Ilustrasi peretas. (Thinsktock/Hlib Shabashnyi)
Merujuk pada berkas pengaduan pidana, Ferizi meretas sistem komputer sebuah perusahaan Amerika Serikat dan mencuri lebih dari seribu informasi tentara dan pegawai negeri sipil. Ferizi kemudian memberikannya kepada beberapa tokoh ISIS, termasuk para ahli propaganda.
Hussein merupakan anggota penting dari unit khalifah siber ISIS. Mereka biasanya meretas laman resmi pemerintah, seperti AS dan Perancis.
Namun, militer AS mengumumkan bahwa Hussein tewas dalam serangan udara di Suriah pada Agustus lalu.
Pada Agustus pula, Ferizi memasuki kawasan Malaysia. Menurut kantor berita Malaysia, Bernama, Ferizi langsung mempelajari ilmu komputer dan forensik komputer.
Menurut Asisten Jaksa Agung AS, John Carlin, tindakan Ferizi merupakan kasus pertama yang mengombinasikan kejahatan siber dan terorisme.
"Penangkapan ini menunjukkan keputusan kami untuk melawan dan mencegah upaya ISIS untuk menyerang warga Amerika dalam bentuk apapun dan di manapun mereka melakukannya," kata Carlin seperti dikutip CNN, Jumat (16/10).
Pembekukan Ferizi merupakan hasil kerja sama antara aparat Malaysia dan FBI. Mereka sepakat untuk mengekstradisi Ferizi ke Amerika Serikat, tempat dia akan diadili atas tuduhan kejahatan siber.
Credit CNN Indonesia