleh Menlu China Wang Yi dalam pertemuan di sela KTT Asia-Eropa akhir pekan lalu.
"Mereka mengatakan, jika Filipina bersikeras dengan keputusan itu, berdiskusi berdasarkan keputusan tersebut, maka akan terjadi konfrontasi," kata Yasay.
Yasay mengatakan Yi mengajukan perundingan bilateral terkait masalah tersebut, namun pembicaraan nanti "di luar keputusan arbitrase". Filipina, kata Yasay, menolak tawaran itu karena tidak sesuai dengan kepentingan nasional mereka.
Keputusan arbitrase Den Haag menunjukkan bahwa China telah melanggar hukum internasional dan merusak ekosistem laut di perairan yang kaya minyak dan gas itu dengan melakukan reklamasi daratan.
Selain itu, keberadaan China di perairan itu mengancam keberadaan kapal nelayan. Filipina memprotes kapal patroli China yang mengusir perahu nelayan mereka di daerah Scarborough Shoal.
Wilayah yang merupakan jalur perdagangan senilai lebih dari US$5 triliun itu diklaim oleh China, Filipina, Taiwan, Vietnam, Malaysia dan Brunei.
Yasay berharap keputusan pengadlian arbitrase akan memicu negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menekan China dengan mengeluarkan pernyataan bersama.
"Kami belum melakukan pertemuan bilateral dengan siapa pun. Tapi saya ingin melihat apakah kami bisa membuat kesepakatan tertentu yang bisa membuka perundingan bilateral atau multilateral jika diperlukan," kata Yasay.
Credit CNN Indonesia
Usai Kudeta, 112 Jenderal di Turki Dibekuk
Pemerintah Presiden Recep Tayyip
Erdogan menegaskan hukuman berat menanti para pelaku kudeta, termasuk
hukuman mati. (Reuters/Yagiz Karahan)
Menurut kantor berita Turki, Anadolu, ada 112 jenderal dan laksamana yang ditahan menyusul kudeta Jumat hingga Sabtu pekan lalu. Sebanyak 50 di antaranya masih dalam tahanan, sementara yang lainnya menjadi target penyelidikan.
Hampir 18 ribu orang ditahan menyusul kudeta, termasuk di antaranya 6.000 anggota militer, sekitar 9.000 polisi, sedikitnya 3.000 hakim dan 30 gubernur.
Kudeta berdarah berlangsung pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari lalu, saat sebuah faksi militer memblokir jalan, menyerang warga dan menyerbu kantor media. Kudeta berakhir saat ribuan orang turun ke jalan atas perintah dari Erdogan untuk menentang kesewenangan militer.
Sedikitnya 209 orang tewas, termasuk warga sipil dan aparat keamanan. Hampir 1.500 orang terluka dalam peristiwa akhir pekan lalu itu.
Pemerintah Erdogan mengatakan kudeta tersebut didalangi oleh Fethullah Gulen, tokoh agama dan mantan politisi Turki yang kini hidup mengasingkan diri di Amerika Serikat. Akibat peristiwa ini, hubungan Turki dan AS tegang.
Pemerintah Erdogan mengatakan tindakan itu adalah bentuk dari pengkhianatan yang layak dihukum mati. Erdogan menegaskan tidak akan menghapuskan hukuman mati kendati ditekan oleh Uni Eropa.
Credit CNN Indonesia
Jenderal Akin Ozturk Akui Persiapkan Kudeta Bersama Rekannya
Jenderal Akin Ozturk. dailysabah.com
Ozturk yang juga merupakan anggota Dewan Militer Agung (YAS), sebelumnya ditahan dan dibawa ke Unit Antiteror untuk dimintai keterangan. Dalam keterangannya dia mengatakan bahwa Jenderal Akar juga terlibat dalam kudeta tersebut.
"Saya bertindak bersama-sama dengan Hulusi Akar," kata Ozturk ketika ditangkap, seperti yang dilansir Trendz pada 17 Juli 2016.
Ozturk, yang memiliki sedikit luka memar di bagian wajah dan lengan tangan, ditahan bersama beberapa komandan militer yang terlibat dalam kudeta itu melalui operasi keamanan di seluruh negara. Di antara yang ditahan beberapa jam seusai kudeta itu adalah Komandan Kedua Angkatan Darat Jenderal Adem Huduti, Komandan Garnisun Avni Angun, dan Komandan Ketiga Angkatan Darat Jenderal Erdal Ozturk.
Namun tidak ada nama Akar seperti yang dituduhkan, justru kepala Angkatan Bersenjata Turki tersebut dikabarkan telah dibebaskan dari penculikan dan penyiksaan yang dilakukan oleh kelompok pro-kudeta. Posisi Akar pun sempat digantikan sementara waktu oleh Jenderal Dündar pada Sabtu, 16 Juli 2016.
Upaya kudeta tersebut digencarkan pada Jumat malam hari 15 Juli, para prajurit mengumumkan tentang merebut kekuasaan. Prajurit memberontak mulai menyerah pada Sabtu 16 Juli di pagi hari, menyusul pengumuman pemerintah Turki yang mengatakan bahwa upaya kudeta telah gagal.
Setidaknya hampir 300 orang tewas, termasuk 104 peserta pro-kudeta, sementara 1.440 orang terluka dalam aksi militer di ibukota Turki, Ankara, dan kota terbesar di negara itu, Istanbul. 6000 orang yang diduga terkait aksi kudeta juga dilaporkan telah ditangkap.
Credit TEMPO.CO
Bom Pintar Masa Depan Andalan Rusia, Amerika, dan Inggris
Small Diameter Bomb (SDB) GBU-39,
merupakan bom pintar yang menjadi andalan pesawat tempur siluman Amerika
Serikat, F-22 dan F-35. Bom pintar buatan Boeing ini menggunakan
pemandu GPS/INS (inertial navigation system) dengan jarak tempuh sekitar
110 km. GBU-39 dapat menghancurkan beton bertulang setebal 1,8 m dan
daya ledaknya yang terbatas sehingga dapat menghancurkan target tanpa
menimbulkan kerusakan yang luas. GBU-39 mulai diproduksi pada 2005, dan
digunakan dalam Perang Irak (2006). Israel adalah salah satu negara yang
memiliki bom pintar ini, dan dilaporkan menggunakannya saat menyerang
Hamas di Gaza, pada 2008. afwing.com
Bom berdiameter kecil merupakan bom
pintar masa depan yang akurat. Diameternya yang kecil membuat SDB dapat
dimuat dalam weapon bay pesawat generasi 5 atau pesawat tempur siluman.
Industri pertahan Amerika Serikat Raytheon juga mengembangkan Small
Diameter Bomb GBU-53. Bom yang dikenal sebagai SDB II ini mampu
menghancurkan target bergerak karena dipandu oleh tiga sistem pelacak,
yaitu radar gelombang milimeter, pencitraan infra merah, dan laser semi
aktif. SDB II mampu menghancurkan target sejauh 75 km dengan kemungkinan
meleset 1 m. SDB II akan diproduksi pada 2017. raytheon.com
Rusia merespon bom pintar Amerika
Serikat dengan mengembangkan KAB-250. KAB-250 dibuat untuk pesawat
siluman PAK FA. Bom ini dibuat dua versi, yaitu KAB-250LG-E dengan
pemandu laser dan KAB-250S-E yang dipandu satelit GLONASS/INS dengan
kemungkinan meleset 3-5 m. Bom pintar KAB-250LG-E dapat dimuat pada
pesawat generai 4 dengan menggunkan cantelan tambahan. Rusia telah
menggunakan bom KAB-250 yang dijatuhkan dari pesawat tempur Su-34,
terbang pada ketinggian 5.000 m, pada saat memerangi ISIS di Suriah,
September 2015. KAB-250 dijadwalkan akan melengkapi PAK FA, pada 2016.
janes.com
KAB-250 memiliki hulu ledak yang
dirancang untuk menghancurkan material ringan, kendaraan lapis baja, dan
instalasi musuh yang penting. Awalnya Inertial Navigation System (INS)
akan membimbing bom menuju sasaran. Dua sampai tiga kilometer sebelum
target, sistem komputer yang berada di kepala bom mengambil alih
perintah dengan menggunakan homing termal untuk mendapatkan gambar
sasaran. Sasaran yang dilihat akan dibandingkan dengan gambar referensi
yang sudah ditetapkan dalam memorinya, dan komputer akan mengoreksi
lintasan sehingga radius penyimpangan tidak melebihi tiga meter.
sputniknews.com
MBDA Inggris saat ini sedang
mengembangkan bom berdiameter kecil SPEAR (Selective Precision Effects
at Range) Cap 3 . SPEAR Cap 3 akan menjadi andalan pesawat tempur F-35
Angkatan Laut dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris. SPEAR Cap 3 mampu
meluncur sejauh 100 km dan menghancurkan target bergerak seperti
kendaraan lapis baja, truk peluncur rudal balistik, kendaran pengankut
pasukan, dan sistem pertahanan udara. SPEAR juga dirancang untuk
menghancurkan target di permukaan laut. mbda-systems.com
Bom pintar berdiameter kecil buatan
MBDA, SPEAR Cap3 memliki jangkauan yang jauh, sehingga pilot dapat
menjatuhkan bom pada posisi yang aman. Panduan multi-mode membuat SPEAR
Cap 3 dapat dijatuhkan dalam segala cuaca, siang atau pun malam. Bom ini
dapat ditembakan dengan menggunakan mode tembak dan lupakan otonom atau
mode laser semi aktif (Semi-Active Laser/SAL) mode dengan jaringan
penuh yang diaktifkan untuk pentargetan ulang. SPEAR Cap 3 dilengkapi
dengan hulu ledak muliti efek untuk meningkatkan daya mematikan dan
meminimalkan resiko kerusakan. mbda-system.com
Credit Tempo.co
Putin Larang Permainan Pokemon di Rusia, Ini Alasan Utamanya
Seorang warga bermain Pokemon GO di handpjhonenya. TEMPO/Ridian Eka Satura
"Kremlin sedang melakukan investigasi mengenai permainan Pokemon yang sedang marak," tulis Worldtruth, Senin, 18 Juli 2016. Putin menuding bahwa permainan Pokemon itu adalah serigala berbulu domba.
Menurut laporan Worldtruth, pencipta permainan ini, Niantec, memiliki hubungan sangat dekat dengan CIA. CEO Niantec, John Hanke, membuat Keyhole alias lubang kunci pada 2001, belakangan hasil karyanya dibeli Google.
"Hampir seluruh uang yang digunakan untuk membuat Keyhole berasal dari National Geo-Spatial Intelligence Agency dan CIA," kata Worltruth.
Pokemon GO sejauh ini adalah menjadi puncak karir intelijen Hanke. Dia merupakan agen intelijen New World Order yang karirnya diperoleh dengan menciptakan cara cerdik untuk memata-matai warga tanpa curiga dan menyampaikan informasi kembali ke agen intelijen.
Dengan peluncuran viral permainan ini, CIA secara efektif merekrut jutaan orang tanpa mereka sadari. Orang-orang itu bekerja sebagai agen intelijen dan melakukan operasi mata-mata serta mengumpulkan informasi sebelum mengosumsi. "Ini biaya mahal untuk lembaga intelijen."
Seorang agen yang ingin menampilkan sisi dalam sebuah rumah atau bangunan sekarang ini dapat menempatkan Pokemon di sana. Bagi warga yang naif, mereka akan mengumpulkan informasi untuk para agen itu.
Putin pun berjanji menghancurkan New World Order pada tahun ini.
Permainan itu tidak dirilis di Rusia, namun, beberapa penggemar Pokemon Rusia sudah terlanjur mulai memainkan permainan ini di Moskow. Untuk itu, Putin meminta mereka menjauh dari rumah dan gedung-gedung pemerintah dengan alasan keamanan.
Bukan hanya Rusia yang mengeluarkan pelarangan atas permainan ini. Cina, negara pasar terbesar permainan anak-anak dan smartphone, melakukan ha yang sama. Negeri itu menuding permainan tersebut seperti Kuda Troya untuk melakukan serangan militer oleh AS dan Jepang.
Credit TEMPO.CO
Cina Bakal Tutup Laut Cina Selatan untuk Latihan Militer
Sistem pertahanan udara jarak menengah
Tiongkok, HQ-9. Dunia dihebohkan dengan tindakan Tiongkok yang
menempatkan HQ-9 di Pulau Woody, salah satu pulau di Kepulauan Spartly
di Laut Cina Selatan. Kepulau Spratly menjadi sengketa antara Tiongkok,
Filipina, Brunai, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan. Tindakan Tiongkok ini
membuat kawasan Laut Cina Selatan semakin memanas. defence.pk
Administrasi maritim Provinsi Hainan mengatakan, pada Senin, 18 Juli 2016, bahwa pulau di daerah tenggara akan ditutup hingga Kamis mendatang, tapi mereka tidak memberi rincian tentang sifat latihan. Angkatan Laut dan Kementerian Pertahanan Cina juga tidak memberi komentar terkait dengan penutupan tersebut.
Sebelumnya, pada Jumat, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dilaporkan melakukan simulasi pertempuran nyata. Latihan militer di daratan Cina tersebut dikatakan akan berlangsung hingga September mendatang guna meningkatkan kemampuan militer.
Pengumuman itu datang di tengah-tengah kunjungan tiga hari petinggi Angkatan Laut Amerika Serikat ke Cina untuk membahas sengketa Laut Cina Selatan dan cara-cara untuk meningkatkan interaksi di antara militer kedua negara.
Ketegangan ihwal Laut Cina Selatan meningkat ketika Cina menolak putusan PCA dalam gugatan Filipina dan menolak mengambil bagian dalam arbitrase. Pengadilan memutuskan Cina tidak memiliki bukti legal atas klaim terhadap nyaris seluruh Laut Cina Selatan. Pengadilan juga menyebutkan Cina melanggar hukum maritim internasional dengan membangun pulau buatan yang menghancurkan terumbu karang dan minyak eksplorasi.
Cina telah berulang kali menyalahkan Amerika Serikat karena memicu masalah di Laut Cina Selatan, jalur perairan yang strategis di mana nilai perdagangan sebesar lebih dari US$ 5 triliun bergerak setiap tahun.
Selain Cina, negara-negara seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam memiliki klaim atas wilayah perairan yang juga kaya akan sumber daya alamnya itu.
Credit TEMPO.CO
Khawatir Kudeta Susulan, Erdogan Perintahkan F-16 Berpatroli
Recep Tayyip Erdogan memberi sambutan usai
mengikuti salat mayit berjamaah pada sejumlah korban aksi Kudeta Militer
Turki di Masjid Fatih, Istanbul, Turki, 17 Juli 2016. (Burak Kara/Getty
Images)
Seperti dilansir kantor berita Turki, Andolu, perintah Erdogan tersebut dikeluarkan untuk menjamin keamanan nasional dan kendali atas situasi di Turki.
Instruksi kontrol dari udara itu keluar dua hari setelah pesawat F-16 dan helikopter digunakan pasukan pro-kudeta pimpinan Jenderal Akin Ozturk untuk menyerang gedung pemerintah serta masyarakat umum.
Sementara itu, sedikitnya 42 helikopter dilaporkan hilang dari fasilitas militer Turki yang menyebabkan kekhawatiran bahwa mungkin ada tindakan percobaan lain untuk menggulingkan Erdogan.
Langkah-langkah darurat pun telah diterapkan di Istanbul dan Ankara, di mana 1.800 tentara dan polisi tambahan dikerahkan di kota dan diperintahkan menembak jatuh helikopter yang terbang tanpa izin ataupun tanpa peringatan sebelumnya.
Dalam serangan pada Jumat malam hingga Sabtu pagi pekan lalu tersebut, pesawat F-16 pemberontak menembaki gedung parlemen dan bangunan tempat Presiden Erdogan berkantor. Sedangkan sebuah helikopter terekam menembak warga sipil secara acak.
Insiden yang melanda Turki itu hingga kini telah menewaskan sedikitnya lebih dari 200 nyawa. Sekitar 6.000 orang, termasuk 2.839 tentara, yang diduga terlibat dalam upaya kudeta itu, ditahan. Sebanyak 103 jenderal dan laksamana serta ribuan hakim serta jaksa juga turut dibekuk.
Credit TEMPO.CO
Ini Dua Jenderal yang Dituding Otak Pelaku Kudeta Turki
Hulusi Akar. wikipedia.org
Ozturk merupakan mantan atase militer Turki di Israel pada periode 1990-an, yang kemudian menjabat sebagai komandan Angkatan Udara Turki. Sosok militer 64 tahun itu mengundurkan diri sebagai panglima angkatan udara tahun lalu, tapi tetap membantu Dewan Agung Militer Turki. Ozturk merupakan pemimpin militer yang cukup berhasil. Dia sering mendapat medali penghargaan dari Angkatan Udara Turki dan NATO.
Satu lagi jenderal yang dituduh terlibat dalam aksi kudeta tersebut adalah Hulusi Akar, yang merupakan kepala staf militer Turki. Akar merupakan lulusan Akademi Militer Turki angkatan 1972. Setelah lulus Sekolah Infanteri pada 1973, dia kemudian diangkat menjadi komandan peleton dan komandan kompi antara tahun 1973 dan 1976.
Akar kemudian melanjutkan pendidikan militer dan lulus dari Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat pada 1982, dari Angkatan Bersenjata Tinggi pada 1985, dan dari Staff College Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada 1987. Setelah menyelesaikan pendidikannya, karier Akar terus berkembang, hingga pada 1998 ia dipromosikan menjadi brigadir jenderal, lalu promosi untuk mayor jenderal pada 2002, dan letnan jenderal pada 2009.
Setelah promosi untuk pangkat jenderal pada 2011, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Umum Militer Turki dari 2011 sampai 2013 dan Panglima Angkatan Darat Turki dari 2013 sampai 2015. Setelah itu, Akar dipilih sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Turki pada 18 Agustus 2015 hingga saat ini. Ayah dua anak tersebut juga beberapa kali mendapat medali kehormatan, baik dari dalam maupun luar negeri, atas prestasi-prestasinya yang luar biasa dalam operasi keamanan.
Credit TEMPO.CO
UI Luncurkan Empat Mobil Listrik Senilai Rp 13 Miliar
REUTERS/Tyrone Siu
Empat mobil listrik terdiri dari satu mobil jenis minibus, dua mobil jenis city car dan satu bus. Ketua Almamater Center Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia Askar Triwiyanto mengatakan bis tersebut berkapasitas 60 penumpang dan menggunakan tenaga 220 kiloWatt dan 300 Ah.
"Bus ini akan diproyeksikan untuk ditingkatkan level kelayakannya untuk diproduksi secara massal dengan titik tolak menggantikan bis kampus di lingkungan UI (Universitas Indonesia)," kata Askar melalui keterangan tertulis, Senin, 18 Juli 2016. Saat ini bis kampus milik Universitas Indonesia menggunakan solar.
Mobil listrik dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini bagian dari pengembangan peta besar mobil listrik nasional yang disusun pada 19 Maret 2012. Selain Universitas Indonesia, pemerintah menunjuk Institut Teknologi Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada dan Universitas Negeri Solo berpartisipasi membuat mobil listrik nasional.
Proyek mobil listrik menjadi perhatian pemerintah mengingat semakin terbatasnya energi fosil. Selain itu, fluktuasi harga minyak dan pemanasan global juga menjadi sebab makin banyak masyarakat terobsesi dengan mobil listrik.
Credit TEMPO.CO
Langganan:
Postingan (Atom)