Selasa, 26 Januari 2016

Presiden dianugerahi bintang jasa tertinggi Timor Leste


Presiden dianugerahi bintang jasa tertinggi Timor Leste
Presiden Joko Widodo (FOTO/Widodo S. Jusuf) 
 
 
Jakarta (CB) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianugerahi Bintang Jasa Tertinggi Republik Demokratik Timor Leste Grande Colar de Ordem de Timor Leste oleh Presiden Taur Matan Ruak.

Berdasarkan keterangan resmi Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana di Jakarta, Selasa, Presiden Jokowi mengawali kunjungan kenegaraan di Dili, Timor Leste, pada Selasa 26 Januari 2016.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berkunjung ke Istana Kepresidenan atau Palacio Presidencial, Dili Timor Leste.

Setibanya di Istana Kepresidenan pada pukul 11.00 waktu setempat, Presiden dan Ibu Negara disambut Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak dan Ibu Negara Isabel da Costa Ferreira.

Setelah dikumandangkan lagu kebangsaan kedua negara dan dentuman meriam sebanyak 21 kali, Presiden Jokowi dan Presiden Taur Matan Ruak melakukan pemeriksaan jajar kehormatan.

Pada kesempatan itu Presiden Jokowi akan menerima bintang jasa tertinggi di negara itu yakni Grande Colar de Ordem de Timor Leste.

Bintang Jasa Republik Demokratik Timor Leste Grande Colar de Ordem de Timor Leste adalah bintang jasa tertinggi yang diberikan hanya kepada Kepala Negara Asing oleh Pemerintah Timor Leste.

Sebelum pertemuan Tete-A-Tete, Presiden dan Ibu Negara menuju lobi utama Istana Kepresidenan untuk mengisi buku tamu.

Usai pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Taur Matan Ruak, Presiden Jokowi mendapatkan anugerah bintang jasa tertinggi itu dari Presiden Taur Matan Ruak.


 Credit  ANTARA News

Indonesia diminta tempatkan perwakilan cyber di PBB



Indonesia diminta tempatkan perwakilan cyber di PBB
Ilustrasi Peretas Internet (ANTARA News/Grafis)
 
 
Jakarta (CB) - Indonesia diminta untuk menempatkan perwakilan tenaga ahli di bidang cyberspace di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam keanggotaan Group of Governmental Expert (GGE) on Information Security.

Deputi VII Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur (Kominfotur) Agus R. Barnas di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa tahun ini Indonesia diminta untuk dapat mengajukan wakil pada tingkat ahli (expert) dalam keanggotaan GGE mengenai keamanan informasi.

"Usulan ini terutama disampaikan oleh Pemerintah Rusia melalui Nota Diplomatik Perutusan Tetap Federasi Rusia untuk PBB di New York," katanya.

Agus menyebutkan sejumlah hal pokok yang disampaikan dalam nota diplomatik tersebut, di antaranya bahwa Sekretariat PBB tengah melakukan finalisasi terkait persiapan permulaan kerja dari GGE keamanan informasi yang baru.

Pendirian GGE tersebut sebelumnya telah diatur dalam Operative Paragraph dari Resolusi Majelis Umum PBB Nomor A/RES/70/237.

"GGE akan terdiri atas para ahli yang mewakili 25 negara yang akan dipilih oleh Sekjen PBB berdasarkan proporsi alokasi geografis yang merata atau equitable geographical distribution," katanya.

Agus menambahkan bahwa pemerintah Rusia telah menilai partisipasi Indonesia sangat berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap kinerja GGE.

Untuk itulah Pemerintah Rusia menginisiasi untuk menjadi pihak paling awal yang mengusulkan agar Indonesia dapat mempertimbangkan untuk meminta United Nations Office of Disarmament Affairs (UNODA), khususnya kepada Acting High Representative for Disarmament Affairs yakni Mr. Kim Won-soo.

Indonesia sendiri tercatat memiliki wakil dalam GGE serupa terakhir kali pada tahun 2011.

Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri cq Direktorat Jenderal Multilateral telah bersurat kepada Deputi VII Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan khususnya kepada Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional (DKKICN) perihal usulan pengajuan wakil Indonesia dalam keanggotaan GGE tersebut.

Agus yang juga Ketua DKKICN itu berharap Indonesia segera dapat menempatkan wakilnya pada GGE.


Credit  ANTARA News

"Opersi Tinombala" targetkan tangkap Santoso alias Abu Wardah dalam 60 hari



Penambahan Pasukan Pengamanan Poso. Sejumlah prajurit TNI dari Kesatuan Raider menaiki pesawat yang akan mengangkut mereka menuju Poso di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (23/1). Sekitar 1.000 orang prajurit dari Kesatuan Kopassus, Marinir, Raider, dan Kostrad akan bergabung dengan 2.000 personel gabungan TNI dan Polri yang sudah lebih dahulu ada di Poso untuk melancarkan operasi keamanan memburu kelompok sipil bersenjata. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Palu (CB) - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah optimistis bisa menyelesaikan tugasnya dengan menangkap kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah dalam tenggang waktu 60 hari.

"Operasi Tinombala yang sudah dimulai dari tanggal 10 Januari 2016, dan kini sudah memasuki minggu ketiga. Kita optimistis dengan sisa waktu operasi ini, mampu menyelesaikan tugas," kata Kepala Operasi Daerah (Kaopsda) Tinombala, Kombes Pol. Leo Bona Lubis, Senin.

Menurutnya optimisme itu didukung dengan peran masyarakat yang resah akibat teror yang mereka lakukan, khususnya di wilayah Kabupaten Poso.

Selain itu, aparat kepolisian juga mendapatkan dukungan penuh dari TNI dalam memperkuat pelaksanaan operasi.

Dia menambahkan penangkapan Santoso Cs merupakan salah satu program "quick win" Polri. Apalagi aksi teror dan keberadaan kelompok santoso dari sudut apapun tidak ada pembenarannya.

"Operasi Tinombala yang sudah dimulai dari tanggal 10 Januari 2016, dan kini sudah memasuki minggu ketiga. Kita optimis dengan sisa waktu operasi ini, mampu menyelesaikan tugas," kata Wakapolda Sulteng tersebut.

Oleh karenanya, dia meminta kepada seluruh personil memasang telinga dan mata untuk menyerap semua informasi terkait keberadaan kelompok Santoso Cs dan melaporkannya ke Kaopsda langsung atau secara berjenjang.

Diketahui, dalam kurun tiga tahun terakhir, terjadi tiga kali pergantian Kepala Kepolisian Daearah (Kapolda) Sulteng, namun aksi terorisme di wilayah Poso tak kunjung tuntas.

Operasi dalam rangka memberantas aksi dan menangkap seluruh pihak yang terlibat juga telah beberapa kali dilakukan, namun tak berbuah hasil yang menggembirakan.

Sejumlah operasi tersebut juga telah memakan korban, baik dari pihak Polri maupun TNI serta warga sipil.

Hal ini juga membuahkan kritik dari sejumlah aktivis, seperti LPS-HAM. Mereka menilai, operasi yang dilakukan hanya menghabiskan uang negara dan dinilai hanya menjadi tempat mencari kekayaan oknum tertentu.



Credit  ANTARA News

Senin, 25 Januari 2016

Vietnam Akan Gunakan Satelit India untuk Awasi China


Vietnam Akan Gunakan Satelit India untuk Awasi China  
Langkah China dalam membangun pulau buatan untuk pangkalan militer di Laut China Selatan membuat gerah Vietnam. (Reuters/CNES 2015)
 
Jakarta, CB -- India akan segera membangun pusat pencitraan dan pelacakan satelit di Vietnam bagian selatan. Fasilitas ini ditengarai bisa digunakan Vietnam untuk mengawasi pergerakan China di wilayah sengketa Laut China Selatan.

Menurut sumber Reuters di pemerintah India, Organisasi Riset Angkasa India, ISRO, akan mendanai dan membangun pusat penerimaan data dan pelacakan satelit di Kota Ho Chi Minh. Menurut media India, biaya pembangunan fasilitas ini sekitar US$23 juta atau lebih dari Rp319 miliar.

Walau dikategorikan sebagai fasilitas sipil dengan kegunaan untuk keperluan pertanian, ilmu pengetahuan dan lingkungan, namun teknologi ini juga bisa digunakan untuk kebutuhan militer, seperti yang disampaikan oleh para ahli.

Apalagi, pemerintah Hanoi selama ini tengah mengembangkan kemampuan teknologi intelijen, pengawasan dan mata-mata mereka menyusul ketegangan dengan China di laut sengketa.


"Dari segi militer, langkah ini sangat signifikan. Kedua pihak sama-sama menang, bagi Vietnam berarti menutupi celah sementara bagi India berarti memperluas jangkauan," kata Collin Koh, ahli keamanan laut dari S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura.

India memiliki pengalaman 54 tahun dalam program antariksa dan menjadwalkan peluncuran satelit setiap bulannya. Negara ini memiliki stasiun satelit darat di kepulauan Andaman dan Nicobar, Brunei, Biak di Indonesia, dan Mauritius.

Namun tidak seperti pos pemantauan satelit luar negeri lainnya, fasilitas India di Ho Chi Minh akan memberikan citra satelit pengawasan bumi India kepada Vietnam. Menurut pejabat India, hal ini sesuai kesepakatan karena Vietnam telah memberi izin India membangun pos satelit di kota mereka.

"Ini semacam quid pro quo yang memungkinkan Vietnam menerima gambar IRS [pencitraan jarak jauh India] secara langsung, tanpa meminta dari India. Tentu saja ini termasuk bagian dari wilayah China yang menjadi kepentingan Vietnam," kata pejabat India yang enggan disebut namanya.

Kementerian Luar Negeri Vietnam membenarkan kerja sama satelit ini namun tidak memberi rincian.

Kementerian Pertahanan China saat dikonfirmasi menegaskan bahwa pos satelit itu bukan untuk tujuan militer. Sementara Kemlu China belum berkomentar.

Vietnam sendiri telah meluncurkan satelit pemantau bumi pada 2013, namun menurut Koh perangkat tersebut tidak mampu memberikan pencitraan resolusi tinggi.

Baik India dan Vietnam memiliki sengketa wilayah dengan China. Langkah China dalam membangun pulau buatan untuk pangkalan militer di Laut China Selatan membuat gerah Vietnam dan negara pengklaim lainnya. Dikhawatirkan, ketegangan di perairan itu bisa berujung pada konflik di kawasan.

Belum ada kepastian kapan pos pemantauan satelit itu akan dibangun. India tidak memiliki jangka waktu terkait proyek ini.

"Ini masih dalam tahap awal, kami masih dalam dialog dengan pemerintah Vietnam," kata Deviprasad Karnik, juru bicara ISRO.




Credit  CNN Indonesia




AS Mulai Bangun Pangkalan Udara di Suriah



AS Mulai Bangun Pangkalan Udara di Suriah
Dilaporkan tengah membangun pangkalan udara di wilayah Suriah. (Istimewa)

DAMASKUS - Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah membangun pangkalan udara di wilayah Suriah. Menurut sumber militer Suriah, AS membangun pangkalan udara di wilayah timur laut Suriah.

Sumber militer Suriah itu menuturkan, AS sedang memperluas pangkalan udara di Milan yang berada provinsi Hasakah. Pangkalan udara ini dahulu biasa digunakan untuk lepas landas pesawat kecil yang hendak menyemprotkan pestisida ke sejumlah ladang yang ada di wilayah tersebut.

"Hampir 100 ahli asal Amerika bersama dengan pasukan Kurdi telah melakukan pekerjaan untuk melebarkan landasan dan memperbaharui beberapa infrastruktur," kata sumber itu yang berbicara dalam konsisi anonim, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (24/1).

"Pangkalan udara tersebut akan digunakan untuk tempat mendarat dan lepas landa helikopter dan pesawat kargo. Saat ini panjang lintasan sudah mencapai 2.700 meter dan siap untuk digunakan oleh pesawat yang akan mengangkut peralatan dan amunisi," sambungnya.

Pentagon sendiri masih enggan memberikan komentar banyak mengenai laporan tersebut. Juru bicara Komando Pusat AS Kolonel Pat Ryder hanya mengatakan bahwa belum ada perubahan strategi berarti di Suriah.





Credit  Sindonews








Rusia Produksi Jet Tempur Supersonik T-50 pada 2017


Rusia Produksi Jet Tempur Supersonik T 50 pada 2017
Rusia akan memproduksi secara serial pesawat jet tempur T-50. | (Sputnik)

MOSKOW - Tes akhir pesawat jet tempur generasi kelima Rusia; PAK-FA atau Sukhoi T-50, dipastikan rampung pada 2016. Militer Rusia menyatakan, pesawat jet tempur canggih dengan kecepatan supersonik itu akan diproduksi secara serial untuk pertama kalinya pada 2017.

Pesawat jet tempur PAK-FA (Perspektif Air Complex Frontline Aviation) sedang diproduksi oleh KnAAPO (Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association) di Timur Jauh Rusia. KnAAPO merupakan BUMN manufaktur pesawat yang memproduksi pesawat militer dan pesawat sipil seperti Sukhoi Super Jet.


Panglima Angkatan Udara Rusia, Viktor Bondarev, yang baru-baru ini mengunjungi fasilitas produksi KnAAPO, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa dia sangat senang dengan perkembangan pembuatan pesawat jet tempur PAK-FA atau T-50.

Kesebelas pesawat T-50 ada pada tempat tidur dan 60-70 persen sudah siap. Pesawat ini akan memasuki tahap yang terakhir dalam rangkaian tes,” kata Bondarev, kemarin. Dia 100 persen yakin bahwa pesawat jet tempur canggih yang dijuluki “robot terbang” itu akan melewati pengujian pemerintah pada akhir 2016.


Tahun depan pesawat masuk ke dalam produksi serial,” ujarnya. Pada saat ini, pesawat jet tempur PAK-FA didukung dengan dua mesin AL-41F1 yang memungkinkan untuk terbang dengan kecepatan jelajah supersonik, yakni mencapai 2.600 km/jam.

Pesawat PAK-FA sempat terbakar di Zhukovsky Airfield di dekat Moskow saat uji coba. ”Pesawat telah dipulihkan dan telah terbang. Ini berfungsi sebagai bukti pesawat sangat dipertahankan, kita perlu mesin seperti itu,” ujarnya Bondarev.






Credit  Sindonews







China Kembangkan Senjata Hipersonik, Pentagon Ketar-ketir


China Kembangkan Senjata Hipersonik Pentagon Ketar ketir
China disebut-sebut tengah mengembangkan senjata hipersonik yang membuat resah sejumlah petinggi Pentagon | (IB Times)

WASHINGTON - Rencana China untuk memodernisasi militernya menimbulkan keresahan di kalangan pejabat militer Amerika Serikat (AS). Para pejabat militer AS pun tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mempresentasikan perkembangan ini sebagai tren yang mengkhawatirkan.

Seperti yang ditunjukkan oleh Panglima Komando Strategis AS, Laksamana Cecil Haney D. Ia menegaskan bahwa pada akhir 2015 lalu China berhasil meluncurkan roket yang membawa 20 mikro satelit. Tidak berhenti sampai di situ, China juga melakukan uji coba senjata hipersonik dan senjata anti satelit sebagai bagian dari program ruang angkasanya yang berkembang pesat.

"China, seperti Rusia, telah mengerahkan semua energinya untuk meningkatkan kemampuannya guna melacak atau membutakan satelit. Dan seperti Rusia, mereka telah menunjukkan kemampuan untuk melakukan manuver yang kompleks di ruang angkasa," kata Haney seperti dilansir dari Sputniknews, Minggu (24/1/2016).

Menurut Haney, Beijing secara total telah melakukan enam tes jangka panjang terhadap hypersonic glide vehicles (HGV). HGV adalah senjata berkecepatan tinggi yang mampu menyerang secara presisi. Kesemua uji coba itu berujung dengan kesuksesan.

Sementara menurut ahli pertahanan Bill Gertz, tes terbaru dilangsungkan pada 23 November lalu. HGV diluncurkan di atas sebuah rudal balistik yang ditembakkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan (TSLC) di provinsi utara China, Shanxi.

Senjata yang disebut dengan kode DF-ZF itu kabarnya mampu melakukan meluncur dengan kecepatan yang sangat tinggi (hingga Mach 10). Menurut beberapa perkiraan, senjata hipersonik China akan muncul ke permukaan dalam waktu kurang dari satu dekade.



Credit   Sindonews



Negara-negara Afrika Siap Buka Kedubes di Jakarta


Negara negara Afrika Siap Buka Kedubes di Jakarta
Nigeria, Ethiopia, Kenya, Ghana dan Senegal adalah sejumlah negara yang siap membukan Kedubes di Jakarta. (Istimewa)

JAKARTA - Sejumlah negara Afrika siap membuka kantor Kedutaan Besar (Kedubes) di Jakarta. Demikian disampaikan Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lastro Simbolon.


"Beberapa negara, termasuk Nigeria, Ethiopia, Kenya, Ghana dan Senegal,” ucap Lastro kepada wartawan di Jakarta, pada Senin (25/1/2016).


”Ethiopia itu perkembangan baik. Waktu itu Bu Menlu (Retno Marsudi) ke sana, bertemu dengan Presiden dan Menlu Ethiopia. Keinginan itu (membuka Kedubes di Indonesia) didorong lagi oleh Menlu. Waktu itu disambut dengan pengiriman pejabat tingkat tinggi dan Dirjen-nya ke sini. Tahun ini akan buka. Nama Duta Besar-nya sudah disebut. Kita tinggal tunggu dari parlemen,” ujarnya.


Selain mengirimkan pejabat tinggi, lanjut Lastro, Pemerintah Ethiopia juga sudah mengirimkan sejumlah diplomat mereka ke Indonesia untuk mempersiapkan pembukaan Kedutaan Besar mereka di Jakarta.


"Sekarang ada tiga diplomat muda Ethiopia sedang mempersiapkan teknis pembukaan kedutaan. Mudah-mudahan menjadi kenyataan. Untuk membangun hubungan Indonesia dan Afrika akan lebih mudah jika jika mereka ada di sini,” kata Lastro.


Credit  Sindonews


Freeport Bisa Ekspor Konsentrat Lagi Kalau Bayar 530 Juta Dollar AS


 
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO Staf PT Freeport Indonesia mengecek salah satu rangkaian proses flotasi atau pengapungan mineral, seperti tembaga, emas, dan perak, di salah satu pabrik pengolahan konsentrat, Tembagapura, Papua.

JAKARTA, CB – Pemerintah telah melarang ekspor mineral mentah (ore) ke luar negeri dan mewajibkan pemegang kontrak karya melakukan pemurnian di dalam negeri sejak 2014.

Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014. Namun demikian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyampaikan, PT Freeport Indonesia bisa melakukan ekspor mineral lagi, setelah membayar jaminan kesungguhan pembangunan smelter sebesar 530 juta dollar AS.

Izin ekspor raksasa tambang Amerika Serikat itu berakhir hari ini, Senin (25/1/2016).

“Freeport wajib menempatkan jaminan 530 juta dollar AS sebagai kompensasi atau wujud kesungguhan bahwa mereka betul-betul sudah menyiapkan dana untuk membangun smelter. Kedua, ada kewajiban memabayar bea keluar sebesar 5 persen,” kata Sudirman, Senin (25/1/2016).

Sudirman menuturkan, keputusan tersebut merupakan hasil rapat lintas kementerian lembaga dengan agenda pembahasan izin ekspor Freeport.

Rapat yang difasilitasi oleh Kementerian ESDM itu dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Bareskrim Polri, serta Jamdatun.

Sementara itu, ketentuan agar Freeport membayar bea keluar sebesar 5 persen didasarkan pada penilaian tim ESDM terkait kemajuan pembangunan smelter Freeport.

Dari target kemajuan 60 persen pada Januari 2016, realisasi perkembangan smelter Freeport baru mencapai 14 persen.

“(Untuk memberikan izin ekspor) Kementerian ESDM akan meminta pendapat hukum kepada Jamdatun untuk menguatkan keputusan ini. Dan kami juga sudah menyampaikan surat ke Freeprot, supaya dua ketentuan ini dipenuhi,” ucap Sudirman.

Ditemui di sela-sela rehat rapat, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menuturkan surat yang dilayangkan kepada pihak Freeport belum mendapat tanggapan.

“Ya kalau hari ini tidak ada tanggapan, tidak ada perpanjangan. Gitu aja,” ucap Bambang.



Credit  KOMPAS.com

Bagaimana Tangan Robot Tawan Mencengangkan Sekaligus Meragukan? Peneliti Mengungkapnya


 
KOMPAS.com / SRI LESTARI I Wayan Sumardana (31) alias Sutawan, saat beraktivitas di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (20/1/2016). Sutawan berhasil membuat tangan robot untuk membantunya bekerja sehari-hari sebagai tukang las.

  CB- Seminggu terakhir, Indonesia dihebohkan oleh inovasi dari warga Karangasem, Bali, I Wayan Sutawan.

Bagaimana tidak heboh? Pria lulusan SMK yang berprofesi sebagai juru las tersebut menciptakan robot tangan yang diklaim menggunakan  teknologi  electroencephalography (EEG), inovasi yang bahkan tak setiap doktor bidang robotika mampu melakukannya.


Yang lebih mengejutkan, di depan awak media, pria berusia 31 tahun itu menunjukkan beragam macam gerakan dengan tangan robotnya. Dalam sebuah video yang beredar di Youtube, Tawan bahkan memeragakan tangan robotnya mengangkat dan menggenggam perlengkapan las dengan gerakan yang begitu halus.

Arjon Turnip, perekayasa kursi roda dengan teknologi EEG dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tercengang sekaligus ragu dengan robot tangan Tawan. "Saya sampai speechless," katanya. "Saya meneliti bertahun-tahun dan belum bisa membuat seperti itu."

Arjon mengatakan bahwa dirinya tak mampu menilai kebenaran inovasi Tawan sebab tak melihat langsung. "Kalau ada di sana, saya bisa bertanya macam-macam. Tapi dengan teknologi yang ada sekarang, itu terlalu maju," jelasnya ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2016).

Meragukan

Sebagai peneliti, Arjon sangat ingin menghargai inovasi. Namun melihat inovasi yang terlalu canggih dari Tawan, Arjon tak bisa memaksa diri untuk tidak meragukan. Dua hal yang dipertanyakan Arjon antara lain letak elektroda dan cara pengolahan sinyal dari otak.

"Kalau kita lihat elektrodanya ada sedikit di atas telinga. Itu letaknya terlalu ke bawah," kata doktor rekayasa mekanik lulusan Pusan University, Korea itu. "Lalu dia bilang untuk menggerakkan tangan kiri, elektrodanya dipasang di sebelah kanan. Tidak sesederhana itu aplikasinya."


Arjon menuturkan, untuk menggerakkan robot dengan pikiran, dibutuhkan konsentrasi. Bagian otak yang berperan untuk konsentrasi ada di bagian depan. Namun, gerakan robot EEG tak hanya melibatkan satu bagian otak. Untuk motorik ada di bagian kanan dan penglihatan di belakang.

Tentang pengolahan sinyal, Arjon mempertanyakan alogaritma yang digunakan. "Sinyal dari otak itu ibarat jarum di tumpukan jerami. Sulit ditangkap dan banyak sampahnya. Itu harus diolah dulu. Butuh akurasi tinggi dalam pengolahan agar bisa buat gerakan halus seperti ditunjukkan Tawan," jelasnya.

Sinyal dari otak sangat kecil, kurang dari 60 mikro volt. Secara teoretis, agar bisa digunakan untuk menggerakkan alat, sinyal harus diperbesar. Teknologi untuk perbesaran sinyal memang tersedia. Tapi, konsekuensi dari perbesaran adalah noise yang besar. Itu harus dibereskan.


Setelah diperbesar, sinyal perlu dipotong. Ada penyesuaian frekuensi dan amplitudonya. Selesai dipotong, sinyal perlu diekstrak. Terakhir, sinyal harus diklasifikasikan sesuai dengan gerakan yang ingin dibuat. Alogaritma khusus diperlukan untuk tiap tahapan.

Proses mengolah sinyal otak sendiri tak mudah. "Untuk kursi roda saya saja, itu mati-matian buatnya. Akurasinya belum tinggi. Padahal itu hanya untuk maju, belok kanan, belok kiri. Punya Tawan itu gerakannya bermacam-macam dan halus sekali. Itu yang membuat saya ragu," jelas Arjon.

Perlu Verifikasi

Inovasi Tawan menarik banyak pihak. Mulai gubernur Bali, bahkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir. Namun demikian, Arjon mengungkapkan, robot tangan buatan Tawan yang luar biasa canggih beserta kondisi tangan Tawan perlu diverifikasi.


Arjon berkomentar, dengan kondisi Tawan yang tak lumpuh total, sebenarnya Tawan juga tak perlu robot dengan teknologi EEG. Teknologi robot elektromyography (EMG) saja sudah cukup. "Sinyal dari otot saja bisa. Lebih ekonomis. Sebab teknologi EEG itu mahal," kata Arjon.


Credit  KOMPAS.com


Ini Cara Kerja Tangan Robot Milik Tawan


KOMPAS.com/Sri Lestari I Wayan Sumardana (31) alias Sutawan, pria asal Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, yang berhasil membuat tangan robot untuk membantunya bekerja sehari-hari sebagai tukang las.
KARANGASEM, CB Stroke yang mengakibatkan tangan kirinya lumpuh tak membuat I Wayan Sumardana alias Wayan Sitawan langsung patah semangat. Dia memutar otaknya untuk menemukan cara agar dia bisa kembali bekerja sebagai tukang las seperti biasanya.

Berbekal informasi dari internet dan ilmu yang diperolehnya selama bersekolah, dia mulai merakit tangan robot sejak empat bulan lalu .


Pria yang kerap disapa Tawan ini lalu menunjukkan bagaimana tangan robotnya bekerja. Rakitan mekanis atau robot yang dipasang di tangan kirinya terkoneksi dengan rangkaian elektrik yang melingkar di kepalanya.

"Cara menggerakkannya sesuai perintah pikiran sendiri kalau mau angkat, mau belok kanan atau kiri," ujar Tawan saat ditemui di bengkelnya di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (20/1/2016) siang.

Menurut pria berusia 31 tahun ini, tangan robotnya tidak bisa dipakai orang lain karena khusus dirancang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Tawan menuturkan, dia merancang alat ini dengan sistem electroencephalography (EEG). Dia mengaku sudah pernah mendengar nama sistem ini, hingga kemudian ketika terkena stroke, dia berburu informasi di internet.

Menurut Kamus Oxford, EEG adalah suatu teknik untuk merekam aktivitas listrik di bagian yang berbeda di otak dan mengubah informasi ini menjadi suatu pola atau gambaran, baik secara digital maupun dicatat di atas kertas yang dinamakan sebagai electroencephalogram.

Dalam kasus Tawan, untuk membantu tangan kirinya, maka yang dipindai oleh alat di kepalanya adalah aktivitas di otak kanannya.

Tujuh kali percobaan

Dengan informasi yang diperolehnya di internet dan pengetahuan yang didapat selama bersekolah di jurusan Elektro Sekolah Teknik Menengah (STM) Rekayasa, Denpasar, hingga tahun 2002, Tawan memberanikan diri untuk bereksperimen.

"Kalau saya menyebutnya, tangan yang saya gunakan ini menggunakan sistem EEG. Sudah tujuh kali saya ganti program," kata Tawan.

Percobaan pertamanya menggunakan remote control pemancar. Namun, ide ini gugur karena dinilai kurang fleksibel.

Percobaan kedua dengan menggunakan BluetoothNamun, dia kurang puas karena ternyata kinerja tangan robotnya terganggu jika ada orang yang mengaktifkan Bluetooth telepon seluler di dekatnya.

Percobaan ketiga menggunakan layar sentuh ponsel Android. Sayangnya, ini membuat alatnya tidak berfungsi maksimal dan cepat error atau hang.

"Katanya saja Android pintar, tetapi ya gitu, dipakai sistem ini malah gerak terus kayak mau mukul gitu. Cepat hang," tambahnya.

Cara lain yang pernah dicoba adalah menggunakan motor akselerator. Tawan mengatakan, tangan robotnya bekerja, tetapi pinggangnya jadi sakit. Ide ini hanya bertahan satu minggu.

Tawan lalu mengungkapkan bahwa dirinya sempat tertarik dengan satu sistem lain yang dinilainya bagus untuk diterapkan. Namanya brain computer interface (BCI). Namun, alat dan komponennya, menurut dia, cukup mahal.

Sistem lain yang dicobanya adalah menggunakan program numerik. Ternyata program numerik juga mahal karena membutuhkan sejumlah peralatan, seperti printer 3D, yang harganya mahal. Selain itu, lanjut Tawan, bahasa programnya sulit dimengerti dan beberapa komponen pendukung lainnya juga mahal.

Menolak disebut pintar

Sejauh ini, Tawan melanjutkan, robot yang dipakainya dengan sistem EEG adalah yang paling cocok dengan kemampuan dan kebutuhannya. Namun, dia mengaku belum mengetahui efek sampingnya. Dia menargetkan untuk mengevaluasi kinerja alat ini dalam enam bulan. Kini, waktu yang tersisa tinggal dua bulan.

"Kalau pakai EEG, sebenarnya pengendalinya bukan otak (sepenuhnya). Cuma, kita berpikir apa, baru bereaksi. Kalau dikendalikan otak, mungkin saya sudah sakit kepala. Ini tidak, cuma lelah saja," ujarnya.

Tawan mengaku bahwa banyak orang bisa membuat tangan robot seperti yang dia gunakan. Oleh karena itu, dia menolak untuk disebut "pintar".

Dia malah menduga bahwa sebagian orang akan menilai hasil karyanya "kuno" alias ketinggalan zaman, apalagi bahan yang digunakannya kebanyakan barang bekas.


Credit  KOMPAS.com




Barang Rongsokan di Lengan Mesin Tawan

 

Barang Rongsokan di Lengan Mesin Tawan


 Credit CNN Indonesia




Inilah Pesawat Tanpa Awak Militer yang Paling Mematikan


Inilah Pesawat Tanpa Awak Militer yang Paling Mematikan
Pesawat tanpa awak MQ-8B Fire Scout buatan Northrop Grumman ini sudah mengalami pengalaman tempur di Afganistan. MQ-8B dirancang untuk memberikan data intelijen, pengawasan, akuisisi target, pengintaian, dukungan serangan udara, dan memberikan manajemen pertempuran. Drone helikopter ini dapat membawa rudal Hellfire, bom dipandu laser Viper Strike, rudal Advanced Precision Kill Weapon System (APKWS), roket dipandu laser 70mm. Drone ini memiliki daya jelajah 1104 km dan daya tahan 7,75 jam. U.S. Navy photo by Kelly Schindler

Inilah Pesawat Tanpa Awak Militer yang Paling Mematikan
Pesawat tanpa awak Predator C Avenger buatan General Atomics Aeronautical Systems merupakan drone dengan daya tahan lama (18 jam), dapat terbang tinggi (15 km), dan memiliki kemampuan yang super. Predator C dapat membawa senjata total seberat 1,5 ton. Senjata yang dibawa adalah rudal Hellfire, GBU-12/49, GBU-31, GBU-32, GBU-38 JDAM, GBU-39, dan GBU-16/48. militaryparitet.com


Inilah Pesawat Tanpa Awak Militer yang Paling Mematikan
Gray Eagle adalah pesawat tanpa awak buatan General Atomics Aeronautical Systems. Drone ini mampu terbang sangat tinggi dan memiliki daya tahan lama dan memiliki kecepatan maksimum 278 km/jam dan kecepatan jelajah 250 km/jam dengan rentang 400 kilometer. Gray Eagle dirancang untuk pengintaian, pengawasan, akuisisi target, dan melakukan operasi penyerangan. Drone ini mampu membawa empat rudal Hellfire, perangkat lain yang dapat dibawa adalah electro-optical/infrared (EO/IR) dengan laser untuk membidik target, synthetic aperture radar (SAR), dan relai komunikasi. wikipedia.org

Inilah Pesawat Tanpa Awak Militer yang Paling Mematikan
Drone MQ-9 Reaper buatan General Atomics Aeronautical Systems digunakan untuk mengeksekusi target, pengintaian terhadap target penting dan bernilai tinggi, dan mengumpulkan data intelejen. Drone ini mampu menjalankan berbagai misi, terbang hingga ketinggian hingga 15 km medium, dan daya tahan sampai 27 jam. MQ-9 Reaper dapat membawa rudal dipandu laser GBU-12 Paveway II, rudal udara ke darat Hellfire, dan rudal GBU-38 JDAM (Joint Direct Attack Munitions). infodron.es


Inilah Pesawat Tanpa Awak Militer yang Paling Mematikan
Pesawat tanpa awak Medium-Altitude Long-Endurance (MALE) Wing Loong II dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Corporation. Drone ini dirancang untuk operasi pengintaian dan pengawasan udara. Wing Loong II dapat membawa rudal udara ke dara untukt melakukan misi penyerangan. Drone ini mampu melaju hingga kecepatan 370 km/jam, mencapai ketinggian 9 km, dan daya tahan terbang 20 jam. Wing Loong II dapat membawa rudal udara ke darat BA-7, bom dipandu laser YZ-212, bom anti personil YZ-102A, dan bom dipandu LS-6 50 kg. army-technology.com













Credit  Tempo.co






Ini 'Si Wulung', Drone Buatan PTDI yang Terbang Hingga Radius 120 Km

Ini Si Wulung, Drone Buatan PTDI yang Terbang Hingga Radius 120 Km
Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperoleh penugasan pemerintah untuk melakukan proses produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone. Tahap awal, PTDI hampir menyelesaikan sertikat tipe (type certificate) PTTA Wulung.

PTTA Wulung merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Setelah keluar hasil prototype drone bernama Wulung, selanjutnya PTDI diberi tugas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melakukan tahap sertifikasi hingga produksi.



Secara bentuk PTDI tidak melakukan perubahan, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen pesawat terbang ini melakukan perombakan dari material hingga sistem drone tersebut.

"Pesawat ini bentuk luar luar mirip dengan dikembangkan oleh BPPT, tetapi secara dalamannya sudah jauh berbeda yakni mulai dari material dan proses pembuatan. Kemudian sistem itu sudah jauh berbeda dengan yang dipakai dan dikembangkan teman-teman BPPT," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).



PTDI melakukan persiapan proses produksi untuk Wulung sejak 2014. Wulung sudah menjalani berbagai uji agar bisa mengantongi sertifikat tipe. Pada akhir Januari 2016, Wulung ditargetkan bisa memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).

Bila proses sertifikasi tuntas, Wulung telah memenuhi standar industri penerbangan dan siap diproduksi massal. Rencananya, 3 unit Wulung bakal diserahkan kepada pemesan, yakni Kementerian Pertahanan (Kemhan) mulai awal Februari 2016, setelah sertifikat tipe terbit.



Selain itu, Bona juga menjelaskan, fungsi drone made in Bandung ini yakni dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pemantauan, hingga intelijen alias mata-mata. Saat terbang, Wulung mampu terbang dari pusat take off hingga radius 100-120 kilometer (km), dan mampu terbang selama 4 jam non stop. Wulung mampu terbang dengan ketinggian 8.000 kaki (feet).

"Wulung bisa terbang sejauh 100-120 km," sebutnya.







Credit  detikFinance




Wulung, Drone Mata-mata Canggih Made in Bandung

Wulung, Drone Mata-mata Canggih Made in Bandung
Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyiapkan drone canggih siap produksi bernama Wulung. Drone made in Bandung ini dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pemantauan, hingga intelijen alias mata-mata di pulau terluar dan daerah perbatasan.

Saat terbang, Wulung mampu terbang dari pusat take off hingga radius 100-120 kilometer (km), dan mampu terbang selama 4 jam non stop.




Credit  detikFinance












Kandungan Lokal 75%, Wulung Si Mata-mata Dikerjakan 100 Insinyur RI


Kandungan Lokal 75%, Wulung Si Mata-mata Dikerjakan 100 Insinyur RI
Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengerahkan 100 insinyur dalam proses pengembangan dan sertifikasi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone bernama Wulung. Para insinyur dan mekanik pesawat itu bekerja dari tahun 2014, agar drone yang awalnya dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bisa diproduksi, dan mengikuti standar industri penerbangan.

"Ini melibatkan 100 insinyur untuk pengembangan drone," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

Bona menjamin, para insinyur dan mekanik tersebut merupakan putra-putri Indonesia yang bekerja di PTDI.

"Kita menggunakan insinyur PTDI dan nggak ada yang asing," tambahnya.



Kerja keras 100 insinyur dan mekanik pesawat tersebut membuahkan hasil. Akhir Januari 2016 ini, drone yang memiliki tugas mata-mata ini ditargetkan akan memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA). Dengan dikantonginya sertifikat tipe, Wulung telah siap diproduksi massal.

"Sertifikat tipe akhir bulan dapat," sebutnya.

Pesawat tanpa awak tersebut diklaim memiliki komponen lokal sampai 75%. PTDI masih mengimpor peralatan elektronik, pilot control hingga kamera. Ke depan, PTDI akan menggandeng BUMN lainnya yakni PT LEN untuk meningkatkan komponen lokal.

"Sekarang komponen lokal di atas 75%. Dari airframe bikin sendiri, terus kita uji," tambahnya.





Credit  detikFinance










Wulung, Drone Pertama di ASEAN yang Berstandar Industri Pesawat

Wulung, Drone Pertama di ASEAN yang Berstandar Industri Pesawat
Jakarta -Wulung merupakan pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dalam waktu dekat, Wulung akan mengantongi sertifikat tipe siap produksi dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).

Bila sertifikat terbit, Wulung diklaim sebagai drone pertama di Asia Tenggara yang mengikuti standar industri penerbangan, yakni mulai material, proses hingga kualitas.

"Di Asia Tenggara yang mengikuti standar pesawat baru Indonesia," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).



Tak tanggung-tanggung, PTDI melibatkan 100 insinyur hingga mekanik pesawat untuk melahirkan drone siap produksi.

Selama proses ujicoba hingga sertifikasi, PTDI memakai 5 unit drone. Bila berhasil mengantongi sertifikat dari IMAA, Wulung akan menyerahkan 3 unit kepada Kementerian Pertahanan pada Februari 2016, sedangkan sisanya dipakai untuk tahap pengembangan drone fase berikutnya.

"Kami sudah buat 5 pesawat, yakni 3 diserahkan ke Kemhan, 1 kita diserahkan ke Balitbang (TNI), 1 sebagai pesawat untuk development," tambahnya.

Setelah masuk fase produksi, PTDI mampu melahirkan 1 unit drone jenis Wulung siap terbang dalam waktu 5 minggu. PTDI mengaku komponen lokal pada drone jenis Wulung telah mencapai 75%.

"Komponen lokal di atas 75%. Airframe bikin sendiri, yang belum komponen elektronik, pilot control, dan kamera belum ditemukan (diproduksi) di Indonesia," sebutnya.




Credit detikFinance















'MALE', Drone Canggih Buatan PTDI Bisa Terbang 24 Jam Non Stop

MALE, Drone Canggih Buatan PTDI Bisa Terbang 24 Jam Non Stop
Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan masuk pengembangan drone atau Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). Drone kelas ini dirancang mampu terbang non stop 24 jam dengan ketinggian jelajah sampai 23.000 kaki (feet).

"Saat ini dirancang mampu terbang 24 jam di udara," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

Dengan kemampuan terbang 24 jam tanpa jeda, drone canggih jenis ini memang dirancang untuk misi terbang jarak jauh, yakni bertugas hingga ke pulau-pulau terluar.

Bila pergerakan pasukan memerlukan waktu sampai ke lokasi, drone jenis ini bisa melakukan pengintaian lebih awal bahkan penindakan langsung kepada obyek sasaran yang dinilai berbahaya. Drone bisa langsung menembak sasaran dengan roket.

"Ini permintaan TNI supaya bisa penindakan. Kalau ada sesuatu berbahaya yang istilahnya sebelum tentara atau bantuan datang, maka kita bisa melakukan penindakan," sebutnya.

Dalam fase pengembangan ini, PTDI berencana menggandeng PT LEN (Persero) untuk mendukung pembuatan sistem elektronik. Langkah ini juga dilakukan dalam misi untuk meningkatkan konten lokal.

"Kita kolaborasi dengan PT LEN untuk pengembangan electronic mission system," ujar Bona.

Ditargetkan, drone canggih jenis ini bisa uji terbang (test flight) mulai 2018.

"Tahun ini preliminary design, tahun depan masuk detail design dan prototype, kemudian uji terbang baru bisa dilakukan pada tahun 2018," tambah Bona.



Credit  detikFinance


Saingi AS dan China, PTDI Rancang Drone yang Bisa Tembakkan Roket

Saingi AS dan China, PTDI Rancang Drone yang Bisa Tembakkan Roket
Jakarta -Pengembangan drone atau pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tak berhenti sampai di Wulung. PTDI sedang merancang drone yang memiliki kemampuan dan ukuran lebih besar.

Drone tersebut masuk kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). PTTA jenis ini mengikuti drone sekelas buatan Amerika Serikat (AS), MQ-1 Predator dan China, CH-4. Dengan kemampuan serupa, PTDI akan merancang drone yang dilengkapi sistem persenjataan.

Artinya, drone tersebut bisa dilengkapi roket untuk misi perang. Drone jenis direncanakan bisa membawa 2 sampai 4 unit roket.

"Jadi kita rencana buat drone yang mirip dengan drone buatan Amerika dan China. Drone ini nantinya dilengkapi senjata," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

Drone sejenis seperti MQ-1 Predator biasa dipakai oleh AS untuk menjalankan misi di Irak hingga Afganistan. Lanjut Bona, PTDI sekarang sedang masuk tahap preliminary design untuk pengembangan MALE.

"Tahun depan masuk detail design dan prototype, kemudian uji terbang baru bisa dilakukan pada tahun 2018," tambahnya.



Hingga saat ini, PTDI belum memberi nama drone yang dirancang ini. Meski demikian, PTDI telah memiliki gambaran tentang kemampuan dan bentuk dari drone kelas MALE ini.

Nantinya, drone ini mampu terbang dengan ketinggian maksimal 23.000 kaki dan radius terbang dari pusat kendali ialah 250 kilometer (km). Saat menjalankan misi, drone jenis ini bisa terbang non stop selama 24 jam.

"Saat ini dirancang mampu terbang 24 jam di udara karena didesain untuk jaga perbatasan terluar yang jauh," tambahnya.

Sejalan dengan pengembangan drone jenis MALE, PTDI juga sedang melakukan pembuatan roket untuk mendukung operasional drone. Roket jenis ini dirancang mampu menembak sasaran dengan radius efektif 5-6 km.

"Senjatanya masih open, tapi kita rencanakan yang dibuat oleh PTDI yakni RD 702. RD 702 ini bisa menembak dengan radius 5-6 km," sebutnya.


Credit  detikFinance



Ini Kehebatan Drone Canggih 'MALE' yang Dilengkapi Roket

Ini Kehebatan Drone Canggih MALE yang Dilengkapi Roket
Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sedang merancang drone yang memiliki kemampuan dan ukuran lebih besar. Drone tersebut masuk kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE).

Drone jenis ini sekelas pesawat tanpa awak buatan Amerika Serikat (AS), MQ-1 Predator dan China, CH-4. Dengan kemampuan serupa, PTDI akan merancang drone yang dilengkapi roket.




Credit  detikFinance











Detik-detik Mendebarkan Saat Kapal Perusak Diapungkan Pertama Kali di Surabaya


Detik-detik Mendebarkan Saat Kapal Perusak Diapungkan Pertama Kali di Surabaya
nuraini faiq
Kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV1) dan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) berhasil diapungkan ke Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, 24 Januari 2016. 
 
CB | SURABAYA - Kapal perang ekspor, Strategic Sealift Vessel (SSV1) dan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) berhasil diapungkan ke Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, 24 Januari 2016. Namun sebelum sukses mengapung, seluruh tim dibuat tegang dan mendebarkan.
Semua tim sebelum mengapungkan dua kapal pesanan Filipina seharga kurang lebih Rp 1 triliun itu terus melantunkan doa.
Mereka lebih dulu mencurahkan seluruh konsentrasinya untuk menuntaskan kapal perang ekspor pertama yang dibuat Indonesia melalui PT PAL itu.
"Dada kami bergetar saat melihat air laut mulai pasang. Sangat ideal. nilah saatnya nama besar bangsa dipertaruhkan. Kami melihat kapal mengapung dengan sempurna di Dermaga. Alhamdulillah," ucap Pimpro SSV dan PKR.
Kapal perang yang dibuat khusus untuk Filipina itu merupakan pengembangan dari kepal sejenis yang pernah diproduksi PT PAL. Yakni kapal Landing Platform Dock 125 meter. (KRI Banda Aceh 593 dan KRI Banjarmasin 592). Indonesia berhasil memenangi tender internasional.
Kapal canggih sepanjang 123 meter tersebut memiliki spesifikasi khusus yang mampu membawa dua helikopter dengan diawaki 121 crew. Kapal perang ini mampu mengangkut sampai 650 pasukan.
Sementara kapasitas angkut bisa membawa bobot hingga 10.300 ton. Kapal ini memiliki draft 6 meter yang dapat melaju delama 30 hari denga jarak 9.360 mile laut. Kecepatan maksimal 16 knot. Mesin kapal perang ini berkapasitas 2 x 2.920 kw.

Sebelum di dermaga, kapal itu berada di dock PT PAL. Setelah sukses mengapung, Turitan menuturkan bahwa target selanjutnya melanjutkan commissioning atau function test. "Seluruh equipment yang sudah terpasang harus berfungsi secara maksimal. Inilah saat yang paling menentukan," tambah Turitan.
Alat-alat yang dinantikan untuk difungsiakn yang utama diesel generator dan main engine. Selain akomodasi, kata Turitan yang alumnus ITS dan Jepang, juga equipment untuk crew dan troops. Selain itu, ada juga finishing navigasi dan alat komunikasi.
"Itulah roh kapal perang. Semua sistem harus kami pastikan berjalan normal dan ideal. Kami yakin, bersama semua tim kami bisa tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu," kata Turitan dengan tangan mengepal.
Kedua kapal ekspor itu akan mengapung sampai dengan akhir Maret 2016. Kemudian dilakukan final docking awal April dan langsung diuji coba.
"Mudah-mudahan lancar sesuai rencana. Semua berharap delivery on time di Manila sebelum Juni. Batas akhir pengiriman Juni."





Credit  SURYA,.co.id

Jumat, 22 Januari 2016

Takut Ancaman Iran, Negara Teluk Bangun Sistem Pertahanan Udara


Takut Ancaman Iran Negara Teluk Bangun Sistem Pertahanan Udara
Ini dilakukan guna mengantisipasi ancaman yang ditimbulkan Iran. (Istimewa)

MANAMA - Negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GGC) dilaporkan tengah membahas mengenai pembangunan sistem pertahanan udara di sepanjang wilayah Teluk. Ini dilakukan guna mengantisipasi ancaman yang ditimbulkan Iran.
 
"Negara Teluk bekerja sama untuk membangun sistem pertahanan rudal balistik bersama dan kami berharap untuk mengumumkan hasil mengenai hal itu segera," kata Komandan Angkatan Udara Bahrain, Hamd bin Abdullah Al Khalifa seperti dilansir Y Net pada Kamis (21/1).
 
Rencana pembangunan sistem pertahanan udara ini muncul setelah dunia internasional mencabut sanksi dan embargo terhadap Iran. Dimana, pencabutan sanksi dan embargo memungkinkan Iran untuk memngembangkan teknologi militer mereka, khususnya rudal balistik.
 
Iran sendiri saat ini memang tengah getol untuk mengembangkan program rudal balistik mereka. Iran bahkan sudah melakukan sejumlah uji coba rudal balistik mereka beberapa waktu lalu.
 
Namun, uji coba rudal balistik ini ternyata memancing kekhawatiran dari Amerika Serikat (AS), yang berujung pada penjatuhan sanksi baru Iran. Tapi, Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti mengembangkan program rudal balistik mereka, walaupun sanksi baru sudah dijatuhkan.

Credit  Sindonews

Inggris Didesak Lawan Putin dan Usir Semua Intelijen Rusia


Inggris Didesak Lawan Putin dan Usir Semua Intelijen Rusia
Eks agen FSB, Alexander Litvinenko yang tewas diduga dibunuh atas perintah Presiden Vladimir Putin. | (Business Insider)

LONDON - Laporan penyelidikan soal kematian mantan agen FSB (sebelumnya KGB) Rusia, Alexander Litvinenko di Inggris yang menyalahkan Presiden Vladimir Putin telah membuat hubungan Moskow dan London tegang. Inggris didesak melawan Putin dan mengusir semua intelijen Rusia yang ada di London.


Desakan itu disuarakan janda Litvinenko, Marina Litvinenko, kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Kasus kematian “pembangkang” Rusia itu telah menjadi babak baru perseteruan Rusia dan Inggris setelah sebelumnya kedua negara terlibat ketegangan terkait krisis Ukraina.

Marina menyerukan Cameron menjatuhkan sanksi terhadap Putin, karena hasil penyelidikan mengungkap bahwa Putin diduga kuat menyetujui pembunuhan Litvinenko di sebuah hotel di Inggris. Mantan agen FSB itu, menurut hasil penyelidikan, tewas akibat diracun mata-mata Rusia atas perintah Kepala Badan Intelijen Rusia (FSB), Nikolai Patrushev, dan pihak Kremlin.


Saya menyerukan segera untuk mengusir semua operasi intelijen Rusia dari Inggris, apakah dari FSB atau lembaga lain Rusia yang berbasis di Kedutaan Besar-nya di London,” kata Marina.

Saya juga menyerukan penjatuhan sanksi ekonomi yang menargetkan dan melarang perjalanan terhadap individu-individu yang terkait, termasuk Patrushev dan Putin. Ini tidak terpikirkan bahwa Perdana Menteri (David Cameron) akan melakukan sesuatu dalam menindaklanjuti temuan memberatkan (dari ketua penyelidikan) Sir Robert Owen,” lanjut Marina Litvinenko, seperti dikutip dari IB Times, Jumat (22/1/2016).


Alexander Litvinenko, mantan agen FSB yang telah menerima suaka di Inggris usai membangkang dari Rusia, meninggal setelah diracun dengan polonium-210 di London pada bulan November 2006. Pengacara Marina Litvinenko, Ben Emmerson, mengatakan dalam konferensi pers bahwa akibat radioaktivitas tinggi dari zat yang digunakan, kesehatan dan keamanan masyarakat juga terancam oleh si pembunuh Litvinenko.

Ada lebih dari 100 individu yang berpotensi terkontaminasi dan 200 situs di London di mana jejak kontaminasi yang ditemukan ini merupakan masalah kesehatan masyarakat; masalah bahaya di jalan-jalan,” katanya.

Ini akan mengejutkan jika Perdana Menteri (David Cameron), yang membanggakan dirinya dengan menjaga jalan-jalan London aman dari terorisme, akan duduk berpangku tangan dalam menghadapi temuan yudisial, bukan hanya terorisme nuklir, tetapi terorisme nuklir yang disponsori negara (Rusia),” kata Emmerson.


Rusia telah bereaksi keras terhadap hasil penyelidikan yang menyudutkan Presiden Putin itu. Duta besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, yang telah dipanggil Kementerian Luar Negeri Inggris, mengatakan laporan penyelidikan itu akan merusak hubungan bilateral Inggris dan Rusia.

”Provokasi kotor Pemerintah Inggris ini tidak bisa tidak merusak hubungan bilateral kami,” katanya. ”Kami menganggap kasus Litvinenko dan bagaimana penyelidikan kasus itu ditutup adalah sebuah bentuk provokasi yang mencolok oleh Pemerintah Inggris,” katanya lagi.

”Ini benar-benar tidak dapat diterima bahwa negara kami, Rusia, diduga terlibat dalam kematian Litvinenko,” tegasnya.





Credit  Sindonews