Small Diameter Bomb (SDB) GBU-39,
merupakan bom pintar yang menjadi andalan pesawat tempur siluman Amerika
Serikat, F-22 dan F-35. Bom pintar buatan Boeing ini menggunakan
pemandu GPS/INS (inertial navigation system) dengan jarak tempuh sekitar
110 km. GBU-39 dapat menghancurkan beton bertulang setebal 1,8 m dan
daya ledaknya yang terbatas sehingga dapat menghancurkan target tanpa
menimbulkan kerusakan yang luas. GBU-39 mulai diproduksi pada 2005, dan
digunakan dalam Perang Irak (2006). Israel adalah salah satu negara yang
memiliki bom pintar ini, dan dilaporkan menggunakannya saat menyerang
Hamas di Gaza, pada 2008. afwing.com
Bom berdiameter kecil merupakan bom
pintar masa depan yang akurat. Diameternya yang kecil membuat SDB dapat
dimuat dalam weapon bay pesawat generasi 5 atau pesawat tempur siluman.
Industri pertahan Amerika Serikat Raytheon juga mengembangkan Small
Diameter Bomb GBU-53. Bom yang dikenal sebagai SDB II ini mampu
menghancurkan target bergerak karena dipandu oleh tiga sistem pelacak,
yaitu radar gelombang milimeter, pencitraan infra merah, dan laser semi
aktif. SDB II mampu menghancurkan target sejauh 75 km dengan kemungkinan
meleset 1 m. SDB II akan diproduksi pada 2017. raytheon.com
Rusia merespon bom pintar Amerika
Serikat dengan mengembangkan KAB-250. KAB-250 dibuat untuk pesawat
siluman PAK FA. Bom ini dibuat dua versi, yaitu KAB-250LG-E dengan
pemandu laser dan KAB-250S-E yang dipandu satelit GLONASS/INS dengan
kemungkinan meleset 3-5 m. Bom pintar KAB-250LG-E dapat dimuat pada
pesawat generai 4 dengan menggunkan cantelan tambahan. Rusia telah
menggunakan bom KAB-250 yang dijatuhkan dari pesawat tempur Su-34,
terbang pada ketinggian 5.000 m, pada saat memerangi ISIS di Suriah,
September 2015. KAB-250 dijadwalkan akan melengkapi PAK FA, pada 2016.
janes.com
KAB-250 memiliki hulu ledak yang
dirancang untuk menghancurkan material ringan, kendaraan lapis baja, dan
instalasi musuh yang penting. Awalnya Inertial Navigation System (INS)
akan membimbing bom menuju sasaran. Dua sampai tiga kilometer sebelum
target, sistem komputer yang berada di kepala bom mengambil alih
perintah dengan menggunakan homing termal untuk mendapatkan gambar
sasaran. Sasaran yang dilihat akan dibandingkan dengan gambar referensi
yang sudah ditetapkan dalam memorinya, dan komputer akan mengoreksi
lintasan sehingga radius penyimpangan tidak melebihi tiga meter.
sputniknews.com
MBDA Inggris saat ini sedang
mengembangkan bom berdiameter kecil SPEAR (Selective Precision Effects
at Range) Cap 3 . SPEAR Cap 3 akan menjadi andalan pesawat tempur F-35
Angkatan Laut dan Angkatan Udara Kerajaan Inggris. SPEAR Cap 3 mampu
meluncur sejauh 100 km dan menghancurkan target bergerak seperti
kendaraan lapis baja, truk peluncur rudal balistik, kendaran pengankut
pasukan, dan sistem pertahanan udara. SPEAR juga dirancang untuk
menghancurkan target di permukaan laut. mbda-systems.com
Bom pintar berdiameter kecil buatan
MBDA, SPEAR Cap3 memliki jangkauan yang jauh, sehingga pilot dapat
menjatuhkan bom pada posisi yang aman. Panduan multi-mode membuat SPEAR
Cap 3 dapat dijatuhkan dalam segala cuaca, siang atau pun malam. Bom ini
dapat ditembakan dengan menggunakan mode tembak dan lupakan otonom atau
mode laser semi aktif (Semi-Active Laser/SAL) mode dengan jaringan
penuh yang diaktifkan untuk pentargetan ulang. SPEAR Cap 3 dilengkapi
dengan hulu ledak muliti efek untuk meningkatkan daya mematikan dan
meminimalkan resiko kerusakan. mbda-system.com
Credit Tempo.co