Rabu, 27 September 2017

Batan: Tak Ada Ilmuwan RI di Proyek Nuklir Korut



Batan: Tak Ada Ilmuwan RI di Proyek Nuklir Korut
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto



CB – Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan menegaskan bahwa tidak ada laporan mengenai ilmuwan asal Indonesia bergabung dalam proyek senjata nuklir Korea Utara.
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan, lembaganya tetap memantau adanya informasi tersebut serta memberikan perhatian khusus terkait uji coba bom hidrogen yang dilakukan Korea Utara beberapa waktu lalu.

"Sampai sekarang belum ada laporan, dan saya berharap jangan sampai ada (ilmuwan nuklir Indonesia bergabung di Korut)," kata pria lulusan Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu, 27 September 2017.
Djarot pun sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam menyikapi tindakan nekad negeri paling tertutup di dunia tersebut.
"Apa yang dilakukan (Korut) itu (uji coba bom hidrogen) adalah tindakan ‘gila’. Kita juga sudah menyatakan pendapat resmi atas apa yang sudah dilakukan Korut," dia menegaskan.
Bom hidrogen merupakan versi yang lebih maju dari bom atom dan tingkat kesulitannya sangat tinggi. Selain itu, bom hidrogen memiliki perbedaan secara kimia.

Bom ini berbeda dengan bom eksplosif yang digunakan teroris internasional yang kerap digunakan di Indonesia atau negara lain. Dampak dari ledakan bom hidrogen pun ribuan kali lebih dahsyat ketimbang bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, saat Perang Dunia II.



Credit  VIVA.co.id




Korut Uji Coba Nuklir di Samudera Pasifik, Ini yang Terjadi



Korut Uji Coba Nuklir di Samudera Pasifik, Ini yang Terjadi
Ilustrasi ledakan nuklir.          


CB – "Amerika Serikat telah menghina Korea Utara. Pemimpin Agung (Kim Jong-un) sedang mempertimbangkan mengujicoba bom hidrogen di Samudera Pasifik. Ini bisa jadi ledakan yang paling kuat di Pasifik.”

Itulah pernyataan resmi Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong-ho, dalam Sidang Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.


Pernyataan Ri ini sebagai tanggapan atas ancaman Presiden AS Donald John Trump untuk menghancurkan Korea Utara secara total dan menyebut Jong-un sebagai 'Manusia Rudal'.
Andaikata Korea Utara benar-benar meledakkan bom hidrogen di Samudera Pasifik, apa yang akan terjadi?
Profesor Matematika Terapan dari NYU, Oliver Bühler, mengatakan, ledakan di bawah air atau ledakan di atas tanah akibat uji coba bom hidrogen akan menciptakan ombak dan getaran.
"Keduanya sangat kuat. Pascaledakan, ombak atau getaran memancar keluar dan membawa energi ke atmosfer sebesar 140 kiloton. Ini lebih tinggi dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, yang masing-masing membawa 15 dan 21 kiloton energi," kata Bühler, seperti dikutip Motherboard, Rabu, 27 September 2017.
Kendati demikian, Bühler memastikan ombak tidak akan menyebabkan tsunami. Sebab, usai ledakan ombak akan cepat memecah atau menyebar.
Akan tetapi, partikel radioaktif akan semakin berisiko ketika berada di dekat tanah atau air. Ledakan nuklir dapat menyedot kotoran, puing, air, dan bahan lainnya serta menciptakan dampak radioaktif yang lebih luas.
Material ini kemudian naik hingga atmosfer dan akan menyebar sejauh ratusan kilometer. Ia juga meyakini bahwa dampak terbesar dari uji coba nuklir bagi manusia adalah psikologis.
"Ketika Anda 'melempar' radiasi ke mana saja, maka orang-orang segera mengubah kebiasaan hidup mereka," paparnya. Mulai dari tidak memakan makanan dari laut seperti ikan atau bertamasya ke pantai sembari berenang.
"Hal-hal ini mungkin tidak didukung oleh sains, tapi jelas menimbulkan kepanikan. Apalagi kejadiannya berada di wilayah penduduk padat," tutur dia.
Intinya, Bühler bersama sejumlah ilmuwan, menekankan betapa sulitnya memprediksi konsekuensi jangka panjang dari hasil pengujian detonasi nuklir.

Meski hingga kini belum terungkap di mana lokasi sesungguhnya uji coba tersebut, pernyataan Ri memberi kesan bahwa Pyongyang tengah menyiapkan ledakan yang melampaui uji coba yang pernah dilakukan oleh AS.




Credit  viva.co.id






6 Roket Jatuh Dekat Bandara Afghanistan Usai Menhan AS Mendarat


6 Roket Jatuh Dekat Bandara Afghanistan Usai Menhan AS Mendarat
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis (REUTERS/Adnan Abidi)



Kabul - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis melakukan kunjungan mendadak ke Kabul, Afghanistan. Sedikitnya enam roket mendarat di dekat Bandara Internasional Kabul setelah pesawat yang membawa Mattis mendarat.

Dituturkan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish, kepada AFP, Rabu (27/9/2017), sejumlah roket diluncurkan dan jatuh di dekat bagian militer di kompleks Bandara Kabul pada Rabu (27/9) waktu setempat. Danish menyatakan, tidak ada korban jiwa akibat roket itu.

Kepolisian setempat telah mengisolasi lokasi tersebut. Penyelidikan tengah dilakukan untuk mencari tahu lokasi persis asal roket diluncurkan. Tidak ada penerbangan yang dibatalkan atau ditunda akibat serangan roket ini.

Situasi dekat Bandara Kabul usai serangan roket
Situasi dekat Bandara Kabul usai serangan roket Foto: REUTERS/Mohammad Ismail

Secara terpisah, kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu. Melalui sayap media mereka, AMAQ, seperti dilansir Reuters, ISIS menyebut 'sejumlah penyusup' menggunakan beberapa roket SPG-9 dan mortir dalam serangan itu.

Serangan roket ini terjadi beberapa jam setelah Mattis tiba di Kabul. Mattis dilaporkan tidak berada di bandara saat serangan roket terjadi. Mattis menjadi anggota kabinet pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang mengunjungi Afghanistan.

Kunjungan mendadak Mattis di Kabul ini dilakukan setelah Trump mengumumkan strategi baru untuk Afghanistan. Trump berjanji meningkatkan operasi militer terhadap Taliban di Afghanistan.

Situasi dekat Bandara Kabul usai serangan roket
Situasi dekat Bandara Kabul usai serangan roket Foto: REUTERS/Mohammad Ismail

Mattis mengatakan AS akan mengirimkan 3 ribu tentara tambahan ke Afghanistan, untuk membantu melatihkan tentara Afghanistan yang bertempur melawan Taliban dan kelompok militan lainnya. Diketahui saat ini ada 8.400 tentara AS di Afghanistan, yang kebanyakan menjadi penasihat militer bagi pasukan bersenjata negara tersebut.





Credit  detik.com




Eks PM Thailand Yingluck Dibui 5 Tahun dalam Kasus Subsidi Beras


Eks PM Thailand Yingluck Dibui 5 Tahun dalam Kasus Subsidi Beras
Yingluck Shinawatra (REUTERS/Chaiwat Subprasom)



Bangkok - Mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, dijatuhi vonis 5 tahun penjara secara in-absentia dalam kasus subsidi beras. Yingluck melarikan diri ke luar negeri sejak 25 Agustus lalu.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (27/9/2017), pembacaan putusan untuk kasus subsidi beras yang menjerat Yingluck seharusnya digelar pada 25 Agustus, namun adik mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra itu tidak hadir.

Ketidakhadiran Yingluck saat itu mengejutkan ratusan pendukungnya yang telah menunggu di pengadilan. Sejumlah ajudan menyebut Yingluck kabur keluar dari Thailand karena khawatir dijatuhi vonis berat.



Sidang pembacaan putusan akhirnya digelar oleh Mahkamah Agung Thailand pada Rabu (27/9) secara in-absentia, atau tanpa dihadiri terdakwa. Dalam putusan pengadilan, Yingluck dinyatakan bersalah atas dakwaan melakukan kelalaian dalam pelaksanaan kebijakan subsidi beras yang gagal.

"Pengadilan menyatakan terdakwa bersalah atas dakwaan yang dijeratkan... pengadilan menjatuhkan vonis 5 tahun terhadapnya dan pengadilan juga sepakat secara bulat bahwa vonis itu tidak ditunda pelaksanaannya," tegas hakim yang membacakan putusan pengadilan.

Keberadaan Yingluck masih belum diketahui pasti. Bulan lalu, Reuters melaporkan Yingluck berada di Dubai, Uni Emirat Arab. Sang kakak, Thaksin, dilaporkan memiliki rumah di Dubai.


Yingluck menjabat PM Thailand setelah memenangkan pemilu tahun 2011. Dia memperkenalkan kebijakan subsidi beras yang populer di kalangan petani, namun disebut memicu kerugian negara hingga miliaran dolar Amerika. Pemerintahan Yingluck dikudeta oleh militer Thailand tahun 2014.





Credit  detik.com



Membandingkan Korea Utara dan Korea Selatan yang pernah seimbang


Korea Utara, Pyongyang
Berdasarkan jumlah penduduk, Korea Utara berada di peringkat ke-52 namun memiliki kekuatan militer keempat terbesar di dunia.


Di tengah retorika saling ancam antara Korea Utara dan Amerika Serikat, tidak jelas bagaimana pendapat warga Korea Utara atas perang kata-kata itu karena rezim Kim Jong-un mencengkeram kehidupan warga, antara lain dengan menutup akses untuk informasi dari luar.
Negara itu terisolasi dan sekaligus tertinggal di Abad ke-21 ini. Tak mudah mendapatkan data-data dari Korea Utara dan sering kali hanya berupa perkiraan untuk mencerminkan kehidupan di sana.
BBC menurunkan sembilan informasi grafis untuk membandingkan kondisi di Korea Utara dan Selatan.


Korea Utara, Korea Selatan


Kim Il-sung mendirikan Korea Utara pada tahun 1948 dan dinasti keluarganya kemudian memerintah dengan peralihan kekuasaan dari ayah ke anak laki-laki.
Dalam periode yang sama, Korea Selatan sudah menjalani revolusi, beberapa kudeta, maupun pemilihan umum. Total 12 presiden sudah memimpin Korea Selatan dalam 19 periode pemerintahan.


Korea Utara, Korea Selatan



Tiga juta telepon genggam mungkin banyak namun di sebuah negara dengan 25 juta jiwa, artinya hanya sekitar satu telepon genggam untuk setiap 10 orang di Korea Utara. Sebagian pemilik telepon genggam kemungkinan berada di ibu kota Pyongyang.
Sementara di Korea Selatan dengan penduduk 51 juta jiwa, malah lebih banyak pelanggan telepon genggam daripada jumlah total penduduk.
Pasar perusahaan jasa telepon genggam Koryolink berkembang di Korea Utara walau amat terbatas. Perusahaan itu didirikan berdasarkan kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi asal Mesir, Orascom.
Koryolink sempat menjadi satu-satunya operator, namun belakangan Korea Utara mendirikan satu perusahaan lain, Byol.
Selain terbatasnya telepon genggam, sebagian besar warga Korea Utara hanya boleh menggunakan layanan internet negara, yang diawasi dengan ketat.


Korea Utara, Korea Selatan



Mungkin terdengar sebagai mitos, namun beberapa penelitian memperlihatkan bahwa secara rata-rata pria Korea Utara lebih pendek dibandingkan pria Korea Selatan.
Profesor Daniel Schwekendiek dari Universitas Sungkyunkwan di Seoul meneliti tinggi para pengungsi Korea Utara yang menerobos ke Korea Selatan dan menemukan perbedaan sekitar 3cm hingga 8cm.
Schwekendiek menyatakan bahwa perbedaan tinggi itu tidak bisa dikaitkan dengan faktor genetika karena kedua warga berasal dari 'keluarga yang sama'.
Dia juga menolak pandangan bahwa para pengungsi kecenderungannya lebih miskin sehingga lebih pendek.
Diperkirakan kekurangan pangan menjadi penyebab utama kenapa orang di Korea Utara lebih pendek dibanding orang Korea Selatan.


Korea Utara, Korea Selatan



Gambar-gambar dari ibu kota Korea Utara, Pyongyang, sering kali menghadirkan jalan yang lebar, licin, dan lenggang namun di luar ibu kota situasinya berbeda.
Korea Utara memiliki jalan sepanjang 25.554km berdasarkan data pada tahun 2006 namun hanya sekitar 3% yang beraspal atau hanya 724km.
Diperkirakan hanya 11 dari 1.000 orang Korea Utara yang memiliki mobil, yang artinya adalah antrean panjang di halte bus bagi orang yang ingin bepergian.


Korea Utara, Korea Selatan



Korea Utara mengandalkan batubara untuk menopang perekonomiannya namun sulit menghitung nilainya secara akurat karena data berasal dari negara-negara penerima batubara tersebut.
Sebagian besar batubara asal Korea Utara diekspor ke Cina, yang sudah memperlakukan larangan impor mulai Februari 2017. Namun beberapa pengamat meragukan pelaksanaan larangan impor itu di lapangan.
"Ada beberapa orang yang menelusuri jalur kapal dan melihat kapal-kapal Korea Utara merapat di beberapa pelabuhan batubara di Cina setelah larangan diterapkan. Saya yakin Cina mengurangi impor batubara namun tidak menghentikan sama sekali," kata Kent Boydston, peneliti di Peterson Institute for International Economics.

Hingga tahun 1973, Korea Utara dan Selatan amat seimbang jika dilihat dari perekonomian.
Namun setelah itu, Korea Selatan meroket menjadi salah satu negara produsen penting di dunia, dengan perusahaan seperti Samsung dan Hyundai menjadi merek global.
Sementara Korut tampaknya mandek pada tahun 1980-an dengan sistem perekonomian terpusat yang kaku.


Korea Utara, Korea Selatan




Walau merupakan negara yang berada di peringkat ke-52 dari jumlah penduduk, Korea utara memiliki kekuatan militer keempat terbesar di dunia.
Anggaran militer diperkirakan mencapai 25% dari GDP dan hampir setiap warga Korea Utara mengikuti latihan milter dalam berbagai bentuk.

Serangkaian bencana kelaparan pada akhir 1990-an menyebabkan turunnya tingkat harapan hidup di Korea Utara, namun sebenarnya tanpa bencana itupun, usia rata-rata warga Korea Utara lebih singkat hampir 12 tahun.
Kekurangan pangan yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor yang membuat tingkat harapan hidup di Korea Utara lebih rendah.

Tahun 2017, tingkat kelahiran di Korea Seatan mencapai yang terendah walau selama satu dekade berupaya untuk mendongkrak tingkat kelahiran.

Pemerintah Seoul sudah menyalurkan anggaran sebesar US$70 miliar atau sekitar Rp936 triliun untuk bonus bagi kelahiran bayi, perpanjangan cuti kelahiran, dan layanan kesehatan bagi kesuburan.






Credit  bbc.com






Dubai Uji Drone Berpenumpang untuk Layanan Taksi Terbang





Drone untuk layanan taksi terbang terlihat di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin 25 September 2017. Kredit: Reuters

CB, Jakarta - Dubai melakukan uji terbang drone pada hari Senin, 25 September 2017, untuk layanan taksi terbang tak berawak pertama di dunia. Ini merupakan sebuah rencana ambisius kota Uni Emirat Arab untuk memimpin dunia Arab dalam inovasi.

Taksi terbang yang dikembangkan oleh perusahaan drone Jerman Volocopter menyerupai kabin helikopter dua kursi yang berada di bawah sebuah ring besar yang dilengkapi 18 baling-baling.
Drone itu tidak berpenumpang untuk uji coba perdananya dalam sebuah acara yang dirancang untuk Putra Mahkota Dubai Sheikh Hamdan bin Mohammed.
Dirancang untuk terbang tanpa kontrol jarak jauh dan dengan durasi penerbangan maksimum 30 menit, drone ini dilengkapi dengan banyak pengaman jika terjadi masalah, seperti baterai cadangan, rotor dan, untuk skenario terburuk, beberapa parasut.
Volocopter bersaing dengan lebih dari selusin perusahaan Eropa dan AS yang didanai dengan baik. Masing-masing memiliki visi terinspirasi fiksi ilmiah untuk menciptakan bentuk baru transportasi perkotaan yang merupakan persilangan antara mobil listrik tanpa sopir dan pesawat yang lepas landas dan mendarat secara vertikal untuk jarak pendek.
Pesertanya termasuk raksasa kedirgantaraan Airbus, yang bermaksud untuk meluncurkan taksi terbang pada tahun 2020; Kitty Hawk, perusahaan yang didukung oleh pendiri Google Larry Page; dan Uber, yang bekerja sama dengan mitranya dalam strategi taksi terbangnya.
"Implementasinya dilakukan dengan menggunakan ponsel cerdas Anda, sebuah aplikasi, dan memerintahkan Volocopter ke voloport berikutnya di dekat Anda. Volocopter akan datang dan secara otonom menjemput Anda dan membawa Anda ke tempat tujuan Anda," kata CEO Florian Reuter.
"Drone ini sudah mampu terbang berdasarkan jalur GPS hari ini, dan kami akan menerapkan kemampuan indra penuh, juga menangani hambatan yang tidak diketahui di jalan," tambahnya. Ia mengatakan bahwa pengembang bermaksud untuk memulai taksi ini dalam waktu lima tahun.
Dalam penerbangan uji coba hari Senin, drone itu melayang naik sekitar 200 meter dan berputar sekitar lima menit melewati hamparan pasir yang mengepul dari pantai Teluk.

Sheikh Hamdan dan rombongannya bertepuk tangan dari lokasinya saat drone taksi terbang itu turun.





Credit   tempo.co






Misteri Antariksa: Apa yang Terjadi Jika Bulan Terbuat Dari Emas?



Ilustrasi bulan emas. (Huffington Post)
CB, Jakarta - Misteri antariksa yang mungkin belum terkuak selama ini adalah bagaimana jika bulan terbuat dari emas? Pertanyaan tersebut muncul di Quora, sebuah situs pertukaran pengetahuan yang mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya pada topik-topik tertentu. Corey Powell, seorang penulis buku dan editor sains di laman berita Aeon mencoba menjawab permasalah tersebut.
Jika bulan terbuat dari emas
Kepadatan emas yang tinggi akan menyebabkan massa bulan emas tujuh kali lebih tinggi dari bulan kita saat ini. Bulan emas akan menyebabkan gravitasi yang lebih tinggi. Jika memiliki radius yang tetap sama, gravitasi permukaan akan meningkat secara linier dengan massa permukaan. Tingkat gravitasinya permukaan bulan emas juga akan lebih besar dari gravitasi permukaan bumi (sekitar 11 meter per detik).
Kecepatan bulan akan lebih tinggi
Kecepatan tersebut meningkat sebagai akar kuadrat massa. Tidak akan ada manusia yang bisa mendarat di bulan dalam 45 tahun karena akan sangat sulit dan memakan biayar mahal.
Pemandangan langit malam akan sangat indah
Jika bulan yang sebenarnya diganti dengan bulan emas, pemandangan bulan dilangit akan tampak indah. Semua jenis kawah, batu, dan debu dipermukaan bulan yang terbuat dari emas akan membuat refleksi berkilau yang tersebar di seluruh bulan. Refleksi ini akan berlawanan dengan bayangan matahari yang memantul dari permukaan emas bulan.
Bulan emas kira-kira akan delapan kali lebih terang di langit. Refleksi sinar matahari yang berkilau bersinar seperti berlian di langit, menciptakan bayangan tajam. Bulan Emas akan dramatis, bahkan di siang hari.
Berpengaruh pada pasang-surut laut
Selain itu, bulan emas akan menyebabkan kekuatan pasang surut air meningkat secara linier dengan massa bulan. Pasang surut akan menjadi lima kali lebih kuat dari pasang surut saat ini. Setiap pesisir bumi akan mengalami banjir harian yang kuat. Kota-kota pesisir dan pantai di seluruh dunia dipastikan akan hancur di bawah bulan emas. Daerah dengan dataran rendah dan memiliki pantai yang luas akan berada dalam masalah.
Pasang-surut bulan juga berhubungan dengan gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Bulan emas hanya akan terlihat bagus di fisiknya saja, namun dampak yang disebabkan sangat merugikan kehidupan di bumi.


Credit  tempo.co









Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap




Salah satu kapal Ottoman yang tenggelam di kedalaman 300 meter di bawah Laut Hitam yang ditemukan tim Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam. (Daily Mail)
CB, Jakarta - Penemuan 60 kapal Romawi kuno di Laut Hitam ternyata menarik perhatian ilmuwan Indonesia, terutama di bidang arkeologi maritim. Salah satunya adalah Shinatria Adhityatama, ilmuwan arkeologi maritim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas).
Menurut pria yang karib disapa Adit ini, Indonesia sebetulnya bisa melakukan hal yang sama. "Banyak situs bawah laut di Nusantara yang belum tergali," kata dia, saat dihubungi, Selasa, 26 September 2017. Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam, menemukan 60 kapal Romawi, Bizantium, dan Ottoman kuno dari yang berumur 2.500 tahun di dasar Laut Hitam, Bulgaria, Kamis, 22 September 2017.
Mulanya, puluhan kapal kuno yang tersebar di bagian bawah Laut Hitam ini ditemukan saat penelitian tentang perubahan iklim, terutama dampak perubahan tingkat air laut setelah siklus glasial terbaru dan di paparan yang tenggelam. Laporan awal tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan tim proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam, proyek arkeologi maritim terbesar yang pernah dilakakukan.
Menurut laporan yang dirilis, Kamis, 22 September 2017, kapal tertua yang ditemukan berusia hampir 2.500 tahun atau sekitar 400 atau 500 sebelum Masehi. Jon Adams, arkeolog dari University of Southampton yang memimpin ekspedisi tersebut, mengatakan kumpulan kapal tersebut merupakan bukti arkeologi maritim terbesar yang pernah ditemukan. "Kami sedang mengangkat 'museum' dari bawah laut," ujar Adams, seperti dikutip dari NBC News, Senin, 25 September 2017.
Adit mengatakan, fitur geologi serupa, yakni ada di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Sekadar informasi, Paparan Sunda pada zaman es terakhir (75-10 ribu tahun lalu), menyatukan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan daratan Asia Tenggara. Sedangkan Paparan Sahul menyatukan Australia dan Papua. "Bisa saja dalam proses penelitian paparan yang tenggelam itu kita menemukan kapal tenggelam yang umurnya tua," ujar Shinatria.
Menurut dia, memang penelitian seperti itu akan memakan biaya besar dan tenaga. Namun, hal itu bisa diatasi dengan kerja sama bersama lembaga riset atau perguruan tinggi internasional.
Adit menilai, temuan kapal Romawi kuno dan kapal era Ottoman akan memiliki nilai sejarah yang tinggi. "Misalnya, bisa mengungkap pola pelayaran dan perdagangan maritim saat itu," kata dia.
Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP) melibatkan sebuah tim internasional yang dipimpin oleh University of Southampton. Ekspedisi tersebut telah menjelajahi perairan 1.800 meter (5.900 kaki) di bawah permukaan Laut Hitam sejak 2015 dengan menggunakan kapal lepas pantai yang dilengkapi beberapa peralatan bawah laut paling maju di dunia.
Ed Parker, CEO Black MAP mengatakan, "kapal-kapal yang ditemukan hanya terlihat di mural dan mosaik sampai saat ini." Bangkai kapal ditemukan dengan menggunakan teknik pemindaian laser robot, teknik akustik dan fotogrametri. Sebagian besar kapal yang ditemukan berusia sekitar 1.300 tahun, namun yang tertua berasal dari abad 400-500 SM.
Banyak kapal Romawi kuno tersebut menampilkan fitur struktural, perlengkapan dan peralatan yang hanya dikenal dari gambar atau deskripsi tertulis namun belum pernah terlihat sampai sekarang. "Kondisi bangkai kapal di bawah sedimen ini sangat mengejutkan, struktural kayunya terlihat bagus seperti baru," kata Jon menambahkan.





Credit  tempo.co





60 Ilmuwan Berkumpul Membahas Penurunan Drastis Es Antartika



12_iptek_eslautantartika
Jakarta - Tahun ini, tingkat es laut di Antartika mengalami penurunan drastis. Menurut para ahli, tingkat penurunan es tersebut tidak ada kaitannya dengan perubahan iklim, sebagaimana dilaporkan The Guardian.
Berdasarkan kejadian tersebut, lebih dari 60 ahli meteorologi dan ilmuwan seluruh dunia mengadakan pertemuan selama seminggu di Hobart, Tasmania, untuk memahami perubahan es di benua beku itu.
Dr Jan Lieser dari Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research Centre, mengatakan telah terjadi peningkatan variabilitas es laut Antartika selama beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Maret lalu, terdapat laporan mengenai turunnya cakupan es menjadi  2,075 juta kilometer persegi, terendah sejak pengamatan satelit tahun 1979. Sedangkan rekor tertinggi dipecahkan tiga tahun sebelumnya dengan cakupan lebih dari 20 juta kilometer persegi es.
Lieser mengatakan, suhu permukaan laut yang meningkat dapat menjadi penyebab mencairnya es, namun juga dapat membantu es untuk membeku kembali.
"Suhu yang meningkat mengurangi permukaan  es laut tapi ada juga mekanisme lain," katanya. "Peningkatan suhu meningkatkan lelehan di bawah dataran - yang meningkatkan keseimbangan air tawar samudera. Air segar lebih mudah membeku di permukaan, yang akan kembali  meningkatkan es."
The International Ice Charting Working Group Tasmanian melakukan pertemuan untuk memetakan dan meramalkan perubahan suhu tersebut dengan lebih baik, untuk membantu pelayaran di kutub.
Perubahan tingkat es laut di Antartika menyebabkan meningkatnya jumlah turis dan kapal penelitian mengunjungi benua beku tersebut. Manajer operasi Divisi Antartika Australia, Robb Clifton, mengatakan jumlah dan lokasi es laut berperan besar dalam perencanaan perjalanan musim panas.

Ketua kelompok kerja dan direktur Institut Meteorologi Denmark, Marianne Thyrring, mengatakan, diperlukan lebih banyak data dari Antartika untuk mengidentifikasi kejadian ini.







Credit  tempo.co






Gunung Es Raksasa di Antartika Retak, Bumi Terancam?




Retakan Gletser di Pine Island Glacier, Antartika. (gizmodo.com)



CB, Jakarta - Gunung es baru seluas 100 mil (160 kilometer), sekitar panjang jarak Jakarta-Bandung, muncul dari Pine Island Glacier di Antartika. Penampakan gunung es tersebut diambil dari gambar satelit pada akhir pekan ini. Fenomena ini berpengaruh pada kenaikan permukaan air laut di masa depan.
Pine Island Glacier (PIG) adalah gletser yang paling cepat mencair di Antartika. Gletser ini bertanggungjawab atas seperempat es yang hilang di Benua Antartika dan menghasilkan 45 miliar ton es setiap tahunnya.
Gambar satelit yang diambil pada 23-24 September itu menunjukan celah perairan terbuka alias retakan yang muncul di antara lapisan dan gunung es. Panjang retakan tersebut ukurannya mencapai 103 mil persegi atau 267 kilometer persegi.
Pada hari Sabtu, spesialis observasi satelit Stef Lhermitte di Delft University of Technology di Belanda memposting gambar Satelit Sentinel1 tentang gunung es PIG yang baru. Daerah luasan PIG mencakup sekitar 10 persen es dari Antartika barat. Ini merupakan fitur geologi penting yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

Kejadian tersebut merupakan ice calving (pemunculan es) terbesar ketiga dalam empat tahun terakhir setelah sebelumnya pada 2013 seluas 252 mil persegi (652 kilometer persegi) dan 2015 dengan 225 mil persegi (582 kilometer persegi). Ice calving merupakan pemecahan potongan es dari tepi gletser yang disebabkan oleh gletser yang berkembang.
Christopher A. Shuman, seorang ilmuwan riset di Laboratorium Ilmu Cryospheric di NASA Goddard Space Flight Center, seperti dilansir laman berita Gizmodo, mengkonfirmasi kejadian ini. Shuman mengatakan bahwa kejadian ini bukanlah pertanda bagus dan menyebabkan kerugian yang sama besarnya pada 2013.
Shuman menegaskan bahwa perpecahan itu terbentuk di tengah gletser dan memanjang ke arah tepinya. "Ini berarti perpecahan terbentu hingga ke dalam, kemungkinan karena penggalian air laut terhadap dasar gletser," ujarnya.
Hal itu menjelaskan menipisnya PIG hingga empat kali lipat sejak pertengahan 1990-an. Jika tingkat penipisan ini terus berlanjut, seluruh batang utama gletser bisa mengapung dalam waktu sekitar 100 tahun.



Credit  tempo.co







PLN Akan Bangun PLTS Terapung dan 'Kebun Angin' di Jawa Barat



PLN Akan Bangun PLTS Terapung dan Kebun Angin di Jawa Barat
PLTS (Foto: Eduardo Simorangkir)



Jakarta - PT PLN (Persero) bekerjasama dengan perusahaan pengembang energi terbarukan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar, berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.

PLTS dibuat terapung di atas waduk agar biaya investasinya murah dan tidak memerlukan pembebasan lahan. PLTS terapung tersebut direncanakan memiliki kapasitas 200 Megawatt (MW).

"Iya, kita fokus di EBT. di Jawa Khususnya. Kan udah murah ya, kita pengin Cirata 200 MW PLTS," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, Selasa (26/9/2017).

Selain itu, PLN juga berencana membangun pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB) alias kebun angin di Sukabumi, Jawa Barat. PLTB ini rencananya memiliki kapasitas 150 MW.

"Mau bikin (pembangkit tenaga) angin di Sukabumi Selatan 150 MW," ujar Sofyan.

Selain itu, PLN juga telah menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan 64 pengembang energi terbarukan dari Amerika Serikat (AS), China, hingga Arab Saudi.

"Banyak, ada 64 berbagai negara, Skandinavia, Denmark, Amerika, China, Singapura, Arab ada, Iran juga ada," tambah Sofyan.

Pihaknya akan terus berupaya melakukan percepatan penggunaan EBT agar dapat mencapai target 23% dalam porsi energi di tahun 2025 mendatang.

"Kita terus berkembang, tidak kita tahan sampai kita dapat 23% di 2025," ujar Sofyan.            




Credit  finance.detik.com





Berlian Terbesar di Dunia Ini Terjual Rp 700 Miliar



Berlian Terbesar di Dunia Ini Terjual Rp 700 Miliar
Foto: AFP




London - Pedagang perhiasan asal Inggris, Graff, membeli berlian terbesar di dunia yang ukurannya sebesar bola tenis, dengan harga US$ 53 juta atau sekitar Rp 705 miliar.

Berlian tersebut dibeli dari penambang asal Kanada, yaitu Lucara Diamond. Berlian 1.019 karat ini ditemukan di tambang Karowe, Botswana, pada akhir 2015.

"Kami merasa terhormat bisa menjadi pemilik baru dari berlian yang mengagumkan ini," kata Chairman Graff, Laurence Graff, dilansir dari AFP, Rabu (27/9/2017).

"Batu ini akan memberikan cerita tersendiri, dan akan memberitahu bagaimana dia akan dipotong nanti," kata Laurence.

Menurut CEO Lucara, William Lamb, berlian bernama Lededi La Rona ini merupakan barang langka. Lesedi La Rona berarti cahaya kami dalam bahasa Botswana. Batu ini bisa dipotong kecil atau dibiarkan seperti bentuknya sekarang untuk koleksi pribadi.



Credit  finance.detik.com







Myanmar Tersinggung Dicap Lakukan Genosida Muslim Rohingya



Myanmar Tersinggung Dicap Lakukan Genosida Muslim Rohingya
Para warga Rohingya saat melarikan diri dari wilayah Rakhine, Myanmar untuk mengindari kekerasan. Foto/Amnesty International



NEW YORK - Pemerintah Myanmar tersinggung dengan laporan yang menyebut militernya melakukan pembersihan etnis atau genosida terhadap minoritas muslim Rohingya. Di forum Majelis Umum PBB di New York, Myanmar menyampaikan keberatannya.

Duta Besar Myanmar untuk PBB Hau Do Suan mengatakan bahwa pihkanya keberatan ”dengan ketentuan yang paling kuat” kepada negara-negara yang telah menggunakan kata-kata genosida untuk menggambarkan situasi di negara bagian Rakhine.

Hau Do Suan menggunakan ”hak jawab”-nya pada akhir pertemuan enam hari para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB pada hari Senin. Dalam pidatonya, diplomat Myanmar ini mengatakan tuduhan genosida atau pembersihan etnis adalah ucapan yang tidak bertanggung jawab dan tuduhan yang tidak berdasar.

“Tidak ada pembersihan etnis. Tidak ada genosida,” sangkal Hau Do Suan, seperti dikutip AP, Selasa (26/9/2017). “Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah pembersihan dan genosida etnis,” lanjut dia.


Kekerasan terbaru pecah di Rakhine sejak 25 Agustus 2017 lalu. Awalnya, kelompok ARSA atau Arakan Rohingya Salvation Army meluncurkan serangan terhadap sekitar 30 pos polisi yang menewaskan 12 petugas.

Serangan itulah yang memicu operasi militer terhadap warga etnis Rohingya yang oleh PBB digambarkan sebagai langkah pembersihan etnis muslim Rohingya.

Lebih dari 430.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh dalam waktu kurang dari sebulan. Mereka telah  menceritakan kisah-kisah tentara Myanmar yang bekerja sama dengan gerombolan bersenjata untuk membantai warga sipil dan membakar seluruh desa.




Credit  sindonews.com






Pemerkosaan Massal Wanita Rohingya Dilakukan Secara Sistematis



Pemerkosaan Massal Wanita Rohingya Dilakukan Secara Sistematis
Para wanita Rohingya melaporkan banyaknya tindak pemerkosaan yang dilakukan militer Myanmar. Foto : Amnesty



COX?S BAZAR - Para dokter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan para pengungsi perempuan Rohingya menjadi korban pemerkosaan massal yang dilakukan tentara Myanmar. Pemerkosaan ini dilakukan secara sistematis yang bertujuan mengusir warga etnis Rohingya.

Reuters berbicara dengan delapan pekerja kesehatan di Cox’s Bazar, Bangladesh, yang merawat lebih dari 25 perempuan korban pemerkosaan sejak Agustus lalu. Mereka mengungkapkan para korban pemerkosaan juga menceritakan kalau tentara Myanmar bertindak kejam memerkosa para perempuan Rohingya.

Kemudian,para dokter di klinik yang dikelola Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Leda, Bangladesh, juga merawat ratusan perempuan Rohingya korban pemerkosaan. "Tentara Myanmar sepertinya melakukan tindakan agresif terhadap terhadap perempuan," ujar Niranta Kumar, koordinator kesehatan klinik di Leda, Bangladesh.

Para dokter di Leda menunjukkan dokumen medis kepada Reuters tentang seorang perempuan berusia 20 tahun yang diperkosa tentara di Myanmar. Perempuan itu dirawat sejak 10 September lalu. "Tentara menarik rambutnya dan menggunakan senapan untuk memukulnya sebelum akhirnya diperkosa," demikian bunyi laporan medis tersebut.

Dokter juga menemukan banyak luka di bagian organ intim korban pemerkosaan. "Itu menunjukkan kalau perempuan Rohingya dipaksa dan diperlakukan tidak manusiawi," ujar petugas medis IOM Tasnuba Nourin.

Kemudian, lima perempuan pengungsi Rohingya yang baru datang juga melaporkan diri sebagai korban pemerkosaan. Mereka mengalami luka fisik yang dialami banyak korban lainnya.

Di klinik milik Pemerintah Bangladesh yang didukung lembaga PBB di Ukhia juga merawat 19 perempuan korban pemerkosaan. "Bukti pemerkosaan adalah luka gigitan, luka di organ intim, dan pengakuan pengungsi," ujar Misbah Uddin Ahmed, dokter yang bertugas di klinik. Dia menuding kalau pelaku pemerkosaan adalah tentara Myanmar.

Sementara itu, Myanmar membantah tudingan tersebut. Mereka menganggap tuduhan tersebut sebagai upaya untuk memojokkan upaya. Juru bicara pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi mengungkapkan, otoritas akan menginvestigasi tuduhan tersebut. "Korban pemerkosaan seharusnya datang ke kita," ucapnya. Dia akan menjamin keamanan para korban. "Kita akan menyelidiki dan kita akan bertindak," janjinya.

Suu Kyi sendiri tidak berkomentar mengenai sejumlah tuduhan pemerkosaan yang dilakukan prajurit terhadap perempuan Rohingya. Kekerasan seksual menjadi ancaman perempuan Rohingya menyusul kekerasan yang berlangsung sejak 25 Agustus lalu. Itu juga menjadi penyebab warga Rohingya memilih untuk mengungsi untuk menghindari tindakan keji tersebut.

Sementara itu, kepala badan pengungsi PBB Filippo Grandi mengaku terkejut dengan "kekerasan yang mengerikan" terhadap pengungsi Rohingya. Dia mengungkapkan penderitaan pengungsi semakih parah ketika kebutuhan hidup mereka juga tidak terpenuhi.

"Saya begitu terkejut dengan ketakutan yang dialami para pengungsi," ungkap Grandi, Ketua Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi. Dia menemui pengungsi di kamp pengungsi Kutapalong, Bangladesh. "Orang tua terbunuh, keluarga terpisah, banyak korban terluka, trauma perempuan yang diperkosa," ungkap Grandi. Dia mengungkapkan banyak cerita kekerasan yang telah terjadi. "Butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka dibandingkan memenuhi kebutuhan hidup mereka," ujarnya. 


Banyaknya jumlah pengungsi menyebabkan ratusan ribu pengungsi Rohingya harus tinggal di kamp pengungsian yang sangat memprihatinkan. Lembaga kemanusiaan juga harus berjuang keras untuk memberikan bantuan makanan dan membangun tenda pengungsian. Para pekerja kesehatan juga harus mencegah penyebaran penyakit.

Pejabat senior PBB memperkirakan dibutuhkan dana senilai USD200 juta untuk para pengungsi Rohongya selama enam bulan ke depan. Para pekerja kemanusiaan mengkhawatirkan krisis kemanusiaan yang lebih parah akan terjadi di Rakhine. Pasalnya, Myanmar membatasi akses kemanusiaan ke wilayah konflik tersebut.

Rohingya merupakan etnis minoritas di Myanmar yang tidak mendapatkan status kewarganegaraan. Ketegangan yang terjadi selama beberapa dekade menyebabkan mereka semakin terpinggirkan. Konflik kekerasan yang semakin parah menyebabkan mereka memilih mengungsi ke wilayah perbatasan Bangladesh.

Pemimpin nasional Myanmar Aung San Suu Kyi dikritik dunia internasional karena tidak melindungi etnis Rohingya. Dia dianggap tidak memiliki kekuasaan untuk menekan militer. Grandi sebelumnya pernah menyerukan kepada Myanmar agar memberikan status kewarganegaraan terhadap warga Rohingya. Namun, upaya itu diabaikan Myanmar dan para pengungsi. Menurut para pengungsi, meski mendapatkan status kewarganegaraan, kekerasan tetap berlanjut.




Credit  sindonews.com



Myanmar: Wanita Rohingya yang Diperkosa Tentara Harusnya Laporan kepada Kami



Myanmar: Wanita Rohingya yang Diperkosa Tentara Harusnya Laporan kepada Kami
Pemerintah Myanmar menyatakan, setiap wanita Rohingya yang menjadi korban pemerkosaan oleh tentara harusnya melaporkan diri kepada pemerintah. Foto/Reuters



YANGON - Pemerintah Myanmar menyatakan, setiap wanita Rohingya yang menjadi korban pemerkosaan oleh tentara harusnya melaporkan diri kepada pemerintah. Myanmar mengatakan, mereka akan memberikan perlindungan kepada para korban tersebut.

Juru bicara pemimpin de-factor Myanmar Aung San Suu Kyi, Zaw Htay menuturkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan penuh atas laporan pemerkosaan tersebut, dan kesaksian dari para korban sangat dibutuhkan dalam proses penyelidikan.

"Korban-korban pemerkosaan itu harus mendatangi kami. Kami akan memberikan keamanan penuh kepada mereka, kami akan menyelidiki dan kami akan mengambil tindakan," kata Htay, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu (24/9).

Pernyataan Htay ini muncul tidak lama setelah adanya laporan dari dokter dan petugas kesehatan PBB yang bertugas di kamp pengungsian Rohingya di PBB. Mereka menuturkan telah melihat puluhan wanita pengungsi Rohingya dengan luka-luka yang sesuai dengan serangan seksual dengan kekerasan.

Petugas kesehatan dan perlindungan di distrik Cox's Bazar di Bangladesh, di mana terdapat kamp pengungsi Rohingya, mengatakan bahwa mereka telah merawat lebih dari 25 korban pemerkosaan sejak akhir Agustus.

Petugas medis mengatakan bahwa mereka tidak berusaha untuk menetapkan secara pasti apa yang terjadi pada pasien mereka, namun telah melihat pola yang pasti atas kekerasan seksual, di mana para wanita etnis Rohingya menuturkan tentara Myanmar adalah pelakunya. 



Credit  sindonews.com











Sekjen PBB Khawatir Akan Dampak Buruk dari Referendum Kurdi



Sekjen PBB Khawatir Akan Dampak Buruk dari Referendum Kurdi
Sekjen PBB, Antonio Gutteres menyatakan kekhawatiran akan adanya dampak buruk dari referendum kemedekaan yang digelar pemerintah Kurdi Irak atau KRG. Foto/Reuters



NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyatakan kekhawatiran akan adanya dampak buruk dari referendum kemedekaan yang digelar pemerintah Kurdi Irak atau KRG. Dalam referendum yang berlangsung kemarin itu, diketahui lebih dari 70 persen warga Kurdi ingin merdeka dari Irak.

Gutters menuturkan, dia khawatir referendum itu akan membuat situasi di kawasan semakin tidak stabil. Dia kemudian menegaskan, persatuan Irak adalah salah satu syarat bagi stabilitas kawasan.

"Guterres menghormati kedaulatan, integritas teritorial dan kesatuan Irak dan merekomendasikan agar semua masalah yang ada untuk diselesaikan melalui dialog terstruktur dan kompromi yang membangun," kata juru bicaranya Gutters, Stephane Dujarric, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (26/9).

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pemungutan suara referendum kemerdekaan Kurdi Irak. Dia membenarkan bahwa tentaranya sudah berada di perbatasan Irak-Turki. ”Siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ujarnya.

Pemimpin Ankara ini sudah memperingatkan bahwa referendum kemerdekaan Pemerintah Otonom Kurdi dapat berakibat konsekuensi yang meluas untuk wilayah tersebut, termasuk aksi militer Turki dan blokade pipa minyak.

Dia menambahkan bahwa segala yang berkaitan dengan Irak dan Suriah yang menimbulkan ancaman bagi Turki, maka pihaknya akan menggunakan semua opsi. 




Credit  sindonews.com





Dubes Saudi Sebut Hubungan Indonesia-Saudi Layaknya Saudara



Dubes Saudi Sebut Hubungan Indonesia-Saudi Layaknya Saudara
Dubes Arab Saudi untuk RI, Osama bin Mohammed Abdullah al Shuabi. FOTO/Victor Maulana/SINDONEWS



JAKARTA - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al Shuabi menyebut hubungan antara Saudi dan Indonesia sangatlah baik. Dia menggambarkan hubungan kedua negara layaknya saudara dekat.

Berbicara saat menyampaikan sambutan di peringatan hari jadi Saudi yang ke-97, Osama menuturkan, Riyadh dan Jakarta memiliki hubungan yang sangat erat dalam berbagai bidang.

"Pada level formal, hubungan kita dengan saudara-saudara kita di Pemerintah Indonesia dalam kondisi yang sangat baik. Disamping itu, kedua negara juga merupakan anggota penting G-20, sebuah forum internasional bagi ekonomi terbesar di dunia," ungkapnya pada Selasa (26/9).

Terkait dengan hari jadi Saudi, Osama menyatakan peringatan ini memiliki makna penting bagi rakyat negeri kaya minyak tersebut. Ini dikarenakan hari tersebut menandakan penyatuan sebagian besar wilayah jazirah Arab.

"Sesungguhnya, hari nasional bagi Arab Saudi bukanlah hari kemerdekaan, melainkan hari uniletarisasi umat dan Jazirah Arab, saat Kerajaan Arab Saudi mempresentasikan 90% dari luas wilayahnya yang belum pernah dijajah oleh asing. Namun yang terjadi adalah perpecahan antara dua kekuatan yang saling berperang," ujarnya.

Saudi terbentuk saat raja pertama mereka, Raja Abdulaziz Bin Abdulrahman al Saud meluncurkan kampanye pada 1920 untuk mempersatukan wilayahnya. Dari sanalah bangkit sebuah negara bernama Arab Saudi dan semenjak itu menjadi salah satu motor ekonomi terkuat di Timur Tengah. 




Credit  sindonews.com








China: Tidak Akan Ada Pemenang dalam Perang di Korea


China: Tidak Akan Ada Pemenang dalam Perang di Korea Ilustrasi militer Korea Utara. (Reuters/Damir Sagolj)



Jakarta, CB -- China memperingatkan tidak akan ada pihak yang diuntungkan seandainya terjadi pertempuran di Semenanjung Korea. Hal ini diutarakan menyusul tudingan Korea Utara yang menyebut Amerika Serikat telah menyatakan perang melalui komentar Presiden Donald Trump.

"Tidak akan ada pemenang jika perang terjadi di Semenanjung Korea. Perang hanya akan berdampak lebih buruk bagi kawasan dan negara-negara di sekitarnya," ucap juru bicara menteri luar negeri China, Lu Kang, Selasa (26/9).

Komentar itu diutarakan Beijing menyusul silih ancam dan penghinaan yang terus memanas antara Washington dan Pyongyang dalam sepekan terakhir.

Menlu Korut Ri Yong Ho menuduh AS telah mendeklarasikan perang melalui pernyataan Trump di Twitter. Ia merujuk pada kicauan orang nomor satu di Amerika itu yang mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un tidak akan bertahan lama.

Ri bahkan memperingatkan bahwa Korut siap menembak jatuh setiap jet tempur AS, tak lama setelah pesawat pengebom Amerika terbang di lepas pantai negara terisolasi itu.

Dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Trump bahkan mengancam akan menghancurkan Korut dan menyebut Kim Jong-un sebagai "manusia roket" yang sedang mencoba bunuh diri dengan terus meluncurkan provokasinya.

Beijing terus menekankan agar seluruh pihak menahan diri dan menghentikan seluruh retorika dan provokasi yang hanya akan memperkeruh suasana.

China, sebagai sekutu terdekat Korut, juga mendesak dialog dan perundingan damai untuk menyelesaikan krisis di Semenanjung Korea.
Pemerintahan Kim Jong-un menyebut Donald Trump telah mendeklarasikan perang.
Pemerintahan Kim Jong-un menyebut Donald Trump telah mendeklarasikan perang. (KCNA via REUTERS)
"Beijing berharap Washington dan Pyongyang menyadari bahwa superioritas membabi-buta dan provokasi hanya akan meningkatkan risiko konfrontasi dan mempersempit peluang manuver kebijakan [dialog] untuk menyelesaikan konflik," kata Lu Kang.

Berbeda dengan Trump yang berapi-api menghadapi Kim Jong-un, dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertahanan AS James Mattis justru mengatakan bahwa AS menginginkan solusi diplomatik untuk menyelesaikan krisisnya dengan Korut.

"Kami tetap mempertahankan kapabilitas [militer] untuk menghadapi ancaman Korut. Namun untuk mendukung para diplomat, kami menyimpan [opsi militer] selama solusi diplomatik masih memungkinkan," kata Mattis di New Delhi, India, seperti dikutip AFP.

"Tujuan kita adalah untuk menyelesaikan konflik secara diplomatik dan saya yakin Presiden Trump sudah sangat jelas mengenai isu ini," paparnya menambahkan.



Credit  cnnindonesia.com


Konflik semenanjung Korea, China yakin takkan ada yang menang


Konflik semenanjung Korea, China yakin takkan ada yang menang
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal Hwasong-12 dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Sabtu (16/9/2017). (KCNA via REUTERS )



Beijing (CB) - China memperingatkan tidak akan ada pemenang dalam konflik di semenanjung Korea setelah Korea Utara menuding Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menabuh genderang perang dengan negara itu.

Beijing kembali menyerukan pelaksanaan perundingan damai setelah pemimpin AS dan Korea Utara saling melontarkan retorika yang mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir menyusul uji coba senjata nuklir keenam Pyongyang awal bulan ini.

China berharap Washington dan Pyongyang menyadari bahwa "menunjukkan superioritas secara membabi-buta dengan kata-kata dan saling memprovokasi hanya akan meningkatkan risiko konfrontasi dan mempersempit ruang manuver kebijakan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang.

"Perang di semenanjung Korea tidak akan menghasilkan pemenang dan akan kian parah bagi kawasan dan negara-negara di kawasan," ujar Lu dalam konferensi pers.

Trump melontarkan pernyataan di Twitter akhir pekan lalu bahwa rezim Korea Utara akan binasa jika mereka tetap menimbulkan ancaman.

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menuding Trump menabuh genderang perang, dan memperingatkan bahwa negaranya siap menembak jatuh pesawat tempur AS.

Menteri Pertahanan AS James Mattis berusaha meredakan ketegangan dengan menyatakan pada Selasa bahwa Washington menginginkan solusi diplomatik atas krisis di semenanjung Korea, demikian AFP.






Credit  antaranews.com











Eks Jenderal AS: Jika Perang, 20.000 Orang di Korsel Terbunuh Per Hari




Eks Jenderal AS: Jika Perang, 20.000 Orang di Korsel Terbunuh Per Hari
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengekspresikan kegembiraannya saat tes rudal Hwasong-14 sukses beberapa bulan lalu. Foto/KCNA/REUTERS



WASHINGTON - Seorang mantan jenderal Amerika Serikat (AS) mengatakan, jika perang pecah di Semenanjung Korea, sekitar 20.000 orang di Korea Selatan (Korsel) akan terbunuh setiap harinya. Menurutnya, angka perkiraan ini berasal dari Pentagon.

Rob Givens, pensiunan Brigadir Jenderal Angkatan Udara AS, mengatakan kepada Los Angeles Times pada hari Senin bahwa jika perang terjadi di Korea, maka situasinya tidak sama seperti invasi di Irak, Afghanistan dan Libya.

Dia mencontohkan, invasi di Libya yang berhasil menyingkirkan Muammar Gaddafi, pasukan AS bisa “santai” karena yang bekerja keras adalah pasukan oposisi Libya.

”Ini tidak akan menyerupai konflik tersebut,” kata Givens. Menurut Givens, perkiraan internal Pentagon menyebutkan korban tewas sekitar 20.000 per hari di Korsel. Angka itu tidak termasuk korban yang ditimbulkan pada populasi Korea Utara (Korut) antara 27 sampai 28 juta orang.


Komentar mantan jenderal Pentagon ini munculnya hampir bersamaan dengan pernyataan Menteri luar Negeri Korut Ri Yong-ho yang menuduh AS sebagai pihak pertama yang menyatakan perang terhadap Pyongyang.

Menurut Ri, konsekuensi dari deklarasi perang itu adalah hak Pyongyang untuk menembak jatuh pesawat pembom strategis Washington, bahkan jika tak berada di wilayah udara Korut.

Presiden AS Donald Trump, lanjut Ri, telah secara efektif mengumumkan perang terhadap Pyongyang, yang berarti bahwa semua opsi ada di meja untuk kepemimpinan negaranya.

”Seluruh dunia harus ingat dengan jelas bahwa AS yang pertama kali mengumumkan perang terhadap negara kami,” katanya seperti dikutip Reuters, Selasa (26/9/2017).

”Sejak AS mengumumkan perang terhadap negara kami, kami memiliki hak untuk melakukan penanggulangan, termasuk hak untuk menembak jatuh (pesawat) pembom strategis AS bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kami,” papar Ri.


Sementara itu, manuver dua pesawat pembom B-1B AS di lepas pantai Korut pada Sabtu lalu diketahui atas mandat Presiden Korsel Moon Jae-in.

”Moon menerima pengarahan tentang rencana tersebut selama berada di New York, di mana pejabat Korsel dan AS mencapai kesepakatan mengenai status operasi tersebut untuk mengirim (pesawat) pembom ke (dekat Korea) Utara,” kata seorang pejabat dari Gedung Biru atau kantor presiden Korsel kepada The Korea Times, dalam kondisi anonim.

Pentagon sendiri menyatakan manuver pesawat pembom AS di dekat Korut sebagai pesan kuat bagi rezim Kim Jong-un atas perilaku sembrono Pyongyang, termasuk rentetan uji coba rudal dan senjata nuklir.

”Jelas Korea Utara adalah ancaman,” kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Letnan Kolonel Christopher Logan pada hari Senin.




Credit  sindonews.com




Membedah Kemampuan Korut Tembak Jet Pengebom AS


Membedah Kemampuan Korut Tembak Jet Pengebom AS 
Korut menyatakan bisa menembak jet pengebom AS B-1B yang dikerahkan ke Semenanjung Korea pekan lalu. (Reuters/Kim Hong-Ji)



Jakarta, CB -- Korea Utara menyatakan bisa menembak jet Amerika Serikat menyusul kelanjutan silih ancam antara kedua negara dan pengerahan dua pesawat pengebom B-1B Lancer ke Semenanjung Korea pekan lalu. Analis menyebut ancaman itu bisa saja direalisasikan, meski ada beberapa kendala.

Pada 1969 silam, Korut sempat menembak jatuh pesawat pengintai AS yang terbang di ruang udara internasional, menewaskan 31 orang awak yang dibawanya. Pesawat yang tidak bersenjata itu ditembak dua jet tempur Mig-21 sekitar 90 mil laut dari pesisir Korea Utara.

Walau kejadian serupa bisa saja terulang, para analis menyebut Korut tidak akan lagi menggunakan jet tempur untuk menjatuhkan lawannya dan itu pun tidak bisa begitu saja dilakukan.

"Korea Utara mempunyai salah satu sistem pertahanan udara paling padat di dunia, mulai dari peluru kendali jarak dekat dan senjata anti-pesawat hingga rudal jarak jauh," kata Lance Gatling, analis pertahanan dan Presiden Nexial Research Inc di Jepang, Selasa (26/9).

Rudal anti-pesawat paling canggih yang dimiliki Korut dalam gudang persenjataannya adalah KN-06. Senjata itu adalah pengembangan domestik dari SAM S-300 Rusia yang "mempunyai kemampuan sangat baik," kata Gatling kepada The Telegraph.

Detail kapabilitas sistem itu masih belum diketahui karena sejauh ini baru dua uji coba yang terdeteksi. Walau demikian, media pemerintah Korut menyatakan gangguan pada persenjataan itu telah dibenahi dan kini bisa dikerahkan di seluruh penjuru negeri.

"Jelas rudal-rudal ini bisa terbang hingga ke ruang udara internasional di timur pesisir, walau mesti digarisbawahi bahwa patroli di ruang udara internasional tidak melanggar hukum; menembakkan rudal ke ruang udara internasional adalah tindakan perang, dan akan diperlakukan sebagai ajakan berperang," kata Gatling.

Di sisi lain, pertahanan yang ada pada jet pengebom B-1B dirahasiakan oleh militer AS. Namun, diketahui pesawat itu, beserta para pengawalnya, dilengkapi dengan berbagai sistem yang didesain untuk mengganggu rudal.

Serangan apapun bakal terdeteksi secara instan, kata Gatling, dan jet tempur yang mengawalnya bakal siap mengeliminasi radar pemandu rudal di daratan.

Pilihan untuk mencegat jet tempur AS dengan pesawat pun terbatas. "Ada banyak masalah dengan Angkatan Udara Korea Utara," kata Gatling, merujuk pada teknologi terbaru Korut yang berasal dari era 1980-an seperti Mig-29.

"Mereka mempunyai banyak pesawat canggih, tapi pilot mereka hanya terbang untuk beberapa jam setiap tahunnya karena kelangkaan bahan bakar dan mereka tidak bisa menguji coba rudal karena mereka hanya punya sedikit.

"Jadi peralatan mereka kuno, awak mereka tidak terlatih dan mereka akan sangat tertinggal dalam konfrontasi apapun dengan pasukan garis depan AS."

Jet tempur AS, F-22 Raptor.
Jet tempur AS, F-22 Raptor. (REUTERS/Toby Melville)
Di luar semua itu, tidak akan ada pihak yang diuntungkan jika militer AS melakukan serangan terlebih dulu ke Korea Utara.

Dengan waktu yang sangat sempit untuk mengevakuasi, jutaan warga tak bersalah akan terjebak di antara pertempuran jika Amerika dan para sekutunya memulai serangan lebih awal. Kedua pihak pastinya bakal menderita banyak korban.

Jerry Hendrix, mantan kapten Angkatan Laut AS, mengatakan operasi militer semacam itu akan melibatkan serangan cepat yang multi-dimensional.

Meski ia tidak mendapatkan penjelasan mengenai kemungkinan serangan AS secara spesifik, ia mengatakan kepada CNN bahwa operasi ini kemungkinan besar bakal melibatkan sejumlah strategi yang bertujuan untuk menetralisir pertahanan Korea Utara dan kemampuannya melakukan serangan balasan.

Untuk mengatasi kemampuan rudal darat-ke-udara Korut yang mumpuni, Amerika kemungkinan akan menggunakan pesawat tempur siluman seperti F-22, F-35 dan pesawat pengebom B-2 untuk membantu F-15 atau F-16 Korea Selatan dan Jepang, ujarnya.

Pesawat tanpa awak pun kemungkinan bisa digunakan untuk membatasi risiko terhadap para pilot.

AS kemungkinan akan mengerahkan pesawat tambahan ke kawasan jika akan melakukan serangan, sembari mempertahankan dua pangkalan udara di Korea Selatan--Osan dengan F-16 dan A-10 serta Kunsan dengan F-16.




Credit  cnnindonesia.com






Korut Mobilisasi Pesawat Tempur setelah Pembom AS Bermanuver




Korut Mobilisasi Pesawat Tempur setelah Pembom AS Bermanuver
Dua pesawat pembom B-1B Amerika Serikat (AS) dengan kawalan jet-jet tempur saat bermanuver di atas Semenanjung Korea. Foto/REUTERS



SEOUL - Korea Utara (Korut) memobilisasi rombongan pesawat tempur dan memperkuat sistem pertahanan pesisirnya setelah pekan lalu pesawat pembom B-1B Amerika Serikat (AS) bermanuver di Semenanjung Korea. Aktivitas militer Pyongyang ini diungkap intelijen Korea Selatan (AS) yang melakukan pemantauan.

Pada hari Sabtu, 23 September, AS menerbangkan pesawat pembom B-1B Lancer dari Pangkalan Angkatan Udara Anderson di Guam. Pesawat pembom canggih ini dikawal oleh pesawat tempur F-15 yang terbang dari pangkalan AS di Jepang.

Meski manuver pesawat B-1B Pentagon itu berlangsung di sepanjang wilayah udara internasional, namun lokasinya berada di dekat wilayah Korut. Pyongyang sendiri memiliki sistem radar yang mampu mendeteksi pesawat asing dalam kisaran 600km, namun diragukan Korsel.

Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) dalam sebuah briefing di parlemen mengatakan bahwa Pyongyang terlihat menyesuaikan kembali sistem persenjataannya.

Lee Cheol-woo, Kepala Komite Intelijen Parlemen Korsel, mengatakan penyesuaian itu disebabkan oleh fakta bahwa Korea Utara tidak memiliki sistem pendeteksi pesawat asing, termasuk penerbangan terbaru pesawat pembom AS.

”Kami (anggota parlemen) mendengar (dari NIS) bahwa saat penerbangan mendekati tengah malam, Korut mungkin tidak mengantisipasi hal itu sama sekali, atau Korut mungkin tidak dapat mengambil tindakan karena tidak memiliki (kemampun) atau sistem yang tidak dapat mendeteksi dengan jelas,” kata Lee, seperti dilansir IB Times,  Selasa (26/9/2017).



Pengungkapan intelijen tersebut terjadi di tengah ancaman Korut yang akan menembak jatuh pesawat pembom Washington. Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho kepada wartawan di New York pada hari Senin, mengklaim bahwa AS telah mengumumkan perang terhadap Pyongyang sehingga menjadi hak negaranya untuk menembak jatuh pesawat pembom Pentagon termasuk jika tidak berada di wilayah udara Korut.

Namun, Gedung Putih telah menolak klaim diplomat Pyongyang itu. Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyebut klaim tersebut tidak masuk akal.

“Tidaklah pantas bagi sebuah negara untuk menembak jatuh pesawat negara lain saat melintasi (wilayah udara) perairan internasional. Tujuan kami masih sama. Kami terus mencari denuklirisasi damai semenanjung Korea,” ujar Sanders. 




Credit  sindonews.com



Antisipasi Jet Pengebom AS, Korut Kerahkan Pesawat Militer


Antisipasi Jet Pengebom AS, Korut Kerahkan Pesawat Militer 
  Ilustrasi jet tempur. (Reuters/Maxim Shemetov)



Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan menyiagakan pertahanan dengan mengerahkan sejumlah pesawat militer ke sekitar pantai timurnya.

Badan Intelijen Korea Selatan melaporkan pergerakan ini dilakukan Pyongyang setelah pesawat pengebom dan sejumlah jet tempur milik Amerika Serikat terbang di wilayah udara internasional di lepas pantai Korut pada akhir pekan lalu.

Dikutip Reuters, kantor berita Yonhap melaporkan Korut tetap tidak segera mengetahui dan merespons pergerakan tersebut, meski AS tampak sengaja mengirim sinyal dengan mempublikasikan patroli angkatan udaranya itu.

Padahal, Korut diketahui memiliki sistem radar yang mampu mendeteksi pergerakan benda asing dengan jangkauan hingga 600 kilometer.

Pentagon mengatakan manuver pesawat itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa AS memiliki banyak opsi, termasuk kapabilitas militer skala penuh, untuk menghadapi ancaman Korut.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho mengatakan Korut bisa meluncurkan aksi balasan termasuk menembak jatuh pesawat-pesawat AS tersebut.

"Kami bahkan bisa menembak mereka [jet tempur AS] saat tidak berada di dalam wilayah udara kami," kata Ri kepada wartawan di sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Ri bahkan menganggap Presiden Donald trump telah mendeklarasikan perang melalui kicauan yang menyebut rezim Kim Jong-un tidak akan bertahan lama.

"Seluruh dunia harus tahu dan mengingat dengan jelas bahwa AS lah yang pertama kali mendeklarasikan perang terhadap kami [Korut]. Pertanyaan mengenai siapa yang tidak akan lama lagi bertahan akan terjawab," ucap Ri.

Ketegangan di Semenanjung Korea semakin tak bisa dihindari setelah Korut meluncurkan uji coba nuklir keenamnya pada 3 September lalu. Tensi antara AS dan Korut pun semakin memanas setelah pemimpin kedua negara terus melontarkan ancaman dan penghinaan terhadap satu sama lain dalam beberapa hari terakhir.

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Trump mengancam akan menghancurkan Korut dan menyebut Kim Jong-un sebagai "manusia roket" yang sedang bunuh diri dengan terus meluncurkan provokasinya.

Menanggapi pernyataan itu, Kim Jong-un menyerang balik Trump dengan menyebutnya sebagai "orang tua gila." Korut juga memperingatkan bahwa AS akan membayar segala ancamannya kepada Korut "dengan mahal."



Credit  cnnindonesia.com













Rentetan Tabrakan Kapal Perang, Komandan Armada Pasifik AS Mundur



Rentetan Tabrakan Kapal Perang, Komandan Armada Pasifik AS Mundur
Kapal perang Amerika Serika, USS John S. McCain. Kapal ini tabrakan dengan kapal niaga di dekat Singapura pada 21 Agustus 2017. Foto/REUTERS/Ahmad Masood



WASHINGTON - Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat (AS) Laksamana Scott Swift membuat pengumuman tak terduga tentang pengunduran dirinya. Dia mundur setelah beberapa kapal perang Pentagon tabrakan beberapa waktu lalu dengan korban tewas 17 pelaut.

Pengumuman pengunduran diri Swift ini mengejutkan karena dia baru saja dipromosikan sebagai pemimpin Armada Pasifik AS menggantikan pemimpin sebelumnya, Laksamana Harry Binkley Harris Jr.

Pengumuman itu disampaikan Swift di halaman Facebook-nya, yang dikutip SINDOnews, Selasa (26/9/2017). Menurutnya, promosi jabatannya sebagai Komandan Pasifik AS tidak benar.

”Saya telah diberitahu oleh Kepala Operasi Angkatan Laut bahwa saya tidak akan menjadi calon untuk menggantikan Laksamana Harris sebagai Komandan Komando Pasifik AS. Sesuai dengan tradisi dan kesetiaan kepada Angkatan Laut, saya telah mengajukan permintaan saya untuk pensiun,” tulis dia.

Dia tidak meminta tanggal pensiun dengan jelas dengan alasan masih banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan untuk saat ini.

Swift, 60, dipromosikan menjadi laksamana pada bulan Mei 2015. Dia menjadi tokoh penting di Armada Pasifik yang didirikan sejak tahun 1941. Sebelumnya, dia pernah bekerja di Pentagon sebagai direktur staf Angkatan Laut.

Selama bertugas di Armada Pasifik AS, serangkaian kecelakaan yang melibatkan kapal perang Angkatan Laut AS terjadi. Dalam insiden terakhir, kapal perusak USS McCain bertabrakan dengan sebuah kapal tanker minyak di sebelah timur Singapura pada bulan Agustus, menyebabkan 10 pelaut AS tewas.

Pada bulan Juni, tujuh pelaut AS tewas ketika kapal perang USS Fitzgerald bertabrakan dengan sebuah kapal kontainer di lepas pantai Jepang.

Kemudian pada bulan Mei, kapal USS Lake Champlain menabrak kapal nelayan Korea Selatan saat beroperasi di lepas pantai timur Semenanjung Korea. Empat bulan sebelumnya, kapal USS Antietam kandas dan menumpahkan 1.100 galon fluida hidrolik di Teluk Tokyo.

Meskipun penyelidikan terhadap tabrakan kapal perang McCain dan Fitzgerald sedang berlangsung, Angkatan Laut AS telah memecat sejumlah orang sehubungan dengan insiden tersebut. Di antara pejabat yang dipecat adalah kapten kapal Fitzgerald dan beberapa pelaut lainnya.  




Credit  sindonews.com






AS: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Kematian Jenderal Rusia



AS: Kami Tak Bertanggung Jawab Atas Kematian Jenderal Rusia
Letnan Jenderal Valery Asapov, salah satu penasihat senior militer Rusia di Suriah yang tewas ditembak motir ISIS. Foto/Sputnik/Sergey Kranoukhov



WASHINGTON -  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Heather Nauert menuturkan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas kematian seorang jenderal Rusia di Suriah. Dia menyebut tudingan AS bertanggung jawab atas kematian jenderal itu merupakan sebuah kesalahan besar.

"Klaim yang menyebut AS mendukung atau terlibat dalam kematian Letnan Jenderal Valery Asapov di Suriah benar-benar salah," kata Nauert dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (26/9).

Nauert juga menyatakan bahwa tuduhan bahwa AS mendukung ISIS adalah sesuatu yang tidak beralasan. Hal ini, lanjut Nauert dikarenakan satu-satunya tujuan AS untuk terlibat dalam operasi di Timur Tengah adalah untuk mengalahkan teroris.

Sebelumnya diwartakan, Moskow menyalahkan kebijakan AS atas kematian seorang jenderal Rusia di sekitar Deir ez-Zor, Suriah, akibat tembakan mortir ISIS. Insiden tragis itu dianggap hasil dari kebijakan munafik AS di Suriah.

”Kematian komandan Rusia adalah harga yang dibayar dengan darah atas kebijakan munafik Amerika di Suriah," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov.

Menurut Ryabkov, Moskow khawatir bahwa ketika Washington mengklaim tertarik untuk memerangi teroris ISIS, namun menunjukkan hal yang sebaliknya. Rusia, lanjut dia, menginginkan pernyataan Washington tentang memerangi terorisme agar tidak bertentangan dengan tindakannya di lapangan.



Credit  sindonews.com









Erdogan Tuding Presiden Kurdi Irak Lakukan Pengkhianatan



Erdogan Tuding Presiden Kurdi Irak Lakukan Pengkhianatan
Presiden Turki Tayyip Erdogan. FOTO/Welt.de



ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan menuding Presiden Kurdi Irak, Masoud Barzani telah melakukan pengkhianatan terhadap pemerintah Irak. Tudingan ini dilontarkan karena Barzani menggelar referendum kemerdekaan dan memperingatkan bahwa warga Kurdi Irak akan kelaparan saat Turki melakukan blokade secara menyeluruh.

Pernyataan ini merupakan pernyataan paling keras yang dilontarkan Erdogan tentang referendum di wilayah Kurdi Irak. Turki melihat pemungutan suara tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional dan khawatir hal ini akan mengobarkan separatisme di antara penduduk Kurdi sendiri.

"Sampai saat terakhir, kami tidak mengharapkan Barzani melakukan kesalahan, seperti mengadakan referendum. Tapi, tampaknya kami salah. Keputusan referendum ini, yang telah diambil tanpa konsultasi, adalah pengkhianatan," ucap Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (26/9).

Komisi Pemilihan Kurdi Irak menuturkan, 72 persen warga Kurdi Irak memutuskan untuk terlibat dalam referendum kemerdekaan. Berdasarkan perhitungan semantara, mayoritas warga memilih untuk merdeka dari Irak. Proses penghitungan suara diprediksi akan selesai dalam kurun waktu tiga hari ke depan.

"Hasil referendum diperkirakan akan diketahui tiga hari mendatang. Sekitar 3.305.000 orang memberikan suara mereka, terhitung 72% dari pemilih yang memenuhi syarat," kata juru bicara Komisi Pemilihan KRG, Shirwan Zirar. 


Credit  sindonews.com









Irak Ogah Dialog dengan Kurdistan Soal Referendum Kemerdekaan


Irak Ogah Dialog dengan Kurdistan Soal Referendum Kemerdekaan 
Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, menolak berbicara dengan Kurdistan mengenai hasil referendum kemerdekaan karena dianggap tidak sesuai konstitusi. (Kirill Kudryavtsev/Pool)



Jakarta, CB -- Pemerintah Irak menolak berdialog dengan Kurdistan mengenai hasil referendum kemerdekaan karena dianggap tidak sesuai konstitusi.

"Kami tidak siap membahas atau berdialog mengenai hasil referendum itu karena tidak sesuai dengan konstitusi," ujar Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (25/9).

Penolakan ini disampaikan setelah hasil penghitungan sementara menunjukkan sebagian besar suara jatuh ke pilihan "ya" atau merdeka.

Hasil resmi referendum ini sendiri baru akan diumumkan 72 jam setelah pemungutan suara berakhir pada Senin (25/9) pukul 18.00 waktu setempat.

Pemerintah Regional Kurdistan (KRG), yang mengelola wilayah semi-otonom di bagian utara Irak, mengatakan referendum tersebut bakal memberikan mereka mandat untuk mencapai kemerdekaan dari Irak.

Pergolakan di Irak ini juga menjadi sorotan negara-negara tetangga karena banyak orang Kurdi berdiam di Iran dan Turki. Kedua negara khawatir kemerdekaan Kurdi di Irak dapat memperkuat pergerakan minoritas itu di negara mereka.

Sehari sebelum pemungutan suara, Iran menutup wilayah udara di daerah otonom Kurdistan. Turki pun menyebut referendum itu tidak sah dan meminta negara-negara kawasan tidak mengakui hasil dari "upaya tidak sah ini."

Ankara juga memperingatkan bahwa pihaknya bakal mengambil langkah hukum untuk mencegah "elemen radikal dan teroris" dari upaya untuk mengeksploitasi situasi ini dan mengganggu keamanan nasional.

Amerika Serikat, Inggris, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memperingatkan KRG agar tidak menggelar referendum karena khawatir langkah itu bisa menarik mereka dari operasi melawan kelompok teror ISIS.





Credit  cnnindonesia.com




Dubes Indonesia Jadi Ketua Dewan Gubernur Badan Atom Dunia



Dubes Indonesia Jadi Ketua Dewan Gubernur Badan Atom Dunia
Darmansjah Djumala (tengah), Dubes Indonesia yang terpilih sebagai Ketua Dewan Gubernur IAEA periode 2017-2018. Foto/D. Calma/IAEA



WINA - Duta besar (dubes) Indonesia Darmansjah Djumala, terpilih sebagai Ketua Dewan Gubernur International Atomic Energy Agency (IAEA). Dia menjadi petinggi  badan atom dunia tersebut hingga setahun ke depan.

Dubes Darmansjah menggantikan Dubes Tebogo Seokolo dari Afrika Selatan. Pengumuman itu muncul di situs resmi IAEA, yang dikutip SINDOnews, Selasa (26/9/2017).

Darmansjah merupakan Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB dan Organisasi Internasional di Wina. Dia juga merupakan Dubes Indonesia  untuk Austria dan Slovenia.

Karier sebagai diplomat sudah dijalani Darmansjah sejak puluhan tahun lalu. Dia bergabung di Kementerian Luar Negeri sejak tahun 1985. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Kerja Sama Keuangan dan Ekonomi Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo, Jepang, dari tahun 1988 sampai 1992.

Dia juga pernah menjadi Perwakilan Tetap Indonesia untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Jenewa dari tahun 1994 sampai 1996. Pada tahun 1996 hingga 1998, Darmansjah menjabat sebagai Konsul Jenderal Indonesia di New York. Kemudian tahun 2001-2003, dia menjabat sebagai Perwakilan Tetap Indonesia untuk PBB di New York.

Di Eropa, Dubes Darmansjah pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Misi di Belgia dari tahun 2003 sampai 2005 dan sebagai Duta Besar untuk Polandia dari tahun 2010 sampai 2014.

Sebelum menjalankan tugasnya saat ini, Dubes Darmansjah tercatat sebagai Kepala Sekretariat Presiden dari tahun 2015 sampai 2017.

Tak hanya menjadi diplomat, Darmansjah juga tercatat sebagai dosen di sekolah pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Padjadjaran. Dia juga jadi dosen di Fakultas Strategi Pertahanan di Universitas Pertahanan Nasional, Jakarta.

Selama sesi pemilihan hari Kamis, 21 September 2017 di sidang pleno Konferensi Umum IAEA, Dewan Gubernur IAEA juga memilih Wakil Ketua Liselotte Kjærsgaard Plesner dari Denmark dan Wakil Ketua Andrej Benedejčič dari Slovenia.

Sebelas negara telah terpilih menjadi anggota Dewan Gubernur baru IAEA untuk periode 2017-2018. Ke-11 negara ini adalah Armenia, Belgia, Cile, Indonesia, Yordania, Kenya, Republik Korea, Portugal, Serbia, Sudan dan Republik Bolivarian Venezuela.

Sedangkan komposisi lengkap Dewan IAEA terdiri dari 35 anggota. Yakni; Aljazair, Argentina, Armenia, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Cile, Cina, Kosta Rika, Pantai Gading, Denmark, Prancis , Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Yordania, Kenya, Republik Korea, Belanda, Peru, Portugal, Qatar, Federasi Rusia, Serbia, Singapura, Slovenia, Afrika Selatan, Sudan, Uni Emirat Arab, Inggris Raya dan Irlandia Utara, Amerika Serikat dan Republik Bolivarian Venezuela. 




Credit  sindonews.com






Lembaga Islam kutuk dugaan pembakaran masjid di Swedia



Rabat, Maroko (CB) - Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan Islam (ISESCO) pada Selasa (26/9) dengan keras mengecam dugaan serangan pembakaran terhadap satu masjid di Swedia tengah.

ISESCO mendesak Pemerintah Swedia agar menjatuhkan hukuman berat atas para pelaku perbuatan teroris tercela itu, yang dikatakan oleh polisi sebagai serangan pembakaran.

Lembaga Islam tersebut juga menyeru Pemerintah Swedia agar memberi perlindungan yang lebih besar buat masjid dan warganegara Muslim dari kecenderungan Islamofobia, demikian laporan Xinhua.

Ditambahkannya, tuntutan itu adalah sejalan dengan resolusi PBB dan lembaganya yang meminta semua negara dan rakyat bersikap toleran, menolak penghinaan terhadap agama, dan melarang penistaan terhadap kesucian agama.

Polisi Swedia mengatakan mereka menangkap seorang pria yang diduga terlibat dalam pembakaran yang merusak sebagian bangunan masjid di Orebro, 160 kilometer di sebelah barat Ibu Kota Swedia, Stockholm.



Credit  antaranews.com







China inginkan kerja sama keamanan global


China inginkan kerja sama keamanan global
Presiden China Xi Jinping (REUTERS/Wu Hong/Pool)


Beijing (CB) - China berharap bisa bekerja sama lebih erat lagi dengan beberapa negara dan organisasi internasional di bidang keamanan global.

Saat memberikan sambutan pembukaan Sidang Umum ke-86 Interpol di Beijing, Selasa, Presiden Xi Jinping menganggap pentingnya peran Interpol dalam penegakan hukum global, kerja sama keamanan, dan pemberantasan kejahatan sebagaimana dikutip media resmi di China.

Sejak menjadi anggota Interpol pada 1984, China telah berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan Interpol dan negara-negara anggota organisasi kepolisian internasional tersebut serta berkontribusi pada keamanan dan stabilitas dunia, demikian kata Xi.

Xi mendorong reformasi dan inovasi untuk meningkatkan penegakan hukum global dan kerja sama keamanan yang saling menguntungkan.

"Negara-negara anggota harus mengadopsi konsep kebersamaan, komperehensif, kooperatif, dan keamanan berkelanjutan serta sama-sama tanggap terhadap setiap tantangan di bidang keamanan," kata Xi sebagaimana dikutip Kantor Berita Xinhua.

Xi juga mendorong negara-negara anggota Interpol untuk mendukung pengelolaan keamanan global lebih adil, rasional, dan efektif.

"Negara-negara dan organisasi internasional harus lebih bertanggung atas pengelolaan sistem keamanan, sedangkan organisasi nonpemerintahan dan masyarakat madani didorong kerja samanya dengan mereka," ujarnya sebagaimana dikutip Global Times.

Presiden China berjanji akan mendukung Interpol yang dalam lima tahun ke depan akan meningkatkan pengaruh dan kepemimpinannya secara global.

Presiden Interpol sekaligus Wakil Menteri Keamanan Publik China, Meng Hongwei, memimpin acara pembukaan Sidang Umum Interpol itu.

Para peserta dari 158 negara, termasuk Indonesia yang mengirimkan 41 delegasi, bertemu di ajang tersebut mulai Selasa hingga Jumat (29/9).

Interpol yang bermarkas di Lyon, Prancis, itu merupakan organisasi internasional terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan jumlah anggota 190 negara. 




Credit  antaranews.com