Seorang siswa SMA di AS mengaku membobol email direktur CIA John Brennan dan mencuri banyak informasi berharga.
Laporan ini pertama kali diberitakan oleh New York Post hari Minggu lalu. Kepada Post, remaja itu mengatakan telah membobol email AOL milik Brennan dan mengakses akun Comcast, penyedia layanan internet, milik Johnson.
Data lainnya di email pribadi Brennan yang berhasil dicuri adalah nomor Jaminan Sosial dan informasi personal dari puluhan pejabat intelijen AS.
Email yang dicuri juga termasuk surat pemerintah soal "teknik interogasi keras" terhadap tersangka terorisme.
Hacker ini tidak mengungkapkan identitas asli dan alamat dia tinggal. Dia menegaskan dirinya adalah siswa SMA, bukan Muslim, dan membenci kebijakan luar negeri AS serta mendukung kemerdekaan Palestina.
Dia mengaku meretas email itu bersama kawan-kawan sekolahnya dengan menggunakan taktik yang sangat sederhana.
Cara ini dinamakan "rekayasan sosial", yaitu dengan mengumpulkan informasi pribadi sasaran yang tersedia di internet dan menggunakannya untuk membobol email.
Dalam kasus ini, pelaku mengelabui karyawan Verizon, operator internet, untuk memberikan informasi Brennan dan berhasil meminta AOL meminta kata kunci baru email bos CIA itu. Kata kunci baru itu kemudian diberikan ke email para peretas.
Taktik yang mengandalkan kepiawaian menjawab dan berbicara dengan operator perusahaan penyedia layanan internet ini terbukti berhasil dalam berbagai kesempatan, kendati taktik ini dinilai teknik yang berbahaya dan rawan tertangkap.
Cara ini digunakan para hacker saat membobol email mantan kandidat wakil presiden Sarah Palin pada 2008 hanya dengan menjawab pertanyaan keamanan yang sangat mudah, yaitu hari ulang tahun dan kode pos.
FBI dan badan federal lainnya seperti Secret Service saat ini tengah menyelidiki kasus ini. Dihubungi CNN pada Senin (19/10), pelaku mengaku belum dikontak oleh petugas keamanan terkait pembobolan tersebut.
Pejabat intelijen yang dihubungi CNN mengatakan bahwa tidak ada informasi rahasia yang berhasil dicuri peretas dari email Brennan.
Pelaku peretasan mengatakan dia memiliki motivasi politis atas tindakannya itu dan ingin mempermalukan pemerintah AS.
"John dan Jeh adalah orang besar dan pejabat tinggi, jadi jika kami meretas mereka, pasti memalukan. Tapi ini karena pemerintah membunuh orang yang tidak berdosa, mereka juga mendanai (Israel) untuk membunuh orang tidak berdosa," kata hacker yang memiliki nama Cracka di Twitter itu.
Credit CNN Indonesia