Dokumentasi
bendera Inggris Raya dan Uni Eropa berkibar di depan Perwakilan Komisi
Eropa untuk Inggris Raya, di pusat kota London, Rabu (23/1). Perdana
Menteri Inggris, David Cameron, berjanji memberikan warga Inggris
pilihan melaksanakan referendum untuk tetap bertahan sebagai anggota Uni
Eropa atau tidak jika ia menang pemilu 2015, memberikan tanda tanya
atas keanggotaan Inggris di Uni Eropa selama bertahun-tahun.
(REUTERS/Stefan Wermuth)
... telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota
parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang
mengerikan...
Birstall, Inggris (CB) - Seorang anggota Parlemen Inggris,
Jo Cox, ditembak mati di tengah jalan di kawasan utara negara kerajaan
itu, Kamis.
Penembakan itu menjadi berita besar di seluruh Britania Raya dan
membuat kampanye referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa dihentikan
untuk sementara waktu. Kubu pro Uni Eropa dan kubu Brexit tengah berebut
suara untuk referendum itu pada pekan keempat Juni ini.
Cox adalah perempuan anggota parlemen dari kubu oposisi, Partai
Buruh, dan juga pendukung yang vokal terhadap keanggotaan Inggris di Uni
Eropa.
Dia diserang saat hendak menggelar rapat bersama para konsituennya di Birstall, dekat dengan kota Leeds.
Sejumlah media setempat menyebut Cox ditembak sekaligus ditusuk.
Sementara itu pihak Kepolisian West Yorkshire menyatakan berhasil
menangkap seorang pria berusia 52 tahun dan menyita sejumlah senjata.
Motif serangan tersebut hingga kini belum diketahui.
"Semua keluarga besar Partai Buruh, dan semua warga di negara ini,
akan tergoncang dengan pembunuhan mengerikan terhadap Jo Cox hari ini,"
kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataan tertulis.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan,
pembunuhan Cox --seorang ibu dia anak yang sempat bekerja sebagai tim
kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2008 lalu-- adalah
tragedi.
"Kita telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota
parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang
mengerikan," kata Cameron yang berasal dari Partai Konservatif itu.
Para anggota parlemen Inggris saat ini sedang menjalani reses
menjelang referendum terkait "keluar" atau "bertahannya" Inggris di Uni
Eropa pada 23 Juni mendatang.
Tim dari kedua kubu mengatakan, mereka menghentikan untuk sementara
waktu aktivitas kampanye mereka. Sementara itu Cameron juga membatalkan
kampanye yang rencananya akan digelar hari ini di Gibraltar, wilayah
Inggris yang terletak di sebelah selatan perairan Spanyol.
Hingga kini masih belum diketahui dampak dari pembunuhan Cox terhadap referendum.
"Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sampai
jelas siapa yang bertanggung jawab dan motivasinya, pembunuhan ini
menyebabkan kampanye harus dihentikan saat kubu bertahan ingin terus
melanjutkan agendanya," kata John Curtice, profesor ilmu politik dari
Universitas Strathclyde.
Saat ini, kubu yang menginginkan Inggris untuk bertahan di Uni
Eropa tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat melawan kubu lawan.
Credit
ANTARA News
Anggota Parlemen Inggris Dibunuh Pendukung Partai Anti-Islam
Anggota dewan Partai Buruh, Jo Cox,
tewas setelah ditikam dan ditembak oleh pria yang meneriakkan "Britain
First", nama partai sayap kanan ekstrem Inggris. (Reuters/Neil Hall)
Jakarta, CB
--
Publik Inggris dikejutkan oleh penikaman dan
penembakan yang menewaskan anggota dewan Jo Cox dari Partai Buruh.
Polisi masih menyelidiki kasus ini, namun pembunuhnya diduga adalah
simpatisan partai yang anti-Islam di Inggris.
Wanita 41 tahun itu meninggal dunia setelah diserang di
daerah Bristall dekat Leeds di utara Inggris usai pertemuan rutin
dengan konstituennya pada Kamis (16/6). Pelaku belum dirilis
identitasnya oleh polisi, namun media Inggris menuliskan namanya adalah
Tommy Mair, seorang yang dikenal tetangganya sebagai pria yang pendiam.
Menurut saksi mata yang dikutip dari Washington Post,
Mair telah menunggu Cox keluar dari tempat rapat sebelum menyerangnya.
Saksi mengatakan, Mair menikam Cox berkali-kali, lalu menendanginya
kendati wanita itu telah terkapar penuh darah di jalanan.
Saksi yang dikutip CNN
mengatakan, Mair mengeluarkan pistol saat hendak dibekuk seorang warga.
Cox ditembak tiga kali, tembakan terakhir mengenai kepalanya.
Menurut saksi, pelaku meneriakkan kata-kata "Britain First" berkali-kali sebelum menikam Cox.
Britain
First adalah nama partai sayap kanan ekstrem yang melancarkan kampanye
anti-Muslim di Inggris. Dalam pernyataannya Britain First berlepas diri
dari peristiwa tersebut dengan mengatakan bahwa partai "tidak akan
pernah mendukung tindakan seperti itu."
Britain First didirikan
pada tahun 2011 oleh mantan anggota Partai Nasional Inggris dan
berkembang menjadi partai sayap kanan paling berpengaruh di negara itu.
Walau
mengaku tidak rasis, namun kampanye partai ini menyuarakan kebijakan
anti-imigran, menyerukan "dikembalikannya nilai-nilai Inggris" dan
dihentikannya "Islamisasi".
"Britain First menentang semua jenis
imigrasi massal, tidak peduli dari mana kalian berasal - warga kulit
tidak berpengaruh - Inggris sudah penuh," tulis partai itu di situsnya.
Insiden
ini terjadi di tengah ketegangan politik di Inggris jelang referendum
keanggotaan negara itu di Uni Eropa atau Brexit pekan depan.
Partai
Buruh yang digawangi Perdana Menteri David Cameron menginginkan agar
Inggris tetap berada di Uni Eropa. Britain First adalah salah satu
kelompok garis keras penentang keanggotaan Inggris di organisasi
negara-negara Eropa itu.
Usai pembunuhan Cox kedua kubu yang berseberangan dalam referendum menyatakan menunda kampanye.
Pembunuhan
anggota dewan sangat jarang terjadi di Inggris. Terakhir kali terjadi
adalah tahun 1990 saat anggota Partai Konservatif Ian Gow menjadi korban
pengeboman kelompok separatis Tentara Republik Irlandia.
Credit
CNN Indonesia