Senin, 29 Mei 2017

Menhan AS Bilang Perang dengan Korut Akan Menjadi Bencana



Menhan AS Bilang Perang dengan Korut Akan Menjadi Bencana
Menteri Pertahanan AS, James Mattis. Foto/Istimewa



WASHINGTON - Bayang-bayang perang antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara (Korut) yang dipicu proyek rudal balistik dan nuklir Pyongyang terus menghantui. Menurut Menteri Pertahanan AS, James Mattis, konflik militer dengan Korut akan menjadi bencana.

AS telah meningkatkan ancaman dan pertikaiannya melawan Korut sejak Trump mengambil alih kepresidenan. Pada saat yang sama, negara Asia Timur itu telah meningkatkan program uji coba rudal. Laporan menunjukkan telah mencoba tujuh tes pada 2017, termasuk dua tes baru-baru ini dalam satu minggu saja.

Mattis mengklaim Korut merupakan ancaman bagi wilayah sekitarnya, termasuk Jepang, China dan Rusia. Ia juga mengklaim rezim Pyongyang merupakan ancaman langsung bagi AS.

"Konflik di Korea Utara, mungkin akan menjadi pertempuran terburuk dalam kehidupan kebanyakan orang. Intinya adalah perang yang dahsyat jika ini berubah menjadi pertempuran jika kita tidak dapat mengatasi situasi ini melalui cara diplomatik," kata Mattis seperti dikutip dari Independent, Senin (29/5/2017).

"Mereka sangat jelas dalam retorika mereka. Kami tidak perlu menunggu sampai mereka memiliki rudal balistik antar benua dengan senjata nuklir di atasnya untuk mengatakan bahwa sekarang ini terwujud sepenuhnya," imbuhnya.

Mempersiapkan diri atas ancaman Korut, Pentagon akan mencoba menembak jatuh rudal jarak antar benua untuk pertama kalinya dalam sebuah tes minggu ini. Pencegat Amerika telah berhasil dalam sembilan dari 17 usaha sejak 1999. Tes terbaru pada bulan Juni 2014 berhasil, tapi itu hanya setelah tiga kegagalan.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah bersumpah untuk memiliki rudal yang mampu mencapai AS, meskipun dia belum melakukannya. Pekan lalu, Badan Intelijen Pertahanan mengatakan bahwa "tak terelakkan" bahwa senjata nuklir yang diluncurkan dari Korut akan mencapai daratan AS.

Letnan Jenderal Vincent Stewart mengatakan kepada Komite Bersenjata Senat bahwa kemungkinan serangan tersebut sangat nyata setelah sebuah uji coba rudal baru-baru ini dilakukan oleh Pyongyang.

Dia mengklaim bahwa jika negara dan pemimpinnya ditinggalkan pada lintasan saat ini, rezim pada akhirnya akan berhasil.


Credit  https://international.sindonews.com/read/1208831/42/menhan-as-bilang-perang-dengan-korut-akan-menjadi-bencana-1495997860



Mattis: Perang dengan Korut Akan Berbahaya bagi Rusia dan China



Mattis: Perang dengan Korut Akan Berbahaya bagi Rusia dan China
Perang AS dengan Korut akan berbahaya bagi China dan Rusia. Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian



WASHINGTON - Sebuah perang dengan Korea Utara (Korut) akan menjadi yang terburuk dalam kehidupan banyak orang. Begitu pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis.

Mattis mengatakan sebuah kemungkinan kegagalan diplomatik dan diikuti oleh perang dengan Korut akan menjadi bencana. Perang dengan Korut merupakan ancaman bagi banyak negara, termasuk Rusia.

"Rezim Korut merupakan ancaman bagi wilayah ini, ke Jepang, ke Korea Selatan (Korsel), dan jika terjadi perang, mereka juga akan membawa bahaya ke China dan Rusia," kata Mattis dalam sebuah wawancara dengan CBS News.

"Namun, intinya ini akan menjadi bencana perang jika ini berubah menjadi pertempuran di mana kita tidak menyelesaikan situasi ini melalui cara diplomatik," imbuhnya seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (29/5/2017).

Mattis menambahkan bahwa kemungkinan konflik bersenjata dengan Korut akan menjadi yang terburuk dalam masa hidup kebanyakan orang. Pasalnya, adalah fakta jika Korut memiliki ratusan meriam artileri dan peluncur roket dengan jarak tembak hingg wilayah ibu kota Korsel, Seoul.

Ketegangan seputar kegiatan Korut dengan senjata nuklir dan non-nuklir telah meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir, setelah Pyongyang melakukan sejumlah uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.



Credit  sindonews.com


AS Ternyata Kirim Kapal Induk Ketiga ke Semenanjung Korea


AS Ternyata Kirim Kapal Induk Ketiga ke Semenanjung Korea

Kapal induk USS Nimitz, kapal induk ketiga Amerika Serikat (AS) yang dikirim menuju semenanjung Korea. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) ternyata mengirim kapal induk ketiga ke semenanjung Korea setelah dua kapal induk lainnya sudah lebih dulu siaga di kawasan tersebut. Mengirim tiga kapal induk sekaligus di kawasan yang sama merupakan langkah tak biasa bagi militer Washington.

Kapal induk ketiga yang sedang bergerak ke semananjung Korea adalah kapal USS Nimitz. Kapal yang rencananya akan ditempatkan di Pasifik barat selama sekitar enam bulan ini ternyata digerakkan menuju kawasan semenanjung Korea.

USS Nimitz, salah satu kapal perang terbesar di dunia itu, akan bergabung dengan dua kapal induk AS lainnya, USS Carl Vinson dan USS Ronald Reagan, yang sudah berlayar di kawasan perairan Korea.

Pengiriman tiga kapal induk sekaligus oleh AS ini terjadi di tengah memanasnya ketegangan di semenanjung Korea, di mana rezim Korea Utara (Korut) yang dipimpin Kim Jong-un gencar menguji tembak rudal balistiknya.

Angkatan Laut AS tidak secara eksplisit menyebut bahwa USS Nimitz ditujukan untuk operasi yang berkaitan dengan Korut. Namun, mereka mengatakan bahwa kapal induk raksasa itu akan dimobilisasi di Asia Pasifik dan Timur Tengah.

”Saya sangat bangga dengan seluruh tim Nimitz, koordinasi dan dukungan hebat di seluruh kelompok penyerang, terutama dalam siklus latihan yang kental. Awak melangkah dan saya yakin kami siap untuk bertemu. Apapun tantangan yang ada di depan, penerapan yang akan muncul,” kata Kapten Kevin Lenox, komandan kapal USS Nimitz, sebagaimana dikutip dari IB Times, Senin (29/5/2017).

Kapal USS Nimitz dalam pelayarannya diapit oleh kapal perusak bersenjata rudal yang dipandu dan kapal dengan rudal jelajah.

Dua sumber terkait mengatakan kepada Voice of America bahwa penyebaran kapal induk ketiga ini ditujukan untuk menunjukkan kekuatan kepada Korut, setelah Pyongyang dengan cepat meningkatkan program persenjataannya dalam beberapa bulan terakhir.

Kapal USS Ronald Reagan dan kapal USS Carl Vinson yang sudah berada di kawasan semenanjung Korea merupakan kapal induk bertenaga nuklir yang membawa puluhan pesawat jet tempur.

Kapal Ronald Reagan dengan panjang 1.092 kaki membawa lebih dari 4.500 awak dikirim ke wilayah tersebut pada pertengahan bulan Mei, sedangkan kapal Carl Vinson dikirim lebih dulu pada bulan April lalu. 




Credit  sindonews.com






Eks Komandan Pasifik: AS Bisa Lakukan Serangan Premptive ke Korut



Eks Komandan Pasifik: AS Bisa Lakukan Serangan Premptive ke Korut
AS bisa lancarkan serangan peremptove terhadap Korut. Foto/Express


WASHINGTON - Mantan Komandan Komando Pasifik Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington bisa melakukan serangan preemptive terhadap Korea Utara (Korut). Serangan itu dilakukan karena ketakutan Perang Dunia ke-III tumbuh di wilayah itu.

"Hanya karena ini merupakan serangan mendadak terhadap Korut, tragis tidak berarti Donald Trump tidak akan melakukannya," kata Samuel J Locklear seperti dikutip dari Express, Minggu (28/5/2017).

"Jika kepentingan nasional cukup tinggi, dan saya pikir ini adalah kesalahan yang harus dipikirkan oleh pemimpin Korut Kim Jong-un, jika Anda mulai menekan masalah yang berkaitan dengan kelangsungan hidup AS melawan serangan nuklir, tragis menjadi mungkin untuk menghentikannya. Itu bisa menjadi tragis," jelasnya.

Pandangan Locklear kemudian diaminkan oleh Admiral Timothy J Keating, mantan komandan Komando Pasifik lainnya. "Ada banyak pilihan yang tersedia bagi Presiden dan Menteri Pertahanan dalam kerangka perencanaan di Pacific Command," katanya.

Pyongyang telah berulang kali mengancam baik tetangga dekatnya seperti Korea Selatan dan Jepang serta AS dengan serangan nuklir. Negara komunis tertutup itu diyakini memiliki 15 senjata nuklir. Pemimpin Korut yang tidak dapat diperdiksi, Kim Jong-un, mengeluarkan ancaman terakhirnya untuk menghilangkan AS awal pekan ini.

Ancaman yang terus berlanjut dari Korut itu terjadi di tengah-tengah uji coba pencegat rudal balistik antarbenua pertama (interceptor ballast intercontinental) AS.

Dalam tes pertama dari jenisnya, Badan Pertahanan Rudal AS mengumumkan bahwa pihaknya akan menembakkan pencegat Ground-based Midcourse Defence (GMD) dari sebuah pangkalan militer di California.

Sasarannya adalah rudal custom yang menyerupai ICBM yang ditembakkan dari Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall, di tengah Samudra Pasifik. 




Credit  sindonews.com/read






Serangan Koalisi AS Tewaskan Warga Sipil, Rusia Tuntut Penyelidikan Menyeluruh


Serangan Koalisi AS Tewaskan Warga Sipil, Rusia Tuntut Penyelidikan Menyeluruh
Rusia tuntut penyelidikan menyeluruh atas serangan udara koalisi AS yang menewaskan warga sipil. Foto/Istimewa



MOSKOW - Hilangnya kehidupan warga sipil di Raqqa Suriah, seperti serangan teroris di Manchester Arena Inggris, harus diselidiki secara menyeluruh. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Pertama Parlemen Rusia untuk Pertahanan dan Keamanan Frames Klintsevich.

Sebelumnya kantor berita SANA melaporkan bahwa koalisi internasional pimpinan AS telah melakukan operasi anti-teroris di provinsi Raqqa, Suriah, yang mengakibatkan kematian 20 warga sipil.

"Tragedi di Raqqa, dan juga di Manchester, harus diselidiki secara menyeluruh, dengan hukuman wajib bagi mereka yang bersalah," kata Klintsevich, seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (29/5/2017).

Klintsevich menekankan bahwa ini bukan kasus pertama pembunuhan warga sipil di Suriah akibat serangan udara koalisi.

Koalisi yang dipimpin AS terhadap 68 negara sedang melakukan serangan udara, melepaskan tembakan artileri berbasis darat dan roket di Suriah dan Irak melawan ISIS. Koalisi tersebut mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didominasi oleh pejuang Kurdi, tetapi juga termasuk anggota Koalisi Arab Suriah.

Koalisi belum memberikan komentar mengenai serangan udara di Raqqa sejauh ini.

Pada tanggal 15 Mei lalu, sebuah serangan udara yang dilakukan oleh koalisi di kota timur Suriah al-Bukamal dilaporkan membunuh setidaknya 31 warga sipil dan melukai banyak lainnya.

Sebelumnya, serangan pasukan koalisi AS juga memakan korban warga sipil tepatnya di distrik al-Mayadin, sebuah kota yang dikuasai oleh para jihadis dekat Deir al-Zor di Suriah timur. Setidaknya lebih dari 100 orang termasuk anak-anak dan anggota keluarga pejuang ISIS meregang nyawa.



Credit  sindonews.com




Serangan Udara Koalisi AS Bunuh 20 Warga Sipil di Raqqa

Serangan Udara Koalisi AS Bunuh 20 Warga Sipil di Raqqa
Serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS menyasar konvoi warga sipil di Raqqa menewaskan 20 orang. Foto/Ilustrasi/Istimewa

DAMASKUS - Sedikitnya 20 warga sipil terbunuh saat serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) menghantam konvoi di dekat Raqqa, Suriah. Demikian laporan kantor berita pemerintah Suriah.

"Pesawat tempur koalisi anti teror pimpinan AS menargetkan mobil yang mengangkut warga sipil dari Raqqa di antara kota-kota Ratleh dan Kasrah pada hari Sabtu," tulis SANA seperti dikutip dari Xinhua, Senin (29/5/2017).

Jumlah warga sipil yang menjadi korban serangan udara pimpinan koalisi AS telah meningkat baru-baru ini. Koalisi AS sendiri tengah intensif melakukan serangan udara terhadap Raqqa, ibu kota de facto dari kelompok ekstrimis ISIS, dan sejumlah basis ISIS lainnya di Suriah utara dan timur.

Kamis lalu, 35 warga sipil terbunuh oleh serangan AS di kota Mayadeen yang dikuasai ISIS di provinsi timur Deir al-Zour.

Pemerintah Suriah berulang kali mengecam serangan yang menargetkan warga sipil, yang memperkuat operasi koalisi anti teror pimpinan AS di Suriah sebagai tidak sah.

Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa serangan AS terhdap warga sipil yang menjadi bagian dari serangkaian serangan yang dilakukan oleh koalisi internasional adalah ilegal.

"Serangan tersebut melawan kedaulatan Suriah dan integritas teritorial dengan dalih memerangi terorisme, sementara tindakan aliansi ini hanya berkontribusi pada menyebarkan kekacauan dan kehancuran yang menguntungkan organisasi teroris ekstremis, terutama ISIS dan organisasi teroris lainnya," kata Kementerian Luar Negeri Suriah.

Kementerian tersebut mengatakan bahwa Suriah mengutuk serangan koalisi pimpinan AS yang menargetkan warga sipil dan menyebabkan kerusakan material yang besar terhadap infrastruktur, fasilitas, dan properti di Suriah. Suriah juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk melaksanakan resolusi mengenai menjaga integritas wilayah dan orang-orang Suriah dan menghentikan serangan koalisi ilegal tersebut.

Pernyataan ini menyimpulkan dengan mengatakan bahwa Suriah mengulangi pentingnya menghentikan tindakan koalisi pimpinan AS dan menerapkan resolusi Dewan Keamanan terkait dengan kontra-terorisme, termasuk resolusi no.2253.






Credit  sindonews.com








Terungkap, Pasukan Khusus Prancis Beroperasi di Suriah


Terungkap, Pasukan Khusus Prancis Beroperasi di Suriah

Pasukan khusus Prancis telah beroperasi di Suriah. Foto/Istimewa



PARIS - Prancis mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki pasukan khusus yang dikerahkan di Suriah. Pengerahan itu mengesampingkan pengiriman pasukan darat konvensional ke ibu kota de facto ISIS Raqqa.

Menteri Pertahanan Sylvie Goulard mengatakan kepada Radio Eropa 1 bahwa Prancis memenuhi semua yang dibutuhkan oleh koalisi anti ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Secara khusus, Goulard mengatakan bahwa Prancis telah menyediakan jet tempur, penasihat militer dan pasukan artileri untuk koalisi anti ISIS seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (28/5/2017).

Pernyataan ini keluar menyusul sebuah pernyataan baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian. Drian menekankan bahwa konflik Suriah tidak akan diselesaikan dengan solusi militer.

Prancis telah memberikan beberapa rincian tentang jumlah pasukan khusus yang beroperasi di Suriah, yang diperkirakan berada di lusinan.

Penyebaran ini dikerdilkan oleh AS, pemimpin koalisi anti ISIS. AS sendiri saat ini memiliki 900 penasihat militer, pasukan khusus dan marinir yang ditempatkan di wilayah yang dimiliki oleh Pasukan Demokratik Suriah - sebuah koalisi pejuang Arab-Kurdi.




Credit  sindonews.com





Korea Utara tembakkan rudal Scud, Jepang protes


Korea Utara tembakkan rudal Scud, Jepang protes
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memeriksa roket balistik strategis jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Senin (15/5/2017). (KCNA via REUTERS)


Seoul (CB) - Korea Utara menembakkan apa yang terlihat sebagai rudal balistik berjangkauan pendek yang mendarat di laut pantai timurnya pada Senin menurut militer Korea Selatan.

Peluncuran rudal itu segera dilaporkan ke Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang lantas mengadakan pertemuan di Dewan Keamanan Nasional pukul 07.30 menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam satu pernyataan.

Rudal itu diyakini rudal balistik kelas Scud dan terbang sekitar 450 kilometer menurut Kepala Staf Gabungan dalam pernyataannya yang dikutip Reuters.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Senin mengecam peluncuran rudal terkini Korea Utara dan berikrar akan bertindak bersama negara lain untuk menghalangi provokasi berulang Pyongyang.

"Seperti yang kami sepakati dalam pertemuan G7 terkini, masalah Korea Utara adalah prioritas tertinggi bagi masyarakat internasional," kata Abe kepada para pewarta dalam taklimat yang disiarkan televisi.

"Bekerja sama dengan Amerika Serikat, kami akan mengambil tindakan spesifik untuk merintangi Korea Utara."

Abe mengatakan Jepang akan berupaya sepenuhnya untuk melindungi rakyatnya, dengan tetap berhubungan erat dengan Korea Selatan dan negara lainnya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga pada Senin juga menyatakan protes Jepang terhadap peluncuran rudal terkini Korea Utara.

"Peluncuran rudal balistik Korea Utara ini sangat problematik dari perspektif keamanan perkapalan dan lalu lintas udara dan jelas melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Suga.

"Jepang sepenuhnya tidak bisa menoleransi tindakan provokasi berulang Korea Utara. Kami memprotes keras Korea Utara dan mengecam tindakannya dalam istilah paling keras," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Meski demikian, Suga mengatakan bahwa tidak ada kerusakan pesawat mau pun kapal yang dilaporkan terkait dengan peluncuran rudal Korea Utara.






Credit  antaranews.com





Kim Jong-un pimpin uji senjata baru anti-pesawat udara



Seoul (CB) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memimpin pengujian senjata baru anti-pesawat udara dan memerintahkan pembuatan besar-besaran senjata baru itu serta penempatannya di seluruh negeri, kata kantor berita negara tersebut pada Minggu.

Sebelumnya, mereka berpekan-pekan melancarkan uji peluru kendali balistik, lapor Reuters.

Kantor berita Korea Utara KCNA tidak melaporkan sifat tepat senjata itu atau waktu pengujiannya, namun menyebutkan bahwa pengujian tersebut dilakukan Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, yang diyakini mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali.

Korea Utara mendorong pengembangan berbagai senjata sejak awal tahun lalu dengan kecepatan belum pernah terjadi, termasuk peluru kendali jarak jauh, yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat.

Dalam beberapa pekan belakangan, mereka menguji peluru kendali balistik jarak menengah, yang mendapat beberapa kemajuan teknis.

Negara tertutup itu menolak sanksi PBB dan unilateral oleh negara lain, dengan mengatakan bahwa pembatasan program senjata sebagai pelanggaran hak untuk membela diri dan menyatakan bahwa program ini diperlukan untuk melawan agresi AS.

Mereka terakhir kali melakukan uji coba peluru kendali balistik pada satu minggu yang lalu.

"Kim Jong-un...menyaksikan pengujian satu jenis baru sistem senjata anti-pesawat terbang yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Perthanan Nasional," kata KCNA dalam laporannya pada Minggu.

"Sistem senjata ini, yang kemampuan operasinya sudah secara menyeluruh diverifikasi, harus diproduksi masal untuk dikerahkan di seluruh negeri...dengan demikian sepenuhnya akan membuyarkan mimpi musuh untuk menguasai udara serta bualannya mengenai supremasi udara dan kekuatan senjata," tambah laporan itu.

KCNA melaporkan bahwa Kim didampingi oleh ajudan militernya dan mencantumkan tiga nama yang diyakini sebagai pejabat tinggi di negara yang tengah mempercepat program pengembangan peluru kendali.

Mereka adalah Ri Pyong-chol, bekas jendeal Angkatan Udara; Kim Jong-sik, ilmuwan roket veteran; dan Jang Chang-ha, kepala Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, pusat pengembangan dan pengadaan senjata.

Korea Utara pada Senin menyatakan sukses menguji apa yang disebut rudal balistik berjangkauan menengah yang memenuhi semua persyaratan teknis dan sudah bisa diproduksi massal.

Pada Selasa, Kepala Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat menyatakan jika dibiarkan tanpa pengawasan, Korea Utara berada di jalur mencapai kemampuan rudal nuklir yang bisa menghantam Amerika Serikat.

Dalam sidang Senat, Direktur Badan Intelijen Pertahanan Vincent Stewart menolak menyampaikan perkiraan waktunya, namun ahli Barat meyakini bahwa Korea Utara masih butuh beberapa tahun untuk mengembangkan senjata semacam itu.






Credit  antaranews.com




China kecewa dengan pernyataan G7


China kecewa dengan pernyataan G7
Persiapan sedang berlangsung di depan Hotel San Domenico Palace, lokasi konferensi tingkat tinggi G7 di Taormina, Sisilia, Italia, Jumat (26/5/2017). (REUTERS/Stephane De Sakutin )


Beijing (CB) - China "sangat tidak puas" dengan penyebutan massalah Laut China Timur dan Selatan dalam pernyataan Kelompok Tujuh (G7), dan sekutu G7 harus berhenti mengeluarkan pernyataan tidak bertanggung jawab, kata juru bicara kementerian luar negeri China.

China bertekad menyelesaikan perselisihan dengan negara terlibat dengan benar melalui perundingan sambil menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut China Timur dan Laut China Selatan, kata juru bicara Lu Kang dalam pernyataan pada Minggu.

China berharap G7 dan negara lain menahan diri, menghormati sepenuhnya upaya negara di kawasan sengketa untuk menangani perselisihan, dan berhenti membuat pernyataan tidak bertanggung jawab, kata Lu, seperti dilaporkan Reuters.

Dalam pernyataan pada Sabtu, pemimpin G7 mengatakan prihatin dengan keadaan di Laut Cina Selatan dan China Timur. Mereka juga menyerukan demiliterisasi "kawasan sengketa".

China berselisih dengan Jepang atas sekelompok pulau tidak berpenghuni di Laut China Timur.

Klaim luas Beijing terhadap Laut China Selatan juga ditentang oleh Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, serta Taiwan.

Amerika Serikat telah mengkritik pembangunan yang dilakukan China di pulau itu dan pembangunan fasilitas militer di Laut China Selatan, khawatir mereka bisa digunakan untuk membatasi pergerakan bebas dan memperluas jangkauan strategis Beijing.

Pada awal pekan ini, sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat melakukan apa yang disebut sebagai latihan kebebasan navigasi di dekat Mischief Reef yang terletak dalam kawasan sengketa Kepulauan Spratly.

Keputusan itu, yang pertama di bawah pemerintahan Trump, memicu sebuah respons marah dari Beijing.

G7 terdiri atas Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris, Italia dan Jepang.

Sebelumnya, China dan negara Asia Tenggara telah menyetujui kerangka kerja untuk kode etik di Laut China Selatan guna meningkatkan upaya mengurangi ketegangan di jalur laut bersengketa tersebut.

China dan ASEAN mengharapkan kerangka kerja tersebut disetujui pada tahun ini, setelah 15 tahun rancangan tersebut dibuat.

Beberapa diplomat ASEAN menyatakan keprihatinannya mengenai sikap China, apakah tulus atau apakah ASEAN memiliki pengaruh cukup untuk membuat China berkomitmen pada seperangkat peraturan.

Beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Filipina, serta Amerika Serikat, menyatakan keprihatinannya terhadap yang mereka lihat sebagai militerisasi China di Laut China Selatan, termasuk membangun landasan udara di pulau buatan.

Setelah pertemuan antara pejabat China dan ASEAN di kota Guiyang di China, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa kerangka kerja tersebut telah disepakati, walaupun tidak memberikan rincian isinya.

Perundingan tersebut dilakukan secara terus terang dan mendalam serta menghasilkan pencapaian positif, demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan tertulis.

Semua pihak menjunjung tinggi kerangka kerja peraturan kawasan untuk mengelola dan mengendalikan perselisihan, untuk memperdalam kerja sama maritim praktis, untuk mempromosikan konsultasi mengenai kode tersebut dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan", tambahnya.

Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin mengatakan kerangka kerja itu komprehensif dan mempertimbangkan kekhawatiran semua pihak.

Tapi, dia meminta pihak asing tidak ikut campur, pesan secara jelas ditujukan ke Amerika Serikat.





Credit  antaranews.com





Komandan pengawal Revolusi Iran tewas saat memerangi IS di Irak



Komandan pengawal Revolusi Iran tewas saat memerangi IS di Irak
ilustrasi: Sistem peluru kendali pertahanan udara S-300 buatan Rusia. (Reuters)


Baghdad (CB) - Seorang komandan tinggi Korps Pengawal Revolusioner Islam Iran (IRGC) tewas dalam pertempuran melawan IS di sebelah barat kota Mosul, Irak, kantor berita Tasnim yang bermarkas di Teheran melaporkan pada Sabtu.

Ini merupakan pertama kalinya Iran mengumumkan kematian seorang komandan tinggi mereka sejak operasi dilancarkan pada Oktober untuk mendesak petempur IS keluar dari Mosul.

"Komandan Shaaban Nassiri menjadi martir dalam operasi militer untuk membebaskan wilayah sebelah barat Mosul," menurut laporan kantor berita Tasnim mengutip pernyataan Pengawal Revolusi.

IRGC adalah pendukung utama kekuatan paramiliter Syiah Irak yang dikenal sebagai Mobilisasi Populer. Mereka memerangi kelompok IS di sebelah barat Mosul.

Nassiri tewas di dekat Baaj, salah satu kota terakhir yang masih berada di bawah kendali kelompok IS, di dekat perbatasan Suriah, menurut Mashregh, sebuah laman berita Iran.

Pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi diyakini bersembunyi di wilayah ini, menurut pejabat AS dan Irak.

Nassiri bertempur dalam perang Iran tahun 1980-1988 dan telah terlibat dalam perang enam tahun di Suriah, mendukung Presiden Bashar al-Assad, menurut Mashregh.

Seorang jenderal dari Garda Revolusi mengambil alih pos Duta Besar Iran untuk Irak pada April lalu, sebagai tanda peran kunci pasukan militer sedang bermain di negara tetangganya itu.

Mobilisasi Populer pada Jumat mengumumkan perebutan pangkalan militer Sinjar, dekat Baaj, menggerakkan kehadirannya lebih dekat di perbatasan Suriah

Pemerintah Irak ingin mengendalikan perbatasan dengan melakukan koordinasi bersama pasukan Bashar yang didukung oleh Iran.

Menghubungkan kedua belah pihak akan memberi Bashar sebuah keuntungan besar dalam menghadapi pemberontakan yang telah berlangsung enam tahun melawan pemerintahannya.

Iran telah memberikan dukungan militer kepada Bashar setidaknya sejak 2012, awalnya tidak berkomentar secara terbuka mengenai perannya tersebut. Namun ketika dukungan militer mereka semakin meningkat dan korban dari pihak Iran juga meningkat, para pejabat mulai berbicara lebih terbuka.

Seorang pejabat Iran mengatakan pada akhir tahun lalu bahwa sudah lebih dari 1.000 warga Iran tewas dalam perang saudara Suriah. Termasuk beberapa komandan tinggi Garda Revolusi, menurut laporan media Iran.

Iran telah membantu melatih dan mengatur ribuan petempur Syiah Irak, Afghanistan dan Pakistan dalam konflik Suriah. Petempur dari Hisbullah Lebanon juga bekerja sama dengan komandan militer Iran di Suriah, demikian Reuters.






Credit  antaranews.com





Filipina hentikan perundingan perdamaian dengan pemberontak

Filipina hentikan perundingan perdamaian dengan pemberontak

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (ANTARA FOTO/Bayu Prasetyo)


Manila (CB) - Perunding perdamaian pemerintah Filipina membatalkan perundingan perdamaian dengan pemberontak pimpinan Maois di Belanda pada Sabtu sesudah Tentara Rakyat Baru (NPA) meningkatkan serangan di pedesaan.

Kedua pihak terlibat dalam pembicaraan perdamaian, yang ditengahi Norwegia untuk mengakhiri perang hampir lima dasawarsa, yang menewaskan lebih dari 40.000 orang.

Pada putaran terakhir pembicaraan dengan Kubu Demokratiik Bangsa, lengan politik NPA, penasihat presiden Jesus Dureza menyatakan pemerintah menunda perundingan karena pemberontak tidak membalas upaya perdamaian Presiden Rodrigo Duterte.

Dengan membaca pernyataan, Dureza mengatakan pembicaraan akan dilanjutkan hanya bila ada "tanda jelas, yang memungkinkan lingkungan dapat mencapai perdamaian adil dan berkelanjutan di negeri itu melalui perundingan perdamaian".

Dureza menyatakan keputusan itu diambil saat pemimpin pemberontak memerintahkan gerilyawan "meningkatkan serangan" sesudah keadaan darurat diberlakukan pada Selasa malam di pulau selatan, sebagai tanggapan atas perebutan kota oleh gerilyawan kelompok keras Maute, yang tidak terhubung dengan NDF.

Itu adalah kedua kali pemerintah menghentikan pembicaraan perdamaian dengan pemberontak komunis atas serangan gerilya terhadap tentara dan usaha, seperti, pertambangan dan perkebunan.

Duterte sangat ingin mengadakan kesepakatan perdamaian dengan komunis tapi marah karena kelompok itu terus melakukan kekerasan. Ia menyatakan tuntutan mereka berlebihan dan ia sudah memberi konsesi.

Penangguhan tersebut muncul saat ketakutan tumbuh seiring dengan kemunculan radikalisme di wilayah Moro di Filipina selatan.

Perunding utama pemberontak, Luis Jalandoni, menyatakan tuntutan pemerintah untuk menghentikan serangan gerilya "konyol" dan "tidak dapat diterima" karena tentara menyerang masyarakat pedesaan tempat pemberontak itu berada.

"Tentara harus menghentikan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional. Itu tidak dapat kami terima," katanya kepada wartawan.

Dureza menyatakan Duterte berusaha keras menciptakan perdamaian dengan membebaskan lebih dari 20 pemimpin pemberontak dan memberlakukan gencatan senjata sepihak.

Ia menyatakan pemerintah terbuka untuk mengadakan "perundingan perdamaian daerah" karena pemimpin pemberontak, beberapa di antaranya tinggal di pengasingan di luar negeri, menyatakan kehilangan kendali atas gerilya di lapangan., demikian Reuters.








Credit  antaranews.com


Jumat, 26 Mei 2017

Ilmuwan Hitung Peluang Hidup di Bumi Kedua, Hasilnya...


Ilmuwan Hitung Peluang Hidup di Bumi Kedua, Hasilnya...
Planet Proxima B. youtube.com


CB, Exeter - Pernahkah Anda berpikir untuk tinggal di bumi kedua? Membuat koloni baru di planet lain menjadi salah satu ambisi manusia melakukan perjalanan ke angkasa luar. Proxima b, planet serupa bumi yang ditemukan pada Agustus tahun lalu, menjadi salah satu incaran eksplorasi mencari bukti kehidupan.

Studi simulasi terbaru menunjukkan bahwa Proxima b mungkin bisa menjadi tempat yang mampu menyokong kehidupan dan, ini yang penting: bisa dihuni.



Proxima b adalah eksoplanet alias planet di tata surya lain yang terdekat dengan bumi. Planet yang diperkirakan berwujud batu seperti bumi itu terletak sekitar 7,5 juta kilometer dari bintang Proxima centauri. Sama seperti bumi di dalam tata surya, Proxima b berada di dalam zona aman atau kawasan yang memungkinkan sebuah planet memiliki air dan unsur pendukung kehidupan lainnya.


Perbandingan Proxima b dengan matahari dan bumi. (Phl.upr.edu)

Para peneliti di Universitas Exeter, Inggris, membuat berbagai skenario kondisi lingkungan untuk Proxima b. Bekerja sama dengan Met Office, badan layanan cuaca Inggris, mereka menggunakan pemodelan yang dipakai dalam proyeksi perubahan iklim di bumi dan mengkombinasikannya dengan posisi orbit dan proyeksi susunan atmosfer Proxima b.



Pemimpin riset Ian Boutle mengatakan berbagai skenario dibuat berdasarkan konfigurasi orbit Proxima b. Tak seperti bumi, Proxima b mengorbit dengan satu sisi yang sama selalu menghadap bintang induk yang menyebabkan perbedaan suhu yang besar antara bagian terang dan gelap.

Proxima b juga punya siklus rotasi yang unik. "Mirip Merkurius, planet itu berotasi tiga kali pada porosnya setiap dua kali mengelilingi bintangnya," kata Ian dalam laman Universitas Exeter, pekan lalu.

Hasil simulasi, seperti dilaporkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics edisi 1 Maret lalu, menunjukkan bahwa kondisi Proxima b memungkinkan mendukung kehidupan. Bahkan, dengan skenario susunan atmosfer yang lebih sederhana, hanya berupa nitrogen dan karbon dioksida, Proxima b memiliki temperatur cukup hangat untuk menyokong air.


Ilustrasi visual Planet Proxima b. (Youtube.com)

Menurut Nathan Maine, ahli astrofisika yang terlibat dalam riset itu, berbagai variasi radiasi yang mungkin diterima Proxima b juga diperhitungkan dalam simulasi. "Dalam kondisi yang tepat, permukaan Proxima b mungkin mengandung air dan dihuni," kata Nathan.



Di dalam simulasi, suhu tertinggi di bagian yang selalu menghadap bintang hanya sekitar 17 derajat. Namun temperatur di sisi gelap anjlok sampai minus 123 derajat Celsius. Ini mungkin bukan tempat yang nyaman untuk membangun koloni baru.

Berbagai skenario dibuat, tapi kondisi Proxima b yang sebenarnya masih menjadi misteri. Teka-teki adanya penyokong kehidupan di Proxima b setidaknya baru bisa terjawab setelah teleskop antariksa tercanggih James Webb diluncurkan tahun depan. Pengganti teleskop antariksa Hubble itu memiliki instrumen yang lebih baik untuk mengobservasi obyek jauh secara detail.

Sejauh ini, Proxima b dinilai sebagai planet mati tanpa udara. Bintang induknya, Proxima centauri, tergolong bintang katai merah yang massanya hanya 10 persen dari matahari dan relatif lebih dingin daripada matahari. Meski begitu, Proxima centauri masih punya energi cukup besar untuk menghancurkan atmosfer planet. Belum diketahui juga apakah Proxima b memiliki medan magnet seperti bumi yang bisa melindunginya dari badai energi matahari.


Planet Proxima b selama ini dianggap planet tanpa udara. (businesinsider.com)

Kalaupun lingkungan Proxima b sangat mendukung untuk hidup, manusia punya masalah besar untuk mencapai planet yang berjarak sekitar 40 ribu triliun kilometer itu. Belum ada teknologi transportasi buatan manusia saat ini yang bisa menempuh jarak sejauh itu. Untuk mencapai bulan saja, jaraknya sekitar 384 ribu kilometer, diperlukan waktu sekitar tiga hari.



Dengan konsep teknologi roket yang ada saat ini, setidaknya perlu 81 ribu tahun untuk mencapai sistem Proxima centauri. Teknologi roket termal nuklir dinilai lebih cepat, tapi masih dalam pengembangan. Dengan sistem ini, manusia bisa mencapai Mars dalam 90 hari. Namun perlu waktu 1.000 tahun untuk mencapai Proxima b.

Teknologi roket dengan reaksi fusi, seperti yang terjadi ketika matahari melepaskan energi, secara teori bisa mengantarkan manusia ke Proxima b dalam waktu 36 tahun. Sayangnya, belum ada cara aman untuk menguasai teknologi reaksi fusi seperti ini. Jadi, siapa yang mau pergi ke bumi kedua ini?




Credit  Tempo.co






Asal-usul Nenek Moyang Manusia Kembali Picu Perdebatan Ilmuwan


Asal-usul Nenek Moyang Manusia Kembali Picu Perdebatan Ilmuwan
Fosil Graecopithecus freybergi. Telegraph.co.uk



CB,Toronto - Asal-usul manusia kembali menuai perdebatan antara ilmuwan. Baru-baru ini terungkap fosil yang umurnya jauh lebih tua dengan yang pernah ditemukan di Afrika.

Fosil berupa tulang rahang bawah dan gigi yang terpisah yang ditemukan di Yunani dan Bulgaria itu berasal dari makhluk mirip kera yang hidup 7,2 juta tahun lalu. Namanya, Graecopithecus freybergi. Umur fosil hominin ini mengalahkan rekor hominin tertua yang pernah ada, Sahelanthropus, yang hidup sekitar 6-7 juta tahun lalu di Chad, Afrika Tengah.



Paleoantropolog dari Universitas Toronto yang juga anggota studi, David Begun, mengatakan kemungkinan perpisahan evolusi terjadi di luar Afrika sesuai dengan fitur fosil hominin. "Kita tahu banyak mamalia Afrika aslinya berasal dari Eurasia lalu tersebar ke Afrika saat G. freybergi hidup. Kenapa G. freybergi tidak bisa?" kata Begun, seperti dikutip dari laman berita Reuters.

G. freybergi diperkirakan berukuran sebesar simpanse betina. Ia diperkirakan tinggal di lingkungan kering campuran hutan dengan padang rumput, mirip sabana Afrika, bersama kijang, jerapah, badak, gajah, hyena dan babi hutan.



Namun, kesimpulan asal-usul manusia dari Eropa itu diragukan oleh para ilmuwan lain. "Buktinya baru sedikit," ujar Richard Potts, pakar paleantropologi dari Smithsonian Institution, seperti dikutip dari laman berita CBS News. Dia tidak terlibat dalam studi fosil G. freybergi.

Salah satunya, Potts menjelaskan, yakni pengurangan akar gigi taring pada fosil mirip dengan hominin. Fakta tersebut, menurut dia, tak memiliki bukti kontekstual yang cukup kuat untuk menarik kesimpulan nenek moyang manusia dari Eropa. Menurut dia, perlu sampel lain untuk memperkuat klaim tersebut. Misalnya, mahkota gigi taring.

"Fosil ini baru ditemukan satu, kurang lengkap untuk dijadikan perbandingan. Klaim para peneliti melampaui bukti yang ada," kata Potts.



Jay Kelly, pakar paleontologi dari Arizona State University, pula menggugat klaim asal-usul manusia dari Eropa yang menyatakan akar gigi geraham depan yang menyatu menunjukkan adanya hubungan dengan hominin. "Akar gigi geraham depan yang bersatu tak selalu berhubungan dengan hominin," ujar dia, seperti dikutip dari laman berita The Washington Post.

Fosil G. freybergi ditemukan terpisah, yakni gigi depan di Athena pada 1944 dan gigi depan ditemukan di Bulgaria pada 2009. Para ilmuwan memeriksa dengan teknik terbaru, termasuk pindai CT dan menentukan usia dengan melihat endapan batuan di sekitar tempat fosil ditemukan.


Mereka menemukan perkembangan akar gigi ciri khas manusia tidak terlihat pada simpanse dan nenek moyangnya. Atas dasat itulah fosil G. freybergi ditempatkan dalam garis keturunan asal-usul manusia, yang dikenal sebagai hominin.


Credit  TEMPO.CO





NASA Temukan Pelindung Baru Bumi dari Radiasi Luar Angkasa


NASA Temukan Pelindung Baru Bumi dari Radiasi Luar Angkasa
Gambar Bumi terlihat terang saat malam hari yang diambil dari satelit NASA pada bulan April dan Oktober 2012. (AP Photo/NASA)



CB, California - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap lapisan pelindung baru mirip gelembung yang menyelamatkan bumi dari bahaya radiasi ruang angkasa. Seperti dilansir laman berita The Atlantic, lapisan ini berasal dari gelombang komunikasi radio yang berinteraksi dengan radiasi partikel energi tinggi yang ada di atmosfer.

Gelombang komunikasi ini berfrekuensi amat rendah yang biasa disebut VLF. Frekuensi dengan besaran 3-30 kHz ini memiliki panjang gelombang 10-100 kilometer. Gelombang ini kerap dipakai untuk komunikasi antarkapal selam. Karena panjang gelombang yang cukup tinggi, gelombang ini bisa mencapai ketinggian atmosfer dan mempengaruhi gerak partikel energi tinggi yang aktif.



"Interaksi antara gelombang VLF dan partikel energi tinggi terlihat jelas oleh wahana antariksa NASA," demikian NASA melaporkan seperti dilansir The Atlantic.  Lapisan ini ditemukan saat eksplorasi sabuk radiasi Van Allen. Saat itu terlihat partikel berbentuk donat di sekitar bumi.

Menurut ilmuwan NASA, jarak sabuk radiasi Van Allen saat ini lebih jauh ketimbang pada 1960. Artinya, gelombang VLF mendorong partikel radiasi di sabuk Van Allen lebih jauh. "Jika manusia tidak menggunakan gelombang VLF sebanyak ini, mungkin sabuk radiasi Van Allen akan lebih dekat dengan bumi."


Sabuk Van Allen cukup berbahaya bagi satelit dan stasiun ruang angkasa yang mengorbit. Sebisa mungkin mereka harus menghindari kontak dengan sabuk ini karena partikel bermuatan bisa menyebabkan kerusakan pada instrumen yang ada.

Selain terhindar dari sabuk Van Allen, lapisan yang terbuat dari gelombang VLF ini menjadi pelindung baru dari badai matahari. Menurut NASA, badai matahari bisa mengganggu komunikasi radio dan berdampak pada listrik di bumi.




Credit  tempo.co






Milisi ISIS Asal Indonesia Tewas di Marawi


Milisi ISIS Asal Indonesia Tewas di Marawi
Pasukan militer Filipina tengah terlibat baku tembak dengan militan Maute yang telah menguasai sebagian kota Marawi di Filipina Selatan, 25 Mei 2017. REUTERS


CB, Davao City -Beberapa milisi pendukung kelompok pemberontak Maute yang berbaiat ke ISIS  termasuk dari Indonesia tewas dalam operasi militer Filipina di kota Marawi.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Kolonel Restituto Padilla Jr mengatakan,  sedikitnya 31 milisi Maute yang berbaiat ke ISIS terbunuh di Marawi dan beberapa dari mereka berasal dari Malaysia, Singapura, dan Indonesia.



"Ada unsur asing di negara ini untuk waktu yang lama, membantu teroris dalam keterampilan terkait terorisme dan pembuatan bom. Ada informasi tertentu yang membenarkan pembunuhan 12 militan dan setengahnya adalah warga Malaysia, Indonesia dan negara lain," kata Padilla, seperti yang dilansir ABS-CBN News pada 26 Mei 2017.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan darurat militer di kota Marawi dan seluruh Mindanao beberapa jam setelah pecah pertempuran antara pasukan Filipina dan Maute pada Selasa lalu, 23 Mei 2017.



Pertempuran untuk membebaskan kota Marawi dari cengkeraman kelompok Maute berlangsung sejak kemarin sore hingga hari ini. Pasukan militer Filipina melancarkan serangan udara dan mengerahkan beberapa tank, helikopter, dalam operasi militer di Marawi, kota yang dihuni mayoritas muslim.

Pertempuran antara pasukan pemerintah Filipina dan kelompok Maute yang berafiliasi ke ISIS membuat ribuan warga Marawi mengungsi ke tempat yang lebih aman.




Credit  TEMPO.CO


Marawi Mencekam, Warga Kesulitan Dapatkan Makanan dan Air


Marawi Mencekam, Warga Kesulitan Dapatkan Makanan dan Air
Asap hitam yang keluar di kota Marawi saat para warganya mengungsi. abc.net.au


CB, Marawi - Wali Kota Marawi Majul Gandamara mengatakan semua pusat bisnis di Marawi tutup, sehingga warga kesulitan membeli kebutuhan sehari-hari. Saat ini, pertempuran pasukan militer Filipina untuk memberangus kelompok pemberontak jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Maute, sedang berlangsung di Marawi.

"Masyarakat kesulitan mendapatkan kebutuhan mendasar mereka, seperti air dan makanan," ucap Gandamara kepada stasiun radio di Manila, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat, 26 Mei 2017.



"Prioritas utama kami adalah memberikan makanan, air, dan tempat tinggal sementara bagi warga. Kami sedang mencari pusat evakuasi yang di lokasi itu tidak ada milisi ISIS dan jaringannya," ujar Gandamara.

Sebelumnya diberitakan, ribuan warga Marawi mengungsi setelah pecahnya pertempuran antara pasukan pemerintah Filipina dan kelompok Maute.



Pasukan militer Filipina dengan mengendarai tank berkeliling di sepanjang jalan dan perumahan warga Marawi. Pos pemeriksaan, baik untuk keluar dan masuk Marawi, telah didirikan.

Pasukan militer Filipina terus ditambah jumlahnya di Marawi dan Pulau Mindanao. Bahkan beberapa unit militer ditempatkan di Kota Davao, kampung halaman Presiden Rodrigo Duterte. Ini dilakukan untuk mencegah serangan balasan kelompok pemberontak tersebut.


Credit  TEMPO.CO



Pertempuran Bebaskan Marawi, 44 Orang Tewas dan Ribuan Mengungsi


Pertempuran Bebaskan Marawi, 44 Orang Tewas dan Ribuan Mengungsi
Sejumlah warga melarikan diri setelah pertempuran antara tentara dengan militan di Marawi, Filipina. AP


CB, Marawi - Pertempuran besar-besaran pasukan militer Filipina menghadapi kelompok pemberontak Maute di kota Marawi terjadi kemarin malam, 25 Mei 2017 menewaskan 44 orang, 11 di antaranya pasukan militer Filipina. 

Pertempuran untuk membebaskan kota Marawi dari cengkeraman kelompok Maute berlangsung sejak kemarin sore hingga hari ini.

Pasukan militer Filipina melancarkan serangan udara dan mengerahkan beberapa tank, helikopter, dalam operasi militer di Marawi, kota yang dihuni mayoritas muslim.



"Berdasarkan laporan, 31 terori baru saja diamankan dan 6 senjata berat telah ditemukan pasukan," kata Brigjen Rolando Bautista, Komandan Divisi Satu Infantri Angkatan Darat Filipina seperti dikutip dari Inquirer, 26 Mei 2017.

Pertempuran antara pasukan pemerintah Filipina dan kelompok Maute yang berafiliasi ke ISIS membuat ribuan warga Marawi mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Mengutip Al Jazeera, sekitar 200 ribu warga Marawi telah meninggalkan rumah mereka. Jarak Marawi ke Manila, ibu kota Filipina berkisar 800 kilometer.


Juru bicara militer Filipina, Jo-ar Herrera mengingatkan warga Marawi untuk segera keluar dari wilayah itu. Sekitar 40 milisi masih bersembunyi di wilayah itu.

"Kami telah mengidentifikasi target untuk kami bersihkan. Kami perlu mengamankan sisa-sisa kelompok teroris lokal itu," kata Herrera.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan darurat militer di kota Marawi dan seluruh Mindanao beberapa jam setelah pecah pertempuran antara pasukan Filipina dan Maute pada Selasa lalu, 23 Mei 2017.



Credit  TEMPO.CO




Setengah dari Semua Kapal Perang AL Rusia Akan Dipersenjatai Misil Kalibr


Kemenhan Rusia ingin setengah dari seluruh kapal perang milik Angkatan Laut Rusia dilengkapi misil jelajah Kalibr per akhir 2020.

Kalibr missile
Misil jelajah Kalibr. Sumber: voennoe-obozrenie.ru


Sekitar setengah dari seluruh kapal perang milik Angkatan Laut Rusia akan dilengkapi dengan misil jelajah Kalibr hingga akhir 2020, ujar Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Sergei Shoigu.
“Hingga akhir 2020, setengah dari seluruh kapal perang AL akan dipersenjatai misil jelajah Kalibr,” ujar sang menhan, seperti dilansir TASS, Rabu (24/5).
Misil tersebut telah digunakan oleh beberapa kapal AL dalam operasi antiterorisme di Suriah, di antaranya oleh fregat Laksamana Grigorovich, kapal-kapal misil kecil dari Proyek 21631, dan juga kapal-kapal selam kelas Varshavyanka.
Dikembangkan oleh Biro Desain Novator, misil-misil tipe Kalibr memiliki jarak tempuh sekitar 1.500 kilometer dan memiliki berat yang bervariasi, dari 1.300 hingga 2.300 kilogram.



Credit  indonesia.rbth.com









Rusia Berencana Produksi Massal Versi Modern Bomber Tu-160 Setelah 2021


Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, produksi massal bomber strategis Tupolev Tu-160M2 akan dimulai setelah 2021.

El Túpolev Tu-160. Fuente: ITAR-TASS
Tu-160 merupakan pesawat supersonik terbesar, terberat, dan paling kuat dalam aviasi militer. Sumber: TASS


Produksi massal bomber strategis Tupolev Tu-160M2 (kode NATO: Blackjack) diharapkan akan dimulai setelah 2021, kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Rabu (24/5).
“Setelah 2021, kami berencana untuk memulai produksi massal versi modern pesawat pengebom strategis Tu-160M2. Pesawat ini mampu menyerang target darat di daerah-daerah strategis yang terpencil tanpa memasuki zona operasi rudal antibalistik dan sistem pertahanan udara,” kata Shoigu di hadapan majelis tinggi parlemen Rusia.
Sebelumnya, seorang sumber di sektor pertahanan dan industri mengatakan kepada TASS bahwa produksi massal bomber Tu-160M2 akan dimulai pada 2020. Ia menyebutkan, sebanyak dua hingga tiga pesawat direncanakan akan diproduksi setiap tahunnya.
Gagasan untuk memulai kembali produksi versi mutakhir pesawat pengebom Tu-160 pertama kali diajukan Shoigu pada April 2015. Saat itu, dirinya tengah berkunjung ke perusahaan pesawat terbang Kazan, yang merupakan bagian dari perusahaan aviasi Tupolev.
Sebulan kemudian Presiden Rusia Vladimir Putin menginstruksikan untuk melanjutkan produksi pesawat supersonik terbesar, terberat, dan paling kuat dalam aviasi militer ini. Pada Oktober 2016, Wakil Menteri Pertahanan Yuri Borisov mengatakan bahwa versi modern Tu-160 direncanakan akan diproduksi sebanyak 50 unit.



Credit  indonesia.rbth.com








Apakah Pesawat F-35B Milik AS 'Duplikat' dari Yak-141 Buatan Soviet?


Pengembang pesawat AS F-35B mungkin telah mengadopsi banyak fitur di Yak-141 milik Uni Soviet, tapi ia tetap merupakan model pesawat yang unik.

F-35B and the Yak-141 look very similar in terms of appearance – like twins separated at birth. Photo: Yak-141. Source:
Tidak banyak jet tempur yang mampu menyamai kualitas lepas landas dan pendaratan vertikal dari Yak-141 milik Uni Soviet dan F-35B milik AS. Sumber: Ken Videan/wikipedia.org


Ketika berbicara mengenai pesawat militer yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal (vertical take-off and landing atau VTOL), sistem yang pertama dikembangkan tahun 1960-an, tidak banyak jet tempur yang mampu menyamai kualitas Yak-141 milik Uni Soviet dan F-35B milik AS.
F-35B diperkenalkan hampir 12 tahun setelah Yak-141. Apakah jet tempur AS yang dikembangkan tahun 1990-an itu adalah jiplakan dari jet militer Uni Soviet tersebut? RBTH mencoba mencari tahu.

Konsep di Balik Pesawat VTOL

Dengan kemampuan lepas landas dari platform yang sempit serta berhenti di udara, VTOL diperkirakan akan menjadi kreasi penting dalam pengembangan aviasi militer.
Pengembangan VTOL terbaik dan tersukses (meski pun tetap ada kekurangannya) adalah British Aerospace Sea Harrier, Yak-141, dan F-35B.
Yak-141 pertama dikembangkan di Uni Soviet pada tahun 1970-an. Uni Soviet saat itu tidak memiliki kapal induk sebesar milik AS, sehingga mereka memutuskan untuk membangun sebuah jet yang dapat lepas landas dari platform yang sempit seperti helipad dan kapal jelajah dari Proyek 1123 seperti kapal kelas Moskow, Leningrad, dan Kiev.
Yak-141 mampu mengungguli pendahulunya (Yak-36 dan Yak-38) serta pesawat asing serupa (Harrier, Dassault Mirrage IIIV), dan berlomba-lomba menjadi pesawat VTOL terbaik untuk AL.
Namun ternyata nasib berkata lain untuk sang mesin Soviet. Tingkat kecelakaan yang tinggi, keruntuhan Uni Soviet, dan kemudian penghentian dana berujung pada ditutupnya proyek Yak-141. Saat itu Uni Soviet punya empat prototipe pesawat, tapi ia tidak pernah diproduksi massal.
Tahun 1995, perusahaan pembuat senjata AS Lockheed Martin menawarkan untuk bekerja sama dengan Biro Desain Yakovlev (pengembang Yak-141). Perjanjian hanya berlangsung satu tahun, tapi tetap perlu diingat karena ia adalah contoh pertama kerja sama teknis militer antara dua musuh abadi.
Lockheed Martin membeli seluruh dokumentasi teknis Yak-141 dari Yakovlev. Tidak lama setelah itu, prototipe pesawat tempur VTOL berbasis kapal induk, yang nantinya dikenal sebagai F-35B, diperkenalkan di AS. Ia secara mengejutkan terlihat mirip dengan Yak-141.

Persamaan dan Perbedaan

Desain dan susunan dari Yak-141 dan F-35B hampir identik. Lokasi kompartemen dengan lifting fan (baling-baling pesawat) dan lokasi tail beams di masing-masing mesin piston sama di kedua pesawat. Namun, sistem lepas landas vertikal F-35 sangat berbeda dengan Yak-141.

Yak-141 mampu melakukan lepas landas vertikal karena ia memiliki tiga mesin turbojet: sebuah mesin R79V-300 dengan nozel yang dapat digerakkan, dan dua mesin RD-41 yang dipasang di kompartemen di belakang kokpit.
Sementara itu, perancang F-35B menggunakan skema yang cenderung sederhana dan efektif, menggunakan lift fan “dingin”, yang transmisinya digerakkan dari mesin piston dengan nozel berputar.
Kerja sama teknis militer antara Lockheed Martin dan Yakovlev pada 1990-an tak diragukan lagi berperan dalam terciptanya F-35B. Pesawat Amerika itu mengambil banyak contoh dari sang pesawat buatan Soviet. Namun begitu, menyebut F-35B duplikat dari Yak-141 adalah hal yang berlebihan — F-35B merupakan model pesawat yang unik.

Adakah Masa Depan untuk VTOL?

Teknologi yang lebih canggih dibutuhkan untuk menjadikan pesawat VTOL andalan bagi Pasukan Kedirgantaraan Rusia.
Pesawat VTOL punya kelebihan tak terbantahkan, seperti kemampuan lepas landas dan mendarat di area sempit yang tidak lebih luas dari dimensi pesawat, lalu kemampuan berhenti di udara, berputar balik, dan terbang menyamping.
Namun begitu, ada hal negatif dibalik fitur-fitur positif itu: dibutuhkan pilot yang berkualifikasi tinggi untuk mengendarai pesawat VTOL.

Pengamat militer Dmitry Litovkin mengatakan kepada RBTH bahwa kekurangan utama pesawat VTOL adalah fakta bahwa pada era Uni Soviet, lepas landas dan pendaratan vertikal hampir tidak bisa dikendalikan. Ia mengatakan bahwa dulu, hembusan angin yang kencang mengenai pesawat dari samping, berujung pada banyak kecelakaan di Angkatan Laut Uni Soviet.
Pesawat VTOL memiliki kapasitas dan jarak terbang yang tidak sebanyak jet tempur lain. Ada juga faktor biaya di mana sistem lepas landas dan pendaratan vertikal mengonsumsi bensin yang banyak.
Selain itu, desain pesawat tipe ini sangat rumit dan mahal.
F-35B saat ini digunakan oleh Korps Marinir AS. Sesuai perjanjian antara Lockheed Martin dan Departemen Pertahanan AS, harga per unit F-35B adalah 122 juta dolar AS (1,62 triliun rupiah), nilai yang lebih tinggi dibanding modifikasi lain dari pesawa tersebut: F-35A berharga 94,6 juta dolar AS, dan F-35C 121 juta dolar AS.
Selain itu, Korps Marinir AS tidak memanfaatkan fitur unik yang ada pada F-35B. Mereka hanya menggunakannya untuk lepas landas dan mendarat di dek standar kapal induk besar.
Di AS, ada wacana untuk mengganti pesawat VTOL menjadi convertiplane (pesawat terbang yang menggunakan kekuatan rotor untuk lepas landas dan pendaratan vertikal, dan berkonversi menggunakan kekuatan sayap dalam penerbangan normal) seperti Bell V-22 Osprey.
Rusia belum berencana untuk mengembangkan pesawat VTOL dalam waktu dekat, kata Litovkin. Su-33 dan Mig-29K juga dapat lepas landas di platform sempit, memungkinkan mereka untuk terbang dari pangkalan udara kecil atau dek kapal induk yang pendek.
AS belum memiliki pesawat dengan kemampuan seperti itu, kata Litovkin. Ia juga menambahkan bahwa pesawat Mi-26 milik Rusia bisa melakukan semua hal yang Bell V-22 Osprey lakukan.



Credit  indonesia.rbth.com









Apa yang Jet Tempur Rusia Lakukan Ketika Pesawat Asing Melintas di Zonanya?


Pada 9 Mei, jet tempur Sukhoi Su-30 milik Rusia, seraya melakukan manuver aerobatik, memaksa pesawat pengintai P-8A Poseidon milik AS untuk meninggalkan zona udara Rusia di atas Laut Hitam. Namun begitu, pakar mengatakan bahwa pilot Rusia di Su-30 itu tidak berhak memperagakan manuver di dekat pesawat AS.

A Su-30 fighter
Jet tempur Su-30. Sumber: Mikhail Voskresenskiy/RIA Novosti


Jet tempur Rusia Sukhoi Su-30 memperagakan sejumlah manuver aerobatik enam meter dari P-8 Poseidon milik AS dan memaksa pesawat asing itu enyah dari langit Rusia. Setelah itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut manuver pilot di sekitar pesawat asing itu sebagai “sambutan”.

Kode Etik Tertulis dan Tidak Tertulis di Udara

Saat ini, dalam situasi seperti itu, pesawat akan bertindak demikian: mengikuti pesawat asing hingga dekat sayapnya lalu terbang sejajar dengannya, ujar mantan Komandan Aviasi Angkatan Laut Rusia Koljen Vladimir Deyneka kepada RBTH.
“Tahun lalu, ada sebuah kejadian di mana jet Su-27 mensimulasikan serangan misil ke pesawat NATO di atas Laut Baltik. Pesawat Rusia itu berhadapan dengan pesawat NATO, menunjukkan misilnya, dan lalu terbang begitu saja. Inilah yang disebut sebagai pengawalan udara. Sang jet tempur menunjukkan bahwa ketika ada aksi agresif, ia siap menyerang,” ujar Dmitry Safonov, analis militer harian Izvestia, kepada RBTH.
Ia ingat saat bomber Tu-95 juga dikawal oleh jet F-16 milik AS saat sedang terbang di dekat Alaska, yang juga menunjukkan bahwa AS juga dapat menggunakan senjata kapan pun jika pesawat Rusia masuk ke zona udara mereka.
“Jika sebuah jet masuk ke zona udara negara lain, ia akan dipaksa mendarat: pesawat lain akan terus mengikutinya. Tapi misil tidak mungkin digunakan karena dapat berbuah Perang Dunia III,” ujar Safonov.
Deyneka mengatakan bahwa Moskow dan Washington memiliki sebuah perjanjian yang dibuat tahun 1972 mengenai pencegahan insiden udara. Perjanjian itu mengatur sejumlah kode etik, seperti apa saja yang diperbolehkan dan apa yang tidak. “Sehingga, seorang pilot yang sedang ditekan oleh pesawat lain harusnya mengerti dalam situasi mana ia punya hak legal untuk merespons supaya tidak memprovokasi terjadinya konflik militer, dan dalam situasi mana ia harus terbang atau mendaratkan pesawatnya,” tutur Deyneka.

Bolehkah Bermanuver Dekat Pesawat Asing?

Pilot Rusia tidak diizinkan untuk melintas di jalur kapal laut atau di jalur pesawat lain di udara, ujar pengamat militer TASS Viktor Litovkin kepada RBTH.
“Memperagakan manuver aerobatik di dekat pesawat lain tidaklah lebih dari kesombongan militer. Su-30 yang memiliki kemampuan bermanuver tinggi memberikan pilot kemampuan yang tidak dapat pesawat lain di dunia berikan. Itulah kenapa para pilotnya terkadang menjadi sombong,” ujar Litovkin.
Di saat yang bersamaan, secara teknis pilot Su-30 itu tidak melanggar peraturan apa pun karena ia melaksanakan misi tempurnya.
“Sang pilot ‘mendorong’ pesawat asing keluar daerahnya. Ia tidak kehilangan pesawatnya, tidak memprovokasi terjadinya konflik, dan kembali ke pangkalannya. Itulah tugas utama jet tempur pencegat. Saya tidak tahu pasti apakah pilot-pilot akan diberikan bonus dalam kasus seperti ini, tapi secara umum, itu adalah nilai tambah untuk sang pilot,” ujar Litovkin menambahkan.

Kenapa Militer Rusia dan AS Menyebut Satu Sama Lain ‘Profesional’?

Di tahun-tahun pemerintahan Barack Obama, Rusia dan AS sering mengkritik satu sama lain karena insiden serupa. Namun begitu, Safonov mengatakan bahwa saat ini iklim politik telah berubah, dan situasi militer saat ini tidak lagi memicu amarah di antara militer kedua negara.
Sebagai contoh, Juru Bicara Komando Pertahanan Udara Amerika Utara (NORAD) Ashley Peck mengatakan bahwa aksi bomber Rusia di Alaska profesional dan sesuai kode etika di udara.
“Trump menginginkan hubungan kemitraan, sementara pemerintahan Obama menyebut Rusia sebagai ancaman utama perdamaian. Saling tuduh di insiden seperti ini hanya berujung pada penciptaan pandangan yang berkontradiksi di antara kedua negara. Untungnya, sekarang agresi ke satu sama lain telah berkurang,” ujar Safonov.




Credit  indonesia.rbth.com






Pasukan Elite Irak Dilaporkan Lakukan Pelanggaran HAM di Mosul



Personel Irak di Mosul.
Personel Irak di Mosul.


CB, IRBIL -- Pemerintah Irak memulai penyelidikan terhadap salah satu pasukan elite mereka yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Kota Mosul. Pelanggaran itu termasuk penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan di luar hukum, selama operasi militer untuk merebut kembali Mosul dari ISIS berlangsung.

Penyelidikan dilakukan setelah majalah Jerman Der Spiegel menerbitkan laporan dari wartawan foto Irak, Ali Arkady. Laporan itu menunjukkan adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Divisi Tanggap Darurat Kementerian Dalam Negeri Irak.

Pada Kamis (25/5) saluran televisi ABC juga menampilkan rekaman video milik Arkady, terkait pelanggaran itu. Salah satu video yang disiarkan ABC dilengkapi dengan peringatan konten grafis yang memuat aksi kekerasan.

Dalam video itu, seorang sandera terlihat ditutup matanya dan tangannya diikat ke langit-langit ruangan, namun kakinya masih menginjak kursi. Dengan kejam, seorang pria berseragam militer menendang kursi pijakan itu sehingga sandera tersebut menggantung dan merintih kesakitan.

Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan, pihaknya akan menyelidiki masalah ini secara jelas dan tidak memihak, serta akan melakukan tindakan hukum sesuai dengan undang-undang. Sementara, Divisi Tanggap Darurat mengatakan laporan tersebut dibuat-buat.

Divisi Tanggap Darurat menuduh Arkady telah mencuri kamera dari seorang tentara dan mengatakan bahwa Arkady kini sedang dicari oleh otoritas Irak. Bukti yang dimiliki Arkady memicu kekhawatiran mengenai apakah AS telah terlebih dahulu mempertimbangkan siapa yang akan jadi mitranya dalam perang melawan ISIS.

Arkady mengatakan, dia menyaksikan pelanggaran tersebut pada akhir tahun lalu. Saat itu koalisi pimpinan AS telah memperluas kerja sama dengan pasukan Kementerian Dalam Negeri Irak, termasuk Divisi Tanggap Darurat, mengenai operasi serangan udara.

Namun, karena tidak dipersenjatai secara langsung atau dilatih oleh pasukan AS, Divisi Tanggap Darurat tidak dilindungi hukum Leahy. Hukum ini melarang AS memberikan bantuan militer kepada pasukan-pasukan yang melakukan pelanggaran HAM.

"Sementara koalisi AS tidak dapat memastikan kebenaran tuduhan ini, pelanggaran hukum dalam konflik bersenjata tidak dapat diterima dan harus diselidiki secara transparan," kata Kolonel Joseph Scrocca, juru bicara koalisi AS, dikutip The Washington Post.







Credit  REPUBLIKA.CO.ID






Mesir Blokir Puluhan Website Termasuk Situs Berita


Kantor Aljazirah
Kantor Aljazirah


CB, KAIRO -- Mesir telah melarang 21 situs web, termasuk situs utama televisi Aljazirah yang berbasis di Qatar karena dinilai mendukung terorisme. Hal ini dinyatakan oleh kantor berita negara MENA dan diungkapkan oleh sumber keamanan pada Rabu, (24/5).

Reuters mencoba mengakses lima situs yang dilarang oleh Pemerintah Mesir, termasuk situs Aljazirah. Situs-situs tersebut tak bisa diakses.

Tidak ada komentar resmi dari pejabat  negara. Seorang pejabat dari National Telecom Regulatory Authority tidak dapat mengkonfirmasi atau menampik  berita tersebut. "Jadi bagaimana jika itu benar? Seharusnya tidak menjadi masalah," ujarnya.

MENA mengutip sumber keamanan senior. Sumber tersebut mengatakan, situs-situs tersebut termasuk beberapa situs yang fokusnya soal Mesir seperti Masr Al Arabiya yang menurut Pemerintah Mesir dibiayai oleh Qatar juga diblokir. Masr Al Arabiya, menurut Pemerintah Mesir, mendukung terorisme.

Seorang sumber keamanan senior mengatakan, sebanyak 21 situs diblokir di Mesir karena memiliki konten yang mendukung terorisme dan ekstremisme dan juga kebohongan. Pemerintah Mesir juga akan melakukan tindakan terhadap situs-situs tersebut.

Dua sumber keamanan mengatakan, situs-situs tersebut diblokir karena berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin yang dilarang di Mesir atau karena didanai oleh Qatar. Kairo menuduh Qatar mendukung Ikhwanul Muslimin yang digulingkan dari kekuasaan di Mesir pada 2013 ketika militer menjatuhkan presiden terpilih Mohamed Mursi dari jabatannya.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID