Selasa, 27 September 2016

Ditemukan Anaconda Berbobot 400 Kg, Ular Terbesar Sedunia?

 
CB, Altamira - Seekor ular sepanjang 10 meter ditemukan di sebuah lokasi pembangunan di utara Brasil.
Reptil raksasa yang memiliki berat sekitar 400 kilogram itu ditemukan oleh para pekerja bangunan setelah adanya ledakan dalam gua di Altamira, Para.
Dikutip dari Daily Mail pada Senin (26/9/2016), rekaman video oleh seorang pekerja menunjukkan betapa besarnya hewan itu. Diameter tubuhnya kira-kira 1 meter.
Dalam video, terlihat anakonda tersebut dirantai ke sebuah alat derek dan kemudian diangkat sehingga menampakkan perutnya yang berbintik kuning.
Sejumlah pemirsa memberi komentar yang menyayangkan dirantainya hewan itu dan dugaan telah membunuh hewan itu, bukannya malah ditinggalkan saja di habitat alamiahnya.
Namun demikian, sebenarnya tidak jelas apakah hewan itu hidup atau mati.
Seorang netizen menuliskan, "Saya tidak yakin ini sungguhan, tapi, jika memang benar, memalukan sekali orang yang membunuhnya! Ular sebesar itu mungkin umurnya panjang sekali, tapi dibunuh hanya untuk beberapa foto? Sia-sia…"
Sementara itu, rekor The Guinness World Record menyebutkan ular terbesar di penangkaran masih dipegang oleh Medusa, seekor ular di Kansas City, Amerika Serikat. Medusa memiliki panjang sekitar 7,5 meter.
Lokasi pembangunan tempat ditemukannya ular tersebut ada di kompleks bendungan Belo Monte yang membendung sungai Xingu.
Setelah tuntas, bendungan tersebut akan menjadi bendungan terbesar ke empat setelah bendungan Tiga Ngarai di China.




Credit  Liputan6.com






10 Penguasa Perempuan Paling Tangguh dalam Sejarah


 
CB, Jakarta - Pada zaman dahulu perempuan sering terpinggirkan dalam sejarah. Selain dilarang untuk ikut andil dalam politik, kegiatan yang dapat dilakukan oleh kaum hawa pun juga terbatas.
Walaupun begitu, ada nama-nama perempuan tangguh yang cukup terkenal akan "kegarangannya" dan peranannya dalam masyarakat.
Mereka berkompetisi di dunia yang kala itu masih didominasi oleh kekuatan pria. Seperti layaknya kaum Adam, para perempuan tangguh itu ikut memperjuangkan hak-hak kaumnya dan tidak segan-segan menggunakan pembunuhan untuk mencapai tujuan.
Selain terkenal dengan kegarangannya, para perempuan itu juga dikagumi rakyatnya karena kebijaksanaan mereka dalam membangun warisan budaya.
Siapa saja perempuan-perempuan tangguh yang berperan aktif dalam sejarah itu?
Berikut selengkapnya 10 perempuan terkuat legendaris dalam sejarah, dikutip dari Listverse.com, Senin (26/9/2016).
1. Amina
Dilahirkan pada abad ke-16, Amina merupakan seorang prajurit, komandan militer, dan penguasa Kerajaan Hausa Zazzau, sekarang Zaria, Nigeria.
Perempuan tangguh tersebut merupakan anak tertua dari penguasa kala itu, Raja Bakwa Turunku.
Setelah menduduki takhta kerajaan, Amina memperkuat pasukan militer guna memperluas wilayah kekuasaannya.
Demi menjaga kekuasaan penuh atas pemerintahan kerajaan yang dipimpinnya, sang ratu tidak pernah menikah. Setiap malamnya dia memilih "suami" sementara dari penjaga pribadinya untuk memenuhi kebutuhan seksual.
Saat pagi menjelang, "suami-suami" tersebut akan dibunuh. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga rahasia seksual Amina.
Namun suatu hari, mengetahui nasib yang akan menimpanya, salah satu "suami" sang ratu melarikan diri setelah selesai berhubungan suami istri.
Amina langsung memburu pria tersebut dan menenggelamkannya di sungai hingga tewas.

Zoe Porphyrogenita

2.  Zoe Porphyrogenita
Zoe Porphyrogenita adalah putri kedua dari penguasa Romawi, Contantine VIII. Setelah sang raja meninggal, Zoe yang dinobatkan menjadi penerus oleh Four Byzatine menduduki takhta kerajaan bersama dengan suaminya, Romanos III Argyros.
Pernikahan Zoe dan Romanos tidak berjalan lancar. Suatu hari sang suami ditemukan tewas tenggelam di dalam bak mandi kamarnya.

Insiden itu diduga kuat ada hubungannya dengan perselingkuhan sang ratu dengan Michael IV. Dugaan tersebut menjadi semakin kuat karena satu hari setelah sang suami tewas, Zoe memutuskan untuk menikahi kekasihnya.

Pernikahan tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap tradisi kerajaan. Seorang janda, terutama ratu, seharusnya baru bisa menikah lagi setelah satu tahun menjanda.

Setelah Michael IV meninggal, anak angkat mereka Michael V mengambil alih takhta kerajaan.

Michael V menjadi pemimpin tunggal kerajaan dan membuang ibu angkatnya, Zoe.

Namun hal tersebut malah menimbulkan pemberontakan. Zoe memiliki banyak pengikut dan terkenal sebagai sosok yang mempunyai pengaruh besar.

Sang ratu pun akhirnya bekerja sama dengan adiknya, Theodora, dan mengambil alih kekuasaan.

Micharl V akhirnya dibutakan dan dikebiri akibat perbuatan yang pernah dilakukannya kepada sang perempuan penguasa.

Namun Zoe dan adiknya tidak memiliki ambisi yang sama dalam berkuasa. Muak dengan nafsu Theodora, Zoe akhirnya kembali menikah dengan Constantine IX.

Mereka kemudian memerintah kerajaan hingga Zoe wafat pada 1050.

Burnhilda dari Austrasia

3. Burnhilda dari Austrasia
Burnhilda merupakan anak dari raja kejam Visigoth, Athanagild. Setelah dewasa perempuan itu kemudian menikahi penguasa dari Kerajaan Austrasia, Sigebert I.

Saudara perempuan Burnhilda juga menikah dengan kerabat jauh Sigebert. Sayangnya pernikahan tersebut tidak bertahan lama.

Adik Burnhilda dibunuh atas perintah sang suami akibat adanya hasutan dari selingkuhan pria tersebut.

Mengetahui kekejaman di balik kematian sang adik, Burnhilda memutuskan untuk membalaskan dendam.

Dalam kurun waktu setengah abad kemudian, perang berkecamuk di antara keduanya. Sigebert tewas dalam peperangan itu di tangan seorang pembunuh bayaran.

Sementara itu, Burnhilda dijerumuskan ke dalam penjara.

Setelah keluar dari kurungan, Burnhilda kembali berkuasa. Kala itu dia menggunakan nama anaknya yang tewas di usia muda.

Perempuan itu memerintah dari balik layar melalui kepemimpinan cucunya. Namun Burnhilda kembali diasingkan oleh cucu tertuanya.

Sekembalinya perempuan tangguh itu dari pengasingan, dia kembali memegang kekuasaan melalui cicitnya, Sigebert II. Namun masa kepemimpinannya tidak berlangsung lama.

Sigebert II dikhianati dan dibunuh oleh Clothar II dari Neustria.

Closthar pun akhirnya memutuskan untuk membunuh Burnhilda. Perempuan itu tewas mengerikan. Tubuhnya diseret hingga tewas oleh kuda.

Jadwiga dari Polandia

4. Jadwiga dari Polandia
Perempuan satu ini merupakan wanita pertama yang memimpin monarki Polandia. Jadwiga atau yang juga dikenal dengan nama Hedwig, merupakan anak bungsu dari Raja Hungaria dan Polandia, Louis the Great.

Setelah kematian sang Raja, takhta jatuh ke tangan kakak tertuanya, Maria, yang merupakan penerus kekuasaan Hungaria.

Namun, bangsawan Polandia khawatir akan pengaruh yang dimiliki oleh suami Maria, serta ikatan yang dimilikinya dengan Kekaisaran Suci Romawi.

Oleh karena itu, mereka membujuk ibu Jadwiga untuk menunjuk putrinya sebagai Ratu Polandia, walaupun kala itu dia berusia 10 tahun.

Setelah dinobatkan menjadi ratu, pada 1384 Jadwiga melakukan perjalanan ke Krokow. Di tempat itu dia kemudian diangkat menjadi 'Raja'.

Walaupun kala itu perempuan yang juga dipanggil Hedwig tersebut tengah bertunangan dengan William of Habsburg, bangsawan Polandia membujuknya untuk menikahi seorang pria bernama Jogaila.

Calon suaminya itu adalah seorang Grand Duke of Lithuana dan merupakan seorang pasangan politik yang lebih berpengalaman.

Jadwiga memerintah bersama sang suami dengan gagah. Mereka dikenal sebagai salah satu penguasa paling berpengaruh dalam sejarah kekerajaan Polandia.

Sayangnya perempuan itu meninggal pada usia yang sangat muda. Dia meninggal saat berumur 25 tahun setelah melahirkan.

Ratu Seondeok dan Ratu Ana Nzinga

5.  Ratu Seondeok dari Silla

Ratu Seondeok merupakan penguasa ke-27 dari Kerajaan Silla yang merupakan satu dari tiga kerajaan yang ada di Korea Selatan.

Seondok juga merupakan perempuan pertama yang menjadi ratu dalam sistem kerajaan itu.

Konon perempuan itu diangkat menjadi penguasa akibat ayahnya tidak memiliki keturunan laki-laki.

Dengan cepat Seondeok membentuk dirinya menjadi seorang yang cerdas, bijaksana, dan penguasa yang adil.

Keinginan sang ratu untuk melestarikan kebudayaan berujung pada pembuatan peta yang mengakibatkan bersatunya tiga kerajaan.

Seondeok juga merupakan orang yang berada di balik pembangunan menara pengawas tertua di dunia, Cheomseongdae.

Salah satu cerita yang paling terkenal mengenai Ratu Seondeok adalah kisah masa kecilnya.

Kala itu ayah sang ratu menerima hadiah berupa biji tumbuhan liar peony dan lukisan bunga peony mekar.

Saat ditanya oleh sang ayah maksud dari lukisan tersebut, Seondeok dengan benar menyimpulkan bahwa bunga tersebut tidak memiliki aroma keran tidak ada kupu-kupu yang menghinggapinya.

Seondeok juga konon dikabarkan meramalkan waktu kematiannya dengan tepat. 6. Ratu Ana Nzinga
Ana Nzinga mulai ikut serta dalam kepemimpinan kerajaan daerah yang kini dikenal sebagai Angola, dengan menjadi administrator keponakannya.

Dia memerangi masalah kesulitan air yang kala itu melanda negeri yang rakyatnya banyak dijadikan budak itu.

Ana Nzinga kala itu berada dalam keadaan yang sulit. Dia pun akhirnya memutuskan untuk menjalin persekutuan dengan Portugal.

Namun sayang, Portugal mengkhianati persekutuan tersebut. Tak punya pilihan lain, Ratu Ana Nzinga akhirnya terpaksa melarikan diri bersama rakyatnya.

Di tengah-tengah kepelikan yang dihadapinya, perempuan itu tetap peduli dengan nasib para budak. Dia lalu menyediakan penampungan untuk mereka.

Di tempat itu Ana Nzinga melatih pasukan militer untuk merebut kembali tanahnya dari Portugal.

Setelah melalui pertarungan sengit, perempuan itu akhirnya menyerah karena melihat tidak ada harapan bagi mereka untuk mengalahkan lawan.

Menyerah bukan berarti putus asa. Perempuan itu lalu memusatkan perhatiannya pada pembaruan kerajaannya barunya, Matamba.

Ketika perempuan tangguh itu tewas, Matamba telah berdiri kukuh. Hal tersebut membuat penerus kerajaan dapat menyelesaikan masalah dengan Portugal.


Rani Lakshmi Bai dan Toregene Khatun

7. Rani Lakshmi Bai
Pada masa mudanya Rani Lakshmi Bai adalah sosok yang gemar mempelajari ilmu perang, seni bela diri, dan pertarungan pedang.

Pelatihan tersebut sangat membantunya di masa depannya, ketika dia mewarisi takhta Kerajaan Jhansi, India.

Dia menduduki takhta setelah suaminya meninggal dunia dan menjadi penasihat bagi anak angkatnya.

Namun kedudukan sang anak tidak diakui karena di bukanlah darah daging raja dan ratu. Kemudian Rani memutuskan untuk menggabungkan kerajaannya dengan wilayah kekuasaan sang anak.

Saat Inggris mulai menjajah wilayah India, Rani menolak untuk menyerahkan kerajaannya. Dia lalu membentuk pasukan untuk memberontak.

Dengan berpakaian sebagai laki-laki, ratu berusia 22 tahun itu memimpin langsung penyerangan melawan East India Company.

Dia kemudian dilaporkan tewas dalam peperangan. 8. Toregene Khatun
Toregene Khatun merupakan istri dari penguasa Mongpolia, Ogedei Khan, dan ibu dari pewaris takhta, Guyuk Khan.

Ketika suaminya meninggal, Toregene mengambil alih kekuasaan dan memerintah rakyatnya dengan gagah.

Dengan menggunakan taktik politiknya, dia menjaga stabilitas pertahanan dan perekonomian, hingga penerus Khan selanjutnya terpilih.

Perempuan itu memerintah wilayah kekuasaannya dalam kondisi damai. Tonege bekerja lebih untuk negaranya, hingga akhirnya mendapatkan nama di mata pejabat asing.

Penobatan anaknya, Gayuk, menjadi penerus kepemimpinan mendapatkan tentangan keras dari sejumlah pihak.

Walaupun begitu, setelah empat tahun melewati rintangan, Gayuk akhirnya berhasil menggantikan sang ibu dan menjadi Raja Mongolia.

Christina dan Tomyris

9. Christina, Ratu Swedia
Christina merupakan salah satu dari sedikit perempuan berpendidikan di abad ke-17. Perempuan itu dinobatkan menjadi ratu pada usia 6 tahun akibat kematian sang ayah, Raja Gustav II Adolph.

Walaupun begitu, dia tidak langsung memerintah kerajaan. Christina resmi menjadi penguasa ketika berusia 18 tahun.

Pada usia 27 tahun, penolakan Christina untuk menikah menjadi salah satu alasan dia digulingkan dari takhta.

Penduduk berharap dia menikah dan memberikan keturunan pewaris takhta selanjutnya. Tak senang dengan hal tersebut, Christina akhirnya memilih untuk meninggalkan negaranya.

Dia bertolak menuju Roma bersama dengan Paus Alexander VII. Konversi perempuan itu menjadi Katolik Romawi diduga juga merupakan salah satu alasan pengunduran dirinya.

10. Tomyris Setelah kematian suaminya, Tomyris menjadi ratu dari sebuah suku yang dikenal dengan sebutan Massagetae.

Perlawanan terkenalnya adalah mempertahankan kekuasaannya melawan Raja Persia, Cyrus the Great.

Dengan menolak lamaran dari sang raja, Tomyris hendak menghindari terjadinya peperangan antara kedua pihak.

Dia mengatakan, "perintahlah orang-orangmu dan lihat saja aku memerintah rakyatku."

Walaupun begitu Persia tetap menginvasi kerajaannya dan menculik anak Tomyris yang pada akhirnya bunuh diri selama berada di pengasingan.

Hal tersebut memicu kemarahan Tomyris. Dia pun berperang dengan Persia. Kabarnya di mencari Cyrus dan memotong kepala pria itu.

Perempuan tangguh itu lalu mencelupkan kepala itu ke dalam wadah yang dipenuhi dengan darah manusia.





Credit  Liputan6.com




Sejarah Hari Ini: Yordania-Palestina Sepakati Perjanjian Damai Perang Saudara


 Raja Hussein dari Yordania (kiri) dan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat.
Raja Hussein dari Yordania (kiri) dan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat.
 
CB, Raja Hussein dari Yordania dan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat menandatangani perjanjian damai pada 27 September 1970. Kesepakatan gencatan senjata antara keduanya dilakukan setelah perang saudara terjadi di selama 10 hari di Yordania.

Perjanjian ditandatangani pada pertemuan darurat di ibu kota Mesir, Kairo. Dalam perjanjian tersebut dituliskan, gencatan senjata dan penarikan pasukan harus dilakukan di setiap kota di Yordania.

Selain pemimpin Yordania dan Palestina, delapan pemimpin Arab lainnya juga turut menandatanganinya. Mereka diundang ke Mesir oleh Presiden Gamel Abdel Nasser dalam upaya mengakhiri krisis.

Dilansir dari BBC, Pemerintah Yordania dan gerilyawan PLO telah berselisih paham sejak 1967. Saat itu Israel telah menguasai Tepi Barat.

Dari kamp pengungsi Yordania, para gerilyawan menggunakan dana dari negara-negara Arab dan Eropa Timur untuk menyerang Israel dan membunuh Raja Hussein. Raja Hussein mulai memberikan perlawanan kepada mereka pada 17 September 1970.

Beberapa hari kemudian Pasukan Suriah menyerbu dari utara untuk mendukung Palestina. Tapi mereka menarik diri pada 24 September 1970 karena menderita kerugian besar dalam pertempuran dengan Yordania.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Penuh Haru, Kolombia-FARC Akhirnya Resmi Berdamai

 Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (depan kiri) dan pemimpin FARC Rodrigo Londono usai menandatangani perjanjian damai di Cartagena, Kolombia yang mengakhiri perang 50 tahun, Senin, 26 September 2016.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (depan kiri) dan pemimpin FARC Rodrigo Londono usai menandatangani perjanjian damai di Cartagena, Kolombia yang mengakhiri perang 50 tahun, Senin, 26 September 2016.
 
CB, CARTAGENA -- Kesepakatan damai bersejarah Kolombia akhirnya ditandatangani secara resmi, Senin (27/9). Kesepakatan antara pemerintah dan gerakan oposisi terbesar itu menandai berakhirnya perang saudara berusia 50-an tahun.

Presiden Juan Manuel Santos dan pemimpin Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (Revolutionary Armed Forces of Colombia/FARC) Rodrigo Londono menandatangani kesepakatan setebal 297 halaman dalam upacara khusus. Momen bersejarah itu disaksikan oleh 2.500 perwakilan asing dan tamu khusus.

Tampak hadir Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Momen ini diliputi haru. Banyak orang menangis saat kedua pemimpin berjabat tangan di podium.

Tak lama lima pesawat jet terbang membentuk formasi dan mengeluarkan asap warna bendera Kolombia. Perayaan ini juga dibarengi dengan mengheningkan cipta untuk para korban perang. Sebanyak 50 bendera dikibarkan.

Semua orang yang hadir menggunakan pakaian putih sebagai simbol perdamaian. "Viva Kolombia," teriak Ban diakhir pidatonya menyambut kesepakatan damai. Perang saudara ini telah menewaskan lebih dari 220 ribu orang dan lebih dari delapan juta orang mengungsi.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Ini Kabar Baru tentang Mesin Roket Pembawa Manusia ke Mars

 Ini Kabar Baru tentang Mesin Roket Pembawa Manusia ke Mars
SpaceX menguji mesin Raptor yang akan membawa manusia ke Mars, Minggu malam, 25 September 2016. engadget.com
 
CBTexas - SpaceX telah melakukan pengujian pertama terhadap mesin Raptor, sistem pendorong yang dibangun perusahaan itu untuk membawa manusia ke Mars.

Bos SpaceX Elon Musk mencuit gambar-gambar pengujian itu tadi malam, Minggu, 25 September 2016. Ia berbagi sebuah gambar yang menunjukkan aliran api yang keluar dari mesin itu, dan gambar lain menunjukkan pola "intan Mach" yang terbentuk pada knalpot mesin supersonik tersebut.

 
Musk masih merahasiakan spesifikasi Raptor sejauh ini. Namun dia mencuit beberapa detail tambahan setelah itu yang membenarkan tujuan produksi dan tekanan ruang.

Sebelumnya, CEO SpaceX tresebut telah mengindikasikan bahwa mesin Raptor akan menghasilkan daya dorong lepas landas 500 ribu pon—serupa dengan mesin utama Space Shuttle—dan akan menggunakan metana cair. Mesin Raptor skala penuh pertama kali tiba di fasilitas pengujian SpaceX di McGregor, Texas, awal tahun ini, tapi masih banyak yang belum diketahui tentang teknologinya, termasuk berapa banyak yang akan digunakan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa antarplanet SpaceX, BFS.

 

Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk misi berawak SpaceX ke Mars. Namun Musk telah berulang kali menyatakan bahwa ia ingin mengirim orang pertama ke Planet Merah itu pada 2024.

Perjalanan ke Mars akan menjadi serangkaian misi, dijadwalkan akan dimulai pada 2018, yang bertujuan untuk menjatuhkan pasokan ke permukaan planet tetangga kita tersebut.

Jika pengujian Raptor semalam diasumsikan berjalan dengan baik, dan jika perusahaan dapat menghindari kecelakaan peluncuran pada masa depan, jadwal ambisius Musk itu mungkin dapat berjalan sebagaimana direncanakan.




Credit  TEMPO.CO





Meski "Musuh" AS, Duterte Ingin Bersekutu dengan Rusia

 
Meski Musuh AS, Duterte Ingin Bersekutu dengan Rusia
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. | (REUTERS)
 
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa dia akan mengunjungi Rusia dan China tahun ini dan ingin menjalin “aliansi terbuka” dengan kedua negara itu. Keinginan Duterte ini jadi kejutan, mengingat Rusia saat ini jadi “musuh” utama Amerika Serikat (AS).

Filipina sudah lama jadi sekutu AS, di mana pasukan militer AS sudah lama ditempatkan di wilayah Filipina.

Pekan lalu, Duterte menyatakan, dia akan mengunjungi China—negara yang bersengketa dengan Filipina atas klaim wilayah Laut China Selatan. Kali ini, Duterte mengatakan bahwa Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev sudah mengharapkan dia berkunjung ke Moskow.

”Saya siap untuk tidak benar-benar break soal hubungan (dengan AS), tapi kami akan membuka aliansi dengan Cina dan ... Medvedev,” kata Duterte kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/9/2016).

Presiden Filipina ini menyambut investasi dan mengabaikan kekhawatiran lembaga pemeringkat Standard and Poor yang pada pekan lalu menyatakan kondisi ekonomi Filipina yang mulai goyah.

”Sudahlah tentang peringkat," katanya. "Saya akan membuka Filipina bagi mereka untuk melakukan bisnis, aliansi perdagangan dan perdagangan,” ujar Duterte.

Mata uang Peso Filipina jatuh pada hari Senin ke level terendah sejak 2009, dan para investor asing telah “membuang” saham lokal selama enam minggu berturut-turut. Kondisi itu dipicu retorika Duterte yang anti-AS.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, mengatakan Pemerintah Filipina tidak menghubungi AS tentang komentar yang dibuat oleh Duterte.

”Mereka bangsa yang berdaulat dan kita pasti tidak akan menahan mereka kembali mengejar hubungan yang lebih erat dengan salah satu dari negara-negara itu. Ini bukan zero-sum game,” ujarnya.

Duterte selama ini menghujat AS dan Presiden Barack Obama dengan ucapan-ucapan kotor. Reaksi Duterte itu dipicu oleh kritik AS atas perang narkoba di Filipina yang memakan banyak korban jiwa, baik pengedar maupun pengguna.

AS, PBB, Uni Eropa dan kelompok HAM kompak mengkritik pelanggaran HAM dalam perang narkoba yang dikobarkan Duterte di Filipina.





Credit  Sindonews





WikiLeaks Rilis Kabel Diplomatik soal Pembantaian Duterte di Davao

 
WikiLeaks Rilis Kabel Diplomatik soal Pembantaian Duterte di Davao
Ilustrasi. | (Reuters)
 
MANILA - Situs anti-kerahasiaan WikiLeaks telah merilis kabel diplomatik rahasia yang mengungkapkan bahwa Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengakui terlibat dalam pembantaian main hakim sendiri di Davao. Kabel diplomatik itu ditulis oleh Kristie Kenny pada 8 Mei 2009 yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Filipina.

Pembantaian di luar hukum itu terjadi saat Duterte menjabat sebagai Walikota Davao. Sebelumnya, Pemerintah Filipina membantah Presiden Duterte terlibat atau memerintahkan pembantaian di Davao, termasuk terhadap komunitas Muslim di wilayah Filipina selatan itu.

Dokumen rahasia dari Kenny itu di dalamnya ikut mengutip pernyataan Direktur  Komisi Hak Asasi Manusia Regional (CHR) Alberto Sipaco Jr. Dokumen yang ditulis Kenny diberi judul “Walikota Mengakui Terlibat”.

“Dalam pertemuan pribadi Sipaco memiliki penegasan bahwa Walikota Duterte tahu tentang pembunuhan dan memungkinkannya,” tulis Kenny dalam kabel diplomatik yang dirilis WikiLeaks.

Dalam surat resmi berjudul; "The Mayor's rage: a personal angle", Kenny menulis; ”Menceritakan kembali percakapan yang pernah dimiliki dengan Duterte, dia adalah teman dekat dan mantan saudara Sipaco yang katanya memohon walikota untuk menghentikan pembunuhan main hakim sendiri dan mendukung metode lain untuk mengurangi kejahatan, seperti program rehabilitasi bagi pelanggar. Menurut Sipaco, Walikota menjawab, ‘saya belum selesai’. Sipaco katanya berulang kali berusaha untuk mencari alasan pada Duterte bahwa pembunuhan itu tidak sah dan merugikan masyarakat, tetapi Duterte menolak untuk membicarakan masalah ini.”

Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan Filipinan atau Malacanang mengaku akan melihat bocoran dokumen rahasia itu. ”Kami akan melihat itu pertama,” kata Menteri Komunikasi Filipina, Martin M Andanar, seperti dikutip GMA, Senin (26/9/2016).

Bocoran kabel diplomatik ini hampir bersamaan dengan pengungkapan mantan pembunuh bayaran, Edgar Matobato, yang mengaku disuruh Duterte secara pribadi untuk melakukan pembantaian di Davao di masa lalu.

Dalam pengakuannya, Motabato yang merupakan mantan anggota “Davao Death Squad” menuduh Duterte telah memerintahkan pembunuhan terhadap lawan-lawannya. Matobato bahkan mengaku diperintah Duterte untuk mengebom masjid dan membunuh warga Muslim di Davao.




Credit  Sindonews





Rusia Kecam Pernyataan Inggris Soal Konflik Suriah


 
Rusia Kecam Pernyataan Inggris Soal Konflik Suriah
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova melemparkan serangan balik terhadap Menteri Luar Negeri Inggris, Borish Johnson. (Reuters)
 
MOSKOW -
Moskow mengaku geram dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Borish Johnson soal Suriah. Johnson mengatakan, Rusia adalah penyebab semakin kacaunya konflik yang terjadi di Suriah.

Menurut Johnson, kehadiran Rusia di Suriah membuat perang di negara tersebut semakin bertambah buruk, dan semakin lama berlangsung, yang membuat situasi di Suriah kian tidak menentu.

Johnson bahkan menyebut apa yang dilakukan Rusia di Suriah bisa masuk dalam kategori kejahatan perang. Sama halnya dengan Amerika Serikat (AS), Inggris juga percaya bahwa Rusia adalah pihak yang melakukan serangan terhadap warga sipil di Aleppo.

Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova melemparkan serangan balik terhadap Negeri Tiga Singa itu. Dia menyebut Inggris tidak berkaca pada apa yang mereka lakukan di Irak.

"Semua dalam pernyataan itu benar, kecuali dua kata, orang-orang harus menempatkan Inggris bukan Rusia, dan Irak bukan Suriah," kata Zakharova dalam pernyataan yang dia unggah di laman Facebooknya, seperti dilansir Russia Today pada Senin (26/9).

Bersama dengan AS, Inggris telah melakukan serangan besar-besaran terhadap Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein. Ribuan warga sipil tewas dalam operasi yang kemudian diketahui dilakukan secara serampangan.

Pemerintah Inggris telah mengakui bahwa apa yang mereka lalukan di Irak adalah sebuah kesalahan. Dimana, berdasarkan hasil investigasi diketahui bahwa operasi itu tidak memiliki dasar hukum dan tidak direncanakan dengan matang.

Dalam Laporan hasil investigasi itu Inggris disebut telah bergabung dalam invasi tanpa mengedepankan pilihan damai, telah meremehkan konsekuensi dari invasi, dan perencanaan atas operasi itu sepenuhnya tidak memadai.



Credit  Sindonews





Usik Indonesia, Negara-negara Pasifik Ikut Campur soal Papua Barat


 
Usik Indonesia, Negara-negara Pasifik Ikut Campur soal Papua Barat
Para pemimpin negara di Kepulauan Pasifik ikut campur urusan dalam negeri Indonesia perihal Papua Barat. | (U.N. Photo)
 
NEW YORK - Negara-negara di Kepulauan Pasifik terang-terangan mengusik dan ikut campur urusan dalam negeri Indonesia. Negara-negara itu di forum PBB menyerukan kebebasan bagi Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri.

Ada enam negara Kepualauan Pasifik—Vanuatu, Solomon Island, Tonga, Nauru, Marshall Island dan Tuvalu—yang blak-blakan menyatakan keprihatinan tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua.

”Pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat dan mengejar untuk menentukan nasib sendiri bagi Papua Barat adalah dua sisi dari mata uang yang sama,” kata Perdana Menteri Solomon Island, Manasye Sogavare.

”Banyak laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat yang menekankan penguatan hak untuk menentukan nasib sendiri, yang menghasilkan pelanggaran HAM langsung oleh Indonesia dalam upaya untuk meredakan segala bentuk oposisi,” lanjut dia, seperti dikutip radionz.co.nz, Senin (26/9/2016).

Presiden Marshall Island, Hilda Heine, mendesak Dewan HAM PBB untuk melakukan penyelidikan yang kredibel atas pelanggaran di Papua Barat.

Sikap ikut campur negara-negara Kepulauan Pasifik itu membuat Indonesia terkejut.  Nara Masista Rakhmatia, seorang pejabat Indonesia untuk misi tetap di PBB, menyayangkan pernyataan para pemimpin Kepulauan Pasifik itu.

Masalah Papua Barat sejatinya tidak ada dalam agenda pembahasan di forum PBB. Agenda yang dibahas itu sejatinya soal tujuan pembangunan berkelanjutan dan respon global terhadap perubahan iklim.

”Para pemimpin yang sama memilih bukan untuk melanggar Piagam PBB dengan mencampuri kedaulatan negara lain dan melanggar integritas teritorialnya,” kata Nara.

Nara menolak tuduhan adanya pelanggaran HAM oleh Indonesia di Papua Barat. “Laporan bermotif politik mereka rancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi tersebut (Papua Barat dan Papua) yang telah secara konsisten terlibat dalam menghasut kekacauan publik dan melakukan serangan teroris bersenjata,” kata Nara.

Dia menegaskan bahwa Indonesia memiliki mekanisme untuk menangani masalah di Papua.




Credit  Sindonews





India Sebar 100 Rudal BrahMos di Perbatasan, China Ketakutan

 
India Sebar 100 Rudal BrahMos di Perbatasan, China Ketakutan
Rudal-rudal BrahMos saat dipamerkan India Mei 2016 lalu. | (REUTERS)
 
BEIJING - Militer India mengerahkan sekitar 100 rudal supersonik BrahMos dan lima peluncur rudal otonom di wilayah utara dan timur Arunachal Pradesh yang dekat dengan perbatasan China. Langkah India ini membuat China ketakutan dan merasa wilayahnya di Yunnan dan Tibet terancam.

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dalam sebuah pernyataan mengecam penyebaran sekitar 100 rudal supersonik BrashMos di dekat perbatasan China. Tindakan militer India itu, menurut PLA, telah meningkatkan ketegangan atas sengketa teritorial lama di antara kedua negara.

“Rudal BrahMos dengan kemampuan yang diperbarui untuk ‘perang siluman’ bisa mengancam Yunnan dan Provinsi Daerah Otonomi Tibet (TAR), yang terletak di seberang perbatasan dari Arunachal Pradesh,” bunyi pernyataan PLA dalam editorial media yang dikelola negara China, sebagaimana dikutip Sputniknews, Senin (26/9/2016).

Menurut PLA, langkah India sudah di luar dari kebutuhan normal untuk membela diri. Ketakutan China itu wajar, karena rudal BrahMos saat ini telah dikembangkan dan memiliki jangkauan hingga 180 mil (290km) yang berpotensi membahayakan wilayah di perbatasan China.

Rudal supersonik BrahMos dibangun bersama-sama oleh India dan Rusia. Rudal canggih ini diklaim memiliki kecepatan maksimum 2.113 Mph (3.400 km per jam).

Rudal BrahMos juga telah dirancang khusus yang diklaim mampu membidik target tersembunyi di balik pegunungan dan dengan potensi jangkauan yang lebih panjang.

Militer India belum merespons reaksi ketakutan China atas penyebaran rudal-rudal BrahMos-nya di dekat perbatasan kedua negara. Kedua negara sebelumnya sempat tegang setelah muncul laporan China mengirim banyak tank-tank tempur di dekat perbatasan, meski akhirnya militer China membantah laporan itu.





Credit  Sindonews






AS Nilai Rusia Salah Gunakan Posisi Anggota Tetap DK PBB

 
AS Nilai Rusia Salah Gunakan Posisi Anggota Tetap DK PBB
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power menilai Rusia telah menyalahgunakan posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. (Reuters)
 
NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power menilai Rusia telah menyalahgunakan posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. Power menyebut penyalahgunaan itu dilakukan Rusia terkait dengan konflik di Suriah.

Pernyataan Power disampaikan saat pertemuan DK PBB untuk membahas situasi terbaru di Suriah. Power dalam pernyataannya menyebut Rusia sebagai negara barbar, karena mendukung pemerintah Suriah membombardir warga sipil Suriah.

"Apa yang Rusia lakukan bukan mensponsori upaya kontra-terorisme, itu adalah barbarisme. Alih-alih mengejar perdamaian, Rusia dan (Bashar) Assad justru terus berperang. Alih-alih membantu warga sipil, Rusia dan Assad membom konvoi kemanusiaan, rumah sakit dan responden pertama yang berusaha mati-matian untuk menjaga orang-orang hidup. Ini saatnya untuk mengatakan siapa yang melaksanakan orang serangan udara dan siapa yang membunuh warga sipil," kata Power.

"Rusia memiliki kursi permanen di DK PBB. Ini merupakan suatu kehormatan dan itu adalah tanggung jawab. Namun di Suriah dan di Aleppo, Rusia menyalahgunakan hak istimewa bersejarah ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (26/9).

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft mengatakan, Rusia kemungkinan besar tidak akan dilibatkan dalam setiap pertemuan di DK PBB mengenai proses perdamaian Suriah, setelah adanya peningkatan serangan di Suriah, khususnya di Aleppo.



Credit  Sindonews






Disebut sebagai Penjahat Perang oleh Barat, Ini Respon Suriah

 
Disebut sebagai Penjahat Perang oleh Barat, Ini Respon Suriah
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari, menyebut bahwa negara yang melemparkan tudingan tersebut sebagai munafik. (Istimewa)
 
NEW YORK -
Pemerintah Suriah merespon tudingan yang dilontarkan Barat terhadap mereka. Sejumlah diplomat negara Barat menyebut Rusia dan Suriah sebagai penjahat perang, karena melakukan serangan terhadap warga sipil Suriah.

Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari, dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk membahas konflik Suriah menyebut bahwa negara yang melemparkan tudingan tersebut sebagai munafik.

Dirinya menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu contohnya. Mereka mengecam aksi Suriah dan Rusia, tapi di sisi lain AS telah melakukan serangan terhadap posisi pasukan Suriah, dan mendukung kelompok pemberontak yang sudah masuk dalam daftar hitam kelompok teroris, seperti Ahrar Al-Sham.

"Beberapa negara anggota PBB harus berhenti berbohong kepada diri mereka sendiri dan ke seluruh dunia," ucap Ja'afari dalam pertemuan tersebut, seperti dilansir Russia Today pada Senin (26/9).

Dia mengatakan, pemerintah Suriah mengambil semua langkah yang mungkin untuk memastikan penduduk sipil tidak menjadi korban serangan, dan telah meminta warga sipil untuk menjauh dari posisi teroris.

"Namun, sayangnya kelompok militan tidak membiarkan warga sipil meninggalkan Aleppo dan menggunakannya sebagai perisai," sambung diplomat senior Suriah tersebut.




Credit  Sindonews




Sekutu Lama Korut sejak Perang Dingin Mulai Menarik Diri

 
Sekutu Lama Korut sejak Perang Dingin Mulai Menarik Diri  
Menumpuknya sanksi terhadap Korut membuat pemerintahan Kim Jong Un terus mencari cara untuk mendapatkan sumber lain guna memenuhi kebutuhan mereka. (Kyodo/via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Mulai dari memecat pekerja Korea Utara dan tak menerbitkan visa bagi warga negaranya, para negara sekutu sejak zaman Perang Dingin, seperti Polandia dan Mongolia, mulai menarik mundur langkahnya, menjauh dari negara terisolasi tersebut.

Dengan dorongan dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, diperkirakan akan lebih banyak negara yang menjauh dari Korut setelah belakangan ini Pyongyang memantik ketegangan dengan uji coba nuklir kelima mereka.

Menumpuknya sanksi terhadap Pyongyang membuat pemerintahan Kim Jong Un terus mencari cara untuk mendapatkan sumber lain guna memenuhi kebutuhan mereka.

Hal ini terungkap dalam penelitian teranyar dari para ahli di Universitas Harvard dan Institut Teknologi Massachusetts yang dirujuk oleh Reuters, Senin (26/9).

"Jika teman lama Korut terus memangkas hubungan di hadapan publik, Pyongyang akan kehilangan tempat asing di mana jaringan terlarang mereka dapat dioperasikan tanpa hambatan atau perlindungan politik dari negara tuan rumah," ujar Andrea Berger, wakil direktur program kebijakan nuklir Royal United Services Institute (RUSI).

Menanggapi hasil penelitian ini, pejabat Korsel menolak memberikan komentar terkait kemungkinan adanya upaya bujukan kepada negara-negara lain untuk menghukum Korut.

"Agaknya dalam masalah interaksi politik, sudah ada penegasan juga kepada para rekan Pyongyang bahwa hubungan perdagangan yang lebih erat dengan Korsel saja tidak akan cukup [jika tidak mengambil langkah melawan Korut]," tutur Berger.

Sebut saja Angola, contohnya. Mereka menangguhkan semua perdagangan komersial dengan Pyongyang, melarang semua perusahaan Korut untuk beroperasi di negaranya sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa menjatuhkan sanksi tambahan pada Maret lalu.

Pemerintah Angola menolak memberikan tanggapan, tapi negara itu pada Juli lalu mengatakan kepada PBB bahwa mereka tak pernah lagi mengimpor senjata ringan dari Korut selama beberapa tahun belakangan.

Tak hanya perdagangan, beberapa negara juga mulai menghentikan penerimaan pekerja Korut di wilayah mereka. Ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penyokong perekonomian Korut dengan 50 ribu pekerja yang menyumbangkan sekitar US$1,2 miliar hingga 2,3 miliar dalam satu tahun.

Polandia, negara penampung 800 pekerja Korut, pada tahun ini menghentikan pembaruan visa Korut, begitu pula dengan Malta.

Pada Juli lalu, Ukraina juga mencabut kesepakatan era Soviet yang memungkinkan bebas visa kunjungan untuk warga Korut.

Singapura sebagai jalur penghubung perdagangan Korut juga akan mewajibkan semua warga Korut untuk mengajukan permohonan visa terlebih dahulu sebelum mengunjungi negaranya.

Kendati demikian, Korut dianggap masih akan bertahan karena adanya dukungan dari China sebagai sekutu dekatnya. Hingga kini, China dan Rusia masih mempekerjakan banyak karyawan dari Korut dan tak pernah menunjukkan niat menghentikan itu di hadapan publik.

Menurut para ahli, China masih menjadi kunci kekuatan Korut. "Alih-alih efisien, tindakan unilateral seperti ini hanya akan memberikan tekanan psikologi kepada Korut. Namun layaknya geng kriminal, Korut tak akan terlalu takut terhadap tekanan psikologis," kata Chang Yong-seok, peneliti senior Studi Unigikasi dan Perdamaian dari Universitas Nasional Seoul.


Credit  CNN Indonesia







China Selidiki Pejabat Bank Korut Terkait Pendanaan Nuklir

 
China Selidiki Pejabat Bank Korut Terkait Pendanaan Nuklir 
 Ilustrasi uji coba rudal Korea Utara (KCNA via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah China tengah menyelidiki sejumlah pejabat dari bank Korea Utara yang diyakini terkait dengan pendanaan pengadaan berbagai senjata dan materi terlarang untuk mengembangkan program nuklir.

Media Korea Selatan, JoongAng Daily, pada Senin (26/9) melaporkan bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan kerja sama di Dewan Keamanan PBB dan sejumlah jalur penegakan hukum, utamanya setelah Korut meluncurkan uji coba nuklir kelima pada 9 September lalu.

China, yang merupakan sekutu utama Korut, juga mengaku geram atas serangkaian uji coba nuklir dan rudal Korut selama beberapa bulan terakhir.

Salah satu bentuk kerja sama AS dan China dalam bidang penegakan hukum adalah dengan menargetkan keuangan Liaoning Hongxiang Industrial, sebuah perusahaan raksasa yang dikepalai oleh seorang kader Partai Komunis. Pemerintahan Obama menilai perusahaan itu membantu program nuklir Korut, seperti dilaporkan Wall Street Journal pekan lalu.

JoongAng Daily melaporkan bahwa pihak berwenang China sedang menyelidiki seorang pejabat tinggi dari cabang Kwangson Banking Corporation di kota perbatasan Dandong.

Pada 2009 lalu, Kementerian Keuangan AS menyebut bank tersebut sebagai salah satu bank yang diduga mendukung penyelundupan senjata ke Korut, baik melalui pengadaan senjata untuk perorangan maupun militer.

"Kepala cabang, Ri Il Ho, sementara ini tengah kembali ke Korea Utara, sehingga wakil eksekutifnya kini diselidiki," ungkap seorang sumber kepada JoongAng Daily, dikutip dari Reuters.

Harian ini tidak mempublikasikan identitas sang sumber, namun menyebutnya "memiliki informasi yang luas soal Korea Utara."

Pada Maret tahun ini, selain menjatuhkan sanksi terbaru kepada Korut, PBB juga memperpanjang masa pembekuan aset kepada seluruh pendanaan asing bank tersebut di luar negeri.

Cabang bank di Dandong kemudian pindah ke sebuah kantor di lantai 13 sebuah gedung yang sama dengan Hongxiang dan terus beroperasi secara diam-diam, menurut laporan JoongAng Daily.

Kementerian Luar Negeri China belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan ini.

Sementara itu, laporan dari Asan Institute for Policy Studies di Seoul dan lembaga think-tank C4ADS yang berbasis di Washington pekan lalu mengidentifikasi dana sebesar lebih dari US$500 juta dalam perdagangan periode Januari 2011 hingga September 2015 antara Korut dengan Liaoning Hongxiang Group. Laporan itu menyebutkan bahwa Liaoning Hongxiang Group melakukan perdagangan besar-besaran dengan Korut.

JoongAng juga melaporkan bahwa lebih dari 20 pejabat bea cukai dan kota Dandong sedang diselidiki atas dugaan memberikan bantuan ke Ma Xiaohong, pemimpin dan pendiri Hongxiang. Laporan JoongAng ini mengutip sumber "yang mengetahui hubungan antara Beijing dan Pyongyang."

Sejumlah aset tertentu yang terkait dengan Ma dan beberapa kerabat serta rekannya telah dibekukan oleh otoritas China dalam beberapa pekan terakhir, menurut laporan Wall Street Journal.

JoongAng juga menyebut bahkan sejumlah "karyawan tak dikenal dari Korea Utara" lainnya yang tinggal di China juga tengah diselidiki.



Credit  CNN Indonesia




Presiden Perancis Konfirmasi Penutupan Kamp Imigran di Calais

 
Presiden Perancis Konfirmasi Penutupan Kamp Imigran di Calais  
Calais, atau yang disebut juga kamp hutan, merupakan wilayah di Perancis yang berbatasan dengan Inggris. Sekitar 10 ribu imigran, berasal dari negara berkonflik seperti Irak, Suriah dan Afghanistan. (Reuters/Pascal Rossignol)
 
Jakarta, CB -- Presiden Perancis Francois Hollande mengumumkan bahwa kamp imigran Calais akan ditutup pada akhir tahun dan menyerukan London untuk membantu mengatasi arus imigran yang memenuhi kamp itu demi mimpi mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Inggris.

Calais, atau yang disebut juga kamp "Hutan", merupakan wilayah di Perancis yang berbatasan dengan Inggris. Sekitar 10 ribu imigran, berasal dari negara berkonflik seperti Irak, Suriah dan Afghanistan yang berusaha memasuki Inggris terlantar di sejumlah kamp pengungsian di sana, sementara pemerintah Inggris menutup perbatasannya.

"Situasi ini tidak dapat diterima dan semua orang di sini tahu itu," kata Hollande dalam kunjungannya ke kota pelabuhan di wilaya utara itu, Senin (27/9).

"Kami harus membongkar kamp ini secara menyeluruh," ujar Hollande, dikutip dari Reuters.

Perancis berencana untuk merelokasi para migran dalam sejumlah kelompok kecil yang akan ditempatkan di penjuru negara itu. Namun, rencana ini mendapat penentangan keras dari oposisi sayap kanan, yang menilai bahwa para imigran yang terlantar di Calais adalah masalah Inggris, bukan Perancis.

Sementara, pemerintah Inggris sendiri menilai bahwa imigran yang ingin mencari suaka harus mengikuti hukum Uni Eropa, yakni mendaftar pengajuan suaka di negara pertama yang mereka masuki.

Permasalahan imigrasi merupakan salah satu faktor pendorong utama warga Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa melalui referendum tahun ini. Isu imigrasi juga akan menjadi itu utama menjelang pemilihan umum presiden Perancis pada April mendatang.

Jika Perancis menghentikan upaya untuk menampung imigran di perbatasan, maka masalah imigrasi itu mau tak mau harus ditangani Inggris. Oleh karena itu, Hollande secara terus terang mengingatkan Inggris untuk menepati perjanjian pada pengelolaan aliran migran antara Inggris dan Perancis.

"Saya juga ingin menyatakan kembali tekad saya bahwa pemerintah Inggris [harus] memainkan peran mereka dalam upaya kemanusiaan yang dilakukan Perancis, dan mereka harus terus melakukan hal itu di masa depan," ujar Hollande.

London dan Paris telah menyepakati sejumlah kerja sama imigrasi, seperti pembangunan tembok raksasa dari pelabuhan di Calais dalam upaya menyetop arus imigran yang datang hampir setiap hari menuju Inggris.

"Apa yang terjadi di [kamp] 'Hutan' pada akhirnya merupakan masalah bagi otoritas Perancis, terserah kepada mereka apa yang akan dilakukan di sana," ujar juru bicara pemerintah Inggris.

"Posisi kami sangat jelas: kami tetap berkomitmen untuk melindungi perbatasan bersama yang kita miliki di Calais. Kerja sama kami dengan Perancis untuk menjaga keamanan perbatasan akan terus berlangsung, terlepas dari apa pun terjadi di kamp 'Hutan'," ujarnya.





Credit  CNN Indonesia