Jumat, 06 Oktober 2017

Dua Warga Rusia Diduga Disandera ISIS di Suriah


Dua Warga Rusia Diduga Disandera ISIS di Suriah 
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)

Jakarta, CB -- Dua pria asal Rusia diduga disandera oleh ISIS di Suriah setelah sebuah video yang disebarkan media propaganda kelompok teroris itu, Amaq, memperlihatkan kedua laki-laki tersebut dalam keadaan terikat dan memar.

Dalam video tersebut, salah satu di antara sandera mengatakan, mereka ditangkap ISIS saat kelompok itu tengah meluncurkan serangan balasan di dekat kota Sholah, provinsi Deir Ezzor.

Awalnya, kedua pria ini diduga tentara Rusia yang tengah bertugas di Suriah. Namun, kementerian pertahanan Rusia membantah ada prajuritnya yang ditangkap ISIS.


Selama ini, Moskow memang mengerahkan sejumlah pasukannya ke Suriah untuk membantu Presiden Bashar al-Assad memberangus pemberontak. Tak hanya militer, laporan mengenai partisipasi tentara bayaran asal Rusia di Suriah juga sudah tesebar luas.


 
Belakangan, organisasi paramiliter masa pra-Uni Soviet, Don Cossack Host Organization, mengonfirmasi bahwa keduanya merupakan warga Negeri Beruang Merah yang diketahui bernama Grigory Tsurkanu dan Roman Zabolotny.

"Roman Zabolotny adalah veteran aktif kami. Kami tidak mengerti bagaimana dia bisa berada di Suriah," ucap juru bicara Don Cossack Host, Lyudmila Bondar, kepada AFP, Kamis (5/10).

Bondar mengatakan, Zabolotny merupakan seorang juru masak dari selatan Rusia. Sementara itu, Tsurkanu merupakan anggota organisasi veteran Military Brotherhood yang berasal dari Moskow.

"Hati kami semua terluka ketika mengetahui bahwa Grigory Tsurkanu berada di tangan teroris di Suriah," kata organisasi tersebut melalui situsnya.




Credit  cnnindonesia.com





Pengawas Temukan Penggunaan Sarin dalam Serangan di Suriah


Pengawas Temukan Penggunaan Sarin dalam Serangan di Suriah 
Lembaga pengawas penggunaan senjata kimia global menemukan penggunaan gas sarin dalam serangan di kota kekuasaan oposisi Suriah yang menewaskan 70 orang pada 30 Maret lalu. (Reuters/Ammar Abdullah)


Jakarta, CB -- Lembaga pengawas penggunaan senjata kimia global menemukan penggunaan gas sarin dalam serangan di kota kekuasaan oposisi Suriah yang menewaskan 70 orang pada 30 Maret lalu.

"Hasil analisis sampel menunjukkan dengan jelas adanya penggunaan sarin," ujar seorang sumber merujuk pada temuan Organisasi Pencegahan Senjata Kimia (OPCW), kepada Reuters, Rabu (4/10).

Temuan ini pun menambah panjang laporan penggunaan gas sarin di Suriah. Sebelumnya, tepatnya Juni lalu, Tim Pencari Fakta OPCW juga melaporkan penggunaan gas sarin dalam serangan di Kota Khan Sheikhoun pada 4 April.


Serangan yang menewaskan puluhan orang itu memicu amarah Amerika Serikat hingga akhirnya memutuskan untuk menyerang pangkalan udara Suriah.


Selama ini, Suriah selalu menampik penggunaan gas sarin oleh pihaknya. Mereka sudah berjanji akan menghancurkan senjata kimianya melalui perjanjian dengan Rusia dan AS pada 2013 lalu.

OPCW sendiri hanya berwenang menentukan ada tidaknya penggunaan gas sarin. Selanjutnya, tim gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OPCW akan menentukan pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Tim yang dikenal dengan nama Mekanisme Investigasi Gabungan (JIM) itu sebelumnya sudah menyatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan gas klorin pada 2014 dan 2015.

Mandat JIM akan berakhir pada November mendatang. Dewan Keamanan PBB pun mulai mempertimbangkan perpanjangan mandat JIM.

Namun, Rusia yang dikenal sebagai sekutu dekat rezim Bashar al-Assad, mempertanyakan kegunaan JIM. Sejumlah diplomat pun meragukan kemauan Moskow untuk memperpanjang mandat JIM.

Meski demikian, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Halley, mengatakan bahwa temuan ini memperkuat alasan untuk memperpanjang mandat JIM.

"Kita berutang pada para warga yang tak berdosa itu, termasuk anak-anak, yang menderita dan tewas di tangan rezim Suriah sehingga kita harus terus mendesak akuntabilitas penuh atas kejahatan mengerikan ini," katanya.





Credit  cnnindonesia.com




Myanmar Tuding ARSA Bakar Desa Rohingya di Rakhine


Myanmar Tuding ARSA Bakar Desa Rohingya di Rakhine 
Ilustrasi rumah Rohingya di Rakhine. (Reuters/Soe Zeya Tun)

Jakarta, CB -- Militer Myanmar menuding kelompok bersenjata Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) kembali membakar sejumlah perumahan di Rakhine selama beberapa hari terakhir untuk memperbesar eksodus pengungsi ke Bangaldesh.

"Militan ARSA mendesak orang untuk lari dari desa Rohingya ke Bangladesh," bunyi pernyataan kantor panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing, sebagaimana dikutip AFP.

Menurut kantor Hlaing, ARSA membakar sedikitnya tujuh rumah di desa Rohingya pada Rabu (4/10) dini hari.


Kantor Hlaing menyatakan, pasukan keamanan "yang bekerja sesuai hukum" di Mi Chaung Zay, kota Buthidaung, justru membantu warga desa memadamkan api yang merebak sekitar pukul 02.40 dini hari.


Pernyataan itu dilontarkan Myanmar untuk membantah tudingan bahwa aparatnya yang menyebabkan terjadinya peningkatan gelombang pengungsi ke Bangladesh hingga mencapai 5.000 orang per hari dalam beberapa waktu terakhir.

Sejumlah pengungsi Rohingya yang baru tiba di Bangladesh menuding militer Myanmar kembali mengintimidasi dengan membakar rumah-rumah di Rakhine dalam beberapa waktu terakhir.

Sejak bentrokan antara militer dan ARSA memanas pada 25 Agustus lalu, lebih dari 500 ribu Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Sedikitnya 1.000 orang, terutama Rohingya, dilaporkan tewas dalam krisis ini.

Kesaksian dari para pengungsi Rohingya di Bangladesh dan temuan sejumlah kelompok HAM sejauh ini mengindikasikan adanya penyiksaan hingga pembakaran desa-desa Rohingya yang dilakukan secara sistematis oleh militer Myanmar.
Namun, militer membantah seluruh tudingan itu dan dengan konsisten menuduh ARSA lah yang melakukan penyerangan hingga pembakaran rumah-rumah tersebut.

Myanmar menuduh ARSA melakukan aksinya untuk menggalang perhatian global dan bisa membentuk negara sendiri di wilayah itu. Di sisi lain, ARSA mengklaim bahwa aksinya bertujuan untuk menuntut hak bagi Rohingya yang selama ini tertindas di Myanmar.

Sejauh ini, temuan kelompok HAM dan klaim pemerintah Myanmar tersebut belum bisa diverifikasi secara independen karena sulitnya akses ke Rakhine yang dikontrol ketat oleh militer.





Credit  cnnindonesia.com




Terkait Rohingya, Oxford Akan Copot Gelar Kehormatan Suu Kyi


Terkait Rohingya, Oxford Akan Copot Gelar Kehormatan Suu Kyi 
Gelar kehormatan Freedom of Oxford yang diberi pada 1997 lalu ini dicabut karena Suu Kyi dianggap tidak mampu berbuat banyak dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine, terutama terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya. (Reuters/Soe Zeya Tun)


Jakarta, CB -- Setelah lukisannya dicopot dari Universitas Oxford, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi juga dikabarkan akan kehilangan gelar kehormatan yang ia dapat dari dewan kota di tenggara Inggris itu.

Dewan kota menyatakan keputusan tersebut diambil pada awal pekan ini atas persetujuan lintas partai yang menyimpulkan bahwa Suu Kyi "sudah tidak pantas" menyandang gelar tersebut.

Gelar kehormatan Freedom of Oxford yang diberi pada 1997 lalu ini dicabut karena Suu Kyi dianggap tidak mampu berbuat banyak dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine, terutama terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya.


Suu Kyi dianggap tidak vokal untuk melindungi negaranya sendiri sejak bentrokan antara kelompok bersenjata dan militer Myanmar kembali mencuat di Rakhine pada akhir Agustus lalu, yang hingga kini sudah menewaskan 1.000 korban, terutama Rohingya.



Anggota dewan dari Partai Buruh, Mary Clarkson, menuturkan minimnya respons dan pengelakan Suu Kyi atas sejumlah bukti kekerasan terhadap Rohingya juga menjadi alasan gelar tersebut dicopot.

"Dalam mengambil tindakan ini, kami mendasarinya dengan beberapa alasan. Pertama, sebagai ungkapan suara kami yang ikut menyerukan keadilan dan pemenuhan HAM bagi orang Rohingya," kata Clarkson.

"Kedua, untuk menghormati tradisi Oxford, sebagai kota yang beragam dan manusiawi agar tidak tercoreng dengan orang-orang yang menutup mata pada kekerasan," ujarnya menambahkan.

Dewan kota Oxford juga mengatakan sudah menulis surat kepada Suu Kyi dan memintanya "melakukan apa pun yang dia bisa untuk menghentikan pembersihan etnis di negaranya."

Diberitakan CNN, sejauh ini belum ada tanggapan dari wanita 72 tahun itu mengenai pelucutan gelar ini.

Rekomendasi penarikan gelar ini diperkirakan akan selesai pada November mendatang.

Pada awal pekan ini, Universitas Oxford juga menanggalkan lukisan Suu Kyi yang selama ini terpampang di gerbang utama kampus.

Langkah tersebut pun dilakukan salah satu kampus ternama dunia itu sebagai bentuk kritikan terhadap pemerintah Myanmar atas krisis kemanusiaan yang telah menyebabkan ratusan ribu pengungsi Rohingya melarikan diri dari negara di Asia Tenggara itu.






Credit  cnnindonesia.com





Sempat 9 Kali Berganti Nama, Inilah Nama Angkatan Bersenjata Indonesia Sebelum Menjadi TNI


Sempat 9 Kali Berganti Nama, Inilah Nama Angkatan Bersenjata Indonesia Sebelum Menjadi TNI
Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H
BERSAMA RAKYAT TNI KUAT - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, meninjau Gladi Bersih Upacara Parade dan Defile Peringatan HUT Ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Provinsi Banten, Selasa (3/10/2017). (PUSPEN TNI/


CB, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan hari jadinya yang ke-72 pada tanggal 5 Oktober tahun 2017 ini.
TNI sendiri adalah buah dari perlawanan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman jajahan yang akan dilakukan kembali oleh Belanda.
Sebelum menjadi TNI, nama angkatan bersenjata Indonesia sempat 9 kali berganti nama.

Tahukah Anda nama-nama dan alasan pergantian nama tersebut? Mari simak penjelasan berikut.
Pertama, pemerintah pada awalnya membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai pertahanan awal pasca proklamasi kemerdekaan.
Dua anggota PPKI yakni Abikoesno Tjokrosoejoso dan Otto Iskandardinata diyakini sebagai pihak yang mengusulkan dibentuknya organisasi tersebut dalam sidang PPKI.
Tepatnya pada tanggal 23 Agustus 1945, BKR dibentuk dan beranggotakan para pemuda Indonesia yang sebelumnya mendapat pendidikan militer sebagai tentara Pembela Tanah Air (PETA), HEIHO, KNIL, dan organisasi tentara lainnya.

Tak berselang lama, melalui Maklumat Pemerintah, BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945.
Perubahan kembali terjadi tatkala nama Tentara Keamanan Rakyat dirubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat mulai tanggal 8 Januari 1946.

Tentara Keselamatan Rakyat menjadi nama keempat yang disandang angkatan bersenjata Indonesia.
Namun, untuk memperbaiki susunan organisasi yang sesuai dasar militer internasional, pada 26 Januari 1946 Tentara Keselamatan Rakyat berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Usai kemerdekaan, Indonesia terus berupaya mengembangkan tentara bersenjatanya untuk mempertahankan kemerdekaan akibat banyaknya upaya dari sekutu untuk kembali menjajah.

Untuk mendukung langkah itu, Presiden Sukarno kemudian mendirikan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 3 Juni 1947.
TNI pada masa itu merupakan gabungan dari dua kekuatan bersenjata yakni TRI sebagai tentara reguler dengan organisasi perjuangan rakyat lainnya.
TNI pun menjadi kekuatan baru Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan politik dan militer dari dalam dan luar negeri.
Tantangan dari dalam negeri dihadapi TNI ketika golongan komunis berusaha menempatkan TNI dibawah pengaruh mereka. Hal itu coba dilakukan golongan komunis melalui Biro Perjuangan, dan TNI-masyarakat.
Selain itu, TNI juga menghadapi beberapa pemberontakan dan pergolakan bersenjata di beberapa daerah yang berpotensi mengancam integritas nasional.
Pemberontakan itu terjadi tatkala PKI melakukan pemberontakan di Madiun, serta pemberontakan Darul Islam (DI) di Jawa Barat.
Di saat yang sama, TNI juga mendapatkan tekanan dari luar negeri yakni ketika menghadapi Agresi Militer Belanda.

Sadar akan keterbatasan TNI dalam menghadapi Agresi Militer Belanda yang memiliki persenjataan modern, maka bangsa Indonesia melaksanakan Perang Rakyat Semesta.
Perang Rakyat Semesta adalah gabungan segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta sumber daya nasional yang dikerahkan serentak untuk menghadapi agresi tersebut.
Dengan demikian, integritas dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dapat dipertahankan oleh kekuatan TNI bersama rakyat.

Kemudian sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), pada akhir tahun 1949 dibentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS).
Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan KNIL dengan TNI sebagai intinya, dibentuk untuk menandai berdirinya RIS.
Akan tetapi, pembubaran RIS pada tanggal 17 Agustus 1950 serta kembalinya Indonesia pada bentuk Negara kesatuan menimbulkan pergantian pula pada APRIS. APRIS pun berganti nama menjadi Angkatan Perang RI (APRI).
Upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan.
Alasan penyatuan kekuatan Angkatan Bersenjata di bawah satu komando itu adalah dapat tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan peran angkatan bersenjata.
Selain itu diharapkan pula, penyatuan ini akan membuat angkatan bersenjata tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan kelompok politik tertentu.
Namun hal tersebut menghadapi tantangan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

PKI sebagai bagian dari komunisme internasional berupaya menanamkan pengaruhnya ke dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia termasuk ke dalam tubuh ABRI melalui penyusupan dan pembinaan khusus, serta memanfaatkan pengaruh Presiden/Panglima Tertinggi ABRI untuk kepentingan politiknya.
Puncak dari upaya PKI yakni terjadinya kudeta terhadap pemerintah dalam peristiwa G30S/PKI. Hal itu mengakibatkan bangsa Indonesia berada dalam situasi yang sangat kritis.
Dalam kondisi tersebut ABRI berhasil mengatasi situasi kritis dengan menggagalkan kudeta serta menumpas kekuatan pendukungnya bersama-sama dengan masyarakat Indonesia.

Pada tahun 1998, terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan tersebut ternyata berpengaruh pada keberadaan ABRI di Indonesia.
Tercatat mulai dari tanggal 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi dua institusi yang berdiri sendiri-sendiri.
Perubahan itu juga mengembalikan nama ABRI menjadi TNI, yakni perubahan nama terakhir dari angkatan bersenjata Indonesia.
Meski nama TNI baru diberikan pada tanggal 3 Juni 1947, hari lahirnya TNI diperingati setiap 5 Oktober, sama seperti ketika Maklumat Pemerintah mengubah nama BKR menjadi TKR.


Dirgahayu TNI.






Credit  tribunnews.com



Kapten Markadi, Sosok di Balik Pertempuran Laut Pertama Indonesia


Kapten Markadi, Sosok di Balik Pertempuran Laut Pertama Indonesia 

Kolobnel Markadi, pemimpin Pasukan M di Bali. (Dok. Pasukan M)



Jakarta - Tiga bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, tepatnya 27 Oktober 1945 pasukan Belanda kembali mendarat di Singaraja, Bali dengan mendompleng tentara Sekutu. Terjadi insiden penurunan bendera Merah Putih di Singaraja yang memancing kemarahan pejuang setempat. Walhasil suasana di Kota Singaraja pun memanas.
Namun, gelombang pendaratan tetara Belanda dan Sekutu terus berlangsung hingga 2 Maret 1946. Bahkan pada saat itu jumlah yang mendarat lebih besar yakni 2.000 dan disambut hangat oleh raja-raja Bali. Dalam perkembangannya tentara Belanda dan Sekutu kemudian menduduki sejumlah wilayah di Bali yang ketika itu bersama Kepulauan Nusa Tenggara disebut Sunda Kecil.
Komandan Resimen Sunda Kecil Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai pun kemudian konsultasi ke Markas Besar Umum Tentara Republik Indonesia (TRI) di Yogyakarta. Resimen Sunda Kecil diminta menyiapkan serangan ke Bali.
Awalnya Ngurah Rai hanya meminta dikirimkan senjata untuk penyerangan ke Bali yang sudah diduduki Belanda dan NICA. Namun kemudian, Resimen Sunda Kecil juga meminta kiriman pasukan tambahan.
Maka dikirimlah pasukan yang dipimpin oleh Kapten Markadi. Mabes Umum TKR di Yogyakarta juga memerintahkan pasukan di Banyuwangi membantu misi Resimen Sunda Kecil.

Markadi berjalan paling depan, mengiringi Solihin GP (naik kuda) saat Operasi Permesta, 1958. Markadi berjalan paling depan, mengiringi Solihin GP (naik kuda) saat Operasi Permesta, 1958. Foto: Dok. Pasukan M

Kapten Markadi yang mendapatkan tugas membantu Resimen Sunda Kecil kemudian membentuk pasukan berkekuatan 4 seksi. Komposisinya, tiga seksi pasukan tempur dan satu seksi pasukan khusus yang diberi nama Combat Intelligence Section (CIS). Sesuai nama perwira yang membentuk, maka pasukan yang dibentuk Kapten Markadi diberi nama "Pasukan M".
Pasukan M awalnya berlatih di Malang, baru pertengahan Maret 1946 Markadi menggeser pasukannya ke Banyuwangi untuk bersiap menyeberang ke Bali. Selain Pasukan Kapten Markadi, TRI juga mengirimkan Pasukan Kapten Albert Waroka.
Dua pasukan inilah yang tercatat mengadakan operasi amfibi pertama TNI melintasi Selat Bali dengan titik keberangkatan Banyuwangi. Dari Banyuwangi pasukan M menyeberang menggunakan perahu ke pantai barat Pulau Bali di sekitar Jembrana.
Sepekan sebelum pendaratan, Kapten Markadi mengirimkan empat tim intelijen ke Bali. Ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait kondisi geografis pendaratan, termasuk posisi keberadaan pasukan Belanda.
Sehari sebelum keberangkatan, Kapten Markadi kembali mengirimkan beberapa anak buahnya ke Bali. "Mereka ditugaskan sebagai pemandu untuk menuntun pendaratan rekan-rekannya begitu perahu-perahu Pasukan M sudah terlihat di pantai," kata pengamat militer Iwan Santoso dalam buku, Pasukan M, Menang Tak Dibilang Gugur Tak Dikenang yang dikutip detikcom, Kamis (5/10/2017).
Pasukan M menggunakan kode berupa api berbentuk segi tiga. Bila pasukan M melihat api berbentuk segi tiga, maka artinya pantai tersebut aman untuk tempat mendarat.
Pada 4 April 1946, Kapten Markadi dan Pasukan M mulai menyeberang ke Bali. Ada yang menghubungkan tanggal penyeberangan itu dengan rencana peringatan hari ulang tahun ke-19 Kapten Markadi yang lahir pada 9 April 1927.
Kapten Markadi dan pasukan M mulai bergerak ke embarkasi Pelabuhan Boom di Banyuwangi pada 4 April 1946 sore menjelang malam. Untuk mengelabui mata-mata Belanda yang kemungkinan ada di Banyuwangi, mereka memilih rute lewat jalan besar dengan berpura-pura latihan perang.
Tiba di pelabuhan selepas Magrib, "Pasukan M" tak bisa langsung menyeberang. Mereka harus menunggu air laut pasang. Sembari menunggu air pasang, Kapten Markadi berpidato tanpa alat pengeras suara untuk memompa semangat pasukan.
Menjelang pukul 20.00 WIB air laut pasang, Kapten Markadi dan Pasukan M pun bersiap menyeberang. Satu per satu prajurit naik ke perahu sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Menjelang dini hari tanggal 5 April, dua perahu Madura yang ditumpangi Pasukan M nyaris merapat ke Pantai Penginuman. Namun dua mil laut menjelang bibir pantai, dua perahu tersebut terombang ambing dan kesulitan untuk bergerak maju. Perahu hanya mampu bergerak perlahan karena kelebihan muatan.
Di saat bersamaan, di kejauhan terlihat dua kapal Angkatan Laut Belanda jenis LCM (Landing Craft Mechanized) yang sedang berpatroli bergerak mendekat.
Kapten Markadi dan Pasukan M berusaha menghindar. Namun rupanya gerak dua kapal patroli Belanda itu lebih cepat. Salah satu di antaranya mendekat ke arah perahu yang ditumpangi Markadi.
Dia pun memerintahkan pasukannya untuk melepas seragam hitam-hitam yang dikenakan dan menyembunyikan senjata. Mereka berpura-pura mencari ikan agar dikira nelayan. Kapten Markadi tetap meminta seluruh personel dalam posisi siap menembak.
Saat jarak perahu Kapten Markadi dan Kapal Belanda hanya 5 meter, terlihat dua orang Belanda yang berada di LCM terdepan mengarahkan mitraliur Watermantel. Dalam bahasa Belanda, mereka memberi perintah berhenti dan meminta awak di perahu untuk melempar tali.
Markadi yang mengerti bahasa Belanda langsung melempar tali seraya memberikan perintah menembak dan langsung menceburkan diri ke laut. "Pertempuran laut pertama dalam sejarah RI seketika pecah di Selat Bali," tulis Iwan.

Kapten Waroka (duduk sebelah kanan) komandan pendaratan ke pantai utara BaliKapten Waroka (duduk sebelah kanan) komandan pendaratan ke pantai utara Bali Foto: Dok. Pasukan M

Tentara Belanda membalas serangan Pasukan M dengan mitraliur berat jenis Browning kaliber 12,7 mm. Beruntung, karena terlalu dekat dan posisi LCM lebih tinggi dari perahu Madura, senapan mesin berada dalam sudut mati dan tembakan prajurit Belanda hanya mengenai tiang layar.
Kapten Markadi yang terjun menyelam di lambung sebelah kanan perahu muncul di lambung sebelah kiri. Dengan dibantu anak buahnya, dia naik lagi ke perahu. Awak kapal Belanda yang nyaris putus asa karena tembakan mereka tidak mengenai sasaran kemudian menabrakkan LCM-nya ke perahu Kapten Markadi. Mereka berharap perahu tersebut tenggelam.
Memang, beberapa prajurit Pasukan M di perahu tersebut sempat tercebur ke laut. Tapi, mereka kembali naik dengan bantuan teman-temannya. Kapten Markadi tak menyerah. Dia perintahkan Pasukan M serempak melemparkan granat ke arah dua LCM Belanda.
Granat pun meledak di atas kapal Belanda dan diperkirakan menewaskan empat awaknya. LCM lainnya langsung melarikan diri dengan keadaan terbakar pada bagian dek dan lambung kapal. Sambil mundur ke arah Gilimanuk, LCM itu terus menembak, tapi tidak ada yang kena sasaran.
Pada akhirnya diketahui, berdasarkan laporan Angkatan Laut Belanda, LCM tersebut dikabarkan kembali beroperasi setelah diperbaiki.
Pertempuran yang berlangsung kira-kira 15 menit itu disebut-sebut sebagai pertempuran laut pertama yang dimenangi angkatan perang Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam pertempuran tersebut, korban dari Pasukan M yang gugur atas nama Sumeh Darsono dan Tamali yang mengalami luka tembak.
Kapten Markadi lahir pada 9 April 1927 dengan nama lengkap Markadi Pudji Rahardjo. Karena Restrukturisasi dan Rasionalisasi (RERA) TNI 1948, Markadi yang semula merupakan pentolan Angkatan Laut mau tak mau menjadi Angkatan Darat. Dia wafat pada 21 Januari 2008 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.




Credit  detik.com


Terjun Payung Bawa Anjing, Kopassus Pecahkan Rekor Muri


Terjun Payung Bawa Anjing, Kopassus Pecahkan Rekor Muri
Penerjun payung bersama seekor anjing penyerang. Foto/SINDOnews/Saiful Munir


JAKARTA - Aksi enam penerjun payung Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang membawa anjing penyerang dalam demonstrasi terjun bebas militer pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 TNI di Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten berhasil pecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).

Terjun bebas militer dengan membawa satwa pada ketinggian 8.000 feet belum pernah terjadi di Indonesia. Hal inilah yang mendorong Kopassus untuk memecahkan rekor Muri.

Salah satu peterjun yang membawa satwa anjing, Sertu Teddi M Romdhon mengatakan, terjun bebas militer kali ini memiliki keunikan tersendiri, karena setiap penerjun harus mampu menjinakkan satwa agar satwa yang ikut terjun bisa beradaptasi ketika melaksanakan penerjunan dari udara.

“Sebelumnya kami harus menyatu dengan satwa yang akan kita bawa untuk terjun," kata Teddi, Kamis (5/10/2017).

Ada kiat khusus yang harus dilakukan peterjun untuk akrab dengan satwa. Teddi menuturkan, setiap penerjun biasanya mengajak satwa untuk bermain-main dan bercengkerama. Elusan di badan satwa juga dianggap sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan satwa.

Pemecahan Rekor MURI ini disaksikan oleh Pendiri Muri, Jaya Suprana dan Direktur Utama Muri, Aylawati Sarwono. Sebelumnya, Manager Operasional Muri, Triyono, telah melakukan verifikasi dengan menyaksikan langsung kegiatan penerjun dengan satwa anjing saat pelaksanaan gladi resik pada 3 Oktober lalu.

“Terjun dengan membawa satwa anjing ini belum pernah tercatat di Rekor Muri apalagi ada enam penerjun beserta satwa/anjing. Mudah-mudahan inovasi seperti ini dapat menjadi motivasi bagi satuan lain untuk lebih berkreasi lagi,” ucap Triyono. 





Credit  sindonews.com






Kapal Selam Terbaru KRI Nagapasa Milik AL Tampil di HUT ke-72 TNI



Kapal Selam terbaru milik TNI Angkatan Laut, KRI Nagapasa-403, tampil saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan saat upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (3/10/2017).
Kapal Selam terbaru milik TNI Angkatan Laut, KRI Nagapasa-403, tampil saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan saat upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)





JAKARTA, CB - Kapal Selam terbaru milik TNI Angkatan Laut, KRI Nagapasa-403, tampil dalam parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan saat upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (3/10/2017).
KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam kelas 209/1400 pertama dari tiga buah kapal selam sejenis yang dibangun di Korea Selatan dan Indonesia.
Penamaan KRI Nagapasa berasal dari senjata tokoh pewayangan Raden Indrajit yang berupa panah sakti Nagapasa.
Kapal perang milik TNI AL ini memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air.
KRI Nagapasa 403 juga mampu berlayar lebih dari 50 hari dan menampung 40 kru untuk menunjang fungsi. Kapal selam ini dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur.

Kapal selam DSME209 produksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd ini dilengkapi sistem persenjataan terkini dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan.
Bahkan saat pameran industri pertahanan, Minggu (13/8/2017), Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Widodo mengungkapkan bahwa kapal selam Nagapasa 403 akan dilengkapi dengan torpedo "Black Shark" buatan Italia.
KRI Nagapasa 403 adalah kapal selam pertama yang diterima Indonesia dari tiga kapal selam yang dipesan.
Menurut rencana, dua kapal dibuat di pabrik DSME, sedangkan satu kapal terakhir dibuat di Indonesia (PT PAL) sehingga diharapkan terjadi transfer teknologi.
Pembuatan kapal selam ketiga di PT PAL juga dapat disebut sebagai produksi bersama.
Sedangkan sembilan dari 12 kapal selam yang dibutuhkan oleh Indonesia diupayakan pembuatannya di


Tidak hanya parade, TNI juga menampilkan latihan gabungan dengan menggunakan alutsista andalan dari masing-masing matra TNI.

Sebanyak 5.933 orang akan mengikuti parade pasukan dan defile. Kemudian disusul dengan demo latihan gabungan.
TNI Angkatan Darat mengerahkan tiga unit Bush Master Kopassus, enam unit P6 ATAV Kopassus, tiga unit Junkie Kopassus, dan sembilan kendaraan tempur Anoa.
Selain itu ada pula sembilan unit tank M113 A1, 10 unit tank Marder 2A1, dua unit INF Pandur H 8X8, tiga unit tank Arisgator, sembilan unit Leopard 2R1, sembilan unit tank Tarantula, Unit Panser Pandur 105 MM, satu unit Tank Kaplan dan satu unit Panser Badak.
Tidak ketinggalan juga sembilan unit MRLS Astros II MK 6 dan sejumlah unit meriam lainnya.
Sementara itu TNI Angkatan Laut menampilkan satu unit tank Recovery BMP~3F, enam unit Truk, lima unit kendaraan kecil, 48 KRI berbagai kelas dan 17 Unit Pesud FIX Wing.
Untuk demo di udara, TNI Angkatan Udara menampilkan dua unit pesawat Cesna-172, dua unit helikopter SAR dan Medavac, dua unit helikopter Nets-332 VVIP, enam Unit Pesawat KT-TB, satu unit drone, dua unit Pesawat CN-295 dan satu unit cadangan untuk terjun bebas.

Selain itu TNI AU juga mengerahkan dua unit pesawat CN295, lima unit EMB-314 Super Tukano, delapan Unit SU-27/30, delapan unit pesawat F-16, dan lima unit EC-120 Colibri





Credit  KOMPAS.com




Rayakan HUT ke-72, TNI Gelar Upacara, Parade Pasukan dan Alutsista


Pesawat udara CASA NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara-1 dan Skuadron Udara 800 Wing Udara-2 Puspenerbal, melakukan flypass (terbang formasi) diatas kapal perang yang juga melakukan sailing pass diambil dari pesawat CASA NC212 dengan Pilot Mayor Laut (P) Said Hamdani dan Kopilot Lettu Laut (P) Kharis Andika pada gladi bersih HUT ke-72 TNI di Kawasan Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Selasa (3/10). Peringatan HUT ke-72 TNI akan berlangsung di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten pada Kamis (5/10). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/17.
Pesawat udara CASA NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara-1 dan Skuadron Udara 800 Wing Udara-2 Puspenerbal, melakukan flypass (terbang formasi) diatas kapal perang yang juga melakukan sailing pass diambil dari pesawat CASA NC212 dengan Pilot Mayor Laut (P) Said Hamdani dan Kopilot Lettu Laut (P) Kharis Andika pada gladi bersih HUT ke-72 TNI di Kawasan Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Selasa (3/10). Peringatan HUT ke-72 TNI akan berlangsung di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten pada Kamis (5/10). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/17.(ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)


CILEGON, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia ( TNI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 dengan menggelar upacara di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017) pagi.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan menjadi inspektur upacara. Sedangkan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi bertindak selaku komandan upacara.
Upacara diawali dengan parade pasukan dan defile berjumlah 5.932 orang yang terdiri dari Batalyon Upacara 1 Perwira Gabungan, Brigade Upacara II Akademi TNI, Brigade Upacara TNI AD, Brigade Upacara TNI AL, Brigade Upacara TNI AU, Batalyon Upacara PNS, Batalyon Komponen Cadangan, dan Batalyon Pasukan Lintas Sejarah TNT.
Tidak hanya parade, TNI juga menampilkan latihan gabungan dengan menggunakan alutsista andalan dari masing-masing matra TNI, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

TNI Angkatan Darat mengerahkan 3 unit Bush Master Kopassus, 6 unit P6 ATAV Kopassus, 3 unit Junkie Kopassus dan 9 kendaraan tempur Anoa.

Salah satu kendaraan tempur yang dipamerkan saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).
Salah satu kendaraan tempur yang dipamerkan saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Selain itu ada pula 9 unit tank M113 A1, 10 unit tank Marder 2A1, dua unit INF Pandur H 8X8, tiga unit tank Arisgator, 9 unit Leopard 2R1, 9 unit tank Tarantula, Unit Panser Pandur 105 MM, satu unit Tank Kaplan dan satu unit Panser Badak.

Tidak ketinggalan juga 9 unit MRLS Astros II MK 6 dan sejumlah unit meriam lainnya.

Sementara itu TNI Angkatan Laut menampilkan satu unit tank Recovery BMP~3F, enam unit truk, lima unit kendaraan kecil, 48 KRI berbagai kelas dan 17 Unit Pesud FIX Wing.





Credit  kompas.com





Ini Alutsista yang Dipamerkan pada Acara HUT TNI di Cilegon






Ini Alutsista yang Dipamerkan pada Acara HUT TNI di Cilegon
Tank medium Kaplan merupakan produk bersama antara FNSS (Turki) dan PT Pindad (Indonesia).Tank Kaplan dilengkapi dengan turet CMI Cockerill 3105 i dengan meriam bertekanan tinggi Cockerill 105mm. Sistem pemuatan amunisi otomatis yang canggih membuat Kapla

CB, CILEGON - Peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) ke-72 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis 5 Oktober 2017 diikuti 5.932 orang. Mereka terdiri dari Batalyon Upacara 1 Perwira Gabungan, Brigade Upacara II Akademi TNI, Brigade Upacara TNI Angkatan Darat (AD), Brigade Upacara TNI Angkatan Laut (AL), Brigade Upacara TNI Angkatan Udara (AU), Batalyon Upacara PNS, Batalyon Komponen Cadangan dan Batalyon Pasukan Lintas Sejarah TNI. Di antara mereka akan melakukan parade dan defile.
Peringatan HUT TNI ke-72 dengan inspektur upacara Presiden Joko Widodo ini bertema "Bersama Rakyat TNI Kuat". Tema itu memiliki makna kesadaran TNI yang bersumber dari rakyat, berbuat dan bertindak bersama rakyat menjadi modal utana TNI di dalam mengawal dan mengamankan kepentingan nasional menuju cita-cita bangsa.

Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan peringatan TNI ini merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI. “Pertanggungjawaban dengan memperlihatkan perkembangan alutsista, pasukannya, agar (rakyat) benar-benar mengetahui dan mencintai TNI," ujarnya.
Pada acara ini TNI menampilkan alusista milik AD, AL dan AU. AD akan memamerkan 3 unit Bush Master Kopassus, 6 unit P6 ATAV Kopassus, 3 unit Junkie Kopassus dan 9 kendaraan tempur Anoa, 9 unit tank M113 A1, 10 unit tank Marder 2A1, dua unit INF Pandur H 8X8, tiga unit tank Arisgator, 9 unit Leopard 2R1, 9 unit tank Tarantula, Unit Panser Pandur 105 MM, satu unit Tank Kaplan, satu unit Panser Badak.




Credit  TEMPO.CO




Mabes Polri Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk TNI: Semoga Makin Jaya


Mabes Polri Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk TNI: Semoga Makin Jaya
Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
BERSAMA RAKYAT TNI KUAT - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, meninjau Gladi Bersih Upacara Parade dan Defile Peringatan HUT Ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Provinsi Banten, Selasa (3/10/2017). (PUSPEN TNI/





CB, JAKARTA - Mabes Polri memberikan selamat kepada institusi TNI yang merayakan Hari Ulang Tahun ke-72.
Ucapan selamat tersebut disampaikan melalui Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
"Saya atas nama pribadi dan Divisi Humas Polri mengucapkan selamat HUT TNI ke-72," ujar Setyo di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2017).

Segenap jajaran Polri juga memberikan harapan agar TNI semakin berjaya sebagai garda terdepan pertahanan negara.
"Semoga makin jaya, semoga makin sukses kepada seluruh rekan-rekan TNI," kata Setyo.

Polri pernah dibawah naungan TNI yang saat itu masih bernama ABRI sejak 1960 sejak dikeluarkannya Tap MPRS No. II dan III tahun 1960.
Namun Presiden B.J Habibie melalui instruksi Presiden No.2 tahun 1999 yang menyatakan bahwa Polri dipisahkan dari ABRI.
Hubungan kedua lembaga kerap mengalami dinamika terutama pada beberapa waktu terakhir soal polemik yang menyeret institusi TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN). 






Credit  tribunnews.com




HUT TNI, Jenderal Soedirman Punya 3 Jimat Sakti, Apa Itu?


HUT TNI, Jenderal Soedirman Punya 3 Jimat Sakti, Apa Itu?

Jenderal Soedirman. Sejarah-negara.com

CB, Jakarta -Cucu Jenderal Besar Soedirman, Danang Priambodo Soedirman, berperan sebagai kakeknya dalam pagelaran drama kolosal di upacara perayaan Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis.
Dalam drama itu, Danang berperan sebagai Jenderal Soedirman saat bergerilya melawan Belanda di Yogyakarta pada pertengahan Desember 1948, ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki kota.
Saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di Keraton Sultan, Soedirman bersama sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya.

Awalnya, mereka diikuti oleh pasukan Belanda namun Jenderal Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan membangun markas sementara.
Pasukan Belanda tak mampu mengenali wajah Soedirman, bahkan ketika sang jenderal berada di depan mata mareka, membuat seorang prajurit heran dan menanyakan jimatnya.
Soedirman menjawab, "Saya punya tiga jimat. Jimat pertama, Saya tidak pernah lepas dari bersuci; kedua, saya selalu shalat tepat waktu; ketiga saya setiap bertindak selalu ikhlas untuk kepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi, golongan maupun partai".
Dalam drama tersebut, TNI juga menggunakan pesawat EMB-314 Super Tucano yang seakan membombardir pasukan gerilya Sudirman.
Danang mengatakan kakeknya menitipkan Indonesia kepada segenap lapisan masyarakat untuk dijaga.
"TNI bukan suatu golongan, bukan di atas rakyat juga. TNI harus tetap setia untuk keselamatan negara. Jangan sekali-kali tentara menyalahi janjinya untuk menjadi pengkhianat," kata Danang menirukan kata-kata sang kakek.
Jenderal Soedirman mengatakan bahwa pahlawan yang sebenarnya bukanlah dirinya, melainkan rakyat. "Tanpa rakyat, TNI bukan siapa-siapa," ujar Danang menirukan ucapan kakeknya.
"TNI besarnya dari rakyat, pahlawan sebenarnya bukan Soedirman, tapi rakyat," katanya.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan cucu Jenderal Besar Soedirman memainkan peran sebagai sang kakek dengan baik.
"Memainkan drama kolosal agar benar-benar penghayatan, benar-benar memerankan seperti sebenarnya, kemudian melihat cucu Soedirman ini bisa menghayati," tuturnya.
Gatot menambahkanJenderal Soedirman menjadi salah satu penyemangat jiwa patriotisme dan kebersamaan di dalam tubuh prajurit.





Credit  TEMPO.CO





Panglima: Jangan Ragukan Kesetiaan TNI



Panglima: Jangan Ragukan Kesetiaan TNI
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto/dok SINDOnews



JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, sampai kapan pun TNI akan setia, menjunjung tinggi dan memegang teguh sumpah prajurit yang berdasarkan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.

Gatot juga mengatakan, Pancasila sudah melekat erat di jiwa dan raga prajurit.

"Politik TNI adalah politk negara, politik yang diabdikan bagi tegak dan kokohnya NKRI, yang di dalamnya terangkum ketaatan pada hukum, sikap yang mengedapankan kepentingan rakyat di atas kepada kepentingan mana pun serta taat kepada atasan yaitu Presiden RI yang dipilih rakyat secara sah sesuai kontitusi," ujarnya pada acara peringatan HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10).

Tidak hanya itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini kembali menegaskan kesetiaannya kepada Presiden dan NKRI. "Sekali lagi, jangan ragukan TNI kesetiaannya," katanya.

Sebelumnya pada acara yang sama, Presiden Joko Widodo menegaskan TNI adalah milik seluruh rakyat yang bertugas menjaga keutuhan nasional.

Jokowi pun mengutip ucapan pesan Jenderal Besar Sudirman terkait jati diri TNI yang dinilainya masih relevan untuk masa kini dan yang akan datang bahwa politik tentara adalah politik negara.

Politik TNI, sambung dia, politik negara dan loyalitas tentara hanyalah loyalitas untuk kepentingan bangsa dan negara. 



Credit  sindonews.com


Panglima Tegaskan Politik TNI Adalah Politik Kebangsaan



Panglima Tegaskan Politik TNI Adalah Politik Kebangsaan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto/Dok/SINDOnews



JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, politik TNI adalah politik negara. Politik yang diabdikan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Hal itu seperti disampaikan Gatot di hadapan Presiden Joko Widodo beserta tamu undangan yang hadir dalam upacara puncak HUT ke-72 TNI, di Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).

Gatot mengatakan, politik TNI diabdikan demi tegak dan kokohnya NKRI yang didalamnya dibarengi dengan ketaatan hukum dan meletakkan kepentingan rakyat di atas kepentingan manapun. Tetap setia kepada Presiden yang terpilih secara Konstitusi. "Jangan ragukan ketaatan TNI," tegas Gatot.

Dalam kesempatan yang sama, Gatot mewakili seluruh prajurit TNI di Tanah Air ataupun di medan tugas menyatakan sampai kapanpun TNI akan setia kepada negara dan menjunjung tinggi sumpah prajurit.

"Sumpah prajurit berdasarkan UUD 1945 adalah sendi yang melekat kuat pada jiwa raga prajurit TNI," ucap Gatot.



Credit  sindonews.com







Ingatkan TNI, Jokowi Kutip Ucapan Jenderal Sudirman



Ingatkan TNI, Jokowi Kutip Ucapan Jenderal Sudirman
Peringatan HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017). Foto/Okezone



CILEGON - Presiden Joko Widodo mengatakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah milik seluruh rakyat yang bertugas menjaga keutuhan nasional.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat hadir dalam Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017). (

Jokowi mengaku teringat pesan Jenderal Besar Sudirman terkait jati diri TNI yang dinilai masih relevan untuk masa kini dan yang akan datang bahwa politik tentara adalah politik negara.

Politik TNI, sambung dia, politik negara dan loyalitas tentara hanyalah loyalitas untuk kepentingan bangsa dan negara.

"TNI adalah milik nasional, yang berdiri di atas semua golongan, yang tidak terkotak-kotak untuk kepentingan politik dan tidak masuk kancah politik praktis, yang selalu menjaga keutuhan nasional dan membangun kesatuan dan solidaritas anak bangsa dan antar komponen bangsa," tutur Jokowi.

Menurut dia, sejak kemerdekaan NKRI diproklamasikan telah banyak rongrongan dari dalam maupun luar negeri.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah membulatkan tekad untuk mempertahankan dan mengamalkan Pancasila sebagai sumber kekuatan dalam memperjuangkan dan menjaga Pancasila dan keutuhan NKRI.

"Sekali lagi kita harus bersatu, TNI dengan institusi lain dalam pemerintahan dan dengan komponen bangsa yang lain. Harus bersinergi dan harus bersatu padu, solid dan harus saling bahu membahu," ucapnya.

Jokowi mengucapkan terima kasih kepada TNI atas profesionalisme, komitmen, dedikasi dan loyalitasnya dalam menjalankan tugas menjaga kutuhan NKRI.

"Saya sampaikan terima kasih sedalam-dalamnya atas komitmen seluruh jajaran TNI dalam memegang sumpah prajurit, dan dedikasi dalam menjalankan tugas-tugas berat yang penuh risiko dalam menjaga NKRI, Pancasila dan kewibawaan negara," ucapnya.

Mantan Wali Kota Solo ini mengaku bangga dan terkesima mendengar sumpah prajurit TNI untuk setia pada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

"Ini adalah sumpah yang membanggakan, betapa besar dedikasi prajurit TNI kepada negara, yang membawa kemuliaan bangsa Indonesia," kata Jokowi. 





Credit  Sindonews.com






Kamis, 05 Oktober 2017

Pesawat Mata-mata AS Intai Para Peneliti China di Dekat Guam


Pesawat Mata-mata AS Intai Para Peneliti China di Dekat Guam
Pesawat mata-mata P-3 Orion Angkatan Laut AS. Foto/Wikipedia


BEIJING - Pesawat mata-mata P-3 Orion Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengintai sekelompok peneliti China yang melakukan riset di dekat wilayah Guam. Para peneliti Beijing itu dimata-matai selama bekerja antara 5 Agustus hingga 5 September 2017.

Sekelompok periset itu bekerja dengan kapal kapal oseanografi Kexue. Xu Kuidong, seorang peneliti utama dengan misi yang berafiliasi dengan Institute of Oceanology, Chinese Academy of Sciences di Qingdao, Shandong, mengatakan para ilmuwan di kapal tersebut “sangat sadar” tentang sensitivitas area di dekat Guam.

Guam adalah pelabuhan rumah untuk kapal selam nuklir AS. Di kepulauan itu juga berdiri Pangkalan Angkatan Udara Andersen yang menjadi rumah bagi pesawat pembom B-1B yang beberapa kali terbang di atas Semenanjung Korea.

”Ini semua tentang Second Island Chain (Rantai Pulau Kedua),” kata Xu, mengacu pada serangkaian kepulauan yang membentang dari pantai timur Jepang, ke Kepulauan Bonin, ke Kepulauan Mariana, ke Guam hingga ke Kepulauan Palau.

Pulau-pulau yang dikuasai AS pada awalnya berfungsi sebagai garis pertahanan kedua untuk melawan negara-negara komunis di Asia Timur selama Perang Dingin. Namun saat ini fokus kekuatan utama seiring berkembangnya pengaruh China di Samudra Pasifik.

Para periset menemukan bahwa dataran rendah Caroline yang dulunya adalah pulau dengan titik tinggi 1.700 meter di atas permukaan laut. Tebing dan lubang tercipta oleh erosi gelombang pasang.

Dataran rendah Caroline itu dapat menciptakan turbulensi yang kuat dan tak terduga bagi kapal selam China yang menjelajahi wilayah tersebut.

Menurut Xi yang dilansir South China Morning Post semalam (4/10/2017), temuan tim tersebut akan dibagikan kepada militer China dan kelompok kepentingan lainnya di pemerintahan. Militer AS belum berkomentar atas laporan tentang pesawat mata-matanya yang mengintai para periset Beijing di dekat Guam. 





Credit sindonews.com












FSB Rusia Sebut ISIS Ingin Ciptakan Jaringan Teroris Global Baru


FSB Rusia Sebut ISIS Ingin Ciptakan Jaringan Teroris Global Baru
Para militan kelompok ISIS saat konvoi di Timur Tengah. Foto/REUTERS


MOSKOW - Sisa-sisa dari pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mencoba membentuk jaringan teroris global baru. Penilaian ini disampaikan Direktur Federal Security Service (FSB) Rusia, Aleksandr Bortnikov.

“Teroris telah hampir dikalahkan saat mencoba membangun kekhalifahan mereka di Irak dan Suriah,” katanya.

“Namun, para pemimpin ISIS dan kelompok teroris internasional lainnya telah menentukan tujuan strategis global mereka sebagai penciptaan jaringan teroris baru di seluruh dunia,” lanjut Bortnikov pada sebuah pertemuan dinas keamanan di Kota Krasnodar.

Sebagai contoh dari upaya ekspansi ISIS itu adalah serangan yang menimpa tidak lagi hanya negara-negara yang dilanda perang, seperti Irak dan Suriah, tapi juga Spanyol, Turki, Rusia, Swedia, Finlandia dan Inggris.

“Para teroris harus menunjukkan kepada sponsor dan simpatisan potensial mereka saat ini dan mereka masih memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan lebih lanjut,” ujarnya.

Bortnikov mencatat, teroris ISIS telah kehilangan banyak wilayah di Irak dan Suriah secara cepat dalam beberapa bulan terakhir.”Sekarang, militan (ISIS) sengaja menyebar di luar Timur Tengah, berkonsentrasi di daerah yang tidak stabil dengan tujuan menciptakan titik api baru ketegangan dan konflik bersenjata,” papar bos FSB ini, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/10/2017).

Afghanistan, kata Bortnikov, merupakan negara penting bagi ISIS untuk mendapatkan pijakan. Selanjutnya, kelompok ini berpotensi menyebarkan pengaruhnya ke India, China, Iran dan Asia Tengah.

Selain itu, benteng teroris lainnya muncul di Yaman, Afrika dan Asia Tenggara.

Bortnikov juga mengungkapkan bahwa para teroris menimbulkan ancaman tidak hanya di dunia nyata, tapi juga online. Dia memperingatkan bahaya itu dan menyerukan kerja sama di seluruh dunia untuk melawannya.




Credit  sindonews.com






Cegah AS Gulingkan Kim Jong-un, Rusia Diam-diam Sokong Korut



Cegah AS Gulingkan Kim Jong-un, Rusia Diam-diam Sokong Korut
Diktator muda Korea Utara Kim Jong-un. Foto/REUTERS


MOSKOW - Rusia diam-diam meningkatkan dukungan ekonomi untuk Korea Utara (Korut) guna menghalangi upaya penggulingan rezim Kim Jong-un oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Moskow khawatir tumbangnya rezim Pyongyang akan mengurangi pengaruh regional dan membuat pasukan AS leluasa ditempatkan di perbatasan timur Rusia.

Moskow ingin memperbaiki hubungan AS dan Rusia yang “babak belur”, namun rentetan sanksi justru dijatuhkan Washington dengan berbagai tuduhan, termasuk intervensi Moskow dalam krisis Ukraina.

Rusia sendiri sudah marah dengan penumpukan pasukan NATO yang dipimpin AS di perbatasan baratnya di Eropa. Kremlin tidak menginginkan adanya replikasi di sayap Asia-nya.

Sikap Moskow terhadap Pyongyang sulit ditebak. Sebab, meski diam-diam menyokong ekonomi negara mantan sekutu Soviet tersebut, Rusia juga secara terbuka mendukung sanksi PBB terhadap Korut terkait uji coba senjata nuklirnya pada bulan lalu.

Sokongan ekonomi dari Moskow, di antaranya dari perusahaan Rusia yang mulai melakukan routing lalu lintas internet Korut pada bulan ini. Dukungan ini memberikan Pyongyang koneksi kedua dengan dunia luar selain dengan China.

Perdagangan bilateral juga meningkat dua kali lipat menjadi USD31,4 juta pada kuartal pertama 2017, terutama karena Moskow mengekspor produk minyak yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, sedikitnya delapan kapal Korut yang meninggalkan Rusia dengan muatan bahan bakar pada tahun ini telah kembali ke negaranya. Sekitar 40.000 pekerja Korut juga mencari nafkah di Rusia, di mana mereka menyetor sebagian penghasilan untuk pemerintah Kim Jong-un.

Sokongan dari Moskow ini berseberangan dengan langkah AS yang ingin melumpuhkan ekonomi rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut.

”Kremlin benar-benar yakin kepemimpinan Korea Utara harus mendapatkan jaminan dan kepercayaan tambahan bahwa Amerika Serikat tidak berada dalam kepentingan perubahan rezim,” kata Andrey Kortunov, Kepala Dewan Urusan Internasional Rusia, sebuah kelompok pemikir yang dekat dengan Kementerian Luar Negeri Rusia, kepada Reuters, yang dilansir Kamis (5/10/2017).

”Prospek perubahan rezim menjadi perhatian serius, Kremlin mengerti bahwa (Presiden AS Donald) Trump tidak dapat diprediksi. Mereka merasa lebih aman dengan Barack Obama bahwa dia tidak akan melakukan tindakan yang akan meledakkan situasi, namun dengan Trump mereka tidak tahu,” lanjut Kortunov. 


Kremlin tak suka rezim Kim Jong-un menguji coba senjata nuklirnya. Namun, Presiden Vladimir Putin pada sebuah forum di Vladiostok bulan lalu mengatakan bahwa dia memahami masalah keamanan yang dirasakan Korut tentang sepak terjang AS dan Korea Selatan.



Vladivostok adalah sebuah kota pelabuhan strategis berpenduduk sekitar 600.000 orang dan merupakan markas besar Armada Pasifik Rusia, berjarak sekitar 100 km (60 mil) dari perbatasan Rusia dengan Korea Utara.

Sementara itu, Presiden Putin ragu serangan militer global yang digagas AS terhadap Korut untuk menghancurkan program senjata nuklir dan rudalnya bisa berhasil. Sebab, Pyongyang dapat menyembunyikan fasilitas militernya tanpa diketahui siapa pun.

”Dapatkah serangan (militer) global terhadap Korea Utara diluncurkan untuk melucuti senjata? Ya, apakah itu akan mencapai tujuannya? Kami tidak tahu,” kata Putin.

“Siapa yang tahu apa yang mereka miliki di sana dan di mana? Tidak ada yang tahu dengan kepastian 100 persen, karena ini adalah negara tertutup,” lanjut Putin.




Credit  sindonews.com



Putin Ragu Serangan Militer Penghancuran Nuklir Korut Bisa Berhasil



Putin Ragu Serangan Militer Penghancuran Nuklir Korut Bisa Berhasil
Rudal balistik antarbenua (ICBM) milik Korut saat dipamerkan dalam parade militer di Pyongyang. Foto/REUTERS/Damir Sagolj


MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, serangan militer global terhadap Korea Utara (Korut) untuk menghancurkan program senjata nuklir dan rudalnya bisa saja diluncurkan. Tapi, dia ragu bisa berhasil karena Pyongyang dapat menyembunyikan fasilitas militernya tanpa diketahui siapa pun.

Rusia sejak awal sangat menentang gagasan meluncurkan serangan militer terhadap Korut yang dipimpin diktator muda Kim Jong-un. Gagasan itu diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selain menjalankan taktik sanksi ekonomi dan diplomasi.

Keraguan tentang keampuhan opsi militer untuk krisis nuklir Pyongyang disampaikan Putin di sebuah forum energi di Moskow pada hari Rabu.

”Dapatkah serangan (militer) global terhadap Korea Utara diluncurkan untuk melucuti senjata? Ya, apakah itu akan mencapai tujuannya? Kami tidak tahu,” kata Putin.

“Siapa yang tahu apa yang mereka miliki di sana dan di mana? Tidak ada yang tahu dengan kepastian 100 persen, karena ini adalah negara tertutup,” lanjut Putin, seperti dilansir Reuters, Kamis (5/10/2017).

Rusia, lanjut Putin, memiliki lebih banyak alasan daripada kebanyakan pihak untuk khawatir dengan program rudal Pyongyang. Salah satunya, karena uji coba senjata nuklir Korea Utara terletak hanya 200 kilometer dari perbatasan Rusia.

Pemimpin Kremlin tersebut juga mengulangi seruannya agar diplomasi diizinkan berjalan dan semua pihak harus berhenti mengumbar retorika perang. Dia mengatakan, Presiden Trump sedang mendengarkan pandangan Rusia mengenai krisis nuklir Pyongyang.

Presiden Putin mengakui, sekitar 40.000 warga Korea Utara saat ini bekerja di Rusia. Mereka secara teratur mengirim sebagian dari upah mereka ke pemerintah Korea Utara. 




Credit  sindonews.com






Trump dan Abe Sepakat untuk Terus Tekan Korut


Trump dan Abe Sepakat untuk Terus Tekan Korut
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di sela-sela sidang Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu. Foto/REUTERS


TOKYO - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dalam percakapan telepon sepakat bahwa tekanan terhadap Korea Utara (Korut) harus dipelihara. Pembicaraan telepon itu diungkap seorang pejabat senior pemerintah Jepang.

“Keduanya  juga sepakat bahwa ‘dialog untuk tujuan dialog’ tidak ada artinya,” kata pejabat Tokyo yang berbicara dalam kondisi anonim tersebut, seperti dilansir Reuters, Kamis (5/10/2017).

Dalam beberapa pekan terakhir Korut telah meluncurkan dua rudal di atas wilayah Jepang dan melakukan uji coba nuklir keenam. Negara komunis itu berambisi mencapai tujuan program senjata nuklirnya, yakni memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) berhulu ledak nuklir yang mampu mencapai daratan AS.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa Washington secara langsung berkomunikasi dengan Pyongyang terkait program nuklir dan misilnya. Namun, kata dia, Pyongyang tidak menunjukkan minat untuk berdialog.

Trump kemudian menolak prospek pembicaraan dengan Korut karena dianggap sebagai pemborosan waktu.

Selama percakapan telepon 12 menit, Abe juga menyampaikan duka cita atas penembakan massal di Las Vegas. Menurut Abe, Jepang “100 persen” berdiri di belakang orang-orang Amerika.

Trump rencananya akan melakukan perjalanan ke Jepang, China, Korea Selatan, Vietnam dan Filipina mulai bulan depan.




Credit  sindonews.com






Marah, Korut Bersumpah Membuat Awan Nuklir di Atas Jepang



Marah, Korut Bersumpah Membuat Awan Nuklir di Atas Jepang
Militer Korea Utara saat menguji coba rudal beberapa waktu lalu. Pyongyang peringatkan Jepang soal dampak bahaya jika menyerukan sanksi lebih lanjut terhadap Korut. Foto/KCNA/REUTERS


TOKYO - Rezim Korea Utara (Korut) bersumpah akan membuat ”awan nuklir” di atas wilayah Jepang jika Tokyo nekat meminta lebih banyak sanksi dijatuhkan terhadap Pyongyang agar melucuti program senjata nuklir dan rudalnya. Ancaman ini disampaikan melalui media pemerintah Pyongyang, KCNA.

Dlam sebuah artikel yang mencerminkan kebijakan pemerintah, media itu menuduh Tokyo, dan sekutunya Washington, berusaha mengatasi situasi di semenanjung dengan melawan Korut.

”Menghadapi ketegangan di semenanjung Korea adalah tindakan bunuh diri yang akan membawa awan nuklir ke kepulauan Jepang,” tulis KCNA dalam artikelnya, yang dilansir media Jepang, Kyodo, semalam (3/10/2017).

Media yang dikelola pemerintah Kim Jong-un itu memperingatkan dampak mengerikan jika perang nuklir benar-benar terjadi. ”Kepulauan Jepang akan dilalap api dalam sekejap,” bunyi peringatan tersebut.”Ini terbukti dengan sendirinya.”

Sebelumnya rezim Korut mengancam akan menenggelamkan wilayah Jepang dengan serangan bom nuklir.

Ancaman terbaru Pyongyang ini muncul setelah Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera memprediksi bahwa Korut akan melakukan tindakan provokasi lebih banyak dalam beberapa hari ke depan. Prediksi itu mengacu pada perayaan berdirinya Partai Komunis Korea pada 10 Oktober nanti yang biasanya ditandai dengan manuver militer.

Tanggal 10 Oktober dikenal sebagai Party Foundation Day. Tanggal tersebut telah ditetapkan sebagai hari libur umum tahunan di Korea Utara dan dianggap salah satu yang terpenting dalam kalender di negeri komunis tersebut.

Korut sendiri sering menandai peristiwa penting dalam penanggalannya dengan melakukan tes senjata, seperti uji coba nuklir kelima tahun lalu pada tanggal 9 September untuk memperingati ulang tahun pendirian negara tersebut.

”Saya mengerti ini merupakan peringatan penting bagi Korea Utara. Kami ingin mempertahankan rasa urgensi,” kata Onodera kepada wartawan.

Penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong, dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Moon Jae-in pekan lalu juga memprediksi bahwa rezim Kim Jong-un akan melakukan tindakan provokasi sekitar tanggal 10 hingga 18 Oktober. Namun, dia tidak merinci lebih lanjut.



Credit  sindonews.com