Pamela Geller, presiden AFDI, mengaku
tidak kapok mengadakan acara bertema anti-Islam pasca penembakan di
Texas, Amerika Serikat. (Reuters/Mike Stone)
Texas, CB
--
Pameran karikatur Nabi Muhammad di Texas, Amerika
Serikat berujung penyerangan yang menewaskan dua pelakunya. Pameran ini
tidak terlepas dari peran organisasi American Freedom Defense Intiative,
AFDI, sebagai penyelenggaranya.
AFDI yang dipimpin oleh Pamela
Geller memang dikenal sebagai organisasi yang kerap menyuarakan
anti-Islam dan penentangan terhadap perkembangan Islam di Amerika
Serikat.
Sikap anti-Islam ini jelas terlihat dalam beberapa
praktik dan tindakan kelompok ini. Pameran karikatur yang melecehkan
Nabi Muhammad di Texas pekan ini hanya satu dari sekian aksi mereka yang
menyudutkan Islam.
Mengutip CNN,
Geller sebagai presiden AFDI membuat program bernama "Hentikan
Islamisasi Negeri", yang disingkat SION, berupa inisiatif menentang
penyebaran Islam di AS. Situs Pamella Geller bahkan diganjar penghargaan
dari klub simpatisan Partai Republik AS dan Koalisi Kreatif Zionis.
Prinsip
dalam SION adalah "menghentikan imigrasi warga Muslim ke negara-negara
yang populasinya bukan mayoritas Muslim", yang dimaksud tentu saja
Amerika Serikat.
Selain itu SION juga mendesak "pengawasan
terhadap masjid-masjid dan pemeriksaan rutin masjid di seluruh AS dan
negara-negara non-Muslim lainnya untuk mencari materi-materi
pro-kekerasan."
Anti pusat budaya IslamPada
tahun 2010, AFDI menentang pembangunan Pusat Budaya Islam di dekat
Ground Zero, lokasi ambruknya dua menara WTC dalam serangan terorisme 11
September 2001.
Menurut AFDI, pembangunan tersebut telah mencederai para korban 9/11 serta merupakan bentuk supremasi Islam di New York.
Daisy Khan anggota lembaga American Society for Muslim Advancement
membantah hal tersebut dan mengatakan bahwa pusat budaya Islam itu
sebenarnya adalah pusat komunitas untuk memberikan pengetahuan soal
Islam pada masyarakat.
"Banyak yang tidak paham soal Islam.
Fasilitas ini berdedikasi memberikan pendidikan, dan juga untuk melawan
ekstremisme karena Muslim moderat juga butuh suara," kata Khan.
Iklan anti-IslamTidak
sampai di situ saja, AFDI pada 2012 semakin gencar melancarkan kampanye
mereka. AFDI menyewa ruang iklan di stasiun bawah tanah untuk
menyuarakan propaganda, salah satunya berbunyi: "Dalam setiap perang
antara manusia beradab dan biadab, dukung manusia beradab. Dukung
Israel. Kalahkan Jihad."
Iklan anti-Islam juga sempat beberapa kali dipasang di bus kota New York dan San Fransisco, sebelum akhirnya dilarang.
Ibrahim
Hooper dari Dewan Hubungan Islam-Amerika mengatakan bahwa iklan-iklan
tersebut sangat berbahaya. "Iklan-iklan ini bertujuan agar masyarakat
yang bukan Islam membenci Islam dan berbuat buruk pada Muslim Amerika,"
kata Hooper.
Aksi terbaru AFDI yang menggelar pameran kartun Nabi
Muhammad di Garland, Texas, awal pekan ini adalah respon mereka
terhadap penembakan di kantor majalan Charlie Hebdo, Paris, pada Januari
lalu.
Pamela mengatakan, karikatur yang memenangkan pameran itu
mendapatkan US$10 ribu. Menanggapi kekerasan yang mewarnai acaranya,
Pamela mengaku tidak gentar dan tetap akan mengadakan acara serupa di
masa depan.
"Saya tidak akan mengekang kebebasan saya hanya agar
tidak menyinggung orang-orang biadab. Kebebasan berbicara dilanggar di
sini," kata Geller.
Organisasi ekstremKebebasan
berbicara memang menjadi jargon utama kelompok ini, begitu juga soal
kesetaraan semua orang. Namun yang menjadi incaran satu-satunya AFDI
adalah agama Islam.
Karena paham mereka ini, lembaga anti
kebencian dan fanatisme, Southern Poverty Law Center, SPLC, memasukkan
AFDI sebagai organisasi ekstrem dan anti-Islam.
"Organisasi
kebencian yang anti-Islam memfitnah Islam, yang mereka anggap sebagai
agama yang jahat dan monolitis. Organisasi-organisasi ini memegang paham
bahwa Islam tidak memiliki kesamaan nilai dengan kebudayaan lain,
merendahkan Barat dan merupakan ideologi politik dengan kekerasan,"
tulis SPLC.
Credit
CNN Indonesia