Maduro menyerukan dialog dengan oposisi untuk menyelesaikan krisis Venezuela.
CB,
CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, kudeta yang
menurutnya diinisiasi oleh Washington telah gagal. Maduro pun menyerukan
dialog dengan oposisi untuk memahami dan menghormati dalam penyelesaian
krisis di negara kaya minyak.
"Gedung Putih menemui jalan buntu. Kudeta gagal," kata Maduro pada
perayaan peringatan 200 tahun pidato Angostura Simon Bolivar di negara
bagian Bolivar tenggara pada Jumat (15/2) waktu setempat.
Maduro
juga menuduh AS sebab mencegah dialog politik dengan pihak oposisi. Dia
pun menegaskan hal tersebut merupakan kesalahan besar yang dilakukan
Presiden AS Donald Trump.
"Kekaisaran Yankee telah
menggunakan kekuatan politik, diplomatik dan ekonomi untuk mencoba
memaksakan pemerintahan boneka melalui kudeta yang berkelanjutan," kata
Maduro.
Maduro mengatakan, Venezuela menerima 933 ton
obat-obatan dan pasokan medis dari Rusia, Cina dan Kuba, pada Kamis
(15/2). Bantuan tersebut dibayar, kata dia, untuk menekankan bahwa
Venezuela bukan pengemis.
"Kondisi ekonomi kami akan membaik," kata Maduro seperti dilansir Anadolu Agency.
Maduro
berbicara pada acara yang menandai ulang tahun Bolivar, yang memimpin
gerakan kemerdekaan melawan pemerintahan Spanyol di Amerika Latin. Acara
tersebut dihadiri oleh anggota Kabinet, istri Maduro, Cilia Flores, dan
pejabat militer.
Seperti diketahui, Venezuela telah
diguncang oleh protes sejak 10 Januari 2019 ketika Maduro dilantik
kembali untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot
oleh oposisi Mei 2018.
Ketegangan semakin meningkat ketika
pemimpin opoisisi dari Majelis Nasional, Juan Guaido mengukuhkan dirinya
sebagai presiden sementara pada 23 Januari 2019. Pengukuhannya pun
didukung oleh AS dan banyak negara Eropa dan Amerika Latin. Sementara
Rusia, Turki, Cina, Iran, Bolivia, dan Meksiko lebih mementingkan
Maduro.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato yang disiarkan
televisi dari mejanya di Oval Office mengenai imigrasi dan perbatasan AS
pada hari ke 18 penutupan pemerintahan di Gedung Putih, Washington, AS,
8 Januari 2019. [REUTERS / Carlos Barria[
CB, Jakarta - Menurut Federal Register, ada 58 keadaan darurat nasional Amerika
Serikat yang telah diumumkan sejak Undang-Undang Darurat Nasional tahun
1976 ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Gerald Ford.
31
darurat nasional telah diperbarui setiap tahun dan saat ini masih
berlaku, sebagaimana tercantum dalam daftar federal. Berikut daftar
presiden yang menyatakan darurat nasional, seperti dikutip dari ABC
News, 18 Februari 2019.
Presiden Jimmy Carter
Pada
14 November 1979, Jimmy Carter menyatakan darurat nasional terhadap
Iran, sebagai tanggapan atas krisis sandera Iran. Dokumen yang dikutip
dari iranwatch.org, Jimmy Carter menyatakan dirinya mendapati bahwa
situasi di Iran merupakan penyebabnya ancaman yang tidak biasa dan luar
biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi
Amerika dan dengan ini menyatakan darurat nasional untuk menangani
ancaman itu.
"Saya
dengan ini memerintahkan memblokir semua properti dan kepentingan
pemerintah Iran, instrumen dan entitas yang dikendalikan dan Bank
Sentral Iran yang menjadi subjek yurisdiksi Amerika Serikat atau yang
berada dalam atau berada dalam kepemilikan atau kendali atas orang yang
tunduk pada yurisdiksi Amerika Serikat," tulis perintah Carter dalam
deklarasi darurat nasionalnya. Presiden Bill Clinton
Bill
Clinton beberapa kali menyatakan darurat nasional. Pada 14 Nov 1994,
Clinton mengeluarkan Keadaan darurat nasional untuk proliferasi senjata
pemusnah massal, yang menggabungkan dua darurat nasional sebelumnya yang
difokuskan pada senjata pemusnah massal.
Kemudian 2 Januari 1995,
darurat nasional untuk pelarangan transaksi dengan teroris yang
mengancam mengganggu proses perdamaian Timur Tengah, dan menjatuhkan
sanksi ekonomi sebagai tanggapan terhadap pemboman Yerusalem.
Pada
15 Maret 1995, keadaan darurat nasional untuk larangan transaksi
tertentu untuk pengembangan sumber daya minyak Iran adalah upaya untuk
mencegah kemungkinan kesepakatan antara perusahaan minyak.
Pada
21 Oktober 1995, pengumuman keadaan darurat nasional untuk pemblokiran
aset dan transaksi yang melarang dengan pengedar narkotika signifikan
yang berpusat di Kolombia, setelah meningkatnya laporan tentang kartel
narkoba yang mencuci uang melalui perusahaan-perusahaan Amerika.1
Maret 1996, keadaan darurat nasional terkait peraturan Anchorage dan
pergerakan Kapal yang melibatkan Kuba, setelah pesawat sipil ditembak
jatuh di dekat Kuba
Pada 3 November 1997, darurat nasional untuk
pemblokiran properti pemerintah Sudan dan melarang transaksi dengan
Sudan, serta menerapkan sanksi ekonomi dan perdagangan.
Presiden George W. Bush
Pertama
kali Bush mengeluarkan darurat nasional pada 26 Juni 2001, terhadap
properti orang yang mengancam upaya stabilisasi internasional di Balkan
Barat dan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang membantu gerilyawan
Albania di Makedonia. Pada 17 Agustus 2001, keadaan darurat nasional
atas regulasi pengawasan dan memperbaharui kekuasaan presidensial untuk
mengendalikan ekspor dalam keadaan darurat nasional sejak Undang-Undang
Administrasi Ekspor 1979 dibatalkan.
Kemudian 14 September 2001,
darurat nasional sebagai tanggapan atas serangan teroris tertentu
sebagai respons terhadap serangan teroris pada 11 September dan ancaman
serangan lanjutan di Amerika Serikat. Pada 23 September 2001, darurat
nasional kepada Orang yang berniat, hendak mengancam, atau mendukung
terorisme, yang merupakan respons terhadap serangan teroris 11
September.
Pada 6 Maret 2003, keadaan darurat nasional terkait
pengrusakan properti orang lain atau lembaga demokratis di Zimbabwe
sebagai upaya untuk menghukum rekan Robert Mugabe.
Ilustrasi Serangan WTC dan 11 September 2001. Getty Images
Pada
22 Mei 2003, darurat nasional untuk melindungi dana pembangunan untuk
Irak dan properti tertentu lainnya di mana warga Irak terusir setelah
invasi AS ke Irak.
Pada 11 Mei 2004, Darurat Nasional untuk
pemblokiran properti orang-orang tertentu dan melarang ekspor
barang-Barang tertentu ke Suriah, sebagai respons terhadap Suriah yang
mendukung kegiatan teroris di Irak.
16 Juni 2006, keadaan darurat
nasional atas properti orang-orang tertentu yang merusak proses atau
lembaga demokrasi di Belarusia sebagai tanggapan atas tuduhan penipuan
dalam pemilihan presiden Belarus.
27
Okt 2006, keadaan darurat nasional terkait properti orang-orang
tertentu yang berkontribusi pada konflik di Republik Demokratik Kongo,
sebagai respons terhadap kekerasan di sekitar pemilihan presiden Kongo.1
Agustus 2007, darurat nasional atas properti orang yang merusak
kedaulatan Lebanon, sebagai tanggapan terhadap gangguan aturan hukum di
Lebanon.
26 Juni 2008, keadaan darurat nasional untuk melanjutkan
pembatasan tertentu terhadap Korea Utara, mengutip risiko proliferasi
bahan fisil yang dapat digunakan sebagai senjata. Presiden Trump
memperbarui ini pada 22 Juni 2018, dengan mengutip "keberadaan dan
risiko proliferasi bahan fisil yang dapat digunakan senjata di
Semenanjung Korea dan tindakan serta kebijakan Pemerintah Korea Utara
terus menimbulkan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa""
Presiden Barack Obama
Pada 12 April 2010, Obama mengumumkan keadaan darurat nasional atas
properti orang-orang tertentu yang berkontribusi pada Konflik di Somalia
terkait dengan ancaman yang ditimbulkan oleh para perompak Somalia.
25
Februari 2011, keadaan darurat nasional dengan pemblokiran properti dan
melarang transaksi tertentu terkait dengan Libya, membekukan aset
pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
25 Juli 2011, keadaan darurat
nasional untuk pemblokiran properti penjahat transnasional sebagai
respons terhadap meningkatnya kejahatan oleh organisasi tertentu,
seperti Los Zetas (Meksiko), Lingkaran Bersaudara (negara-negara Uni
Soviet), Yakuza (Jepang) dan Camorra (Italia).
16 Mei 2012,
darurat nasional untuk properti orang yang mengancam perdamaian,
keamanan, atau stabilitas Yaman, guna mengatasi kerusuhan politik di
dalam pemerintah Yaman.
16 Maret 2014, keadaan darurat nasional
untuk memblokir properti orang-orang tertentu yang berkontribusi pada
situasi di Ukraina, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Krimea.
3
April 2014, darurat nasional terhadap properti orang-orang tertentu
terkait Sudan Selatanm, yang merupakan respons terhadap perang saudara
yang sedang berlangsung.
12 Mei 2014, keadaan darurat nasional
terhadap properti orang-orang tertentu yang berkontribusi pada konflik
di Republik Afrika Tengah, sebagai respons terhadap kekerasan terhadap
pekerja bantuan kemanusiaan.
8 Maret 2015, keadaan darurat
nasional untuk pemblokiran properti dan menangguhkannya orang-orang
tertentu yang berkontribusi pada situasi di Venezuela, sebagai tanggapan
pelanggaran hak asasi manusia.
1 April 2015, keadaan darurat
nasional untuk pemblokiran properti orang-Orang tertentu yang terlibat
dalam aktivitas Cyber-Enabled yang berbahaya, sebagai respons terhadap
serangan siber Cina di AS.
23 Nov 2015, keadaan darurat nasional
untuk memblokir properti orang-orang tertentu yang menyebabkan situasi
di Burundi, setelah kudeta yang gagal.
Presiden Donald Trump
20
Desember 2017, Trump menyatakan keadaan darurat nasional untuk
memblokir properti orang yang terlibat dalam Pelanggaran HAM Berat atau
Korupsi dan memberlakukan sanksi pada jenderal Myanmar karena perannya
menganiaya Muslim Rohingya.
12
September 2018, darurat nasional untuk pengenaan sanksi tertentu dalam
intervensi asing di pemilu Amerika Serikat, dan berusaha mencegah campur
tangan dalam pemilihan sela 2018 di tengah penyelidikan yang sedang
berlangsung terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.
Pada 27 Nov 2018, keadaan darurat nasional
memblokir properti orang-orang tertentu yang menyebabkan situasi di
Nikaragua, yang dideklarasikan oleh Presiden Trump sebagai respons
terhadap kekerasan dan rezim Ortega yang "secara sistematis membongkar
dan merusak institusi-institusi demokrasi dan supremasi hukum" yang
merupakan "ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan
nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat."
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sumber: Alex Wong/Getty Images News/Getty Images/bustle.com
CB, Jakarta - Mantan
pengacara terkemuka FBI, James Baker, dalam kesaksian tertutup kepada
Kongres, mengatakan ada dugaan diskusi di antara para pejabat senior di
Departemen Kehakiman untuk mengajukan Amandemen ke-25, guna melengserkan
Presiden Donald Trump dari jabatannya.
Baker
mengklaim bahwa ia diberitahu Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein
mengatakan dua Kabinet Trump Para pejabat siap mendukung upaya
pemakzulan Trump.
Dikutip dari Fox News, 18 Februari 2019, kesaksian itu disampaikan musim gugur yang lalu ke Komite Pengawasan dan Kehakiman DPR.
Fox News telah mengkonfirmasi bagian dari transkrip tersebut. Ini
memberikan keterangan tambahan ke dalam diskusi yang telah kembali
menjadi sorotan di Washington ketika Direktur Pelaksana FBI yang
dipecat, Andrew McCabe, meninjau kembali masalah tersebut selama
wawancara sebelumnya.
Andrew McCabe selama wawancara program "60 Minutes" NBC News.[REUTERS]
Baker
tidak mengidentifikasi dua pejabat Kabinet terkait, tetapi dalam
kesaksiannya, pengacara mengatakan McCabe dan pengacara FBI Lisa Page
datang kepadanya untuk menyampaikan percakapan mereka dengan Rosenstein,
termasuk diskusi tentang Amandemen ke-25.
"Saya diberitahu oleh
Andy McCabe dan Lisa Page, bahwa dalam sebuah percakapan dengan Wakil
Jaksa Agung, dia menyatakan bahwa dia, (inilah yang terkait dengan
saya), memiliki setidaknya dua anggota Kabinet presiden yang siap
mendukung, saya kira Anda akan menyebutnya, tindakan di bawah Amandemen
ke-25," kata Baker kepada komite.
Amandemen
ke-25 menyediakan mekanisme untuk memecat presiden yang sedang
menjabat. Salah satu cara yang bisa terjadi jika mayoritas kabinet
presiden mengatakan presiden tidak mampu melaksanakan tugasnya.
Rosenstein,
yang masih bekerja di Departemen Kehakiman tetapi yang diperkirakan
akan keluar dalam waktu dekat, telah membantah klaim tersebut sejak
pertama kali muncul di media tahun lalu.
Pengacara Baker dan McCabe menolak berkomentar lebih lanjut soal ini, seperti halnya juru bicara FBI.
Kesaksian
ini datang ketika McCabe, yang dipecat tahun lalu oleh Jaksa Agung Jeff
Sessions, telah membahas pertemuan FBI dengan Departemen Kehakiman
untuk memakzulkan Donald Trump menggunakan amandemen ke-25.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sumber: Alex Wong/Getty Images News/Getty Images/bustle.com
CB, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menempuh jalan memberlakukan darurat nasional
setelah dia diminta untuk tidak lagi memberlakukan shutdown atau
penutupan pemerintah sementara. Pemicu keputusan Trump ini adalah tembok
perbatasan.
Pembangunan tembok perbatasan adalah salah satu janji
kampanye Presiden Trump. Namun mewujudkan janji ini jalannya sungguh
berliku hingga Trump harus memberlakukan status darurat nasional.
Berikut 5 hal tentang darurat nasional :
1. Apa itu darurat nasional?
Dalam undang-undang yang diterbitkan pada 1974, seorang Presiden
Amerika Serikat memiliki kekuasaan khusus untuk menyatakan sebuah
darurat nasional dan mengalihkan pendanaan yang dialokasikan untuk
konflik, bencana alam dan penyebaran wabah penyakit.
Dengan
pemberlakuan kondisi nasional, maka Trump bisa saja mengalihkan
pendanaan dan sumber daya di Kementerian Pertahanan ke pembangunan
tembok perbatasan Amerika - Meksiko. 2. Kapan diberlakukan darurat nasional?
Dikutip
dari bustle.com, Gedung Putih pada Kamis, 14 Februari 2019, mengumumkan
Presiden Trump akan siap mengumumkan darurat nasional. Namun status ini
berlaku untuk wilayah selatan Amerika Serikat yang berbatasan dengan
Mexico.
3. Mengapa darurat nasional diberlakukan?
Keputusan
ini diambil Trump setelah anggota Kongres dari Partai Demokrat
terus-menerus menolak mengalokasikan dana sebesar US$ 5 miliar atau Rp
70 triliun untuk membangun tembok perbatasan Amerika – Mexico, padahal
pembangunan tembok ini sudah menjadi janji kampanye Trump. Awalnya, pada
akhir Desember lalu, Trump memberlakukan shutdown hingga 35 hari
kemudian. Setelah shutdown dicabut, parlemen Amerika Serikat belum
mencapai titik sepakat soal dana pembangunan tembok perbatasan.
Walhasil, Trump menempuh jalan darurat nasional.
Seorang
anggota tentara perbatasan AS berjaga di sekitar tembok pembatas
wilayah Meksiko dan AS di luar Tijuana, Meksiko, 21 Februari 2017.
REUTERS/Edgard Garrido 4. Berapa lama darurat nasional diberlakukan?
Secara
umum, status darurat nasional berlangsung semau presiden. Namun secara
akurat, dalam undang-undang darurat nasional 1976, sebuah status darurat
nasional berlaku selama setahun, dimana presiden bisa memperbaharuinya
dengan cara mendeklarasikan ulang atau memperpanjang masa berlaku.
Kongres Amerika Serikat bisa mengakhiri status ini dengan cara
mengumpulkan dukungan dua per tiga suara. 5. Siapa saja presiden Amerika Serikat yang pernah memberlakukan darurat nasional selain Trump?
Mantan
Jimmy Carter pada 1979 pernah mendeklarasikan darurat nasional atau 10
hari setelah meletupnya revolusi Iran, dimana diplomat Amerika Serikat
yang bertugas di Iran ada yang disandera. Status ini berlangsung hingga
35 tahun kemudian.
Mantan Presiden Bill Clinton pernah
memberlakukan darurat nasional menyusul kekhawatirannya pada
senjata-senjata pemusnah massal dan imgran dari Kuba. Status darurat
nasional ini masih berlaku sampai sekarang.
Paska-serangan teror
pada 11 September 2001 atau yang dikenal 9/11, mantan Presiden Goerge W.
Bush memberlakukan darurat nasional dan diperbaharui enam kali di bawah
pemerintahan Presiden Barack Obama. 6. Bagaimana Trump menggunakan darurat nasional?
Walau
Gedung Putih sudah membenarkan Trump akan menanda tangani sebuah
deklarasi darurat nasional, namun masih belum pasti bagaimana dia akan
menggunakannya. Sejumlah pendukung Trump mengatakan dengan melakukan hal
ini maka Trump bebas mendanai pembangunan tembok perbatasan. Sedang
para pengkritik Trump mengatakan segala tindakan terkait pembangunan
tembok perbatasan akan membawanya dituntut ke meja hijau.
Ketika presiden Amerika Serikat mendeklarasikan darurat nasional,
maka kondisi ini memberikan presiden kekuasaan ekstra, seperti menyita
bangunan, mengerahkan pasukan nasional atau merekrut pasukan militer
baru.
Interior masjid setelah serangan mematikan oleh seorang pembom bunuh diri (ilustrasi)
Foto: Foto AP
Milisi Boko Haram diyakini merupakan dalang di balik aksi keji tersebut.
CB,
ABUJA -- Sebanyak 11 orang tewas dalam insiden serangan bom bunuh diri
di sebuah masjid di Gwozari, Nigeria, Sabtu (16/2). Milisi Boko Haram
diyakini merupakan dalang di balik aksi keji tersebut.
"11
orang, termasuk tiga pembom tewas, sementara 15 lainnya menderita
luka-luka dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Spesialis Negara
Maiduguri," kata Komisaris Polisi Borno Damian Chukwu, dikutip laman Anadolu Agency.
Serangan bom bunuh diri tersebut terjadi hanya beberapa jam
sebelum pemilu Nigeria dilaksanakan. Penyelenggaraan pemilu kini ditunda
karena alasan logistik.
Menurut Pemerintah Nigeria,
sejak mencetuskan gerakan pemberontakan, Boko Haram bertanggung jawab
atas kematian sekitar 20 ribu warga di sana. Sebagian besar tewas akibat
serangan bom bunuh diri.
Tak hanya itu Boko Haram
juga bertanggung jawab atas ribuan penculikan wanita dan gadis-gadis di
Nigeria. Hal itu dilakukan selama hampir 10 tahun pemberontakannya
terhadap Pemerintah Nigeria.
Hal tersebut telah
memaksa jutaan warga Nigeria mengungsi. Alasan utama mereka mengungsi
adalah guna melindungi anggota keluarga, khususnya perempuan, dari
penculikan Boko Haram.
Pemerintah
Iran dilaporkan memanggil Duta Besar Pakistan untuk Iran, Iran Riffat
Masood untuk menyampaikan protes atas serangan teroris baru-baru ini.
Foto/Reuters
TEHERAN
- Pemerintah Iran dilaporkan telah memanggil Duta Besar Pakistan untuk
Iran, Riffat Masood untuk menyampaikan protes keras atas serangan
teroris mematikan baru-baru ini di provinsi Sistan dan Baluchestan di
Iran tenggara. Pemanggilan ini dikarenakan kelompok yang melakukan
serangan diketahui berbasis di Pakistan.
Juru Bicara Kementerian
Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi mengatakan, Masood dipanggil untuk
menemui Direktur Jenderal Asia Barat Kementerian Luar Negeri Iran.
Qassemi menyebut, dalam pertemuan itu pihaknya menyampaikan protes
kerasnya kepada Masood terkait serangan itu.
"Pejabat Iran secara
eksplisit menggarisbawahi bahwa kami mengharapkan pemerintah dan
tentara Pakistan untuk secara serius dan tegas berurusan dengan
perkembangan dan penyebaran sel-sel teroris dan pangkalan mereka di
wilayah perbatasan antara kedua belah pihak," ucapnya.
"Pakistan
juga harus memastikan para teroris untuk tidak dapat menciptakan
ketidakamanan dan ketidakstabilan lebih lanjut di wilayah ini dan
ketidakpercayaan antara kedua belah pihak melalui tindakan teroris dan
tidak manusiawi mereka," sambungnya.
Iran, papar Qassemi, seperti
dilansir IFP News pada Senin (18/2), juga meminta pemerintah Pakistan
untuk mengambil langkah segera dan tepat untuk mengidentifikasi dan
menangkap para teroris di balik serangan mematikan di jalan
Zahedan-Khash.
Sementara itu, di tempat terpisah Masood dalam
sebuah pernyataan mengatakan bahwa ia akan menyampaikan protes Iran
kepada pemerintah di Islamabad.
TEHERAN
- Iran pada hari Minggu meluncurkan kapal selam baru buatan lokal yang
mampu menembakkan rudal jelajah. Peluncuran kapal selam bernama Fateh
ini berlangsung di saat ketegangan antara Teheran dengan Washington
sedang memanas.
Upacara peluncuran dipimpin oleh Presiden Hassan
Rouhani di kota pelabuhan selatan Bandar Abbas. "Hari ini, Republik
Islam Iran sepenuhnya bergantung pada darat, udara dan laut," kata
Rouhani.
"Kekuatan defensif kami dimaksudkan untuk membela
kepentingan kami dan kami tidak pernah berusaha menyerang negara mana
pun," ujarnya, seperti dikutip AFP, Senin (18/2/2019).
Menurut kantor berita Fars,
Fateh merupakan kapal selam pertama di Iran dalam kategori semi-berat.
Kapal itu akan mengisi celah antara kapal kelas Ghadir yang ringan dan
kapal selam kelas Kilo yang berat.
Fars menyatakan kapal
selam Fateh memiliki bobot hampir 600 ton ketika berada di bawah air.
Kapal itu dilengkapi dengan torpedo dan ranjau laut di samping senjata
utamanya; rudal jelajah. Kapal tersebut diklaim dapat beroperasi lebih
dari 200 meter di bawah permukaan laut hingga 35 hari.
Ketegangan
Iran dan Amerika Serikat mulai memanas sejak Washington menarik diri
dari perjanjian nuklir multilateral 2015 pada Mei 2018. Washington
lantas mengenakan kembali sanksi unilateral terhadap Iran pada akhir
tahun lalu.
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran
pada 7 Februari meluncurkan rudal balistik baru dengan jangkauan 1.000
kilometer (620 mil). Rudal surface-to-surface
(permukaan-ke-permukaan) itu diberi nama Dezful. Komandan Dirgantara
Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh mengatakan Dezful adalah upgrade dari misil Zolfaghar yang sudah tua yang memiliki jangkauan 700 kilometer.
Rouhani
mengatakan pada hari Minggu bahwa tekanan oleh musuh, ancaman perang
dan sanksi adalah insentif bagi Teheran untuk mandiri dalam industri
pertahanannya.
"Mungkin kita tidak akan memiliki motivasi untuk
industrialisasi sektor pertahanan kita," katanya, jika Iran bisa membeli
persenjataan yang dibutuhkan.
Para menteri termasuk dari kabinet militer Iran menghadiri upacara peluncuran tersebut.
Jerman juga menolak permintaan AS menghentikan pengiriman gas dari Rusia.
CB,
MUNICH -- Kanselir Jerman Angela Merkel menolak seruan Amerika Serikat
(AS) menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Selain itu Merkel
menolak seruan AS dalam pembatalan proyek pipa gas kontroversial dengan
Rusia.
Hal
itu dikatakannya pada kesempatan Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu
(16/2) waktu setempat. Merkel memang mengkritik kebijakan Iran terhadap
Israel termasuk program rudal balistik dan keterlibatannya di Suriah dan
Yaman, namun dia juga membela kesepakatan nuklir dengan Teheran.
"Akankah
membatalkan satu-satunya perjanjian yang tersisa dengan Iran membantu
tujuan bersama kita untuk mengatasi dampak negatifnya?" ujar Merkel
seperti dikutip Anadolu Agency, Ahad (17/2). Dia menegaskan kembali bahwa Jerman akan tetap teguh pendirian dalam kesepakatan yang ditandatangani pada 2015.
Pernyataannya
muncul setelah Wakil Presiden AS Mike Pence meminta sekutu Eropa
termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris meninggalkan kesepakatan nuklir
Iran. Pence meminta sekutu Eropa agar bergabung dengan AS dalam
mengampanyekan tekanan diplomatik dan ekonomi Washington melawan Iran.
"Waktunya telah tiba bagi mitra-mitra Eropa kami untuk menarik diri dari
kesepakatan nuklir Iran," ujar Pence dikutip Harretz.
Tiga
kekuatan Eropa, bersama dengan Rusia, Cina dan AS menandatangani
perjanjian nuklir 2015 yang dimaksudkan untuk mengekang jalur Iran
menuju senjata nuklir dengan imbalan bantuan sanksi. Meski Merkel
menyayangkan perpecahan atas Iran sangat menekannya, namun dia
mengesampingkan substansi perbedaan. "Saya melihat program rudal
balistik, saya melihat Iran di Yaman, dan terutama saya melihat Iran di
Suriah," ujarnya.
Kendati demikian, Merkel juga menolak
seruan AS untuk menghentikan pembangunan pipa Nord Stream 2, yang akan
membawa gas Rusia ke Jerman di seberang Laut Baltik. Menurutnya, pipa
Nord Stream 2 tidak akan membuat Eropa bergantung pada Rusia, sebab
Eropa memiliki banyak terminal energi untuk menerima lebih banyak
Liquidfiled natural gas (LNG) dari AS. "Karena Jerman akan menghapus
batubara dan tenaga nuklir, kami pasti akan menjadi pasar yang menarik
untuk gas alam dalam beberapa tahun mendatang," katanya.
Merkel
juga memperingatkan bahwa meninggalkan kesepakatan perdagangan dengan
Rusia akan membuat kekuatan lain seperti Cina mendapat manfaat dari hal
ini.
Lavrov
menuturkan, AS mengambil langkah-langkah tidak bermoral untuk
mengerahkan sekutu-sekutunya untuk mempersalahkan berakhirnya Perjanjian
INF pada Moskow. Foto/Istimewa
MUNICH
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, Washington
mengambil langkah-langkah tidak bermoral untuk mengerahkan
sekutu-sekutunya untuk mempersalahkan berakhirnya Perjanjian Pasukan
Nuklir Jangka Menengah (INF) pada Moskow.
Berbicara jelang
Konferensi Keamanan di Munich, Jerman, Lavrov menuturkan Amerika Serikat
(AS) adalah pihak yang ingin membatalkan perjanjian itu. Namun,
Washington bermain sebagai korban dan kemudian memobiliasasi sekutunya
untuk menyalahkan Rusia akan pembatalan ini.
"Kembali pada bulan
Oktober, para pejabat AS mengatakan kepada kami bahwa Presiden AS,
Donald Trump mengumumkan penarikan dari perjanjian itu. Ini bukan
undangan untuk dialog tetapi keputusan akhir," kata Lavrov.
"Setelah
itu, mereka tidak terlalu tertutup untuk memobilisasi sekutu untuk
menyalahkan kami karena membatalkan perjanjian penting ini," sambungnya
dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (17/2).
Lavrov
kemudian mengatakan bahwa Moskow tidak ragu bahwa Washington
memperingatkan para pejabat NATO agar tidak menghadiri briefing yang
diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan
Rusia tentang rudal jelajah 9M729. Rudal ini menjadi alasan AS
meninggalkan kesepakatan yang diteken pada era Perang Dingin tersebut.
"Kami
telah memprakarsai presentasi rudal yang diyakini Amerika sebagai
pelanggaran perjanjian itu. Ada pesanan. Kami tidak ragu bahwa AS
memberi tahu anggota NATO untuk tidak menghadiri pertemuan yang kami
selenggarakan," tukasnya.
Milisi Houthi berpatroli di jalan,
tempat para pengunjung rasa pro-Houthi berdemonstrasi menentang koalisi
pimpinan Arab Saudi, di Hudaidah, Yaman, 10 Desember 2018.
(REUTERS/ABDULJABBAR ZEYAD)
PBB (CB) - Pemerintah Yaman dan perwakilan al Houthi
mencapai kesepakatan "Tahap I" tentang penarikan pasukan mereka,
berdasarkan perjanjian yang ditengahi PBB, dari kota pelabuhan Hudaidah,
Yaman, kata PBB pada Minggu (17/2).
"Para pihak mencapai kesepakatan Tahap I tentang pemindahan pasukan
mereka," kata kantor juru bicara PBB tanpa memberikan penjelasan yang
sebenarnya tentang apa yang disepakati antara kelompok al Houthi, yang
bersekutu dengan Iran, dan pemerintah yang didukung Saudi.
PBB sedang berusaha menerapkan perjanjian penarikan pasukan dan gencatan
senjata di Hudaidah, pintu gerbang utama bagi impor Yaman, sebagai
bagian dari upaya mengakhiri perang yang telah menelan puluhan ribu jiwa
dan membawa jutaan orang ke ambang kelaparan.
Berdasarkan kesepakatan Tahap I, kelompok al Houthi akan mundur dari
pelabuhan Hudaidah, Saleef dan Ras Isa. Langkah serupa juga harus
dilakukan pasukan koalisi dari pinggiran kota bagian timur, tempat
pertempuran berkecamuk sebelum genjatan senjata diberlakukan pada 18
Desember.
Sebagian besar aturan genjatan senjata Hudaidah dihormati namun
pertempuran terus terjadi antara gerakan al Houthi dan musuh mereka
dalam memerangi koalisi pimpinan Saudi untuk memulihkan pemerintahan
yang diakui secara internasional.
Menteri Kehakiman Israel, Ayelet Shaked,
mengatakan bahwa keputusan ini diambil karena pemerintahan Mahmoud Abbas
terus memberikan uang kepada militan Palestina di penjara.
(Reuters/Amir Cohen)
Jakarta, CB -- Israel akan memangkas pembagian pajak yang selama ini mereka berikan kepada Otoritas Palestina hingga lima persen.
Menteri
Kehakiman Israel, Ayelet Shaked, mengatakan bahwa keputusan ini diambil
karena pemerintahan Mahmoud Abbas terus memberikan uang kepada militan
Palestina di penjara.
"Abbas terus mentransfer gaji kepada para
pembunuh yang ada di penjara. Kami harus mencari cara menghentikan uang
ini," ujar Shaked pada Minggu (17/2).
Sebagaimana dilansir Reuters, di bawah perjanjian perdamaian
sementara, Israel memang mengumpulkan pajak atas nama warga Palestina
yang hingga kini nilai rata-ratanya mencapai US$222 juta per bulan.
Namun,
karena kesepakatan damai menemui jalan buntu sejak 2014, Israel
menghentikan sebagian aliran dana tersebut sebagai bentuk protes dan
tekanan.
Otoritas Palestina pun kian terdesak, terutama setelah
Amerika Serikat mencabut sebagian besar bantuannya sebagai bentuk
tekanan agar perjanjian damai segera disepakati.
Di tengah
tekanan keuangan tersebut, Abbas tetap membayarkan sejumlah uang bagi
keluarga Palestina yang dibui karena melawan atau dibunuh tentara
Israel. Ia menyebut warga Palestina tersebut sebagai pahlawan dalam
perjuangan bangsa.
Palestina pun menyebut pemangkasan pajak oleh Israel ini sebagai "pembajakan" yang dilakukan untuk mengancam mereka.
"Ini
adalah upaya menekan. Meski kami hanya memiliki satu dolar, kami akan
tetap membayarkannya kepada keluarga para martir yang kini ada di
penjara dan bagi mereka yang terluka," ujar seorang pejabat Organisasi
Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef.
Meski demikian. sejumlah pakar keamanan khawatir permasalahan fiskal ini dapat membuat Palestina semakin tidak stabil.
"Jika dia (Abbas) memilih untuk hancur dengan tetap membayar kepada para pembunuh, biarkan mereka hancur," kata Shaked.
Ilustrasi bentrokan Jalur Gaza. (Reutes/Ibraheem Abu Mustafa)
Jakarta, CB -- Setidaknya 19 warga Palestina dan tentara Israel terluka dalam bentrokan di utara Jalur Gaza pada Minggu (17/2).
"Personel
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terluka ketika satu alat peledak
dilemparkan dalam bentrokan Gaza di gerbang perbatasan Israel," demikian
pernyataan tentara Israel melalui Twitter.
Melanjutkan
pernyataannya, tentara menyatakan bahwa satu tank Israel tank Israel
menyerang "dua pos militer Hamas di Gaza sebagai tanggapan atas ledakan
tersebut."
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Hamas selaku kelompok penguasa
Jalur Gaza menyatakan bahwa 19 warga Palestina juga terluka akibat
tembakan amunisi dalam bentrokan tersebut.
Ketegangan terus
meningkat di perbatasan antara Palestina-Israel, seperti Jalur Gaza dan
Tepi Barat, terutama setelah Amerika Serikat memindahkan kedutaan
besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Maret 2018.
Sejak 30
Maret di tahun yang sama, warga Palestina juga berdemo di sejumlah titik
di Jalur Gaza sebagai bentuk protes terhadap pendudukan Israel.
Tak jarang, protes yang dilakukan tepat di depan perbatasan Israel itu
memicu kericuhan hingga menyebabkan bentrokan antara warga Palestina dan
militer Israel.
Militer Israel tak segan melontarkan tembakan ke arah pendemo yang dianggapnya "mengancam keamanan Israel."
Israel
menyatakan tindakannya itu diperlukan untuk mempertahankan keamanan di
perbatasan dan menghentikan serangan massal ke wilayahnya.
Setidaknya
250 warga Palestina tewas di tangan tentara Israel sejak protes
besar-besaran itu berlangsung. Sementara itu, dua tentara Israel tewas
dalam periode yang sama.
Semenanjung Sinai menjadi salah satu basis perlawanan ISIS di Mesir.
CB,
KAIRO— Sebanyak 15 personel militer Mesir tewas atau cedera dalam
kontak senjata pada Sabtu (16/2) di Shamal Sina' (Sinai Utara).
Pihak militer juga mengatakan tujuh gerilyawan tewas dalam kontak senjata tersebut.
Rincian
mengenai korban jiwa dari militer masih belum jelas. Namun, dua sumber
keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa korban cedera berada
dalam kondisi kritis.
ISIS melalui kantor berintanya, AMAQ, beberapa saat kemudian mengaklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mereka
mengatakan 15 tentara Mesir tewas, memperbarui angka sebelumnya yang
mengatakan 20 tentara tewas setelah bentrokan di ibu kota Provinsi
Shamal Sina', El Arish.
ISIS mengatakan kontak
senjata itu terjadi dengan menggunakan "berbagai jenis senjata."
Meskipun demikian, kelompok itu tidak memberikan bukti terhadap
klaimnya.
Tahun lalu, pasukan keamanan meluncurkan operasi penumpasan terhadap kelompok gerilyawan itu yang berpusat di Semenanjung Sinai.
Militer mengatakan mereka telah menewaskan beberapa ratus gerilyawan sejak operasi itu digelar.
"Gabungan
operasi, pengejaran, dan penumpasan elemen-elemen teroris di lokasi
kejadian tengah dilakukan," kata pernyataan juru bicara militer.
Sumber keamanan mengatakan operasi itu digelar dibawah perlindungan kekuatan udara.
Sejak 2013, gerilyawan ISIS telah berulang kali menargetkan pos-pos pemeriksaan dan minoritas penganut Kristen di Mesir.
Salah
satu pesawat pembom Tu-95 Bear Rusia yang diintersepsi jet tempur
Jepang pada hari Jumat, 15 Februari 2019. Foto/Kementerian Pertahanan
Jepang
TOKYO
- Sejumlah pesawat jet tempur Jepang dikerahkan untuk mencegat empat
pesawat pembom (bomber) Tu-95MS Bear dan empat jet tempur Su-35S
Flanker-E dalam insiden secara terpisah, hari Jumat. Rombongan pesawat
pembom dan jet tempur Moskow diintersepsi ketika terbang di dekat pantai
timur dan barat Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang dalam situs resminya yang dikutip Sabtu (16/2/2019) mengonfirmasi intersepsi tersebut.
"Melihat pola penerbangan dari pesawat Rusia, pesawat tempur Jepang yang terlibat sebagian besar berasal dari Kokudan (Air Wing)
Utara II Angkatan Udara yang berbasis di Chitose yang terbang dengan
F-15J/DJ Eagle. Tetapi, unit-unit lain juga terlibat," bunyi pernyataan
kementerian tersebut, dikutip Scramble Magazine.
Sementara
itu, Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia mengatakan kru Tu-95MS
menghabiskan lebih dari 15 jam di udara dan melakukan pengisian bahan
bakar pesawat. Kementerian Pertahanan Rusia juga mengonfirmasi bahwa dua
pembom Tu-95MS dan pesawat-pesawat pengawalnya melakukan penerbangan
rutin di atas Laut Jepang, Laut Okhotsk, dan Pasifik Barat pada 15
Februari. Kementerian itu tidak mengakui keberadaan dua pesawat pembom
lainnya.
Penerbangan
pada Jumat, 15 Februari, merupakan salah satu dari kehadiran
pesawat-pesawat militer Rusia di dekat Jepang sejak Moskow melanjutkan
patroli jarak jauh reguler di Asia Timur pada tahun 2014. Patroli
digencarkan setelah hubungan diplomatik Rusia-Jepang memburuk sebagai
imbas dari intervensi Rusia di Ukraina Timur.
Sumber-sumber terkait yang dikutip Scramble Magazine
mengklaim hanya empat pesawat Rusia yang terlibat dalam insiden hari
Jumat, yakni dua Tu-95MS Bear dan dua jet tempur Su-35S Flanker-E.
Pada
17 Januari lalu, sejumlah jet tempur Jepang dikerahkan ketika pesawat
Ilyushin Il-38 "Dolphin" dan pesawat tempur anti-kapal selam Rusia
patroli di atas Laut Jepang. Pada 16 Januari, Angkatan Udara Bela Diri
Jepang (JASDF) juga mengerahkan sejumlah pesawat jet tempur untuk
mencegat dua pesawat tempur berkemampuan nuklir Sukhoi Su-24 di atas di
Laut Jepang.
Kapal induk HMS Queen Elizabeth milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Foto/REUTERS/Peter Nicholls
LONDON
- Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond tidak akan mengunjungi China
akhir pekan ini di tengah laporan bahwa Beijing membatalkan perundingan
perdagangan. Sikap Beijing ini muncul setelah Menteri Pertahanan Inggris
Gavin Williamson mengancam akan mengirim kapal induk ke perairan sengketa di Pasifik.
Hammond
sedianya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Hu Chunhua.
Namun, sumber-sumber keuangan Inggris mengatakan perjalanan sang
kanselir itu tidak akan pernah dikonfirmasi.
Mengutip The Guardian,
Minggu (17/2/2019), Hu membatalkan rencana pertemuan beberapa jam
setelah Williamson mengumumkan bahwa dia akan mengirim kapal induk HMS
Queen Elizabeth ke wilayah Pasifik.
Surat
kabar itu mengatakan China diperkirakan akan mencabut larangan terhadap
unggas dan kosmetik Inggris. Pencabutan larangan itu bisa membuka akses
ke pasar bernilai sekitar £10 miliar selama lima tahun.
"Menteri
(Keuangan) tidak melakukan perjalanan ke China saat ini. Tidak ada
perjalanan yang pernah diumumkan atau dikonfirmasi," kata seorang juru
bicara Departemen Keuangan.
Seorang sumber kementerian terkait mengatakan kunjungan Hammond akan dijadwalkan ulang jika memungkinkan.
Williamson
mengonfirmasi minggu ini bahwa misi operasional pertama kapal induk HMS
Queen Elizabeth akan mengambil di wilayah Pasifik, di mana Beijing
telah terlibat dalam klaim wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Mantan
menteri keuangan dari kubu Partai Tory, George Osborne, menuduh
Williamson terlibat dalam "diplomasi kapal perang" karena ia mengatakan
penting bagi para menteri untuk tidak mengirim pesan campuran.
"Saya pikir itu sangat sulit untuk mengetahui apa kebijakan Pemerintah Inggris di China saat ini," katanya kepada BBC Radio 4's Week in Westminster.
“Anda
membuat Kementerian Pertahanan terlibat dalam diplomasi kapal perang
yang agak kuno, pada saat yang sama dengan Menteri Keuangan dan Menteri
Luar Negeri berkeliling mengatakan bahwa mereka ingin kemitraan ekonomi
yang erat dengan China," ujarnya.
"Pada akhirnya itu adalah
tanggung jawab Theresa May sebagai Perdana Menteri untuk menyelesaikan
masalah ini karena saat ini semuanya terlihat di laut."
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison,
menuding 'satu negara canggih' meretas sistem komputer partai-partai
politik utama dan parlemen negaranya. (Reuters/David Gray)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Australia,
Scott Morrison, menuding "satu negara canggih" meretas sistem komputer
partai-partai politik utama dan parlemen negaranya.
Morrison
mengatakan sejumlah anggota parlemen "juga menyadari bahwa jaringan
beberapa partai politik utama seperti Partai Liberal, Partai Buruh, dan
Partai Nasional juga ikut terpengaruh" peretasan.
"Pakar siber
kami meyakini satu aktor negara yang canggih bertanggung jawab atas
aktivitas jahat ini. Agen keamanan kami telah mendeteksi aktivitas ini
dan bertindak tegas untuk meresponsnya," ucap Morrison kepada wartawan
di Sydney pada Minggu (17/2).
Namun, Morrison tak menyebut secara spesifik negara yang ia tuduh meretas sistem komputer pemerintahannya itu.
Awal
bulan ini, aparat Australia melaporkan "insiden keamanan terjadi pada
jaringan komputer parlemen" yang memaksa pengguna, termasuk PM dan
kabinet, mengubah kata sandi akun mereka dan mengambil sejumlah tindakan
keamanan lainnya.
The Australian Signals Directorate
mengonfirmasi pihaknya tengah berkoordinasi dengan parlemen dalam
merespons serangan itu. Badan tersebut memberikan indikasi kuat bahwa
"aktor-aktor canggih" berada di balik serangan itu.
Sejumlah pihak berspekulasi bahwa China yang menjadi otak serangan siber
tersebut. Meski begitu, sampai saat ini tak ada pejabat Australia yang
secara resmi menuding Beijing terkait insiden itu.
Insiden ini
terjadi beberapa minggu menjelang pemilihan umum federal berlangsung
pada Mei mendatang. Dugaan peretasan ini pun semakin meningkatkan
kekhawatiran bahwa para hackers berupaya mempengaruhi pemungutan suara.
Namun, Morrison mengatakan sejauh ini "tidak ada bukti campur tangan asing dalam pemilu."
"Kami telah melakukan sejumlah langkah untuk memastikan integritas sistem pemilihan kami," katanya seperti dikutip AFP.
Morrison
menuturkan Pusat Keamanan Dunia Maya Australia siap membantu partai
politik dan lembaga pemilihan lainnya yang membutuhkan bantuan terkait
pengamanan sistem.
"Mereka telah memberi pengarahan kepada Komisi
Pemilu dan mereka yang bertanggung jawab atas keamanan siber semua
negara bagian dan wilayah lainnya di Australia," ucapnya.
Para pelajar berbaur dengan masyarakat
Muslim lainnya melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Masjid Institut
Islam Xinjiang di Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang, China, Kamis
(03/01/2019). Lembaga pendidikan yang difasilitasi pemerintah setempat
itu mencetak para imam yang bebas dari pengaruh radikalisme dan
ekstremisme. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/19
Beijing (CB) - Sebuah perusahaan pengawasan melacak gerakan
lebih dari 2,5 juta orang di kawasan Xinjiang di bagian barat jauh
China, menurut bocoran data yang disiarkan seorang pakar internet
Belanda.
Pangkalan data jejaring yang berisi nama, nomor kartu identitas, tanggal
lahir dan data lokasi dibiarkan tidak terlindungi selama berbulan-bulan
SenseNets Technology Ltd, perusahaan teknologi pengenalan wajah yang
berkedudukan di Shenzhen, menurut Victor Gevers, pendiri bersama
organisasi nirlaba GDI.Foundation, yang pertama kali mencatat kerentanan
dalam serangkaian materi yang diunggah di media sosial pekan lalu.
Data juga menunjukkan sekitar 6,7 juta titik data lokasi yang terkait
dengan orang-orang yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam, yang ditandai
dengan deskripsi seperti "masjid," "hotel," "kedai internet," dan
tempat-tempat lain dengan kamera-kamera pengawasan mungkin ditemukan,
demikian Reuters melaporkan.
"Ini sepenuhnya terbuka dan siapa pun tanpa otentifikasi punya hak-hak
administratif penuh. Anda bisa pergi ke `database` dan membuat, membaca,
memutakhirkan dan menghapus sesuatu," kata Gevers.
China telah menghadapi kecaman dari para pegiat, pakar, pemerintah asing
dan pakar HAM PBB atas apa yang mereka sebut penahanan massal dan
pengawasan ketat terhadap kaum minoritas Muslim Uighur dan
kelompok-kelompok Muslim lain.
Menurut informasi di lamannya, SenseNets bekerja dengan kepolisian China
di sejumlah kota. Perusahaan induk NetPosa Technoloies Ltd, yang
sahamnya tercatat di bursa Shenzhen, memiliki kantor di sebagian besar
provinsi China dan kawasan, termasuk Xinjiang.
SenseNet, NetPosa dan pemerintah regional Xinjiang belum menanggapi permintaan untuk berkomentar pada Ahad.
Pemerintah China telah meningkatkan pengawasan pribadi di Xinjiang
selama nkbeberapa tahun belakangan, termasuk pembangunan sistem
pengawasan video dan telepon cerdas yang memantau teknologi.
Gevers mengatakan pihaknya memberi tahu langsung SenNets soal kerentanan
itu sesuai dengan protokol GDI.Foundation. Menurut dia, SenseNets tidak
menanggapi, tapi sejak itu perusahaan tersebut mengambil
langkah-langkah untuk mengamankan bank data.
Jakarta, CB -- Pemerintah Iran menuduh serangan bom mobil yang menewaskan 27 pasukan Garda Revolusi pada Kamis lalu dirancang di Pakistan. Sebab, mereka menuding dalang pelaku adalah anggota kelompok teror Jaish al-Adl yang bersembunyi di negara itu.
Seperti dilansir Associated Press,
Minggu (17/2), Kementerian Luar Negeri Iran langsung memanggil Duta
Besar Pakistan terkait serangan itu. Namun, Pakistan menyatakan turut
mengutuk serangan itu, tetapi tidak menanggapi tudingan Iran.
Ketua
Parlemen Iran, Ali Larijani, juga menuduh Arab Saudi dan Uni Emirat
Arab berada di balik serangan bom mobil itu. Sebab, kedua negara itu
meyakini Iran turut membantu kelompok pemberontak Houthi yang melawan
pemerintah Yaman.
Kelompok Jaish al-Adl sudah menyatakan bertanggung jawab atas
serangan itu. Kepala Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Mohammad Ali
Jafari, menuduh militer Pakistan turut terlibat dalam serangan bom mobil
itu dan berjanji akan membalas.
Presiden Iran, Hassan Rouhani,
menyatakan akan membalas dendam atas serangan bom mobil itu. Dia
menyatakan Amerika Serikat dan Israel juga turut terlibat dalam serangan
itu.
"Mereka tidak bisa lari dari pembalasan Tuhan dan rakyat Iran," kata Rouhani.
Bom
mobil itu meledak di sebelah sebuah bus yang sedang mengangkut pasukan
Garda Revolusi di Provinsi Sistan-Baluchistan. Insiden terjadi ketika
pasukan baru kembali dari misi patroli di perbatasan dekat Pakistan,
basis kelompok separatis Baluchi.
Sistan-Baluchistan adalah
kawasan perbatasan dengan Pakistan dan tempat bermukim etnis Baluchi.
Mereka adalah pemeluk Muslim Sunni, berbeda dari orang Iran kebanyakan
yang merupakan Muslim Syiah.
Kelompok Jaish al-Adl dibentuk pada 2012 sebagai penerus kelompok
Jundullah (Prajurit Tuhan), yang melakukan pemberontakan di Iran selama
dekade sebelumnya. Pada Oktober 2018, Jaish al-Adl mengaku bertanggung
jawab atas penculikan 12 aparat keamanan Iran di dekat perbatasan. Lima
di antaranya kemudian dibebaskan dan diterbangkan pulang setelah dilobi
Pakistan.
Usai Serangan Bom, Muslim Kashmir di India Terancam Pengusiran
SRINAGAR
- Warga Kashmir yang tinggal di India menghadapi pengusiran dari tempat
tinggalnya, pemecatan kerja, dan serangan di media sosial, setelah
serangan bom menewaskan 44 personel keamanan India di Kashmir.
Kelompok
Jaish-e-Mohammad mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang
dilakukan pria Kashmir berusia 20 tahun. Saat jasad para korban
dikembalikan ke keluarganya di penjuru India pada akhir pekan ini,
sejumlah orang menggelar unjuk rasa dan menuntut balas atas serangan bom
itu.
Warga muslim Kashmir pun menghadapi berbagai tekanan dari
warga mayoritas India, terutama di negara bagian Haryana dan
Uttarakhand. Ketegangan komunal itu memaksa Kementerian Dalam Negeri
India mengeluarkan imbauan ke semua negara bagian untuk menjamin
keamanan dan keselamatan serta menjaga harmoni komunal.
Mahasiswa
asal Kashmir, Aqib Ahmad, di ibu kota Uttarakhand, Dehradun, menyatakan
pemilik rumah yang dia sewa memintanya pergi karena khawatir terjadi
serangan pada propertinya. ”Harga tiket pesawat ke Kashmir juga naik
tajam saat ketegangan meningkat,” ujar Aqib dilansir Reuters.
Dua
mahasiswa lain di Dehradun mengaku juga diminta meninggalkan kamar
asramanya segera. ”Ke mana kami harus pergi,” kata mahasiswa Kashmir,
Waseem Akram, yang meminta otoritas menjamin keamanan seluruh mahasiswa
Kashmir. Media lokal melaporkan beberapa pelajar dan mahasiswa Kashmir
diserang anggota kelompok sayap kanan Hindu di Uttarakhand.
Seorang
pria Kashmir juga ditahan polisi di Kota Bengaluru karena mengunggah
posting dianggap mendukung para militan. Kepolisian di negara bagian
Jammu dan Kashmir menyatakan mereka menyediakan akomodasi sementara
kepada warga yang kembali ke Kashmir.
Kepolisian
meminta warga Kashmir menghubungi saluran telepon untuk mendapatkan
bantuan cepat jika mereka mengalami masalah atau kekerasan. Kekhawatiran
atas nasib pelajar Kashmir di distrik Ambala, Haryana, juga muncul
setelah video di media sosial menunjukkan seorang kepala desa meminta
warga mengusir pelajar Kashmir di wilayah itu.
”Jika itu tidak
dilakukan, orang yang menampung pelajar itu akan dianggap sebagai
pengkhianat,” ujar pria itu dalam video tersebut. Reuters belum bisa
memverifikasi video itu secara independen. Sejak video itu muncul di
media sosial pada akhir pekan lalu, puluhan mahasiswa Kashmir pindah ke
asmara kampus di Ambala.
Seorang aktivis sayap kanan oposisi
utama India partai Kongres meneriakkan slogan saat berunjuk rasa
terhadap serangan ke sebuah bus yang menewaskan 44 personel Central
Reserve Police Force (CRPF) di selatan Kashmir pada Kamis, di New
Delhi, India, Jumat (15/2/2019). (REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS)
Srinagar (CB) - Pasukan India menahan 23 pria yang disangka
memiliki kaitan dengan kelompok militan yang mendalangi pengeboman
konvoi keamanan India, kata perwira tinggi kepolisian pada Ahad.
Pengeboman itu telah menewaskan 44 personel polisi paramiliter.
Sebanyak 23 pria tersebut termasuk anggota dan simpatisan
Jaish-e-Mohammad, kelompok militan yang berkedudukan di Pakistan dan
mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Kamis, serangan paling
mematikan atas pasukan keamanan India dalam beberapa dekade.
Serangan tersebut telah memicu ketegangan antara India dan Pakistan, demikian Reuters melaporkan.
India telah menuntut Pakistan menumpas Jaish dan kelompok-kelompok
militan Islamis lain yang beroperasi dari wilayahnya, sementara
Islamabad telah menolak pernyataan pihaknya terkait dengan serangan itu.
Kashmir, kawasan yang berpenduduk mayoritas Muslim, berada di pusat
permusuhan kedua negara tersebut yang telah berlangsung berabad-abad.
Wilayah itu diklaim seluruhnya masuk wilayah India dan Pakistan, tetapi
diperintah sebagian negara-negara di Asia Selatan itu.
Para wakil Lembaga Investigasi Nasional India (NIA) memeriksa para
tersangka itu mengenai pemboman pada Ahad, kata dua perwiara keamanan.
"Mereka berusaha mengorek informasi hingga ke komandan-komandan tinggi
Jaish-e-Mohammad, termasuk kepalanya di Kahsmir," kata salah seorang
sumber tersebut.
Mohammed Umair, komandan Jaish di Kashmir yang diyakini telah
merencanakan serangan itu, diduga bersembunyi di kawasan tersebut,
tempat serangan-serangan terjadi, kata para pejabat itu. Mereka
mengatakan Umair telah "membuat radikal dan memotivasi" siswa yang putus
sekolah menabrakkan sebuah mobil dengan muatan bahan peledak ke konvoi
tersebut pada Kamis.
Umair diperkirakan masuk ke wilayah Kashmir India dari Pakistan pada
September untuk memimpin Jaish di kawasan tersebut. Pasukan keamanan
memperkirakan ia bersembunyi di bagian selatan Kashmir, menurut para
pejabat itu, yang tak bersedia jatidirinya disebutkan karena alasan
urusan kebijakan.
Para pejabat India mengatakan Umair adalah keponakan Ketua Jaish, Masood Azhar, yang diyakini berada di Pakistan.