Tentara
Arab Saudi menembakkan rudal ke arah tentara Houthi dari daerah
perbatasan antara Arab Saudi dengan Yaman, Senin (13/4).
(REUTERS/Faisal Al Nasser )
Jakarta (CB) - Pemerintah akan mengundang para duta besar
dari negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk membahas mengenai
situasi terkini konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa malam, mengatakan
pertemuan tersebut merupakan upaya untuk mencari solusi bagi persoalan
seperti penyebaran paham Islam radikalisme pembentukan Negara Islam Irak
dan Suriah serta gejolak di Yaman.
"Besok (Rabu, 14/4), Pemerintah akan mengundang para dubes dari
negara OKI, ada sekitar 57 dubes di sini untuk bertemu dengan saya dan
Presiden (Joko Widodo)," kata Wapres Kalla usai mengundang tokoh ulama
dan ormas Islam di kediamannya.
Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut dihadiri oleh
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Menteri Luar Negeri AM
Fachir, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP
Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muslimat NU Khafifah Indar
Parawansa, Wakil Ketua Umum MUI Maruf Amin, Ketua PP Muhammadiyah
Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Persis Maman Abdurrahman.
Kemudian Ketua Umum PB Al-Washliyah Yusnar Yusuf, Ketua Dewan
Penasehat ICMI Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum PB Persatuan Tarbiyah
Islamiyah Basri Barmanda, Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Zainul Madjid,
Ketua Umum PP Aisyiah Noorjanah Johantini, Sekjen Dewan Masjid Indonesia
Imam Addaruquthni, Ketua Umum PB Darud Dakwah Wal Irsyad Rusdy Ambo
Dalle, serta Ketua GP Anshor Nusron Wahid.
Pertemuan dengan para dubes OKI tersebut dimaksudkan untuk menyamakan
persepsi dalam mencari jalan keluar bagi penjagaan perdamaian di
negara-negara Islam.
"Presiden juga akan menyampaikan sikap Indonesia menghadapi situasi
yang terjadi akhir-akhir ini. Baru nanti setelah itu kita lihat upaya
apa yang dapat dilakukan bersama untuk memberikan kedamaian yang lebih
baik di negara-negara Islam," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan pihaknya bersama
perwakilan tokoh ulama dan ormas Islam telah menyampaikan pandangan
mengenai situasi terkini yang terjadi di negara-negara Islam, khususnya
di kawasan Timur Tengah.
"Kami dari Majelis Ulama Indonesia dan pimpinan sejumlah ormas Islam
tingkat pusat telah terlibat dalam tukar-menukar pikiran tentang apa
yang kita hadapi, khususnya gejolak yang terjadi di dunia Islam," kata
Din.
Din juga mengatakan para tokoh Islam telah sepakat untuk mendorong
Pemerintah Indonesia, melalui Wapres Kalla, guna mengambil inisiatif
untuk menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui
pertemuan dengan dubes negara OKI tersebut.
"Kami sepakat agar gejolak yang terjadi di dunia Islam ini tidak
masuk ke dalam negeri kita Indonesia yang aman dan tenteram ini. Kami
juga mendorong Wapres untuk memprakarsai mediasi guna mendamaikan sesama
muslim yang bertikai di sana," tambahnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa malam, mengundang sejumlah
perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam dan pimpinan majelis ulama
untuk membahas masalah yang dihadapi negara Islam, termasuk penyebaran
paham radikalisme pembentukan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Credit
ANTARA News
Wapres dampingi dubes negara-negara OKI bertemu Presiden
Krisisi
Yaman. Seorang anak perempuan berlari mencari perlindungan saat terjadi
serangan udara di Sanaa, Rabu (8/4). (REUTERS/Khaled Abdullah)
Jakarta (CB) - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan mendampingi
duta besar negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam
pertemuan mereka dengan Presiden Joko Widodo guna membahas situasi dunia
Islam secara global pada masa sekarang ini.
Berdasarkan informasi dari Sekretariat Wakil Presiden yang diterima
di Jakarta, Rabu pagi, agenda Wapres Jusuf Kalla hari ini, antara lain
adalah mendampingi duta besar negara-negara OKI di Istana Merdeka,
Jakarta Pusat.
Pada Selasa malam, Jusuf Kalla mengadakan
pertemuan tokoh ulama dan ormas Islam di kediamannya. Pertemuan
tersebut merupakan upaya untuk mencari solusi bagi persoalan
seperti penyebaran paham Islam radikalisme pembentukan Negara Islam Irak
dan Suriah serta gejolak di Yaman.
Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut dihadiri oleh
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Menteri Luar Negeri AM
Fachir, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP
Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muslimat NU Khafifah Indar
Parawansa, Wakil Ketua Umum MUI Maruf Amin, Ketua PP Muhammadiyah
Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Persis Maman Abdurrahman.
Kemudian Ketua Umum PB Al-Washliyah Yusnar Yusuf, Ketua Dewan
Penasehat ICMI Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum PB Persatuan Tarbiyah
Islamiyah Basri Barmanda, Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Zainul Madjid,
Ketua Umum PP Aisyiah Noorjanah Johantini, Sekjen Dewan Masjid Indonesia
Imam Addaruquthni, Ketua Umum PB Darud Dakwah Wal Irsyad Rusdy Ambo
Dalle, serta Ketua GP Anshor Nusron Wahid.
Hasilnya Pemerintah akan mengundang para dubes dari
negara OKI, sini untuk bertemu dengan Presiden.
Jusuf Kalla beberapa waktu lalu juga telah mewakili pemerintah RI
berbicara dengan pejabat tinggi Turki di Jepang, Minggu (15/3), guna
bekerja sama dalam mengatasi radikalisasi agama, terutama terkait dengan
fenomena sejumlah orang yang bergabung dengan gerakan Negara Islam di
Irak dan Suriah (ISIS).
Credit
ANTARA News