Dengan mengirimkan bom berupa ledakan fusi ke planet Merah.
CEO SpaceX Elon Musk ( REUTERS/Mario Anzuoni/Files)
Pendiri SpaceX dan perusahaan otomotif Tesla, Elon Musk, berencana mengirimkan bom untuk menciptakan dua matahari di atmosfir Mars. Hal ini dilakukan, agar lingkungan dan cuaca di Mars lebih hangat dan layak huni.
"Yang saya rencanakan adalah memiliki serangkaian tembakan bom yang besar, namun tidak menimbulkan bencana yang luas. Intinya adalah memaksakan terbentuknya dua matahari kecil untuk kutub di Mars. Letaknya di atas planet, bukan di dalam planet," ujar Musk, seperti dikutip dari Mashable, Senin, 5 Oktober 2015.
Dijelaskan Musk, setiap beberapa detik, akan dikirim bom fusi besar ke sepanjang kutub. Bom itu, nantinya akan bercahaya layaknya matahari kecil. Kemudian, banyak bom fusi akan dikirim bertahap untuk membuat matahari itu tetap berproses.
"Banyak orang yang tidak menyadari jika matahari kita terdiri dari ledakan fusi yang sangat besar. Jika kita memiliki dua matahari kecil di sepanjang wilayahnya, itu akan menghangatkan planet. Dengan demikian, karbondioksida yang beku akan berubah menjadi gas, mempertebal atmosfer dan menghangatkan air, lengkap dengan efek rumah kaca sebagai hasilnya," ujar Musk.
Sebelumnya, Musk pernah mengungkapkan hipotesis bahwa planet Mars bisa dihangatkan dengan cepat melalui pengiriman nuklir. Jika sudah layak huni, Musk pun berniat untuk mengunjungi Planet Mars suatu hari nanti.
Diketahui, 96 persen atmosfir Mars terdiri dari karbondioksida dan hanya satu persennya berupa oksigen. Artinya, jika pun ada manusia yang bisa tinggal di planet itu, mereka harus selalu mengenakan baju setiap saat.
Selain itu, manusia juga harus bisa menyesuaikan diri dengan gravitasi. Gravitasi di Mars ternyata 63 persen lebih lemah dari bumi. Artinya, manusia yang memiliki berat 45 kilogram di bumi hanya akan memiliki berat 17 kilogram di Mars.
Suhu rata-rata di Mars adalah minus 62 derajat celsius dan terendah adalah minus 176 derajat celsius. Inilah cuaca yang akan dihangatkan Musk dengan 'pulse bom' nya.
Credit VIVA.co.id