Minggu, 29 April 2018

Mengenal sutradara di belakang pertemuan dua Korea


Mengenal sutradara di belakang pertemuan dua Korea
Presiden Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama di desa gencatan senjata Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan dua Korea, Korea Selatan, Jumat (27/4/2018). (Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters)



Seoul (CB) - Air mata menetas dari seorang pria ketika Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan perjanjian bersejarah Jumat ini. Pria ini adalah orang selama dua puluh tahun tanpa lelah mengupayakan dialog antara dua negara bersaudara tapi bermusuhan itu.

Hampir 18 tahun setelah Suh Hoon, seorang pejabat intelijen Korea Selatan, mengunjungi Pyongyang untuk membujuk pemimpin Korea Utara saat itu Kim Jong Il untuk menghadairi KTT pertama yang tak pernah terjadi sebelumnya di ibu kota Korea Utara pada 2000, dia menyaksikan putra Kim mengikrarkan janji perdamaian di Semenanjung Korea, Jumat, yang kali ini disampaikan di sebelah selatan daerah  perbatasan yang dijaga ketat militer.

Jumat itu adalah pertama kalinya seorang pemimpin Korea Utara menginjakkan kaki di bumi Korea Selatan sejak Perang Korea 1950-1953 yang telah membagi Korea menjadi dua negara yang secara teknis masih berstatus perang.

Tonggak bersejarah itu terjadi sejak kurang dari satu tahun setelah Presiden Korea Selatan Moon yang liberal mulai berkuasa dan langsung memilih Suh sebagai kepala Dinas Intelijen Nasional dengan alasan orang ini adalah orang yang tepat untuk menghidupkan lagi hubungan dua Korea yang menegang akibat ambisi peluru kendali nuklir Korea Utara.

"Adalah terlalu prematur membahas pertemuan antar Korea berikutnya," kata Suh kepada wartawan tahun lalu setelah ditunjuk sebagai kepala intelijen negaranya. Dia sudah mundur dari badan intelijen itu pada 2008 ketika pemerintahan konservatif yang berkuasa di Korsela. "Tapi kita membutuhkan pertemuan itu."

Suh, yang secara pribadi membantu pertemuan dua pemimpin Korea sebelumnya pada 2000 dan 2007, dianggap sebagai pakar utama Korea Utara.  Dia dikenal sebagai orang Korea Selatan yang paling seri bertemu dengan mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.

Lee Jong-seok, mantan menteri unfikasi yang mengunjungi Pyongyang bersama Suh pada 2003 sebagai utusan khusus presiden Korsel saat itu Roh Moo-hyun, menyebut Suh the "Negosiator Nomor Satu dengan Korea Utara" dalam memoarnya pada 2014.

Suh (64) yang pernah tinggal di Korea Utara selama dua tahun pada akhir 1990-an, terlibat dalam rencana membangun reaktor nuklir sebagai bagian dari kesepakatan internasional 1994 guna membekukan program nuklir Pyongyang. Kesepakatan itu akhirnya ambruk.


"Dia datang dengan sudah terlebih dahulu tahu bagaimana negosiasi bekerja dan apa yang harus dilakukan, dan Moon memberi dia tuntunan politik yang tegas," kata John Delury, pakar Korea Utara pada Universitas Yonsei di Seoul.

Istana Kepresidenan Korsel menolak mengomentari peran Suh ini, sedangkan dinas intelijen tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar soal Suh.

Pada Maret, dia menjadi bagian dari delegasi beranggotan 10 orang yang mengunjungi Kim Jong Un di Pyongyang, sehingga menjadi salah seorang dari para pejabat Korea Selaran yang bertemu Kim sejak berkuasa akhir 2011 menyusul kematian ayahandanya.

Pada pertemuan itu, Kim tidak hanya setuju bertemu dengan Moon namun juga mengagetkan Suh dan anggota delegasi Korea Selatan lainnya bahwa dia bersedia membahas denuklirisasi dengan Presiden AS Donald Trump. Pernyataan ini menjadi pengawal untuk rencana mempertemukan kedua pemimpin dua negara yang tidak pernah terjadi sebelumnya yang kemungkinan diadakan pada akhir Mei atau awal Juni nanti.

Suh kemudian yang mengatur lawatan bos intelijen Amerika Serikat Mike Pompeo ke Pyongyang guna bertemu dengan Kim Jong Un dari 31 Maret sampai 2 April, dan membentangkan kerangka kerja untuk rencana KTT AS dan Korea Utara, kata pejabat AS.

Pompeo, yang kini menteri luar negeri AS, telah menciptakan hubungan yang baik dengan Koim dan pertemuan mereka berjalan sangat lembut, kata Trump.

"Saya kira jejaring kemanusiaan terlibat sangat dalam dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ini," kata Moon Hong-sik, peneliti pada Institut Strategi Keamanan Nasional di Seoul.

Moon menegaskan bahwa Suh tidak hanya berbungan dengan Pompeo, namun juga dengan Kim Yong Chol yang mantan kepala dinas intelijen  Korea Utara dan sekarang mengetua hubungan antar-Korea.

Suh adalah salah satu dari dua pejabat yang dipilih Moon untuk ikut berdialog dengan Kim Jong Un yang saat itu ditemani adiknya Kim Yo Jong dan Kim Yong Chol.

Seo Yu-suk, peneliti pada Institut Studi Korea Utara di Seoul punya kalimat penting untuk Suh bahwa tokoh utama intelijen Korea Utara menjadi tergambar sangat jelas dalam pertemuan itu sebagai aktor yang ounya peran sangat penting dalam pertemuan dua Korea, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com




Misi Berhasil, Kepala Intelijen Korsel pun Menangis



Misi Berhasil, Kepala Intelijen Korsel pun Menangis 
Suh-hoon mengusap air matanya saat Deklarasi Panmunjom disepakati pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
 
Jakarta, CB -- Suh-hoon tak kuasa menahan air matanya setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengumumkan kesepakatan bersejarah yang bakal mengakhiri Perang Korea, Deklarasi Panmunjom, Jumat (27/4). Hasil kerja kerasnya selama dua dekade telah berbuah nyata. Setidaknya untuk langkah pertama.

Hampir 18 tahun lalu Suh Hoon, pejabat intelijen Korsel, melakukan perjalanan ke Pyongyang untuk pertama kalinya. Kala itu, misinya adalah membujuk Kim Jong-il pemimpin Korut kala itu agar mau bertemu Presiden Kim Dae-jung. Ayah Kim Jong-un itu akhirnya setuju, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Inter-Korea untuk pertama kalinya sejak Perang Korea itu pun digelar di Pyongyang, 13 Juni 15 Juni 2000.

Kini, dia menyaksikan putra Kim Jong-il, menjanjikan perdamaian di Semenanjung Korea. Pertemuan Kim Jong-un dan Moon Jae-in di Desa Gencatan Senjata atau Desa Perdamaian, Pamunjom menggoreskan sejarah lainnya. Untuk pertama kalinya, pemimpin Korea Utara menginjakkan kaki di Korea Selatan, sejak Perang Korea yang membelah wilayah itu dan membiarkannya dalam kondisi konflik selama lebih dari 70 tahun terakhir.


Bahkan, Kim Jong-un pun berkomentar, "ternyata mudah ya, mengapa perlu waktu 11 tahun untuk melakukannya.' lalu mengajak Moon Jae-in melakukan hal yang sama, menjejakkan kaki pertama kali di tanah Korea Utara.

Pertemuan bersejarah antar-Korea itu terjadi kurang dari setahun setelah Moon terpilih dengan platform dan janji kampanye untuk berdamai dengan tetangganya itu. Dia langsung menunjuk Suh sebagai Kepala Badan Intelijen Nasional. Moon, yang juga anak bekas pengungsi Korea Utara, sangat yakin bahwa Suh adalah orang yang paling tepat untuk menghidupkan kembali hubungan kedua Korea. Yang memanas akibat uji coba roket dan rudal serta seruan-seruan permusuhan baik dari Kim Jong-un, maupun Presiden Amerika Serikat Donald Trump.


Cermat dan sangat hati-hati melangkah, Suh pun tak mau gegabah. Kepada awak media seusai kabar pengangkatannya tersiar, Suh menyatakan terlalu dini untuk bicara soal KTT Inter-Korea ketiga. "Tapi kita memerlukannya," kata Suh yang sempat mengundurkan diri dari badan intelijen itu pada 2008.

Suh, yang secara pribadi telah mengatur dua KTT Inter-Korea yakni pada 2000 dan 2007 dianggap sebagai pakar Korea Utara terpenting di Seoul. Dia terkenal sebagai pejabat Korea Selatan yang paling sering bertemu dengan ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il.

Lee Jong-seok, mantan menteri unifikasi berkunjung ke Pyongyang bersama Suh pada 2003, sebagai utusan khusus Presiden Roh Moo-hyun, menyebut Suh sebagai 'negosiator nomor satu' soal Korea Utara dalam memoar yang ditulisnya pada 2014.

Suh, 64 tahun, pernah tinggal di Korea Utara selama dua tahun di akhir 1990-an. Dia juga terlibat dalam rencana pembangunan reaktor nuklir sebagai bagian dari kesepakatan internasional padad 1994 untuk membekukan program nuklir Korea Utara. Kesepakatan itu akhirnya gagal.

"Dia sudah tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Moon memberikan arahan politik yang jelas," kata John Delury, pakar Korea Utara di Yonsei University, Seoul, seperti dilansir Reuters.

Meski Istana Kepresidenan Cheong Wa Dae tidak mau berkomentar soal peran Suh dalam pertemuan bersejarah Kim Jong-un dan Moon Jae-in, demikian pula badan intelijen nasional juga tidak dapat dimintai komentarnya, kiprah Kepala Intelijen Nasional Korsel itu tercatat sejak awal.

Kepala Intelijen Korsel di Balik Layar Pertemuan Kim-Moon 
Foto: Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters


Pada Maret lalu, dia ikut dalam delegasi yang menemui Kim Jong-un di Pyongyang. Para pejabat Korea Selatan pertama yang bertemu pemimpin Korea Utara itu sejak dia mewarisi kekuasaan dari sang ayah yang meninggal dunia pada 2011.

Saat itu, Kim Jong-un tak hanya mengiyakan tawaran untuk bertemu Moon Jae-in. Tapi juga membuat keputusan yang mengejutkan Suh dan segenap delegasi Korsel lainnya, yakni siap berdiskusi tentang perlucutan senjata nuklir atau denuklirisasi dengan Presiden AS Donald Trump pada akhir Mei atau awal Juni.

Suh jugalah yang mengatur perjalanan mitranya, Direktur CIA, badan intelijen AS, Mike Pompeo yang kini resmi menjadi Menteri Luar Negeri, untuk bertemu Kim Jong-un pada 31 Maret hingga 2 April. Para pejabat AS menyebut lawatan itu merupakan persiapan dari KTT AS-Korut, pertemuan Trump-Kim Jong-un. Menurut Trump, Pompeo membangun hubungan yang baik dengan Kim, dan pertemuan mereka berlangsung sangat mulus.

Jaringan yang dimiliki Suh diyakini menjadi faktor keberhasilan pertemuan. Moon Hong-sik, peneliti di Institut Strategi Keamanan Nasional di Seoul mencatat bahwa Suh tak hanya berhubungan baik dengan Pompeo, tapi juga dengan Kim Yong Chol, mantan kepala intelijen militer Korea Utara, yang kini memimpin hubungan antar-Korea.

Suh juga dipilih Moon Jae-in untuk bergabung dalam pertemuan pertamanya dengan adik Kim Jong-un, Kim Yo Jong serta Kim Yong Chol. "Keberadaan Suh di sana, sudah berbicara banyak soal peran penting yang dia mainkan di KTT," kata Seo Yu-suk, peneliti di Institut Kajian Korea Utara di Seoul.




Credit  cnnindonesia.com




Trump bahas Semenanjung korea dengan pemimpin Jepang dan Korsel


Trump bahas Semenanjung korea dengan pemimpin Jepang dan Korsel
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)


Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Shinzo menyangkut perkembangan terkini di Semenanjung Korea.

Pertemuan tingkat tinggi Moon dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Jumat, menghasilkan tekad bersama mewujudkan penghapusan senjata nuklir dan perdamaian abadi di semenanjung itu.

Trump di Twitter mengatakan melakukan "pembicaraan panjang dan sangat baik" dengan Presiden Moon dan bahwa "segala sesuatu berjalan dengan sangat baik".

Waktu dan tempat bagi pertemuannya dengan Kim Jong-un sedang ditentukan, tambah Trump.

Pemimpin AS itu juga mengatakan di Twitter bahwa ia telah memberi tahu Abe lewat telepon soal "perundingan yang sedang berjalan" menyangkut masalah Semenanjung Korea.

Sebelumnya, pada Jumat, Trump mengatakan dalam acara jumpa pers bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, yang sedang berkunjung, bahwa ia "memiliki hubungan kerja yang sangat baik" dengan Kim.

"Mereka memperlakukan kita dengan penuh hormat," katanya, "Menurut saya, hal sangat baik akan muncul terkait Korea Utara."

Pertemuan Donald Trump dengan Kim Jong-un diperkirakan berlangsung pada Mei atau awal Juni tahun ini, demikian Xinhua.





Credit  antaranews.com




Korsel Siapkan Roadmap Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un


Korsel Siapkan Roadmap Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
Presiden Korsel Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un terlibat pembicaraan saat menghadiri jamuan di Peace House, Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Foto/Istimewa

SEOUL - Pasca melakukan pertemuan antar Korea yang bersejarah, minggu-minggu mendatang akan menjadi waktu yang sibuk bagi para pejabat Korea Selatan (Korsel). Pasalnya, Seoul harus mempersiapkan roadmap untuk pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.

Presiden Korsel, Moon Jae-in, akan bertemu dengan Trump sebelum pertemuan puncaknya dengan Kim Jong-un. Moon Jae-in juga diharapkan bertemu dengan koleganya dari Jepang dan China pada pertemuan puncak trilateral pada awal Mei.

Dikatakan oleh penasihat khusus Presiden Korsel, Moon Chung-in, pejabat Korsel akan terus berkoordinasi erat dengan AS, dan Moon Jae-in akan memberikan rincian pertemuannya dengan Kim Jong-un.

"Moon akan mengumpulkan informasi untuk Trump ketika dia mengunjungi Washington pada pertengahan Mei," katanya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (29/4/2018).

"Pemerintah kami telah membuat roadmap yang komprehensif dan kami telah membagikan roadmap itu dengan AS," imbuh penasihat presiden Korsel untuk urusan luar negeri dan keamanan nasional itu.

Trump telah mendapatkan pujian atas kesediannya untuk berbicara dengan Kim Jong-un, dan Moon Jae-in juga memuji kampanye presiden AS itu tentang tekanan maksimum dan sanksi.

Perubahan dari situasi konfrontasi ke sebuah hubungan yang positif tidak terlepas dari dorongan oleh dua pemimpin Korea. Diawali dengan pidato Tahun Baru Jong-un di mana ia mengatakan terbuka untuk mengurangi ketegangan dengan Korsel dan bersedia mengirimkan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin.

Pemerintah Korsel pun dengan sigap menjawab sinyal positif itu, memicu kesibukan luar biasa terkait kunjungan diplomatik dan pertukaran lintas batas. Adalah pejabat Korsel yang menyampaikan undangan Jong-un untuk bertemu dengan Trump, dan mereka membantu mengatur perjalanan Direktur CIA Mike Pompeo ke Pyongyang.

Beberapa hari sebelum KTT hari Jumat, Kim Jong-un mengatakan Korut akan menghentikan uji coba nuklir dan rudal jarak jauhnya serta membongkar satu-satunya tempat uji coba nuklir yang diketahui.

"Pergeseran ke dialog dimungkinkan dalam contoh pertama oleh keputusan Korea Utara untuk terlibat dengan Korea Selatan pada awal 2018, dan dari sana, terima kasih atas bagian yang tidak kecil diplomasi cekatan Moon Jae-in," tulis Christopher Green, seorang penasihat senior di International Crisis Group, dalam laporannya.

Dengan keterlibatan besar antar-Korea di Olimpiade dan KTT, kedua negara mengatakan mereka akan memperdalam keterlibatan mereka.

Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketegangan, Korut dan Korsel setuju untuk membuka kantor penghubung, menghentikan siaran propaganda dan memungkinkan keluarga yang terpisah akibat perang Korea untuk bertemu.

Moon Jae-in dan Kim Jong-un juga setuju untuk tetap berkomunikasi erat; Moon Jae-in berencana mengunjungi Pyongyang akhir tahun ini.



Credit  sindonews.com






Korut dan Korsel Berdamai, AS Pertimbangkan Tarik Pasukan


Korut dan Korsel Berdamai, AS Pertimbangkan Tarik Pasukan
Menteri Pertahanan atau Kepala Pentagon Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS/Mike Blake

WASHINGTON - Pentagon mempertimbangkan penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Semenanjung Korea menyusul perdamaian yang disepakati antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel). Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis.

"Ya, itu adalah bagian dari masalah yang akan kami bahas dalam negosiasi dengan sekutu kami terlebih dahulu dan, tentu saja, dengan Korea Utara," kata Mattis dalam sebuah transkrip konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak di Pentagon, hari Jumat waktu AS, yang dikutip SINDOnews dari situs Pentagon, Sabtu (28/4/2018).

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dijadwalkan bertemu pada Mei atau awal Juni 2018 untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea. Kedua pemimpin yang sebelumnya saling ancam ini akan bernegosiasi untuk menutup program nuklir Korea Utara secara permanen.

Amerika Serikat telah terlibat dalam kampanye tekanan maksimum terhadap Korea Utara dan memimpin masyarakat internasional untuk memberlakukan beberapa putaran sanksi atas program senjata nuklir dan rudal balistik Pyongyang.

Sebelumnya pada hari Jumat, Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengadakan pertemuan puncak di Zona Demiliterisasi, di mana mereka menandatangani Deklarasi Panmunjom untuk Perdamaian, Kemakmuran dan Penyatuan di Semenanjung Korea.

Dokumen itu mengikat kedua negara untuk mewujudkan semenanjung Korea bebas nuklir. Keduanya juga berbicara untuk mengakhiri secara resmi Perang Korea.

Situasi di semenanjung Korea sempat memanas dalam dua tahun terakhir karena rentetan uji coba rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara. Tindakan rezim Kim Jong-un itu juga memicu ketegangan dengan Washington, sebagai sekutu pelindung Seoul.



Credit  sindonews.com




Menlu baru AS kunjungi Saudi


Menlu baru AS kunjungi Saudi
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. (cia.gov)


Riyadh (CB) - Menteri luar negeri Amerika Serikat yang baru dikukuhkan, Mike Pompeo, tiba di Riyadh, Sabtu petang waktu setempat, untuk melakukan kunjungan resmi, kata Kantor Berita Saudi.

Menlu AS itu disambut mitranya dari Arab Saudi, Adel bin Ahmed al-Jubeir, saat tiba di bandar udara internasional Raja Khalid.

"Arab Saudi memainkan peran kepemimpinan penting dalam mewujudkan masa depan damai dan sejahtera bagi kawasan itu. Kemitraan kuat AS dengan Saudi dalam upaya itu adalah hal sangat penting," kata Heather Nauert, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, melalui Twitter, Sabtu.

Kedua negara itu bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan dan kesepakatan usaha. Keduanya terutama memusatkan kerja sama dalam memerangi terorisme dan radikalisme di dunia, terutama di Timur Tengah, tulis Xinhua.


Credit  antaranews.com





Tentara Suriah dan ISIS bertempur sengit di Damaskus Selatan


Tentara Suriah dan ISIS bertempur sengit di Damaskus Selatan
Tentara Suriah berjaga dekat kantor polisi di pusat kota Damaskus, Suriah, Rabu (11/10/2017). (REUTERS/Omar Sanadiki)


Beirut (CB) - Tentara Suriah dan sekutu-sekutunya terlibat perang sengit dengan ISIS di sebuah kantong di selatan Damaskus yang dikuasai kelompok militan itu.

Para saksi mata Reuters, pemonitor perang dan televisi nasional semuanya melaporkna pertempuran sengit yang melibatkan bombardemen artileri dan senapan.

Tentara Suriah telah maju jauh ke dalam, lapor televisi nasional, sedangkan Observatorium HAM Suriah menyatakan pemerintah Suriah berhasil menduduki beberapa bangunan yang berada di daerah padat penduduk.

Tayangan televisi menunjukkan sebuah area terbuk di tepi kantong  itu yang termasuk bagian dari distrik al-Qadam district, al-Hajar al-Aswad dan kamp pengungsi Palestina Yarmouk.

Presiden Suriah Bashar al-Assad bulan ini mengalahkan pemberontak di  basis terkuatnya di dekat Damascus di Ghouta Timur. Sejak itu mereka memokuskan serangan untuk mengakhiri perlawanan di beberapa kantong lebih kecil dekat ibu kota Suriah tersebut.

ISIS telah kehilangan bagian terbesar wilayahnya di Suriah tahun lalu akibat ofensif kilat baik oleh pasukan Suriah dukungan Rusia dan Iran maupun oleh aliansi Kurdi-Arab dukungan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada sebuah pertemuan di Moskow kemarin menyatakan bahwa Rusia, Turki dan Iran sepakat pentingnya membantu pemerintah Suriah membersihkan negaranya dari teroris.

Namun Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan bahwa Rusia, Iran dan Turki perlu bekerja sama dengan PBB untuk memastikan legitimasi untuk solusi politik apa pun di  Suriah karena solusi militer adalah ilegal dan tak berkesinambungan, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com




Yaman bunuh panglima senior ISIS


Yaman bunuh panglima senior ISIS
Para ekstremis militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini praktis menguasai separuh wilayah Suriah dan sekaligus jalur luas yang membentang sampai Irak utara dan tengah. Kini kekuasaan ISIS berantakan dan tersisih baik di Irak maupun Suriah (Reuters)


Aden (CB) - Pasukan keamanan Yaman menyatakan telah membunuh seorang panglima senior ISIS dalam baku tembak di Aden, Yaman Selatan, Sabtu.  Ini merupakan pukulan terbesar terhadap ISIS cabang Yaman.

Saleh Nasser Fadhl al-Bakshi dijuliki "Pangeran" wilayah Aden dalam ISIS cabang Yaman. Dia telah membunuh ratusan orang yang kebanyakan pasukan keamanan Yaman selatan, lewat serangkaian pemboman dan penembakan.

Pasukan kontraterorisme mengepung al-Bakhshi di sebuah gedung ketika dia dan rekan-rekannya menolak untuk menyerah.

Tapi seorang anggota pasukan kontraterorisme ikut tewas dalam penggerebekan ini.  Tiga rekan al-Bakhshi ditangkap.

ISIS menancapkan pijakannya di Yaman akhir 2014 ketika negara ini ambruk dalam perang saudara antara Houthi melawan pemerintahan sah yang diakui dunia internasional yang membuka kekosongan kekuasaan dan memicu intervensi militer Arab Saudi, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com




Rudal Yaman renggut satu nyawa Saudi


Rudal Yaman renggut satu nyawa Saudi
Warga melihat rongsokan taksi yang hancur akibat serangan udara pimpinan-Saudi di pos pemeriksaan gerakan bersenjata Houthi dekat Sanaa, Yaman, Rabu (30/8/2017). (REUTERS/Khaled Abdullah)



Dubai (CB) - Gerakan Houthi Yaman menembakkan peluru kendali balistik menyasar apa yang mereka sebut "target ekonomi nan vital" di Provinsi Jizan, Saudi selatan, Sabtu waktu setempat.

Saudi menyatakan seorang pria tewas akibat terkena pecahan proyektil dari rudal yang ditembakkan Houthi itu.

Serangan rudal ini adalah balasan yang telah dijanjikan faksi politik dominan di Yaman itu atas kematian seorang petinggi Houthi akibat serangan udara Saudi pekan lalu. Serangan Saudi dalam perang ini sudah menewaskan ribuan orang Houthi di Sanaa yang dikuasai Houthi.

Houthi menyatakan bahwa mereka meluncurkan delapan peluru kendali balistik ke Jizan, Sabtu waktu setempat. Saudi mengaku berhasil mencegat empat di antaranya.

Juru bicara pertahanan sipil Jizan Kolonel Yahya Abdullah Al-Qahtani menyatakan pada Arabiya TV bahwa orang Saudi yang tewas itu akibat pecahan proyektil.

Dua pihak yang bersengketa di Yaman telah bertempur selama tiga tahun. Lalu koalisi pimpinan Saudi berusaha menegakkan pemerintahan Yaman yang mendapat pengakuan internasional yang dipaksa mundur ke pengasingan setelah Houthi menguasai bagian terbesar Yaman pada 2014 dan menduduki ibu kota Sanaa.

Pesawat tempur-pesawat tempur Saudi dan negara-negara Arab Teluk telah melancarkan ribuan serangan udara yang kerap menghantam pasar, rumah sakit dan target-target sipil lainnya serta telah menewaskan ribuan orang.

Dalam siaran televisi , pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi bersumpah bahwa kematian seorang tokoh gerakan ini oleh serangan udara Saudi tidak akan menceraiberaikan pasukan Houthi.



Credit  antaranews.com





Sabtu, 28 April 2018

Pasukan Israel Bunuh Tiga Demonstran Gaza dan Lukai 400



Kalap, Pasukan Israel Bunuh Tiga Demonstran Gaza dan Lukai 400
Seorang demonstran yang terluka dievakuasi selama bentrokan dengan pasukan Israel di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza selatan. Foto/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

GAZA - Petugas medis mengatakan tentara Israel menembak mati tiga pengunjuk rasa di sepanjang perbatasan Gaza pada Jumat (27/4/2018). Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah Kepala Hak Asasi Manusia PBB mengecam Israel karena menggunakan kekuatan berlebihan terhadap para demonstran.

Pasukan Israel telah menewaskan 41 orang Palestina dan melukai lebih dari 5.000 orang lainnya sejak warga Gaza mulai menggelar aksi protes di sepanjang pagar perbatasan pada 30 Maret. Mereka menuntut hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/4/2018).

Pasukan bersembunyi di balik benteng di sisi pagar perbatasan sepanjang 40 km dan menembakkan peluru tajam serta gas air mata ke arah demonstran di lima lokasi di sisi Gaza.

Para pejabat medis Gaza mengatakan dua demonstran yang terkena peluru berada dalam kondisi kritis di rumah sakit dan 600 lainnya terluka.

Militer Israel mengatakan, 10.000 warga Gaza ikut serta dalam apa yang digambarkan sebagai "kerusuhan," dan bahwa beberapa orang mencoba untuk melanggar perbatasan ke Israel. Dikatakan pasukan Israel telah beroperasi sesuai dengan aturan untuk menghentikan orang yang melintasi perbatasan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 200 orang terluka oleh tembakan senjata api, termasuk seorang wartawan Palestina yang terkena peluru di kakinya.

Lusinan lainnya, termasuk empat petugas medis, dirawat karena menghirup gas, ketika pasukan Israel menghujani daerah itu dengan tabung gas air mata dari belakang benteng mereka di Israel.

Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan mendorong ban yang terbakar ke pagar perbatasan, dan mengikatkan kaleng bensin yang terbakar ke layang-layang dan menerbangkannya ke wilayah Israel.

Sementara demonstran lain membersihkan kawat berduri yang dipasang pasukan Israel di wilayah Gaza semalam dalam upaya untuk menciptakan zona penyangga antara pengunjuk rasa dan pagar.

Aksi protes datang pada saat meningkatnya rasa frustrasi warga Palestina karena prospek untuk negara Palestina merdeka tampak memudar. Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina telah terhenti selama beberapa tahun dan permukiman Israel di wilayah-wilayah pendudukan telah meluas.

Dalam sebuah pernyataan, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad al-Hussein menyebut kehilangan nyawa sangat menyedihkan dan mengatakan jumlah yang mengejutkan dari korban luka-luka disebabkan oleh penggunaan amunisi hidup.

Kementerian luar negeri Israel tidak segera berkomentar tetapi pemerintah Zionis secara konsisten mengatakan bahwa mereka melindungi perbatasannya dan pasukannya mengikuti aturan.

Utusan Israel untuk PBB, Danny Danon, pada hari Kamis  mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Hamas di Gaza bertanggung jawab atas korban yang jatuh di  sisi Palestina. Hamas juga menggunakan perempuan dan anak-anak Palestina yang tidak bersalah sebagai tameng manusia, sementara mereka bersembunyi di belakang dengan aman.

“Para teroris bersembunyi sambil membiarkan, bahkan berharap, agar orang-orang mereka mati. Ini jahat dalam bentuknya yang paling murni,” katanya.

Hamas menyangkal tuduhan Israel. “Komentar Danon adalah upaya untuk melarikan diri dari tanggung jawab dan untuk menutup-nutupi eksekusi anak-anak dan orang tak bersenjata oleh tentara pendudukan,” kata pejabat Hamas, Mushir Al-Masri.

Dinamakan 'Great March of Return', aksi protes menghidupkan kembali tuntutan yang sudah lama untuk hak pengembalian pengungsi Palestina ke kota-kota dan desa-desa keluarga mereka yang melarikan diri, atau diusir, ketika negara Israel diciptakan pada tahun 1948. Israel menolak hak untuk kembali, takut bahwa negara itu akan kehilangan mayoritas Yahudi.

Lebih dari 2 juta warga Palestina memenuhi daerah kantong pantai yang sempit. Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005 tetapi mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya. Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya.




Credit  sindonews.com



Seorang Jenderal Muslim Ditangkap, Aib Perang Bosnia Diusik Lagi


Seorang Jenderal Muslim Ditangkap, Aib Perang Bosnia Diusik Lagi
Jenderal Atif Dudakovic, komandan Tentara Muslim Bosnia di era Perang Bosnia 1992-1995. Foto/svojtiposo.ba

SARAJEVO - Otoritas Bosnia menangkap selusin pejabat termasuk seorang jenderal Muslim era Perang Bosnia 1992-1995. Penangkapan ini memicu kemarahan para politisi Muslim dan dianggap membuka kembali aib perang.

Penangkapan selusin pejabat termasuk Jenderal Atif Dudakovic berlangsung hari Jumat. Selusin pejabat tersebut ditangkap atas tuduhan melakukan kejahatan perang.

Meski memicu kemarahan para politisi Muslim Bosnia, pihak Serbia justru menganggap penangkapan itu terlalu sedikit dan sudah terlambat.

Dudakovic, 64, merupakan komandan Korps ke-5 dari Tentara Muslim Bosnia di daerah kantong Bihac selama Perang Bosnia 1992-1995. Pasukannya bertempur melawan Serbia Bosnia serta faksi Muslim Bosnia yang mencari otonomi dari pemerintah di Sarajevo.

Sebagian besar Muslim Bosnia menganggap jenderal itu sebagai pahlawan karena mengalahkan kaum otonom.

Dia dan 11 pejabat lainnya kini menghadapi dakwaan kejahatan perang terhadap warga sipil dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Dakwaan terkait dengan kematian beberapa ratus warga sipil Serbia Bosnia dan tawanan perang pada 1995, serta kejahatan perang terhadap warga sipil (Muslim Bosnia) yang setia pada otonomi Bosnia Barat pada 1994," kata kantor jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Washington Post, semalam (27/4/2018).

Perdana Menteri Bosnia Denis Zvizdic membela Dudakovic dan jenderal-jenderal lain yang ditangkap."(Mereka) identik dengan pertahanan Bosnia yang terhormat dan heroik ketidakbersalahan mereka pasti akan terbukti," kata Zvizdic.

Bakir Izetbegovic, politisi Muslim Bosnia dari presiden tripartit negara itu, menyebut penangkapan itu sebagai penghinaan yang tidak perlu bagi orang-orang yang telah bekerja sama dengan penyelidik selama bertahun-tahun.

Sedangkan Presiden Republik Serbia Bosnia, Milorad Dodik, mengatakan penyelidikan panjang adalah bagian dari masalah.

"Seandainya penangkapan ini terjadi tepat setelah publik diperlihatkan rekaman di mana dapat terlihat dengan jelas bagaimana Dudakovic memberi perintah untuk kejahatan, saya akan percaya pada niat baik dari pengadilan Bosnia," katanya.

"Seperti itu, saya pikir penangkapan itu datang terlambat," katanya lagi.

Dodik, perdana menteri saat itu dari Republik Serbia, adalah salah satu pejabat yang merekomendasikan Dudakovic dikenai tuduhan kejahatan perang sejak lebih dari satu dekade lalu. Rekomendasi darinya muncul setelah ada rekaman yang menunjukkan jenderal tersebut memerintahkan bawahannya untuk mengeksekusi dua tahanan di tempat di mana mereka ditangkap, dan memuji orang-orang yang menjalankan tugas itu.






Credit  sindonews.com




Calon direktur CIA berjanji tak akan gunakan kembali program penyiksaan


Calon direktur CIA berjanji tak akan gunakan kembali program penyiksaan
Ilustrasi lobi Kantor Pusat CIA di Langley, Virginia. (Reuters)

... memiliki keahlian mendalam mengenai berbagai program anti-terorisme, termasuk bagian gelap dari sejarah kami ini...
Washington (CB) - Calon direktur badan intelijen Amerika Serikat secara pribadi menyakinkan para senator bahwa dia tidak akan menggunakan kembali program penahanan dan interogasi, demikian keterangan dua sumber pada Jumat.

Gina Haspel, yang kini menjabat sebagai wakil direktur CIA, akan menyatakan komitmen itu dalam sidang uji kelayakan pada 9 Mei mendatang.

Saat ini pencalonan Haspel ditentang banyak pihak karena dianggap punya peran dalam sebuah program di mana CIA menahan dan menginterogasi orang-orang yang diduga anggota kelompok bersenjata al-Qaeda dalam fasilitas penjara-penjara rahasia di berbagai negara, dengan menggunakan teknik penyiksaan.

Seorang pejabat pemerintah membenarkan bahwa Haspel telah menyatakan komitmen kepada para senator secara pribadi bahwa dia tidak akan membiarkan CIA mengaktifkan kembali program penahanan dan interogasi itu.

Dia juga menyatakan bahwa semua badan pemerintahan Amerika Serikat yang terlibat dalam proses interogasi harus mematuhi aturan yang ditetapkan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, kata sumber yang tidak mau identitasnya diungkap.

Sementara itu Daniel Hoffman, mantan pejabat senior CIA yang mengenal dengan baik Haspel, mengatakan, Haspel telah belajar banyak dari kontroversi program interogasi yang melibatkan penyiksaan.

"Dia memiliki keahlian mendalam mengenai berbagai program anti-terorisme, termasuk bagian gelap dari sejarah kami ini," kata Hoffman.

"Dia telah belajar dari pengalaman itu," kata dia.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjuk Haspel --perempuan pertama yang akan mengepalai CIA-- untuk menggantikan Mike Pompeo, yang baru saja menjadi menteri luar negeri. Dia akan menjalani sidang uji kelayakan dengan Komite Intejelen Senat.

"Sejauh perhatian Senator Mark Werner, komitmen untuk mematuhi hukum bukan hal yang luar biasa, tapi syarat wajar dari calon untuk dipertimbangkan," kata juru bicara sang senator Partai Demokrat.

Janji terbuka dari Haspel untuk tidak memberlakukan kembali program penahanan dan interogasi akan menjadi hal signifikan, mengingat pada tahun lalu Trump menyatakan bahwa penyiksaan adalah metode efektif untuk mendapatkan informasi dari teroris dan akan menggunakannya kembali.

Sejumlah senator sebelumnya keberatan karena dia bertanggung jawab terhadap sebuah fasilitas rahasia di Thailand di mana para tahanan disiksa dengan berbagai teknik brutal seperti waterboarding.

Presiden pada saat itu, George W Bush, mengesahkan kebijakan bernama Rendition, Detention and Interrogation Program itu sebagai respon atas peristiwa 11 September 2001.

Haspel, yang berpengalaman menjadi agen rahasia selama 30 tahun, telah mendapat dukungan dari puluhan mantan pejabat senior Amerika Serikat.



Credit  antaranews.com





Rusia disebut gelar perang informasi lawan Barat


Rusia disebut gelar perang informasi lawan Barat
Dokumentasi toto arsip menunjukkan dokumen pengungsi baru milik mantan kontraktor badan mata-mata AS Edward Snowden yang diberikan Rusia dalam konferensi pers di Moskow, Rusia, Jumat (1/8). Mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat itu menerima izin tinggal selama tiga tahun dari Rusia, kata pengacaranya Kamis kemarin. (REUTERS/Maxim Shem)

Washington (CB) - Komite Intelejen Parlemen Amerika Serikat, Jumat, menyiarkan laporan penyelidikan terkait dugaan intervensi Rusia terhadap Pemilu Amerika Serikat 2016, yang menemukan, Moskow telah secara agresif menggelar perang informasi melawan negara-negara Barat selama satu dekade.

Namun laporan dari parlemen majelis rendah itu --yang disiarkan setelah kubu Partai Republik meminta penghentian investigasi-- juga menemukan tidak ada bukti bahwa hubungan bisnis pra-kampanye antara Donald Trump dengan Rusia, bisa menjadi basis adanya kolusi dengan Moskow selama masa kampanye.


Credit  antaranews.com





Di KTT ASEAN, Indonesia Terus Usung Gagasan Indo-Pasifik


Di KTT ASEAN, Indonesia Terus Usung Gagasan Indo-Pasifik 
 Indonesia terus mengusung gagasan kerja sama Indo-Pasifik dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosisi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). (ASEAN2018 Organising Committee/Handout Via REUTERS)
 
 
Jakarta, CB -- Indonesia terus mengusung gagasan kerja sama Indo Pasifik dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asosisi Negara-negara Asia Tenggara (KTT ASEAN). Menurut Indonesia, konsep Indo-Pasifik ASEAN penting artinya agar ASEAN tetap relevan dan memainkan sentralitasnya.

"ASEAN harus terus dapat memainkan perannya termasuk dalam pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik. Konsep Indo-Pasifik ASEAN penting sekali artinya agar ASEAN tetap relevan, tetap dapat memainkan sentralitasnya dan menunjukkan kemampuan ASEAN dalam mengelola perubahan lingkungan strategis," kata Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-32 ASEAN yang digelar di The Acacia Room, Hotel Shang-La, Singapura, pada Sabtu (28/4)

Pengembangan kerangka kerja sama Indo-Pasifik harus berdasarkan prinsip-prinsip terbuka, inklusif, transparan dan mengedepankan kerja sama serta persahabatan. Konsep kerja sama Indo-Pasifik harus tetap mengedepankan sentralitas ASEAN.


Presiden mengatakan besarnya tantangan di kawasan Indo - pasifik. Jika tidak dikelola dengan baik, lanjut Presiden, situasi tersebut dapat mengganggu bahkan merusak capaian ASEAN selama ini.

"Untuk itu selain di Samudera Pasifik, ASEAN harus dapat berkontribusi di Samudera Hindia. Kontribusi tersebut hanya dapat terealisasikan apabila kita tetap memegang teguh kesatuan dan sentralitas ASEAN," lanjutnya.

Usulan konsep Indo Pasifik ini telah disampaikan Indonesia pada pertemuan retreat Menlu ASEAN, Januari 2018. Indonesia juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa mitra dialog mengenai kerjasama Indo - Pasifik. Saat itu, usulan Indonesia tersebut telah dibahas para menlu, meski istilah Indo Pasifik tidak dicantumkan.



Beberapa pengamat menyebut gagasan Indo Pasifik diusung saat istilah yang sama digunakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam lawatan ke Asia. Trump lebih memilih istilah Indo Pasifik, ketimbang istilah Asia Pasifik yang digunakan pemerintahan AS sebelumnya. Diduga istilah Indo-Pasifik yang digunakan Trump mewakili pendekatan baru untuk mengelola atau membendung kebangkitan China.

Tiga Usulan Indonesia

Adapun Indonesia, untuk mewujudkan kerja sama Indo-Pasifik Presiden Jokowi mengusulkan tiga upaya ASEAN ke depan. Pertama, ASEAN harus mampu menjadi motor bagi penciptaan enabling environment.

"Kita harus terus mengajak semua mitra untuk menghormati hukum dan norma internasional mengembangkan habit of dialogue, mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai menghindari penggunaan kekerasan," katanya.

Kedua, ASEAN harus dapat mendayagunakan berbagai modalitas untuk menanggulangi tantangan keamanan, termasuk transnational crimes. Beberapa bentuk ancaman yang perlu mendapatkan perhatian antara lain radikalisme dan terorisme perdagangan narkoba, TPPO dan perompakan (piracy).

Ketiga, ASEAN harus pro-aktif dalam menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Samudera Hindia. Oleh karena itu, Presiden melanjutkan, ASEAN harus terus menjaga sistem ekonomi yang terbuka dan adil.

"Beberapa bidang kerja sama yang dapat dikedepankan antara lain, di bidang maritim, konektivitas, dan pencapaian SDGs. Oleh karena itu, interaksi pelaku bisnis di kawasan Samudera Hindia dan Pasifik perlu ditingkatkan," kata Presiden Jokowi

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Jose Antonio Morato Tavares.




Credit   cnnindonesia.com




Australia Kirim Pesawat Militer untuk Intai Kapal Korut


Australia Kirim Pesawat Militer untuk Intai Kapal Korut
Pesawat mata-mata P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Australia siap kirim pesawat serupa untuk mengintai kapal-kapal Korut dalam upaya penegakan sanksi PBB. Foto/REUTERS/Edgar Su

SYDNEY - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan pada hari Sabtu bahwa pesawat militer siap dikirim untuk patroli pengawasan kapal-kapal Korea Utara (Korut). Kapal-kapal Pyongyang diintai setelah dicurigai memindahkan barang-barang terlarang yang bertentangan dengan sanksi PBB.

Kanada juga berencana untuk mengerahkan pesawat patroli untuk kegiatan serupa. Baik pesawat militer Australia maupun Kanada akan bermarkas di pangkalan udara Kadena yang dioperasikan militer Amerika Serikat (AS) di Pulau Okinawa, Jepang selatan.

Pemerintah Jepang dalam sebuah pernyataan terpisah mengonfirmasi penggunaan pangkalan itu untuk pesawat militer Australia dan Kanada.

Pengumuman pengiriman pesawat militer ini muncul sehari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melakukan pertemuan bersejarah di Zona Demiliterisasi. Kedua pemimpin Korea ini sepakat berdamai dan bekerjasama mewujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Namun, Presiden AS Donald Trump, yang juga akan bertemu dengan Kim Jong-un, mengatakan bahwa dia akan mempertahankan tekanan sanksi terhadap Pyongyang sebagai upaya untuk mengendalikan program rudal dan nuklir Korea Utara yang saat ini ditangguhkan Pyongyang.

"Kami memiliki pesawat pengintai P-8A yang akan bekerja di wilayah itu untuk memantau kepatuhan terhadap sanksi, dan itu adalah bagian dari kerja sama kami dengan mitra kami untuk menegakkan sanksi-sanksi PBB," kata Turnbull, dalam konferensi pers yang disiarkan stasiun televisi Australia.

"Apa yang telah terjadi adalah bahwa sanksi telah dihindari dengan mentransfer bahan dari kapal ke kapal...untuk menambah pengawasan wilayah yang mungkinkan untuk identifikasi dan kemudian, tentu saja, mereka yang merupakan pihak yang akan dimintai tanggung jawab," ujar Turnbull, seperti dikutip Reuters.

Turnbull dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan tekanan harus tetap berlaku kepada Korea Utara untuk memastikan semenanjung Korea telah dinuklirisasi.

Langkah oleh Australia dan Kanada menyusul Inggris yang sudah lebih dulu mengirim kapal perang bulan ini. Kapal perang Inggris bermarkas di Jepang untuk bergabung dalam upaya penegakan sanksi PBB terhadap Korea Utara terkait program rudal dan senjata nuklirnya.

"Jepang menyambut baik kegiatan (pengawasan) ini dari sudut pandang menegakkan tekanan maksimum terhadap Korea Utara sambil mempertahankan solidaritas masyarakat internasional," kata pemerintah Jepang dalam sebuah pernyataan, mengacu pada langkah-langkah yang diambil Australia, Kanada dan Inggris.



Credit    sindonews.com






Jet-jet Tempur Korsel Cegat Pesawat Mata-mata China


Jet-jet Tempur Korsel Cegat Pesawat Mata-mata China
Pesawat jet tempur F-15K Korea Selatan. Jet-jet tempur Korea Selatan mencegat pesawat mata-mata China yang dituduh menerobos wilayah udara Seoul. Foto/Yonhap

SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel), pada Sabtu (28/4/2018), mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan beberapa jet tempur untuk mencegat sebuah pesawat mata-mata China. Pesawat Beijing diintersepsi karena telah memasuki wilayah pertahanan udara Korea Selatan.

Pelanggaran oleh pesawat China ini terjadi kurang dari dua bulan setelah Seoul secara resmi mengajukan protes atas "serangan" lain di wilayah udaranya.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, mengatakan bahwa pesawat Beijing yang diintersepsi diyakini sebagai pesawat pengintai militer. Pesawat tersebut menghabiskan hampir empat jam di Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea.

Insiden ini merupakan pelanggaran yang ketiga sepanjang tahun ini. Korea Selatan telah memanggil Duta Besar China di Seoul pada bulan Februari untuk menyampaikan protes secara resmi.

Kementerian Pertahanan China tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar yang diajukan wartawan pada hari Sabtu.

Kementerian Luar Negeri di Beijing pada Februari lalu mengatakan bahwa penerbangan yang diprotes Seoul sepenuhnya sejalan dengan hukum dan praktik internasional."Bahwa zona identifikasi pertahanan udara bukanlah ruang udara teritorial," kata kementerian tersebut saat itu.

Aktivitas Angkatan Udara China semakin jauh dari pantai negara itu, termasuk misi terbang ke Pasifik Barat yang sering melewati sebuah rantai pulau Jepang selatan dan kawasan sekitar Taiwan.

China berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak memiliki niat bermusuhan. Namun militer Beijing telah menggelar latihan tempur di dekat Taiwan dengan tujuan  mengirim pesan ke Taipei bahwa ada konsekuensi jika mencoba untuk mendorong kemerdekaan secara resmi. China tidak mengakui Taiwan sebagai negara dan tetap menganggap sebagai provinsinya yang membangkang.


Credit  sindonews.com



Ini Ringkasan Isi Deklarasi Dua Pemimpin Korea



Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP 
 
Ditandatangani pasca peretemuan dalam KTT Korut-Korsel, Panmunjom Jumat (27/4).
 
 
CB, PANMUNJOM -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in telah menandatangani Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity, and Unification of the Korean. Deklarasi ini ditandatangani setelah keduanya bertemu dalam KTT Korut-Korsel yang digelar di Panmunjom pada Jumat (27/4).
Dalam deklarasi ini, Kim da Moon berbagi komitmen tegas untuk mengakhiri segala perpecahan dan konfrontasi yang telah berlangsung sejak berakhirnya Perang Korea pada 1953. Perang itu memang diakhiri dengan gencatan senjata tanpa kesepakatan damai antara kedua negara.
Sebagai gantinya, Korut dan Korsel bertekad untuk memasuki era baru rekonsiliasi nasional, perdamaian, dan kemakmuran serta memupuk hubungan antar-Korea secara lebih aktif. Adapun poin-poin penting yang termaktub dalam Panmunjom Deckaration for Peace, Prosperity, and Unification of the Korean antara lain, menyepakati penyelenggaraan dialog dan negosiasi di berbagai bidang serta mengambil langkah-langkah aktif untuk melaksanakan kesepakatan yang dicapai dalam KTT.
Korsel dan Korut setuju untuk membentuk kantor penghubung gabungan dengan wakil dari masing-masing pihak di wilayah Gaesong. Kantor ini nantinya akan menjadi wadah bagi otoritas berwenang dari kedua negara dalam melakukan konsultasi, termasuk kerja sama antara masyarakat.
Kedua negara sepakat mendorong kerja sama, pertukaran kunjungan, dan kontak yang lebih aktif di semua level atau tingkatan guna memulihkan rasa rekonsiliasi nasional serta persatuan. Proses ini akan melibatkan organisasi sipil, parlemen, pemerintah lokal, dan partai politik dari masing-masing negara.
Selain itu, Korsel dan Korut setuju untuk segera menyelesaikan masalah kemanusiaan yang timbul akibat perpecahan kedua negara. Hal ini akan dibahas oleh Palang Merah Antar-Korea.
Korut dan Korsel berkomitmen untuk melakukan upaya bersama guna mengurangi ketegangan militer antara kedua negara. Hal ini secara praktis akan menghilangkan bahaya meletusnya perang di Semenanjung Korea. "Mengurangi ketegangan militer dan menghilangkan bahaya perang adalah tantangan yang sangat signifikan, yang secara langsung terkait dengan nasib rakyat Korea dan juga tugas penting dalam menjamin kehidupan damai mereka," kata deklarasi tersebut, seperti dilaporkan laman Yonhap.
Oleh sebab itu, ditegaskan pula dalam deklarasi tersebut bahwa Korut dan Korsel setuju menghentikan semua tindakan bermusuhan satu sama lain di setiap wilayah, termasuk darat, laut, serta udara yang merupakan sumber ketegangan dan konflik militer. "Dalam hal ini kedua pihak sepakat mengubah zona demiliterisasi menjadi zona damai dalam arti sesungguhnya dengan menghentikan semua tindakan permusuhan pada 1 Mei tahun ini," bunyi deklarasi tersebut.
Terkait hal ini, Korut dan Korsel pun sepakat untuk melakukan pertemuan yang intens antara otoritas militer masing-masing, termasuk pertemuan antara menteri pertahanan. Tujuannya adalah untuk membahas dan memecahkan masalah militer yang muncul di antara kedua negara.
Kedua negara akan secara aktif bekerja sama membentuk rezim perdamaian yang permanen dan solid di Semenanjung Korea. "Menghentikan keadaan gencatan senjata yang tidak alami saat ini dan membangun rezim perdamaian yang kuat di Semenanjung Korea adalah misi historis yang tidak boleh ditunda lebih jauh," kata deklarasi tersebut.
Korsel dan Korut setuju untuk melakukan perlucutan senjata secara bertahap karena ketegangan militer telah berkurang dan kemajuan substansial dibuat dalam pembangunan kepercayaan militer.
Kemudian menandai peringatan ke-65 gencatan senjata, Korsel dan Korut setuju untuk secara aktif mengadakan pertemuan trilateral, yakni dengan melibatkan Amerika Serikat (AS). "Atau pertemuan segi empat yang melibatkan Korut, Korsel, AS, dan Cina dengan maksud untuk mengakhiri perang, mengubah gencatan senjata menjadi perjanjian damai, dan membangun rezim perdamaian yang permanen serta solid," kata deklarasi itu.
Korut dan Korsel mengonfirmasi tujuan bersama untuk mewujudkan denuklirasi lengkap, Semenanjung Korea yang bebas nuklir. Kedua negara sepakat berbagi peran dan tanggung jawab untuk merealisasikan hal ini.
Di bagian akhir deklarasi dinyatakan bahwa pemimpin Korut dan Korsel akan rutin bertemu dan melakukan percakapan via telepon guna mendiskusikan isu-isu penting bagi kedua negara. Hal ini diharapkan akan memperkuat rasa saling percaya serta memajukan hubungan antar-Korea dan unifikasi di Semenanjung Korea.


Credit   republika.co.id



Dunia Sambut Baik Kesepakatan Kim Jong-un dan Moon Jae-in


Dunia Sambut Baik Kesepakatan Kim Jong-un dan Moon Jae-in 
 Kim Jong-un (kiri) dan Moon Jae-in (kanan) sepakat menandatangani perjanjian damai yang mengakhiri Perang Korea, tahun ini. (Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters)
 
 
Jakarta, CB -- Dunia menyambut baik kesepakatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang berniat menandatangani perjanjian damai tahun ini.

Kesepakatan itu tercapai pada Jumat (27/4), usai pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara dalam satu dekade terakhir. Jika terealisasi, langkah itu secara resmi mengakhiri Perang Korea yang selama ini hanya terjeda gencatan senjata.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang negaranya sempat dua kali dilintasi peluru kendali balistik Korut, menyambut kabar ini meski menyatakan masih menunggu langkah konkret.


"Saya ingin menyambutnya sebagai langkah positif menuju resolusi komprehensif atas berbagai masalah terkait Korea Utara," ujarnya dikutip AFP.

"Kami berharap Korea Utara akan mengambil tindakan konkret melalui pertemuan ini dan pertemuan antara AS dan Korea Utara."

Menyusul pertemuan dengan Moon, Kim rencananya akan bertemu dengan Trump pada Mei ini. Waktu dan lokasi pasti rencana itu masih dibahas hingga saat ini.

"Kami akan terus memantau pergerakan Korea Utara di masa yang akan datang," kata Abe.

Trump sendiri, melalui Twitter, menyambut baik peristiwa ini. Walau demikian, dia masih tampak waspada.

"Setelah tahun penuh kemarahan yang dipenuhi peluncuran peluru kendali dan uji coba nuklir, pertemuan antara Korea Utara dan Selatan kini berlangsung. Hal baik terjadi, tapi hanya waktu yang bisa menjawab," kata Trump.

Sementara China, yang merupakan sekutu terdekat Korut, menyatakan "bersedia melanjutkan peran proaktif terkait hal ini."

Beijing "berharap semua pihak terkait bisa mempertahankan momentum untuk berdialog dan bekerja sama untuk mendorong denuklirisasi semenanjung dan proses penyelesaian politik isu di semenanjung."

Di Moskow, Kremlin menyatakan pertemuan tingkat tinggi ini sebagai kabar positif dan menyatakan Presiden Vladimir Putin telah lama mendorong pembicaraan antara kedua negara.

Ditanya soal prospek Trump menemui Kim, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pihaknya menyambut langkah apapun yang bisa meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

China, Rusia, Jepang dan kedua Korea terlibat dalam pembicaraan enam negara soal program nuklir Korut. Perundingan itu mandek pada 2008 lalu.





Credit  cnnindonesia.com




Puluhan Pemberontak Houthi Tewas dalam Serangan Udara Saudi



Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Foto: EPA/Yahya Arhab
Koalisi pimpinan Arab Saudi meluncurkan kampanye militer untuk mengalahkan Houthi
CB, SANAA -- Serangan udara di ibukota Yaman oleh koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi telah menewaskan puluhan pemberontak Houthi termasuk setidaknya dua komandan mereka. Media milik Arab Saudi Al-Ekhbariya pada hari Sabtu (28/4) mengatakan dua pemberontak level atas tewas dalam serangan di Sanaa pada Jumat (27/4) malam.
Sementara itu televisi Al-Arabiya milik Saudi mengatakan, total 38 pemberontak tewas dalam serangan di sebuah gedung kementerian dalam negeri Houthi. Sebuah gedung polisi yang berdekatan dengan kementerian yang dikendalikan Houthi juga diserang, seperti dilansir di Aljazirah, Sabtu (28/4).
Para milisi Houthi mengkonfirmasi serangan udara di Sanaa tetapi tidak memberikan rincian. Perang di Yaman ini telah memasuki tahun keempatnya.
Houthi dan pemerintah Yaman telah berperang sejak tahun 2004, tetapi banyak pertempuran terbatas pada kubu Houthi, provinsi Saada di Yaman utara yang miskin. Pada September 2014, Houthi menguasai Sanaa dan terus mendorong ke arah selatan menuju kota terbesar kedua di negara itu, Aden.
Menanggapi kemajuan Houthi, koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi meluncurkan kampanye militer pada tahun 2015 untuk mengalahkan Houthi dan memulihkan pemerintah Yaman. Kampanye oleh koalisi melawan Houthi telah melihat lebih dari 16 ribu serangan udara diluncurkan di seluruh negeri sejak 26 Maret 2015.
Serangan itu telah menghancurkan Yaman, salah satu negara termiskin di Timur Tengah. Sepertiga serangan udara telah menargetkan situs non-militer, dengan setidaknya 1.400 serangan udara menargetkan kawasan pemukiman.
Lebih dari 10 ribu orang tewas. Dengan sedikitnya 1.600 sekolah rusak atau hancur dalam serangan itu, lebih dari empat juta anak-anak Yaman tidak dapat bersekolah. Yaman kini berada di ambang kelaparan.
Koalisi yang dipimpin Saudi memberlakukan blokade total di pelabuhan Yaman pada November sebagai pembalasan atas serangan rudal Houthi lintas-batas di Arab Saudi. Blokade telah dicabut sebagian, tetapi akses ke negara miskin masih terbatas.



Credit republika.co.id




Jerman akan Larang Ekspor Senjata ke Saudi, UEA, dan Turki





Saat ini Jerman sedang menggodok RUU larangan ekspor senjata tersebut
 
 
CB, BERLIN -- Pemerintah Jerman sedang menggodok rancangan undang-undang (RUU) yang akan melarang ekspor senjata ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Turki. Jerman menganggap ketiga negara terlibat dalam konflik militer.
Dilaporkan laman Aljazirah, draf RUU ini diusulkan oleh partai oposisi sosial-demokratik Die Linke. Dalam RUU tersebut, selain senjata, diatur pula pelarangan pengiriman berbagai barang serta jasa ke negara-negara yang mungkin menggunakannya untuk pelanggaran hak asasi manusia.
Kendati demikian, draf RUU tersebut banyak mencurahkan fokusnya ke Saudi, UEA, dan Turki. Saudi dan UEA dinilai berperan dalam peperangan atau konfrontasi senjata yang kini masih berlangsung di Yaman. Sedangkan Turki dianggap berperan dalam eskalasi militer yang terjadi di Afrin, Suriah, di mana mereka menargetkan paramiliter Kurdi.
Bila disetujui, UU ini akan melarang ekspor berbagai jenis senjata dan beragam barang lainnya yang dapat digunakan Saudi, UEA, dan Turki, dalam menunjang operasi militernya masing-masing. Hal ini tentu akan memangkas pendapatan Jerman dari bidang pertahanan.
Antara 2013 dan 2017, Saudi menjadi salah satu negara yang menerima pasokan senjata terbesar dari Jerman. Nilai pembelian senjata Saudi ke Jerman diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar AS.
Pada kuartal ketiga 2017, Jerman mengekspor sebagian besar senjata ke Saudi, Israel, dan Mesir. Namun pada Januari lalu, Pemerintah Jerman telah mengumumkan akan menghentikan semua ekspor senjata ke negara-negara yang terlibat dalam perang yang sedang berlangsung di Yaman.
Dalam RUU terbaru, larangan ekspor senjata diperluas dengan menyertakan Turki serta negara-negara lain yang berpotensi melanggar hak asasi manusia.


Credit  republika.co.id