Jumat, 24 November 2017

Brexit, Inggris batal selenggarakan acara Uni Eropa 2023


Brexit, Inggris batal selenggarakan acara Uni Eropa 2023
Ilustrasi pemilih memasukkan kertas suara pada kotak suara saat referendum menentukan keanggotaan Inggris Raya di Uni Eropa. (wikisabah.com)



Brussel (CB) - Inggris tidak dapat menjadi tuan rumah acara European Capital of Culture 2023 sesuai rencana karena keputusan mereka keluar dari Uni Eropa, Brexit, meskipun beberapa negara non-Uni Eropa boleh menyelenggarakannya, kata Komisi Eropa, Kamis (23/11).
Inggris dan Hongaria akan menerima kehormatan itu dalam waktu enam tahun, dan lima kota di Inggris dikabarkan telah mencalonkan diri atas undangan pemerintah, seperti diberitakan AFP.
Komisi Eropa, badan eksekutif UE, mengatakan sudah mengirim surat kepada Kementerian Kebudayaan Inggris yang menyatakan bahwa mereka tidak bisa lagi mengadakan acara tersebut.
“Sebagai salah satu konsekuensi nyata dari keputusannya untuk keluar dari Uni Eropa sebelum 29 Maret 2019, Inggris tidak dapat lagi menjadi tuan rumah European Capital of Culture pada 2023,” kata juru bicara Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.
“Mengingat bahwa Inggris akan keluar dari UE sebelum 29 Maret 2019, dan karena itu tidak dapat menyelenggarakan European Capital of Culture pada 2023, kami yakin masuk akal untuk menghentikan proses seleksi sekarang.”
Belfast dan Derry di Irlandia Utara, Dundee di Skotlandia, serta Milton Keynes, Leeds dan Nottingham telah mencalonkan diri mereka, menurut surat kabar Guardian.
Menjelaskan mengapa kota-kota non-UE termasuk Istanbul di Turki, Stavanger di Norwegia dan Novi Sad di Serbia menerima gelar Capital Culture Eropa, juru bicara tersebut mengatakan bahwa skema itu “tidak terbuka untuk negara ketiga kecuali negara calon dan negara-negara yang tergabung dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa/Kawasan Ekonomi Eropa (European Economic Area/EEA).
Turki dan Serbia telah memulai proses untuk bergabung dengan UE dan Norwegia merupakan bagian dari EEA. Inggris mengatakan tidak akan menjadi bagian dari EEA setelah keluar dari Uni Eropa.




Credit  antaranews.com






Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum


Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum
Robert Mugabe (REUTERS/Charles Platiau)

Jakarta, CB -- Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mendapatkan kekebalan hukum. Keselamantan mantan penguasa Zimbabwe selama 37 tahun terakhir itu juga terjamin.

Kekebalan hukum dan jaminan keselamatan itu merupakan bagian dari kesepakatan yang berujung pada pengunduran diri Mugabe, Selasa (21/11).

Mugabe berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Zimbabwe dari Inggris pada 1980. Dia dipaksa mundur setelah militer menguasai ibukota, dan partai berkuasa pun menolaknya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden akan dilantik menjadi presiden baru, Jumat (24/11).


Sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang kini telah berusia 93 tahun, dalam perundingan untuk memaksanya mundur, minta agar dirinya bisa mati di Zimbabwe. Mugabe menyatakan dirinya tidak punya rencana untuk tinggal di pengasingan di luar negeri.

"Mugabe sangat emosional soal ini dan dia sangat menekankan hal ini," kata sumber yang tidak disebut namanya seperti yang dilaporkan Reuters.
"
Jaminan keamanan untuk tinggal di dalam negeri sangat penting bagi dia, dan tidak dilarang pergi ke luar negeri kapan pun dia inginkan," kata sumber itu.

Runtuhnya kekuasaan Mugabe dipicu oleh persaingan kekuasaan antara Mnangagwa melawan istrinya, Grace. Militer Zimbabwe mengancam untuk intervensi jika Mnangagwa dipecat dan itu terjadi.

Credit  cnnindonesia.com


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe
Presiden Robert Mugabe bertemu dengan anggota senior Pasukan Pertahanan Zimbabwe dan polisi di State House di Harare, Zimbabwe, 19 November 2017. Desakan agar presiden Mugabe untuk mundur semakin menguat. ZIMPAPER-REUTERS

CB, Jakarta - Pemerintahan baru Zimbabwe akan menjamin imunitas bagi mantan Presiden Robert Mugabe dari penuntutan hukum. Pemerintah juga akan menjami keselamatan Mugabe di negara asalnya tersebut. Jaminan itu merupakan bagian dari kesepakatan pengunduran diri Mugabe.
Seorang sumber dari pemerintah mengatakan Mugabe kepada para perunding menyampaikan bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak ingin tinggal di pengasingan. Sumber tersebut mengatakan Mugabe menyatakan hal tersebut dengan nada emosional dan dia memiliki keinginan yang sangat kuat terhadap hal itu.
"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini. Meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," ujar sumber itu seperti dilansir Reuters, Kamis, 23 November 2017.

Mugabe yang memimpin Zimbabwe sejak 1980 mengundurkan diri pada Selasa, 21 November 2017 setelah tentara merebut kekuasaannya dan partai yang berkuasa menentangnya. Mantan Wakil Presiden Zimbabwe yang dipecat awal bulan ini, Emmerson Mnangagwa akan dilantik sebagai presiden menggantikan Mugabe pada Jumat, 24 November 2017.
Mnangagwa dikabarkan meninggalkan Zimbabwe menuju Afrika Selatan sesaat setelah dipecat oleh Mugabe. Pemecatan Mnangagwa memicu krisis politik di Zimbabwe. Kelompok militer kemudian mengambil alih pemerintah dan menahan Mugabe di rumahnya.
Mnangagwa merupakan kandidat presiden yang didukung kelompok militer. Dalam pidatonya sesaat setelah tiba di Harare pada 22 November waktu setempat, Mnangagwa berjanji akan memimpin Zimbabwe ke pemerintahan yang demokratis dan terbuka. Dia juga berjanji untuk membawa kemakmuran dan stabilitas ke negara tersebut.
Mnangagwa dijuluki pendukungnya sebagai Si Buaya karena kelicikan politik dan umur panjangnya. Dia merupakan salah satu veteran perang yang bertempur dalam perang kemerdekaan Zimbabwe dari pendudukan minoritas kulit putih.

Latar belakang dan pengalaman politiknya hampir sama dengan Mugabe. Dia adalah pembantu terdekat Mugabe dan memimpin beberapa tindakan paling kejam atas perintah Mugabe.
Dia adalah kepala mata-mata pemerintah pada 1980-an saat kampanye teror dilancarkan Brigade Kelima yang dilatih Korea Utara terhadap lawan politik dan warga sipil. Mnangagwa membantah terlibat teror itu dan menyalahkan tentara.



Credit  tempo.co


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan
Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, menolak diasingkan setelah lengser dari jabatannya. Foto/Istimewa


HARARE - Mantan orang kuat Zimbabwe, Robert Mugabe, mendapatkan kekebalan (imunitas) dari tuntutan hukum dan jaminan keselamatan sebagai bagian dari kesepakatan pengunduran dirinya. Hal itu diungkapkan sebuah sumber yang mengetahui proses perundingan Mugabe dengan pihak militer Zimbabwe.

Mugabe, yang memimpin Zimbabwe sejak kemerdekaan pada tahun 1980, mengundurkan diri pada hari Selasa setelah tentara merebut kekuasaan dan partai yang berkuasa menentangnya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden yang dipecat Mugabe awal bulan ini, akan dilantik sebagai presiden pada hari Jumat.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang berusia 93 tahun, mengatakan kepada para perunding bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak memiliki rencana untuk tinggal di pengasingan.

"Sangat emosional baginya dan dia sangat kuat tentang hal itu," kata sumber tersebut, yang tidak berwenang untuk berbicara mengenai rincian penyelesaian yang dinegosiasikan.

"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," kata sumber tersebut seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).

Mugabe mengundurkan diri pada hari Selasa saat parlemen memulai sebuah proses untuk memecatnya, memicu perayaan di jalanan. Kejatuhannya yang cepat setelah 37 tahun berkuasa dipicu oleh sebuah pertempuran untuk menggantikannya antara Mnangagwa dengan istri Mugabe yang jauh lebih muda, Grace.

"Presiden yang lengser jelas menyadari permusuhan publik terhadap istrinya, kemarahan di beberapa kalangan mengenai cara dia melakukan dirinya dan mendekati partai ZANU-PF," kata sumber kedua.

"Untuk itu, perlu juga memastikan bahwa seluruh keluarganya, termasuk istrinya, akan selamat dan aman," imbuhnya.

Mugabe terus bertahan selama seminggu setelah militer turun tangan. Ia membuat marah banyak orang Zimbabwe saat dia menolak mengundurkan diri dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada hari Minggu sebagaimana diharapkan semua orang.

Sumber pemerintah mengatakan titik kritis baginya adalah kesadaran bahwa dia akan dipecat dan digulingkan dengan cara yang tidak bermartabat.

"Ketika prosesnya dimulai, dia kemudian menyadari bahwa dia telah kehilangan dukungan partai," kata sumber tersebut. 






Credit  sindonews.com







Pesawatnya Dibajak untuk Serangan 9/11, Maskapai AS Bayar Rp1,2 Triliun


Pesawatnya Dibajak untuk Serangan 9/11, Maskapai AS Bayar Rp1,2 Triliun
Menara kembar World Trade Center (WTC) Amerika Serikat saat diserang dengan pesawat yang dibajak para teroris pada 11 September 2001. Foto/REUTERS


NEW YORK - Maskapai penanggung untuk pesawat American Airlines dan United Airlines setuju membayar nilai kerusakan menara kembar World Trade Center (WTC) sebesar USD95,2 juta atau lebih dari Rp1,2 triliun. Dua pesawat itu dibajak kelompok teroris dalam serangan 11 September 2001 atau 9/11.

Klaim tuntutan sebesar itu diajukan oleh para pengembang WTC, Amerika Serikat (AS). Maskapai itu terkena sial, karena pesawat dibajak tapi juga terkena tuntutan ganti rugi.

Menara ikon distrik keuangan New York itu runtuh saat para pembajak menerbangkan dua pesawat ke bangunan yang berlokasi di Manhattan tersebut. Sekitar 3.000 orang tewas dalam serangan.

Kasus tuntutan tersebut sudah berlarut-larut hingga 13 tahun. Mengutip laporan Reuters, Kamis (23/11/2017), maskapai yang bertanggung jawab untuk pesawat American Airlines dan United Airlines pada akhirnya mencapai penyelesaian multi-juta dolar dengan Silverstein Properties, pengembang WTC.

Perwakilan untuk maskapai masih menolak berkomentar. Namun, pihak Silverstein Properties mengonfirmasi penyelesaian tersebut.

”Kami senang akhirnya bisa mencapai resolusi untuk proses pengadilan pasca-9/11. Kami saat ini mencurahkan perhatian kami pada pembangunan World Trade Centre ketiga yang sedang berjalan, yang akan kami buka di musim semi, dan pengembangan World Trade Center kedua,” kata pihak pengembang kepada RT.com melalui email.

Pengusaha Amerika, Larry Silverstein, menandatangani kontrak 99 tahun untuk proyek World Trade Centre kurang dari dua bulan sebelum bangunan tersebut hancur diserang teroris. Silverstein menerima pembayaran dari perusahaan asuransi, dia juga menuntut maskapai penerbangan yang dia anggap lalai selama serangan tersebut.

Perusahaan real estate Silverstein sekarang mengelola portofolio kantor dan kondominium mewah World Trade Center yang baru. Perusahaan saat ini membangun dua menara World Trade Center.

Bangunan tersebut telah digambarkan oleh Silverstein sebagai langkah terakhir dalam membangun kembali Manhattan setelah tahun 2001. Pengembang awalnya telah meminta ganti rugi sebesar USD12,3 miliar dari perusahaan penerbangan dan keamanan bandara.

Pemerintah AS menuduh kelompok al-Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden sebagai pelaku serangan teror 9/11 terhadap WTC. Serangan itu sekaligus menjadi awal dari Washington memulai perang di berbagai negara yang dianggap sebagai sarang al-Qaeda.



Credit  sindonews.com





Lindungi Kepulauan Falkland, Inggris Beli Perisai Iron Dome Israel


Lindungi Kepulauan Falkland, Inggris Beli Perisai Iron Dome Israel
Inggris membeli sistem perisai pertahanan Iron Dome milik Israel senilai 78 juta pounds. Foto/Ilustrasi/Istimewa


LONDON - Inggris merogoh kocek hingga 78 juta pounds guna melindungi kepulauan Falkland dengan perisai pertahanan rudal Iron Dome Israel. Pembelian ini dilakukan tidak lama setelah Argentina membeli armada jet tempur baru. Argentina telah lama mengklaim apa yang mereka sebut pulau sebagai Islas Malvinas sebagai miliknya sendiri.

Sistem pertahanan Sky Sabre Falklands yang baru adalah bagian dari paket perpanjangan 280 juta pound untuk kepulauan yang diumumkan oleh sekretaris pertahanan Michael Fallon pada tahun 2015. Sabre menggunakan radar untuk melacak roket jarak dekat dan dapat memprediksi jalur dan tembakan rudal sebelum mencapai targetnya.

Perisai menggunakan teknologi yang sama seperti Iron Dome Israel, yang telah menembak jatuh ratusan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Sistem pertahanan ini akan terinstal penuh pada tahun 2020.

Perisai pertahanan yang baru dan suped-up adalah produk Mprest, sebuah perusahaan yang didirikan oleh mantan perwira militer Israel. Kepala eksekutif Mprest, Natan Barak, mengatakan bahwa sistem pertahanan akan membantu membuat hidup di Falklands lebih aman.

"Ada begitu banyak perubahan geopolitik di dunia. Anda tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi dalam tiga tahun ke depan konflik dan ancaman berubah," katanya.

"Kami ingin memastikan platform kami bisa menghadapi perang berikutnya yang belum kami pikirkan. Ini akan membuat Inggris lebih aman," imbuhnya seperti disitat dari Russia Today, Jumat (24/11/2017).

Barak memuji sistem pertahanan rudal, yang akan diintegrasikan ke dalam sistem komando dan kontrol Inggris.

"Sistem kami mampu melakukan ini dengan sangat cepat. Anda harus mengidentifikasi, secepat mungkin, objek mana yang ada di udara, entah itu di Inggris atau yang lainnya, dan lihat apakah itu adalah ancaman," tuturnya.

"Sistem ini menghubungkan banyak sensor dan hal-hal lain untuk membangun gambar taktis," sambungnya.

"Sistem ini juga harus mampu mengintegrasikan dengan peluncur dan rudal. Mereka akan bisa mengoperasikan dan mengaktifkan sistem kami untuk menyalakan ancaman," tambahnya.

Argentina baru saja membeli armada pesawat Super Etendard yang dilengkapi dengan rudal Exocet dari Prancis. Pesawat ini adalah pesawat yang sama yang digunakan dalam konflik 1982 antara Inggris dan Argentina. 



Credit  sindonews.com









Afghanistan: ISIS penggal 15 kepala anggotanya


Afghanistan: ISIS penggal 15 kepala anggotanya
Foto dokumen: Aparat keamanan berjaga-jaga di sekitar lokasi bom bunuh diri di masjid Kota Herat, Afghanistan, Selasa (1/7/2017). (Reuters)



Jalalabad, Afghanistan  (CB) - Kelompok bersenjata ISIS pada Kamis memenggal kepala 15 anggota sendiri akibat perpecahan internal di Provinsi Nangarhar, kawasan timur Afghanistan, demikian keterangan pemerintah setempat.

Keterangan lebih rinci mengenai insiden tersebut belum diketahui sementara ISIS-pun belum mengkonfirmasi berita ini.

Secara terpisah, sebuah bom meledak di ibu kota Nangarhar, Jalalabad, pada hari yang sama, menewaskan sedikitnya delapan orang. Hingga kini belum ada indikasi siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Attaullah Khogyani, juru bicara kantor gubernur provinsi, menurut laporan Reuters, mengatakan bahwa 15 orang anggota ISIS dieksekusi setelah terjadi perpecahan internal dalam kelompok bersenjata yang terkenal brutal tersebut.

Pembunuhan itu terjadi di distrik Achin.

Nangarhar, yang pertama kali dimasuki ISIS pada awal 2015, adalah sebuah kawasan bergolak yang menjadi pusat persaingan antara ISIS dan kelompok-kelompok militan lainnya. Wilayah itu juga merupakan perbatasan antara Afghanistan dengan Pakistan.

Kelompok bersenjata Taliban dan ISIS seringkali bertempur satu sama lain di Nangarhar dan keduanya juga menjadi sasaran utama serangan udara Amerika Serikat.

Meski demikian, hubungan sebenarnya antara Taliban dengan ISIS masih belum sepenuhnya dimengerti. Ada sejumlah insiden terpisah di Afghanistan di mana para anggota kedua kelompok tersebut saling bekerja sama.

Menurut sejumlah dokumen intelejen Afghanistan yang diperoleh Reuters pada awal tahun ini, pihak keamanan meyakini ISIS beroperasi di sembilan provinsi, dari Nangarhar dan Kunar di timur, Jawzjah, Faryab dan Badakhshan di utara, dan Ghor di barat tengah.




Credit  antaranews.com





Oposisi Suriah Akan Kirim Delegasi Bersatu ke Perundingan PBB


Oposisi Suriah Akan Kirim Delegasi Bersatu ke Perundingan PBB
Ilustrasi markas PBB di Jenewa. (AFP Photo/Fabrice Coffrini)


Jakarta, CB -- Oposisi Suriah yang selama ini terbelah akhirnya sepakat mengirimkan delegasi bersatu untuk perundingan perdamaian di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa pekan depan.

"Kami sepakat dengan dua cabang oposisi lainnya untuk mengirimkan delegasi bersatu untuk berpartisipasi dalam negosiasi langsung di Jenewa," ujar anggota tim negosiasi, Bassma Kodmani, setelah menghadiri pertemuan oposisi di Arab Saudi, Kamis (23/11).

Kodmani mengatakan, para oposisi akan mengadakan pertemuan lanjutan pada Jumat (24/11) untuk menentukan nama perwakilan dari setiap kelompok agar dapat membentuk satu koalisi delegasi yang kuat.


Sebagaimana dilansir AFP, ada tiga kelompok oposisi besar yang akan bersatu dalam delegasi ini, yaitu grup dengan basis di Kairo, Komite Tinggi Negosiasi (HNC), dan Koalisi Nasional.


Sejumlah kelompok oposisi lain, seperti yang berbasis di Moskow, juga dilaporkan bakal ikut serta dalam delegasi ini.

Salah satu agenda pembicaran yang akan dibawa oleh delegasi ini adalah tuntutan agar Presiden Bashar al-Assad mundur dari jabatannya, meski sejumlah pihak sudah mendesak oposisi untuk berunding tanpa permintaan ini.

"
Peserta menekankan bahwa transisi ini tidak akan terjadi tanpa kepergian Bashar al-Assad dan sekutunya pada periode peralihan," demikian pernyataan oposisi Suriah.

Pernyataan ini membuat beberapa pihak mempertanyakan kekuatan dari perundingan ini. Sebelumnya, PBB sudah mengadakan sejumlah upaya perundingan, tapi selalu gagal.

Utusan PBB untuk urusan Suriah, Staffan de Mistura, pun berharap perundingan kali ini benar-benar dapat mengakhiri perang sipil Suriah yang sudah merenggut 330 ribu orang sejak 2011 lalu.

Credit  cnnindonesia.com








Hizbullah Sambut Kembalinya PM Hariri ke Lebanon


Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.
Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.

CB, BEIRUT -- Hizbullah menyambut baik kembalinya Perdana Menteri Saad Hariri ke Lebanon. Mereka menyebut keputusan Hariri ini merupakan keputusan yang positif.

"Kembalinya dan pernyataan Hariri mengindikasikan situasi di Lebanon kembali normal," menurut Hizbullah dalam sebuah pernyataan, Kamis (23/11), dikutip Anadolu.

Kelompok ini juga mengungkapkan kepuasannya terhadap cara Presiden Michel Aoun mengelola krisis berkepanjangan di Lebanon yang disebabkan oleh absennya Hariri. Ia mendapat dukungan penuh dari Ketua Parlemen Nabih Berri.

"Kami senang dengan perkembangan politik yang baru-baru ini terjadi sebagai hasil dari persatuan warga Lebanon dan penolakan mereka terhadap dikte dari luar. Sekarang kita menunggu perubahan strategis utama di wilayah kita, menyusul kekalahan kelompok teroris ISIS," tambah pernyataan tersebut.

Hariri kembali ke Beirut pada Selasa (21/11), lebih dari dua pekan setelah dia tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya dari Arab Saudi. Sekembalinya ke Lebanon, pada Rabu (22/11), Hariri mengatakan dia telah menunda pengunduran dirinya.

Berbicara di acara perayaan Hari Kemerdekaan di Beirut, Hariri mengatakan dia telah menerima permintaan dari Presiden Aoun untuk menunda pengunduran dirinya. Hal ini dilakukan agar ia bisa mendiskusikan alasan dibalik keputusannya mengundurkan diri.

Arab Saudi, pelindung politik Hariri, adalah musuh bebuyutan Iran di wilayah tersebut. Riyadh mendukung oposisi bersenjata Suriah, sementara Iran dan Hizbullah sama-sama mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Hariri minta rakyat dahulukan kepentingan Lebanon




Hariri minta rakyat dahulukan kepentingan Lebanon
Perdana Menteri Lebanon, Saad Al-Hariri. (Reuters)



Beirut, Lebanon (CB) - Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri, mengatakan, Kamis, krisis politik Lebanon merupakan peringatan bagi rakyat dengan haluan berbeda untuk mendahulukan kepentingan negara dibandingkan masalah-masalah kawasan.

Hariri mengacu pernyataannya itu pada krisis yang dipicu pengunduran dirinya secara tiba-tiba pada 4 November. Ia membuat pengumuman mundur, saat dia sedang berada di Arab Saudi, kerajaan Sunni dan kekuatan kawasan yang terkunci dalam konfrontasi dengan Syiah Iran.

Setelah kembali ke Lebanon pekan ini, Hariri, Rabu menarik pengunduran dirinya atas permintaan Presiden Lebanon, Michel Aoun.

"Masa yang sudah lewat mungkin seperti peringatan bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kepentingan-kepentingan Lebanon daripada masalah-masalah di sekitar kita," kata Hariri pada Konferensi Tahunan Perbankan Arab di Beirut, Kamis.

"Masalah-masalah di sekitar kita memang penting, tapi Lebanon jauh lebih penting."

Hariri menekankan kepentingan bagi Lebanon untuk tetap pada kebijakannya tidak ikut campur dalam konflik kawasan bukan hanya dalam kata-kata tapi juga melalui tindakan. "Saya ingin menekankan bahwa... perhatian utama kita adalah stabilitas, dan ini yang sedang kita upayakan."

Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil, yang merupakan ketua partai politik tempat Aoun berasal, menulis kepada ketua Liga Arab, Kamis, untuk menekankan kebijakan Lebanon yang tidak ingin mencampuri krisis kawasan, menurut laporan kantor berita negara Lebanon.

Peranan kawasan yang dimainkan gerakan politik dan militer Hisbullah dukungan Iran telah membuat Arab Saudi, sekutu lama Hariri, sangat khawatir.

Kelompok parlemen Hisbullah pada Kamis melakukan pertemuan dan mengatakan setelahnya dalam suatu pernyataan bahwa kembalinya Hariri ke Lebanon beserta "pernyataan-pernyataan positifnya" merupakan tanda bahwa keadaan kembali normal.

Hariri mengatakan, Rabu, keputusannya untuk menunda pengunduran diri akan ditindaklanjuti dengan "dialog yang bertanggung jawab ... yang mengurusi berbagai masalah yang memecah belah dan penolakan mereka terhadap hubungan Lebanon dengan saudara-saudara Arab kita."

Sejumlah pejabat tinggi Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa Riyadh memaksa Hariri untuk mundur dari jabatan perdana menteri Lebanon dan menahannya di kerajaan. Riyadh dan Hariri membantah tuduhan itu.

Hariri kembali ke Lebanon setelah Prancis turun tangan.




Credit   antaranews.com










Garda Revolusi Iran siap bangun kembali Suriah, tolak tuntutan Saudi


Garda Revolusi Iran siap bangun kembali Suriah, tolak tuntutan Saudi
Bendera Iran (ANTARANews/Grafis/ist)



Ankara (CB) - Garda Revolusi Iran siap membantu pembangunan kembali Suriah setelah perang usai sekaligus menjaga perdamaian di negara tersebut, kata komandan pasukan elit tersebut, Mohammad Ali Jafari, pada Kamis.

Pada kesempatan yang sama Jafari juga menolak tuntutan Arab Saudi untuk melucuti senjata milisi Hizbullah, lapor Reuters.

Situasi regional sepanjang beberapa pekan terakhir memang tengah memanas akibat perseteruan antara Arab Saudi dan Iran yang berseberangan sikap soal Suriah, Yaman, dan Hizbullah.

Arab Saudi menuding kelompok milisi Hizbullah telah mengirim pasukan ke Yaman dan terlibat dalam serangan rudal dengan sasaran Riyadh pada awal bulan ini.

Iran dan Hizbullah membantah tudingan tersebut.

"Hizbullah harus tetap bersenjata untuk memerangi musuh rakyat Lebanon, yaitu Israel. Mereka malah harus punya persenjataan terbaik untuk melindungi Lebanon. Persoalan ini tidak bisa ditawar," kata Jafari sebagaimana dikutip dari stasiun televisi Iran.

Iran sendiri menolak tudingan yang menyatakan bahwa Tehran telah mendanai kelompok Houthi dalam perang saudara di Yaman. Mereka balik menuduh Riyadh telah memperburuk situasi.

"Iran hanya memberikan bantuan spiritual kepada Yaman," kata dia.

Jafari juga memuji keberhasilan sekutu Iran di kawasan Timur Tengah, dan meminta Arab Saudi untuk menghindari konfrontasi dengan "barisan perlawanan" yang memanjang dari Tehran sampai Beirut ini.

"Kami harus berhadapan langsung dengan arogansi global dan Israel. Ini sebabnya kami tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan Arab Saudi," kata dia.

Pada Rabu, para pemimpin Rusia, Turki, dan Iran sepakat untuk membantu proses politik penuh di Suriah dan mengumumkan kesepakatan pengadaan sebuah konferensi kota Sochi untuk mengakhiri konflik di Suriah.

"Garda revolusi siap memainkan peran aktif dalam menegakkan gencatan senjata di Suriah, dan juga membangun kembali negara tersebut," kata dia.

Iran telah menandatangani kontrak berskala besar di Suriah, yang nampak seperti hadiah besar karenatelah membantu sekutu utama Tehran, Presiden Bashar al Assad, dalam memerangi gerilyawan dan kelompok bersenjata ISIS.

"Dalam pertemuan dengan pemerintah Iran, telah disepakati bahwa garda revolusi adalah institusi yang tepat untuk merekonstruksi Suriah," kata Jafari.

Sementara itu mengenai sengketa pengembangan rudal kendali Iran, Jafari kembali menegaskan bahwa Tehran membutuhkan senjata untuk mempertahankan diri dan tidak akan tunduk pada tuntutan negara-negara Barat.

"Iran tidak tidak akan merundingkan program pertahanan ini yang tidak bisa ditawar ini," kata dia.

Pada awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Tehran harus mengurangi agresifitas di kawasan dan menjelaskan tujuan mereka mengembangkan rudal kendali.





Credit  antaranews.com




Saudi Cs Masukkan Organisasi Qaradawi ke Daftar Hitam


Yusuf Al Qaradawi
Yusuf Al Qaradawi


CB, RIYADH -- Arab Saudi dan tiga negara Arab lain yang memblokade Qatar menambahkan dua organisasi Islam dan 11 individu ke "daftar teror". Keempat negara tersebut mengklaim entitas dan individu tersebut didukung oleh Doha.

Seperti dilansir dari Aljazirah, Kamis (23/11), Badan Pers Pemerintah Saudi mengeluarkan pernyataan bersama oleh Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis, yang menyebut tindakan tersebut diambil sehubungan dengan komitmen mereka untuk memerangi terorisme.

Dua organisasi yang ditambahkan dalam daftar hitam adalah International Union of Muslim Scholars yang dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi, seorang teolog terkemuka dari Mesir, dan Dewan Dakwah dan Bantuan Internasional Islam.

"Dua entitas yang terdaftar adalah organisasi teroris yang bekerja untuk mempromosikan terorisme melalui eksploitasi wacana Islam dan penggunaannya sebagai penutup untuk memfasilitasi berbagai aktivitas teroris," kata pernyataan tersebut.

Adapun individu dinilai telah melakukan berbagai operasi teroris, tempat mereka menerima dukungan Qatar secara langsung di berbagai tingkat, termasuk memberi paspor.

Ke-11 individu termasuk direktur bantuan dan pembangunan internasional Qatar Red Crescent, Khaled Nazem Diab, pembangkang Bahrain Hassan Ali Mohammed Juma Sultan, dan pemimpin umum gerakan Ikhwanul Muslimin, Mahmoud Ezzat.

Selain itu ada nama pemimpin Ikhwanul Muslimin Alaa Ali Al Samahi, dan pembangkang Mesir seperti Qadri Mohamed Fahmy Mahmoud Sheikh.

Seorang warga Qatar, Mohammed Suleiman Al-Haydar, termasuk di antara daftar tersebut. Sementara beberapa tambahan lainnya berasal dari Mesir, Libya dan Somalia.

Negara-negara tersebut mengatakan otoritas Qatar belum mengambil tindakan efektif untuk menghentikan aktivitas teroris dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk membangun keamanan di wilayah tersebut.



Credit   REPUBLIKA.CO.ID







Terlibat Interogasi Korupsi Arab Saudi? Ini Kata Blackwater



Terlibat Interogasi Korupsi Arab Saudi? Ini Kata Blackwater
Blackwater. AP /Gerry Broome

CB, Jakarta - Nama perusahaan penyedia jasa keamanan swasta Amerika Serikat disebut teribat dalam operasi antikorupsi yang digelar Kerajaan Arab Saudi.
Blackwater yang telah berganti nama menjadi Xe lalu berubah lagi menjadi Academi dilaporkan telah disewa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman, atau biasa dipanggil MBS. Pasukan keamanan terlatih ini disewa untuk mengawal putra mahkota termasuk untuk  menginterogasi para tahanan kasus korupsi.

Seorang juru bicara perusahaan Constellis, yang merupakan induk perusahaan Academi, membantah tudingan ini.

Academi menyangkal keras bahwa timnya berada di Arab Saudi. Academi juga mengatakan pasukan mereka tidak melakukan penyiksaan, yang merupakan tindakan ilegal bagi setiap warga Amerika Serikat.
Juru bicara ini mengatakan kepada Daily Mail bahwa pihaknya tidak pernah mengirimkan timnya ke Arab Saudi dan tidak melakukan interogasi.
"Academi tidak pernah memberikan layanan interogasi," demikian pernyataan juru bicara itu seperti yang dilansir Daily Mail pada Rabu, 22 November 2017.
Dia menambahkan Academi tidak berpartisipasi dalam layanan interogasi untuk pelanggan pemerintah atau pribadi manapun. Academi memiliki kebijakan toleransi nol untuk kekerasan dan beroperasi secara legal, moral, etis sesuai dengan hukum lokal dan hukum di Amerika Serikat.
Sebelumnya, Daily Mail mendapat informasi bahwa kehadiran kontraktor keamanan swasta Amerika Serikat di Hotel The Ritz Carlton di Riyadh untuk melakukan interogasi terhadap puluhan pangeran serta ratusan pengusaha, pejabat pemeritnahan dan petinggi militer Arab Saudi. Mereka ditangkap  Komisi Antikorupsi yang dipimpin MBS dengan tuduhan terlibat korupsi.
Seorang sumber mengklaim bahwa MBS menyewa sekitar 150 anggota Academi yang berbasis di Dubai.
Blackwater adalah salah satu kontraktor keamanan terbesar di dunia. Perusahaan Blackwater terdiri dari sembilan unit bisnis, mulai dari pasukan anjing penjaga, pasukan penerjun payung, pasukan pengamanan di lautan hingga membuat kendaraan lapis baja.
Blackwater mulai terkenal ketika beroperasi di Irak serta di Afghanistan pada awal 2000an.
Blackwater bermarkas di Moyock, North Carolina dan memiliki semboyan sebagai perusahaan operasi militer profesional, penegak hukum, keamanan, penjaga perdamaian dan stabilitas yang paling komprehensif di dunia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 oleh mantan anggota Navy SEAL Erik Prince dan Al Clark.
Pada Oktober 2007, Blackwater USA memulai proses mengubah nama menjadi Blackwater Worldwide.
Namun tak lama berselang, Blackwater pecah kongsi. Pada tahun 2010, sekelompok investor swasta yang membeli perusahaan itu membangun perusahaan baru bernama Academi.
Pada 2014, Academi melakukan merger dan hingga saat ini Academi berada di bawah perusahaan Consteilis Holdings, Inc. Nama Blackwater atau Academi kembali muncul di Arab Saudi terkait penangkapan para pangeran dan pengusaha dalam kasus korupsi. 



Credit  TEMPO.CO






Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?




Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?
AP/Jacob Silberberg

CB, Riyadh - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, atau yang dikenal sebagai MBS diduga menyewa tentara bayaran Amerika Serikat yang Blackwater.
Pasukan keamanan bayaran ini diduga disewa untuk menginterogasi termasuk menyiksa dan memukuli pangeran dan pengusaha miliarder yang tertangkap dalam operasi antikorupsi di kerajaan ini.

 
Arab Saudi berusaha mengembalikan kekayaan negara yang konon telah hilang sebanyak US$100 miliar atau sekitar RpRp1300 triliun.

 
Seorang sumber di kerajaan Arab Saudi yang bercerita kepada media Daily Mail mengungkapkan MBS menyewa pasukan keamanan swasta Amerika, yang dikenal sebagai Blackwater.
Sekitar sebelas pangeran, empat menteri aktif dan ratusan pejabat serta mantan pejabat termasuk pengusaha miliarder negara itu ditangkap dalam pemberangusan terhadap praktek korupsi.
Raja Salman membentuk Komisi Antikorupsi Arab Saudi dan menunjuk Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman sebagai kepalanya. Mohammed memerintahkan penangkapan massal yang menjaring 208 orang, dengan tujuh diantaranya telah dilepas. 
Penangkapan itu diikuti 'interogasi' yang menurut sebuah sumber dilakukan oleh 'tentara bayaran Amerika', yang disewa pangeran berusia 32 tahun, dan sekarang menjadi tokoh kerajaan paling berkuasa .
"Mereka memukul, menyiksa, menampar, menghina para tahanan. Mereka ingin menghancurkan semuanya, " kata sumber itu, seperti yang dilansir Daily Mail padaRabu,  22 November 2017.
Sumber ini menambahkan Hotel The Ritz Carlton di Riyadh dijaga pasukan khusus Saudi. Namun proses interogasi dilakukan Blackwater, yang sekarang bernama Academi. Ini karena mayoritas penjaga mengenal para tokoh pejabat dan bangsawan secara dekat.
Sebelumnya beredar laporan tentang adanya penyiksaan seperti disebarkan oleh beberapa whistleblower Arab Saudi soal keterlibatan Blackwater dan penyiksaan para tahanan. 
Akun twitter whistleblower Saudi yang terkenal, @Ahdjadid, yang mengunggah apa yang dikatakan sebagai informasi orang dalam, juga mengklaim bahwa MBS telah membawa setidaknya 150 penjaga 'Blackwater'.
"Kelompok tentara bayaran Blackwater pertama tiba di Arab Saudi seminggu setelah penggusuran bin Nayef [pendahulu Salman sebagai putra mahkota]. MBS mengirim beberapa dari mereka untuk mengamankan tempat penahanan Nayef dan sisanya digunakan untuk melindungi dirinya sendiri. '
Klaim penyiksaan juga muncul baru-baru ini dalam sebuah artikel di New York Times. Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Riyadh dan seorang pejabat AS mengatakan kepada Times bahwa sebanyak 17 tahanan telah menjalani perawatan medis.
Namun Fatimah Baeshen, juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington, mengatakan kepada surat kabar ini bahwa penangkapan ditujukan untuk menangani kejahatan 'kerah putih'. Jaksa penuntut umum negara juga  memastikan penangkapan ini 'mematuhi undang-undang dan peraturan yang relevan'.
Blackwater sebelumnya juga disebut sebagai perusahaan yang diklaim kehadirannya di Arab Saudi di media sosial Arab, dan oleh presiden Lebanon. Presiden Lebanon mengunggah di Twitter bahwa mantan perdana menteri Saad Hariri ditahan di Riyadh oleh penjaga Blackwater, namun kemudian menghapus tweet tersebut.
"Pihak berwenang Libanon telah mengkonfirmasi informasi bahwa perusahaan Blackwater menjaga Hariri dan keluarganya - bukan pasukan keamanan resmi Saudi," tulis Michel Aoun, Presiden Lebanon pada Rabu pekan lalu.
Laporan lain menyebutkan, dua tahanan yang dianggap potensial melakukan perlawanan dalam tahta kerajaan adalah pengusaha tajir Alwaleed bin Talal dan Mutaib bin Abdullah. Keduanya paling keras mengalami siksaan.
Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman selaku ketua Komisi Antikorupsi Arab Saudi menangkap sedikitnya 40 pangeran dan lebih dari 200 pengusaha, pejabat militer dan mantan pejabat karena tudingan korupsi.




Credit  tempo.co




Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur



Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur
Pangeran Alwaleed bin Talal saat diwawancarai di Hotel Beijing, Cina, 5 April 2007. Pria 62 tahun ini memliki saham di banyak perusahaan kelas dunia seperti News Corp, Time Warner, Citigroup, Twitter, Apple, Motorola, dan banyak perusahaan ternama lainnya. REUTERS/Claro Cortes IV

CB, Riyadh- Pemerintah Arab Saudi berupaya mengembalikan kekayaan negara yang diduga telah dicuri lewat berbagai praktek korupsi oleh para pejabat dan bangsawan.
Salah satu yang ditahan dalam penangkapan besar-besaran oleh komisi antikorupsi pada 4 Nopember 2017 lalu adalah Pangeran Alwaleed Bin Talal.
Alwaleed memiliki kekayaan sekitar US$17 miliar atau Rp 230 triliun dan mengoleksi sejumlah saham dari perusahaan terkenal seperti Twitter, Lyft, dan Citigroup lewat perusahaannya yang bernama Kingdom Holding.

 
Alwaledd merupakan keponakan dari Raja Salman, yang saat ini berkuasa. Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, merupakan anak dari Raja Salman dan bersepupu dengan Alwaleed. Mohammed mengepalai komisi antikorupsi Arab Saudi,ang melakukan penangkapan.

Sebuah kisah menarik dilansir media Daily Mail soal proses penangkapan Alwaleed oleh komisi antikorupsi pimpinan Mohammed. Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, Alwaleed diundang datang ke sebuah pertemuan dengan Mohammed di istana Al Yamamah. Namun pada malam hari sebelum pertemuan, pasukan kerajaan menyerbu rumah Alwaleed.
"Tiba-tiba sekitar pukul 2.45 am semua pengawalnya dilucuti, pasukan kerajaan MBS masuk menyerbu rumah Alwaleed," kata sumber ini. MBS adalah nama panggilan Mohammed Bin Salman.
Komisi antikorupsi Arab Saudi mulai bergerak melakukan penangkapan massal sejak 4 Nopember 2017, setelah Raja Salman mengeluarkan keputusan membentuk komisi itu. Sekitar 208 orang termasuk 11 pangeran, empat mantan menteri dan ratusan mantan pejabat serta bangsawan ikut ditangkap. tujuh orang telah dilepas karena dinyatakan tidak terlibat korupsi.
"Dia (Alwaleed) ditarik dari kamar tidurnya dan hanya mengenakan piyama, lalu diborgol dan dimasukkan ke dalam sebuah sedan mewah lalu menjalani interogasi seperti seorang kriminal saja," masih kata sumber ini.
Lalu para petugas membawa Alwaleed ke Hotel Ritz Calrton, Riyadh, untuk menjalani penahanan. Hotel ini dimiiki kerajaan. "Mereka (petugas) menggantung mereka terbalik hanya untuk menunjukkan bahwa ini serius," kata sumber ini.
Petugas interogasi Arab Saudi juga mengatakan dakwaan terhadap orang-orang yang ditahan ini sudah diumumkan ke publik. "Dunia tahu kalian ditangkap dan dakwaannya apa," kata sumber tadi.




Credit  TEMPO.CO







Suu Kyi bahas pemulangan Rohingya dengan menteri Bangladesh


Suu Kyi bahas pemulangan Rohingya dengan menteri Bangladesh
Konselor Negara Myanmar Aung San Suu Kyi saat berbicara dalam sebuah konferensi pers di Asia Europe Foreign Ministers (ASEM) di Naypyitaw, Myanmar, Selasa (21/11/2017). (REUTERS)





Yangon (CB) - Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi bertemu dengan menteri luar negeri Bangladesh pada Kamis  untuk mencapai kesepakatan mengenai pemulangan ratusan ribu warga Rohingya yang melarikan diri dari tindakan kekerasan di Negara Bagian Rakhine.

Suu Kyi, yang berbagi kekuasaan dengan militer, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood di Naypyidaw.

"Mereka membahas pengembangan kerja sama dan hubungan antara kedua negara, untuk menerima orang-orang yang meninggalkan tempat-tempat di Rakhine, dan kerja sama yang berjalan antara kedua negara", demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Myanmar yang dikutip AFP.

Kantor berita AFP tidak bisa menghubungi para pejabat untuk meminta penjelasan mengenai kesepakatan akhir.

Warga Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan telah menjadi sasaran kekerasan komunal dan sentimen anti-Muslim di Myanmar yang mayoritas penduduknya penganut Buddha.

Mereka juga menghadapi penindasan sistematis dari pemerintah, yang mencabut kewarganegaraan mereka dan sangat membatasi pegerakan mereka, juga akses mereka ke layanan dasar.

Pembicaraan antara Suu Kyi dan menteri luar negeri Bangladesh dilakukan menjelang kunjungan Paus Fransiskus, yang dinantikan kedua negara tersebut.

Paus akan bergabung dengan gelombang pemimpin global yang mengunjungi ibu kota Myanmar, Naypyidaw, dalam beberapa pekan terakhir guna menekan para pemimpin -- termasuk pemimpin militer kuat, Min Aung Hlaing -- guna mengakhiri krisis tersebut.

Lebih dari 620.000 orang telah mengungsi ke Bangladesh sejak Agustus, melarikan diri dari tindakan militer Myanmar yang disebut Amerika Serikat sebagai "pembersihan etnis terhadap Rohingya."

Militer membantah tuduhan telah melakukan kekerasan terhadap Rohingya, namun membatasi akses ke zona konflik.

Pemerintahan Suu Kyi juga menolak memberikan visa kepada petugas Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditugasi mencari fakta mengenai tuduhan-tuduhan pelanggaran militer.

Warga mayoritas Myanmar yang menganut Buddha, yang menyangkal melakukan kekejaman terhadap minoritas muslim, sepakat untuk bekerja dengan Bangladesh memulangkan sebagian warga Rohingya yang memenuhi kamp-kamp pengungsi.

Namun, Bangladesh kesulitan menyelesaikan rinciannya, termasuk mengenai berapa banyak warga Rohingya yang akan diizinkan kembali ke Rakhine, tempat ratusan desa telah hancur atau hangus terbakar.

Dan pekan lalu, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa "tidak mungkin menerima jumlah warga yang diusulkan oleh Bangladesh."


Credit  antaranews.com


Myanmar-Bangladesh Sepakati Pemulangan Rohingya


Myanmar-Bangladesh Sepakati Pemulangan Rohingya
Menlu Retno Marsudi (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)


Jakarta, CB -- Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi mencapai kesepakatan untuk menerima pengungsi Rohingya dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood di Nay Pyi Daw, Kamis (23/11).

"Kami siap menerima kembali para pengungsi secepatnya setelah Bangladesh mengirimkan daftar identitas para pengungsi kepada kami," kata Menteri Tenaga Kerja, Imigrasi dan Kependudukan Myanmar Myint Kyaing, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (23/11).

Sebelumnya, Myanmar juga mengatakan bahwa pemulangan tersebut berlaku bagi seluruh pengungsi Rohingya yang telah memenuhi verifikasi data dan dokumen. Naypyidaw menyatakan akan menjamin keamanan repatriasi bagi para pengungsi yang memenuhi syarat verifikasi.


Pemulangan akan dimulai dalam dua bulan mendatang. Kelompok kerja bersama akan dibentuk dalam tiga pekan. Pembicaraan bilateral khusus soal pemulangan akan dilakuan sepcepatnya.


Dalam pernyataannya, Myanmar menyatakan kesepakatan itu berdasarkan pakta repatriasi antara kedua negara 1992-1993.

Kesepakatan Suu Kyi dan Mahmood diteken saat militer Myanmar, yang masih berpengaruh di pemerintahan, belum sepenuhnya menyepakati rencana repatriasi pengungsi tersebut.


Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, bahkan menutup kemungkinan negaranya untuk menerima kembali para pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh sejak krisis kembali memburuk di Rakhine pada akhir Agustus lalu.

"Tidak mungkin untuk menerima jumlah orang yang diusulkan Bangladesh," kata Hlaing pada pekan lalu.

Sejak krisis yang dipicu bentrokan kelompok bersenjata dan militer pecah pada 25 Agustus lalu, sedikitnya 600 ribu Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk mengungsi. Konflik itu pun diperkirakan telah menewaskan 1.000 orang, terutama Rohingya.


Sejak itu pun Myanmar, khususnya Suu Kyi terus menjadi sorotan dunia internasional. Peraih Nobel Perdamaian itu tak lepas dari serangkaian desakan karena dianggap gagal melindungi Rohingya sebagai warga negaranya sendiri.

Suu Kyi pun didesak agar mau bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan militer terhadap Rohingya.

PBB dan Amerika Serikat pun telah menganggap tragedi kemanusiaan yang mengincar etnis Rohingya itu sebagai upaya pembersihan etnis. Sejumlah pihak bahkan menilai krisis tersebut sudah seharusnya dianggap sebagai kejahatan genosida.


Meski begitu, militer Myanmar hingga kini berkeras membantah tudingan pelanggaran HAM tersebut dan tetap membatasi akses masuk ke pusat konflik di Rakhine.

Kesepakatan itu tercapai menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Bangladesh dan Myanmar. Paus akan berkunjung ke Myanmar pada 27-30 November dan ke Bangladesh 30 November-2 Desember.

Indonesia sejak awal mendorong pertemuan kedua negara untuk mengatasi krisis Rohingya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan perjanjian repatrisi antara Myanmar dan Bangladesh menjadi awal pemulangan para pengungsi.


Menurut Retno, krisis kemanusiaan di Rakhine, Myannmar turut dibahas dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri Asia dan Eropa (ASEM) di Nay Pyi Daw, Myanmar pekan lalu. "Menlu Bangladesh tinggal lebih lama untuk menuntaskan putaran terakhir negosiasi repatriasi," kata Menlu Retno, Kamis.

Di sela-sela pertemuan ASEM, menurut Retno, Aung San Suu Kyi juga mengadakan pertemuan informal dengan 19 negara, termasuk Indonesi, memmbahas masalah yang dialami Myanmar.

Sejumlah negara meminta perkembangan terkini agar dunia internasional bisa memahami kebutuhan atau bantuan seperti apa yang dapat diberikan untuk membantu penyelesaian masalah di Myanmar.



Credit  cnnindonesia.com




China Perkuat Relasi dengan Militer Myanmar


China Perkuat Relasi dengan Militer Myanmar
Ilustrasi militer Myanmar. (Reuters/Soe Zeya Tun)


Jakarta, CB -- China mengungkapkan keinginan untuk memperkuat hubungan dengan militer Myanmar, meski konflik dengan kaum minoritas Rohingya di Rakhine masih terus memanas.

"Di tengah situasi keamanan kawasan yang kompleks dan cepat berubah, China ingin menjalin komunikasi strategis antara militer kedua negara," ujar pejabat Komisi Militer Pusat China, Li Zuocheng, saat bertemu dengan Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, di Beijing.

Li mengatakan, China ingin militer kedua negara memperkuat kontak dan memperdalam pelatihan, juga pertukaran teknis. China juga berharap militer kedua pihak dapat bekerja sama memastikan stabilitas dan perdamaian di perbatasan.


Sebagaimana dilansir Reutes, selama ini Beijing kerap melontarkan protes karena pertikaian antara pemberontak dan militer Myanmar di Shan, negara bagian yang berbatasan langsung dengan China.


Akibat pertempuran ini, ribuan warga kabur ke desa-desa di dekat perbatasan China. Sejumlah selongsong peluru juga dilaporkan berjatuhan di tanah China.

Pertempuran itu mereda belakangan ini, ketika bentrokan lainnya terjadi di Rakhine, negara bagian yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.


Bentrokan itu dipicu oleh serangan kelompok bersenjata Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) ke sejumlah pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine pada 25 Agustus.

Militer pun melakukan operasi untuk membersihkan tanah Rakhine dari ARSA. Namun ternyata, militer tak hanya membasmi anggota ARSA, tapi juga sipil Rohingya.

Setidaknya 1.000 Rohingya dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut, sementara lebih dari 600 ribu lainnya kabur dan mengungsi ke Bangladesh.

Namun dalam pernyataan tertulisnya, Li sama sekali tak menyinggung masalah Rohingya ini, sementara Amerika Serikat baru saja menyatakan bahwa militer Myanmar melakukan "pembersihan etnis Rohingya" di Rakhine.

China memang terus membangun relasi baik dengan Myanmar, bahkan ketika negara-negara Barat menjatuhkan sanksi atas Naypyidaw saat junta militer berkuasa di negara itu.

Dalam pertemuan ini, Min Aung Hlaing pun mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan China dalam membantu Myanmar memastikan stabilitas dalam negerinya.


Credit  cnnindonesia.com


Cina Ingin Meningkatkan Hubungan dengan Militer Myanmar


Tentara Myanmar (ilustrasi).
Tentara Myanmar (ilustrasi).


CB, BEIJING -- Cina menginginkan hubungan lebih erat dengan militer Myanmar guna membantu melindungi perdamaian dan keamanan wilayah.  Demikian disampaikan seorang jenderal Cina. 

Cina dan Myanmar memiliki hubungan erat diplomatik dan ekonomi bertahun-tahun, termasuk peningkatan strategis pada sektor minyak dan gas. Cina menawarkan dukungannya kepada negara tetangga selatannya itu yang juga dikenal sebagai Burma, dalam kemelut terkait Muslim Rohingya.

Lebih dari 600 ribu warga Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar, sebagian besar pergi ke negara tetangganya, Bangladesh, sejak militer Myanmar melakukan tindakan balasan dalam menanggapi serangan terhadap pasukan keamanan oleh gerilyawan Rohingya pada Agustus.

Amerika Serikat pada Rabu untuk pertama kali menyebut tindakan militer Myanmar terhadap Rohingya itu sebagai upaya pembersihan suku dan mengancam memberikan sanksi terhadap yang bertanggung jawab atas "kekejaman mengerikan" tersebut.

Dalam pertemuan di Beijing, Li Zuocheng, yang duduk di Komisi Militer Pusat Cina, mengatakan kepada Jenderal Min Aung Hlaing bahwa pembangunan dan kemakmuran Cina merupakan kesempatan penting bagi pembangunan Myanmar.

"Dalam menjaga keamanan wilayah yang kompleks dan keadaan yang berubah-ubah, Cina bersedia menjaga komunikasi strategis antara militer kedua negara," kata Zuocheng seperti dikutip dalam pernyataan, yang dikeluarkan pada Rabu malam.

Cina menginginkan hubungan yang lebih besar antara kedua angkatan bersenjata tersebut dan pelatihan yang lebih dalam serta pertukaran teknis untuk mempromosikan kerja sama pertahanan perbatasan, guna menjamin perdamaian dan keseimbangan wilayah perbatasan bersama.

Cina menyerukan keberatannya atas pertempuran yang melibatkan antara militer Myanmar dengan pemberontak suku yang menginginkan kemerdekaan, di daerah perbatasan Myanmar dengan Cina. Pertempuran tersebut telah terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID














Ini 16 Target Nuklir dan Rudal Korut Termasuk Gedung Putih


Ini 16 Target Nuklir dan Rudal Korut Termasuk Gedung Putih
Ilustrasi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan peta target serangan nuklir dan rudal Korea Utara. Foto/The Sun


LONDON - Sebanyak 16 wilayah di berbagai dunia, termasuk Gedung Putih dan Pentagon, Amerika Serikat (AS) menjadi target utama serangan nuklir dan rudal Korea Utara. Daftar target itu hasil kajian Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (EFCR).

SINDOnews pada Jumat (24/11/2017), melihat daftar belasan target serangan senjata mematikan rezim Kim Jong-un tersebut dari situs resmi EFCR.

Selain target-target penting di AS, beberapa wilayah Jepang, Korea Selatan dan kawasan Asia-Pasifik yang jadi basis kepentingan AS juga menjadi target.

”Korut tidak memiliki perbedaan yang jelas antara penggunaan senjata nuklir terhadap target militer dan penggunaannya terhadap sasaran sipil,” bunyi laporan EFCR.

Yang menakutkan, kota-kota besar yang dihuni banyak warga sipil seperti New York tak lepas dari daftar target. Menurut laporan EFCR yang telah telah diterbitkan oleh setiap cabang kantor di berbagai negara, belasan target tersebut sudah disusuk sejak diktator muda Kim Jong-un berkuaa di Korut.

“Laporan baru ini bertujuan untuk memprediksi tanggapan Pyongyang terhadap berbagai skenario, sehingga lebih baik memahami bagaimana rezim melihat senjata nuklirnya, dan kapan akan menggunakannya,” lanjut laporan EFCR.

Militer Korut, sambung EFCR, memiliki keyakinan bisa menjadi pertahanan terbaik terhadap serangan musuh-musuhnya.

”Tanpa kepastian bahwa persenjataannya bisa bertahan dari serangan pertama oleh musuh-musuhnya, pencegahan Pyongyang bergantung pada ancaman peluncuran serangan pertama itu sendiri,” papar laporan tersebut.

Berikut 16 daftar target serangan senjata nuklir dan rudal Korea Utara yang dirilis Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa;


Credit  sindonews.com











Ketegangan Belum Reda, AS-Korsel Gelar Latihan Udara Gabungan


Ketegangan Belum Reda, AS-Korsel Gelar Latihan Udara Gabungan
Foto/Ilustrasi/Istimewa


SEOUL - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) dijadwalkan mengadakan latihan gabungan reguler awal bulan depan. Latihan itu akan menggelar enam pesawat tempur siluman F-22 Raptor, kata seorang pejabat kementerian pertahanan Korsel.

"Latihan yang disebut 'Vigilant Ace' akan diadakan dari 4-8 Desember," kata pejabat tersebut seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).

Menurut kantor berita Korsel, Yonhap, latihan itu akan menjadi jumlah terbesar keikutsertaan jet tempur F-22 dalam sebuah latihan hingga saat ini.

Latihan gabungan Vigilant Ace adalah pelatihan bilateral dua tahunan yang diadakan oleh AS dan Korsel secara teratur untuk mensimulasikan pertahanan di masa perang. Dalam latihan sebelumnya, sekitar 16.000 tentara AS telah berpartisipasi dalam latihan tersebut.

Latihan tersebut dilakukan saat Korea Utara (Korut) terus bergerak maju dengan pengembangan program nuklir dan misilnya karena menentang kecaman dan sanksi internasional, walaupun belum melakukan tes selama dua bulan terakhir.

Korut beranggapan latihan perang gabungan antara AS dan Korsel sebagai pintu masuk invasi ke negara itu. Namun tudingan ini dibantah oleh dua negara bersekutu itu dengan menyatakan bahwa latihan tersebut murni untuk kepentingan pertahanan.

Latihan gabungan seperti ini sangat diprotes oleh Pyongyang, yang melihat latihan tersebut sebagai agresi terhadap negara yang terisolasi tersebut.

Eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea kembali menyeruak setelah AS memutuskan untuk memasukkan Korut dalam daftar negara pendukung terorisme. Keputusan AS ini dianggap sebagai bentuk provokasi serius oleh Korut.


Credit  sindonews.com







Kuba sampaikan dukungan bagi Korea Utara


Kuba sampaikan dukungan bagi Korea Utara
Warga melihat pameran foto memperingati 20 tahun pemilihan Kim Jong Il menjadi sekretaris jenderal Partai Pekerja Korea di Istana Budaya Rakyat dalam foto yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) di Pyonyang, Selasa (3/10/2017). Foto pemimpin Korea Utara Kim Jong Un terlihat di sebelah kanan. (KCNA/via REUTERS/djo/17)



Havana (CB) - Kuba, satu dari sedikit sekutu Korea Utara, menyerukan "perdamaian dan stabilitas" di semenanjung Korea dan menekankan perlunya dialog untuk mengurangi ketegangan antara Pyongyang dan Washington.

Saat menerima timpalannya dari Korea Utara Ri Yong-Ho di Havana, Rabu, Menteri Urusan Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengatakan Kuba "mendukung perdamaian dan stabilitas", menambahkan bahwa "hanya setelah dialog dan perundingan solusi politik yang langgeng bisa dicapai" menurut siaran media Kuba.

Berkenaan dengan tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan Korea Utara sebagai negara pendukung teror pada Senin, Rodriguez menyatakan menolak apa yang dia sebut sebagai "keterangan dan dikte sepihak" Amerika Serikat mengenai Korea Utara.

Sementara Ri menyalahkan "penggunaan kekuatan militer imperialis yang kian meningkat" sebagai penyebab buruknya situasi di semenanjung Korea, dan menekankan pentingnya hubungan Kuba-Korea Utara sebagai "dua negara pembangun sosialisme."

Kunjungannya dilakukan saat Pyongyang dan Washington terus berselisih mengenai beberapa kali uji coba rudal balistik dan nuklir Korea Utara – sementara hubungan Amerika Serikat dan Kuba, yang dibangun lagi pada 2015 setelah buntu selama 50 tahun, juga memburuk di bawah pemerintahan Presiden Trump.

Pada 23 September, Ri mengecam Trump dalam pidatonya di PBB, dan mengungkapkan "dukungan serta solidaritas besar untuk pemerintah dan rakyat Kuba" menurut siaran kantor berita AFP.




Credit  antaranews.com





Malu karena Aksi Pembelotan, Jong-un Hukum Semua Penjaga Perbatasan



Malu karena Aksi Pembelotan, Jong-un Hukum Semua Penjaga Perbatasan
Foto/Ilustrasi/Istimewa



SEOUL - Korea Utara (Korut) mengganti semua penjaga perbatasan ke zona demiliterisasi (DMZ) dengan Korea Selatan (Korsel). Pasalnya, pemimpin Korut Kim Jong-un marah besar dengan aksi pembolatan memalukan yang dilakukan oleh seorang tentara.

Korut menderita rasa malu yang parah pada tanggal 13 November ketika seorang penjaga perbatasan melarikan diri dari jip. Ia kemudian berjalan kaki melintasi area keamanan bersama (JSA) dengan Korsel.

Pembelot, yang diidentifikasi hanya oleh nama keluarganya Oh, melesat dengan sebuah jip menuju Korsel sebelum kehilangan kendali dan menabrak parit. Dia berlari beberapa meter saat penjaga Korut melepaskan tembakan.

Sekarang penjaga perbatasan tersebut diyakini telah membuat marah Kim Jong-un atas insiden tersebut - dengan semua yang diyakini tersangkut dengan insiden itu telah kehilangan posisinya.

Kantor berita Korsel, Yonhap, meyakini jika semua penjaga perbatasan telah diganti dalam sebuah perombakan keamanan besar-besaran. Yonhap menyatakan bahwa seorang sumber intelijen telah memberi tahu mereka bahwa para penjaga juga berada dalam bahaya hukuman kejam di tangan biro keamanan Jong-un.

"Tanda-tanda terdeteksi bahwa Korea Utara telah mengganti semua petugas keamanan perbatasan setelah pembelotan tersebut," ujar sumber yang tidak disebutkan namanya itu.

"Dengan situasi ini, komandan unit militer yang bertanggung jawab dan perwira senior mungkin telah mendapatkan hukuman," sambungnya seperti dikutip Daily Express, Jumat (24/11/2017).

Menurut Yonhap, empat dari penjaga tersebut dihukum melanggar peraturan Gencatan Senjata 1953.

"Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Rabu bahwa Korea Utara secara jelas melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata 1953 dua kali pekan lalu ketika penjaga perbatasannya mencoba memburu tentara yang melarikan diri ke Korea Selatan melalui desa gencatan senjata Panmunjom," tulis Yonhap.

"Empat penjaga bersenjata Korea Utara mengejar pembelot, yang mencoba lari ke Korea Selatan. Dia ditembak lima kali dan beberapa tembakan meledak di atas garis demarkasi militer (MDL)."

"Seorang penjaga Korea Utara juga telah melintasi MDL selama beberapa detik dan kemudian kembali ke pihak Korut," begitu bunyi laporan Yonhap. 

Sumber tersebut juga mengklaim Korut sekarang memperketat penyaringan bagi mereka yang memasuki dan meninggalkan zona demiliterisasi serta aspek keamanan lainnya di wilayah keamanan bersama.

"Sumber intelijen tersebut juga mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya telah menutup sementara jembatan selama 72 jam, setelah tentara pembelot melaju bersama jip dengan kecepatan tinggi untuk mencapai sisi utara JSA," demikian laporan Yonhap.


Credit  sindonews.com




Kapal Selam Hilang Argentina Diduga Meledak di Samudera


Kapal Selam Hilang Argentina Diduga Meledak di Samudera
Ilustrasi kapal selam. (REUTERS/China Daily)


Jakarta, CB -- Kapal selam angkatan laut Argentina yang dilaporkan menghilang di perairan Atlantik Selatan sejak pekan lalu kini diduga telah meledak di dalam samudera.

Seperti dilansir Reuters, kesimpulan sementara itu diambil setelah hadirnya laporan dari badan internasional pemantau nuklir (CTBTO). Dalam laporan ditulis sebuah suara yang tak normal terdeteksi di bawah permukaan air laut oleh badan internasional pada 15 November 2017 pagi atau saat kapal tersebut terakhir kali melakukan kontak, serta dari titik koordinat yang sama.




Juru Bicara angkatan laut Argentina, Enrique Balbi, mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apa penyebab kapal selam San Juan yang diawaki 44 pelaut itu diduga meledak.

"Angkatan Laut tak memiliki banyak informasi untuk menyimpulkannya," kata Balbi.

CTBTO yang berbasis di Wina, Austria, itu memonitor dugaan deteksi uji coba nuklir atau atom lewat deteksi ledakan. CTBTO mendeteksi sinyal tak normal itu lewat dua stasiun pemantau dari titik lokasi kapal selam hilang.

Sejak dinyatakan hilang kontak pada pekan lalu, pencarian laut dilakukan besar-besaran atas kepal selam buatan Jerman yang pertama kali melaut pada 1983 silam itu.

Saat mendengar kabar diduga meledak di dalam samudera, banyak dari u kerabat 44 awak yang berkemah di markas angkatan laut menanti informasi itu histeris.




Selain informasi dari CTBTO, Balbi mengatakan deteksi suara anomali serupa juga didapatkan dari laporan terpisah. Namun, sambungnya, sebelum diumumkan ke publik Angkatan Laut Argentina harus memastikan dulu informasi itu dengan cek saling silang antara penerima sinyal anomali.

Titik hilang kontak San Juan berada sekitar 430 km lepas pantai Patagonia. Kapal itu sedang dalam perjalanan dari Ushuaia, kota paling selatan di dunia ke Mar del Plata yang berjarak sekitar 400 km dari Buenos Aires.

Sebelum hilang kontak, San Juan sempat mengabarkan ada malfungsi elektrik.

Credit  cnnindonesia.com


AL Argentina: Ada Ledakan di Area Pencarian Kapal Selam


Seorang perempuan menangis di depan pagar Pangkalan Angkatan Laut Argentina Mar de Plata setelah mendengar pengumuman terdapat suara ledakan di lokasi kapal selam ARA San Juan yang hilang, Kamis (23/11).
Seorang perempuan menangis di depan pagar Pangkalan Angkatan Laut Argentina Mar de Plata setelah mendengar pengumuman terdapat suara ledakan di lokasi kapal selam ARA San Juan yang hilang, Kamis (23/11).


CB, BUENOS AIRES -- Angkatan Laut Argentina pada Kamis (23/11) mengonfirmasi ada peristiwa non-nuklir tunggal, tidak normal, singkat dan keras seperti ledakan di lokasi kapal selam hilang.
"Peristiwa tersebut telah dikonfirmasi oleh dua sumber, yakni AS dan lembaga pemantau uji coba nuklir di Austria, yang memiliki jaringan stasiun seismik hidroakustik," kata Juru Bicara bagi Angkatan Laut Argentina (ARA) Enrique Balbi kepada wartawan di Buenos Aires, Argentina.
Kapal selam ARA San Juan hilang di Atlantik Selatan pada 15 November dengan 44 anggota awak. Kapal selam tersebut mulanya dijadwalkan tiba pada Senin di Pangkalan Angkatan laut Mar del Plata, sekitar 400 kilometer di sebelah tenggara Buenos Aires.
Menurut Balbi, peristiwa itu sejalan dengan ledakan dan terjadi di daerah tempat kontak dengan kapal selam tersebut hilang. Posisi terakhir ARA San Juan yang diketahui ialah di Daerah Teluk San Jorge, 432 kilometer di sebelah tenggara Semenanjung Valdes, di Atlantik Selatan.
Kapal selam itu kehilangan kontak pada pukul 07.30 waktu setempat pada 15 November dan ledakan terdeteksi pada pukul 10.31 pada hari yang sama. Balbi mengatakan, "Kami terus mencari kapal selam tersebut dan 44 anggota awaknya. Saat ini, tak ada kepastian atau bukti, pencarian akan dilanjutkan."
Ia juga mengumumkan tak ada bukti ledakan itu terkait penyerangan kapal selam.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Rusia Bantu Pencarian Kapal Selam Argentina yang Hilang


Kapal selam ARA San Juan.
Kapal selam ARA San Juan.


CB, JAKARTA -- Rusia bergabung bersama beberapa negara lain untuk membantu mencari kapal selam militer Argentina yang hilang sepekan yang lalu. Kapal selam ARA San Juan berawak 44 orang, hilang di kawasan perairan Atlantik Selatan.

Dilansir dari BBC, Kamis (23/11), Presiden Mauricio Marci mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghubunginya dan menawarkan kapal yang mempunyai pengalaman operasi pencarian serupa.

Belasan negara, termasuk Amerika Serikat, juga ikut ambil bagian dalam operasi pencarian.Brasil, Cile, Kolombia, Prancis, Jerman, Peru, Afrika Selatan, Uruguay dan Inggris juga termasuk di antara negara-negara yang telah mengirim kapal atau pesawat untuk membantu pencarian.

Angkatan Laut AS telah mengerahkan dua kendaraan bawah laut yang menggunakan sonar untuk membuat gambar dasar laut. Kapal ARA San Juan hilang setelah melaporkan adanya kerusakan listrik.

Juru bicara Angkatan Laut Argentina Kapten Enrique Balbi mengatakan, pencarian tersebut telah memasuki fase kritis di tengah kekhawatiran menurunnya pasokan oksigen.

Enrique menjelaskan, Angkatan Laut sedang menyelidiki laporan tentang adanya suara keras yang terdeteksi di daerah tersebut beberapa jam setelah ARA San Juan hilang. Ia menggambarkannya sebagai "anomali hidro-akustik" dan menolak untuk mengkonfirmasi apakah telah terjadi ledakan.

ARA San Juan kembali dari misi rutin ke Ushuaia, dekat ujung selatan Amerika Selatan, saat melaporkan adanya gangguan listrik.

Menurut komandan angkatan laut Gabriel Galeazzi, kapal selam itu muncul dan melaporkan rinciannya dengan menyebutkan adanya hubungan arus pendek di baterai kapal selam. Kapal selam diperintahkan untuk membatalkan misinya dan kembali ke pangkalan angkatan laut di Mar del Plata dengan segera.

Menurut juru bicara angkatan laut Enrique Balbi, kapten ARA San Juan kembali menghubungi pangkalan angkatan setelah melaporkan masalahnya.

Dalam pesan tersebut, dia mengatakan masalah tersebut telah diperbaiki dengan perlengkapan yang tersedia dan kapal akan melanjutkan perjalanan ke pangkalan angkatan laut Mar del Plata.

Protokol angkatan laut Argentina mengatakan dalam kondisi normal, kapal selam melakukan kontak dua kali sehari dengan pangkalan. Ketika kapal selam tidak melakukan kontak maka angkatan laut Argentina mulai mencari kapal tersebut.

Pada Ahad, kerabat beberapa kru mengatakan mereka telah diberitahu dalam pesan singkat bahwa ada masalah dengan baterai kapal selam sebelum kontak dengan kapal selam hilang.

Kapal selam ARA San Juan hilang sejak 15 November. Kapal tersebut dibuat di Jerman pada Tahun 1983, dengan panjang 66 meter. Pada saat tenggelam kapal membawa 44 awak di bawah komando Pedro Martin Fernandez.

43 kru adalah laki-laki dan satu wanita yakni Eliana Mara Krawczyk. Petenis berusia 35 tahun itu adalah perwira wanita pertama di Argentina yang bertugas di kapal selam.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID









Papua Nugini Tarik Paksa Pengungsi dari Kamp Milik Australia


Papua Nugini Tarik Paksa Pengungsi dari Kamp Milik Australia
Kepolisian Papua Nugini memulai operasi untuk memaksa keluar para pengungsi yang masih berada di kamp milik Australia di Pulau Manus, Kamis (23/11) sore. (AAP/Refugee Action Coalition/via Reuters)



Jakarta, CB -- Kepolisian Papua Nugini memulai operasi untuk memaksa keluar para pengungsi yang masih berada di kamp milik Australia di Pulau Manus, Kamis (23/11) sore.

Komisioner kepolisian Papua Nugini, Gari Baki, mengatakan bahwa pada awal operasi ini, banyak pengungsi masih menolak pergi karena takut tidak diterima di lingkungan baru mereka.

Menurut Baki, sejumlah pengungsi juga khawatir kamp penampungan sementara mereka nantinya tak memiliki fasilitas yang memadai.


Amnesty International pun menyatakan kekhawatiran ini sangat wajar mengingat selama berada di Kamp Manus saja, sudah banyak warga lokal yang menyerang para pengungsi.


Namun, kepolisian akhirnya berhasil menyeret 50 dari sekitar 320 orang itu keluar dengan mengatakan bahwa keamanan dan fasilitas di kamp sementara sudah terjamin.

"Kami mengupayakan yang terbaik dan para pengungsi tak bisa terus keras kepala. Kami tidak memindahkan mereka ke hutan. Mereka akan dipindahkan ke dua pusat yang memiliki air, listrik, makanan, dan layanan kesehatan," katanya.

Puluhan pengungsi itu pun dibawa ke kamp-kamp penampungan sementara, sembari menunggu Australia mendapatkan negara ketiga yang mau menerima para pencari suaka itu.

"Masih banyak yang harus dikerjakan. Kami berharap, jumlah kedatangan orang yang hingga pagi ini mencapai sekitar 370 orang di pusat penampungan itu, dapat mulai berkurang sekarang," ujar Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton.


Dutton juga mengatakan, pemerintah masih harus mengurus sejumlah imigran yang ditahan karena melakukan protes ketika polisi Papua Nugini memaksa mereka keluar dari Kamp Manus, termasuk seorang jurnalis asal Iran, Behrouz Boochani.

Australia sendiri sebenarnya sudah menutup kamp itu sejak 30 Oktober lalu, setelah Mahkamah Agung Papua Nugini menyatakan pusat detensi itu tak sesuai konstitusi.

Tak lama setelah itu, Australia memutus aliran listrik dan menghentikan pasokan air ke kamp tersebut, kemudian meminta 600 pencari suaka yang ada di sana untuk pindah ke tiga pusat transisi terdekat.



Namun, sekitar 400 pengungsi menolak pergi. Mereka berkeras ingin dibawa ke Australia, sementara Canberra terus menegaskan bahwa mereka akan menempatkan para pengungsi itu di negara ketiga, termasuk Amerika Serikat.

Melalui kesepakatan pada masa pemerintahan Barack Obama, AS bersedia menampung 1.250 pengungsi dan pencari suaka Australia yang kini masih ditampung di kamp-kamp di Nauru dan Papua Nugini.

Sebagai timbal balik, Australia akan menerima pengungsi dari El Salvador, Guatemala, dan Honduras.

Namun hingga kini, baru 54 pengungsi yang terbang ke Washington, sementara ratusan imigran lainnya terperangkap di kamp-kamp di mana banyak pelanggaran HAM terjadi.


Credit  cnnindonesia.com


Papua Nugini Tutup Kamp Imigran Milik Australia


Papua Nugini Tutup Kamp Imigran Milik Australia
Sekitar 400 pengungsi di Kamp Manus, Papua Nugini, menolak pergi karena takut tak diterima oleh warga di sekitar pusat penampungan sementara lainnya. (Social Media/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Kepolisian Papua Nugini menutup kamp pengungsi yang didirikan oleh Australia di Pulau Manus pada Kamis (23/11), memaksa ratusan imigran untuk pergi.

Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, memastikan adanya operasi tersebut dan mengatakan bahwa Canberra "sangat berharap semua orang keluar dari pusat penampungan Manus."

"Saya pikir, sangat memalukan melihat orang-orang masih di sana. Saya ingin semua orang keluar," ujar Dutton, sebagaimana dikutip AFP.


Operasi ini menjadi sorotan setelah seorang jurnalis asal Iran, Behrouz Boochani, berkicau melalui akun Twitter pribadinya dari dalam kamp.

"Polisi, pasukan khusus, ratusan pasukan polisi, masuk ke kamp penjara dan sekitar penjara. Pasukan angkatan laut sudah bersiaga di luar kamp penjara. Kami dalam waspada tinggi sekarang. Kami diserang," tulis Boochani.

Boochani mengatakan, situasi semakin genting, sementara dua pengungsi terluka dan butuh perawatan medis secepatnya.

Sejumlah pengungsi lain merilis foto melalui jejaring sosial, memperlihatkan polisi masuk ke kamp tersebut.

Seorang aktivis hak asasi manusia dari GetUp, Shen Narayanasamy, mengatakan bahwa dia sudah mendengar laporan kekerasan di luar kamp, meski kepolisian belum mengusir paksa para pencari suaka.

Australia sudah menutup kamp itu sejak 30 Oktober lalu, setelah Mahkamah Agung Papua Nugini menyatakan pusat detensi itu tak sesuai konstitusi.


Tak lama setelah itu, Australia memutus aliran listrik dan menghentikan pasokan air ke kamp tersebut, kemudian meminta 600 pencari suaka yang ada di sana untuk pindah ke tiga pusat transisi terdekat.

Namun, sekitar 400 pengungsi menolak pergi. Mereka mengaku takut warga di sekitar pusat transisi itu menolak keberadaan para pengungsi tersebut.

Mereka juga mengatakan, ketiga pusat transisi itu tak sepenuhnya beroperasi karena tak ada aliran air mau pun listrik. Keamanan di kamp tersebut pun dianggap sangat longgar.


Nasib para pengungsi ini pun terkatung-katung, sementara Australia tetap berkeras tak mau menampung para pengungsi yang sebenarnya mencari suaka ke negara mereka itu.

Australia terus menegaskan bahwa mereka akan menempatkan para pengungsi itu di negara ketiga, termasuk Amerika Serikat.

Melalui kesepakatan pada masa pemerintahan Barack Obama, AS bersedia menampung 1.250 pengungsi dan pencari suaka Australia yang kini masih ditampung di kamp-kamp di Nauru dan Papua Nugini.

Sebagai timbal balik, Australia akan menerima pengungsi dari El Salvador, Guatemala, dan Honduras.

Namun hingga kini, baru 54 pengungsi yang terbang ke Washington, sementara ratusan imigran lainnya terperangkap di kamp-kamp di mana banyak pelanggaran HAM terjadi.

Asosiasi Medis Australia pun mendesak Canberra untuk mengizinkan dokter masuk ke kamp-kamp tersebut untuk menolong para pengungsi, mengingatkan bahwa "situasi di Manus semakin buruk dan berbahaya."



Credit  cnnindonesia.com